Rancang Bangun Sistem Terdistribusi pada Apotek
on
MERPATI VOL.4 NO.1 APRIL 2016
ISSN: 2252-3006
RANCANG BANGUN SISTEM TERDISTRIBUSI PADA APOTEK
I Putu Mahendra Pramadhitya, I Ketut Adi Purnawan, Ni Kadek Dwi Rusjayanthi Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Bukit Jimbaran, Bali, Indonesia e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Apotek adalah sarana distribusi sediaan farmasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dukungan sumber daya manusia di bidang kesehatan, serta sistem pengolahan data agar manajemen apotek dapat berjalan dengan baik. Bertambahnya pelanggan apotek dan berkembangnya struktur organisasi pada apotek menyebabkan perkembangan apotek dengan penambahan cabang baru. Penambahan cabang pada apotekmengharuskan manajemen mengatur segala keperluan operasional cabang dan pusat. Ketidakseragamanstruktur data dan beban jaringan akibat proses tersentralisasi antar apotek cabang dan apotek pusatmenjadi permasalahan dalam komunikasi dan konektivitas data. Mekanisme sistem terdistribusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menerapkan teknik Fragmentasi Horizontal dan teknik Replikasi. Hasil perancangan sistem terdistribusi adalah meningkatnya kehandalan dan ketersediaan data, karena datadidistribusikan ke lokasi cabang tetapi tetap terhubung dengan jaringan pusat. Apotek pusat dapatmengurangai biaya oprasional dan bebankomputasi karena beberapa operasional dapat dilakukan secara lokal oleh apotek cabang.
Kata Kunci: Apotek, Sistem Terdistribusi, Fragmentasi Horizontal, Replikasi, Sistem Pengolahan Data
Abstract
The drugstore is a distribution facility for pharmacy supply aims to fulfill the needs for public pharmacy supply. The aim can be achieved with the support of human resources in the health sector, as well as data processing system so that drugstore management can be maintained well. The growing of customers and the development of organizational structure in the pharmacy leads to the development of drugstore with the addition of new branches. The addition of branches of the drugstore required the management to setup all the operational requirements of the branches and the center. The non uniformity of data structure and the network load due to centralized process between branch and central pharmacy becomes the issue in data communication and connectivity. Distributed system mechanism being used to handle the problem is to apply the Horizontal Fragmentation technique and Replication technique. The outcome of distributed system design is the improvement of reliability and data availability, since data is distributed to branch location but still connected with central network. Central pharmacy can reduce the operational cost and computing load because several operations can be carried out locally by branch pharmacy.
Keywords : Pharmacy, Distributed System, Horizontal Fragmentation, Database Replication, Database Management System.
Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap proses pendistribusian data. Teknologi sangat dibutuhkan guna menunjang proses pendistribusian data, terutama jika suatu perusahaan memiliki cabang yang tersebar dibeberapa daerah berbeda. Faktor jarak sering menjadi kendala dalam proses pendistribusian data. Bagi perusahaan yang mempunyai jumlah cabang tersebar, kebutuhan basis data yang mampu menampung data transaksi dan menjamin konektivitas data sangat dibutuhkan.
Keseragaman struktur data dan kelancaran konektivitas data pada masing-masing cabang dengan kantor pusat tentunya sangat diperlukan. Strategi penempatan data yang tepat yaitu dengan menggunakan sistem basis data terdistribusi. Basis data dalam sistem terdistribusi dapat dipecah menjadi beberapa bagian atau fragmen dan disimpan terpisah secara fisik serta tetap terhubung secara logic. Data pada sistem terdistribusi didistribusikan dan disimpan di lokasi dimana data tersebut sering dipergunakan, tetapi tetap saling terkait antara satu data dengan data lainnya yang terhubung dalam suatu jaringan komputer.
