Adiksi Smartphone dengan Postur Forward Head pada Siswa SMA: Studi Observasional
on
ORIGINAL ARTICLE
MAJALAH ILMIAH FISIOTERAPI INDONESIA
Volume 12, Nomor 1 (2024), Halaman 1-6 P-ISSN 2303-1921, E-ISSN 2722-0443
Adiksi Smartphone dengan Postur Forward Head pada Siswa SMA: Studi Observasional
Ketut Sutirama Cagi Putra1*, Anak Agung Gede Eka Septian Utama2, I Made Niko Winaya3, Ni Komang Ayu Juni Antari4
1Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali 2,3,4Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali
*Koresponden: [email protected]
Diajukan: 19 April 2023 | Diterima: 14 Mei 2023 | Diterbitkan: 15 Januari 2024
DOI: https://doi.org/10.24843/mifi.id.100256
ABSTRAK
Pendahuluan: Siswa SMA merupakan salah satu kelompok masyarakat yang aktif menggunakan teknologi, termasuk penggunaan smartphone. Penggunaan smartphone yang tidak terkendali dan berkelanjutan dapat mengakibatkan kondisi adiksi smartphone. Adiksi atau kecanduan smartphone adalah kondisi di mana seseorang sangat terikat pada penggunaan smartphone dan sulit untuk menghentikannya. Kondisi kecanduan ini dapat berdampak negatif, salah satunya terkait dengan keluhan postur seperti Forward Head Posture (FHP).
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah subjek penelitian ini sebanyak 60 orang yang telah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data penelitian yang dikumpulkan mencakup tingkat adiksi smartphone yang diukur dengan kuesioner Smartphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV), serta pengukuran derajat Craniovertebra Angle (CVA) untuk menentukan FHP, yang diukur menggunakan teknik fotogrametri.
Hasil: Uji hipotesis chi-square digunakan untuk menganalisis hubungan antara tingkat adiksi smartphone dan kejadian FHP pada siswa SMA Negeri 1 Semarapura. Hasil uji menunjukkan nilai p sebesar 0,025 (p < 0,05), menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.
Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat adiksi smartphone dan kejadian FHP pada siswa SMA Negeri 1 Semarapura.
Kata Kunci: adiksi, smartphone, forward head posture, siswa, SMA
PENDAHULUAN
Siswa merupakan kelompok sentral dalam masyarakat, terutama dalam konteks pendidikan. Mereka memilik cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai secara maksimal. Kelompok ini dapat dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan, salah satunya adalah siswa SMA, yang sedang menempuh pendidikan tingkat sekolah menengah atas.1,2 Siswa SMA umumnya aktif menggunakan teknologi untuk mendukung proses belajar mengajar. Teknologi merujuk pada objek atau benda seperti mesin, perkakas, atau perangkat keras yang membantu manusia dalam melakukan aktivitasnya. Salah satu contoh teknologi yang dekat dengan siswa SMA adalah smartphone.3
Smartphone atau telepon genggam pintar adalah perangkat dengan beragam fitur modern dan canggih, mirip dengan komputer dalam versi yang lebih sederhana yang dapat digenggam dan mudah dibawa ke mana-mana. Ukuran smartphone umumnya sekitar 5 inci dan memiliki bentuk, fungsi, serta tampilan yang serupa di antara berbagai merek.4 Smartphone memiliki berbagai fungsi untuk memudahkan dan mendukung aktivitas manusia di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang komunikasi, ekonomi, dan pendidikan.3 Dalam konteks pendidikan, smartphone memiliki beragam fungsi, seperti membantu proses belajar mengajar, menjadi media interaksi antar siswa, sumber informasi, dan bahkan sebagai media hiburan selama proses pembelajaran.5
Beragam fungsi yang ditawarkan oleh smartphone telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam jumlah pengguna belakangan ini. Pada tahun 2016, jumlah pengguna smartphone aktif dilaporkan mencapai lebih dari dua miliar di seluruh dunia.6 Namun, penggunaan smartphone yang tidak terkendali dan berkelanjutan dapat mengakibatkan kondisi adiksi atau kecanduan smartphone. Adiksi smartphone merupakan kondisi di mana seseorang sangat terikat pada penggunaan smartphone dan mengalami kesulitan untuk menghentikannya.7
Penggunaan smartphone yang intensif dapat menyebabkan berbagai posisi tubuh yang kurang ergonomis. Jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama, hal ini dapat berpotensi menyebabkan dampak negatif pada tubuh, termasuk gangguan postur seperti Forward Head Posture (FHP).8 FHP adalah kondisi di mana posisi kepala dan leher melewat garis pusat gravitasi tubuh atau garis vertikal center of gravity (COG), menyebabkan leher terlihat condong ke depan. FHP dapat diidentifikasi melalui pengukuran sudut craniovertebral angle (CVA).9,10 CVA adalah sudut antara garis horizontal dari prosesus spinosus C7 dengan garis yang menghubungkan tragus telinga dan prosesus spinosus C7.
