ORIGINAL ARTICLE

Vol 7 No 1 (2019), P-ISSN 2303-1921

MAJALAH ILMIAH FISIOTERAPI INDONESIA

HUBUNGAN TIPE ARKUS PEDIS TERHADAP RISIKO TERJADINYA HALLUX VALGUS PADA ANAK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SUKAWATI GIANYAR

Komang Ayu Trisnadewi1, I Made Niko Winaya2, Ni Made Linawati3

  • 1Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

  • 3Departemen Histologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana trisnadewi582@gmail.com

ABSTRAK

Gangguan muskuloskeletal yang mempengaruhi gerakan fungsional salah satunya ialah hallux valgus. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara tipe arkus pedis terhadap risiko terjadinya hallux valgus pada anak Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sukawati Gianyar. Penelitian ini ialah penelitian analitik cross sectional dengan pengambilan sample menggunakan Simple Random Sampling. Jumlah sampel ialah berjumlah 115 orang (48 laki-laki, 67 perempuan) usia 11-14 tahun. Variabel independen yang diukur ialah tipe arkus pedis melalui wet footprint test, sedangkan variabel dependen yang diukur adalah hallux valgus dengan goniometer. Uji hipotesis yang digunakan ialah Chi Square Test didapatkan nilai p ialah 0,012 atau p < 0,05. Selain itu untuk mengetahui perbandingan risiko terjadinya hallux valgus digunakan Prevalensi rasio (PR) didapatkan hasil untuk tipe arkus flat foot dibandingkan dengan normal foot ialah 3,71 [95% IK 1,52-9,03]. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

ditemukan hubungan yang signifikan antara tipe arkus pedis terhadap risiko terjadinya hallux valgus pada anak Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sukawati Gianyar serta tipe arkus flat foot memiliki risiko 3,71 kali lebih besar mengalami hallux valgus dibandingkan tipe arkus normal foot.

Kata Kunci: Arkus Pedis, Hallux Valgus, Risiko

THE RELATIONS BETWEEN TYPE OF ARCUS PEDIS WITH RISK OF HALLUX VALGUS AT JUNIOR HIGH SCHOOL OF SUKAWATI GIANYAR

ABSTRACT

Musculoskeletal disorders that affect functional movement is hallux valgus. The purpose of this research is to to determine the relation between type of arcus pedis with risk of occurrence hallux valgus at Junior High School of Sukawati Gianyar. This research is cross sectional analytic research with Simple Random Sampling. The number of samples is 115 people (48 men, 67 women) aged 11-14 years. Independent variable that is measured is type of arcus pedis through wet footprint test, while the dependent variable measured is hallux valgus with goniometer. Hypothesis test used is Chi Square Test got p value is 0.012 or p <0.05. In addition to knowing the risk ratio of occurrence of hallux valgus used Prevalence Ratio (PR), the result for flat foot compared with normal foot is 3.71 [95% CI 1.52-9.03]. Based on the results of this study it can be concluded that found a significant relationship between the type of pedis ark against the risk of hallux valgus in children Junior High School of Sukawati Gianyar and flat foot type foot has 3.71 times greater risk of hallux valgus than normal arcus type foot.

Keywords: type of arcus pedis, hallux valgus, risk

PENDAHULUAN

Setiap manusia tidak pernah terlepas dari suatu gerak dan fungsi tubuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari terutama pada usia dini. Pada usia anak-anak lebih cenderung aktif bergerak dibandingkan dengan dewasa.1 Salah satu hal yang dapat menyebabkan gerakan fungsional terbatas ialah gangguan muskuloskeletal terutama pada pedis yaitu hallux valgus. Hallux valgus ialah deformitas yang ditandai dengan perubahan bentuk ibu jari atau hallux pada sendi metatarsophalangeal pertama dengan timbul gejala yakni bengkak, kemerahan serta nyeri.2 Hallux valgus ialah salah satu kelainan muskuloskeletal yang bersifat progresif dimana terdapat benjolan pada pangkal ibu jari atau hallux. Benjolan tersebut dapat terjadi karena melemahnya otot-otot dan ligamen sekitar sendi metatarsophalangeal pertama sehingga menyebabkan deformitas.3 Sudut normal pada hallux ialah dibawah dari 15°.2 Salah satu faktor risiko terjadinya hallux valgus ialah pengaruh tipe arkus pedis.4 Usia dini merupakan sebuah periode utama perkembangan postur pedis seperti arkus longitudinal medial, dimana tinggi rendahnya arkus berkontribusi pada hallux valgus. Bentuk lengkungan telapak kaki atau dikenal dengan tipe arkus pedis pada manusia terbagi menjadi tiga jenis yaitu normal foot, flat foot dan cavus foot. Fungsi dari arkus pedis ialah sebagai penopang berat tubuh dan terbagi menjadi dua secara seimbang pada arkus pedis bagian depan dan belakang telapak kaki.5