Apotek merupakan suatu sarana distribusi kebutuhan farmasi masyarakat yang memiliki peran vital dalam kehidupan bermasyarakat. Terdapat Apotek yang memiliki cabang di beberapa daerah yang masih menggunakan sistem konvensional atau tersentralisasi dalam melakukan proses distribusi data.Proses pendistribusian data yang terjadi antara Apotek Pusat dengan Apotek Cabang masih berupa file yang dalam jangka waktu tertentu dikirim melalui email, selanjutnya semua data dari semua kantor cabang disimpan di kantor pusat. Tidak adanya komunikasi dan konektivitas dataantara database cabang dengan database pusat menyebabkan lambannya proses pengambilan keputusan dari kantor pusat, sehingga terjadi ketidaksesuaian data dalam jangka waktu tertentu antar pusat dan cabang. Tujuanutama dari sistem terdistribusi pada apotek adalah mendistribusikan data ke beberapa cabangtetapi tetap terhubung dengan jaringan pusat. Perancangan sistem terdistribusi pada apotek diharapkan mempunyai manfaat dan kelebihan dibandingkan sistem tersentralisasi yang sebelumnya diterapkan, sehingga dapat meningkatkan pelayanan apotek sebagai perusahaan pendistribusian kebutuhan farmasi bagi seluruhmasyarakat.
Metode Penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap pengumpulan data atau informasi dan tahap perancangan sistem. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi secara langsung, sedangkan metode perancangan sistem menggunakan metode System Development Life Cycle.
-
2.1 System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC adalah metode pengembangan sistem yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi, yaitu suatu rangkaian proses untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan dalam menganalisa, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi[1]. Tahap yang ada pada siklus kehidupan perancangan sistem yaitu:
-
1. Analisa Kelayakan
Tahapan ini memfokuskan pada analisa area aplikasi yang unggul,mengidentifikasi pengumpulan informasi dan penyebarannya, mempelajari keuntungan dan kerugian, penentuan kompleksitas proses data, dan menentukan prioritas aplikasi yang digunakan.
-
2. Desain Sistem
Perancangan dari desain sistem terbagi menjadi tiga tahap yaitu perancangan konseptual, perancangan logis, dan perancangan fisik.
-
3. Implementasi
Berupa tahap mengimplementasikan sistem yang telah dirancang.
-
4. Operasi dan Pemeliharaan
Pengoperasian sistem setelah dilakukan validasi, disertai dengan pengawasan dan perawatan dalam memelihara sistem untuk kedepannya.
Apotek memiliki jumlah volume obat yang tidak sedikit. Apotek juga memiliki beberapa cabang yang tersebar luas di daerah, sehingga letak pusat dan cabang apotek tersebut cukup jauh yang menyebabkan terjadinya permasalahan dalam komunikasi dan konektivitas data. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan sebuah sistem yang dapat mempermudah kegiatan dari perusahaan, baik untuk menyediakan data obat yang dijual ataupun memudahkan dalam pertukaran data perusahaan.Gambar 1 merupakan gambaran umum dari perancanganyang diterapkan pada apotek pusat dan cabang.
Gambar 1. Gambaran Umum
-
2.3 Rancangan ERD (Entity Relationship Diagram)
Permodelan sistem merupakan suatu bagian dari perencanaan secara keseluruhan sebagai salah satu upaya feedback, evaluasi dan perampungan suatu perencanaan sistem informasi [2]. ERD (Entity Relationship Diagram) merupakan bagian dari permodelan sistem yangmenggambarkan hubungan atau relasi pada setiap tabel. ERD dibuat untuk menggambarkan atau membuat model suatu database. Gambar 2 merupakan perancangan ERD dari sistem apotek terdistribusi.
Gambar 2. ER Diagram
-
2.4 Rancangan Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagramatau DFD adalah suatu diagram yang menggunakan notasi untuk menggambarkan arus data dari sistem. DFD membantu untuk memahami sistem secara logika dan terstruktur. Gambar 3 di bawah ini merupakanData Flow DiagramLevel 0 dari sistem terdistribusi apotek.
