KOMBINASI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION TECHNIQUE DENGAN ULTRASOUND LEBIH EFEKTIF DALAM MENURUNKAN RASA NYERI DIBANDINGKAN KOMBINASI STRAIN COUNTERSTRAIN DENGAN ULTRASOUND PADA PENDERITA PIRIFORMIS SYNDROME

  • 1I Nyoman Baktiyasa, 2Ari Wibawa, 3I Putu Adiartha Griadhi,

1,2 Program Studi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar Bali 3Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar Bali inymbaktiyasa@gmail.com

ABSTRAK

Piriformis Syndrome didefinisikan sebagai sekumpulan gejala seperti nyeri, kesemutan atau mati rasa dari area bokong hingga ke kaki. Pada keadaan seperti ini, penderita dapat diberikan intervensi berupa Integrated Neuromuscular Inhibition Technique, Strain Counterstrain dan Ultrasound. Dengan Paired Sample t-test pada Kelompok 1 didapatkan nilai p=0,000 dimana beda rerata 2,940±0,96, sedangkan pada Kelompok 2 didapatkan nilai p=0,000 dimana beda rerata 1,910±0,60. Pada uji beda selisih antara Kelompok 1 dengan Kelompok 2 dengan Independent Sample t-test didapatkan p=0,010 (p<0,05). Hal ini menunjukkan kombinasi Integrated Neuromuscular Inhibition Technique dengan Ultrasound lebih efektif dalam menurunkan rasa nyeri dibandingkan kombinasi Strain Counterstrain dengan Ultrasound pada penderita Piriformis Syndrome.

Kata Kunci: Integrated Neuromuscular Inhibition Technique, Strain Counterstrain, Ultrasound, Piriformis Syndrome

AN INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION TECHNIQUE COMBINATION WITH ULTRASOUND MORE EFFECTIVE IN REDUCE PAIN COMPARED TO A COMBINATION OF STRAIN COUNTERSTRAIN WITH ULTRASOUND IN PIRIFORMIS SYNDROME PATIENTS

ABSTRACT

Piriformis Syndrome is a collection of symptoms such as pain, tingling or numbness from the buttocks down to the foot. In this condition, patients can be given intervention with Integrated Neuromuscular Inhibition Technique, Strain Counterstrain and Ultrasound. With Paired Sample t-test on Group 1 that got the value of p =0.000 with mean differences 2.940±0.96,while at Group 2 that got the value of p=0.000 with mean differences 1.910±0.60. In test of difference between Group 1 and Group 2 using Independent Sample t-test showed p=0,010 (p<0,05). These research showed that combination of Integrated Neuromuscular Inhibition Technique with Ultrasound is more effective in relieving pain than combination of Counterstrain Strain with Ultrasound in Piriformis Syndrome.

Keyword: Integrated Neuromuscular Inhibition Technique, Strain Counterstrain, Ultrasound, Piriformis Syndrome

PENDAHULUAN

Sekitar 70% -80% populasi di dunia mengalami nyeri pinggang dan punggung bawah, sementara sekitar 17% dari keluhan yang terjadi pada punggung bawah mengalami Piriformis Syndrome.1 Piriformis Syndrome merupakan keluhan neuromuskular akibat dari nervus ischiadicus yang tertekan atau terjepit oleh otot piriformis yang mengakibatkan nyeri hebat hingga nyeri menjalar sepanjang perjalanan saraf sciatica. Penyebab yang paling sering menjadi pencetus Piriforms Syndrome adalah karena adanya spasme otot piriformis.2 Pada keadaan seperti ini, penderita dapat diberikan tindakan fisioterapi dengan modalitas Ultrasound, maupun secara konvensional dengan Integrated Neuromuscular Inhibition Technique dan Strain Counterstrain.

Modalitas Ultrasound adalah sebuah modalitas fisioterapi yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang memeliki penetrasi hingga jaringan profundus. Hal tersebut mampu memberi efek micro massage pada serabut otot yang mampu memicu peningkatan sirkulasi pada kerusakan jaringan otot, dan efek thermal mem-

berikan sensasi hangat pada area yang diaplikasikan ultrasound. Efek thermal mampu mempercepat metabolisme pada jaringan yang mengalami pemendekan sehingga meningkatkan fleksibilitas otot dan mampu menurunkan derajat spasme.3

Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique (INIT) merupakan teknik yang menggabungkan kombinasi Ischemic Compression, Strain Counterstrain dan Muscle Energy Technique yang efektif untuk melepas nyeri pada Myofascial Pain Syndrome. Kombinasi dari ketiga tehnik tersebut pada INIT memiliki keistimewaan yaitu terjadi mekanisme temporal summation dan spatial sumassion yang mampu menggabungakan potensial aksi postsinaps.hal tersebut memicu Excitatory Post Synaptic Potentials (EPSPs) yang lebih besar yang mampu menurunan ketegangan otot piriformis lebih cepat terjadi dan memberikan inhibisi nyeri hebat pada Piriformis Syndrome .4

