MERPATI VOL. 2, NO. 3, DESEMBER 2014

ISSN: 2252-3006

Aplikasi Peramalan Watak dan Perjodohan Berdasarkan Wariga Bali Berbasis Android dengan Metode Fuzzy Logic

I Putu Satwika Putra, I Ketut Gede Darma Putra, I Nyoman Piarsa Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Bukit Jimbaran, Bali, Indonesia, telp. +62361703315

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Perkembangan teknologi informasi menyebabkan kebutuhan akan informasi juga semakin meningkat. Seperti halnya penyampaian informasi akan warisan budaya bangsa yaitu wariga (perhitungan kalender Bali). Penelitian ini bertujuan untuk merancang pemodelan dan membangun sebuah Aplikasi Peramalan Watak dan Perjodohan berbasis Android yang dapat digunakan untuk melihat informasi perwatakan serta perjodohan berdasarkan perhitungan Kalender Caka Bali. Perancangan diakukan dengan metode perangkat pemodelan sistem serta penelusuran algoritma perhitungan perwatakan dan perjodohan dari sejumlah pustaka Kalender Bali. Analisa dilakukan dengan menguji perhitungan perwatakan serta perjodohan. Untuk meningkatkan kehandalan informasi, diperlukan adanya penelitian dan pengembangan lebih lanjut yang dapat menghasilkan pencarian padewasaan dan penentuan tanggal padewasaan terbaik pada Android.

Kata Kunci: Peramalan, watak, perjodohan, fuzzy, android, wariga.

Abstract

Along with the development of information technology, the need for information is increasing. As this case to deliver information to the nation's cultural heritage wariga. This research aims to design and build an application modeling Forecasting and Match making Character-based Android that can be used to view information and match making is based on the calculation dispositive Calendar Caka Bali. The Design are carried out with the method of system modeling and tracking algorithm calculation and characterization from a number of libraries Bali Calendar. The analysis was conducted by examining the calculation dispositive and match making. To improve the reliability of the information, it is necessary to research and development which can result in further search and dating best padewasaan on Android.

Keywords: Forecasting, character, matchmaking, fuzzy, android, wariga

  • 1.     Pendahuluan

Kemajuan teknologi berpengaruh pula pada perkembangan perangkat mobile saat ini. Teknologi yang berkembang memaksimalkan fungsi perangkat, tidak terbatas pada layanan messaging dan komunikasi. Salah satu teknologi mobile yang sedang berkembang saat ini adalah perangkat mobile dengan sistem operasi Android. Android merupakan sistem operasi yang didistribusikan secara gratis, bersifat open source serta didukung dengan aplikasi-aplikasi handal yang bisa didapatkan dengan harga murah bahkan gratis, hal tersebut membuat perangkat mobile berbasis Android semakin diminati oleh masyarakat umum maupun oleh pengembang aplikasi mobile.

Wariga merupakan unsur sistem pengetahuan suatu bangsa yang merupakan salah satu warisan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat bali. Kata wariga mengandung arti saat, waktu atau hari yang baik atau buruk yang diakibatkan oleh peredaran kekuatan di jagat raya yaitu berupa perbintangan [1]. Wariga yang asli biasanya ditulis dalam tulisan yang sudah jarang digunakan secara luas (biasanya dengan huruf bali) yang menjadikannya sulit dijangkau dan dikenali oleh masyarakat luas. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka kebutuhan akan informasi juga semakin meningkat. Seperti hal nya penyampaian informasi akan warisan budaya bangsa yaitu wariga.

Penelitian dan perancangan aplikasi ini bertujuan menghasilkan aplikasi wariga perwatakan dan perjodohan yang dapat memprediksi perwatakan serta perjodohan seseorang berdasarkan wariga berupa tenung urip panca, tenung urip catur, tenung tri pramana serta

tenung jatukarma dimana pada tenung-tenung tersebut menggunakan tanggal lahir sebagai unsur utama dalam perhitungan peramalan tersebut, meskipun masing-masing tenung menggunakan perhitungan yang berbeda dalam mengolah tanggal lahir yang digunakan. Serta sebuah kesimpulan yang dihasilkan dari penggabungan tenung-tenung tersebut menggunakan algoritma fuzzy. Dimana hasil dari masing-masing tenungakan dijumlahkan dan dihitung menggunakan algoritma fuzzy sehingga akan menghasilkan sebuah kesimpulan berupa tidak jodoh, kurang jodoh, berjodoh serta sangat jodoh.

