E-Jurnal Matematika Vol. 11(4), November 2022, pp. 256-267

DOI: https://doi.org/10.24843/MTK.2022.v11.i04.p390

ISSN: 2303-1751

PENYELESAIAN MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN METODE PERBAIKAN ASM DAN REVISED DISTRIBUTION

Annisaa’ Febrianti, Ni Ketut Tari Tastrawati2, Kartika Sari3

  • 1Program Studi Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: [email protected]]

  • 2Program Studi Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: [email protected]]

  • 3Program Studi Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: [email protected]]

§Corresponding Author

ABSTRACT

One example of transportation problems is the Shvan Art Shop, which is engaged in exporting 20 cm rattan bags. In distributing rattan bags, Shvan Art Shop does not directly send goods to their destination, but still through intermediaries. To overcome this problem, a transshipment model can be used to get a distribution line so that the outgoing costs are minimal. The purpose of this study is to compare distribution costs before applying the transshipment model with after applying the transshipment model using the ASM Repair and Revised Distribution methods. The results showed that the Revised Distribution method resulted in a distribution cost that was less than the Revised ASM method, which was Rp. 42,884,288.00.

Keywords: Distribution, Transshipment Model, Revised ASM Method, Revised Distribution Method

  • 1.    PENDAHULUAN

Model transportasi adalah suatu model untuk memecahkan masalah transportasi, baik dalam kasus meminimalkan biaya pendistribusian barang atau memaksimalkan laba (Siswanto, 2016). Dalam kegiatan pendistribusian, barang yang dikirim dari tempat asal tidak selalu langsung sampai ke tempat tujuan akhir tetapi melalui tempat perantara (transit) (transshipment nodes). Model yang dapat menyelesaikan masalah transportasi melalui perantara adalah model transshipment. Tujuan utama model transshipment adalah menentukan jumlah barang yang akan dikirim dari suatu sumber ke tempat tujuan akhir meskipun melalui tempat perantara dengan ketentuan kebutuhan pada tempat tujuan akhir bisa terpenuhi, dengan total biaya distribusi yang seminimal mungkin (Aminudin, 2005).

Pada masalah transshipment terdapat beberapa metode secara tak langsung untuk mendapatkan solusi optimal, yaitu dengan mencari solusi awal menggunakan metode North West Corner (NWC), Least Cost Method (LCM), Russell’s Approximation Method (RAM), dan Vogel’s Approximation Method

(VAM) dilanjutkan mencari solusi optimal menggunakan metode Batu Loncatan (Stepping Stone) atau Modified Distribution (MODI) (Winston, 2004). Selain itu juga terdapat metode secara langsung, yaitu    metode    Zero

Neighbouring, metode Exponential Approach, metode Revised Distribution (RDI) dan metode Abdul, Shakeel, M. Khalid (ASM). Metode langsung telah berhasil memberikan solusi optimal pada masalah transportasi seimbang, sedangkan untuk masalah transportasi tak seimbang belum tentu menghasilkan solusi optimal. Untuk memperbaiki kelemahan ini, telah dikembangkan metode perbaikannya seperti metode Improved Zero Neighbouring, metode Improved Exponential Approach, dan metode Perbaikan ASM (Solikhin, 2017).

Metode Perbaikan ASM merupakan penyempurnaan dari metode ASM (Quddoos, et al., 2016). Algoritma pada metode ASM menitikberatkan pada hasil reduksi yang bernilai nol dari reduksi baris dan kolom, dilanjutkan dengan pengalokasian sebesar mungkin dari jumlah persediaan dan permintaan pada indeks terkecil. Akan tetapi, selama penelitian (Quddoos, et al., 2012) menemukan kelemahan

dalam menyelesaikan masalah transportasi tak seimbang, di mana metode ASM tidak langsung memberikan solusi optimal tetapi memberikan solusi awal terbaik yang sangat dekat dengan solusi optimal. Oleh karena itu, (Quddoos, et al., 2012) mengembangkan metode Perbaikan ASM pada tahun 2016 sebagai penyempurnaan dari metode ASM.