Strain Counterstrain merupakan teknik manual dengan memosisikan sendi menjadi posisi yang paling nyaman secara pasif untuk mengurangi nyeri, meningkat-

Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, Volume 5, Nomor 3 • 1

kan relaksasi otot dan membantu menghilangkan atau menghancurkan siklus spasme otot.5

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengetahui gambaran umum mengenai perbandingan Integrated Neuromuscular Inhibition Technique dengan Strain Counterstrain pada intervensi Ultrasound terhadap penurunan rasa nyeri pada penderita Piriformis Syndrome.


Kel.2


pada


BAHAN DAN METODE


= Kelompok Strain Counterstrain kombinasi Ultrasound


Jika dilihat karakteristik sampel berdasarkan usia, kelompok 1 memiliki rerata usia 42,2 dengan


simpang baku ±6,90 dan pada kelompok 2 memiliki nilai rerata 45,9 dengan simpang baku ±6,90.


Penelitian pada kasus Pirifomis Syndrome ini adalah penelitian eksperimental dengan randomized pre test and post test control group design. Sampel diambil Kelompo


Tabel 3. Uji Normalitas Dan Homogenitas


Uji Normalitas dengan Shapiro Wilk Test


dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Besar sampel diambil dengan menggunaka rumus Pocock sehingga diperoleh jumlah sampel setiap kelompok terdiri dari 10 orang. Kelompok 1 diberikan intervensi Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique (INIT) kombinasi Ultrasound sementara kelompok 2 diberikan intervensi Strain Counterstrain kombinasi Ultrasound. Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Fisioterapi Dharma Yadnya di bulan Mei 2017 sebanyak 12 kali pertemuan.

Pengukuran nyeri pada Piriformis Syndrome menggunakan Viaual Analogue Scale (VAS).


k Data


Kelompok 1


Kelompok 2


Uji Homoge nitas (Levene' s Test)


Statistik     p     Statistik     p

Nyeri Sebelum Intervensi

0,927

0,419

0,946

0,619

0,616

Nyeri Sesudah Itervensi

0,926

0,409

0,951

0,681

0,028


HASIL

Dari pengolahan data menggunakan software SPSS 21.0 dimana data telah diambil pada bulan Mei tahun 2017 di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Dharma Yadnya, Denpasar yang diperoleh hasil sebagai berikut :


Tabel 1. Karakterisrik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frekuensi

Persen

Kel 1

Kel 2

Kel 1

Kel 2

Laki-laki

5

5

50

50

Perempuan

5

5

50

50

Total

10

10

100

100

Keterangan :


Tabel 3. merupakan hasil dari Shapiro Wilk Test didapatkan angka probabilitas pada kelompok pertama sebelum didapatkan p=0,419 (p>0,05) dan setelah perlakuan p=0,409 (p>0,005), sementara kelompok kedua sebelum perlakuan p=0,619 (p>5) dan setelah perlakuan didapatkan p=0,681 (p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut menunjukan kedua kelompok lompok sampel berdistribusi secara normal.

Pada Levene’s Test menunjukan bahwa data nyeri sebelum perlakuan homogen sedangkan data nyeri sesudah perlakuan tidak homogen karena nilai p=0,616 (p>0,05) untuk nilai nyeri sebelum perlakuan dan p=0,028 (p<0,05) untuk nilai nyeri setelah perlakuan,


Kel.1


Kel.2


= Kelompok Integratred Neuromuscular Inhibition

Technique kombinasi Urasound

= Kelompok Strain Counterstrain kombinasi Ultrasound


Tabel 1. menunjukan karaktersistik sampel be-dasarkan jenis kelamin pada penderita Piriformis Syndrome, pada kelompok pertama berdasarkan jenis kelamin frekuensi laki-laki 5 orang dan perempuan 5 orang dengan presentase 50% untuk laki-laki dan 50% untuk perempuan. Pada kelompok 2 menunjukan frekuensi laki 5 orang dan perempuan 5 orang dengan persentase 50% untuk laki-laki dan 50% untuk perempuan.


Tabel. 4 Hasil Uji Paired Sample t-test

Kelompo k

N

Rerata±SD

t

p

Nyeri

1

10

7,170±1,10

Sebelum

1,364

0,189

Intervensi

2

10

6,530±0,99

Nyeri

1

10

4,230±0,39

Sesudah

-1,498

0,156

Itervensi

2

10

4,620±0,72

1

10

2,950±0,96

Selisih

2,875

0,01

2

10

1,910±0,60


Tabel 2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia


Karakteristik


Rerata±SD

Kel 1                Kel 2


Usia


42,9±6,90


45,9±6,90


Keterangan :

Kel.1 = Kelompok Integratred Neuromuscular Inhibition

Technique kombinasi Urasound


Dari uji Paired Sample t-test didapatkan beda rera-ta penurunan nyeri Piriformis Syndrome sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok pertama dengan p=0,000 (p<0,05) hal tersebut menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penurunan nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi Integrated Neuromuscular Inhibition Technique kombinasi Ultrasound pada Piriformis Sundrome.