Kemajuan aplikasi mobile dewasa ini menyebabkan perkembangan dalam menggunakan bahasa JAVA akan sangat membantu untuk mempercepat dan mempermudah penerapan wariga Balidibandingkan dengan sebelumnya yang masih menggunakan Aksara Bali. Dengan diterapkannya metode fuzzy pada perhitungan wariga terutama tenung perjodohan akan meningkatkan keakuratan dari hasil yang ingin dicapai.

  • 2.    Metodologi Penelitian

Seperti yang telah dijelaskan diawal, bahwa dalam projek aplikasi Peramalan watak da jodoh ini terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan.Sebelum masuk ke tahap-tahap tersebut, ada baiknya bila kita melihat gambaran umumnya dari aplikasi ini seperti yang ditampilkan pada Gambar 1.berikut.

a

Input nama, tanggal,

0

SISTEM PERAMALAN WATAK DAN

JODOH

PENGGUNA

bulan dan tahun lahir

Informasi hasil peramalan berupa informasi wewaran, Wuku, pratiti samurpada, serta hasil perjodohan

Gambar 1. Diagram Konteks Aplikasi Peramalan Watak dan Perjodohan

Berdasarkan diagram konteks tersebut, terdapat suatu sistem Peramalan Watak dan Perjodohan dan satu entitas luar dari sistem yaitu pengguna. Pengguna merupakan entitas yang dapat mengakses informasi peramalan watak dan perjodohan yang diolah oleh sistem, dimana entitas pengguna ke sistem informasi Peramalan dapat melihat parameter tanggal, bulan, tahun, submit tanggal, bulan dan tahun lahir untuk menentukan hasil peramalan. Sedangkan dari sitem ke pengguna adalah sistem dapat memberikan informasi hasil peramalan baik watak maupun jodoh yang sesuai seperti yang telah diinputkan sebelumnya.

  • 2.1    Proses Perhitungan Tenung Perjodohan

    2.1.1   Proses Perhitungan Tenung Jatukarma

Proses perhitungan tenung jatukarma menggunakan penjumlahan dari neptu saptawara serta pancawara dari tanggal lahir pengguna beserta tanggal lahir pasangannya yang diinputkan. Hasil tersebut akan dibagi lima, sehingga akan mendapatkan nilai sisa yang menjadi acuan untuk menentukan hasil dari perhitungan tenung [2]. Contoh penerapan:

Input tanggal lahir pengguna adalah 6 Maret 1990 dan tanggal lahir pasangannya adalah 6 Mei 1991.

Tabel 1. Nilai Tenung Jatukarma

Input

Pengguna

Pasangan

Tgl. Lahir

6 Maret 1990

6 Mei 1991

Wewaran

Pancawara

Saptawata

Pancawara

Saptawara

Anggara

Pon

Soma

Wage

Neptu

3

7

4

4

Jumlah

18

Dibagi 5

Sisa 3

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil dari perhitungan adalah Sisa 3 dengan keterangan peta, sering bertengkar.

  • 2.1.2    Proses Perhitungan Tenung Urip Catur

Proses perhitungan tenung urip catur menggunakan penjumlahan dari neptu saptawara serta pancawara dari tanggal lahir pengguna beserta tanggal lahir pasangannya yang diinputkan. Hasil tersebut akan dibagi lima, sehingga akan mendapatkan nilai sisa yang menjadi acuan untuk menentukan hasil dari perhitungan tenung [3]. Contoh penerapan:

Input tanggal lahir pengguna adalah 6 Maret 1990 dan tanggal lahir pasangannya adalah 6 Mei 1991.