Salah satu perusahaan yang dalam mendistribusikan barang melalui tempat perantara (transit) adalah Shvan Art Shop. Shvan Art Shop merupakan sebuah perusahaan yang memfokuskan pada pengeksporan tas rotan. Untuk mendistribusikan tas rotan kepada pengecer, Shvan Art Shop menggunakan sistem pendistribusian tidak langsung yaitu dengan mendistribusikan tas rotan 20 cm dari tujuh sumber ke distributor yang berada di dua kecamatan, kemudian distributor ini menyalurkan ke pengecer yang terletak di beberapa negara. Distributor yang terletak di dua kecamatan tersebut merupakan titik perantara sebelum tas rotan sampai ke tempat tujuan akhir dan tentunya membutuhkan biaya distribusi yang cukup besar, sehingga sampai saat ini belum diketahui apakah biaya distribusi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu, sistem pendistribusian tersebut memerlukan perencanaan yang matang agar biaya distribusi yang dikeluarkan seminimal mungkin.

Berdasarkan uraian pada bagian terdahulu, penulis tertarik untuk mengkaji penerapan metode Perbaikan ASM dan Revised Distribution (RDI) dalam meminimalkan biaya pendistribusian tas rotan di Shvan Art Shop.

  • 2.    METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk data kuantitatif yang diperoleh dari Shvan Art Shop yaitu meliputi data banyaknya persediaan tas rotan 20 cm di masing-masing sumber, permintaan tas rotan 20 cm di masing-masing tujuan, banyaknya tas rotan 20 cm yang didistribusikan dari masing-masing sumber ke tujuan, biaya pemasaran administrasi umum, biaya pengelolaan, biaya pengapalan, dan biaya asuransi dalam mendistribusikan tas rotan 20 cm dari masing-masing sumber ke tujuan. Data tersebut merupakan data dari bulan Juni sampai Desember 2019.

Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah banyak persediaan tas rotan 20 cm di sumber i (at) i = 1,2,^,16, permintaan tas rotan 20 cm di tujuan j (b l ) y = 1,2,... ,16, banyak tas rotan 20 cm yang didistribusikan dari sumber i ke tujuan j (xij}, dan biaya yang dikeluarkan dalam pendistribusian tas rotan 20 cm dari sumber i ke lokasi tujuan j (c j) Penjelasan untuk indeks i dan j dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Indeks i dan j

t,i

Keterangan

1

Pak Ema

2

Pak Jahdi

3

Pak Jaya

4

Pak Gufron

5

Pak Udin

6

Kecamatan Sukawati

7

Kecamatan Denpasar Barat

8

Tuan Felix (Malaysia)

9

Tuan Choy (Malaysia)

10

Tuan Tay (Malaysia)

11

Tuan Dapi (Malaysia)

12

Tuan James (Singapura)

13

Tuan Cy (Filipina)

14

Nyonya Delia (Filipina)

15

Nyonya Rose (Filipina)

16

Tuan Deepak (India)

Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mencari solusi optimal adalah metode langsung, yaitu metode Perbaikan ASM dan Revised Distribution (RDI). Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:

1.


  • 2.

  • 3.


4.


Mengumpulkan data persediaan tas rotan 20 cm.

Membentuk diagram model transshipment. Membuat model matematika dari masalah transportasi yang diberikan.

Membuat model transshipment.

Minimalkan

m+n m+n

Z =∑∑ CijXij i=ι j=i

dengan batasan


m+n xij j = 1

m+n

x‘l

j=1




m+n

Xji ≤ ai, i = 1,2,,m

t=1

m+n

xjibj,

i=i

j = m + 1,m + 2, .,m + n

  • i,    j = 1,2,... ,m + n

DOI: https://doi.org/10.24843/MTK.2022.v11.i04.p390

5.


Xij 0


j ≠ i. untuk semua i. dan j

Dalam model transshipment, setiap titik perantara dapat menjadi sumber maupun tujuan. Oleh karena itu, untuk menjamin bahwa setiap titik perantara tersebut mampu menampung total barang di samping jumlah barang yang telah ada pada titik tersebut, maka pada titik tersebut perlu ditambahkan kuantitas persediaan dan permintaannya masing-masing sebesar B. Jumlah B biasanya dirujuk sebagai buffer, yakni sebuah nilai yang cukup besar (Syaripuddin, 2012) m     n


°>-∑*i=∑


i=1


j = 1


Mengubah model transshipment ke model transportasi umum.

Langkah-langkah mentransformasi masalah transshipment ke masalah transportasi, yaitu (Siang, 2014):


a.


Menentukan titik yang merupakan titik sumber, titik tujuan, dan titik


perantara.

