Q-ANGLE (QUADRICEP ANGLE) LEBIH BESAR PADA PELAJAR PEREMPUAN DIBANDINGKAN LAKI-LAKI USIA 17 TAHUN DENGAN IMT NORMAL DI SMA NEGERI 3 DENPASAR
on
ORIGINAL ARTICLE
Vol 7 No 2 (2019), P-ISSN 2303-1921
MAJALAH ILMIAH FISIOTERAPI INDONESIA
Q-ANGLE (QUADRICEP ANGLE) LEBIH BESAR PADA PELAJAR PEREMPUAN DIBANDINGKAN LAKI-LAKI USIA 17 TAHUN DENGAN IMT NORMAL DI SMA NEGERI 3 DENPASAR
Ida Ayu Intan Kartika Dewi1, Ari Wibawa2, I Made Muliarta3
1Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana [email protected]
ABSTRAK
Q-angle merupakan sudut di antara otot quadriceps dan patellar tendon dan memperlihatkan sudut dari tekanan otot quadriceps. Q-angle sangat mempengaruhi mekanis sendi lutut dan sendi lutut akan sangat rentan terkena gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan besar Q-angle pada remaja laki-laki dan perempuan usia 17 tahun dengan IMT normal. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain comparative study. Pada 112 orang sampel yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dari perhitungan data menggunakan Mann-Whitney Test diketahui nilai p adalah 0,002 (p<0,05) pada Q-angle kanan dan p adalah 0,135 (p>0,05) pada Q-angle kiri. Berdasarkan temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Q-angle kanan pada perempuan lebih besar dari laki-laki. Namun tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada Q-angle kiri.
Kata Kunci: Q-angle, jenis kelamin, usia, IMT.
Q-ANGLE (QUADRICEP ANGLE) IS HIGHER IN FEMALE THAN MALE OF 17-YEAR-OLD STUDENTS WITH NORMAL BMI IN SMA NEGERI 3 DENPASAR
ABSTRACT
Q-angle is the angle between the quadriceps muscle and the patellar tendon which shows the angle of quadriceps muscle pressure. Q-angle affects the mechanical joints of the knee and it will be susceptible to musculoskeletal disorders. The purpose aimed to find out whether there was a large difference in Q-angle in adolescent men and women aged 17 years old with normal BMI. This research was an observational analytic research with comparative study design. In 112 samples consists of male and female. Hypothesis test was using Mann-Whitney Test to know the difference between group of men and women. In the calculation of data analysis, p value was 0,002 (p <0.05) in the right Q-angle and p was 0,135 (p> 0,05) in left Q-angle.Based on the results of this study, it can be concluded that women has higher right Q-angle than men in right feet. However, no significant difference was found in the left Q-angle.
Keywords: Q-angle, gender, age, BMI.
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai individu dalam kelompok usia 10-19 tahun.1 Dalam bukunya yang berjudul “Adolescence An Age of Opportunity”, UNICEF menyampaikan bahwa umur remaja rata-rata berkisar 10-19 tahun.2 Di Indonesia, pada peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 menyatakan bahwa remaja merupakan penduduk dengan rentang usia 10-18 tahun.3
Q-angle adalah sudut diantara otot quadriceps dan patellar tendon yang menggambarkan sudut dari tekanan otot quadriceps.4 Perubahan secara fisik yang terjadi pada fase remaja, menyebabkan terjadinya perubahan pada sudut Q-angle pada remaja putri, dimana pinggul (pelvic) mereka akan membesar. Hal ini akan membuat sudut antara panggul dan lutut semakin besar karena posisi femur pada wanita akan lebih miring dibandingkan posisi femur pada laki-laki, sehingga Q-angle wanita akan lebih besar.5 Menurut The American Orthopaedic Association Q-Angle normal adalah 10o sampai 15o sedangkan tidak normal adalah 15o sampai 20o.6 Beberapa sumber menyatakan bahwa Q-angle normal pada laki-laki berkisar 10o – 14o dan pada perempuan dari 14,5o – 17o .7