0
Validasi Hak Akses
User ID, Pass
Otoritas, identitas
Cabang
—I D4 Z Customer
—I D12 User
—I D2 2 Data Barang
--1 D3π Produsen
Dept. User Data SR-W
Modul SR
Data SR
Validasi Data Master
CRUD Data Master
DR
CRUD Data Master
User
Data Barang
Supplier
Gudang
Barang Rusak
Report PR, DR, Barang Rusak, Retur, Opname
Modul
Data Barang, RR
Receiving
Data permintaan pembelian barang
DO, Data Barang, Invoice Data Retur
D6 ] PO
-∣ D5 Supplier
-►| D7] Data Receiving
Data Obat, harga
Verifikasi
Supplier
Customer
Pihak Kerjasama
Data
Hasil P
I D2 Data Barang
Modul Purchasing
Data PR, Data PO, Data Supplier
Data Barang, Informasi Barang, Nota Pembayaran
Laporan pendistribusian oba
Kebijakan pendistribusian obat
h
5
Staff Gudang
Data PR, DR, Barang Rusak, Retur, Opname
konfirmasi, data tagihan kerjas
i , Kebijakan kerja sama
Modul Pencarian Data
Modul Transaksi Penjualan
Data Barang
Transaksi Penjualan
Modul
Pelaporan
Laporan Keseluruhan
Request Laporan
Laporan Penjualan, Pembelian, Stok
Apotek
User
Data Barang
Produsen
Customer
Supplier
Cabang
Accounting
Permintaan Laporan Penjualan, embelian, Stok, Transfer
Cabang
D8 Transaksi Penjualan
Retur
D9 Data PR
D6 i
D7
PO
Data Receiving
—I D15 Retur Gudang
Gambar 3. DFD Level 0
-
2.5 Rancangan DDBMS (Distributed Database Management System)
Skema rancangan DDBMS dapat dilihat dari beberapa tabel yang direplikasi, baik untuk tabel pusat yang direplikasi ke cabang dan beberapa tabel lain mengalami fragmentasi dari pusat ke cabang berdasarkan Id Cabang.Berikut adalah penjelasan dari masing-masing alokasi data baik itu untuk replikasi data maupun fragmentasi data. Terlebih dahulu dijelaskan mengenai replikasi data pada Gambar 4.
Pembelian
pbid
PO
Supplier
DetPO
Pembayaran
Trans_Pembelian
poid
PK
spid
PK
Detpoid
PK
idByr
PK
pbtid
spnama spalamat sptelpon spemail
FK2
FK1
FK3
Costumer
pbnota pbtgl poid spid pbdiskon idByr pbbayar pbstatus pbketerangan
FK1
FK2
pbid bid harga pbtdiskon pbtqty
jpembayaran
Barang
PK
bid
PK
FK1
FK2
cnama calamat ctelpon cket
cid
User
PK
uid
PK
FK1
Roles
PK
rname
Penjualan
PK
pjid
R8
R2
rid
uname
upass name
FK1
FK2
FK3
FK4
pjtgl pjdiskon cid uid s_id idByr pjbayar pjstatus pjketerang
Trans_Penjualan
PK
FK1
FK2
Sistem
pjtid
PK
pjid bid pjtdiskon pjtqty pjharga
sno sip snama sinfo sok
s_id
FK1
FK2
FK3
FK4
bcode bnama prid kid pbsid pjsid bisi bstock bbeli bjual bsatuan
Modal
PK
moid
rid
FK1
FK2
modate moAwal uid s_id
PK
FK1
detStokOp
idDetSO
StokOp
FK1
FK2
idSO bid
jumlah opname jumlah real selisih stok ketSO
PK
idSO
FK1
tglSO uid status
Costumer
PK
cid
Penjualan
PK
pjid
cnama calamat ctelpon cket
FK1
FK2
FK3
FK4
poNo poTgl poLastMo poTglKirim idByr spid uid postatus poKet