Titik sumber adalah titik yang hanya bisa mengirimkan barang dan tidak bisa menerima barang. Titik tujuan adalah titik yang hanya bisa menerima barang. Titik perantara adalah titik yang bisa mengirimkan dan menerima barang. Dalam model transshipment, sumber sejati adalah gabungan dari titik sumber dan titik perantara, sedangkan tujuan sejati merupakan gabungan dari titik tujuan dan titik


perantara.


b.

c.


Menentukan jumlah persediaan (Si)


dan permintaan (Dj) tiap titik.

Menentukan biaya pengiriman dari Si


ke Dj.


r Cij , jika ada jalur langsung


cij =


dari Si ke Dj 0 , jika i = j


M , jika tidak ada jalur langsung dari Si ke Dj, dimana M adalah bilangan positif yang sangat besar

  • d.    Membuat model transshipment.

  • e.    Membentuk tabel awal model transportasi.


  • 6.    Mencari solusi optimal dengan menggunakan metode Perbaikan ASM.

Langkah -langkah dalam menyelesaikan metode Perbaikan ASM (Quddoos, et al., 2016):

  • a.    Menyusun tabel transportasi dari masalah transportasi yang diberikan. Memeriksa apakah masalahnya seimbang atau tidak. Jika masalah seimbang, maka lanjut ke langkah 4, jika tidak seimbang, maka lakukan langkah 2.

  • b.    Jika masalah tidak seimbang, kemudian salah satu dari dua kasus berikut mungkin terjadi:

  • i.    Jika total persediaan melebihi total permintaan,  masukkan kolom

dummy tambahan pada tabel transportasi   untuk menyerap

kelebihan persediaan. Biaya distribusi untuk sel di kolom dummy diasumsikan “M” di mana M > 0 adalah nilai positif yang sangat besar tetapi terbatas, atau

  • ii.    Jika total permintaan melebihi total persediaan, masukkan baris dummy tambahan pada tabel transportasi untuk memenuhi kelebihan permintaan. Biaya distribusi untuk sel di baris dummy diasumsikan “M” di mana M > 0 adalah nilai positif yang sangat besar tetapi terbatas.

  • c.    Mereduksi tabel transportasi dengan dummy

  • i.    Jika terjadi kasus (a) seperti langkah 2, maka lakukan langkah 4 kemudian lanjut ke langkah 5.

  • ii.    Jika terjadi kasus (b) seperti langkah 2, maka langsung lakukan langkah 5.

  • d.    Melakukan reduksi baris dengan mengurangi biaya distribusi (c^) setiap entri baris dengan masing-masing biaya terkecilnya   (ui)

menggunakan rumus

cij - ui

  • e.  Melakukan reduksi kolom dengan

mengurangi  biaya  distribusi (c^)

setiap entri kolom dengan masing-

masing biaya terkecilnya   (Vj)

menggunakan rumus

  • cij - Vj


  • f.    Dari tabel tereduksi, setiap baris dan kolom setidaknya mengandung satu nol. Sekarang, memilih nol pertama dan hitung jumlah nol (tidak termasuk nol yang dipilih) pada baris dan kolom. Ulangi langkah ini untuk semua nol pada tabel transportasi.

  • g.    Memilih angka 0 dengan jumlah terkecil  dan mengalokasikan sel

dengan jumlah terbesar yang mungkin dengan  melihat persediaan  dan

permintaan sel yang bersangkutan. Jika terdapat jumlah nol terkecil yang sama (lebih dari satu), maka menghitung jumlah semua elemen pada baris ke-i dan kolom ke-j dari sel-ij yang bersangkutan (sel yang memiliki jumlah nol terkecil yang sama) dan mengalokasikan sebesar mungkin pada sel dengan hasil penjumlahan terbesar. Jika masih terjadi kesamaan, maka pilih sel-ij (sel yang memiliki jumlah nol terkecil yang sama) yang memiliki persediaan dan permintaan terkecil.

  • h.    Membuat tabel transportasi baru untuk perhitungan selanjutnya dengan mengabaikan baris atau kolom yang permintaan atau persediaannya telah terpenuhi. Memeriksa apakah tabel transportasi baru memiliki paling sedikit satu angka 0 pada setiap baris dan kolom.

    7.


