E-Jurnal Matematika Vol. 7(3), Agustus 2018, pp. 291-304

DOI: https://doi.org/10.24843/MTK.2018.v07.i03.p217

ISSN: 2303-1751

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ELSE-U UNTUK MATEMATIKA KONSEPTUAL

Luh Putu Ida Harini, Kartika Sari2, Eka N. Kencana3

1Program Studi Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: [email protected]] 2Program Studi Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email:[email protected]] 3Grup Riset Sosiometrika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: [email protected] §Corresponding Author

ABSTRACT

Udayana University is one of the universities that have developed an e-learning system that is coupled with the IMISSU (Integrated Management Information System of the Udayana) system and is known as the ELSE-U (E-Learning Smart and Elegant of Udayana). This system was built with the aim of accommodating online lectures. But in reality there are still many lecturers, especially in the Mathematics Department who have not utilized the learning media. Many reasons related to the media have not been utilized. In this study, a material development strategy and learning using ELSE-U will be initiated for conceptual mathematics material in order to obtain optimal benefits. In addition, the measurement of the level of acceptance and use of the utilization of ELSE-U in learning is carried out using the Technology Acceptance Model (TAM) method. The results showed that the internal and external factors of students did not affect the perceived ease of use in the use of ELSE-U, organizational factors (study programs, faculties, and universities) had a significant effect on perceived usefulness and perceived ease of use in the use of ELSE-U, while student behavior in addressing the use of ELSE-U has a significant effect on students' intention to use it.

Keywords: conceptual mathematics, e-learning, SEM, TAM

  • 1.    PENDAHULUAN

Perlu diingat penggunaan e-learning tidak hanya sekedar upload bahan ajar bagi pengajar atau hanya sekedar download dan upload soal dan tugas bagi pembelajar. Sharable Content Object Reference Model (SCORM) merupakan salah satu standard dan spesifikasi e-learning. Pada proses pengembangan materi e-learning, objek pembelajaran digambarkan sesuai dengan fungsinya, hasil belajar dan aktivitas belajar terdefinisi dengan jelas, dan diupayakan untuk membuat deskripsi secara eksplisit sebagai objek reusable untuk skenario pembelajaran yang berbeda. Tingkatan dimana bahan ajar dapat di-reuse dan di-repurpose tergantung pada bagaimana content ini disimpan, disediakan, dan dideliverikan kepada komunitas akademik (Bilfaqih, 2007). Oleh karena itu perlu diadakan study terkait pengembangan,

penggunaan dan pengukuran sistem e-learning terhadap objek materi tertentu.

Universitas Udayana adalah salah satu universitas yang telah mengembangkan sistem e-learning yang digandengkan pada sistem IMISSU (Integrated Management Information System the Strategic of Udayana) dan dikenal dengan ELSE-U (E-Learning Smart and Elegant of Udayana). Sistem ini dibangun dengan tujuan untuk mengakomodasikan perkuliahan secara on line. Namun kenyataannya masih banyak dosen khususnya di Jurusan Matematika yang belum memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Banyak alasan yang mencul terkait hal itu. Salah satu alasannya adalah keterbatasan pengembangan materi e-learning terutama untuk materi matematika konseptual yang penuh dengan symbol, definisi dan teori.

Berdasarkan paparan tersebut dalam penelitian ini akan digagas strategi pengembangan materi dan pembelajaran menggunakan ELSE-U untuk materi matematika konseptual agar diperoleh manfaat yang optimal. Selain itu aka dilakukan pengukuran tingkat penerimaan dan penggunaan terhadap pemanfaatan ELSE-U pada pembelajaran dengan menggunakan metode TAM (Technology Acceptance Model).

  • 2.    METODE PENELITIAN

Populasi & Sampel Penelitian

Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa S1 Jurusan Matematika dan S1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Udayana yang mengambil mata kuliah Matematika Konseptual (dalam hal ini Analisis Real I dan Matematika Diskret).

Jenis & Sumber Data

Data pada penelitian ini diperoleh dengan menyediakan kuesioner untuk diisi secara mandiri (self-administered ) oleh mahasiswa yang menjadi sampel. Sebelum kuesioner didistribusikan, validitas item dan reliabilitas kuesioner diperiksa dengan menyebarkannya pada Juli 2017 terhadap 27 orang mahasiswa yang telah menggunakan ELSE-U dalam pembelajarannya. Item yang tidak valid dieliminasi, sehingga yang tersisa adalah

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menghasikan bahan/materi e-learning untuk matematika konseptual yang menarik dan terukur dan dapat memberikan masukan kepada USDI selaku pengembang sistem ELSE-U terkait hasil evaluasi tingkat penerimaan dan penggunaan terhadap pemanfaatan sistem ini dalam pembelajaran matematika konseptual.

item-item yang sah digunakan sebagai refleksi dari dimensi pada model konseptual penelitian.

