Nandur

Vol. 3, No. 3, Juli 2023                                                      https://ojs.unud.ac.id/index.php/nandur

EISSN: 2746-6957 | Halaman 57-68                                    Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Redesain Area Outdoor Gym dan Children Playground pada Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar

Shafira Balqish, Naniek Kohdrata*), I Made Agus Dharmadiatmika

Program Studi Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali, 80232

*)Email: [email protected]

Abstract

This research aims to make a design as reference to restore the function of children's playground and create a suitable design for the outdoor gym and children's playground area with survey method and proceed with qualitative descriptive analysis which refers to stages of design landscape process by Seymour M. Gold. The result of this research is that the researcher makes a concept design that lead to schematic design based on the result of analytic and synthesis stage. The main concept design refers to the basic form of Museum Bajra Sandhi based on AjiBlêgodawa text then it transformed into design layout of the space that divide into two main space, children’s playground area and outdoor gym area with the mixed circulation path from three types of circulation namely direct circulation, rotating circulation, and collecting circulation. As for the concept facilities, Children’s Playground refers to urban playground concept by utilizing the site as a semi-massive area to give the sense of space exploration for the users, meanwhile the sports facilities refers to cross-fit gym concept to make it more accessible for all. As for the softscape the researcher only use shrubs as an accent and a supporting aspect because this area is already surrounded by large trees.

Keywords: children playground, outdoor gym, lapangan puputan margarana niti mandala renon

  • 1.    Pendahuluan

Kelurahan Renon merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar Bali. Kelurahan ini merupakan daerah yang ramai dengan aktifitas masyarakat karena memiliki infrastruktur yang tergolong maju dan memiliki fasilitas-fasilitas umum yang tersedia untuk masyarakat. Selain itu, Kelurahan Renon juga memiliki Monumen Perjuangan Rakyat Bali atau biasa disebut dengan Monumen Bajra Sandhi yang merupakan identitas fisik Kota Denpasar, sehingga daerah ini menjadi daerah yang terkanal dan ramai dikunjungi oleh masyarakat maupun turis. Monumen Bajra Sandhi terletak di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, lapangan ini juga memiliki beberapa fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, salah satunya yaitu outdoor gym dan children playground. Namun, sangat disayangkan karena kedua fasilitas ini sudah mulai terbengkalai akibat kurangnya perhatian dari pengelola fasilitas.

Outdoor gym dan children playground ini terlihat terbengkalai sebab permainan anak-anak pada childre playground tampak sudah berkarat dan rusak, permainan yang sudah rusak ini tidak memungkinkan lagi untuk digunakan anak-anak karena akan membahayakan. Untuk alat-alat pada outdoor gym masih terlihat kokoh dan layak untuk digunakan.

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan redesain area outdoor gym dan children playground untuk meningkatkan nilai estetika dan fungsinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Pada tahap pengolahan data menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang mengacu pada tahapan proses desain taman.

  • 2.    Bahan dan Metode

    2.1    Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan di Lapangan Niti Mandala Renon, Kelurahan Renon, Denpasar Selatan, Bali. Tepatnya berada di area outdoor gym dan children playground pada lapangan Niti Mandala Renon dengan luas area kurang lebih sebesar 240 m². Peta lokasi dapat dilihat pada Gambar 1. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu lima bulan dimulai dari Januari sampai dengan bulan Agustus 2022

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

  • 2.2    Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa master plan Lapangan Niti Mandala Renon dan desain awal dari taman bermain anak dan outdoor gym, alat keras yang digunakan adalah alat tulis, alat ukur, kamera, dan laptop. Perangkat lunak yang digunakan adalah Adobe Photoshop, AutoCAD, Google Earth, Microsoft Office, dan SketchUp untuk ilustrasi, pengerjaan desain, dokumentasi lokasi, dan pengerjaan laporan.

