PERBEDAAN WAKTU REAKSI VISUAL ANTARA INDEKS MASSA TUBUH KATEGORI UNDERWEIGHT, NORMAL DAN OVERWEIGHT PADA SISWA SEKOLAH DASAR SARASWATI TABANAN

  • 1)    Ni Kadek Ira Maharani Putri 2) Ari Wibawa 3) I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti

  • 1,2Program Studi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana iramaharani16@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan waktu reaksi visual antara indeks massa tubuh kategori underweight, normal dan overweight pada siswa Sekolah Dasar Saraswati Tabanan. Desain penelitian ini adalah cross sectional analytic yang dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Sampel diambil dengan teknik total sampling yang berjumlah 228 sampel yang dibagi menjadi 3 kelompok penelitian berdasarkan indeks massa tubuhnya. Uji normalitas dengan Kolmogorov-smirnov test dan uji homogenitas dengan Levene’s test (p > 0,05). Analisis deskriptif didapatkan rerata waktu reaksi visual pada IMT underweight 569,4+50,08 ms, pada IMT normal 405,31+41,54 ms dan IMT overweight 556,75+46,86 ms. Uji beda dengan One way ANOVA menunjukan beda signifikan (p=0,000). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa anak dengan IMT underweight dan overweight memiliki waktu reaksi visual yang lebih lama dibandingkan anak dengan IMT normal di Sekolah Dasar Saraswati Tabanan.

Kata Kunci: Waktu Reaksi Visual, Indeks Massa Tubuh

VISUAL REACTION TIME DIFFERENCE BETWEEN UNDERWEIGHT, NORMAL AND OVERWEIGHT BODY MASS INDEX CATEGORIES AMONG STUDENT AT SARASWATI ELEMENTARY SCHOOL TABANAN

ABSTRACT

This study was to determine the difference of visual reaction time based on underweight, normal and overweight body mass index’s categories among student at Saraswati elementary school in Tabanan. This study design is a cross-sectional analytic study held on March 2017. Samples was selected using total sampling technique with totally 228 samples which divided into 3 groups based from their body mass index. Normality test using Kolmogorov-smirnov Test and homogeneity test using Levene’s Test had been done (p>0.05). Descriptive analytic show the visual reaction time in underweight BMI 569,4+50,08 ms, normal BMI 405,31+41,54 ms and overweight BMI 556,75+46,86 ms. Analysis using One Way ANOVA find out significant mean differences between group (p=0,000) Based on this study, conclude that underweight and overweight children had a longer visual reaction time than normal weight children in Saraswati Elementary School Tabanan.

Keywords : Visual Reaction Time, Body Mass Index

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi mengakibatkan anak lebih sering bermain gadget dibandingkan dengan bermain di luar ruangan. Hal ini mampu menggeser indeks massa tubuh (IMT) anak kearah overweight ataupun underweight bila asupan nutrisi anak tidak seimbang dengan aktivitas fisik yang dilakukan. Overweight ataupun underweight memiliki risiko masalah kesehatan yang sama.

Riskesdas tahun 2013 menyatakan prevalensi anak gemuk usia 5-12 tahun di Indonesia yaitu 18,8%. Bali merupakan salah satu provinsi yang memiliki rata-rata prevalensi anak gemuk usia 5-12 tahun diatas rata-rata nasional. Tidak hanya overweight tapi Indonesia juga masih memiliki masalah kekurangan gizi pada anak. Prevalensi anak kurus usia sekolah sebesar 11,2%.1 Overweight membawa masalah kesehatan serius yang dapat dibawa hingga dewasa seperti DM tipe 2 ataupun masalah kardiovaskular. Anak gemuk empat kali lebih sering tidak hadir ke sekolah akibat terserang demam, flu atau diare. Begitu pula pada anak underweight yang berisiko mengalami pengeroposan tulang, disregulasi hormone dan penurunan sistem imun. Kedua hal ini akan berdampak pada performa anak di sekolah dan