Pada penelitian yang berjudul Hallux Valgus And Plantar Pressure Loading: The Framingham Foot Study bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan telapak kaki terhadap hallux valgus. Penelitian tersebut menunjukan bahwa menurunnya lengkungan arkus pedis berhubungan dengan terjadinya hallux valgus.6 Selain itu terdapat penelitian dari Nix et al. menunjukan hasil yang kontras dari penelitian sebelumnya yaitu tidak adanya hubungan yang

konsisten antara postur pedis berdasarkan tipe arkus dengan hallux valgus.7 Berdasarkan patofisiologi dari hallux valgus sendiri, hubungan tipe arkus pedis yakni flat foot berisiko terhadap terjadinya hallux valgus. Hal tersebut sangat jarang disadari sehingga deformitas dapat berkembang secara progresif dan menimbulkan efek jangka panjang yaitu meningkatnya derajat hallux valgus, menurunkan keseimbangan tubuh dan meningkatkan risiko jatuh, serta memperburuk pola berjalan, kinerja fisik dan kualitas kehidupan sehari-hari.8

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui tentang bagaimana hubungan antara tipe arkus pedis terhadap risiko terjadinya hallux valgus pada anak-anak yang memiliki rentang usia dini yakni 11-14 tahun. Sampel yang dipilih ialah remaja Sekolah Menengah Pertama. Maka dari itu penulis memaparkan skripsi penelitian ini dengan judul “Hubungan Tipe Arkus Pedis Terhadap Risiko Terjadinya Hallux Valgus pada Anak Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sukawati Gianyar”.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Sukawati Kabupaten Gianyar pada bulan Februari 2018. Besar sampel minimal ialah 115 orang dengan usia 11-14 tahun.

Pengukuran tipe arkus pedis dapat menggunakan Wet Footprint Test yakni dengan membasahi telapak kaki lalu menapakkan pada kertas sehingga terdapat sidik telapak kaki atau dikenal dengan footprint. Sedangkan Hallux Valgus dapat diukur melalui pengukuran goniometer (rata-rata dari tiga kali pengukuran) dengan hasil 2 kategori yakni deformitas hallux valgus serta normal. Sudut deformitas hallux valgus ialah lebih dari sama dengan 15° diantaranya mild (15-19°), moderate (20-39°) dan severe (≥40°) sedangkan kategori normal ialah sudut kurang dari 15°.

HASIL

Berikut adalah hasil gambaran distribusi frekuensi yang diamati antara lain usia dan jenis kelamin responden, variabel bebas berupa gambaran tipe arkus pedis dan variabel tergantung berupa kejadian hallux valgus sejumlah 115 anak Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sukawati.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Variabel

Frekuensi (n)

Presentase (%)

Umur

12

10

8,7

13

51

44,3

14

54

47

Jenis Kelamin

Laki-laki

48

41,7

Perempuan

67

58,3

Tipe Arkus Pedis

Cavus Foot

12

10,4

NormalFoot

73

63,5

Flat Foot

30

26,1

Kejadian Hallux Valgus

Ya

44

38,3

Tidak

71

61,7

Berdasarkan tabel 1 maka diketahui responden terbanyak ialah pada usia 14 tahun yakni sejumlah 54 responden (47%). Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan responden laki-laki. Jumlah responden perempuan sebanyak 67 orang (58,3%) sedangkan laki-laki sebanyak 48 orang (41,7%). Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 115 responden terdapat tipe arkus pedis normal dengan jumlah responden tertinggi yakni 73 orang (65,5%) sedangkan tipe cavus foot dengan jumlah responden terendah yakni 12 orang (10,4%). Selain itu berdasarkan kejadian hallux valgus, bahwa dari 115 responden terdapat 44 orang yang mengalami hallux valgus atau sebesar 38,3%.