Tabel 2. Perhitungan Tenung Urip Catur

Input

Pengguna

Pasangan

Tgl. Lahir

6 Maret 1990

6 Mei 1991

Wewaran

Pancawara

Saptawata

Pancawara

Saptawara

Anggara

Pon

Soma

Wage

Neptu

3

7

4

4

Jumlah

18

Dibagi 4

Sisa 2

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa hasil dari perhitungan adalah Sisa 2 dengan keterangan gembili berarti banyak anak.

  • 2.1.3    Proses Perhitungan Tenung Urip Panca

Proses perhitungan tenung urip panca menggunakan penjumlahan dari neptu saptawara serta pancawara dari tanggal lahir pengguna beserta tanggal lahir pasangannya yang diinputkan. Hasil tersebut akan dibagi lima, sehingga akan mendapatkan nilai sisa yang menjadi acuan untuk menentukan hasil dari perhitungan tenung [4]. Contoh penerapan:

Input tanggal lahir pengguna adalah 6 Maret 1990 dan tanggal lahir pasangannya adalah 6 Mei 1991.

Tabel 3. Perhitungan Tenung Urip Panca

Input

Pengguna

Pasangan

Tgl. Lahir

6 Maret 1990

6 Mei 1991

Wewaran

Pancawara

Saptawata

Pancawara

Saptawara

Anggara

Pon

Soma

Wage

Neptu

3

7

4

4

Jumlah

18

Dibagi 5

Sisa 3

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa hasil dari perhitungan adalah Sisa 3 dengan keterangan lara yang artinya anggota rumah tangga dalam kesusahan atau kesulitan.

  • 2.1.4    Proses Perhitungan Tenung Tripramana

Proses perhitungan tenung tripramana menggunakan penjumlahan dari neptu saptawara, sadwara serta pancawara dari tanggal lahir pengguna beserta tanggal lahir pasangannya yang diinputkan. Hasil tersebut akan dibagi lima, sehingga akan mendapatkan nilai sisa yang menjadi acuan untuk menentukan hasil dari perhitungan tenung [4]. Contoh penerapan:

Input tanggal lahir pengguna adalah 6 Maret 1990 dan tanggal lahir pasangannya adalah 6 Mei 1991.

Tabel 4. Perhitungan Tenung Tripramana

Input

Pengguna

Pasangan

Tgl. Lahir

6 Maret 1990

6 Mei 1991

Wewaran

Pancawara

Sadwara

Saptawata

Pancawara

Sadwara

Saptawara

Anggara

Paniron

Pon

Soma

Paniron

Wage

Neptu

3

8

7

4

8

4

Jumlah

34

Dibagi 16

Sisa 2

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil dari perhitungan adalah Sisa 2 dengan keterangan durlaba, rezeki seret tapi suka melancong.

  • 2.1.5    Proses Perhitungan Tenung Jayabaya

Proses perhitungan tenung jayabaya menggunakan nama dari kedua pasangan untuk menentukan hasil yang diinginkan. Nama yang digunakan adalah suku kata pertama dari masing-masing nama [5]. Contoh penerapan:

Input nama pengguna adalah Wika dan nama pasangannya adalah Utami. Sehingga akan diperoleh perhitungan seperti tabel berikut:

Tabel 5. Perhitungan Tenung Jayabaya

Input

Pengguna

Pasangan

Nama

Wika

Utami

Suku kata

Wi => Wa

U =>A

Neptu

7

5

Jumlah

12

Dibagi 5

Sisa 5

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa hasil dari perhitungan adalah Sisa 5 dengan keterangan Selalu mendapat keabahagiaan, watak baik, cepat mendapat kedudukan/pangkat.

  • 2.2    Proses Implementasi Fuzzy Logic

Implementasi Fuzzy diterapkan pada saat menentukan kesimpulan dari 5 tenung yang digunakan.Masing-masing hasil tenung perjodohan akan diberikan nilai sesuai dengan tingkat kecocokan perjodohannyauntuk mempermudah implementasi perhitungan fuzzy .Semakin besar nilai, semakin besar kecocokan antar pasangan. Begitu pula sebaliknya semakin kecil nilai, semakin kecil pula kecocokan antar pasangan tersebut.

