THE WILLIAM'S EXERCISES ADDITION ON MICRO WAVE DIATHERMY, TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION AND ABDOMINAL EXERCISES INTERVENTION REDUCE OF LOWER BACK PAIN AMONG PATIENT WITH LUMBAR SPONDYLOSIS
on
PENAMBAHAN WILLIAM’S EXERCISES PADA INTERVENSI MICRO WAVE DIATHERMY,TRANSCUTANEUS ELEKTRICAL NERVESTIMULATION DAN ABDOMINAL EXERCISES MENURUNKAN NYERI PUNGGUNG BAWAH
AKIBAT SPONDYLOSIS LUMBALIS
Oleh : I MADE SUBADI
Alamat : Jl Jayagiri X/3 Denpasar Email : md_subadi@yahoo.com
ABSTRAK
Nyeri punggung bawah pada kasus Spondylosis Lumbalis disebabkan oleh menipisnya diskus dan menyempitnya foramen intervertebrale. Dan menurunnya fungsi diskus serta menyempitnya foramen intervertebrale dapat mengiritasi akar saraf yang menyebabkan nyeri disekitar punggung bawah menjalar sampai ke tungkai dan kaki. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar efektifitas penurunan nyeri pada penambahan William’s Exercisespada intervensiMWD, TENS, dan Abdominal Exercises. Rancangan penelitian yang sudah dilakukan bersifat eksperimental dengan randomized pre test and post test group design.Sampel berjumlah 26 dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 13 orang. Kelompok I dengan intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises, sedangkan kelompok II dengan intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises dan William’s Exercises. Data yang didapat dari pengukuran intensitas nyeri mempergunakan VAS, sebelum dan sesudah intervensi, dan ditunjukkan dengan uji beda t- test (Paired t-test dan Independent t-test). Hasilnya menunjukkan efek yang signifikan dari masing-masing kelompok setelah intervensi menurunkan intensitas nyeri p=0.000 (p <0.05). Tetapi rata-rata derajat nyeri setelah intervensi pada kelompok II tampak lebih efektif menurunkan nyeri.Penambahan William’s Exercises pada pasien Spondylosis Lumbalis berfungsi mengulur otot otot erector spine, dan mengurangi penguncian sendi facet, sehingga menurunkan nyeri. Disarankan penambahan William’s Exercises pada kombinasi intervensi MWD, TENS, dan Abdominal Exercises menurunkan nyeri punggung bawah pasien dengan Spondylosis Lumbalis.
Kata kunci: MWD, TENS, Abdominal dan William’s Exercises, Nyeri,Spondylosis Lumbalis
WILLIAM'S EXERCISES ADDITION ON MICRO WAVE DIATHERMY, TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION AND
ABDOMINAL EXERCISES INTERVENTION REDUCE OF LOWER BACK PAIN AMONG PATIENT WITH LUMBAR SPONDYLOSIS
ABSTRACT
Low back pain in Spondylosis Lumbaliscondition caused by a decrease in disc space and the narrowing of the intervertebral foramen. And a decrease in disc space narrowing of the intervertebra lforamen can produce irritation of the nerve roots causing low back pain is spreading until to the leg and foot. The purpose of this study was to determine how much to increase the effectiveness of pain reduction on added William’s Exercises on intervention MWD, TENS,and Abdominal Exercises.Experimental studies have been done with the design of randomized pre test and post test group design. Sample size of 26 is divided into two groups of 13 persons each. Group I with intervention of MWD, TENS, Abdominal Exercises,whereas group II with intervention of MWD, TENS, Abdominal Exercises and William’s Exercises. The data was collected by measuring the intensity of pain using the VAS, at the time before and after intervention, then performed with different test t-test (Paired t-test and Independent t-test). The results showed significant effect of each group after intervention to decrease pain intensity p=0.000 (p <0.05). But the average level of pain
after intervention on group II seems more effective to reduce pain. Added William’s Exercises in patients with Spondylosis Lumbalis in function stretching erector spine muscle and reduce lock facet joint, so will be decrease the pain.So it is advisable to add William’s Exercises a combination of giving MWD, TENS and Abdominal Exercises reduce low back pain in patients with Spondylosis Lumbalis.
