HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH TERHADAP PEMILIHAN FISIOTERAPI SEBAGAI CARA MENGATASINYA PADA PENGERAJIN UKIR KAYU DI DESA KETEWEL

  • 1Ni Luh Made Sintya 1Ari Wibawa 2Susy Purnawati

  • 1.    Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali

  • 2.    Bagian Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan nyeri punggung bawah terhadap pemilihan fisioterapi sebgai cara mengatasinya pada pengerajin ukir kayu di Desa Ketewel. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional study yang dilakukan pada bulan Mei tahun 2014 dengan populasi pengerajin ukir kayu di Desa Ketewel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari sejumlah pengerajin ukir kayu di Desa Ketewel dipilih secara simple random sampling dan didapatkan 97 sampel. Hasil penelitian menunjukka bahwa subjek penelitian dominan berumur 40-49 tahun (33%), status pendidikan SMA (52,6%) dan mempunyai tingkat pengetahuan baik (53,6%) sebanyak 34% dari pengerajin ukir kayu dengan tingkat pengetahuan baik ternyata memilih fisioterapi dalam mengatasi nyeri punggung bawah. Berdasarkan uji chi-square, didapatkan nilai p=0,022 (p<0,05), yang artinya ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan nyeri punggung bawah dengan pemilihan fisioterapi sebagai cara mengatasinya.

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan Nyeri Punggung Bawah, Fisioterapi

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE ON LOW BACK PAIN WITH PHYSIOTHERAPY SELECTION AS A WAY TO ANTICIPATE LOW BACK PAIN AMONG WOOD CARVERS IN KETEWEL VILLAGE

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine the relationship between the levels of knowledge of low back pain with physiotherapy selection as a way to anticipate low back pain among wood carver in Ketewel village. The research design was cross-sectional study done in May 2014 with the entire population of wood carver in Ketewel village who has fulfilled the inclusion and exclusion criteria. The wood carver selected by simple random sampling, and the corresponding formulas minimum number of samples obtained 97 samples. The results showed the dominant research subjects aged 40-49 years (33%), the status of high school education (52.6%) and had a good level of knowledge (53.6%) as much as 34% of the wood carver with a good level of knowledge turned out to choose a physiotherapist treatment in anticipate low back pain. The results of the analysis of the relationship between the level of knowledge of low back pain with physiotherapy selection as a way to anticipate it with the chi-square test, obtained value p = 0.022 (p < 0.05), which means there is a significant relationship between the level of knowledge of low back pain with physiotherapy selection.

Key words: Knowledge Level of Low Back Pain, Physiotherapy

PENDAHULUAN

Pengetahuan adalah hal yang terpenting dalam terbentukknya suatu perilaku seseorang. Perilaku yang sifatnya bertahan lama dilandasi atau didasarkan oleh pengetahuan yang dimiliki1.

Pengetahuan yang dimiliki seseorang ataupun masyarakat sangat berpengaruh dalam mencari keputusan pengobatan dalam mengatasi suatu keluhan yang dirasakan. Masyarakat mengenal pengobatan yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu (1) pengobatan yang dilakukan dirumah atau yang dikenal dengan pengobatan sendiri; (2) melakukan pengobatan dengan mendis diantaranya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten yaitu pengobatan oleh dokter, perawat, maupun fisioterapi, dan (3) pengobatan tradisional atau juga dikenal dengan pengobatan alternatif, dimana pengobatan ini sangat terkenal karena merupakan warisan dari leluhur yang saat ini masih merupakan warisan budaya.2 Ketiga pengobatan yang dikenal tersebut merupakan sumber pengobatan yang ada diindonesia.

Terdapat beberapa faktor- faktor yang berperan dalam pemilihan suatu keputusan pengobatan yaitu diantaranya