mempengaruhi prestasi akademisnya.2

Sebuah penelitian neurofisiologi menyatakan IMT underweight ataupun overweight mempengaruhi kecepatan proses berfikir dan performa sensomotor anak yang pada masa pertumbuhannya akan mengganggu perkembangan otak dan sistem sarafnya. Pada anak dengan IMT underweight cenderung mengalami insu-fisiensi micronutrient seperti asam folat dan zat besi yang dapat mengganggu perkembangan otak dan sistem saraf anak yang akan menyebabkan penurunan performa di sekolah dan prestasi akademik. 3 Sedangkan pada individu dengan IMToverweight dan obese dapat meningkatkan risiko melambatnya konduktifitas hantar saraf akibat peningkatan ambang rangsang sensoris dan neuropati pada serabut saraf kecil di perifer.4 Hal ini akan menyebabkan penurunan kecepatan hantar saraf yang berpengaruh pada perpanjangan waktu reaksi.

Waktu reaksi adalah lamanya waktu dari mulai diterimanya stimulus hingga munculnya suatu respon yang diinginkan.5 Waktu reaksi visual merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi kecepatan membaca pada anak, mulai dari anak mendapatkan input sensoris berupa huruf kemudian mengintepretasikan huruf apa

Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, Volume 5, Nomor 3 • 19

Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, Volume 5, Nomor 3 • 20

yang mereka lihat hingga terjadi respon yaitu mengucap-

Tabel 2. Karakteristik Responden Kategori Normal

kan huruf dengan tepat. Waktu reaksi juga menggam-

Karakteristik Re-           Kategori Normal

barkan kemampuan memproses stimulus pada sistem saraf pusat yang secara tidak langsung dapat menggam-

sponden               Rerata ± SD

Usia (tahun)                9,84+0,729

barkan kognisi anak.6

Berat Badan (kg)             33,11+6,178

Pada proses pembelajaran stimulus visual merupakan stimulus yang paling banyak diterima misalnya pa-

Tinggi Badan (cm)            138,33+7,342

da saat membaca dan menulis. Sistem visual selalu

IMT/Usia               1,7538+0,22420

dihadapkan dengan tugas yang bermakna yang harus di

Laki-laki                    61 (49,6%)

proses secara cepat dan memberikan informasi yang penting tiap harinya. Sebagian besar aksi motoris ber-

Perempuan               62 (50,4%)

dasarkan dari informasi visual yang bertujuan agar manusia dapat berinteraksi dengan lingkungannya.4

Tabel 3. Karakteristik responden Kategori Overweight

Oleh karena masih terbatasnya data mengenai

Karakteristik Re-        Kategori Overweight

hubungan IMT dengan waktu reaksi visual khususnya

sponden               Rerata ± SD

pada anak usia sekolah maka hal ini melatarbelakangi

Usia (tahun)                9,90+0,689

untuk mengangkat penelitian mengenai perbedaan waktu reaksi visual berdasarkan indeks massa tubuh kategori

Berat Badan (kg)             50,71+8,631

Tinggi Badan (cm)            144,32+8,948

underweight, normal dan overweight pada siswa SD Sar-

aswati Tabanan.

IMT/Usia               2,4533+0,27029

METODE PENELITIAN

Laki-laki                    35(55,6%)

Perempuan               28(44,4%)

Jenis penelitian yang digunakan adalah observa-

sional analitik dengan desain studi cross sectional. Popu-

Berdasarkan tabel diatas menunjukan responden

lasi penelitian ini adalah siswa SD Saraswati Tabanan.