  • 2.2.1.    Pemberian Nilai Pada Masing-masing Tenung

Pemberian nilai pada masing-masing hasil tenung diperlukan untuk menentukan fungsi keanggotaan yang nantinya diperlukan dalam proses algoritma Fuzzy logic. Nilai-nilai tersebut didapatkan berdasarkan data serta informasi yang diperoleh dari orang ahli dibidang wariga serta peramalan. Adapun nilai dari masing-masing tenung sebagai berikut:

  • a. Tenung Jatukarma

Tabel 6. Nilai Tenung Jatukarma

Sisa

Keterangan

Arti

Nilai

1

Sri

Murah rejeki

75

2

Gedong

Hidup rukun

90

3

Peta

Sering bertengkar

45

4

Lara

Kemalangan

25

5 atau 0

Pati

Mati salah satu

10

b. Tenung Urip Panca

Tabel 7. Nilai Tenung Urip Panca

Sisa

Keterangan

Arti

Nilai

1

Sri

Rumah tangga beroleh rejeki

85

2

Dana

Rumah tangga keadaan keuangannya baik

70

3

Lara

Anggota rumah tangga dalam kesusahan atau kesulitan

40

4

Pati

Kesengsaraan,   mungkin   bisa   menemui

kematian atau kehilangan rejeki

15

5 atau 0

Lungguh

Di kehidupaanya akan mendapat kedudukan

75

c. Tenung Urip Catur

Tabel 8. Nilai Tenung Urip Catur

Sisa

Keterangan

Arti

Nilai

1

Gento

Jarang Anak

45

2

Gembili

Banyak Anak

70

3

Sugih

Banyak rejeki

85

4 atau habis

Punggel

Kehilangan rejeki atau mati salah satu

10

d. Tenung Tripramana

Tabel 9. Nilai Tenung Tripramana

Sisa

Keterangan

Nilai

1

diliputi kebimbangan, dalam keadaan suka dan duka, baik buruk, sering dituntut ketabahan

30

2

durlaba, rezeki seret tapi suka melancong

55

3

sering mendapat malu dan kecewa

35

4

susah mendapatka sentana (keturunan)

40

5

dirgahayu, rezekinya lancer dan menanjak

60

6

merana, sering sakit

30

7

mengalami suka duka, baik buruk dalam perjalanan hidupnya, menuju bahagia

70

8

sukar untuk memenuhi hajat hidupnya sehari-hari, bahkan sampai kekurangan (terak)

20

9

kurang hati-hati, kesakitan tak henti-hentinya mewarnai kehidupannya, sampai menimbulkan kekecewaan dan penyesalan hidup

15

10

mendapatkan wibawa serta disegani bagaia raja/ratu yang berkuasa, sehingga dapat mengayomi keluarga

90

11

mendapat sukses dalam perjalanan hidup, tercapainya cita-citanya dengan penuh kepuasan (sidha serta sabita)

95

12

sedana nulus, rezeki lancar/gampang

85

13

dirgayusa, panjang umur, rezekinya berkepanjangan

90

14

mendapatkan kebahagiaan /kesenangan selalu

70

15

sering mengalami kesusahan, keadaan buruk serta banyak problem

25

16 atau habis

memperoleh kebahagiaan/kesenangan

65

e. Tenung Pertemuan Nama (Lontar Jayabaya)

Tabel 9. Perhitungan Tenung Tripramana

Sisa

Keterangan

Nilai

1

Suami istri rukun, tetapi alah satu mau menang sendiri

50

2

Suami istri rukun, tetapi sering terjadi keributan atau cekcok, tidak ada yang mau mengalah, pikiran selalu bimbang

40

3

Selalu ditimpa kesulitan dan akan terjadi perceraian

20

4

sangat menderita, watak baik, tetapi akan terjadi peceraian hidup atau mati

25

5

Selalu mendapat keabahagiaan, watak baik, cepat mendapat kedudukan/pangkat

75

6

cepat mendapat kekayaan dan kekal.