Keywords: MWD, TENS, Abdominal and William’s Exercises, Pain,Spondylosis Lumbalis
PENDAHULUAN Latar Belakang
Kasus nyeri punggung bawah menempati urutan kedua tersering setelah nyeri kepala. Populasi mengenai pasien yang berobat ke klinik Neurologi Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, bahwa jumlah pasien diatas umur 40 tahun yang datang dengan keluhan nyeri punggung bawah ternyata jumlahnya cukup banyak. Data menunjukkan bahwa lebih dari 80% pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah (Low Back Pain) yang disebabkan oleh degenerasi vertebrae lumbalis atau Spondylosis Lumbalis (Anonim, 2005). Berdasarkan penelitian Copcord Indonesia (Community oriented program or controle of rhematic disease) menunjukkan prevalensi Low Back Pain 18,2% pada laki-laki dan 13,6% pada perempuan (Wirawan,2004).
Hal yang paling sering dijumpai penyebab nyeri punggung bawah adalah oleh karena adanya proses degenerasi dari vertebrae Lumbalis (Sinarki & Mokri, 2000). Berbagai hal dapat menyebabkan degenerasi diskus intervertebralis misalnya berbagai bentuk injury, poor posture, serta faktor umur (Sidharta, 2003). Namun demikian sumber penyebab yang paling banyak adalah faktor usiadan injury (Roose, 2005). Berbagai keluhan dapat timbul antara lain: nyeri, spasme otot, gangguan postur, keterbatasan
Range of Motion (ROM). Nyeri dirasakan disekitar punggung bawah dan mungkin menyebar ke salah satu sisi gluteus hingga paha. Pusat nyeri berasal dari segmen L4, L5 dan S1 sehingga nyeri serta kesemutan dapat menyebar sampai ke tungkai dan kaki karena adanya iritasi akar saraf dimana keluhan ini cenderung berhubungan dengan area dermatom. Apabila keluhan tersebut tidak ditangani, akan mengganggu aktifitas gerak dan fungsi tubuh yang berakibat penurunan produktifitas kerja.
Modalitas fisioterapi yang dapat diterapkan pada kasus Spondylosis Lumbalis ini diantaranya adalah kombinasi MWD, TENS, Abdominal Exercises dan William’s Exercises.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul : “Penambahan William’s Exercises pada Intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis”.
Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang dapat dirumuskan yaitu, apakah dengan penambahan William’s Exercises pada kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises, dapatmenurunkan nyeri
punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis?
Hipotesis Penelitian
-
1. Kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis.
-
2. Kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises dan William’s Exercises menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis.
-
3. Kombinasi intervensi
MWD,TENS,Abdominal Exercises dan William’s Exercises lebih baik dari kombinasi intervensi
MWD,TENS, Abdominal Exercises menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis.
Manfaat penelitian
-
1. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai
pengembangan teori dan ilmu pengetahuan serta menambah wawasan berpikir dalam mempelajari metode
pengobatan khususnya di bidang fisioterapi.
-
2. Bagi institusi pelayanan Fisioterapi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi serta masukan dalam penanganan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis, agar dapat memberikan hasil yang optimal.
-
3. Bagi peneliti
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat dipergunakan untuk mengetahui manfaat kombinasi intervensi MWD, TENS,
Abdominal Exercises dan William’s Exercises terhadap penurunan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis.
Materi dan Metode
Materi
-
1. Populasi dan sampelpenelitian
-
a. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua pasien dengan assessment yang
menunjukkan adanya Spondylosis Lumbalis, laki-laki / perempuan berumur antara 40-70 tahun yang berobat di Klinik Fisioterapi di Jalan Gunung Batur No 1 Denpasar dari bulan Maret 2011 sampai bulan Agustus 2011.
-
b. Sampel
Besar sampel dihitung dengan rumus Pocock (2008).Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu menentukan kriteria inklusif, kriteria ekslusif, dan kriteria pengguguran. Cara menentukan kelompok sampel yaitu dengan memberikan nomor kepada pasien dimana nomor ganjil digabung menjadi kelompok I sedangkan nomor genap digabung menjadi kelompok II. Sampel berjumlah 26 dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 13 sampel.
B. Metode
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan randomized pre test and post test group design yang bertujuan untuk
membandingkan penambahan William’s Exercisespada
intervensi MWD, TENS,Abdominal Exercises dengan intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises sterhadap penurunan intensitas nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis.
Intensitas nyeri punggung bawah diukur dengan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS).