Operasionalisasi Variabel

Secara konseptual, penelitian evaluasi ELSE-U dengan metode TAM direncanakan memiliki rancangan model seperti terlihat pada gambar berikut:

Tabel 1. Dimensi dan indikator laten yang diterjemahkan dari Model Konseptual Penelitian

Dimensi

Kode

Deskripsi Pernyataan

Individual Factor

X11

Kecakapan dalam menggunakan komputer

X12

Keinginan untuk mencoba teknologi pembelajaran yang relatif baru

X13

Keterjangkauan komputer/laptop

X14

Kemudahan koneksi internet

Social Factor

X21

Dukungan finansial dari orangtua

X22

Pengaruh pergaulan dengan sesama mahasiswa

X23

Kemudahan berkomunikasi dengan dosen

X24

Kebutuhan untuk mendukung pekerjaan setelah selesai studi

Organisati onal Factor

X31

Kemudahan untuk mengakses ELSE-U

X32

Aturan UNUD untuk menerapkan E-Learning pada proses pembelajaran

X33

Proses pembelajaran yang diterapkan pengajar

X34

Proses penilaian mata kuliah


Gambar 1. Model Konseptual Penelitian

Dimensi

Kode

Deskripsi Pernyataan

Perceived

Usefulness

PU1

E-Learning dapat meningkatkan pemahaman materi kuliah

PU2

E-Learning dapat meningkatkan produktivitas akademik

PU3

E-Learning dapat meningkatkan prestasi akademik

PU4

E-Learning dapat meningkatkan soft-skill di bidang IT

Perceived

Ease of Use

PE1

E-Learning mudah dipelajari

PU2

E-Learning lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional (tatap muka)

PU3

E-Learning menyebabkan materi kuliah bisa dipelajari setiap saat

PU4

E-Learning menyebabkan materi kuliah bisa dipelajari di sembarang tempat

Attitude towards Behavior

AB1

Antusias untuk menggunakan E-Learning

AB2

Penggunaan E-Learning akan sangat membantu pemahaman materi kuliah

AB3

Penggunaan E-Learning merupakan ide yang sangat positif

AB4

Dosen perlu ‘dipaksa’ menggunakan E-Learning dalam proses pengajaran

Behavioral

Intention to Use

BIU1

Akan memanfaatkan materi kuliah yang menggunakan E-Learning

BIU2

Akan masuk ke situs ELSE-U secara berkala

BIU3

Akan merekomendasikan kawan untuk menggunakan E-Learning

BIU4

Akan menganjurkan dosen lain agar memanfaatkan E-Learning


  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

    • 3.1    Profil Responden

Responden dari penelitian ini adalah mahasiswa S1 Jurusan Matematika angkatan 2016 (mengambil mata kuliah Matematika Diskret) dan angkatan 2015 (mengambil mata kuliah Analisis Real I) serta mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Udayana angkatan 2017 (mengambil Mata Kuliah Matematika Diskret). Ada hal penting yang menjadi dasar pengambilan responden yaitu terbiasa dan tidak terbiasanya mahasiswa dalam menggunakan komputer.

Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat berdasarkan jenis kelamin, IPK terakhir (kemampuan). Akan tetapi disini ada kelompok yang belum mengetahui IPK nya mengingat mahasiswa Ilmu Komputer yang menjadi responden dalam penelitian ini masih berada pada semester 1. Penelitian ini dilakukan di 3 kelas kuliah dan dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 180 buah kepada responden.

  • 3.2    Kelayakan Instrumen Penelitian

Langkah awal untuk menguji kebenaran hipotesis adalah menguji validitas dan reliabilitas semua alat ukur yang digunakan dalam penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner. Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengetahui valid dan

reliabelnya instrument atau alat pengumpul data yang digunakan. Uji validitas digunakan untuk menguji valid tidaknya jawaban kuesioner yang telah dijawab oleh responden.

rχ ,y

=      n (∑χγ)-(∑χ)(∑γ)

J(∏∑X2-(∑X)2)(n∑Y2 - (∑ Y)2)

dengan rγγ = Koefisien validitas, X = Skor yang diperoleh dari setiap item pertanyaan, Y= Skor yang diperoleh dari keseluran item dan n = Jumlah Responden. Selanjutnya nilai dikatakan valid apabila rxyrxy tabel dengan nilai db= n-2 dan α sebesar 0.05. Selain itu dilakukan juga uji reliabilitas instrument. Validitas sebuah alat ukur dihitung dengan mencari nilai korelasinya. Korelasi yang diukur adalah korelasi antar skor item terhadap skor total penyusun variabel. Pengujian relaibilitas kuesioner dapat dilihat melalui nilai Cronbach Alpha yang dihasilkan. Jika nilai Cronbach Alpha > 0.6 maka kuesioner dapat dikatakan reliabel. Adapun hubungan konseptual penelitian dan rancangan kuesioner yang terbentuk untuk pemanfaatan ELSE-U adalah sebagai berikut:

  • A.    Untuk Individual Factor dengan:

  • X11   : Kecakapan dalam menggunakan

komputer

X12   : Keinginan untuk mencoba teknologi

pembelajaran yang relatif baru

X13   : Keterjangkauan komputer/laptop

X14   : Kemudahan koneksi internet

diperoleh rancangan pertanyaan berikut:

Saya berkompeten menggunakan

INT1   komputer

INT2   Saya antusias menggunakan

teknologi informasi (TI) dalam proses perkuliahan

INT3    Saya memiliki komputer atau laptop

untuk mendukung proses perkuliahan

INT4   Saya mudah menjangkau koneksi

internet

  • B.    Untuk Social Factor dengan:

X21 : Dukungan finansial dari orangtua

X22 : Pengaruh pergaulan dengan sesama mahasiswa

X23 : Kemudahan berkomunikasi dengan dosen

X24 : Kebutuhan untuk mendukung pekerjaan setelah selesai studi

diperoleh rancangan pertanyaan berikut:

EXT1

EXT2

EXT3

EXT4


Saya bersyukur didukung secara penuh oleh orangtua untuk kuliah Saya bergaul dengan kawan-kawan di kampus yang melek TI Dosen di prodi saya menggunakan komputer/LCD proyektor dalam penyampaian materi kuliah Pengetahuan tentang TI sangat membantu dalam memasuki dunia kerja

  • C.    Organisational Factor dengan:

X31 : Kemudahan untuk mengakses ELSE-U

X32 : Aturan UNUD untuk menerapkan ELearning pada proses pembelajaran

X33 : Proses pembelajaran yang diterapkan pengajar

X34 : Proses penilaian mata kuliah diperoleh rancangan pertanyaan berikut:

ORG1 Akses yang mudah ke situs ELSE-U sangat membantu memahami materi kuliah secara online

ORG2  Aturan UNUD mengenai

penggunaan ELSE-U sangat membantu memahami materi kuliah secara online

ORG3 Dosen di prodi saya yang telah menggunakan ELSE-U sangat membantu memahami materi kuliah secara online

ORG4  Proses penilaian matakuliah yang

transparan secara online mendorong saya menggunakan ELSE-U

  • D.    Perceived Usefulness dengan:

PU1 : E-Learning dapat meningkatkan pemahaman materi kuliah

PU2 : E-Learning dapat meningkatkan produktivitas akademik

PU3 : E-Learning dapat meningkatkan prestasi akademik

PU4 : E-Learning dapat meningkatkan soft-skill di bidang IT

diperoleh rancangan pertanyaan berikut:

PU1  Pembelajaran online (E-Learning)

meningkatkan pemahaman materi kuliah saya

PU2 Pembelajaran online (E-Learning) menghemat waktu belajar saya

PU3  Pembelajaran online (E-Learning)

meningkatkan prestasi akademik saya

PU4 Pembelajaran online (E-Learning) meningkatkan soft skill saya di bidang TI

  • E.    Perceived Ease of Use dengan:

PE1 : E-Learning mudah dipelajari

PU2 : E-Learning lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional (tatap muka)

PU3 : E-Learning menyebabkan materi kuliah bisa dipelajari setiap saat

PU4 : E-Learning menyebabkan materi kuliah bisa dipelajari di sembarang tempat

diperoleh rancangan pertanyaan berikut:

PE1   Menggunakan cara pembelajaran

online (E-Learning) mudah saya pelajari

PE2   Pembelajaran online (E-Learning)

lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional (tatap muka)

PE3   Pembelajaran online (E-Learning)

menyebabkan materi kuliah bisa dipelajari setiap saat

PE4   Pembelajaran online (E-Learning)

menyebabkan materi kuliah bisa dipelajari di sembarang tempat

  • F.    Attitude towards Behavior dengan:

AB1 : Antusias untuk menggunakan ELearning

AB2 : Penggunaan E-Learning akan sangat membantu pemahaman materi kuliah

AB3 : Penggunaan E-Learning merupakan ide yang sangat positif

AB4 : Dosen perlu ‘dipaksa’ menggunakan E-Learning dalam proses pengajaran diperoleh rancangan pertanyaan berikut:

Saya sangat antusias menggunakan AB1

E-Learning

Sangat sangat terbantu dalam

AB2  memahami materi kuliah dengan E

Learning

Penggunaan E-Learning merupakan AB3

terobosan yang sangat positif

Saya menganggap seharusnya

AB4  seluruh dosen menggunakan E

learning

  • G.    Behavioral Intention to Use dengan:

AB1 : Akan memanfaatkan materi kuliah yang menggunakan E-Learning

AB2 : Akan masuk ke situs ELSE-U secara berkala

AB3 : Akan merekomendasikan kawan untuk menggunakan E-Learning

AB4 : Akan menganjurkan dosen lain agar memanfaatkan E-Learning

diperoleh rancangan pertanyaan berikut:

Saya sangat antusias menggunakan

AB1

E-Learning

Sangat sangat terbantu dalam

AB2  memahami materi kuliah dengan E

Learning

Penggunaan E-Learning merupakan

AB3

terobosan yang sangat positif Saya menganggap seharusnya AB4  seluruh dosen menggunakan E

learning

Untuk uji validitas kuesioner ini akan diujikan kepada 20 orang mahasiswa yang telah berpengalaman menggunakan e-learning diluar mahasiswa yang akan dijadikan sampel.

Sebelum dapat digunakan sebagai instrumen pengumpul data, kuesioner yang dirancang pada penelitian ini harus diperiksa kelayakannya, meliputi validitas setiap item yang merefleksikan konsep atau laten yang diteliti, dan reliabilitas dari konsep atau laten tersebut. Melalui penyebaran kepada 20 mahasiswa Program Studi (Prodi) Matematika Universitas Udayana, kelayakan dari kuesioner penelitian ini diperiksa. Pengujian dilakukan menggunakan program SPSS versi 20 dengan hasil analisis ditunjukan pada Tabel 2.