Uji hipotesis sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kedua dengan Paired Sample t-test didapatkan p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat selisih yang signif-


ikan dari penurunan nyeri sebelum dan setelah dilakukan intervensi Strain Counterstrain kombinasi Ultrasound pada Piriformis Syndrome.

Tabel 5. Hasil Uji Independent t-test

Hasil Analisis

Kelompok   Nyeri

Sebelum

Intervensi

Nyeri     Beda

Sesudah

Itervensi   Rerata

Persentas e Penuruna n Nyeri (%)

1         7,17

4,23       2,94

41,01

2         6,53

4,62        1,91

29,24

Tabel 5. mempelihatkan perbedaan rerata penurunan nyeri kelompok kelompok pertama sebelum intervensi dan sesudah intervensi sebesar 2,940 dengan persentase 41,01% sedangakan rerata penurunan nyeri pada kelompok kedua sebelum dan sesudah dilakukan intervensi sebesar 1,910 dengan persentase 29,24%. Hal tersebut dapat disimpulkan perlakuan kelompok pertama yaitu bahwa intervensi Integrated Neuromuscular Inhibition Technique kombinasi Ultrasound lebih baik dibandingkan dengan perlakuan kelompok kedua yaitu Strain Counterstrain kombinasi Ultrasound.

DISKUSI

Didapatkan karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin pada Kelompok pertama dan Kelompok kedua memiliki kesamaan dengan umlah sampel yang berjenis kelamin laki-laki total 10 orang (50%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan total 10 orang (50%). Dilihat berdasarkan usia sampel, kelompok pertama mempunyai rerata umur (42,9±6,90) tahun dan kelompok kedua mempunyai rerata umur (45,9±6,90) tahun. Penurunan fleksibilitas dan elastisitas cenderung mulai terjadi usia 37 tahun keatas akibat penurunan metabolisme pada jaringan otot.6

Kombinasi INIT (Integrated Neuromuscular Inhibition Technique) dengan Ultrasound dapat Menurunkan Nyeri pada Piriformis Syndrome

Dari uji Paired Sample t-test pada kelompok pertama, diperoleh rerata angka nyeri sebelum pemberian intervensi sebesar 2,460 dan rerata setelah pemberian intervensi sebesar 0,540. Selain itu, diperoleh p=0,000 (p<0,005) yang mengindikasikan adanya perbedaan yang signifikan antara angka nyeri sebelum dan setelah pemberian intervensi kombinasi INIT dan Ultrasound. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi kombinasi INIT dan Ultrasound dapat mengurangi nyeri pada Piriformis Syndrome.

INIT memiliki keistimewaan dalam penerapannya yang mengkombinasikan 3 intervensi yaitu Ischemic Compression, Strain Counterstrain dan Muscle Energy Technique. Dimulai penekanan pada otot dapat memanjangkan sarkomer pada jaringan otot dan dapat memberikan stimulasi pada mechanoreceptor yang mempengaruhi rasa sakit. Setelah terjadi penurunan nyeri dilanjutkan dengan pemberian Strain Counterstrain untuk merelaksasi otot piriformis. Tindakan terakhir yang diberikan yaitu Muscle Energy Technique.7

INIT dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional secara signifikan. INIT mampu mengurangi derajat overlapping yang terjadi pada thick dan thin myofilament dalam sarkomer sebuah taut band otot yang mengandung trigger point didalamnya. Sarko-mer berperan dalam proses kontraksi dan relaksasi otot. Ketika otot mengalami suatu kontraksi, maka filamen actin dan myosin akan berhimpit dan otot akan memendek. Sedangkan ketika otot mengalami fase relaksasi maka otot akan mengalami pemanjangan. Ketika terjadi penguluran memalui stretching pada otot piriformis, maka serabut otot pirifomis akan memanjang dan terulur penuh melebihi panjang serabut otot itu posisinya yang normal yang dihasilkan oleh sarkomer. Ketika penguluran pada oto piriformis terjadi, serabut yang berada pada posisi yang tidak teratur akan diubah posisi semula.8

Kombinasi Strain Counterstrain dengan Ultrasound dapat Menurunkan Nyeri pada Piriformis Syndrome

Penelitian yang telah dilaksanakan ini mampu menggambarkan bahwa intervensi Strain Counterstrain dapat meringankanan nyeri secara signifikan pada penderita Piriformis Syndrome yang menyatkan rata-rata penurunan nyeri sebesar 2,560 dan p=0,00 (p<0,05).