Setelah dilakukan pemeriksaan, sampel dikelompokkan menjadi 2, yaitu kelompok I dan kelompok II. Sebelum dan sesudah intervensi kedua kelompok dilakukan pengukuran intensitas nyeri menggunakan alat ukur VAS. Kelompok I diberikan kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises10 kali intervensi 3 kaliseminggu. Kelompok II diberikan kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises dan William’s Exercises 10 kali intervensi 3 kali seminggu. Setelah 10 kali intervensi, dan evaluasi peneliti
sudah mendapatkan data yang lengkap, kemudian peneliti membandingkan hasilnya sebelum dan setelah diberikan intervensi pada kedua kelompok perlakuan. Setelah semua data didapat kemudian diolah dengan statistik menggunakan komputer dengan program SPSS(Statistical Program For Social Science).
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan beberapa uji statistik, antara lain: Uji deskriptif untuk menganalisis umur, tinggi badan, berat badan dari tiap sampel. Uji normalitas data dengan Saphiro Wilk Test, untuk mengetahui sebaran data terdistribusi normal atau tidak. Uji homogenitas data dengan Levene’s test, untuk mengetahui sebaran data bersifat homogen atau tidak.Analisis komparasi: Untuk data sampel berdistribusi normal digunakan Paired sample t-test, Independent sample t-test.
Hasil
-
A. Karakteristik Sampel Penelitian
Tabel 1 : Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin |
Kelompok Perlakuan I |
Kelompok Perlakuan II |
Jumlah | |||
N |
% |
N |
% |
N |
% | |
Laki-laki |
7 |
27% |
8 |
30,8% |
15 |
57,8% |
Perempuan |
6 |
23% |
5 |
19,2% |
11 |
42,2% |
Jumlah |
13 |
50% |
13 |
50% |
26 |
100% |
Tabel2 : Distribusi data sampel berdasarkan umur, tinggi badan dan berat badan kelompok perlakuan I dan II
P I |
P II |
P I |
P II |
P I |
P II | ||||
N |
Min |
Max |
Min |
Max |
Mean |
Std. | |||
Umur |
13 |
40 |
70 |
41 |
63 |
54.00 |
54.15 |
7.348 |
6.243 |
Tinggi |
13 |
157 |
172 |
156 |
173 |
165.38 |
165.69 |
5.042 |
4.990 |
Berat |
13 |
60 |
85 |
60 |
84 |
75.54 |
73.23 |
7.090 |
8.217 |
Valid N
13 (listwise)
Uji Persyaratan Analisis
Tabel 3 : Uji Normalitas data nilai VAS kelompok perlakuan I dan II
Shapiro-wilk | |||
Statistik |
Df |
Sig | |
Nilai VASAwalKel.Per. I |
0,966 |
13 |
0,837 |
Nilai VAS AkhirKel. Per. I |
0,968 |
13 |
0,873 |
Nilai VAS Awal Kel. Per. II |
0,970 |
13 |
0,900 |
Nilai VAS Akhir Kel. Per. II |
0,931 |
13 |
0,350 |
Hasil uji normalitas data dengan menggunakan Shapiro-wilk test pada kelompok perlakuan I didapatkan nilai awal p=0,837 dan nilai akhir p=
0,873, pada kelompok perlakuan II didapatkan nilai awal p=0,900 dan nilai akhir p=0,350, (p> 0,05) berarti data berdistribusi normal.
Tabel 4 : Uji Homogenitas data nilaiVAS kelompok perlakuan I dan II
Lavene’s Test | ||
Statistik |
Sig | |
Nilai VAS Awal |
1,008 |
0,325 |
Kel.Per. I dan II | ||
NilaiVAS Akhir |
2,332 |
0,140 |
Kel.Per. I dan II |
Hasil uji homogenitas data nilai VAS kelompok perlakuan I dan II menggunakan Levene’s test menunjukkan nilai awal p=0,325 dan nilai akhir p=0,140 yang berarti p>0,05 sehingga data bersifat homogen.
Uji Hipotesis
Didalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis dimana masing-masingdari hipotesis tersebut akan di
uji. Oleh karena dalam analisis data sampel berdistribusi normal digunakanPaired sample t-testuntuk uji beda antara nilai VAS awal dengan nilai VAS akhir pada kelompok perlakuan I dan uji beda nilai VAS awal dengan nilai VAS akhir pada kelompok perlakuan II. Selanjutnya Independent t-test digunakan untuk uji beda nilai VAS akhir kelompok perlakuan I dengan nilai VAS akhir kelompok perlakuan II.