barang_rusak
PK
FK1
Katagori
brid
FK1
FK2
poid
bid
qty ketDetPO
pjsid
pjsnama
Pjsatuan
SERVER PUSAT
bid
brtgl_dicatat brqty brket braktif
Pbsatuan
OrderPusat
opId
pbsid
pbsnama
DetOrderPusat
DetOpId
PK
FK1
FK2
kid
knama
Produsen
Cabang
PK
prid
cabId
prnama pralamat prtelepon
nama_cabang alamat_cabang elp_cabang email cabang
detDelCabang
detDelCabId
delCabId
bid
qty
status keterangan
DelCabang
PK
PK
delCabId
delCabNo delCabTgl opId uid status cabId keterangan
FK1
FK2
opNo opTg uid cabId opKet status
opId bid
qty
FK3
FK1
FK2
R3
Barang
PK
bid
1’ Pembayaran
PK
idByr
R4
R4
pjsid
pjsnama
pbsid
OrderPusat
opId
pbsnama
Pjsatuan
DetOrderPusat
SERVER CABANG
PK
DetOpId
FK1
FK2
FK3
opId bid pbsid qty
jpembayaran
bcode bnama prid kid pbsid pjsid bisi bstock bbeli bjual bsatuan
PK
Sistem
FK1
FK2
FK3
FK4
Trans_Penjualan
pjtgl pjdiskon cid
uid s_id idByr pjbayar pjstatus pjketerangan
PK
pjtid
PK
FK1
FK2
barang_rusak
s_id
PK
pjid bid pjtdiskon pjtqty pjharga
sno sip snama sinfo sok
PK
brid
FK1
bid
brtgl_dicatat brqty brket braktif
Pbsatuan
User
PK
uid
FK1
rid
uname
upass name
PK
rid
Modal
moid
modate moAwal uid s_id
FK1
FK2
Cabang
Produsen
Katagori
Roles
detStokOp
PK
idDetSO
PK
detDelCabang
PK
FK1
PK
detDelCabId
delCabId
bid
qty
status
keterangan
StokOp
FK1
FK2
idSO bid
jumlah opna jumlah real selisih stok ketSO
idSO
tglSO
status
nama_cabang alamat_cabang telp_cabang email_cabang
cabId
PK
prnama pralamat prtelepon
prid
kid
knama
PK
DelCabang
delCabId
FK1
FK2
FK3
delCabNo delCabTgl opId uid status cabId keterangan
FK1
FK2
opNo opTgl uid cabId opKet status
Gambar 4. Replikasi Tabel
Gambar 4 menunjukkan terdapat 8 tabel yang mengalami replikasi. Salah satu tabel yang mengalami replikasi adalah tabel barang. Tabel barang mengalami replikasi karena pertimbangannya bahwa barangyang dijual antara pusat dan cabang harus sama, baik itu di pusat ataupun di cabang. Replikasi yang terjadi pada tabel barang yaitu replikasi dari pusat ke cabang atau dengan kata lain disebut replikasi satu arah. Replikasi yang terjadi bersifat syncronouse, karena setiap perubahan dari tabel barang yang terjadi di pusat langsung diupdate ke cabang, sehingga pusat dan cabang memiliki struktur dan persepsi data yang sama. Selain mengenai alokasi data yang berupa replikasi tabel pada Gambar 4, fragmentasi data selanjutnya terjadi pada 11 tabelyang dapat dilihat pada Gambar 5.Tabel Stok merupakan salah satu tabel yang mengalami fragmentasi, karena berisi data mengenai stok barang pada tiap cabang dan pusat yang berguna untuk melakukan proses stockopname. Tabel stok mengalami fragmentasi karena tabel stok berisikan data yang berbeda antar tiap cabang.