Tabel2. Uji Kelayakan Kuesioner Penelitian Optimalisasi Pemanfaatan ELSE-U Sebagai Media

Pembelajaran Matematika Konseptual

Konsep atau

Variabel Laten

Kode Item dan Pernyataan Diringkas

Korelasi

Item – Total

Nilai α

Bila Dihapus

INT1

Mahasiswa kompeten dalam menggunakan komputer

0.469

0.456

Faktor Individu (α = 0.596)

INT2

Mahasiswa antusias menggunakan TI dalam proses perkuliahan

0.358

0.539

INT3

Mahasiswa memiliki laptop/komputer

0.417

0.496

INT4

Internet terjangkau

0.286

0.608

EXT1

Adanya dukungan penuh keluarga untuk kuliah

0.486

0.645

Faktor Sosial

EXT2

Pergaulan dengan sesama mahasiswa yang melek TI

0.236

0.775

(α = 0.705)

EXT3

Dosen menggunakan LCD/Proyektor dalam menyampaikan materi

0.520

0.623

EXT4

Pengetahuan tentang TI merupakan nilai tambah ke dunia kerja

0.763

0.458

ORG1

Situs ELSE-U mudah diakses

0.877

0.913

Faktor Organisasi (α = 0.939)

ORG2

Pedoman menggunakan ELSE-U sangat membantu

0.746

0.953

ORG3

Penggunaan ELSE-U oleh dosen membantu pemahaman materi kuliah

0.944

0.889

ORG4

Penilaian yang transparan mendorong menggunakan ELSE-U

0.855

0.919

PU1

E-Learning meningkatkan pemahaman materi kuliah

0.796

0.865

Perceived

PU2

E-Learning menghemat waktu belajar

0.679

0.902

Usefulness (α = 0.898)

PU3

E-Learning meningkatkan prestasi akademik

0.844

0.842

PU4

E-Learning meningkatkan soft skill di bidang TI

0.810

0.858

PEU1

Pembelajaran daring mudah dipelajari

0.474

0.743

Perceived Ease

PEU2

Pembelajaran daring lebih efektif dibandingkan tatap muka

0.505

0.718

to Use

(α = 0.749)

PEU3

Pembelajaran daring menyebabkan materi kuliah setiap saat bisa dipelajari

0.690

0.624

PEU4

Pembelajaran daring menyebabkan materi kuliah bisa dipelajari di mana saja

0.567

0.686

AB1

Mahasiswa antusias menggunakan pembelajaran daring

0.465

0.279

Attitude toward Behavior (α = 0.509)

AB2

Mahasiswa terbantu untuk memahami materi melalui pembelajaran daring

0.087

0.575

AB3

Pembelajaran daring merupakan terobosan UNUD yang positif

0.436

0.295

AB4

Seharusnya sebagian besar dosen menggunakan ELSE-U

0.234

0.510

BIU1

Mahasiswa menggunakan ELSE-U secara rutin

0.744

0.823

Behavioral

BIU2

Mahasiswa login secara rutin ke ELSE-U

0.582

0.881

Intention to Use (α = 0.866)

BIU3

Akan menganjurkan kawan menggunakan ELSE-U

0.820

0.784

BIU4

Akan mengusulkan dosen agar menggunakan ELSE-U

0.740

0.819

Sumber: Data Primer (2017), Dianalisis

Pada penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan secara terpisah untuk setiap dimensi yang disertakan. Pada dimensi faktor internal, tiga item pertama memiliki koefisien korelasi (ρ) item dengan nilai totalnya melebihi nilai batas bawah yang dipersyaratkan sebesar 0.30 (Nunnaly, 1975), dan item INT4 memiliki ρ item sedikit lebih kecil. Meskipun demikian, mempertimbangkan (a) keterjangkauan koneksi internet diduga memengaruhi prilaku individu mahasiswa dalam menggunakan ELSE-U dan (b) bila item ini dieliminasi hanya mengakibatkan penambahan kecil dari nilai α Cronbach menjadi 0.608 dari nilai sebelumnya 0.596; maka item ini dipertahankan, tetapi pernyataannya dimodifikasi agar lebih mudah dipahami oleh responden. Pernyataan pada item INT4 diubah menjadi Koneksi internet di tempat tinggal saya (rumah atau tempat kost) stabil dengan harga terjangkau.

Pada dimensi faktor sosial, tiga dari empat pernyataan memiliki koefisien korelasi melebihi nilai 0.30, kecuali item EXT2 (lingkungan pergaulan yang melek TI) yang memiliki nilai koefisien korelasi hanya sebesar 0.236. Mempertimbangkan bila item ini dikeluarkan menyebabkan nilai koefisien α Cronbach meningkat menjadi 0.775 dari nilai sebelumnya 0.705, maka diputuskan untuk mengeliminasi EXT2 dari daftar pernyataan pada kuesioner.

Pada Tabel 2. terlihat bahwa untuk setiap pernyataan yang digunakan untuk mengukur dimensi Faktor Organisasi, Perceived Usefulness, Perceived Ease to Use, dan Behavioral Intention to Use memiliki nilai corrected item-total correlation masing-masing selalu lebih besar dari 0,3. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap pernyataan yang digunakan untuk mengukur dimensi Faktor Organisasi, Perceived Usefulness, Perceived Ease to Use, dan Behavioral Intention to Use yang telah diujikan pada 20 responden bernilai valid karena sebuah item pernyataan dinyatakan valid dalam suatu pengukuran apabila memiliki nilai korelasi lebih dari 0,3. Sedangkan nilai Cronbach Alpha dari

setiap dimensi dimensi Faktor Organisasi, Perceived Usefulness, Perceived Ease to Use, dan Behavioral Intention to Use memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,7. Hal ini nyatakan bahwa suatu instrument pengukuran yang digunakan untuk mengukur dimensi Faktor Organisasi, Perceived Usefulness, Perceived Ease to Use, dan Behavioral Intention to Use dapat dipercaya karena untuk setiap dimensi memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.70.