ada faktor pendidikan, pengalaman yang dimiliki serta faktor usia juga sangat mempengaruhi. Faktor pendidikan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi keputusan dalam pengambilan suatu pengobatan. Pendidikan merupakan dasar terbentuknya suatu pengembangan wawasan dengan ini akan mempermudahkan bagi seseorang dalam menerima suatu pengetahuan serta perilaku yang sifatnya baru8. Pendidikan formal yang pernah didapat atau diperoleh akan meningkatkan daya nalar seseorang dalam menerima hal yang sifatnya baru, dimana semakin tinggi pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam mengambil suatu tindakan, lebih berhati- hati dalam bertindak melakukan pengobatan. Peran faktor pendidikan dalam pemilihan penanganan nyeri punggung bawah yaitu memilih pengobatan yang aman, tepat dan rasional dengan pergi atau mencari pelayanan medis. Faktor pengalaman juga mempengaruhi seseorang dalam mencari suatu pengobatan yang dirasakan tepat baginya. Dalam bertindak memilih suatu pengobatan, mereka bertindak berdasarkan pengalaman dirinya sendiri ataupun dari pengalaman dari orang lain dalam mengatasi nyeri punggung bawah yang

dirasakan. Selain faktor pendidikan dan pengalaman, faktor umur juga dapat mempengaruhi dalam memilih penanganan nyeri punggung bawah. Menurut penelitian umur 26-35 tahun cenderung memilih pengobatan kepelayanan kesehatan sedangkan kebanyakan lanjut usia memilih pengobatan dirumah.

Pemilihan pengobatan dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang suatu penyakit, cara pengobatan atau penanganan, keparahan sakit yang dirasakan dan melihat dari keterjangkuan biaya serta jarak pelayanan kesehatan3.

Nyeri punggung bawah adalah nyeri dirasakan pada sudut iga terbawah dan dilipatan bokong bawah yaitu pada bagian daerah lumbosakral. Dan dapat menjalar sampai pada ketungkai, yang bersifat lokal atau dirasakan pada satu daerah saja4.

Berdasarkan data yang didapat nyeri punggung bawah merupakan suatu keluhan yang sangat umum yang dirasakan atau dialami oleh masyarakat. Dan diakibatkan oleh banyak hal, diantaranya kesalahan pada postur, duduk dalam waktu yang lama berjam-jam tanpa adanya peregangan otot, dapat juga disebabkan oleh aktivitas yang

tidak benar seperti mengangkat angkut beban berat. Selain itu karena adanya faktor mekanik yang menyebabkan nyeri punggung bawah.

Di Indonesia angka kejadian pasti dari nyeri punggung bawah tidak diketahui, namun diperkirakan, angka prevalensi nyeri punggung bawah bervariasi antara 7,6% sampai 37%. Pada umumnya nyeri punggung bawah dimulai pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi pada kelompok usia 45-60 tahun dengan sedikit perbedaan berdasarkan jenis kelamin.5

Fisioterapi merupakan suatu pelayanan kesehatan atau medis yang memegang peranan penting dalam mengembalikan dan mengatasi gangguan impairment dan activity limitation sehingga pasien dapat beraktivitas kembali dan mencegah kecacatan yang timbulkan akibat penyakit yang diderita.13

Penanganan fisioterapi dalam mengatasi nyeri punggung bawah yang dikenal dimasyarakat adalah penanganan berupa pijatan, penyinaran ataupun pemanasan serta terapi listrik dengan menggunakan alat.6

BAHAN DAN METODE

Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali pada bulan Mei 2014. Populasi penelitian ini adalah pengerajin ukir kayu di Desa Ketewel. Jumlah sampel adalah 97 sampel yang dipillih dengan simple random sampling dan sesuai dengan rumus besar sampel penelitian analitik. Sampel yang telah menandatangani informed consent kemudian diukur tingkat pengetahuan nyeri punggung bawah dan pemilihan pengobatan nyeri punggung bawah, dengan wawancara dan pengisian kuesioner.

Pengukuran tingkat pengetahuan nyeri punggung bawah dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 14 pertanyaan yang berisi tentang pengertian nyeri punggung bawah, faktor resiko nyeri punggung bawah, pencegahan nyeri punggung bawah, sumber informasi serta cara mengatasi nyeri punggung bawah. Kuesioner yang disusun oleh peneliti dan sudah dilakukan uji validitas dan reabilitasnya dimana cronbach α = 0,931.Tingkat pegetahuan nyeri punggung bawah dikategorikan sebagai berikut: a). Baik,

apabila > 75% pertanyaan dijawab benar oleh responden. b). Cukup, apabila 4075% pertanyaan dijawab benar oleh responden. c). Kurang, apabila < 40% pertanyaan dijawab benar oleh responden.