Seseorang dapat dikategorikan mengalami FHP jika nilai CVA kurang dari 520. Semakin kecil nilai CVA, semakin parah FHP yang dialami, atau dengan kata lain, terjadi pengurangan pada CVA seseorang.10,11
Kondisi FHP dapat menyebabkan postur hiperkifosis pada regio servikalis, yang dapat menghasilkan ketidakseimbangan dalam kerja otot cervical dan postural.12 FHP juga dapat menyebabkan kelemahan dan pemanjangan otot-otot anterior cervical, disertai dengan pemendekan otot-otot bagian posterior.13 Pelemahan kronis pada area ini dapat berdampak pada otot-otot bantu pernapasan, seperti sternocleidomastoid, pectoralis major, scalene, dan erector spinae. Kondisi FHP dapat mengakibatkan ketidakseimbangan kerja otot pernapasan, berpotens menyebabkan gangguan pernapasan, dan signifikan menurunkan kapasitas vital fungsi paru.14
Selain itu, FHP juga dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan. Seseorang dengan FHP akan mengalam perubahan posisi dari COG ke arah depan, menyebabkan perubahan titik jatuh dari garis gravitasi dan basis dukungan tubuh. Penelitian pada tahun 2018 menemukan hubungan antara kejadian FHP dengan ketidakseimbangan statis pada siswa SMA, yang mengindikasikan bahwa FHP dapat mengurangi tingkat keseimbangan statis seseorang.9
Melihat dampak negatif penggunaan smartphone yang berlebihan, yang dapat menyebabkan terjadinya FHP, serta menyadari dampak buruk FHP itu sendiri terhadap kesehatan tubuh, penting untuk memahami hubungan antara tingkat adiksi penggunaan smartphone dan kejadian FHP. Pengetahuan ini menjadi penting agar dapat menetapkan batasan yang sehat dalam penggunaan smartphone, terutama bagi siswa SMA yang merupakan salah satu kelompok usia yang rentan terhadap adiksi smartphone.15
METODE
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Semarapura pada bulan Juli 2022. Subjek penelitian ditentukan melalui teknik probability sampling menggunakan metode simple random sampling, dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebelumnya. Kriteria inklusi mencakup siswa SMA Negeri 1 Semarapura, berusia 15-18 tahun, memiliki smartphone pribadi, aktif menggunakan smartphone selama minimal 12 bulan dengan durasi penggunaan harian minimal 3 jam, serta bersedia mengisi informed consent. Kriteria eksklusi melibatkan subjek yang mengalami gangguan muskuloskeletal, yang dapat dibuktikan melalui pemeriksaan menggunakan Nordic Body Map Questionnaire (NBMQ). Jumlah subjek penelitian in adalah sebanyak 60 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat adiksi smartphone, sementara variabel terikatnya adalah FHP. Terdapat variabel kontrol, yaitu umur dan masa penggunaan smartphone.