  • 2.3    Metode Penelitian

Penulisan Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan strategi pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka (Burhan Bungin, 2008). Selanjutnya untuk tahap pengolahan data menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang mengacu pada tahapan proses desain taman (Gold,

  • 1988) . Data didapatkan melalui proses desain yang pertama, yaitu inventarisasi dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, hasil pengolahan data tersebut masuk pada tahapan analisis dan sintesis untuk menghasilkan konsep yang kemudian dikembangkan. Dengan hasil akhir berupa gambar skematik desain, gambar siteplan, gambar perspektif, gambar tampak, dan gambar detail komponen taman yang di desain.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    3.1    Kondisi Umum

Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon berada di -8.66 LS dan 115.23 BT, serta berada pada ketinggian 25 m dpl, dengan luasan kurang lebih 30.000m2. Secara administratif Lapangan Puputan Margarana Kawasan Niti Mandala Renon berbatasan langsung dengan Jalan Raya Puputan, Jalan Insinyur Haji Juanda, Jalan Kusuma Atmaja, dan juga Jalan Basuki Rahmat, sehingga Lapangan Puputan Margarana dapat disimpulkan menjadi lokasi yang cukup strategis dapat dilihat pada gambar 2. Lapangan ini memiliki semua fasilitas penunjang bagi pengunjung dalam radius 1 km, dengan area yang strategis Lapangan Puputan Margarana tidak pernah sepi pengunjung.

Gambar 2. Batas area Lapangan Puputan Margarana

Ciri khas dari Lapangan Puputan Margarana ini adalah Museum Bajra Sandhi atau yang lebih dikenal sebagai Monumen Bajra Sandhi, yaitu monumen yang melambangkan perjuangan rakyat Bali. Museum Bajra Sandhi memiliki arsitektur khas tradisional Bali. Pembangunannya sarat akan makna filosofi agama Hindu. Selain Monumen Bajra Sandhi, Lapangan Puputan Margarana juga dilengkapi juga dengan beberapa fasilitas pendukung lain seperti jogging track, lapangan basket, lapangan parkir, toilet, dan tidak lupa fasilitas alat bantu berolahraga dan saran taman bermain bagi anak-anak yang menjadi lokasi penelitian penulis dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Denah lokasi outdoor gymchildren playground

Posisi outdoor gym dan outdoor gym berada pada sudut Lapangan Puputan Margarana, tepatnya disebelah tenggara Museum Bajra Sandhi. Karena itu view from site yang potensial adalah lapangan dan Museum Bajra Sandhi, selain itu area outdoor gym dan children playground juga sangat dekat dengan tempat parkir, sehingga area sangat mudah untuk diakses. Area outdoor gym danchildren playground juga memiliki banyak potensi lain seperti akses pejalan kaki, area duduk, meskipun kurang terawat.

Luasan dari area outdoor gym dan children playground memiliki luasan kurang lebih 360 m2, jika dibandingkan dengan skala Lapangan Puputan Margarana, area ini tampak sangat kecil. Namun, dengan luasan tersebut, sebenarnya area ini sudah mampu menampung segala kegiatan di dalamnya. Terlebih pengguna outdoor gym dan children playground akan didominasi oleh anak-anak yang secara dimensi skalanya lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa.

Secara peruntukan, outdoor gym dan children playground dimanfaatkan sebagai tempat untuk bermain anak juga tempat untuk ber-olahraga bagi orang dewasa. Outdoor gym dan children playground juga seringkali digunakan sebagai area untuk beristirahat bagi warga yang sedang melakukan olahraga jogging karena areaoutdoor gym dan children playground juga bersebelahan dengan jogging track. Meski peruntukannya sudah sesuai, namun zoning antara area bermain anak-anak dengan gym orang dewasa kurang jelas.