Pengukuran pemilihan pengobatan nyeri punggung bawah dengan Pemilihan fisioterapi sebagai cara mengatasi nyeri punggung bawah adalah keputusan yang dibuat dalam memilih modalitas penanganan diri sendiri terhadap keluhan nyeri punggung bawah. Dinilai menggunakan kuesioner yang terdiri dari lima pertanyaan, yang disusun oleh peneliti dan sudah di uji validitas dan reabilitasnya dimana cronbach α = 0,821. Masing –masing pertanyaan tersedia dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak. Dari lima pertanyaan tersebut hanya satu pertanyaan yang menyatakan pemilihan fisioterapi sedangkan empat lainnya tersebut sebagai pertanyaan pendukung.

Dari data yang telah didapat dilakukan uji analisis data menggunakan perangkat lunak computer untuk mendapatkan hasil analisis deskriptif. Dimana, untuk menganalisis gambaran umum tentang tingkat pengetahuan nyeri punggung bawah dan pemilihan fisioterapi sebagai cara mengatasi nyeri punggung bawah. Analisis chi square

test untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan nyeri punggung bawah terhadap pemilihan fisioterapi sebagai cara mengatasi neyeri punggung bawah.

HASIL

Karakteristik responden bersarkan umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, dan pemillihan fisioterapi. Dari 97 sampel diperoleh responden terbanyak pada umur 40-49tahun (33%), tingkat pendidikan SMA sebesar 51 responden (52,6%), responden terbanyak memiliki tingkat pengetahuan Baik sebesar 52 (53,6%), dan responden yang memilih fisioterapi sebanyak 49 (50,5%).

Tabel 1. Karakteristik responden bedasarkan umur dan pendidikan

Variabel

F

%

Umur

20 – 29 tahun

22

22,7

30 – 39 tahun

30

30,9

40 – 49 tahun

32

33,0

50 tahun

13

13,4

Pendidikan

SD

33

34,0

SMP

12

12,4

SMA

51

52,6

Tingkat Akademi

1

1,0

Pada tabel 1 dapat dilihat dari 97 sampel pengerajin ukir kayu di Desa Ketewel, karakteristik responden berdasarkan umur dan tingkat pendidikan. Responden terbanyak pada

usia 40-49 tahun yaitu sebanyak 32 responden (33,0%), diikuti dengan rentang umur 30-39 tahun dengan 30 responden (30,9%), rentang umur 20-29 tahun dengan 22 responden (22,7%) dan umur 50 tahun dengan 13 responden (13,4%). Dengan jumlah responden terbanyak pada tingkat pendidikan SMA dengan 51 responden (52,6%), pendidikan SD dengan 33 responden (34,0%), pendidikan SMP dengan 12 responden (12,4%) dan tingakat akademi dengan 1 responden (1,0%).

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan nyeri punggung bawah

Tingkat Pengetahuan

F

%

Baik

52

53,6

Cukup

35

36,1

Kurang

10

10,3

pada tabel 2 dapat dilihat setengah responden berada pada tingkat pengetahuan baik sebanyak 52 responden (53,60%), diukti dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 35 responden (36,10%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (10,30%).

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan pemilihan fisioterapi sebagai cara mengatasi nyeri punggung bawah

Pemilihan Fisioterapi

F

%

Ya

49

50,5

Tidak

48

49,5

Pada tabel 3 dapat dilihat responden dengan memilih fisioterapi dalam mengatasi nyeri punggung bawah sebesar 49 responden (50,5%) dan yang tidak memilih fisioterapi dalam mengatasi nyeri punggung bawah sebesar 48 responden (49,5%).

Tabel 4. Tabulasi Silang Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan

Tingkat

Pendidika          Tingkat Pengetahuan

n

Baik      Cukup    Kurang

F

%

F

%

f

%

SD

10

19, 2

15

42,9

8

80,0

SMP

2

3,8

9

25,7

1

10,0

SMA

39

75, 0

11

31,4

1

10,0

Tingkat

Akademik

1

1,9

Tabel 4 dapat dilihat yang memiliki tingkat pengetahuan baik responden terbanyak 39 (75%) pada pendidikan SMA, sedangkan pada tingkat pengetahuan kurang dengan 1 responden (10%) pada pedidikan SMA

dan 1 responden (10%) pada pendidikan SMP.