Pengukuran menggunakan NBMQ dilakukan untuk mendapatkan gambaran gangguan muskuloskeletal yang dialami oleh calon sampel selama proses seleksi sampel (koefisien korelasi: 0,726).16 Hanya sampel yang tidak mengalami gangguan muskuloskeletal yang dipilih untuk penelitian ini. Pengukuran objektif untuk menentukan duras penggunaan smartphone pada sampel dilakukan menggunakan aplikasi YourHour untuk pengguna Android, dan dapat dilakukan melalui fitur Screen Time pada pengguna iOS. Aplikasi YourHour dan fitur Screen Time pada iOS memungkinkan pengukuran rata-rata durasi penggunaan smartphone.17
Pengukuran tingkat adiksi smartphone dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Smartphone Addiction Scale -Short Version (SAS-SV) versi Bahasa Indonesia (koefisien korelasi: 0,740).18 Untuk mengukur FHP , digunakan teknik fotogrametri yang melibatkan pemetaan melalui gambar yang kemudian diolah menggunakan aplikasi Kinovea untuk mendapatkan sudut yang terbentuk pada leher subjek. Metode fotogrametri memiliki tingkat reliabilitas inter-rater (ICC=0,75-0,89) dan intra-rater (ICC=0,91-0,99) yang tinggi dalam menilai FHP.19 Pengukuran dilakukan dengan memerintahkan subjek berdiri tegak dalam posisi anatomi dan mengambil gambar dari area dada ke atas dengan pandangan dari sisi lateral. CVA subjek diukur melalui gambar tersebut dengan bantuan aplikasi Kinovea.20 CVA yang kurang dari 520 dapat dikategorikan sebagai mengalami FHP.10
Penelitian ini menggunakan beberapa uji statistik, termasuk analisis univariat, uji normalitas, dan analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai umur, jenis kelamin, duras penggunaan smartphone per hari, tingkat adiksi smartphone, dan derajat FHP. Uji normalitas digunakan untuk menila apakah data memiliki distribusi normal, karena distribusi normal diperlukan untuk menggunakan uji parametrik.
Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square. Uji chi-square digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel kategorikal, seperti tingkat adiksi smartphone dan kejadian FHP. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dengan nomor keterangan kelaikan etik 1044/UN14.2.2.VII.14/LT/2022.
HASIL
Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dan umur. Informasi ini memberikan gambaran rinc tentang distribusi partisipan penelitian dalam kaitannya dengan variabel jenis kelamin dan rentang usia. Analisis terhadap data ini membantu dalam memahami sebaran sampel, yang merupakan langkah awal untuk mengevaluas karakteristik demografis yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur (n=60)
Variabel Frekuensi Presentase
Jenis Kelamin | ||
Laki-Laki |
27 orang |
45% |
Perempuan |
33 orang |
55% |
Umur | ||
15 tahun |
7 orang |
11,7% |
16 tahun |
48 orang |
80% |
17 tahun |
5 orang |
8,3% |
Berdasarkan Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian didominasi oleh partisipan perempuan, dengan jumlah total 33 orang (55%), sementara partisipan laki-laki berjumlah 27 orang (45%) dari keseluruhan sampel. Dalam konteks usia, sampel penelitian memiliki rentang usia antara 15-17 tahun, dengan usia terbanyak pada kategori 16 tahun, dan jumlah terendah pada kategori 17 tahun.
Tabel 2 menyajikan karakteristik subjek penelitian berdasarkan durasi penggunaan smartphone. Data in memberikan informasi penting mengenai kebiasaan penggunaan smartphone oleh partisipan penelitian, termasuk rata-rata waktu penggunaan harian dan variabilitasnya. Analisis terhadap karakteristik ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai sejauh mana penggunaan smartphone memengaruhi kelompok sampel.
Tabel 2. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Durasi Penggunaan Smartphone
Variabel |
Rerata |
Simpang Baku |
Durasi Penggunaan Smartphone per Hari |
276,80 menit |
77,275 |
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa partisipan penelitian menggunakan smartphone dengan rata-rata waktu penggunaan sebanyak 276,80 menit atau setara dengan 4,61 jam dalam sehari, dengan nilai simpangan baku atau standar deviasi sebesar 77,275.
Tabel 3 adalah Tabel Silang yang menampilkan hubungan antara variabel bebas dan terikat pada subjek penelitian. Dalam konteks ini, variabel bebas mencakup tingkat adiksi smartphone, sedangkan variabel terikat adalah kejadian FHP. Analisis silang ini membantu kita memahami sejauh mana tingkat adiksi smartphone dapat berkaitan dengan kejadian FHP pada partisipan penelitian.
Tabel 3. Tabel Silang Variabel Bebas dan Terikat pada Subjek Penelitian
FHP Positif FHP Negatif Tota
Adiksi Tinggi |
24 orang |
21 orang |
45 orang |
Adiksi Rendah |
3 orang |
12 orang |
15 orang |
Total |
27 orang |
33 orang |
60 orang |
Berdasarkan hasil yang tercantum pada Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa untuk variabel adiksi smartphone, 15 orang sampel (25%) mengalami adiksi atau tingkat kecanduan rendah, sedangkan sisanya, yaitu 45 orang sampel (75%), mengalami kecanduan tinggi. Untuk variabel FHP, ditemukan bahwa 27 orang sampel (45%) mengalam gangguan FHP atau FHP positif, sedangkan 33 orang sampel (55%) tidak mengalami FHP atau FHP negatif.