Pada dimensi attitude toward behavior, dua dari empat pernyataan memiliki koefisien korelasi melebihi nilai 0.30, yaitu AB1 dan AB3. Sedangkan item AB2 dan AB4 hanya memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.087 dan 0,234. Mempertimbangkan bila item ini dikeluarkan menyebabkan nilai koefisien α Cronbach hampir menyamai nilai sebelumnya maka diputuskan untuk mengeliminasi AB2 dan AB4 dari daftar pernyataan pada kuesioner.

  • 3.    Evaluasi Model Pengukuran

Measurement model merupakan sub-model pada model persamaan struktural yang digunakan untuk menggambarkan hubungan variabel laten dengan indikator-indikator pengukurnya memerhatikan variabel laten tidak dapat diukur secara langsung (Hair et al., 2013). Pengukuran pada indikator reflektif xi – indikator yang direfleksikan oleh variabel laten ξj – bisa dinyatakan melalui persamaan (1)

xi = γ0j + γ1j ξj + δi; i = 1, …, p; j =1, …, q (1)

Pada persamaan (1), p menyatakan jumlah indikator reflektif pada laten ke-j dan q = jumlah variabel laten dengan indikator reflektif dalam model persamaan struktural. Pada tahapan analisis, xi dan ξj dinyatakan dalam bentuk yang dibakukan sehingga suku γ0j tereliminasi dari persamaan (1). Sebuah model persamaan struktural, sebelum hipotesis yang dibangun peneliti dapat diuji, setiap blok hubungan kausal antara sebuah variabel laten dengan indikator-indikator reflektifnya harus divalidasi terlebih dahulu dengan memeriksa

composite reliability (CR), convergent validity (CV), dan discriminant validity (DV).

Tabel 3 menampilkan nilai-nilai CR yang menggambarkan konsistensi internal variabel laten dengan indikator-indikator reflektifnya, dan average variance extracted (AVE) yang

menunjukkan CV dari variabel laten. Mengacu Hair et al. (2013), agar terbentuk konsistensi internal maka CR ≥ 0.708; dan agar terjadi validitas konvergensi dari variabel laten maka nilai AVE ≥ 0.50 (Peng & Lai, 2012).

Tabel 3. Sub-Model Pengukuran dari Optimalisasi Pemanfaatan ELSE-U Sebagai Media Pembelajaran Matematika Konseptual

Variabel Laten

CR

AVE

Indikator Reflektif

Factor

Loading

p-Value

Kode

Pernyataan Diringkas

Faktor Internal

0.686

0.744

0.387

0.501

INT1

Kompeten menggunakan komputer

0.691

0.685

0.000

INT2

Antusias menggunakan TI dalam proses perkuliahan

0.840

0.858

0.000

INT3

Memiliki komputer atau laptop

0.218

0.311

INT4

Mudah menjangkau koneksi internet

0.563

0.545

0.000

Faktor Eksternal

0.771

0.539

EXT1

Dukungan orangtua untuk kuliah

0.552

0.001

EXT3

Penggunaan LCD/Proyektor oleh dosen

0.697

0.000

EXT4

Pengetahuan tentang TI merupakan nilai tambah ke dunia kerja

0.909

0.000

Faktor

Organisasi

0.917

0.735

ORG1

Situs ELSE-U mudah diakses

0.827

0.000

ORG2

Pedoman ELSE-U sangat membantu

0.902

0.000

ORG3

ELSE-U oleh dosen membantu pemahaman materi kuliah

0.860

0.000

ORG4

Penilaian yang transparan

0.838

0.000

Perceived

Usefulness

0.888

0.671

PU1

E-Learning meningkatkan pemahaman materi kuliah

0.911

0.000

PU2

E-Learning menghemat waktu belajar

0.871

0.000

PU3

E-Learning meningkatkan prestasi akademik

0.870

0.000

PU4

E-Learning meningkatkan soft skill di bidang TI

0.583

0.000

Perceived Ease to Use

0.793

0.494

PEU1

Pembelajaran daring mudah dipelajari

0.672

0.000

PEU2

Pembelajaran daring lebih efektif dibandingkan tatap muka

0.570

0.000

PEU3

Pembelajaran daring menyebabkan materi kuliah setiap saat bisa dipelajari

0.808

0.000

PEU4

Pembelajaran daring menyebabkan materi kuliah bisa dipelajari di mana saja

0.739

0.000

Attitude toward Behavior

0.893

0.807

AB1

Antusias menggunakan pembelajaran daring

0.921

0.000

AB3

Pembelajaran daring merupakan terobosan UNUD yang positif

0.875

0.000

Behavioral

Intention to Use

0.911

0.720

BIU1

Menggunakan ELSE-U secara rutin

0.769

0.000

BIU2

Login ke ELSE-U secara rutin

0.861

0.000

BIU3

Akan menganjurkan kawan menggunakan ELSE-U

0.892

0.000

BIU4

Akan mengusulkan dosen agar menggunakan ELSE-U

0.867

0.000

Keterangan :    Item INT3 Dieliminasi

Nilai Setelah INT3 Dieliminasi

Sumber: Data Primer (2017)