Tabel 5 : Data nilai VAS sebelum dan sesudah intervensi kelompok
perlakuan I dan II
KELOMPOK PERLAKUAN I |
KELOMPOK PERLAKUAN II | |||||
No |
Sebelum |
Sesudah |
Penurunan |
Sebelum |
Sesudah |
Penurunan |
1 |
76 |
40 |
36 |
79 |
10 |
69 |
2 |
72 |
38 |
34 |
86 |
11 |
75 |
3 |
75 |
41 |
34 |
84 |
15 |
69 |
4 |
73 |
42 |
31 |
83 |
14 |
69 |
5 |
77 |
44 |
33 |
85 |
15 |
70 |
6 |
78 |
41 |
37 |
78 |
13 |
65 |
7 |
82 |
39 |
43 |
76 |
8 |
68 |
8 |
74 |
36 |
38 |
77 |
7 |
70 |
9 |
79 |
42 |
37 |
82 |
9 |
73 |
10 |
81 |
38 |
43 |
81 |
5 |
76 |
11 |
80 |
40 |
40 |
80 |
12 |
68 |
12 |
83 |
42 |
41 |
82 |
14 |
68 |
13 |
84 |
43 |
41 |
83 |
13 |
70 |
Mean |
78,00 |
40,46 |
37,54 |
81,23 |
11,23 |
70,00 |
SD |
3,894 |
2,259 |
3,886 |
3,086 |
3,219 |
3,028 |
Min |
72 |
36 |
3,859 |
76 |
5 |
3,013 |
Max |
84 |
44 |
10,149 |
86 |
15 |
18,668 |
Nilai VAS sampel sebelum intervensi pada kelompok perlakuan I didapat rerata sebesar 78,00, pada kelompok perlakuan II rerata sebesar 81,23.Nilai VAS sampel sesudah intervensi pada kelompok perlakuan I didapat rerata sebesar 40,46,pada kelompok perlakuan II rerata sebesar 11,23. Rerata penurunan nilai VAS pada
kelompok perlakuan I 37,54, pada kelompok perlakuan II 70,00.
Hasil uji beda dua rata-rata antara nilai VAS sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan I yang menggunakan tehnik Paired sample t-test diperoleh nilai p=0,000 yang berarti p<0,05, sehingga hipotesis I yang menyatakan kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises
menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis, diterima.
Hasil uji beda dua rata-rata antara nilai VAS sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan II yang menggunakan tehnik Paired sample t-test diperoleh nilai p=0,000 berarti p<0,05,sehingga hipotesis II yang menyatakan kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises, dan William’s Exercises menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis, diterima.
Hasil uji beda dua rata-rata antara nilaiVAS sesudah intervensi pada kelompok perlakuan I dan nilai VAS sesudah intervensi pada kelompok perlakuan II menggunakan Independent t-test, diperoleh nilai p=0,000 berarti p<0,05. Selisih rerata nilai VAS sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok perlakuan, dapat dilihat dimana pada kelompok perlakuan I selisih rerata nilai VAS sebelum dan sesudah intervensi sebesar 37,54 (dari 78,00 menjadi 40,46) sedangkan pada kelompok perlakuan II selisih rerata nilai VAS sebelum dan sesudah intervensi sebesar 70,00 (dari 81,23 menjadi 11,23), sehingga hipotesis III yang menyatakan kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises dan William’sExercises lebih baik dari kombinasi intervensi MWD,TENS, Abdominal Exercises menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis, diterima.
Pembahasan
Sampel terbanyak berumur antara 51-60 tahun yaitu berjumlah 15 sampel (57,8%). Hal ini menunjukkan bahwa pasien kondisi nyeri punggung bawah cenderung terjadi pada kelompok umur 51 tahun ke atas. Berdasarkan jenis kelamin sampel terbanyak berjenis kelamin laki-laki berjumlah 15 sampel (57,8%). Sesuai
dengan pendapat bahwa prevalensi nyeri punggung bawah (Low back pain)di Negara Amerika Serikat dilaporkan sebesar 15%- 45% dan angka kejadian Low Back Pain terbanyak didapatkan pada umur 5160 tahun. (Turder & Koes, 2001). Karakteristik sampel berdasarkan tinggi badan tidak menunjukkan hal yang spesifik sedangkan karakteristik sampel berdasarkan berat badan menunjukkan bahwa sampel terbanyak antara berat badan 81-85 kg, sebanyak 8 sampel (31%), sesuai dengan (Magee, 2000).