PK
Supplier
PK
spid
spnama spalamat sptelpon spemail
Costumer
PK
cid
cnama calamat ctelpon cket
User
PK
uid
FK1
rid
upass name
Roles
PK
rid
rname
detStokOp
idDetSO
idSO bid
jumlah opname jumlah real selisih stok ketSO
tumer
cid
PK
User
uid
FK1
FK2
cnama calamat ctelpon ket
rid
uname upass name
FK1
Roles
rid
rname
FK1
FK2
PK
FK2
FK1
FK3
PK
Pembelian
pbid
PO
Pembayaran
poid
PK
idByr
PK
pbtid
Trans_Pembelian
pbnota pbtgl poid spid pbdiskon idByr pbstatus pbketerangan
Penjualan
PK
pjid
FK1
FK2
FK3
FK4
pjtgl pjdiskon cid uid s_id idByr pjbayar pjstatus pjketerangan
Modal
PK
moid
FK1
FK2
modate moAwal uid s_id
DetPO
FK1
FK2
pbid bid pbharga pbtdiskon pbtqty
jpembayaran
Barang
PK
bid
Trans_Penjualan
Sistem
PK
pjtid
PK
s_id
FK1
FK2
pjid bid pjtdiskon pjtqty pjharga
Cabang
detDelCabang
PK
FK1
PK
cabId
detDelCabId
delCabId
bid
qty
status
keterangan
FK1
FK2
sno sip snama sinfo sok
bcode bnama prid kid pbsid pjsid bisi bstock bbeli bjual bsatuan
poNo poTgl poLastMo poTglKirim idByr spid uid postatus poKet
FK1
FK2
PK
Detpoid
poid
bid
qty ketDetPO
nama_cabang alamat_cabang telp_cabang email cabang
idSO
tglSO uid status
StokOp
detStokOp
idDetSO
FK1
FK2
PK
FK1
FK2
FK3
FK4
Katagori
PK
FK1
Produsen
prid
kid
knama
barang_rusak
brid
bid
brtgl_dicatat brqty brket braktif
Pjsatuan
PK
pjsid
pjsnama
Pbsatuan
prnama pralamat prtelepon
DelCabang
delCabId
FK1
FK2
FK3
delCabNo delCabTgl opId uid status cabId keterangan
pjid
Barang
bid
Sistem
Trans_Penjualan
Penjualan
FK1
FK2
FK3
FK4
pjtgl pjdiskon cid
uid s_id idByr pjbayar pjstatus pjketerangan
Modal
moid
modate moAwal uid s_id
PK
FK1
FK2
pjtid
PK
s_id
Pembayaran
PK
idByr
jpembayaran
pjid bid pjtdiskon pjtqty pjharga
sno sip snama sinfo sok
Cabang
detDelCabang
PK
detDelCabId
PK
cabId
FK1
delCabId
bid
qty
status keterangan
StokOp
FK1
FK2
FK3
FK4
bcode bnama prid kid pbsid pjsid bisi bstock bbeli bjual
barang_rusak
PK
FK1
Produsen
PK
prid
Katagori
PK
kid
brid
bid
brtgl_dicatat brqty brket braktif
nama_cabang alamat_cabang telp_cabang email cabang
knama
PK
prnama pralamat prtelepon
DelCabang
delCabId
idSO bid
jumlah opname jumlah real selisih stok
ketSO
idSO
tglSO uid status
FK1
FK2
FK3
delCabNo delCabTgl opId uid status cabId keterangan
FK1
FK2
SERVER
PUSAT
PK
pbsid
pbsnama
DetOrderPusat
DetOpId
opId
PK
FK1
FK2
OrderPusat
FK1
FK2
opNo opTgl uid cabId opKet status
opId bid qty
F3
F4
Pjsatuan
PK
pjsid
pjsnama
Pbsatuan
PK
pbsid
pbsnama
opNo opTgl uid cabId opKet status
OrderPusat
opId
DetOrderPusat
PK
DetOpId
FK1
FK2
opId bid qty
SERVER CABANG
Gambar 5. Fragmentasi Tabel
Replikasi database mengenal dua istilah yaitu the master sebagai source database dan the slaves sebagai database target. Replikasi menggunakan sistem binary log, setiap statement yang dieksekusi di master selanjutnya di-record ke dalam binary log dan dikirimkan ke slaves[3].Mastertidak dibatasi hanya untuk recordstatement tertentu, tapi pada slaves bisa dikonfigurasi hanya untuk menerima statement tertentu yang diilustrasi pada Gambar 6.
Gambar 6. Ilustrasi Master-Slave Replikasi
Setiap slave menyimpan record posisi dan koordinat data terakhir yang di-apply. Beberapa slave memungkinkan menggunakan binary log yang sama tanpa mempengarui proses satu dengan yang lain. Hubungan master dengan slave juga dapat diputuskan, tanpa mengganggu proses yang ada pada master. Setiap master dan slave harus memiliki idserver yang unik sebagai identifier [4].