pada kelompok underweight memiliki nilai rerata usia dan

Sampel penelitian berasal dari populasi penelitian yang

simpang baku (9,86+0,61), kelompok normal (9,84+0,73)

memenuhi kriteria inklusi dan didata menggunakan teknik

dan kelompok overweight (9,90+0,69). Selanjutnya pada

total sampling dengan jumlah total 228 sampel yang

kelompok underweight responden memiliki nilai rerata

dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan IMT anak. IMT

berat badan dan simpang baku (24,36+2,93), kelompok

anak dihitung dengan index quatelet berdasarkan usia

normal   (33,11+6,18)   dan   kelompok   overweight

dan jenis kelamin menurut WHO tahun 2007. Kriteria

(50,71+8,63). Karakteristik responden berdasarkan tinggi

inklusi terdiri dari siswa yang bersekolah di SD Saraswati

badan didapatkan rerata dan simpang baku pada ke-

Tabanan; berusia 9-11 tahun; memiliki indeks massa

lompok underweight (137,19+6,15), kelompok normal

tubuh (IMT) kategori underweight, normal, dan over-

(138,33+7,34) dan kelompok overweight (144,32+8,95).

weight; sehat jasmani dan rohani dan bersedia menjadi

Rerata dan simpang baku IMT/Usia pada kelompok un-

subjek penelitian sampai penelitian selesai. Kriteria ek-

derweight (1,31+0,09), kelompok normal (1,75+0,22) dan

sklusi penelitian ini adalah mengalami buta warna atau-

kelompok overweight (2,45+0,27). Jumlah dan persen-

pun buta total.

tase jenis kelamin pada kelompok underweight ialah laki-

Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini

laki sebanyak 16 orang (38,1%) dan perempuan 26 orang

adalah indeks massa tubuh (IMT) kategori underweight,

(61,9%),  pada  kelompok  normal  dengan  laki-laki

normal dan overweight. Sedangkan Variabel terikat

sebanyak 61 orang (49,6%) dan perempuan 62 orang

(dependent) adalah waktu reaksi visual. Alat ukur yang

(50,4%), sedangkan kelompok overweight jumlah laki-laki

digunakan dalam penelitian ini adalah staturemeter untuk

35 orang (55,6%) dan perempuan 28 orang (44,4%).

mengukur tinggi badan, timbangan untuk mengukur berat

Untuk mengetahui distribusi normalitas data

badan dan aplikasi Human Benchmark Program untuk

maka diuji menggunakan Kolmogorov-smirnov Test dan

mengukur waktu reaksi visual.

untuk   menganalisa   variansi   data   maka   diuji

menggunakan Levene’s Test. Berikut tabel hasil uji dari

HASIL PENELITIAN

normalitas dan homogenitas data

Analisis univariat digunakan untuk melihat gam-

baran umum responden penelitian berdasarkan usia, tinggi badan, berat badan, IMT/usia dan jenis kelamin

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

Kolmogorov

- . g          Levene’sTest

disajikan dalam bentuk prosentase, rerata dan simpang

baku.

Kelompok       Smirnov

Tabel 1. Karakteristik Responden Kategori Underweight

p                p

Underweight         0,094

Karakteristik Re-        Kategori Underweight

Normal             0,2              0,065

sponden               Rerata ± SD

Overweight           0,2

Usia (tahun)                 9,86±0,608

Berat Badan (kg)             24,36±2,929

Tabel 4 menunjukan hasil uji normalitas data

Tinggi Badan (cm)            137,19±6,146

dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test menun-

IMT/Usia                1,3111 ±0,08774

jukan nilai probabilitas waktu reaksi visual pada kelompok

Laki-laki                     16(38,1%)

Perempuan               26(61,9%)

underweight didapatkan nilai p = 0,094 (p>0,05), ke-

lompok normal didapatkan nilai p = 0,200 (p>0,05), dan kelompok overweight didapatkan nilai p = 0,200 (p>0,05). Tiap kelompok didapat p >0,05, menandakan data ber-distribusi normal.

Tabel 4 juga menunjukan hasil uji homogenitas dengan Levene’s Test dimana waktu reaksi visual memiliki nilai p>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data bersifat homogen. Berdasarkan dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas, maka uji hipotesis menggunakan uji statistik parametrik yang dalam hal ini menggunakan uji One Way ANOVA.