  • i.    Sekarang, memeriksa apakah tabel tereduksi setidaknya mengandung satu nol di setiap baris dan kolom. Jika tidak, maka ulangi langkah 2, jika iya, maka lanjut ke langkah 6.

  • j.    Mengulangi langkah d sampai langkah i sedemikian sehingga semua permintaan terpenuhi dan semua persediaan habis.

  • k.    Menghitung total biaya minimal distribusi menggunakan rumus:

Z —i=ι j=ι Cij   c11x11 + ∙∙∙ + CmnXmn

Mencari solusi optimal dengan menggunakan metode RDI.

Langkah-langkah dalam menyelesaikan metode RDI adalah sebagai berikut (Aramuthakannan & Kandasamy, 2013): a.   Menyusun tabel transportasi dari

masalah transportasi yang diberikan.

  • b.  Mencari nilai minimal pada kolom

permintaan. Jika terdapat nilai yang sama (lebih dari satu), maka pilih baris

persediaan atau kolom permintaan yang memiliki biaya distribusi terendah.

  • c.    Memperhatikan kolom permintaan dan baris persediaan kemudian maksimalkan pengalokasikan unit untuk persediaan dan permintaan pada sel yang memiliki biaya terendah.

  • d.    Jika baris persediaan dan kolom permintaan tersebut telah terpenuhi, maka berpindah ke nilai minimal selanjutnya pada baris persediaan atau kolom permintaan.

  • e.  Mengulangi langkah 2 sampai 4

sedemikian     sehingga     semua

permintaan  terpenuhi dan semua

persediaan habis.

  • f.   Menghitung  total biaya minimal

distribusi.

  • 8.    Interpretasi hasil.

  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini adalah biaya distribusi tas rotan 20 cm yang minimal untuk itu diperlukan beberapa data. Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari Shvan Art Shop untuk periode Juni sampai Desember 2019. Adapun data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  • 1.    Data banyaknya persediaan tas rotan 20 cm di masing-masing sumber.

  • 2.    Banyaknya permintaan tas rotan 20 cm di masing-masing tujuan.

  • 3.    Banyaknya tas rotan 20 cm yang didistribusikan dari masing-masing sumber ke tujuan.

  • 4.    Biaya pemasaran administrasi umum dalam mendistribusikan tas rotan 20 cm dari masing-masing sumber ke masing-masing perantara.

  • 5.    Biaya pengelolaan dalam mendistribusikan tas rotan 20 cm dari masing-masing perantara ke masing-masing tujuan.

  • 6.    Biaya pengapalan dalam mendistribusi-kan tas rotan 20 cm dari masing-masing perantara ke masing-masing tujuan.

  • 7.    Biaya asuransi dalam mendistribusikan tas rotan 20 cm dari masing-masing perantara ke masing-masing tujuan.

Adapun persediaan tas rotan 20 cm di masing-masing sumber selama tujuh bulan (ai), permintaan tas rotan 20 cm di masing-masing tempat tujuan pada bulan Juni–Desember 2019 (bj) banyaknya tas rotan 20 cm yang

dikirimkan dari masing-masing sumber ke masing-masing tempat tujuan (X[j), dan biaya distribusi per pcs dari bulan Juni–Desember 2019 (Cij) disajikan secara terurut pada Tabel 2, 3, 4, 5, dan 6.

Tabel 2. Banyak Persediaan Tas Rotan 20 cm pada Masing-masing Sumber

Sumber

Persediaan (pcs)

1

1200

2

550

3

1000

4

950

5

600

6

0

7

0

Jumlah

4300

Tabel 3. Banyak Permintaan Tas Rotan 20 cm pada Masing-masing Tempat Tujuan

Tempat Tujuan

Permintaan (pcs)

Jumlah (pcs)

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

6

0

0

0

0

0

0

0

0

7

0

0

0

0

0

0

0

0

8

62

40

82

60

84

44

80

452

9

62

44

60

64

80

60

60

430

10

60

60

64

80

44

82

62

452

11

64

86

40

80

60

60

80

470

12

80

80

62

80

62

86

60

510

13

82

40

60

82

80

40

80

464

14

80

64

80

60

44

83

80

491

15

60

40

60

60

80

44

60

404

16

60

60

42

60

60

40

64

386

Total Permintaan

4059

Tabel 4. Distribusi Tas Rotan 20 cm pada Masing-masing Sumber ke Masing-masing Tempat Tujuan