80

7 atau habis

Kehidupan sempurna, disegani oleh keluarga dan masyarakat

100

  • 2.2.2.    Nilai Fuzzy

Pada variabel kecocokan ini dibagi dalam 4 himpunan fuzzy yaitu Tidak Jodoh (<30), Kurang Jodoh (25 ≤ KC ≤ 60), Berjodoh (55 ≤ KC ≤ 80) dan Sangant Berjodoh (> 80).Dari pembagian kategori ini nantinya dapat diketahui fungsi keanggotaan pada setiap himpunan fuzzy jodoh, kurang jodoh, berjodoh dan sangat berjodoh. Adapun penjelasannya dapat diuraikan sebagai berikut:

Himpunan Tenung Peramalan Jodoh

Gambar 2. Himpunan TenungPeramalan Jodoh

1 ;

μTIDAKJODOH = (30-x)


5


x ≤ 25 1 ;  25 ≤ x ≤ 30j


(^25) ; 25 ≤ x ≤ 30

μKURANG JODOH=   1;       30x55

t(60- ;   55 ≤x≤ 60


μBERJODOH =


  • -  (x-55)

5 1 ; (80-x)

  • 5      ;


; 55 ≤ x ≤ 60

60 ≤ x ≤ 75

75 ≤ x ≤ 80


μSANGAT JODOH


C 75) ; 75 ≤χ80j

11 ;        x≥ 80∫


(1)

  • (2)

  • (3)

  • (4)


Contoh Rule/Aturan

  • a.    IF TUP Tidak Jodoh AND TUC Tidak Jodoh AND TJK Kurang Jodoh AND TJ Berjodoh AND TT Tidak Jodoh THEN TH Tidak Jodoh

  • b.    IF TUP Berjodoh AND TUC Kurang Jodoh AND TJK Kurang Jodoh AND TJ Kurang Jodoh AND TT Berjodoh THEN TH Kurang Berjodoh

  • c.  IF TUP Berjodoh AND TUC Kurang Jodoh AND TJK Kurang Jodoh AND TJ Sangat

Berjodoh AND TT Berjodoh THEN TH Berjodoh

  • d.  IF TUP Kurang Jodoh AND TUC Berjodoh AND Kurang Jodoh TJK AND TJ Berjodoh

THEN TT Berjodoh TH Berjodoh

  • e.    IF TUP Jodoh AND TUC Jodoh AND TJK Jodoh AND TJ odoh AND TT Jodoh THEN TH Jodoh

  • f.    IF TUP Sangat Jodoh AND TUC Sangat Jodoh AND TJK SAngat Jodoh AND TJ Sangat Jodoh AND TT Sangat Jodoh THEN TH Sangat Jodoh

  • 2.2.3    Penerapan Nilai Fuzzy

Contoh kasus seorang pengguna menginputkan data dengan nama Wika dan tanggal

lahir 6 Maret 1990 serta nama pasangannya Utami dengan tanggal lahir 6 Mei 1991.

Dari input data tersebut akan didapatkan hasil seperti berikut:

  • 1.    Tenung Jatukarma: sisa 3 dengan keterangan peta, sering bertengkar. Dengan nilai 30

  • 2.    Tenung Urip Catur :sisa 2 yaitudana berarti rumah tangga keadaan keuangannya baik.

Dengan nilai 65

  • 3.    Tenung Urip Panca : sisa 2 yaitu gembili berarti banyak anak. Dengan nilai 65

  • 4.    Tenung Tri Pramana : sisa 13 yaitu dirgayusa, panjang umur, rezekinya berkepanjangan.