Dalam melihat perbedaan waktu reaksi visual antar kelompok untuk menentukan kelompok mana yang memiliki waktu reaksi visual paling cepat dilakukan analisis deskriptif sebagai berikut:

Tabel 5. Analisis Deskriptif Waktu Reaksi Visual

Kelompok

N

Rerata

SD

Underweight

42

569,4024

50,08043

Normal

123

405,3171

41,53714

Overweight

63

556,7492

46,85525


Semakin kecil rerata waktu reaksi maka semakin cepat waktu reaksi visualnya. Berdasarkan Tabel 5 menunjukan bahwa kelompok normal memiliki waktu reaksi paling cepat yaitu 405,32+41,52 ms, dibandingkan dengan kelompok overweight 556,75+46,86 ms dan kelompok underweight 569,4+50,08 ms.

Untuk melihat tingkat signifikan dari perbedaan waktu reaksi visual antara ketiga kelompok maka dilakukan uji beda dengan One Way ANOVA.

Tabel 6. Hasil Uji Statistik dengan One Way ANOVA

Df

p

Variasi antar kelompok

2

Variasi dalam kelompok

225

0,000

Total

227


Tabel 6 menunjukan hasil uji beda ketiga kelompok penelitian dengan nilai p sebesar 0,000 (nilai p<0,05). Hal Ini menunjukan adanya perbedaan yang berkmakna rata-rata waktu reaksi visual pada ketiga kelompok penelitian.

Untuk melihat perbedaan rerata pada masing masing kelompok dan tingkat signifikannya maka dapat dilihat dari hasil uji lanjutan dengan Turkey HSD sebagai berikut:

Tabel 7. Uji Turkey HSD

Variabe

l     Kel. I

Kel. J

Beda Rerata (I-J)

p

Waktu Reaksi

Under Weight

Normal

16.408.531

0,000

Visual

Over Weight

Normal

15.143.213

0,000

Under Weight

Over Weight

1.265.317

0,332


Berdasarkan Tabel 7 didapat perbedaan bermakna (p<0,05) didapat antara kelompok underweight terhadap normal dengan beda rerata 164,09ms dan antara kelompok overweight terhadap normal dengan beda rera-ta 151,43ms, sedangkan antar kelompok underweight dengan overweight memiliki beda rerata 12,65Ms yang dalam statistic tidak mermakna (p>0,05).

DISKUSI

Karakteristik Sampel Penelitian

Pada penelitian ini, subjek penelitian berjumlah 228 orang siswa yang bersekolah di SD Saraswati Tabanan berusia 9-11 tahun yang sehat secara jasmani dan rohani, sehingga umur responden menunjukan pada kelompok underweight memiliki nilai rerata usia dan simpang baku (9,86+0,61), kelompok normal (9,84+0,73) dan kelompok overweight (9,90+0,69). Dimana pada usia usia 7-8 tahun kematangan dan pertumbuhan otot baru dicapai dengan baik.7

Berat badan responden didapatkan sebaran berat badan responden antara 15–74kg. Pada kelompok underweight responden memiliki nilai rerata berat badan dan simpang baku (24,36+2,93), kelompok normal (33,11+6,12) dan kelompok overweight (50,71+8,63). Berat badan merupakan salah satu faktor yang digunakan dalam mengukur IMT. Dimana pada anak komposisi tubuh dapat diukur dengan rumus IMT/usia. Begitupula pada tinggi badan didapatkan rerata dan simpang baku pada kelompok underweight (137,19+6,15), kelompok normal (138,33+7,34) dan kelompok overweight (144,32+8,95). Adapun rentang tinggi badan dalam penelitian ini 1,19-1,66 meter.