Tabel 4 menyajikan hasil uji chi-square yang bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara tingkat adiks smartphone dan kejadian FHP pada subjek penelitian. Analisis statistik ini membantu kita memahami apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat adiksi smartphone dengan kemungkinan terjadinya FHP.
Tabel 4. Hasil Uji Chi-Square Mengenai Hubungan antara Tingkat Adiksi Smartphone dengan Kejadian FHP Hubungan antara Tingkat Adiksi Smartphone dengan Kejadian FHP pada Siswa SMA
Negeri 1 Semarapura
Nilai p 0,025
Berdasarkan nilai p yang tertera pada Tabel 4 sebesar 0,025 (p < 0,05), maka dengan mempertimbangkan dasar pengambilan keputusan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat adiks smartphone dengan kejadian FHP pada siswa SMA Negeri 1 Semarapura.
DISKUSI
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Semarapura dengan total 60 subjek penelitian. Pemilihan subjek menggunakan teknik simple random sampling, dimana sampel awal dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian, dari sampel yang memenuhi kriteria, dipilih secara acak 60 orang sebagai sampel tetap. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama dua hari; pada hari pertama dilakukan seleksi sampel, sementara pada hari kedua dilakukan pengukuran terhadap variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang terdokumentasi pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian in didominasi oleh perempuan, dengan jumlah 33 orang sampel, dibandingkan dengan laki-laki yang berjumlah 27 orang sampel. Keterwakilan lebih banyaknya siswa perempuan dalam sampel penelitian dapat dijelaskan oleh realitas lapangan bahwa jumlah siswa perempuan lebih melimpah daripada siswa laki-laki.
Penjelasan ini sejalan dengan proses seleksi sampel, di mana salah satu kriteria inklusi adalah duras penggunaan smartphone minimal selama 3 jam per hari. Sebuah studi yang dikutip dari penelitian oleh Choliz pada tahun 2012 menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih bergantung pada smartphone dibandingkan laki-laki. Faktor ini mungkin disebabkan oleh tingginya aspek sosial pada perempuan, yang membuat mereka lebih cenderung menghabiskan waktu untuk berkomunikasi melalui telepon dibandingkan laki-laki. Di sisi lain, laki-laki cenderung menggunakan smartphone sebagai sarana hiburan dan kesenangan, tanpa fokus yang sama pada aspek sosial sepert perempuan.21,22
Melihat Tabel 2, untuk variabel durasi penggunaan smartphone, didapati bahwa rata-rata waktu penggunaan smartphone oleh sampel adalah 4,61 jam per hari. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan smartphone oleh sampel cenderung masuk ke dalam kategori fase kronik, yang dapat berdampak pada kondisi adiksi atau kecanduan smartphone, sesuai dengan literatur pada fase kronik.23,24
Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa dari segi umur, sampel penelitian ini didominasi oleh individu berusia 16 tahun, dengan rata-rata usia sampel sekitar 15,97 tahun. Spesifiknya, terdapat 7 orang sampel dengan usia 15 tahun, 48 orang sampel dengan usia 16 tahun, dan 5 orang sampel dengan usia 17 tahun. Dominasi usia 16 tahun dalam sampel in
tercermin dari data aktual di lapangan, dimana siswa sekolah umumnya memiliki rentang usia antara 15 hingga 18 tahun.
Hubungan Antara Tingkat Adiksi Smartphone dengan Kejadian FHP pada Siswa SMA Negeri 1 Semarapura
Berdasarkan data yang terdapat dalam Tabel 3, diketahui bahwa sebanyak 75% atau 45 orang dari total sampel mengalami tingkat adiksi smartphone yang tinggi, sementara sisanya sebanyak 25% atau 15 orang dari total sampel termasuk ke dalam kategori tingkat adiksi smartphone yang rendah. Pada variabel FHP, sebanyak 45% atau 27 orang dari total sampel mengalami postur kepala maju ke depan , sedangkan sisanya sebanyak 55% atau 33 orang dari total sampel tidak mengalami kondisi FHP. Dengan demikian, data ini menunjukkan bahwa sebagian besar sampel cenderung mengalami tingkat adiksi dalam penggunaan smartphone, dan hampir setengah dari total sampel mengalam kondisi FHP.