Tabel 3 memperlihatkan terdapat 2 variabel laten, faktor internal individu dan perceived ease to use memiliki nilai CR atau AVE yang lebih rendah dari ambang bawah yang

dipersyaratkan. Pemeriksaan keempat indikator Pada faktor internal menunjukkan item INT3 (mahasiswa memiliki komputer/laptop) memiliki koefisien loading hanya sebesar 0.218

dengan signifikansi 0.311 jauh lebih besar dari nilai α = 0.10 sebagai nilai signifikansi terbesar yang lazim digunakan pada riset di bidang ilmu sosial humaniora. Hal yang sama dilakukan pada 4 indikator dari laten perceived ease to use. Seluruh indikator pada laten ini signifikan pada taraf uji α = 0.10. Mencermati hal ini dan nilai AVE dari laten sebesar 0.494 sedikit lebih kecil dari nilai ambang 0.50; maka diputuskan untuk mempertahankan keempat indikator dari variabel laten ini.

Berbeda dengan indikator pada laten perceived ease to use yang dipertahankan seluruhnya, indikator INT3 dikeluarkan sebagai refleksi laten faktor internal dan analisis diulangi. Hasil analisis pada model pengukuran setelah dikeluarkannya INT3 memperlihatkan laten ini telah memiliki nilai CR dan AVE melebihi nilai ambang bawah yang dipersyaratkan. Dengan demikian, evaluasi model struktural dan hipotesis yang dikembangkan bisa dilakukan.

  • 4.    Evaluasi Model Struktural dan Uji Hipotesis

Penelitian ini mengembangkan 11 hipotesis mengenai signifikansi dari hubungan kausal yang terbentuk antarlaten (lihat gambar 2).

Gambar 2. Hipotesis pada Hubungan kausal antarvariabel Laten

Dari gambar 2. diperoleh hipotesis-hipotesis sebagai berikut:

H1  : Faktor internal mahasiswa berpengaruh

terhadap perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U;

H2  : Faktor      eksternal      mahasiswa

berpengaruh terhadap perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U;

H3  : Faktor  organisasi  (program  studi,

fakultas, dan universitas) berpengaruh terhadap perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U;

H4  : Faktor internal mahasiswa berpengaruh

terhadap perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U;

H5  :  Faktor      eksternal      mahasiswa

berpengaruh terhadap perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U;

H6  :  Faktor  organisasi (program studi,

fakultas, dan universitas) berpengaruh

terhadap perceived ease of use pada

penggunaan ELSE-U;

H7 :   perceived usefulness berpengaruh pada

prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U;

H8  : perceived ease of use berpengaruh pada

prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U;

H9  : perceived usefulness berpengaruh pada

niat mahasiswa untuk menggunakan ELSE-U;

H10 : prilaku mahasiswa dalam menyikapi

penggunaan ELSE-U berpengaruh pada niat mahasiswa untuk menggunakannya; dan

H11 : perceived ease of use berpengaruh pada

niat mahasiswa untuk menggunakan ELSE-U.

Pada evaluasi model struktural, SmartPLS yang digunakan menganalisis data diatur untuk melakukan proses bootstrap sebanyak 1000 sampel. Koefisien-koefisien jalur yang menghubungkan laten eksogenus dengan laten endogenus diperlihatkan pada tabel 4:

Tabel 4. Koefisien Jalur antarvariabel Laten dan Signifikansinya

Hipotesis Penelitian

Laten Eksogen

Laten Endogen

Nilai Koefisien Jalur

p-Value

Keterangan

H1

Faktor Internal Individu

Perceived Usefulness

0.226

0.001

Sangat Signifikan

H2

Faktor Eksternal

Perceived Usefulness

0.098

0.095

Quasi Signifikan

H3

Faktor Organisasi

Perceived Usefulness

0.573

0.000

Sangat Signifikan

H4

Faktor Internal Individu

Perceived Ease of Use

0.078

0.451

Tidak Signifikan

H5

Faktor Eksternal

Perceived Ease of Use

0.103

0.284

Tidak Signifikan

H6

Faktor Organisasi

Perceived Ease of Use

0.480

0.000

Sangat Signifikan

H7

Perceived Usefulness

Attitude toward Behavior

0.195

0.075

Quasi Signifikan

H8

Perceived Ease of Use

Attitude toward Behavior

0.632

0.000

Sangat Signifikan

H9

Perceived Usefulness

Behavioral Intention to Use

0.194

0.097

Quasi Signifikan

H10

Attitude toward Behavior

Behavioral Intention to Use

0.375

0.003

Sangat Signifikan

H11

Perceived Ease of Use

Behavioral Intention to Use

0.198

0.094

Quasi Signifikan

Keterangan :Tidak Signifikan        : α > 0.10

Quasi Signifikan        : 0.05 < α ≤ 0.10

Signifikan : 0.01 < α ≤ 0.05

Tidak Signifikan         : α ≤ 0.01

Sumber: Data Primer (2017), Dianalisis


  • 5.    Uji Hipotesis dan Interpretasi

Hipotesis-hipotesis yang dibentuk pada penelitian ini dapat diuji dengan menggunakan P- value dan koefisien jalur yang telah diperoleh pada Tabel 5.3. sebagai berikut:

  • 1.    Faktor internal mahasiswa berpengaruh terhadap perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U. Adapun hipotesis yang diuji dalam hal ini sebagai berikut:

Hq : Faktor internal mahasiswa tidak mempengaruhi perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U

H^ : Faktor internal mahasiswa mempengaruhi perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U

Hubungan antara variabel faktor internal mahasiswa dengan perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.226. dan diperoleh P- value sebesar 0.001 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H0. Hal ini berarti sarana Faktor internal mahasiswa berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U.