Hasil penelitian sebelumnya, membuktikan bahwa nilai rata-rata Q-angle ditemukan lebih tinggi pada perempuan (14,48° ± 2,02) dibandingkan dengan laki-laki (10,98° ± 1,75). Nilai Q-angle yang lebih tinggi pada perempuan ternyata sangat signifikan. Penempatan lateral tuberositas tibia juga secara signifikan lebih besar pada wanita dibandingkan dengan laki-laki. Bila penempatan lateral tuberositas tibia ditabulasikan, dapat diamati bahwa frekuensi terbesar yaitu 0,5-1 cm pada pria dan 1,5-2 cm pada wanita.8 Berbeda dengan hasil penelitian di atas yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara Q-angle pada laki-laki dan perempuan, sebuah penelitian lain menyatakan bahwa pada laki-laki dan perempuan yang memiliki tinggi badan sama, akan menghasilkan besar Q-angle yang sama pula. Analisis trigonometri yang dilakukan, menunjukkan bahwa lateralisasi tulang belakang iliaka anterior superior sebesar 2 cm (yaitu pelvis yang lebih lebar 4 cm) hanya menghasilkan perubahan 2° pada Q-angle. Sebaliknya, peningkatan sudut sebesar 5° akan menyebabkan tulang belakang iliaca anterior superior untuk diperbesar sebanyak 4,3 cm (yaitu pelvis 8,6 cm lebih lebar). Selain itu, mereka menyatakan bahwa tidak ada korelasi antara lebar pelvis dan tinggi badan (p = 0,129).9
Pentingnya peran Q-angle sebagai pembanding dalam menentukan masalah muskuloskeletal terutama di lutut, membuat hal ini penting untuk diteliti kembali terutama di Indonesia. Terdapat persepsi yang mengatakan bahwa Q-angle pada wanita dan pria adalah sama, dan ada pula yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan besar Q-angle pada wanita dan pria, membuat peneliti tertarik mengambil judul tentang “Q-Angle (Quadricep Angle) Lebih Besar pada Pelajar Perempuan Dibandinkan Laki-laki Usia 17 Tahun dengan IMT Normal di SMA Negeri 3 Denpasar”.
METODE
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan observasional analitik dengan desain desain comparative study atau studi perbandingan. Pelaksanaan penelitian pada bulan April tahun 2018. Sampel penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling. Sampel berjumlah 112 orang yang dibagi kedalam 2 kelompok dengan jumlah yang sama yang berusia 17 tahun dan memiliki IMT normal.
Pada masing-masing variabel, dilakukan pengukuran melalui microtoise dan timbangan untuk mengukur IMT sampel. Pengukuran menggunakan goniometer yang dimodifikasi dilakukan untuk mengukur Q-angle sampel. Wawancara dilakukan untuk mengetahui indentitas pasien dan riwayat cedera yang pernah dialaminya. Analisis data menggunakan software komputer dengan beberapa uji statistik yaitu: uji deskriptif / univariat, uji normalitas data Kolmogorov Smirnov, uji homogenitas data Levene test dan uji statistik Mann Whitney test.
HASIL
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil pengolahan data secara deskriptif untuk memperoleh gambaran detail mengenai karakteristik pada sampel dan variabel penelitian.’’
Tabel 1. Distribusi Data Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase %
Laki-laki |
56 |
50 |
Perempuan |
56 |
50 |
Total |
112 |
100 |
Tabel 2. Distribusi Data Sampel Berdasarkan Q-angle
Laki-Laki |
Perempuan |
Normal Tidak Normal |
Normal Tidak Normal |
Kanan |
9 |
47 |
1 |
55 |
Kiri |
5 |
51 |
4 |
52 |
Tabel 3. Q-angle Sampel Penelitian
Min. |
Med. Max. Mean Simpang Baku |
Ka 10 L Ki 10 Ka 15 P Ki 12 |
21 35 21,29 6,11 21 35 22,7 5,674 25 34 24,63 4,288 24,5 35 23,68 4,828 |
Keterangan: L = Laki-laki Ka = Kanan |
P =Perempuan Max. = maximal Mean = Rerata Ki = kiri Min. = Minimal Med. = median |
Tabel tersebut menunjukkan bahwa sampel berjenis kelamin lai-laki dan perempuan memiliki persentase yang sama dalam penelitian ini yaitu sebesar 50%. dapat dilihat bahwa pada sampel laki-laki terdapat 9 orang memiliki Q-angle normal dan 47 orang memiliki Q-angle tidak normal pada kaki kanan sedangkan pada kaki kiri, 5 orang memiliki Q-angle yang normal dan 51 orang memiliki Q-angle yang tidak normal. Pada sample perempuan, 1 orang yang memiliki Q-angle normal dan 55 orang memiliki Q-angle yang tidak nomal pada kaki kanannya sedangkan pada kaki kiri, sebanyak 4 orang memiliki Q-angle normal dan 52 orang memiliki Q-angle yang tidak normal. Dari Tabel 3, diketahui bahwa Q-angle kanan dan kiri pada laki-laki memiliki persamaan pada nilai minimum yaitu 10o dan nilai maksimal sebesar 35o. Q-angle kanan pada laki-laki memiliki nilai tengah sebesar 21,00 dengan nilai rerata kanan sebesar 21,29, kiri sebesar 22,7 dan simpang baku sebesar 6,110 pada sisi kanan dan 5,674 pada sisi kiri. Sedangkan Q-angle kanan pada perempuan memiliki nilai minimum sebesar 15o dan sisi kiri sebesar 12o. Memiliki nilai tengah sebesar 25,00 pada sisi kanan dan 24,50 pada sisi kiri. Dengan nilai rerata dan masing-masing sebesar 24,63 pada sisi kanan, 23,68 pada sisi kiri dan nilai simpang baku 4,288 pada sisi kanan dan 4,828 pada sisi kiri.’’