Sumber

Tem pat Tuju an

Jumlah Tas rotan 20 cm (pcs)

Total (pcs)

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

1

6

300

100

200

100

200

100

200

1200

2

6

100

0

100

0

0

50

0

250

7

0

0

0

0

200

100

0

300

3

6

0

50

0

50

100

0

0

200

7

100

100

200

50

0

250

100

800

4

6

0

0

0

0

150

0

0

150

7

300

100

0

150

150

0

100

800

5

6

50

100

100

100

50

100

100

600

6

7

0

0

70

0

0

0

0

70

8

62

40

0

0

84

44

80

310

9

22

0

60

64

0

60

60

266

10

60

60

0

0

44

0

62

226

11

64

0

40

80

60

0

0

244

12

80

80

0

80

0

0

0

240

13

82

0

60

82

80

40

80

424

14

0

64

0

40

0

83

0

187

15

0

40

60

0

0

44

60

204

16

0

60

42

0

60

40

0

202

7

6

0

0

0

50

0

25

0

75

8

0

0

82

60

0

0

0

142

9

40

44

0

0

80

0

0

164

10

0

0

64

80

0

82

0

226

11

0

86

0

0

0

60

80

226

12

0

0

62

0

62

86

60

270

13

0

40

0

0

0

0

0

40

14

80

0

80

20

44

0

80

304

15

60

0

0

60

80

0

0

200

16

60

0

0

60

0

0

64

184

Dari Tabel 4, dapat dibentuk diagram pendistribusian tas rotan 20 cm dari masing-

masing sumber ke masing-masing tempat tujuan yang dapat dilihat pada Gambar 1.

TUJUAN

(1S4, ITlSff)

Keterangan pasangan berurutan (banyak barang (pcs), harga barang (rupiah)) Gambar 1. Diagram Transshipment Rute Pendistribusian Tas Rotan 20 Cm


Tabel 5. Biaya Pengangkutan Tas Rotan 20 cm dari Masing-masing Sumber ke Masing-masing Perantara

Sumber

Tempat Tujuan

Biaya per Pengiriman (Rp)

Banyak Pengangkutan (kali)

Banyak Tas Rotan 20 cm (pcs)

Total

Biaya (Rp)

Biaya per pcs (Rp)

1

6

45000

9

1200

405000

338

2

6

30000

4

250

120000

480

7

25000

3

300

75000

250

3

6

30000

3

200

90000

450

7

25000

8

800

200000

250

4

6

30000

1

150

30000

200

7

25000

8

800

200000

250

5

6

45000

5

600

225000

375

Tabel 6. Biaya Pengiriman Tas Rotan 20 cm dari Perantara ke Perantara

Sumber

Tempat Tujuan

Biaya per Pengiriman (Rp)

Banyak Pengiriman (kali)

Banyak Tas Rotan 20 cm (pcs)

Total Biaya (Rp)

Biaya per pcs (Rp)

6

7

10000

1

70

10000

143

7

6

10000

2

75

20000

267

Tabel 7. Biaya Pengiriman Tas Rotan 20 cm dari Perantara ke Tempat Tujuan

Sumber

Tempat Tujuan

Biaya per Box (Rp)

Banyak Box (pcs)

Banyak Tas (pcs)

Total Biaya (Rp)

Biaya per pcs (Rp)

6

8

205317

15

310

3079755

9935

9

205317

13

266

2669121

10034

10

205317

11

226

2258487

9993

11

205317

12

244

2463804

10098

12

214056

12

240

2568672

10703

13

179867

21

424

3777207

8909

14

179867

9

187

1618803

8657

15

179867

10

204

1798670

8817

16

350814

10

202

3508140

17367

7

8

205317

7

142

1437219

10121

9

205317

8

164

1642536

10015

10

205317

11

226

2258487

9993

11

205317

11

226

2258487

9993

12

214056

13

270

2782728

10306

13

179867

2

40

359734

8993

14

179867

15

304

2698005

8875

15

179867

9

200

1618803

8094

16

350814

9

184

3157326

17159

Berdasarkan data pada Tabel 3., Tabel 4., Tabel 6., dan Tabel 7. diperoleh total biaya pendistribusian tas rotan 20 cm di Shvan Art Shop pada bulan Juni sampai Desember 2019 sebelum dilakukan optimasi adalah sebesar Rp 43.331.530,00.