Kajian Pustaka berisi teori yang membantu menunjang perancangan sistem terdistribusi pada apotek. Kajian Pustaka dalam perancangan adalah sebagai berikut:
Sistem terdistribusi adalah sistem dimana pemrosesan informasi didistribusiikan pada beberapa komputer dan tidak terbatas hanya pada satu mesin komputer saja. Dewasa ini, masih banyak sistem dengan skala besar yang masih menggunakan sistem tersentralisasi yang berjalan dalam satu mainframe dengan terminal-terminal yang saling terhubung kepada komputer tersebut. Sistem tersebut banyak memiliki kelemahan karena terminal-terminal hanya memiliki sedikit kemampuan melakukan pemrosesan data dan semua tergantung pada komputer sentral[5]. Ciridarisistem terdistribusi adalah sebagai berikut:
-
1. Data disimpan disejumlah tempat.
-
2. Prosessor pada tempat yang berbeda tersebut dihubungan dengan jaringan komputer.
-
3. Sistem terdistribusi bukan terdiri dari sekumpulan file yang berada pada berbagai tempat
tetapi pada sebuah basis data diberbagai tempat dan berbagai lokasi.
-
4. Setiap tempat secara mandiri memproses permintaan user yang membutuhkan akses ke
data tersebut.
Terdapat dua pendekatan alternatif untuk membagi fungsi pada proses DBMS terdistribusi yang berbeda. Dua arsitektur alternatif DBMS terdistribusi adalah Client Server dan Collaboration Server.
-
1. Client Server dan Collaboration Server
Sistem Client Server mempunyai satu atau lebih proses client dan satu atau lebih proses server, sebuah proses client dapat mengirim query ke proses server seperti pada Gambar 7.Client bertanggung jawab pada antar muka untuk user, sedangkan server mengatur data dan mengeksekusi transaksi sehingga proses client berjalan pada sebuah personal komputer dan mengirim query ke sebuah server yang berjalan pada komputer mainframe[6].
Gambar 7. Arsitektur Client Server
Arsitektur client servertidak mengijinkan satu query mengakses banyak server, karena proses client harus dapat membagi sebuah query ke dalam beberapa subquery untuk dieksekusi pada tempat yang berbeda dan kemudian membagi jawaban ke subquery. Proses clientyang cukup komplek dan terjadi overlap dengan server, sehingga muncul perbedaan antara client dan server. Alternatifyang digunakan untuk mengurangi perbedaan tersebut yaitu dengan sistem Collaboration Server. Arsitektur sistem Collaboration Server terdapat sekumpulan server basis data yang menjalankan transaksi data lokal yang bekerjasama mengeksekusi transaksi pada beberapa server seperti pada Gambar 8.Server menerima query yang membutuhkan akses data pada server lain, sistem membangkitkan subquery yang dieksekusi server lain dan selanjutnya mengambil hasilnya untuk menggabungkan jawaban menjadi query asal [6].
Gambar 8. Arsitektur Collaboration Server
Fragmentasi terdiri dari relasi yang dibagi ke dalam fragmen yang lebih kecil dan mengirim fragmen tersebut ke beberapa lokasi berbeda. Terdapat dua macam fragmentasi yaitu Fragmentasi Horizontal dan Fragmentasi Vertikal. Fragmentasi Horisontal adalah dalam setiap fragmen terdiri dari sebuah subset baris dari relasi asal. Fragmentasi Vertikal adalah dalam setiap fragment terdiri dari sebuah subset kolom dari relasi asal. Fragmentasi Horisontal dan Fragmentasi Vertikal diilustrasikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Ilustrasi Fragmentasi Vertikal dan Fragmentasi Horizontal
Replikasi berarti menyimpan beberapa copy sebuah relasi atau fragmen. Keseluruan relasi dapat direplikasi pada satu atau lebih tempat. Sebagai contoh, jika relasi R difragmentasi ke R1, R2 dan R3, kemungkinan terdapat copy R1,R2 pada dua tempat lainnya dan replikaR3 pada semua tempat. Replikasi diilustrasikan pada Gambar 10dibawah ini.
Gambar 10. Ilustrasi Replikasi
Kegunaan replikasi pada basis data terdistribusi antara lain adalah sebagai berikut:
-
1. Meningkatkan ketersediaan dan konektivitas data, jika sebuah tempat yang berisi replika
melambat, maka dapat menemukan data yang sama pada tempat lain. Berlaku demikian pula jika copy lokal dari relasi yang di-remote tersedia, maka tidak terpengaruh dengan saluran komunikasi yang gagal.