  • 2.    Faktor eksternal mahasiswa berpengaruh terhadap perceived usefulness pada

penggunaan ELSE-U. Adapun hipotesis yang diuji dalam hal ini sebagai berikut:

Hq : Faktor eksternal mahasiswa tidak mempengaruhi perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U

H^ : Faktor eksternal mahasiswa mempengaruhi perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U

Hubungan antara variabel faktor internal mahasiswa dengan perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.098. dan diperoleh P- value sebesar 0.095 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H0. Hal ini berarti sarana Faktor eksternal mahasiswa berpengaruh quasi signifikan terhadap perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U.

  • 3.    Faktor organisasi (program studi, fakultas, dan universitas) berpengaruh terhadap perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U. Adapun hipotesis yang diuji dalam hal ini sebagai berikut:

Hq : Faktor organisasi (program studi, fakultas, dan universitas) tidak mempengaruhi perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U

H^ : Faktor organisasi (program studi, fakultas, dan universitas) tidak

mempengaruhi perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U

Hubungan antara variabel Faktor organisasi (program studi, fakultas, dan universitas) dengan perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.573. dan diperoleh P- value sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H0. Hal ini berarti sarana Faktor organisasi (program studi, fakultas, dan universitas) berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U.

  • 4.    Faktor internal mahasiswa berpengaruh terhadap perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U. Adapun hipotesis yang diuji dalam hal ini sebagai berikut:

Hq : Faktor internal mahasiswa tidak mempengaruhi perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U

H^ : Faktor internal mahasiswa tidak mempengaruhi perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U

Hubungan antara variabel faktor internal mahasiswa dengan perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.078. dan diperoleh P- value sebesar 0.451 yang lebih besar dari 0.05 sehingga keputusan yang diambil adalah menerima H0. Hal ini berarti sarana Faktor internal mahasiswa tidak mempengaruhi perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U

  • 5.    Faktor eksternal mahasiswa berpengaruh terhadap perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U. Adapun hipotesis yang diuji dalam hal ini sebagai berikut:

Hq : Faktor eksternal mahasiswa tidak mempengaruhi perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U

H^ : Faktor eksternal mahasiswa mempengaruhi perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U

Hubungan antara variabel faktor eksternal mahasiswa dengan perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U memiliki nilai koefisien

jalur sebesar 0.103. dan diperoleh P- value sebesar 0.284 yang lebih besar dari 0.05 sehingga keputusan yang diambil adalah menerima H0. Hal ini berarti sarana faktor eksternal mahasiswa tidak berpengaruh terhadap perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U

  • 6.    Faktor organisasi (program studi, fakultas, dan universitas) berpengaruh terhadap perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U. Adapun hipotesis yang diuji dalam hal ini sebagai berikut:

Hq : Faktor organisasi (program studi, fakultas, dan universitas) tidak berpengaruh terhadap perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U

H^ : Faktor organisasi (program studi, fakultas, dan universitas) berpengaruh terhadap perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U

Hubungan antara variabel Faktor organisasi (program studi, fakultas, dan universitas) berpengaruh terhadap perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.480. dan diperoleh P- value sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H0. Hal ini berarti sarana Faktor organisasi (program studi, fakultas, dan universitas) berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U.

  • 7.    perceived usefulness berpengaruh pada prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U. Adapun hipotesis yang diuji dalam hal ini sebagai berikut:

Hq : perceived usefulness tidak berpengaruh pada prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U

Hy : perceived usefulness berpengaruh pada prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U

Dimensi perceived usefulness berpengaruh pada prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0. dan dip1995eroleh P- value

sebesar 0.075 yang lebih besar dari 0.05 sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H0. Hal ini berarti sarana perceived usefulness berpengaruh quasi signifikan pada prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U.

  • 8.    Perceived ease of use berpengaruh pada prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U. Adapun hipotesis yang diuji dalam hal ini sebagai berikut:

Hq : perceived ease of use tidak berpengaruh pada prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U

Hy : perceived ease of use berpengaruh pada prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U Hubungan antara variabel perceived ease of use berpengaruh pada prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.652. dan diperoleh P- value sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H0. Hal ini berarti sarana perceived ease of use berpengaruh pada prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U.