Tabel 5. Tabulasi Silang Pendidikan dan Pemilihan Fisioterapi

Tingkat Pendidikan

Pemilihan Fisioterapi

Ya

Tidak

F

%

F

%

SD

17

34,7

16

33,3

SMP

4

8,2

8

16,7

SMA

27

55,1

24

50,0

Tingkat

Akademik

1

2,0

Tabel 5 dapat diliha Responden yang terbanyak memilih fisioterapi dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 27 resonden (55,1%) dan responden yang tidak mememilih terbanyak pada tersonden dengan pendidikan SMA sebanyak 24 responden (50,0%).

Tabel 6. Tabel silang chi square tingkat pengetahuan dan pemilihan fisioterapi sebagai cara mengatasi nyeri punggung bawah

Pemilihan Fisioterapi

Tingkat Pengetahua n

P

Ya

Tidak

F

%

F

%

Baik

33

34,0

19

19,6

22,7    0.

Cukup

13

13,4

22

Kurang

3

3,1

7

7,2    022

Pada tabel 6 dapat dilihat dengan Karekteristik responden berdasarkan Hasil uji chi square didapatkan nilai p = 0,022 (p < 0,05) yang dapat diartikan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan nyeri punggung bawah dengan pemilihan fisioterapi sebagai cara mengatasinya dan dapat dikatakan hasilnya secara statistik bermakna. Frekuensi responden yang memilih fisioterapi sebagai cara mengatasi nyeri punggung bawah yang tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan baik, yaitu 33 orang dari 97 responden.

DISKUSI

Pengetahuan yang dimiliki oleh pengarajin ukir kayu di Desa Ketewel tentang nyeri punggung bawah yaitu dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 52 orang (53,6%) yang menggambarkan lebih dari setengah respon mempunyai tingkat pengetahuan baik. Penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Notoatmodjo bahwa perubahan atau peningkatan pengetahuan dapat diperoleh dari informasi yang didapat dari pendidikan formal maupun non formal yang dapat memberikan

pengaruh jangka pendek (immediate impact)7.

Hasil penelitian ini didapatkan 39 responden (70,0%) berpendidikan tinggi (SMA) yang memiliki pengetahuan baik, maka dari itu sesuai dengan yang dikemukakan       (Notoatmojo,2003)

pengetahuan seseorang diperoleh dari pendidikan yang merupakan proses perkembangan kerah dewasa8.

bahwa dari pendidikan sesorang akan mendapat suatu pengetahuan dan merupakan proses perkembangan kerah dewasa

Dalam penelitian ini tingkat pengetahuan juga dipengaruhi oleh usia rentang usia responden dari 20-50 tahun. Dari total 97 responden usia 20-29 tahun dengan 22 responden, usia 30-39 tahun dengan 30 responden, 40-49 tahun dengan 32 responden, dan usia 50 tahun dengan 13 responden. Sesuai dengan teori singgih dikutif dari (Taufik, 2007) Bertambahnya pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh umur. Semakin lanjut usia seseorang maka proses perkembangan mental semakin baik, namun kemampuan dalam menerima atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang9.

Selain usia, tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman yang dimiliki oleh setiap

orang berbeda-beda sesuai dengan teori (Notoatmojo 2003) yang menyebutkan bahwa pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun dari orang lain, yang akan    memperluas    pengetahuan

8 seseorang.

Pemilihan fisioterapi sebagai cara mengatasi nyeri punggung bawah pada pengerajin ukir kayu di Desa Ketewel dengan memilih fisioterapi sebanyak 49 orang (50,50%) dan 48 orang (49,50%) tidak memilih fisioterapi sebagai cara mengatasi nyeri punggung bawah. Antara yang memilih fisioterapi dan yang tidak memilih fisioterapi sebagai cara mengatasi nyeri punggung bawah adalah seimbang. Aderson dalam (Notoatmojo, 2007) menekankan bahwa pemilihan pola penggunaan pelayanan kesehatan, tipe pelayanan, dan frekuensi penyakit setiap individu memiliki perbedaan sesuai dengan karakteristik, struktur sosial, tingkat pengetahuan, gaya hidup7.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemilihan fisioterapi sebagai cara mengatasi nyeri punggung bawah pada pengerajin ukir kayu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitin yang dilakukan oleh Desni dkk (2011) yang meneliti hubungan pengetahuan, sikap, perilaku

kepala keluarga dengan mengambil keputusan pengobatan yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pengambilan keputusan pengobatan.10 Green menyatakan bahwa salah satu faktor predisposisi yang berperan penting dalam membentuk perilaku seseorang adalah pengetahuan11. Berubahnya perilaku saat subjek mulai mengenali ide baru atau pengetahuan.