-
2. Evaluasi query yang lebih cepat, query dapat mengeksekusi lebih cepatmenggunakan
copy lokal dari relasi termasuk ke remote site.
Hasil dan pembahasan berisi perancangan dan pembahasan dari Rancang Bangun Sistem Terdistribusi pada Apotek yaitu sebagai berikut:
Replikasi adalah suatu teknik melakukan copy dan pendistribusian data dari satu database ke database lain dan melaksanakan sinkronisasi antardatabase sehingga konsistensi dan keseragaman data terjamin. Data dalamteknik replikasi dapat didistribusikan ke lokasi yang berbeda melalui koneksi jaringan lokal maupun internet. Beberapa tabel mengalami replikasi untuk menjaga konsistensi dan persepsi data yang sama antara isi dari tabel di pusat dan di cabang. Hasil uji coba pada Gambar 11 dibawah inimenunjukkan proses replikasi pada data masterbarang.
Gambar 11. Data Obat Apotek Pusat dan Apotek Cabang
Gambar 11menunjukkan data yang tersimpanpada tabel master data obat yang terdapat pada database apotek pusat dan cabang. Tabel master data obat direplikasikan ke cabang secara sinkronoussehingga update data pada database pusat selalu diterima secara real time pada database cabang. Tampilan form master data barang pada cabang mengalami perubahan secara real time jika terjadi manipulasi pada database pusat.
Hasil pengujian fragmentasi yaitu suatu proses ketika data yang berada pada suatu tabel dipisah ke dalam beberapa tabel lain, didalam arsitektur database terdistribusi tabel-tabel tersebut terdapat di dalam suatu server database yang terpisah antara satu dengan yang lain. Tabel yang mengalami fragmentasi mempunyai struktur yang sama dengan tabel asli tetapi isi dari data yang dimiliki berbeda antara tiap tabel. Hasil uji coba fragmentasi tabel dapat dilihat pada Gambar 12 yang terjadi pada tabel data stok.
Gambar 12. Data Stok Apotek Pusat dan Apotek Cabang
Gambar 12 menunjukkan tampilan stok barang pada apotek cabang. Jumlah stok barang pada apotek pusat dan cabang berbeda-beda, tetapi struktur data dari masing-masing tabel sama.
Tabel stok antara pusat dan cabang mengalami fragmentasi horizontal. Selain menu stok barang, tabel yang mengalami fragmentasi berupa tabel penjualan yang menampilkan data penjualan. Tabel transaksi penjualan mengalami fragmentasi horizontal dimana struktur data tabel sama antara pusat dan cabang tetapi data yang dimiliki antara pusat dan cabang berbeda, sehingga tabel pusat dan cabang memiliki data penjualan masing-masing.
Pengujian transaksi terdistribusi meliputi mekanisme perpindahan barang dan permintaan barang dari cabang ke pusat ataupun dari pusat ke cabang. Pembahasan dan pengujian lebih lanjut dijelaskan pada subbab dibawah ini.
-
1. Mekanisme Permintaan Cabang ke Pusat
Mekanisme transfer data pusat dan cabang membahas mengenai perpindahan barang danproses permintaanbarang yang dilakukan cabang ke pusat. Cabang melakukan permintaan barang ke gudang pusat dengan mengirimkan form permintaan pengadaan barang ke pusat. Permintaan dikirim ke cabang oleh pusat jika pesanan telah terpenuhi.Proses order cabang ke pusat berfungsi untuk mengelola transaksi permintaan barang dari cabang ke pusat. Menu order cabang dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Menu Order ke Pusat
Gambar 13 menampilkan data permintaan pengadaan barang dari cabang ke apotek pusat. Tampilanlist orderberfungsi untuk menampilkan data dari order yang telah dilakukan cabang ke apotek pusat. Gambar 14 menunjukkan tampilan menu list order cabang ke pusat.