Nilai rerata dan simpang baku IMT/Usia pada kelompok underweight (1,31+0,088), kelompok normal (1,75+0,22) dan kelompok overweight (2,45+0,27). Jumlah responden dengan IMT berdasarkan usia dan jenis kelamin yang dikategorikan underweight sebanyak 42 orang, dikategorikan normal sebanyak 123 orang dan dikategorikan overweight sebanyak 63 orang.

Distribusi responden berdasarkan jenis kelaminnya terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah dan persentase jenis kelamin pada kelompok underweight ialah laki-laki sebanyak 16 orang (38,1%) dan perempuan 26 orang (61,9%), pada kelompok normal dengan laki-laki sebanyak 61 orang (49,6%) dan perempuan 62 orang (50,4%), sedangkan kelompok overweight jumlah laki-laki 35 orang (55,6%) dan perempuan 28 orang (44,4%). Total responden laki-laki 112 orang dan perempuan 116 orang.

Uji Independent T-Test dilakukam untuk melihat perbedaan waktu reaksi berdasarkan jenis kelamin di tiap -tiap kategori maka ditemukan p>0,05 pada kategori underweight (p=0,746) dan normal(p=0,296) yang menun-jukan tidak ada perbedaan signifikan antara waktu reaksi visual laki-laki terhadap perempuan. Namun terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,005) pada kategori overweight dimana wanita memiliki waktu reaksi lebih lama dibandingkan dengan laki-laki. Perbedaan waktu reaksi laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan perempuan baik pada waktu reaksi visual ataupun auditori pada level ak-tifitas sedentari sedangkan tidak terdapat perbedaan bermakna pada level aktifitas regular. Hal ini dikarenakan waktu kontraksi otot pada laki-laki dan perempuan sama

namun respon motoris laki-laki lebih kuat dan cepat sehingga mempercepat waktu reaksinya.8

Waktu Reaksi Visual antara Indeks Massa Tubuh

Dari Tabel 5 dapat dilihat gambaran nilai rerata dan simpang baku waktu reaksi visual pada kelompok underweight (569,4ms+50,08), kelompok normal (405,32ms+41,52)    dan    kelompok    overweight

(556,75ms+46,86).

Semakin kecil nilai waktu reaksi menandakan semakin cepat waktu reaksi visualnya. Hal ini menun-jukan bahwa kelompok dengan IMT kategori normal memiliki waktu reaksi visual paling cepat dibandingkan dengan kelompok IMT underweight dan overweight, sedangkan kelompok dengan IMT kategori overweight memiliki waktu reaksi visual lebih cepat dibandingkan dengan kelompok IMT underweight.

Perpanjangan waktu reaksi visual pada IMT overweight disebabkan oleh sekresi adiposit tissue hormone, cytokines, chemokines dan growth factor yang mampu menembus blood-brain-barrier dan mengganggu fungsi otak. Sedangkan pada orang dengan IMT underweight mengalami disregulasi hormone yang dapat menyebabkan gangguan kognitif. 9

IMT mulai dari overweight hingga obese meningkatkan risiko mengalami perlambatan hantaran saraf dan small fibre neuropathy, meningkatkan ambang rangsang sensoris yang akan memperlambat waktu reaksi berdasarkan penelitian tentang konduktifitas saraf. Obesitas mampu mempengaruhi waktu reaksi pada anak yaitu akibat cytokines, chemokines dan tissue necrosis factor yang disekresikan oleh jaringan adiposit yang mampu menembus blood-brain-barrier dan mengganggu fungsi otak. Obese mengarah pada abnormalitas adiposit yang menyebabkan abnormalitas pembentukan myelin dan mengganggu transmisi axonal yang juga berdampak pada perpanjangan waktu reaksi.4 Anak dengan IMT underweight pada masa perkembangan otak dan sistem sarafnya mengalami kekurangan nutrisi dan micronutrient. Defisiensi  vitamin B1,  B12  dan  B5 menyebabkan

gangguan pembentukan myelin dan sel Schwann pada

serabut saraf perifer. Kurangnya adiposit menyebabkan terbatasnya penyerapan lipid dalam pembentukan selubung myelin kaya lipid sehingga kecepatan penjalaran impuls lebih lama dan tidak dalam fungsi optimal.10