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode chi-square karena hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada variabel adiksi smartphone dan FHP masing-masing adalah 0,00 (p < 0,05), menunjukkan bahwa data tidak memiliki distribusi normal. Berdasarkan hasil analisis yang terdokumentasi dalam Tabel 5, ditemukan nilai p sebesar 0,025 (p < 0,05), mengindikasikan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat adiksi smartphone dan kejadian FHP pada siswa SMA Negeri 1 Semarapura.
Siswa SMA, yang umumnya berada dalam kategori usia remaja, menjalani berbagai aktivitas sehari-hari, termasuk kegiatan belajar di sekolah, mengejar hobi, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan berbaga kegiatan lainnya. Pada tahap usia remaja, siswa SMA aktif mengikuti perkembangan zaman dan teknologi sebaga bagian integral dari proses pendidikan mereka. Salah satu perangkat teknologi yang sangat dekat dengan kehidupan remaja, terutama siswa SMA, adalah smartphone. Smartphone berfungsi sebagai alat pembelajaran, sumber informasi, hiburan, dan alat kreativitas.25,26 Namun, kecanduan atau adiksi terhadap penggunaan smartphone dapat menjad masalah serius. Fenomena ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk dampak negatif pada kesehatan. Salah satu dampak kesehatan yang mungkin timbul adalah gangguan muskuloskeletal, yang dapat berujung pada kelainan postur seperti FHP. Fenomena ini mencerminkan kompleksitas interaksi antara teknologi, gaya hidup remaja, dan dampak kesehatan yang perlu mendapat perhatian serius.27
FHP adalah kondisi di mana postur leher cenderung condong ke depan, dan fenomena ini sering kali terkait dengan penggunaan smartphone. Ini merupakan respons alamiah tubuh yang terjadi ketika pengguna membungkukkan kepala ke arah smartphone untuk melihat layar dengan lebih jelas. Kondisi postur leher yang menunduk ke depan, jika dibiarkan dan dilakukan secara berkelanjutan, dapat menyebabkan perubahan postur yang permanen.28 Postur dan sikap tubuh yang terus-menerus demikian dapat mengakibatkan penurunan lordosis cervical dan pembentukan kurva posterior pada upper thoracic, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya FHP.29
Penggunaan berlebih dan konstan pada bagian tubuh tertentu dapat menyebabkan cedera atau disfungsi pada otot, tendon, ligamen, dan struktur terkait lainnya. Dalam konteks ini, tulang di regio lumbal dan cervical dapat mengalami gangguan.15 Gangguan tersebut melibatkan ketidakseimbangan kerja otot cervical dan postural. Otot ekstensor cervical seperti splenius dan erector spinae, bersama dengan otot postural, dapat mengalami pelemahan, sedangkan otot fleksor cervical seperti sternocleidomastoid (SCM) dan scalenus mengalami kontraksi berkelanjutan.12 FHP dapat menyebabkan pemanjangan otot dan pelemahan pada otot-otot di area anterior cervical, sementara otot-otot posterior dapat mengalami pemendekan. Otot-otot yang mungkin mengalami pelemahan termasuk retractor scapular dan fleksor cervical. Keseluruhan kondisi postur ini dapat bertahan dan menjadi suatu kondisi yang dikenal sebagai FHP.13
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian yang telah dilakukan oleh Putra Wiguna pada tahun 2019. Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya korelasi antara adiksi smartphone dan kondisi FHP pada siswa SMP. Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa sebanyak 80,35% dari sampel mengalami adiksi smartphone, sementara sebanyak 51,78% dari sampel mengalami FHP.30
Penelitian ini mengambil sampel dari siswa di SMP Negeri 2 dan 4 Denpasar dengan menggunakan SAS-SV sebagai instrumen pengukur tingkat adiksi smartphone, dan pengukuran CVA untuk menilai tingkat keparahan FHP. Temuan ini memberikan dukungan tambahan terhadap relevansi antara adiksi smartphone dan kondisi postur tubuh, khususnya FHP, yang mungkin dapat menjadi perhatian dalam konteks kesehatan siswa pada tingkat pendidikan menengah.30
Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2022 di kalangan mahasiswa FK Unsri menghasilkan temuan yang sejalan dengan penelitian ini, yaitu bahwa adiksi smartphone berkaitan dengan kejadian FHP pada mahasiswa di FK Unsri. Penelitian tersebut menunjukkan nilai p sebesar 0,003, mengindikasikan adanya hubungan yang signifikan antara adiksi penggunaan smartphone dan kejadian FHP.28