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, menunjukkan hasil uji normalitas data dengan Nilai probabilitas p=0,000 (p<0,05). Dengan menggunnakan Kolmogorov-Smirnov Test didapat nilai p<a=0,05. Hal ini menandakan bahwa sebaran data tidak berdistribusi normal.’’
Berdasarkan hasil uji homogenitas data yang telah dilakukan, menunjukkan hasil uji homogenitas dimana Q-angle kanan memiliki nilai signifikan p=0,041 (p<0,05) yang artinya tidak homogen. Sedangkan Q-angle kiri memiliki nilai signifikan sebesar p=0,105 (p>0,05) yang artinya bersifat homogen.’’
Tabel 4. Mann Whitney Test
Mean Rank. |
Z-score |
P | ||
P |
65,96 | |||
Q-angle kanan |
L |
47,04 |
-3,100 |
0,002 |
P |
61,06 | |||
Q-angle kiri |
L |
51,94 |
-1,493 |
0,135 |
Tabel 4. menunjukkan bahwa pada Q-angle kanan p=0,002 (p<0,05) berdasarkan nilai tersebut maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan Q-angle pada bagian lutut kanan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan. Sebaliknya pada Q-angle kiri, didapat nilai p=0,135 (p>0,05) dimana dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan Q-angle kiri yang signifikan anatara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil uji secara statistik maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan Q-angle pada ektremitas bawah bagian kanan yang bermakna antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan nilai p=0,002 pada kaki sebelah kanan dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara Q-angle perempuan dan laki-laki pada kaki sebelah kanan.’’
DISKUSI
Berdasarkan hasil responden usia diambil dengan kriteria inklusi penenun yang berusia 17 tahun, sehingga persebaran umur yang didapat pada penelitian ini adalah 17 tahun yang telah didapat dari data pelajar melalui sesi wawancara. Sampel akan dipilih berdasarkan kreteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan sebelumnya. Sesuai dengan besar sampel yang telah ditentukan maka didapatkan total sampel sebanyak 112 orang pelajar yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu laki-laki dan perempuan yang dilakukan dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling.
Distribusi responden berdasarkan masa kerja menunjukkan bahwa pada sampel laki-laki terdapat 9 orang dengan Q-angle normal dan sebanyak 47 orang memiliki Q-angle yang tidak normal pada kaki kanan sedangkan pada kaki kiri, sebanyak 5 orang memiliki Q-angle yang normal dan 51 orang memiliki Q-angle yang tidak normal. Pada sample perempuan, hanya 1 orang yang memiliki Q-angle normal dan terdapat 55 orang memiliki Q-angle yang tidak nomal pada kaki kanannya sedangkan pada kaki kiri, sebanyak 4 orang memiliki Q-angle yang normal dan 52 orang memiliki Q-angle yang tidak normal. Nilai Q-Angle normal adalah 10o sampai 15o sedangkan tidak normal adalah 15o sampai 20o. apabila sudut yang dihasilkan dari pengukuran Q-angle menghasilkan besar sudut yang lebih besar atau lebih kecil dari 15o maka besar Q-angle dapat dikatakan abnormal. Dapat dilihat bahwa nilai Q-angle tidak normal lebih banyak dari Q-angle normal. Hal ini juga akan berdampak pada tingkat keparahan saat mengalami cedera muskuloskeletal.10
Mengenai perbedaan nilai Q-angle antara laki-laki dan perempuan dapat diketahui menggunakan uji statistik Mann Whitney Test yang tertera pada tabel 4, pada tabel tersebut dapat dilihat hasil perbedaan besar Q-angle bagian kanan antara perempuan dan laki-laki, p=0,002 (p<0,05), dan diperoleh perbedaan besar Q-angle bagian kiri antara perempuan dan laki-laki, p=0,135 (p>0,005). Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan Q-angle yang signifikan antara laki-laki dan perempuan pada lutut sebelah kanan. Sedangkan pada lutut sebelah kiri, tidak ditemukan perbedaan Q-angle yang signifikan antara perempuan dan laki-laki. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi besar Q-angle. Umumnya, Q-angle yang kanan secara signifikan lebih tinggi daripada kiri baik pada subjek laki-laki dan perempuan. perempuan memiliki nilai Q-angle lebih tinggi secara signifikan daripada laki-laki.11