  • 3.2    Biofisik

    3.2.1    Iklim

Lapangan Puputan Margarana berlokasi di Bali, yang merupakan daerah tropis dan memiliki dua iklim, yaitu iklim kemarau dan iklim penghujan. Saat kemarau lokasi ini cenderung sangat panas, namun karena pada area outdoor gym dan children playground dikelilingi oleh tanaman pohon yang cukup tinggi membuat area ini lebih teduh saat kemarau, dan menjadi canopy pada saat musim hujan dengan mengurangi tetesan air. Meski demikian perlu diberi peneduh buatan pada area outdoor gym dan children playground.

  • 3.2.2    Sumber Aliran Air

Terdapat sumur bor area outdoor gym dan children playground dan tidak mengganggu visual pada area ini. Namun saat ini sumber dan aliran air kurang

dimanfaatkan pada area outdoor gym dan children playground. Setiap taman bermain membutuhkan sarana yang bersumber pada ketersediaan air bersih, dan juga sumber air yang layak minum. Terlebih area outdoor gym dan children playground diperuntukan untuk anak-anak dan orang yang berolahraga.

  • 3.2.3    Tanah

Jenis tanah pada area outdoor gym dan children playground adalah mediteran. Tanah jenis mediteran ini sering kali dimanfaatkan untuk bercocok tanam, maka dari itu tanaman pada area outdoor gym dan children playground terlihat tumbuh subur, bahkan kerap ditumbuhi dengan tanaman liar. Tidak ada kendala mengenai tanah pada tapak sehubungan dengan penggunaan tanaman. Menurut USDA, Tanah Mediteran merupakan tanah ordo alfisol. Alfisol berkembang pada iklim lembab dan sedikit lembab.

  • 3.2.4    Tanaman

Terdapat beberapa jenis tanaman pada area outdoor gym dan children playground, kelompok tanaman hanya terdiri dari jenis pohon besar yang termasuk kategori tanaman peneduh setinggi 3 meter. Yang pertama, terdapat pohon Bungur yang dikenal dengan nama lain Lagerstroemia Speciosa, yang kedua pohon Angsana dengan nama lain pterocarpus indicus, yang ketiga pohon mahoni dengan nama lain swietenia mahogani, dan yang terakhir pohon kapuk dengan nama lain Ceiba Petandra.

  • 3.2.5    Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di area outdoor gym dan children playground terbagi menjadi tiga, yaitu fasilitas alat bermain anak, fasilitas outdoor gym, dan fasilitas pendukung. Fasilitas alat berolahraga yang diperuntukkan untuk outdoor gym masih dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan, namun fasilitas alat bermain anak sudah tidak layak digunakan, karena tampak dari kondisinya yang sudah rapuh dan rusak. Pada area outdoor gym dan children playground tidak terdapat ruangan laktasi untuk ibu menyusui dimana ruangan tersebut sangat penting untuk daerah tapak yang memang diperuntukkan untuk anak-anak, karena pasti orangtua akan mendampingi mereka.

Selain itu, tidak terdapat area peneduh pada outdoor gym dan children playground yang digunakan untuk area berteduh jika terjadi hujan. Selanjutnya, pada area outdoor gym dan children playground tidak terdapat toilet dan juga area cuci tangan, seperti yang kita tahu bahwa toilet dan area cuci tangan adalah fasilitas umum yang seharusnya tersedia pada tempat umum. Maka, untuk melengkapi fasilitas pada area tapak seharusnya disediakan area cuci tangan, toilet, ruang laktasi, meja, dan kursi untuk masyarakat beristirahat atau bersantai. Selain itu juga memperbaiki fasilitas yang ada seperti area bermain anak yang sudah rusak dan rapuh, dan juga tata letak dari setiap alat harus diperhitungkan karena area tapak merupakan satu kesatuan yang terdiri dari outdoor gym dan children playground.