Penjelasannya adalah bahwa postur kepala dan leher saat menggunakan smartphone cenderung mengarah ke posisi FHP, menjadikan penggunaan smartphone sebagai faktor utama yang dapat meningkatkan prevalensi FHP. Saat menggunakan smartphone, kecenderungan pengguna adalah menundukkan kepala ke bawah, menuju arah perangkat smartphone, dengan tujuan mendekatkan penglihatan ke layar, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya FHP.28
Instrumen pada penelitian ini juga menggunakan kuesioner SAS-SV sebagai alat ukur tingkat adiks smartphone, dan pengukuran CVA digunakan untuk menilai tingkat keparahan FHP. Temuan ini memberikan kontribus tambahan terhadap pemahaman bahwa adiksi smartphone dapat berdampak pada postur tubuh, khususnya FHP, d kalangan mahasiswa kedokteran.28
Berdasarkan penelitian lain pada tahun 2018, ditemukan bahwa adiksi smartphone dapat berpengaruh pada CVA seseorang. Sampel yang merupakan pengguna smartphone berlebihan atau adiksi terhadap smartphone menunjukkan CVA yang lebih rendah (tidak normal) dibandingkan dengan mereka yang merupakan pengguna
smartphone tidak berlebihan, yang memiliki CVA yang lebih tinggi (normal). Penelitian ini melibatkan 77 mahasiswa Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lagos, dan menggunakan beberapa instrumen pengukur, termasuk kuesioner SAS-SV sebagai alat ukur adiksi smartphone, serta metode fotografi untuk mengukur derajat CVA.23
Alonazi pada tahun 2019 juga melakukan penelitian sejenis mengenai Pengaruh Adiksi Smartphone Terhadap Postur Leher dan Lingkup Gerak Sendi Anak. Temuannya menunjukkan bahwa sampel yang mengalami adiks smartphone empat kali lebih mungkin untuk mengalami FHP daripada mereka yang tidak mengalami adiksi. Sampel penelitian ini diambil dari anak-anak di daerah selatan California dengan rentang usia 8-13 tahun, melibatkan total 53 sampel.31
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup kuesioner SAS-SV sebagai alat ukur adiks smartphone dan pengukuran CVA untuk menilai tingkat keparahan FHP. Temuan ini mengindikasikan bahwa adiks smartphone pada anak-anak dapat berpengaruh signifikan terhadap postur leher dan lingkup gerak sendi, khususnya dengan adanya peningkatan risiko terjadinya FHP.31
Penelitian ini masih memiliki beberapa kekurangan. Fokus penelitian hanya mencakup pengaruh adiks smartphone terhadap kejadian FHP berdasarkan lamanya penggunaan smartphone, sementara faktor posisi atau kebiasaan postur seseorang saat menggunakan smartphone juga dapat berperan penting dalam meningkatkan risiko FHP. Temuan ini sejalan dengan penelitian pada tahun 2016 di Korea, yang menunjukkan perbedaan perubahan derajat fleksi leher saat menggunakan smartphone dalam berbagai posisi, seperti berdiri, duduk di kursi, dan duduk di lantai. Oleh karena itu, perlu mempertimbangkan variabel postur tubuh tertentu saat menggunakan smartphone untuk lebih memahami pengaruhnya terhadap risiko FHP.15
SIMPULAN
Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara adiks smartphone dan kejadian FHP pada siswa SMA Negeri 1 Semarapura. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar peneliti dapat mengontrol dan mengembangkan faktor-faktor lain yang juga memengaruhi kondisi FHP dan adiks smartphone. Selain itu, bagi responden yang mengalami adiksi smartphone, disarankan untuk mencari kegiatan tambahan yang bersifat positif sebagai distraksi dari penggunaan smartphone yang berlebihan. Bagi responden dengan FHP positif, disarankan untuk melakukan latihan atau olahraga yang dapat membantu memperbaiki postur FHP. Namun, lebih baik jika mereka berkonsultasi terlebih dahulu dengan fisioterapis atau ahli lainnya untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik dan mengurangi risiko cedera.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Nasution JA, Suhaili N, Alizamar A. Motif Siswa Memiliki Smartphone dan Penggunaannya. JPPI (Jurnal Penelit Pendidik Indones. 2017;3(2):15-29. doi:10.29210/02017114
-
2. Muflih M, Hamzah H, Puniawan WA. Penggunaan Smartphone Dan Interaksi Sosial Pada Remaja Di Sma Neger I Kalasan Sleman Yogyakarta . Idea Nurs J. 2017;1(1).