Perhitungan Solusi Optimal

  • 1.    Transformasi Model Transshipment ke

Model Umum Transportasi

Adapun    langkah-langkah    dalam

mentransformasi model transshipment ke model umum transportasi adalah sebagai berikut:

  • 1.    Menentukan titik yang merupakan titik sumber, titik tujuan, dan titik perantara.

Berdasarkan Gambar 1. dapat ditentukan bahwa titik yang merupakan titik sumber adalah titik 1, 2, 3, 4, dan 5, titik yang merupakan titik tujuan adalah titik 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16, dan titik yang merupakan titik perantara adalah titik 6 dan 7. Sedangkan untuk sumber sejati adalah titik 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, dan

yang merupakan tujuan sejati adalah titik 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16.

  • 2.    Banyak persediaan (Sj) dan permintaan (Dj) di setiap titik.

Berdasarkan data banyaknya persediaan dan banyaknya permintaan yang telah dipaparkan pada Tabel 4.1 dan 4.2, dapat dilihat bahwa banyak persediaan (∑ a) tas rotan 20 cm pada masing-masing sumber adalah 4300 buah, yaitu pada S1 = 1200, S2 = 550, S3 = 1000, S4 = 950, S5 = 600, S6 = 4300, dan S7 = 4300 dan banyak permintaan (∑ bj) tas rotan 20 cm pada tempat tujuan adalah 4059 buah, yakni pada D6 = 4300, D7 = 4300, D8 = 452, D9 = 430, D10 = 452, D11 = 470, D12 = 510, D13 = 464, D14 = 452, D15 = 452, dan D16 = 386 .

  • 3.    Biaya distribusi dari masing-masing sumber ke masing-masing tujuan.

Biaya distribusi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5, 6, dan 7.

  • 4.    Membentuk model umum transportasi.

Minimalkan

Z = 338x16 + 480x26 + 250x27 +

450x36 + 250x37 + 2OOx46 + 250x47 + 375x56 + 143x67 + 9935x68 + 1OO34x69 + 9993x6(10) + 10098x6(11) + 10703x6(12) + 8909x6(13) + 8657¾i4) + 8817x6(15) + 17367x6(16) + 267x76 + 10121x78 + 10015x79 + 9993x7(10) + 9993x7(11) + 10306x7(12) + 8993x7(13) + 8875x7(14) + 8094x7C15) + 17159x7(16)

dengan batasan

x16 ≤ 1200 x26 + x27 ≤ 550 x36 + x37 ≤ 1000 x46 + x47 ≤ 950 x56 ≤ 600

  • «1 6 + x26 + x36 + x46 + x56 + x76 - x67 -x68 - x69 - x6(10) - x6(11) - x6(12) -x6(13)   x6(14)   x6(15)   x6(16)    0

  • x1 7 + x27 + x37 + x47 + x57 + x67 - x76 -x78 - x79 - x7(10) - x7(11) - x7(12) -x7(13) - x7(14) - x7(15) - x7(16) = 0 x68 + x78 452 x69 + x79 ≥ 430

x6(10) + x7(10)452 x6(11) + x7(11)470 x6(12) + x7(12)510 x6(13) + x7(13)464 x6(14) + x7(14)491 x6(15) + x7(15)404 x6(16) + x7(16) ≥ 386 ij = 1,2,.16

xy ≥ O, j ≠ i untuk semua i dan j Berdasarkan langkah 2 diketahui bahwa banyak persediaan > banyak permintaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah tersebut belum seimbang karena terdapat kelebihan persediaan sebesar 4300 – 4059 = 241 buah tas rotan 20 cm. Oleh karena itu, perlu ditambahkan tujuan dummy yang diasumsikan sebagai titik 17 untuk menyerap kelebihan tersebut dengan asumsi bahwa dummy memiliki biaya distribusi sebesar nol. Berdasarkan asumsi sebelumnya bahwa dummy memiliki biaya transportasi sebesar 0, sumber yang tidak mengirimkan tas rotan 20 cm ke suatu tempat tujuan diasumsikan biaya distribusinya adalah M dan alokasi barang sebanyak 0 buah, dan sumber yang mengirim tas rotan 20 cm terhadap diri sendiri diasumsikan biaya distribusinya 0 dan alokasi barang sebanyak 0 pcs,

sehingga     model     permasalahan

pendistribusian tas rotan 20 cm di atas menjadi:

Minimalkan

Z = 338x16 + 0x1(17) + 480x26 + 250x27 + 0x2(17) + 450x36 + 250x37 + 0x3(17) + 2OOx46 + 250x47 + 0x4(17) + 375x56 + 0x5(17) + 143x67 + 9935x68 + 10034x69 + 9993x6(10) + 10098x6(11) + 10703x6(12) + 8909x6(13) + 8657x6(14) + 8817x6(15) + 17367x6(16) + 0x6(17) + 267x76 + 10121x78 + 10015x79 + 9993x7(10) + 9993x7(11) + 10306x7(12) + 8993x7(13) + 8875x7(14) + 8094x7(15) + 17159x7(16) + Ox7(17) dengan batasan

x16 +x1(17) ≤ 12OO x26 + x27 + x2(17) ≤ 550 x36 + x37 + x3(17)1000 x46 + x47 + x4(17) ≤ 950

x56 + x5(17) ≤ 6OO

x16 + x26 + x36 + x46 + x56 + x76 - x67 -x68 - x69 - x6(10) - x6(11) - x6(12) -x6(13)   x6(14)   x6(15)   x6(16)

x6(17) = 0

  • x2 7 + x37 + x47 + x67 - x76 - x78 - x79 -x7(10) - x7(11) - x7(12) - x7(13) -x7(14) - x7(15) - x7(16) - x7(17) = 0

    x68 + x78 452

    x69 + x79 ≥ 430

    x6(10) + x7(10)452

    x6(11) + x7(11)470

    x6(12) + x7(12)510

    x6(13) + x7(13)464

    x6(14) + x7(14)491

    x6(15) + x7(15)404

    x6(16) + x7(16) ≥ 386

  • x1 (17) + x2(17) + x3(17) + x4(17) + x5(17) +

x6(17) + x7(17) = 241

  • i,    j = 1,2,... 17

xij ≥ O, j ≠ i untuk semua i dan j

  • 5.    Membentuk tabel awal transportasi.

Sebelum dilakukan perhitungan solusi optimal dengan metode Perbaikan ASM dan Revised Distribution, terlebih dahulu dibentuk tabel awal transportasi. Tabel awal transportasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.

  • 6.    Selanjutnya dilakukan penghi-tungan menggunakan metode Perbaikan ASM dan Revised Distribution.

  • 2.    Perhitungan Metode Perbaikan ASM

Berdasarkan tabel awal transportasi yang dapat dilihat pada Tabel 8 diketahui bahwa sebelumnya masalah tersebut belum seimbang kemudian ditambahkan kolom dummy untuk menyerap kelebihan tersebut sehingga sekarang ∑ai = ∑bj. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa masalah tersebut telah seimbang. Selanjutnya mengganti nilai pada kolom dummy dengan mengingat bahwa nilai dummy pada metode Perbaikan ASM adalah M, sehingga diperoleh tabel awal transportasi yang dapat dilihat pada Tabel 9. Selanjutnya juga

diperoleh hasil akhir pengalokasian yang dapat dilihat pada Tabel 10 dengan total biaya distribusi sebesar Rp 43.157.384,00.

  • 3.    Perhitungan Metode Revised

Distribution

Berdasarkan tabel transportasi awal yang dapat dilihat pada Tabel 8, dapat dihitung solusi optimal menggunakan metode Revised Distribution dan diperoleh tabel hasil akhir pengalokasian yang dapat dilihat pada Tabel 11 dengan total biaya distribusi sebesar Rp 42.884.288,00.