  • 3.3    Kondisi Sosial

Berdasarkan hasil Jurnal Studi Home Range Penggunaan Taman Kota Studi Kasus Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Denpasar, Bali, Pengguna Lapangan Renon berasal dari berbagai usia, baik tua maupun muda. Pengguna Lapangan Renon terbanyak dari kelompok usia 16 – 25 tahun dan 26 – 35 tahun yaitu sekitar 85%.

Sedangkan pengguna dari kelompok usia antara 36 – 45 tahun dan > 46 tahun hanya sekitar 15% (Mani et al., 2012).

Aktivitas yang paling sering dilakukan pengunjung di Lapangan Renon adalah berolahraga. Hal ini sesuai dengan tujuan dibangunnya Lapangan Renon, yaitu sebagai sarana aktivitas publik di wilayah perkotaan dalam bentuk taman kota. Sedangkan menurut observasi penulis, pada bagian outdoor gym dan children playground banyak dijumpai anak-anak dengan kelompok usia 3-14 tahun bermain dengan perangkat olahraga yang tersedia dan permainan anak-anak seadanya, seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Anak – anak bermain perangkat olahraga

  • 3.4    Konsep

    3.4.1    Konsep Dasar

Melihat adanya potensi pada tapak, maka perlu dilakukan perencanaan lebih lanjut untuk memaksimalkan potensi yang ada. Dengan menciptakan outdoor gym dan children playground yang sesuai dengan citra dari kawasan Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon Denpasar dimana terdapat Museum Bajra Sandhi atau dikenal juga sebagai Museum Perjuangan Rakyat Bali yang menjadi salah satu tujuan wisata di Bali, sehingga adanya outdoor gym dan children playground dapat menunjang sarana dan prasarana di lokasi tersebut. Selain itu, outdoor gym dan children playground diharapkan dapat menjadi ruang publik yang bermanfaat bagi warga sekitar maupun pendatang. Konsep perancangan dari outdoor gym dan children playground ini didasari dengan hasil pertimbangan dari sintetis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dan konsep dasar merupakan implementasi dari arsitektur Museum Bajra Sandhi.

Museum Bajra Sandhi memiliki arsitektur yang unik dan penuh filosofi. Museum Bajra Sandhi sendiri memiliki bentuk bajra, yang secara keseluruhan terlihat seperti bentuk lonceng. Bajra merupakan salah satu rerajahan kawisesan. Rerajahan adalah lukisan yang berkekuatan gaib yang terkait dengan agama Hindu dan etnis Bali. Rajah yang berbentuk bajra adalah senjata milik Dewa Iswara dan memiliki makna untuk memohon keselamatan, kesejahteraan alam beserta isinya (Rasna, 2015).

Gambar 5. Museum Bajra Sandhi

  • 3.4.2    Konsep Pengembangan

  • A.    Konsep Ruang

Konsep ruang pada tapak terbagi menjadi dua bagian, yakni ruang pasif dan ruang aktif. Ruang aktif merupakan ruang yang menjadi pusat aktifitas dari tapak, sedangkan ruang pasif merupakan ruang untuk menikmati keindahan dari tapak tersebut, biasanya ruang pasif berada di sekitar tapak. Sedangkan, pada ruang aktif terbagi lagi menjadi 3 bagian berdasarkan fungsi yaitu ruang bermain anak, ruang service, dan ruang berolahraga, dapat dilihat pada gambar 6.

Konsep ruang dibagi menjadi tiga demi keamanan dan kenyamanan pengunjung. Dengan adanya service area diantara ruang bermain anak dan ruang untuk berolahraga dapat memperjelas peruntukan pada setiap area-nya dan juga sebagai ruang penujang bagi kedua area tersebut yang dilengkapi oleh fasilitas toilet juga ruang laktasi

Gambar 6. Konsep ruang dan pembagian ruang.