Tabel 2. Ditribusi Frekuensi Kejadian Hallux Valgus berdasarkan Jenis Kelamin

Kejadian Hallux Valgus Jenis Kelamin

Ya       Tidak

Perempuan

Laki-laki

33

(75 %)

11

(25 %)

34

(47,9 %)

37

(52,1 %)

44

71

Total

(100 %)

(100 %)

Berdasarkan tabel 2 diatas, data kejadian hallux valgus lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Berdasarkan 44 total kejadian hallux valgus terdapat 33 orang atau 75% kejadian pada jenis kelamin perempuan sedangkan sebanyak 11 orang atau 25% kejadian pada laki-laki.

Tabel 3. Ditribusi Frekuensi Derajat Hallux Valgus berdasarkan Tipe Arkus Pedis

Tipe Arkus Pedis

Derajat Hallux Valgus

Normal

Mild

Moderate

Cavus

7

3

2

(58,3%)

(25%)

(16,7%)

Normal

52

12

9

(71,2%)

(16,4%)

(12,3%)

Flat

12

14

4

(40,0%)

(46,7%)

(13,3%)

Total

71

29

15

(61,8%)

(25,2%)

(13%)

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa dari 115 responden terdapat 71 orang (61,8%) yang normal atau tidak mengalami hallux valgus sedangkan 29 orang (25,2%) yang memiliki hallux valgus derajat mild dan 15 orang (13%) yang memiliki hallux valgus derajat moderate.

Selanjutnya, Chi Square Test digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen yakni tipe arkus pedis terhadap variabel dependen yakni kejadian hallux valgus. Adapun data lengkap hasil dari uji Chi Square Test dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hubungan Tipe Arkus Pedis Terhadap Kejadian Hallux Valgus

Kejadian Hallux Valgus

Tipe Arkus Pedis                          P

Ya       Tidak

5

7

Cavus Foot

(41,7%)

(58,3%)

Normal Foot

21

52

(28,8%)

(71,2%)     ,

18

12

Flat Foot

-60%

-40%

Hasil penelitian setelah dilakukan uji Chi Square Test mendapatkan nilai p sebesar 0,012 sehingga nilai p < 0,05 ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tipe arkus pedis terhadap risiko terjadinya hallux valgus pada anak Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sukawati Gianyar.

Untuk mengetahui perbandingan risiko terjadinya hallux valgus pada setiap kategori tipe arkus pedis dapat menggunakan Prevalensi Rasio (PR). Hasil analisis data tertera pada tabel 5 dan 6

Tabel 5. Prevalensi Rasio Flat Foot dengan Normal Foot Terhadap Risiko Terjadinya Hallux Valgus

Kejadian Hallux Valgus       95% Interval Kepercayaan

Tipe Arkus Pedis     Ya       Tidak     N     Bawah       Atas

Flat

18

12

-60%

-40%

3,7

1,5

9,0

Normal

21

-28%

52

-72%

Tabel 6. Prevalensi Rasio Flat Foot dengan Cavus Foot Terhadap Risiko Terjadinya Hallux Valgus Kejadian Hallux Valgus       95% Interval Kepercayaan