Gambar 14. List OrderCabang ke Pusat
Tampilan pada Gambar 14 menampilkan form perintah jika ingin melakukan proses pengiriman data permintaan barang dari cabang ke pusat dengan cara menekan tombol kirim pada menu aksi. Status new berarti permintaan ke pusat belum dikirim, sedangkan status delivered menandakan bahwa permintaan ke pusat telah dikirim dan diproses oleh pusat. Gambar 15 menunjukkan proses pengiriman data ke pusat berhasil.
Gambar 15.Pengiriman Order ke Pusat
-
2. Proses Penerimaan Permintaan Barang di Pusat
Proses penerimaan order cabang di pusat berisikan data permintaan order cabang ke apotek pusat. Pemenuhan pesanan dan pengiriman pesanan dapat dilakukan dengan memilih tombol proses order. Menuorder cabang di pusat dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Proses Penerimaan Order
Gambar 16 menunjukkan jika terdapat order pemesanan barang ke pusat maka sistem pusat menampilkan data terbaru berdasarkan order masuk dengan status order bernilai new. Gambar 17pada no transaksi 006 menunjukkan jika status order yang telah diproses oleh apotek pusat.
Gambar 17. Proses Penerimaan Order (2)
Gambar 17 menunjukkan sebuah proses pengecekan dan pemenuhan stok berdasarkan order cabang dengan keterangan status dalam proses, yang artinya pesanan cabang sedang dipenuhi ketersediaannya oleh staff gudang pusat.Pusat mengirim data delivery order ke
cabang jika proses tersebut telah lengkap sesuai dengan surat pemesanan cabang sebelumnya dengan mengeksekusi tombol finish order.
Gambar 18.Proses Penerimaan Order (3)
Tampilan pada Gambar 18menunjukkan bahwa order telah selesai dengan ditandai status finish dan order telah dikirim kembali ke cabang.
Sistem Terdistribusi adalah gabungan dari dua pendekatan pengolahan data yaitu database dan jaringan komputer. Tujuan utama sistem terdistribusi adalah untuk mengintegrasikan data dariteknik tersentralisasi. Konsep tabel terdistribusi pada apotek yaitu suatu relasi tabel difragmentasi dan direplikasi ke beberapa tempat. Hasil dari perancangan sistem terdisribusi pada apotek adalah penerapan replikasi pada tabel master data secara sinkronous dan penerapan fragmentasi pada tabel transaksi.Replikasi diterapkanpada tabelmaster data untuk menjaga konsistensi, konektivitas, dan mengintegrasikan master data antarpusat dan cabang,sehingga updatemaster data pada database pusat selalu diterima secara real timeolehdatabase cabang. Fragmentasi diterapkan pada tabel transaksi untuk meningkatkan kehandalandan ketersediaan data pada setiap cabang. Tabel transaksi dilakukan fragmentasi karena tidak semua transaksi diakses oleh cabang atau pusat.Tabeltransaksi didistribusikan dan disimpan pada lokasi dimana transaksi itu terjadi,sehingga cabang atau pusat mempunyai kontrol penuh terhadap data transaksi masing-masing.Penerapan fragmentasi dan replikasi dapat mengurangi mode kerja tersentralisasi, sehinggaapotek pusatdapat mengurangi biaya operasional dan beban komputasi karena cabangdapat melakukanbeberapa operasional secara lokal tetapi tetap terhubung dengan jaringan pusat.
Daftar Pustaka
-
[1] Abdul Kadir. Pengembangan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Publisher. 2009.
-
[2] Jogiyanto HM. Analisis dan Disain Sistem Informasi, Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset. 1995
-
[3] Fathansyah . Buku Basis Data, Sistem Basis Data Lanjutan. Bandung: Informatika. 2004.
-
[4] Fitzgerald, Jerry. Business Data Communication, Basic Concepts, Security,and Design Database. English: John Wiley & Sons Inc. 1990.
-
[5] Fathansyah.Sistem Basis Data.Bandung : Informatika. 2012.
-
[6] Budi Sutedjo. Konsep dan Aplikasi Pemrograman, Client Server dan Sistem
Terdistribusi.Yogyakarta : Andi Publisher.2000.
Rancang Bangun Sistem Terdistribusi pada Apotek ( I Putu Mahendra P )
21
Discussion and feedback