Dengan Nilai 85

  • 5.    Tenung Pertemuan Nama:Sisa 2 yaitu Suami istri rukun, tetapi sering terjadi keributan atau cekcok, tidak ada yang mau mengalah, pikiran selalu bimbang. Dengan Nilai 45

Kasus I

  • 1.    Mencari derajat keanggotaan masing-masing himpunan pada tiap variable

  • a.    Variabel Umur

Himpunan Fuzzy Variabel Jatukarma (nilai 30)

µKurangJodoh(30)=(x-25)/5

=1

  • b.  Variabel Tenung Urip Catur

µBerjodoh (65)= 1

  • c.  Variabel Tenung Urip Panca

µBerjodoh (65)= 1

  • d.  Variabel Tenung Pertemuan Nama (Jayabaya)

µKurangJodoh(45) = 1

  • e.  Variabel Tenung Tripramana

µASangat Jodoh(85)= 1

  • 2.    Mencari nilai α-predikat min dengan menggunakan aturan diatas.

  • a.    α-predikat1     = μJTK [30]∩ μTUC[65] ∩ μTUP[65] ∩ μTJ [45] ∩ μTT [85]

= min(1; 1; 1; 1; 1; ) =1 = Kurang Jodoh

Lihat himpunan sedikit pada grafik keanggotaan variable Tenung, ((30-x))/5=1, z1 = 25

Fungsi min µ Tenung = 25

  • b.    α-predikat2    = μJTK [30]∩ μTUC[65] ∩ μTUP[65] ∩ μTJ [45] ∩ μTT [85]

= min(1; 1; 1; 1; 1) =1 = Kurang Jodoh

Lihat himpunan sedikit pada grafik keanggotaan variable Tenung, ((60-x))/5=1, z2 = 55

Fungsi min µ Tenung = 55

  • c.    α-predikat3    = μJTK [30]∩ μTUC[65] ∩ μTUP[65] ∩ μTJ [45] ∩ μTT [85]

= min(1; 1; 1; 1; 1) =1 = Berjodoh

Lihat himpunan sedikit pada grafik keanggotaan variable Tenung, ((80-x))/5=1 ,z3 = 75

Fungsi min µ Tenung = 75

  • d.    α-predikat4    = μJTK [30]∩ μTUC[65] ∩ μTUP[65] ∩ μTJ [45] ∩ μTT [85]

= min(1; 1; 1; 1; 1) =1 = Sangat berjodoh

Lihat himpunan sedikit pada grafik keanggotaan variable Tenung, ((x-75))/5=1 , z4 = 80

Fungsi min µ Tenung = 80

  • 3.    Penegasan (Defuzzy)

*     ∑ajZi

(5)

(6)


∑ ai

, α 1.z1+ α2.z2+ α3.z3+ α4.z4+ α5.z5+ α6.z6 z =

a1+α2+α3+α4

_ 2*25+ 1*55+ 1*75+ 1*80

1+1+1+1

Maka , titik pusat dapat diperoleh dari: z = 58,75

Jadi hasil tenung adalah Berjodoh

  • 3.    Kajian Pustaka

    • 3.1    Fuzzy Logic

Konsep logika fuzzy pertama sekali diperkenalkan oleh Professor Lotfi A.Zadeh dari Universitas California, pada bulan Juni 1965. Logika fuzzy merupakan generalisasi dari logika klasik yang hanya memiliki dua nilai keanggotaan antara 0 dan 1. Dalam logika fuzzy, nilai kebenaran suatu pernyataan berkisar dari sepenuhnya benar sampai dengan sepenuhnya salah. Dengan teori himpunan fuzzy, suatu objek dapat menjadi anggota dari banyak himpunan dengan derajat keanggotaan yang berbeda dalam masing-masing himpunan. Konsep ini berbeda dengan teori himpunan klasik (crisp).

Implementasi logika fuzzy dapat diterapkan dalam bidang kesehatan. Penelitian dalam penggunaan logika fuzzy dalam bidang ini seperti perancangan aplikasi informatika medis untuk penatalaksanaan Diabetes Mellitus secara terpadu. Jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia menunjukkan angka yang sangat mencengangkan. Tingginya angka ini menyebabkan perlunya tindakan antisipasi dan penatalaksanaan yang tepat bagi penyandang DM. Pada penelitian ini, dibangun sebuah model sistem yang memanfaatkan beberapa teknik dalam informatika medis untuk penatalaksanaan DM secara terpadu. Pada sistem yang dibangun, untuk mendapatkan tingkat resiko DM diperlukan suatu mekanisme inferensi dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut. Pada model yang diusulkan, digunakan pendekatan basis aturan. Fuzzy inference system digunakan untuk kepentingan tersebut. Beberapa fitur diberikan dalam sistem ini, seperti: penentu tingkat resiko DM, diagnosis DM, diagnosis komplikasi DM, penentu menu harian, penentu latihan jasmani, dan penentu farmakoterapi. Pemrograman berbasis web, pemrograman desktop, pemrograman pocket PC, dan pemrograman berbasis SMS digunakan untuk keperluan tersebut. Sistem dirancang untuk