Kekurangan makronutrient seperti protein akan menyebabkan terhambatnya pembentukan sistem saraf dan myelinisasi. Saat awal pertumbuhan merupakan periode kritikal dalam pembentukan otak anak dimana dalam periode ini terjadi sintesis pembentukan myelin dari protein dan fosfolipid derivate yang berasal dari sel membrane oligodendrosit pada sel saraf pusat dan sel schwann pada saraf tepi. Apabila dalam periode ini mengalami kekurangan protein akan menyebabkan perubahan irreversible yang memberikan efek jangka panjang pada keterlambatan myelinisasi. Hal ini akan menyebabkan kemampuan belajar yang buruk, kerusakan fungsi kognitif dan penurunan prestasi disekolah.11

Hasil penelitian pada siswa SD Saraswati Tabanan dimana rerata waktu reaksi visual lebih lama pada anak dengan Indeks Massa Tubuh kategori underweight dan overweight diperkuat oleh hasil uji beda one way ANOVA dimana terdapat perbedaan yang bermakna pada

ketiga kelompok penelitian (p<0,05).

SIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan waktu reaksi visual berdasarkan Indeks Massa Tubuh yaitu normal < overweight < underweight pada siswa SD Saraswati Tabanan dengan perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05).

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Kementrian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

  • 2.    Krushnapriya, S., Bishnupriya, Sahoo., Ashok, Kumar Choudhury., Nighat, Yasin Sofi., Raman, Kumar. Ajeet, Singh Bhadoria., 2015. Childhood obesity: causes and consequences. J Family Med Prim Care., 4(2), p. 187-192.

  • 3.    UNICEF, 2013. Improving Child Nutrition. New York, United Nations Publications. Welford, A.,  1980.

Choice reaction time: Basic concepts. New York: Academic Press.

  • 4.    Choon, Wei Ngo., Hui, Ying Loh., Gee, Anne Choo., Rammiya, Vellasamy., Mogaratnam, Anparasan., 2015. Influence of Body Mass Index on Visual Reaction Time. Brithish Journal of Medicine Medical Research, 10(3), pp. 1-8.

  • 5.    Hultsch, D., Macdonald, S. & Dixon, R., 2002. The variability in a reaction time performance and in younger and older adults. J Gerontol, II(101), p. series B57.

  • 6.    Nikam, L. & Gadkari, J., 2012. effect of age, gender and body mass index on visual and auditory reaction time in Indian population. Indian J Physiol Pharmacol, 56(1), p. 9.

  • 7.    Kosinski, R., 2008. A Literature Review of Reaction Time. [Online] Available at:http://biae.clemson.edu [Accessed 10 Desember 2016].

  • 8.    Jain, Aditya., Bansal, Ramta. & Singh, KD., 2015. A comparative study of visual and auditory reaction times on the  basis of gender and physical activity levels of medical first year students. Int J Appl

Basic Med Res. 5(2), pp. 124-127.

  • 9.    Deore, D., Surwase, S., Masroor, S., Khan, S., &

Kathore, V. (2012). A Cross Sectional Study on the Relationship Between the Body Mass Index (BMI) and Audiovisual Reaction Time (ART). Journal of Clinical and Diagnostic Research, 1466-1468

  • 10.    Grantham, J. & Henneberg, M., 2014. Adiposity is associated with improved neuromuscular reaction time. Medical Hypotheses, pp. 1-6.

  • 11.    Rhuba,S. & Vinodha, R., 2015. Effects Of Protein

Energy Malnutrition On Peripheral Nerve Conduction In Children. Int J Med Res Health Sci. 2015;4(4):768-770