Usia dan aktivitas fisik memiliki efek yang sama sangat signifikan pada nilai Q-angle dengan perubahan yang lebih besar pada nilai Q-angle kelompok dengan aktifitas fisik tinggi (aktif). Faktor ketidakseimbangan otot sangat besar pengaruhnya nilai Q-angle. Ketika otot mengalami penurunan fungsinya, maka otot sebagai stabilisator aktif dan sebagai penggerak sendi akan mengakibatkan kecenderungan terjadinya cedera sekunder yang belih besar. Apabila otot-otot mengalami kelemahan, maka akan kehilangan fungsinya sebagai stabilisator dimana stabilisator penting dalam mempertahankan secara aktif agar tidak terjadi genu varus dan genu valgum.12
Faktor instabilitas juga sangat mempengaruhi Q-angle. Penyebab utama hypermobilitas sendi adalah ligament laxity. Hypermobilitas sendi adalah suatu kondisi yang ditandai oleh pergerakan yang berlebihan pada persendian dan telah dikaitkan dengan beberapa jenis nyeri muskuloskeletal dan osteoarthritis yang dapat berkembang di masa depan.13 keadaan ini nantinya dapat menyebabkan lebih banyak gejala lutut dan patologi. Q-angle pada individu hypermobile memiliki nilai prognostik untuk mengalami patologi lutut yang mungkin muncul dikemudian hari.14
SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan besar Q-angle antara laki-laki dan perempuan usia 17 tahun dengan kategori IMT (indeks massa tubuh) yang normal di SMA Negeri 3 Denpasar. yang disebabkan oleh beberapa faktor pengaruh Q-angle yang tidak dapat dikontrol seperti aktifitas fisik sampel, pengukuran varus-valgus secara signifikan, dan stabilitas sendi.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. World Health Organization, 2007. Growth Reference 5-19 Years. [Online] Available at: http://www.who.int [Accessed
18 Desember 2017].
-
2. UNICEF. 2011. The State Of The World’s Children . In A. Tong, Adolescence An Age of Opportunity (pp. 1-148). New York: United Nations Children’s Fund.
-
3. Informasi, P. D. 2014. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. In K. Kesehatan, Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja (pp. 1-6). Jakarta Selatan: Pusat Data Dan Informasi.
-
4. Zhacazewski and Magee. An Evaluation of The Clinical Tests and Outcome Measures Used to Assess Patellar Instability. J Knee, 2001, 15: 255-262.
-
5. Conley S, Rosenberg A, Crowninshield R. 2007. The Female Knee: Anatomic Variations. J. Am. Acad. Orthop. Surg, 15 (1), 31–36.
-
6. Omololu, B. B. 2009. Normal Q-angle in Adult nigerian population. clinical orthopaedics and related research 467 (8): 2073-2076.
-
7. Rahimi, M, Alizadeh,M., Rajabi, R, & Mehrshad, N. 2012. The comparison of innovative image prcessing and goniometer methods in Q-angle measurement. World appliedsciences journal, 226-232
-
8. Raveendranath, V., Shankar, N., Narayanan, S., Ranganath, P., Devi, R. 2009. The Quadriceps Angle (Q angle) in Indian Men and Woman. Eur J Anat, 13 (3): 105-109.
-
9. Grelsamer R. P.; A. Dubey; C. H. Weinstein N. 2005. Men and Women Have Similar Q –angles: A Clinical and Trigonometric Evaluation. J Bone Joint Surg, 87: 1498-1501.
-
10. Rauh M. J., Koespsell T. D., Rivara F. P., Rice S. G., Margherita A. J. 2007. Quadriceps Angle and Risk of Injury Among High School Cross Country Runners. J Orthop Sports Phys Ther. 37: 725-733.
-
11. Jaiyesimi, A.O and Jegede, O.O. 2009. Influence of Gender and Leg Dominance on Q-angle Among Young Adult Nigerians. Department of physiotherapy, College of Medicine, University of Ibadan.
-
12. Kisner, L. 2007. The Relationship Between Q-angle and Medio-Lateral Position of The Patella. Clin Biomech, 2007,
-
19: 1070–1073.
-
13. Myer, G.d., R.F. Kevin, M.V. Paerno, T.G. Nick nd T.E. Hewett, 2008. The effect of general joint laxity on risk of anterior cruciate ligament injury in young female atheletes, Am. J. Sports Med., 36: 1078-1080.
-
14. Daneshmandi, H. and Saki, F. 2010. The Study of Joint Hypermobility and Q-Angle in Female Football Players. World Journal of Sport Sciences 3 (4): 243-247
Open Access Journal : https://ojs.unud.ac.id/index.php/mifi/index | 27 |
Discussion and feedback