Strain Counterstrain bermanfaat mengatur kembali muscle spindle secara otomatis. Hal ini hanya terjadi saat muscle spindle dalam posisi rileks sehingga menurunkan tonus dan pelepasan spasme yang berlebihan. Posisi rileks diberikan dengan durasi 90-120 detik sehingga secara otomatis terjadi penurunan nyeri. Pemberian penekanan secara menetap pada lokasi tender point dengan durasi 90 detik pada posisi rileks merangsang terjadi proses neurological resetting. Mekanisme tersebut dapat menurunkan nyeri secara signifikan.9

Strain Counterstrain (SCS) merupakan salah satu intervensi untuk mengembalikan fleksibilitas otot yang sangat baik untuk mengatasi problematic spasm (tightness) pada otot. Dengan Strain Counterstrain (SCS) maka otot akan dilatih untuk memanjang sehingga terjadi perbaikan pada sarkomer dan fascia dalam myofibril otot.10

Intervensi INIT dan Ultrasound Lebih Baik dibandingkan Strain Counterstrain dan Ultrasound dalam Menurunkan Nyeri pada Piriformis Syndrome

Uji Independent Samples t-test untuk mengetahui perbandingan penurunan nyeri pada kedua kelompok, diperoleh angka perbedaan penurunan nyeri pada kelompok pertama sebesar (2,940±0,96) dan kelompok kedua sebesar (1,910±0,60). Nilai p=0,010 (p<0,05) yang mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pertma dan kelompok kedua. Hal ini menggambarkan intervensi Integrated Neuromuscular Inhibition Technique dan Ultrasound lebih baik daripada Strain Counterstrain dan Ultrasound jika diaplikasikan pada kasus Piriformis Syndrome.

Pemberian Ultrasound dan INIT memberikan penurunan nyeri yang signifikan lebih baik dari pemberian Strain Counterstrain karena pemberian INIT menghasilkan 3 mekanisme berbeda, yaitu Ischemic Compression, Strain Counterstrain dan Muscle Energy Technique dalam memberikan efek relaksasi otot sehingga dapat mengurangi nyeri.11

SIMPULAN

Pemberian intervensi Intergrated Neuromuscular Inhibition Technique (INIT) dan Ultrasound lebih efektif dalam menurunkan rasa nyeri dibandingkan Strain Counterstrain dan Ultrasound pada penderita Piriformis Syndrome.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Douglas, S. 2002. Sciatic Pain and Piriformis Syndrome. http://Gateway/d/Kalindra/ piri_np.htm. access at March, 30, 2017.

  • 2.    Liswoko, G. 2012. Korelasi Lama Menyupir dengan Tejadinya Ischialgia Et Causa Spasme Otot Pririform-is pada Sopir Angkatan Umum Banyumanik Semarang. Skripsi.Surakarta : FIK UMS.

  • 3.    Srbely, L.Z. 2008. Stimulation of myofascial trigger point with ultrasound induces segmental antinociceptive effect: A Randomized Controlled Study. Pain.

  • 4.    Chaitow, L. 2003. Neuro-muscular Technique A Practitioner’s Guide to Sof Tissue Manipulation. Thorsons Publishers Limited. Wellingborough.

  • 5.    Somprasong, S. 2011. Effects of Strain CounterStrain and Stretching Techniques in Active Myofascial Pain Syndrome. J. Phys. Ther. Sci. Thailand:Vol. 23: 889-893.

  • 6.    Mehta, S. 2006. Piriformis Syndrome. Article Extra-Spinal Disorders. Slipman.

  • 7.    Simons, D. 2002. Understanding Effective Treatment Of Myofascial Trigger Point. J Bodywork Mov ther.

  • 8.    Jyotsna, M. 2013. Effectiveness of Integrated Neuromuscular Inhibitory Technique (INIT) on Pain, Range od Motion and Functional Abilities in Subjects with Mechanical Neck Pain. International Journal of Pharmaceutical Research and Bio-Science, 2(6), pp.584593.

  • 9.    Nathan, L. 2008. Strain/Counterstrain. Uhl Publications. http://www.brainybetty.com. access at April, 23, 2017.

  • 10.    Wong, C. K. 2012. Strain Counterstrain: Current Concepts and Clinical Evidence. Manual Therapy. USA: Vol 17: 2-6.

  • 11.    Nayak, P. P. 2013. A Study To Find Out The Efficacy Of INIT (Integrated Neuromuscular Inhibitation Technique) With Therapeutic Ultrasound Vs INIT With Placebo Ultrasound In The Treatment Of Acute Myofascial Trigger Point Upper Trapezius. The Oxford College of Physiotherapy. Banglore.