  • 9.    Faktor internal mahasiswa berpengaruh terhadap perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U. Adapun hipotesis yang diuji dalam hal ini sebagai berikut:

Hq : perceived usefulness tidak berpengaruh pada niat mahasiswa untuk menggunakan ELSE-U

Hy : perceived usefulness berpengaruh pada niat mahasiswa untuk menggunakan ELSE-U

Hubungan antara variabel perceived usefulness berpengaruh pada niat mahasiswa untuk menggunakan ELSE-U memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.194. dan diperoleh P- value sebesar 0.097 yang lebih besar dari 0.05 sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H0. Hal ini berarti sarana perceived usefulness berpengaruh quasi signifikan pada niat mahasiswa untuk menggunakan ELSE-U

  • 10.    Perilaku  mahasiswa dalam menyikapi

penggunaan ELSE-U berpengaruh pada niat mahasiswa untuk menggunakannya;. Adapun hipotesis yang diuji dalam hal ini sebagai berikut:

Hq : prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U tidak berpengaruh pada niat mahasiswa untuk menggunakannya; dan

Hy : prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U berpengaruh pada niat mahasiswa untuk menggunakannya.

Hubungan antara variabel prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U berpengaruh pada niat mahasiswa untuk menggunakannya; dan memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.375. dan diperoleh P- value sebesar 0.003 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H0. Hal ini berarti sarana prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U berpengaruh signifikan pada niat mahasiswa untuk menggunakannya.

  • 11.    Perceived ease of use berpengaruh pada niat mahasiswa untuk menggunakan ELSE-U. Adapun hipotesis yang diuji dalam hal ini sebagai berikut:

Hq : perceived ease of use tidak berpengaruh pada niat mahasiswa untuk menggunakan ELSE-U

Hy : perceived ease of use berpengaruh pada niat mahasiswa untuk menggunakan ELSE-U

Hubungan antara variabel faktor internal mahasiswa dengan perceived usefulness pada penggunaan ELSE-U memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.198. dan diperoleh P- value sebesar 0.094 yang lebih besar dari 0.05 sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H0. Hal ini berarti sarana perceived ease of use berpengaruh quasi signifikan pada niat mahasiswa untuk menggunakan ELSE-U.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor internal dan eksternal mahasiswa tidak berpengaruh terhadap perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U, faktor organisasi (program studi, fakultas, dan universitas) berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use pada penggunaan ELSE-U, sedangkan prilaku mahasiswa dalam menyikapi penggunaan ELSE-U berpengaruh signifikan pada niat mahasiswa untuk menggunakannya

Saran

Pada penelitian ini indikator-indikator yang digunakan untuk menjelaskan variabel laten di dalam model belum dapat secara opitmal menjelaskan pengaruh variabel latennya, sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya perlu mengkaji secara teoritis indikator-indikator lain yang lebih sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, B.L., Hendrix, S.B., Hedges, D.W. &

Smith, T.B., 2012. Multivariate Analysis for the Biobehavioral and Social Sciences: A Graphical Approach. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Butler, R.W., 1993. Tourism - an evolutionary perspective. In J.G. Nelson, R.W. Butler & G. Walls, eds. Tourism and Sustainable Development:    Monitoring, Planning,

Managing.     Waterloo:     Geography

Publication Series # 52.

Churchill, Jr., G.A., 1979. A Paradigm for

Developing Better Measures of Marketing Constructs. Journal of Marketing Research, 16(1), pp.64-73

Darmawan, Deni. 2012. Inovasi Pendidikan (Pendekatan Praktek Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online). PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

David, A. K. (1998). Multiple factor models.

Retrieved May 14,   2007 from

http://davidakenny.net/cm/mfactor.htm

Davis, F. D. (1986). A technology acceptance model for empirically testing new end-user information systems: Theory and results. Doctoral dissertation. Cambridge, MA: MIT Sloan School of Management.

Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology. MIS Quarterly,13(3), 319–339.

Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. (1989). User acceptance of computer technology:   A comparison of two

theoretical models. Management Science, 35(8), 982–1003.

Duncan, Jack W.,  1981. Organizational

Behavior. Boston: Houghton Mifflin Coy.

Gilbert, J. (2001). Leveraging Effective ICT Strategies for Sustainable Development. Workshop on Sectoral Planning for Information Technology. Pembentangan di Regional Initiative for Information and Communication Technology Strategies Conference 2001, Pusat Dagangan Dunia Putra, Kuala Lumpur, Malaysia, 24-26 July 2001.

Gudono, 2016. In: Analisis Data Multivariat. Yogyakarta: BPFE, p. 256.

Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L. & Black, W.C.,  1995. Multivariate Data

Analysis with Readings. 4th ed. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Igbaria,  M. (1993) User acceptance  of

microcomputer technology: An empirical test. OMEGA International Journal of Management Science, 21, 73-90.

Igbaria, M., Schiffman, S. J., & Weickowski, T. J. (1994). The respective roles of perceived usefulness and perceived fun in the acceptance of microcomputer technology. Behaviour and Information Technology, 13, 349-61.

Jogiyanto. (2007). Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.

Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta : Andi Offset.

Jogiyanto, HM, 2008, “Metodologi Penelitian Sistem Informasi: Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di Bidang Sistem 303

Teknologi Informasi”, Yogyakarta:Andi.: Penerbit Andi.

Lihawa, Sri Mariyati. 2012. Penerapan Technology Acceptance Model (TAM) untuk Menganalisa Sikap Pengguna Terhadap Teknologi Sistem Informasi Akademik. http://ti.fatek.ung.ac.id/down.php?file=SriM ariyatiLihawa.pdf. (15 Juni 2013).

Nunnaly, J.C., 1975. Psychometric Theory. 25 Years Ago and Now. Educational Researcher, 4(10), pp.7-14;19-21.

304