-
1. Paired sample t-test untuk
menguji hipotesis I. Nilaip =0,000 (p <0,05), berarti kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises memberi hasil yang bermakna menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis. Basmajian (2000) mengatakan intervensi Abdominal Exercises,
memperkuat otot-otot abdominal (abdominalwall muscle) sehingga akan terbentuk auto corset dan stabilitas vertebrae lumbal sehingga mengoreksi deformitas tubuh.Penurunan nyeri juga didukung oleh karena sebelumnya diberikan intervensi MWD dan TENS. Sujatno (2007) mengatakan MWD dapat meningkatkan suhu permukaan sehingga akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah yang dapat meningkatkan sirkulasi dan metabolisme otot sehingga terjadi reabsorbsi zat iritan dan sisa metabolisme, serta panas secara langsung memperbaiki
fleksibelitas jaringan ikat, otot, dan myelin, sehingga nyeri akan berkurang. Sedangkan dengan TENS menurunkan nyeri terutama melalui mekanisme segmental yaitu dengan jalan mengaktivasi serabut afferent yang berdiameter
besar yang selanjutnya akan menginhibisi neuron nosiseptif di kornu posterior medula spinalis. Hodges & Richardson (2006) membuktikan bahwa TENS secara bermakna mengurangi aktivitas sel nosiseptor di kornu posterior saat TENS diaplikasikan pada area somatik. Parjoto (2006) mengatakan pemberian TENS pada kondisi low back pain dengan cara regional pada otot-otot paravertebrae daerah lumbosakral akan membantu mengurangi nyeri punggung bawah sekaligus relaksasi otot-otot erector spine.
-
2. Paired sample t-testuntuk menguji hipotesis II nilai p=0,000
(p<0,05), berarti kombinasi
intervensi MWD, TENS,
Abdominal Exercises dan
William’s Exercises memberi
hasil yang sangat bermakna
menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis. Hooper (2000) mengatakan dengan intervensi William’s Exercises terjadi gerak dinamis fleksi lumbal yang dilakukan berulang berfungsi untuk menambah ROM, memulihkan mobilitas dan fungsi lumbal, mengulur otot otot erector spine, serta mengurangi penguncian sendi facet. Santoso (2006) menyebutkan nyeri punggung bawah yang diberikan intervensi William’s Exercises dengan dosis 12 kali latihan, dapat menurunkan nyeri punggung bawah. Kisner & Colby (2007) mengatakan jaringan tubuh terutama pada otot-ototnya terbentuk dari serat-serat halus (myofibril) yang dalam keadaan spasme sering mengalami perlengketan satu sama lain (crosslink). Karena itu untuk melepaskan perlengketan tadi
terlebih dahulu dilakukan pemanasan kemudian dilakukan peregangan. Pernyataan diatas dapat diartikan bahwa nyeri punggung bawah setelah diberikan terapi termal dapat meningkatkan sirkulasi darah, normalisasi tonus otot, perbaikan sistem metabolisme, serta panas secara langsung dapat memperbaiki fleksibelitas otot, dan myelin sehingga nyeri akan berkurang.
-
3. Independent t-test untuk menguji hipotesis III nilai p=0,000 (p<0,05). Penurunan nilai VAS antara kelompok perlakuan II lebih besar dari kelompok perlakuan I. Selisih rerata nilai VAS pre test-post test pada kelompok perlakuan II sebesar 70,00 sedangkan pada kelompok perlakuan I sebesar 37,54. Disimpulkan kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal
Exercises dan William’s Exercises lebih baik dari kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis.
Penambahan intervensi William’s Exercises meningkatkan mobilitas sendi lumbosakral dan menambah ROM, penguluran otot otot erector spine, serta mengurangi penguncian sendi facet, yang akan memperbesar penurunan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis (Hooper, 2000).
-
4. Sebagai perbandingan dengan peneliti terdahulu dengan judul : “Beda Pengaruh Pemberian TENS dan Latihan Fleksi William’s dengan TENS dan Gapping Segmental terhadap penurunan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis” (Permadi, 2011). Hipotesis I pemberian
TENS dan LFW dapat menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis. Nilaip=0,000 (p<0,05). Hipotesis II pemberian TENS dan Gapping segmental dapat menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis. Nilai p= 0,000 (p< 0,05). Hipotesis III pemberianTENS dan LFW lebih baik dari pada pemberian TENS dan Gapping segmental
menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis
Lumbalis. Nilai p=0,000
(p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa ke dua metode ini memberi hasil yang bermakna menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis sehingga dapat dipakai sebagai metode dalam menangani kasus menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis.