-
3. Darimi I. Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Efektif. Pendidik Teknol Inf. 2017;1(2):111-121.
-
4. Harfiyanto D, Utomo CB, Budi T. Pola Interaksi Sosial Siswa Pengguna Gadget di SMAN 1 Semarang. Pola Interak Sos Siswa pengguna Gadget di SMAN 1 Semarang. 2015;4(1):1-5.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess
-
5. Haerunnisa, Permana A, Firmansyah R. Peranan Smartphone dalam Dunia Pendidikan di Masa Pandem COVID-19. J Teknol Inf Dan Komun. 2020;7(2):140-146.
-
6. Alsalameh AM, Harisi MJ, Alduayji MA, Almutham AA, Mahmood FM. Evaluating the relationship between smartphone addiction/overuse and musculoskeletal pain among medical students at Qassim University Abdullah. J Fam Med Prim Care. 2019;6(9):2953-2959. doi:10.4103/jfmpc.jfmpc
-
7. Subagio AW, Hidayati F. Hubungan Antara Kesepian Dengan Adiksi Smartphone Pada Siswa Sma Negeri 2 Bekasi. J EMPATI. 2017;6(1):27-33. doi:10.14710/empati.2017.15106
-
8. Janwantanakul P, Sitthipornvorakul E, Paksaichol A. Risk Factors for the Onset of Nonspecific Low Back Pain in Office Workers: A Systematic Review of Prospective Cohort Studies. J Manipulative Physiol Ther. 2012;35(7):568-577. doi:10.1016/j.jmpt.2012.07.008
-
9. Puspitasari DA, Wibawa A, Primayanti IDAID. Hubungan FHP Dengan Keseimbangan Statis Pada Siswa Sman
1 Semarapura. Maj Ilm Fisioter Indones. 2018;6(March):134―142.
http://kiss.kstudy.com/journal/thesis_name.asp?tname=kiss2002&key=3183676
-
10. Kim DH, Kim CJ, Son SM. Article history: Neck Pain in Adults with FHP: Effects of Craniovertebral Angle and Cervical Range of Motion Osong Public Health and Research Perspectives. Public Heal Res Perspect. 2018;9(6):309-313. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6296804/pdf/ophrp-09-309.pdf
-
11. Jung SI, Lee NK, Kang KW, Kim K, Lee DY. The effect of smartphone usage time on posture and respiratory function. J Phys Ther Sci. 2016;28(1):186-189. doi:10.1589/jpts.28.186
-
12. Newell RS, Blouin JS, Street J, Cripton PA, Siegmund GP. Neck Posture and Muscle Activity are Different When Upside Down: A Human Volunteer Study. J Biomech. 2013;46(16):2837-2843.
doi:10.1016/j.jbiomech.2013.08.013
-
13. Lee KJ, Han HY, Cheon SH, Park SH, Yong MS. The Effect of FHP on Muscle Activity During Neck Protraction and Retraction. J Phys Ther Sci. 2014;27(3):977-979.
-
14. Tamalia R, Komang N, Antari AJ, et al. Hubungan Head Posture Terhadap Risiko Terjadinya Ppok Pada Mahasiswa Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Maj Ilm Fisioter Indones. 2023;11(1):9-13.
-
15. Lee SY, Lee DH, Han SK. The Effects of Posture on Neck Flexion Angle While Using a Smartphone according to Duration. J Korean Soc Phys Med. 2016;11(3):35-39. doi:10.13066/kspm.2016.11.3.35
-
16. Ramdan IM. Reliability and Validity Test of the Indonesian Version of the Hamilton Anxiety Rating Scale (HAMA) to Measure Work-related Stress in Nursing. J Ners. 2019;14(1):33. doi:10.20473/jn.v13i2.10673
-
17. Grimaldi-Puyana M, Fernández-Batanero JM, Fennell C, Sañudo B. Associations of Objectively-Assessed
Smartphone Use with Physical Activity, Sedentary Behavior, Mood, and Sleep Quality in Young Adults: A CrossSectional Study. Int J Environ Res Public Health. 2020;17(10). doi:10.3390/ijerph17103499
-
18. Arthy CC, Effendy E, Amin MM, Loebis B, Camellia V, Husada MS. Indonesian Version of Addiction Rating Scale of Smartphone Usage Adapted from Smartphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV) in Junior High School. Open Access Maced J Med Sci. 2019;7(19):3235-3239. doi:10.3889/oamjms.2019.691
-
19. Gadotti IC, Armijo-Olivo S, Silveira A, Magee D. Reliability of The Craniocervical Posture Assessment: Visual and Angular Measurements Using Photographs and Radiographs. J Manipulative Physiol Ther. 2013;36(9):619-625. doi:10.1016/j.jmpt.2013.09.002
-
20. Aliaa Rehan Youssef. Photogrammetric Quantification of FHP is Side Dependent in Healthy Participants and Patients with Mechanical Neck Pain. Int J Physiother. 2016;3(3):326-331.