  • B.    Konsep Sirkulasi

Salah satu kemudahan aksesibilitas dari taman bermain dapat dilihat melalui konsep sirkulasi dari taman. Jalur sirkulasi perlu dirancang dengan sedemikian rupa karena berpengaruh terhadap arah keluar masuk dari setiap pengunjung yang ada baik

itu pengunjung yang hendak menuju ke taman bermain maupun menuju ke outdoor gym. Jalur sirkulasi yang mudah diakses dan tidak rumit akan meningkatkan aspek kenyamanan pada penggunanya, dengan minimal lebar 0,75m (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2008)

Konsep bentuk jalur sirkulasi dari outdoor gym dan children playground ini adalah sirkulasi campuran dari tiga jenis sirkulasi, dapat dilihat pada Gambar 8. Yang pertama sirkulasi langsung dimana pengunjung dapat langsung menuju ke area yang mereka inginkan dari berbagai sisi tapak. Yang kedua, sirkulasi berpencar adalah ketika pengunjung akan keluar dari area tapak, mereka juga bisa keluar melalui berbagai sisi dari tapak. Yang ketiga adalah sirkulasi menghimpun, yaitu ketika pengunjung dari luar

tapak menuju ke dalam outdoor gym dan outdoor gym (Hakim, 2012).

Gambar 8. Konsep Sirkulasi

  • C.    Konsep Fasilitas Bermain dan Olahraga

Konsep fasilitas bermain diambil dari konsep urban playground dengan memanfaatan tapak menjadi area bermaian yang semi-masif, dibangun utuh dan permanen, namun terdapat bagian yang semi-terbuka sehingga dapat memberikan pengalaman ruang pada anak, jenis permainan yang melibatkan pengalaman indra selalu dibutuhkan dan diaplikasikan dalam taman bermain. Elemen yang didesain untuk menstimulasi indra peraba, pendengaran, penglihatan, dan penciuman akan memperkaya pengalaman rekreasi anak-anak (Baskara, 2011). dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Konsep fasilitas bermain

Fasilitas bermain dengan konsep urban playground diharapkan menjadi fasilitas bermain yang dapat diakses oleh anak-anak dari berbagai usia. Fasilitas bermain juga akan memaksimalkan bentuk ruang, warna, dan tekstur. Dengan konsep fasilitas bermain tersebut anak-anak dapat merasakan pengalaman ruang yang menyatu dengan fasilitas bermain, fasilitas bermain sebagai ruang, dan ruang sebagai fasilitas bermain sekaligus menjadi tempat untuk mempelajari hal-hal baru yang tidak ditemui dirumah mereka, selain itu bermain di luar ruangan juga dapat mengembangkan hubungan sosial dengan teman sebaya dan meningkatkan kemampuan psikososial anak (Tremblay et al., 2015).

Gambar 10. Konsep fasilitas bermain

Sedangkan pada konsep fasilitas olahraga, menggunakan konsep crossfit gym, atau olahraga yang menggabungkan dua unsur sistem aerobic serta anaerobic dengan program seperti circuit training. Beberapa kombinasi gerakan yang dilakukan dalam satu sesi gerakan dengan kontraksi yang mengenai seluruh bagian otot, menjadikan permainan crossfit digandrungi oleh siapa saja, tak terkecuali seorang pemula sekalipun (Jayadi & Kusuma, 2016).

Gambar 11. Konsep fasilitas olahraga

Dengan konsep crossfit gym ini diharapkan fasilitas bermain dapat dengan mudah diakses dan digunakan oleh semua kalangan, selain itu crossfit gym tidak memiliki ketentuan bentuk yang pasti, sehingga dapat mempermudah proses pengembangan desain secara keseluruhan, karena pada umumnya desain pada crossfit gym menggunakan unsur garis yang mana dapat dibentuk dan ditata sedemikian rupa agar aestheticaly pleasing atau tampak menarik tanpa mengurangi fungsi utama crossfit gym sebagai sarana berolahraga, dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Konsep fasilitas olahraga

  • D.    Konsep Tata Hijau

Setiap jenis tanaman mempunyai karakteristik tersendiri, baik menurut bentuk, warna dan teksturnya. Tekstur daun dapat pula dijadikan bahan pertimbangan dalam suatu komposisi taman (Rochmin & Syahbana, 2013). Meski konsep tata hijau hanya sebagai aksen atau aspek pendukung, namun pemilihan jenis tanaman akan sangat berpengaruh pada desain keseluruhan, karena konsep tata hijau akan mengacu pada keamanan, kenyamanan, dan juga estetika.