Tabel 8. Tabel Awal Transportasi

KE

DARI

PERANTARA

TUJUAN

ai

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

m 2 S

1

338

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

1200

2

480

250

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

550

3

450

250

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

1000

4

200

250

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

950

5

375

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

600

<

6

0

143

9935

10034

9993

10098

10703

8909

8657

8817

17367

0

4300

7

267

0

10121

10015

9993

9993

10306

8993

8875

8094

17159

0

4300

bj

4300

4300

452

430

452

470

510

464

491

404

386

241

12900

Tabel 9. Tabel Awal Transportasi

KE

DARI

PERANTARA

TUJUAN

di

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

1

338

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

1200

2

480

250

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

550

CZl

3

450

250

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

1000

4

200

250

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

950

5

375

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

600

1

6

0

143

9935

10034

9993

10098

10703

8909

8657

8817

17367

M

4300

7

267

0

10121

10015

9993

9993

10306

8993

8875

8094

17159

M

4300

bJ

4300

4300

452

430

452

470

510

464

491

404

386

241

129 00

Tabel 10. Metode Perbaikan ASM

KE

DARI

PERANTARA

TUJUAN

di

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

B m 2 S

1

338

1200

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

1200

2

480

250

550

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

550

3

450

250

1000

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

1000

4

200

950

250

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

950

5

375

359

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

241

600

<

1

CU

6

0

143

9935

452

10034

430

9993

452

10098

220

10703

8909

464

8657

491

8817

17367

0

4300

7

267

0

10121

10015

9993

9993

250

10306

510

8993

8875

8094

404

17159

386

0

4300

bJ

4300

4300

452

430

452

470

510

464

491

404

386

241

129 00

Tabel 11. Hasil Akhir Pengalokasian Metode Revised Distribution

DARI

KE

PERANTARA

TUJUAN

ai

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

1

338

1200

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

1200

o4 m

S g

2

480

250

550

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

550

3

450

250

759

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

241

1000

4

200

950

250

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

950

5

375

600

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

0

600

6

0

143

1343

9935

452

10034

9993

10098

10703

8909

464

8657

491

8817

17367

0

4300

7

267

0

10121

10015

430

9993

452

9993

470

10306

510

8993

8875

8094

404

17159

386

0

4300

bJ

4300

4300

452

430

452

470

510

464

491

404

386

241

129 00

  • 4.    KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada masalah pendistribusian tas rotan 20 cm di Shvan Art Shop periode Juni sampai Desember 2019 dengan model transshipment, diperoleh hasil bahwa metode Revised Distribution (RDI) memiliki 16 iterasi dengan biaya pendistribusian sebesar Rp 42.884.288,00 sehingga lebih minimal 0,01% dengan selisih biaya Rp 447.242,00 dari biaya pendistribusian sebelum dilakukan optimasi sebesar Rp 43.331.530,00, sedangkan metode Perbaikan ASM memiliki 13 iterasi dengan biaya pendistribusian sebesar Rp 43.157.384,00 sehingga lebih minimal 0,004% dengan selisih biaya Rp 174.146,00 dari biaya pendistribusian sebelum dilakukan optimasi sebesar Rp 43.331.530,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menggunakan metode Revised Distribution dalam penelitian ini dapat memberikan biaya yang lebih minimal meskipun dengan iterasi yang lebih banyak dari metode Perbaikan ASM.

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, penelitian pada masalah transshipment tak seimbang ini hanya menggunakan metode Perbaikan ASM dan Revised Distribution, untuk penelitian selanjutnya dapat dicoba dengan menggunakan

metode langsung lainnya dengan fungsi tujuan memaksimalkan. Selain itu, pada penelitian ini data yang digunakan hanya terbatas pada data tas rotan 20 cm sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan mencoba berbagai varian ukuran untuk dikaji.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. (2005). Prinsip-Prinsip Riset Operasi. Jakarta: Erlangga.

Aramuthakannan, S., & Kandasamy, D. (2013). Revised Distribution Method of Finding Optimal Solution for Transportation Problem. IOSR Journal of Mathematics, 39-42.

Quddoos, A., Javaid, S., & Khalid, M. (2012). A New Method for Finding an Optimal Solution for Transportation Problems. International Journal on Computer Science and Engineering (IJCSE), 4, 1271-1274.

Quddoos, A., Javaid, S., & Khalid, M. (2016). A Revised Version of ASM Method for Solving     Transportation     Problem.

International Journal Agriculture Statistic Science, 12, 267-272.

Siang, J. J. (2014). Riset Operasi dalam Pendekatan Algoritmis (2 ed.). Yogyakarta: C.V ANDI.

Siswanto. (2016). Operation Research. Jakarta: Erlangga.

Solikhin. (2017). Metode Perbaikan ASM pada Masalah Transportasi Tak Seimbang. Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, 249-256.

Syaripuddin. (2012). Penyelesaian Masalah Transshipment Menggunakan Vogel's Approximation Method (VAM). Jurnal Eksponensial, 1-8.

Winston, W. L. (2004). Operation Research Applications and Algorithms (4 ed.). New York: Duxbury.

267