Pengambilan keputusan terhadap suatu inovasi dalam pemilihan fisioterapi untuk mengatasi nyeri punggung bawah didasari oleh pengetahuan sesuai dengan model innovation decision procces. Pengetahuan yang baik tentang nyeri punggung bawah yang didapat dari berbagai sumber akan menyebabkan seseorang bertindak secara rasional dengan memanfaatkan fisioterapi sebagai pilihan dalam mengatasi penakitnya. Pada tahap pengetahuan ini, dalam proses pembentukan sikap dan perilaku pasien dipengaruhi oleh kompleksitas dan keserasian inovasi dengan nilai atau kepercayaan yang berlaku dimasyarakat12.

Adanya pengetahuan dan persepsi yang baik tetang pelayanan fisioterapi disertai gencarnya media informasi akan

mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan fisioterapi.11

SIMPULAN DAN SARAN

Pada penelitian ini dapat dilihat bawah dari 97 responden pengerajin ukir kayu di Desa Ketewel yang terbanyak memilih fisioterapi sebagai cara mengatasi nyeri punggung bawah adalah yang memiliki pengetahuan baik, yaitu 33 responden (34,0%).

Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan nyeri punggung bawah terhadap pemilihan fisioterapi sebagai cara mengatasinya pada pengerajin ukir kayu di Desa Ketewel p= 0,022 (p<0,05).

Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat tentang pelayanan kesehatan fisioterapi agar lebih dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Disarankan kepada masyarakat menangani nyeri punggung bawah dengan melakukan penanganan yang sesuai untuk merawatnya. Dengan diharpkannya berobat kepelayanan medis untuk menghindari komplikasi jangka panjang dan gangguan aktivitas sehari-hari.

Disarankan untuk penelitian selanjutnya masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut menggunkan rancangan experimental ataupun kohort serta meneliti hubungan faktor ekonomi terhadap pemilihan pelayanan kesehatan fisioterapi dalam mengatasi nyeri punggung bawah.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Notoadmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

  • 2.    Young, James C. 1980. "A model of Illness Treatment Decisions in a Tarascan Town". Dalam American Ethnologi 1980

  • 3.    Zulkifi.     2004.     Pengobatan

Tradisional Sebagai Pengobatan

Alternatif Harus Dilestarikan.

Medan:   Universitas Sumatera

Utara.

  • 4.    Mahadewa G. B. T., Maliawan S. 2009 Diagnosis dan Tatalaksana Kegawat daruratan Tulang Belakang, Jakarta: CV Sagung Seto.

  • 5.    Widiyanti, et all. (2009). Hubungan sikap tubuh saat mengangkat dan memindahkan

pasien pada perawat perempuan dengan nyeri punggung bawah. Departemen kedokteran komunitas –fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. Volume: 59 Nomor 3, Maret 2009.

  • 6.    Ginting, N. 2009. Karaktristik

Nyeri Punggung Bawah (NPB) Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan,

Medan:   Universitas Sumatera

Utara.

  • 7.    Notoatmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

  • 8.   Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan

Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Bhineka Cipta.

  • 9.   Taufik, M. 2007. Prinsip –Prinsip

Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan. Jakarta :   CV.

Infomedika.

  • 10.  Desni, F,. Wibowo,A,.T. dan

Rosdiyah. 2011.    Hubungan

Pengetahuan, Sikap, Perilaku Kepala    Keluarga    Dengan

Pengambilan         Keputusan

Pengobatan Tradisional di Desa Rambah Tengah Hilir Kecamatan

Rambah Kabupaten Rokan Hulu Riau.      Jurnal      Kesehatan

Masyarakat, Volume 5, No.3.

  • 11.  Notoatmodjo, S. 2005. Promosi

Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

  • 12.  Kandera, W. 2004. Pendidikan

Kesehatan Masyarakat dan Beberapa Aspeknya. Denpasar : Universitas Udayana.

  • 13.  Anonim. 2008. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 517/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi di Sarana Kesehatan. Jakarta:  Departemen Kesehatan

RI.