Keamanan, kenyamanan, dan estetika pada konsep tata hijau ini akan mempertimbangkan pemilihan tanaman yang ramah anak, atau tidak berduri maupun beracun. Tanaman yang dipilih harus memiliki fungsi sebagai penyerap polusi mengingat area outdoor gym dan children playground ini beradampingan dengan jalan raya. Ditata sedemikian rupa untuk menciptakan tekstur pada penataannya, juga sebagai aksen pelembut pada desain utama, tanaman jenis ground cover dan shrubs menjadi pertimbangan besar dalam konsep tata hijau ini, dapat dilihat pada Gambar 13 dan Gambar 14.

Gambar 13. Konsep tata hijau

Gambar 14. Shrubs.

  • 4.    Kesimpulan

Redesain area outdoor gym dan children playground dilakukan untuk meingkatkan nilai fungsi dan estetika pada taman. Konsep yang dibuat mampu menghadirkan karatek baru pada taman yang ada di Kota Denpasar. Taman Lapangan Niti Mandala Renon dibagi dalam 3 zona, yaitu zona playground, zona gym, dan zona service. Zona service ditempatkan pada area belakang tapak, yaitu area laktasi yang berdekatan dan mudah di akses dari area playground, sedangkan toilet ditempatkan pada bagian tengah agar mudah di akses dari area playground maupun area gym. Pembagian zona ini bertujuan untuk memudahkan pengunjung dlam mengeksplorasi ruang. Untuk pembagian ruang pada area playground di kelompokkan oleh fitur permainan yang menyesuaikan usia pengguna. Untuk area gym merupakan area 1 ruang dan 1 set alat olahraga yang terintegrasi.

Daftar Pustaka

Baskara, M. (2011). Prinsip Pengendalian Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang Publik. Jurnal Lanskap Indonesia, 3(1), 27-34.

Bungin, B. (2008) Metodelogi Penelitian Kualitatif: Raja Grafindo Persada.

Gold, S. M. (1980). Recreation planning and design. Mc Graw-Hill Book Company.

Hakim, R. (2012). Unsur Perancangan Dalam Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bina Aksara

Jayadi, J., & Kusuma, L. S. W. (2018). Pengaruh Latihan Crossfit Dengan Metode Post Terhadap Daya Tahan Pemain Bulutangkis Pb. Ekacita Masbagik Utara Tahun 2016. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, 3(2), 668-671.

Mani, N. P. A. C., Adyana, G. M., & Kohdrata, N. (2012) Studi Home Range Penggunaan Taman Kota Studi Kasus Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Denpasar, Bali. Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 1(2), 115-124.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 5/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

Rasna, I. W. (2015). Rerajahan Kawisesan dalam Teks Ajiblgodawa: Sebuah Kajian Etnosemiotika. Jurnal Kajian Bali (Journal Of Bali Studies), 5(2), 413-440.

Rochim, F. N., & Syahbana, J. A. (2013). Penetapan fungsi dan kesesuaian vegetasi pada taman publik sebagai ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Pekalongan (studi kasus: Taman Monumen 45 Kota Pekalongan). Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 2(3), 314-327.

Tremblay, M. S., Gray, C., Babcock, S., Barnes, J., Costas Bradstreet, C., Carr, D., ... & Brussoni, M. (2015). Position statement on active outdoor play. International journal of environmental research and public health, 12(6), 6475-6505.

68