Tipe Arkus Pedis     Ya       Tidak     N     Bawah       Atas

Flat

18

12

-60%

-40%

3,7

1,5

9,0

Normal

21

-28%

52

-72%

Pada tabel 5 dapat dilihat perbandingan risiko hallux valgus berdasarkan tipe arkus pedis flat foot dan normal foot. Nilai PR untuk arkus flat foot dibandingkan dengan normal foot ialah 3,7 [95% IK 1,5-9,0] yang berarti seseorang dengan flat foot memiliki risiko 3,7 kali lebih besar mengalami hallux valgus dibandingkan seseorang dengan normal foot. Selain itu pada dalam rentangan interval kepercayaan tidak mengandung nilai 1 sehingga menunjukkan risiko terjadinya hallux valgus seseorang dengan flat foot lebih besar dibangingkan dengan normal foot signifikan pada taraf signifikansi 5 %. Sedangkan pada tabel 6, didapatkan hasil nilai PR untuk arkus flat foot dibandingkan dengan cavus foot ialah 2,1 [95% IK 0,5-8,1] yang berarti seseorang dengan arkus flat foot memliki risiko 2,1 kali lebih besar mengalami hallux valgus dibandingkan seseorang dengan cavus foot. Selain itu pada dalam rentangan interval kepercayaan mengandung nilai 1 sehingga menunjukkan risiko terjadinya hallux valgus seseorang dengan flat foot lebih besar dibandingkan dengan cavus foot tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%.

DISKUSI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak terdapat pada kelompok usia 14 tahun sebanyak 54 orang (47%). Berdasarkan jenis kelamin, pada penelitian ini jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Frekuensi data perempuan sebanyak 67 orang (58,3%) sedangkan data laki-laki sebanyak 48 orang (41,7%). Distribusi responden berdasarkan tipe arkus menunjukkan bahwa jumlah normal foot atau yang memiliki arkus normal ialah

sebanyak 73 orang (63,5%), sedangkan jumlah flat foot sebanyak 30 orang (26,1%) dan cavus foot sebanyak 12 orang (10,4%). Pada penilitian ini juga diperoleh hasil kejadian hallux valgus, dimana dari total 115 responden terdapat 44 orang (38,3%) yang mengalami hallux valgus sedangkan sebanyak 71 orang (61,7%) yang tidak mengalami hallux valgus.

Berdasarkan distribusi kejadian hallux valgus dengan jenis kelamin, pada penelitian ini jumlah perempuan yang mengalami hallux valgus lebih besar dibandingkan laki-laki. Hal tersebut dapat dilihat dari 44 total kejadian yang mengalami hallux valgus, pada jenis kelamin perempuan sebanyak 33 orang (75%) sedangkan laki-laki sebanyak 11 orang (25%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Roddy dkk. pada tahun 2008 dan Nguyen dkk. pada tahun 2010 yang mengungkapkan bahwa prevalensi kejadian hallux valgus pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki.9,10 Berdasarkan distribusi derajat hallux valgus terhadap tipe arkus pedis mendapatkan hasil yakni derajat normal, mild dan moderate. Dari total responden yang mengalami hallux valgus yakni sebanyak 44 orang, terdapat hallux valgus derajat mild sebanyak 29 orang (25,2%) lebih banyak terjadi dibandingkan derajat moderate yakni 15 orang (13%) sedangkan hallux valgus derajat severe tidak ditemukan pada responden. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian hallux valgus mulai terjadi pada onset sejak dini dengan derajat yang masih rendah sehingga akan berkembang progresif jika berjalan seiring bertambahnya usia.11

Berdasarkan hasil pengujian data dengan Chi Square Test pada jumlah data penelitian sebanyak 115 responden, ditemukan nilai p yaitu sebesar 0,012 sehingga nilai p<0,05. Sebagaimana dasar pengambilan keputusan yang telah ditetapkan maka dalam penelitian ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tipe arkus pedis terhadap risiko terjadinya hallux valgus pada anak Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sukawati Gianyar. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian D’Arcangelo dkk. pada tahun 2010 yakni tentang hubungan antara postur kaki dan hallux valgus yang menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan. Temuan tersebut menunjukan bahwa menurunnya lengkungan arkus berhubungan dengan meningkatnya keparahan hallux valgus, namun lemahnya korelasi tersebut peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.12