dapat digunakan oleh berbagai pihak dengan perbedaan hak akses, seperti: penyandang DM, dokter, perawat, ahli gizi, administrator, masyarakat umum, dan laboran. Sistem yang dibangun dengan basisdata yang terpusat ini memungkinkan para pengguna untuk berbagi data meskipun beberapa aplikasi dibangun dengan platform yang berbeda.Melalui sistem ini, pelayanan kesehatan dapat dilakukan meskipun terhalang oleh jarak dan waktu [6].

  • 3.2    Himpunan Fuzzy

Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu objek x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan μA[x], memiliki 2 kemungkinan yaitu sebagai berikut:

  • 1.    satu (1), yang berarti bahwa suatu objek menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau

  • 2.    nol (0), yang berarti bahwa suatu objek tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan [6].

Misalkan variabel umur dibagi 3 kategori sebagai berikut :

MUDA           : umur < 35 tahun

PAROBAYA      : 35 ≤ umur ≤ 55 tahun

TUA              : umur > 55 tahun

Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan MUDA ( μMUDA [34thn] = 1).

Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK MUDA (μMUDA [35thn -1 hr] = 0).

Adanya perubahan kecil saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan.Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal tersebut.Seseorang dapat masuk dalam 2 himpunan yang berbeda, MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dsb.Seberapa besar eksistensinya dalam himpunan tersebut dapat dilihat berdasarkan nilai keanggotaannya.

4. Hasil dan Pembahasan

Gambar 4 menunjukkan persentase rata-rata ketepatan, kegagalan dan kesalahan

Gambar 4. Tampilan Awal Peramalan Jodoh

Pada halaman jodoh terdapat tombol kembali ke menu utama yang terletak pada pojok kanan atas halaman. Terdapat pula kolom untuk input nama pengguna, tombol set tanggal serta tombol analisa Jodoh.

Terdapat pula Kolom Konfigurasi yang disediakan untuk memilih atau mengatur tenung apa saja yang diinginkan dalam proses peramalan jodoh si user. Pada kolom tersebut cukup memasukkan nilai berupa persentase keterlibatan untuk masing-masing tenung.

Gambar 5. Input nama dan tanggal

Setelah melakukan input data nama serta tanggal lahir pengguna serta pasangannya, proses analisa peramalan dapat dilanjutkan dan akan mendapatkan hasil seperti pada Gambar 6.

Gambar 6.Tampilan Hasil Peramalan Jodoh

Setelah dilakukan beberapa kali perhitungan dengan inputan nama dan tanggal yang berbeda serta dengan konfigurasi keterlibatan dari tenung yang tersedia maka didapatkan hasil seperti pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil

perjodohan dengan konfigurasi berbeda

Nama dan Tanggal Lahir

Konfigurasi Tenung

Hasil Akhir

Pengguna

Pasangan

Satwika

2 Oktober 1996

Utami

2 Juni 1997

Tenung Jatukarma 20%

Tenung Urip Panca 20%

Tenung Urip Catur 20%

Tenung Tripramana 20%

Tenung Jayabaya 20%

Berjodoh 70%

Satwika

2 Oktober 1996

Utami

2 Juni 1997

Tenung Jatukarma 100%

Tenung Urip Panca 0%

Tenung Urip Catur 0%

Tenung Tripramana 0%

Tenung Jayabaya 0%

Berjodoh 75%

Satwika

Utami

Tenung Jatukarma 5%

Kurang Berjodoh

2 Oktober 1996

2 Juni 1997

Tenung Urip Panca 5%

Tenung Urip Catur 25%

Tenung Tripramana 55%

Tenung Jayabaya 10%

45%

Satwika

2 Oktober 1996

Utami

2 Juni 1997

Tenung Jatukarma 10%

Tenung Urip Panca 15%

Tenung Urip Catur 15%

Tenung Tripramana 10%

Tenung Jayabaya 50%

Sangat Berjodoh 81%

Satwika

22 nopember 1991

Sri

30 Agustus 1992

Tenung Jatukarma 20%

Tenung Urip Panca 20%

Tenung Urip Catur 20%

Tenung Tripramana 20%

Tenung Jayabaya 20%

Kurang Jodoh 29%

Satwika

22 nopember 1991

Sri

30 Agustus 1992

Tenung Jatukarma 35%

Tenung Urip Panca 50%

Tenung Urip Catur 5%

Tenung Tripramana 5%

Tenung Jayabaya 5%

Kurang Jodoh 42%

Satwika

22 Nopember 1991

Sri

30 Agustus 1992

Tenung Jatukarma 30%

Tenung Urip Panca 50%

Tenung Urip Catur 5%

Tenung Tripramana 15%

Tenung Jayabaya 0%

Kurang Jodoh 43%

Bule

30 Mei1999

Ana

5 Juni 2000

Tenung Jatukarma 20%

Tenung Urip Panca 20%

Tenung Urip Catur 20%

Tenung Tripramana 20%

Tenung Jayabaya 20%

Berjodoh 74%

Bule

30 Mei1999

Ana

5 Juni 2000

Tenung Jatukarma 25%

Tenung Urip Panca 25%

Tenung Urip Catur 25%

Tenung Tripramana 25%

Tenung Jayabaya 0%

Berjodoh 71%

Bule

30 Mei1999

Ana

5 Juni 2000

Tenung Jatukarma 60%

Tenung Urip Panca 5%

Tenung Urip Catur 5%

Tenung Tripramana 20%

Tenung Jayabaya 10%

Berjodoh 72%

Bule

30 Mei1999

Ana

5 Juni 2000

Tenung Jatukarma 15%

Tenung Urip Panca 5%

Tenung Urip Catur 35%

Tenung Tripramana 40%

Tenung Jayabaya 5%

Berjodoh 67%

  • 5.    Kesimpulan

Metode Fuzzy dapat diterapkan pada Aplikasi Peramalan Watak dan Perjodohan sertadibuat dengan bahasa pemrograman Java menggunakanEclipse sebagai IDE. Database yang digunakan adalah SQLite. Dalam Aplikasi Peramalan, Metode Fuzzy digunakan dalam mengambil kesimpulan untuk menambah keakuratan kesimpulan akhir dengan cara menggabungkan hasil kelima tenung untuk menentukan tingkat perjodohan dari nama serta tanggal lahir user. Kesimpulan yang dihasilkan berupa Tidak Jodoh, Kurang Jodoh, Berjodoh serta Sangat berjodoh.

Daftar Pustaka

  • [1]    Kusuma, Sri Rsi Ananda. Wariga Dewasa. Morodadi: Denpasar. 1979.

  • [2]    Ardhana, I.B.Suparta. Pokok-pokok Wariga, Surabaya:Paramitha. 2009.

  • [3]  Rini, Ayu. Astrologi Hindu. Denpasar: Burat Wangi. 2012.

  • [4]  Aryana, I.B.Putra Manik. Tenung Wariga-Kunci Ramalan Astrologi Bali4, Surabaya:

Paramitha. 2010.

  • [5]    Arwati, Ni Made Sri. Ramalan Terhadap Hari Kelahiran Manusia.Denpasar. 2010.

  • [6]  Saelan, Athia. Logika Fuzzy. Bandung :Institut Teknologi Bandung. 2009.

Aplikasi Peramalan Watak dan Perjodohan Berdasarkan Wariga Bali Berbasis

Android dengan Metode Fuzzy (I Putu Satwika Putra)

391