-
1. Kombinasi MWD, TENS,
Abdominal Exercises
memberikan hasil yang bermakna menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis.
-
2. Kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises dan William’s Exercises memberikan hasil yang lebih bermakna menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis.
-
3. Kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises dan William’s Exercises lebih baik dari kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises menurunkan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis. Selisih rerata nilai
VAS pre test-post test pada kelompok perlakuan II sebesar 70,00 sedangkan pada kelompok perlakuan I sebesar 37,54.
-
1. Diharapkan kepada rekan - rekan fisioterapis yang menangani nyeri punggung bawah akibat Spondylosis Lumbalis, hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif intervensi guna mencapai hasil yang optimal.
-
2. Dari hasil penelitian diketahui kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises dan William’s Exercises dapat menurunkan nyeri punggung bawah sebesar 86 % setelah dilakukan 10 kali intervensi, sedangkan kombinasi intervensi MWD, TENS, Abdominal Exercises dapat menurunkan nyeri punggung bawah sebesar 48%, setelah dilakukan 10 kali intervensi. Untuk itu disarankan agar dilakukan intervensi lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.
-
3. Dalam pemberian intervensi, fisioterapis diharapkan selalu menggunakan instrumen pengukuran sebagai salah satu cara untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan dari suatu intervensi yang dilakukan, serta perlu adanya kerja sama saling pengertian antara fisioterapis dan pasien agar supaya pasien dapat menyadari serta mempercayai kemampuan fisioterapis.
VI. Ucapan Terima Kasih
Pada kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih yang tulus terutama kepada segenap pasien yang bersedia menjadi sampel dalam penelititan ini. Juga penulis sangat menghargai ketekunan dan
kesabaran serta kerjasama yang baik selama berlangsungnya penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2001.BulletinRumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.
Basmajian, J.V. 2000. Therapeutic Exercise.Fourt Edition, William & William, Baltimore
Frentice, E.W, Quillen, S.W. 2005 Therapeutic Modalities in Rehabilitation.Third Edition,The McGraw-Hill Companies, New York
Hodges, P.W. and RichardsonP. A. 2006.Inefficient Muscular
Stabilization of the Lumbar Spine Associated with Low Back Pain a Motor Control Evaluation Of Transversus Abdominis; Diakses tanggal 23/11/10,
dariwww.lowbackpain.com.au/rese arch-page4new.htm.
Hooper, P.2000.Whatever Happened to Williams' Flexion Exercises.Davis Company, Philadelpia.
Kisner, C, and Colby, A. 2007.
Therapeutic Exercise Foundation and Technique.Fifth Edition,
F.A. Davis Company, Philadelphia.
Magee, 2000. Orthopedic Physical Assessment. W.B. Saunders Company, Philadelphia
Parjoto, S.2006 .Terapi Latihan pada Nyeri Pinggang Bawah. Pelatihan nasional 30 jam kupas tuntas LBP dari aspek intervensi fisioterapi terkini, Surakarta.
Permadi, A.W. 2011. Beda Pengaruh Pemberian TENS dan latihan fleksi William dengan TENS dan Gapping Segmental terhadap penurunan nyeri punggung bawah akibat Spondylosis
Lumbalis.(Skripsi). Surakarta: Program D IV Poltekkes Surakarta
Roose, 2005. Low back pain in Pedreth WL ed. Occupational Therapy practice Skill for Physical Dysfunction, AS: Mosby Company.
Santoso, B. 2006. Hubungan antara Pekerja dan Membatik dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Wanita Pengerajin Batik Tulis di Surakarta,Lembaga Penelitian
UMS, Surakarta
Sidharta,P,2003.NeurologisKlinisdalam Praktek Umum. Dian Rakyat. Jakarta.
Sinarki, M, Mokri, B. 2000.Low Back Pain and Disorder of the Lumbar Spine in Braddon RL, ed Physical Medicine and Rehabilitation, WB Saunders Company, Philadelphia.
Sujatno, I. 2007. Kumpulan Kuliah Sumber Fisis, Poltekkes Surakarta, Surakarta.
Turder, M, Koes, B. 2001.Low back pain and Sciatica. Clinical evidence, Retrieved: December, 12, 2006, darihttp://www.emedicine.com.
Wirawan, R.B. 2004.Diagnosis dan Manajemen Nyeri Pinggang Bawah. Kumpulan Makalah Pain Symposium: Towards Mechanism Base Treatment, Jogjakarta.
10
Discussion and feedback