Selanjutnya pada uji statistik prevalensi rasio, nilai PR antara tipe arkus flat foot dibandingkan dengan cavus foot mendapatkan hasil tidak signifikan yakni 2,1 [95% IK 0,5-8,1] yang berarti seseorang dengan arkus flat foot memliki risiko 2,1 kali lebih besar mengalami hallux valgus dibandingkan seseorang dengan cavus foot. Sedangkan pada nilai PR antara tipe arkus flat foot dibandingkan dengan normal foot mendapatkan hasil yang signifikan yakni 3,71 [95% IK 1,52-9,03] yang berarti seseorang dengan flat foot memiliki risiko 3,71 kali lebih besar mengalami hallux valgus dibandingkan seseorang dengan normal foot. Hal tersebut terjadi karena arkus yang rendah atau flat foot menyebabkan pronasi pada fore foot sehingga akan memicu terjadinya posisi valgus pada hallux. Hal tersebut akan mengakibatkan deformitas hallux valgus berkembang disebabkan gerakan berulang yang terjadi pada hallux dan akan lebih susah ditangani karena terjadi kelemahan ligamen yang rentan muncul kembali bahkan setelah melakukan operasi.13

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan yakni terdapat hubungan yang signifikan (p = 0,012) antara tipe arkus pedis terhadap risiko terjadinya hallux valgus pada anak Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sukawati Gianyar serta tipe arkus flat foot memiliki risiko 3,71 lebih besar mengalami hallux valgus dibandingkan tipe arkus normal foot.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Firdiansyah O. 2016. “Hubungan Arcus Pedis Dengan Kelincahan Motorik Pada Anak Usia 3 - 4 Tahun

[Skripsi].Surakata: Universitas Muhammadyah Surakarta

  • 2.    Okuda H, Juman S, Ueda A, Miki T, Shima M. 2014.“Factors Related to Prevalence of Hallux Valgus in Female University Students: A Cross-Sectional Study. J Epidemiol 2014;24(3):200-208

  • 3.    Fitria A. 2015. “Apakah itu Bunion?”. Available at: https://ariefitria.files.wordpress.com/2015/04/hallux-valgus.pdf

  • 4.    Dufour AB, Casey A, Golighty Y, Hannan M. 2014. “Characteristics Associated with Hallux Valgus in a Population

Based Study of Older Adults: The Framingham Foot Study. Arthritis Care Res (Hoboken); 66(12): 1880–1886”

  • 5.    Winata H, Furqonita D, Murdana. 2014. “Pengaruh Tekanan Telapak Kaki Bagian Depan terhadap Pemakaian Hak Tinggi dan Indeks Massa Tubuh Mahasiswi FKUI 2011” Jakarta: Universitas Kristen Krida Kencana.

  • 6.    Galica A, Hagedom T, Dufour AB, Riskowski. 2013. “Hallux Valgus And Plantar Pressure Loading: The Framingham Foot Study. Journal of Foot and Ankle Research 6:42

  • 7.    Nix S, Vicenzino BT, Collins NJ, Smith MD. 2012 “Characteristics Of Foot Structure And Footwear Associated With Hallux Valgus: A Systematic Review.

  • 8.    Nix S, Smith M, Vicenzino B. 2010. “Prevalence Of Hallux Valgus In The General Population: A Systematic Review And Meta-Analysis. Journal Of Foot And Ankle Research 2010 3:21”

  • 9.    Nguyen U, Hilstrom H, Dufour AB, Kiel D, Gagnom M, Gray P et al. 2010.“Factors Associated With Hallux Valgus In A Population-Based Study Of Older Women And Men: The MOBILIZE Boston Study. Osteoarthritis Cartilage.;18(1):41-6”

  • 10.    Roddy E., Zhang W., Doherty M. 2008. “Prevalence and associations of hallux valgus in a primary care population”. Arthritis Rheum.;59:857–862

  • 11.    Chell J. Dhar Sl. 2014. “Pediatric Hallux Valgus. Foot Ankle Clin. Volume 19, Issue 2, Pages 235–243

  • 12.    D’Arcangelo P., Landorfl K., Munteanu1 S., Zammit G., Menz H. .2010. “Radiographic Correlates Of Hallux Valgus Severity In Older People”. Journal Of Foot And Ankle Research

  • 13.    Lowth M. 2016. “Pes Planus”. Available at: https://patient.info/doctor/pes-planus-flat-feet. Diakses pada 2 Desember 2017

Open Access Journal : https://ojs.unud.ac.id/index.php/mifi/index | 44 |