-
21. Chóliz M. Mobile-Phone Addiction in Adolescence: The Test of Mobile Phone Dependence (TMD). Prog Heal Sci. 2012;2(1):33-44.
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&profile=ehost&scope=site&authtype=crawler&jrnl=208316 17&AN=78040680&h=wphb8c4wPyj5YcT1/vqPudXDBkNUljaaRiQjdQ6NKMAYG/VOmymP2FqL/WjgIEElaALz zXRkxi26TNJ9EtX4zQ==&crl=c
-
22. Lin YH, Chang LR, Lee YH, Tseng HW, Kuo TBJ, Chen SH. Development and Validation of the Smartphone Addiction Inventory (SPAI). PLoS One. 2014;9(6). doi:10.1371/journal.pone.0098312
-
23. Akodu AK, Akinbo SR, Young QO. Correlation among smartphone addiction, craniovertebral angle, scapular dyskinesis, and selected anthropometric variables in physiotherapy undergraduates. J Taibah Univ Med Sci. 2018;13(6):528-534. doi:10.1016/j.jtumed.2018.09.001
-
24. Shukla M, Jain S, Rajput M. Daily Excessive Use of Smartphone, Leads To Exaggerated Hand Symptoms Among University Students As Checked By Boston Carpal Tunnel Questionnaire: a Cross-Sectional Study. Int J Physiother Res. 2020;8(4):3547-3553. doi:10.16965/ijpr.2020.146
-
25. Anwar K, Jurotun J. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Dimensi Tiga Melalui Model Pembelajaran PBL Berbantuan Alat Peraga. Kreano, J Mat Kreat. 2019;10(1):94-104.
doi:10.15294/kreano.v10i1.19366
-
26. Rosita A, Utami S, Sari RP. Profil Kecanduan Smartphone pada Siswa. Orien Cakrawala Ilm Mhs. 2022;2(1):57-62. doi:10.30998/ocim.v2i1.6774
-
27. Ha SY, Sung YH. A Temporary FHP Decreases Function of Cervical Proprioception. J Exerc Rehabil. 2020;16(2):168-174. doi:10.12965/jer.2040106.053
-
28. Suciati T, Septadina IS, Wardiansah, Adnindya MR, Azzahra D, Sinaga M. Penggunaan Smartphone terhadap Kejadian FHP dan Hand Pain pada Mahasiswa FK Unsri. J Kedokt dan Kesehat Publ Ilm Fak Kedokt Univ Sriwij. 2022;9(3):283-289. doi:10.32539/jkk.v9i3.17558
-
29. Park J, Kim J, Kim J, et al. The Effects of Heavy Smartphone Use on the Cervical Angle, Pain Threshold of Neck Muscles and Depression. 2015;91:12-17. doi:10.14257/astl.2015.91.03
-
30. Putra Wiguna N, Wahyuni N, Wibawa A, Aryantari S, Thanaya P, Wiwiek Indrayani A. The Relationship Between Smartphone Addiction and FHP in Junior High School Students in North Denpasar. J Epidemiol Kesehat Komunitas. 2019;4(2):84-89. https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jekk/article/view/5268
-
31. Alonazi A, Daher N, Alismail A, Nelson R, Almutairi W, Bains G. the Effects of Smartphone Addiction on Children’S Cervical Posture and Range of Motion. Int J Physiother. 2019;6(2):32-39.
doi:10.15621/ijphy/2019/v6i2/181910
Karya ini dilisensikan dibawah Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, Volume 12, Nomor 1 (2024), Halaman 1-6, Open Access Journal: https://ojs.unud.ac.id/index.php/mifi |6|
Discussion and feedback