INTEGRASI PENGETAHUAN LINGKUNGAN, SISTEM KERJA KINERJA TINGGI HIJAU, DAN GREEN AMIDEXTERITY TERHADAP KINERJA LINGKUNGAN UKM DI TALAUD
on
E-Jurnal Manajemen, Vol. 12, No. 2, 2023:179-197 ISSN : 2302-8912
DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2023.v12.i02.p04
INTEGRASI PENGETAHUAN LINGKUNGAN, SISTEM KERJA KINERJA TINGGI HIJAU, DAN GREEN AMIDEXTERITY TERHADAP KINERJA LINGKUNGAN UKM DI TALAUD
Elisabeth Amiman1
Netania Emilisa 2
1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen, Universitas Trisakti, DKI Jakarta, Indonesia
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini meneliti pengaruh Environmental Knowledge Integratoin (EKI), Green HighPerformance Work System (GHPWS), Green Ambidexterity (GA) terhadap Environmental Performance (EP) pada UKM di Talaud. Dimana tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh Environmental Knowledge Integratoin (EKI), Green High Performance Work System (GHPWS), Green Ambidexterity (GA) terhadap Environmental Performance (EP) pada UKM serta membantu UKM dalam menghadapi masalah lingkungan Ekologi yang muncul. Dengan menyebarkan Kuesioner kepada karyawan yang bekerja di UKM di Talaud dan terkumpul 120 tanggapan dari survei yang di lakukan. Dari survei serta pengolahan data yang di temukan penelitian ini menunjukan bahwa Environmental Knowledge Integration (EKI) tidak harus mencerminkan tekanan pemangku kepentingan namun tindakan proaktif dalam mengurangi masalah keberlanjutan dalam meningkatkan Environmental Performance (EP), dan dalam hal ini Green High Performance Work System (GHPWS) Diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan untuk membawa keyakinan dalam nilai nilai hijau ke dalam kerja. Praktik Green High Performance Work System (GHPWS) sangat membantu UKM dalam proses pelatihan, Rekrutmen, seleksi, evaluasi kinerja kompensasi bahkan kebijakan partisipasi karyawan serta untuk mempertahankan proses hijau dan inovasi produk dimana ini dapat meningkatkan Environmental Performance (EP).
Kata Kunci: Environmental Knowledge Integratoin; Green HighPerformance Work System; Green Ambidexterity; Environmental Performance.
ABSTRACT
This study examines the effect of Environmental Knowledge Integratoin (EKI), Green High Performance Work System (GHPWS), Green Ambidexterity (GA) on Environmental Performance (EP) in SMEs in Talaud. Where the purpose of this study is to analyze the effect of Environmental Knowledge Integration (EKI), Green High Performance Work System (GHPWS), Green Ambidexterity (GA) on Environmental Performance (EP) in SMEs and assist SMEs in dealing with emerging ecological environmental problems. By distributing questionnaires to employees working in SMEs in Talaud and collecting 120 responses from the survey conducted. From the survey and data processing, this research found that Environmental Knowledge Integration (EKI) does not have to reflect stakeholder pressure but is a proactive action in reducing sustainability issues in increasing Environmental Performance (EP), and in this case the Green High Performance Work System (GHPWS). ) Required to acquire, develop, and retain employees to bring the belief in green values into the workforce. The practice of the Green High Performance Work System (GHPWS) greatly assists SMEs in the process of training, recruitment, selection, evaluation of compensation performance and even employee participation policies as well as for maintaining green processes and product innovation where this can improve Environmental Performance (EP).
Kata Kunci: Environmental Knowledge Integratoin; Green HighPerformance Work System; Green Ambidexterity; Environmental Performance.
PENDAHULUAN
Makin pesatnya perkembangan industri modern menyebabkan masalah lingkungan ekologi muncul secara global sehingga pada saat ini organisasi secara langsung berkontribusi dalam menangani masalah lingkungan yang sudah menjadi perhatian global, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi setiap organisasi/perusahaan dalam menanggapinya. SDM (sumber daya manusia) juga berpengaruh terhadap sebuah organisasi yang mana dengan sumberdaya manusia yang berkualitas perusahaan dapat meningkatkan environmental performance yang positif dan bertujuan untuk mendorong karyawan dalam mempraktikkan perlindungan lingkungan dan perilaku hijau karyawan secara aktif, sumber daya manusia memiliki satu strategi penerapan perilaku hijaunya yaitu GHRM (Green Human Resource Management), yang mana GHRM (Green Human Resource Management) mewakili aspek environmental performance dengan HRM yang merupakan kunci dalam pengelolaan lingkungan dan berperan penting dalam mencapai tujuan organisasi (Úbeda-García et al., 2022)
GHRM (Green Human Resource Management) merupakan kebijakan yang melibatkan aspek lingkungan untuk menjaga kelestarian alam dalam pengelolaan sebuah organisasi dalam penelitian ini. Green High Performance Work System (GHPWS) juga merupakan salah satu bentuk praktik GHRM yang berkaitan dengan kegiatan hijau. Selain GHPWS, green ambidexterity ini juga merupakan satu bentuk praktik yang berkaitan dengan produk, proses, dan juga layanan untuk tujuan perlindungan lingkungan, maka dari itu green ambidexterity juga dapat membantu organisasi dalam menangani masalah lingkungan yang sedang dihadapi saat ini (Úbeda-García et al., 2022)
Environmental performance sekarang ini telah menjadi isu utama dalam organisasi, akan tetapi “environmental performance ini hanya berfokus pada organisasi yang ada di perusahaan besar, sedangkan pada usaha kecil dan menengah (UKM) environmental performance belum terlalu di perhatikan (Zahoor & Gerged, 2021)”. Selanjutnya, pengetahuan dan pengaplikasian dalam environmental knowledge integratoin (EKI), green high performance work system (GHPWS), green ambidexterity (GA) terhadap environmental performance (EP) pada usaha kecil menengah (UKM) di Talaud, belum sepenuhnya di terapkan. Hal ini mengakibatkan permasalahan lingkungan mulai bermunculan, sehingga penerapan environmental knowledge integratoin (EKI), green high erformance work system (GHPWS), green ambidexterity (GA) terhadap environmental performance (EP) pada usaha kecil menengah (UKM) di Talaud perlu di lakukan untuk meminimalisir bakan mengatasi terjadinya permasalahan yang timbul akibat aktivitas dari UKM itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Environmental Knowledge Integratoin (EKI), Green High Performance Work System (GHPWS), Green Ambidexterity (GA) terhadap Environmental Performance (EP) pada usaha kecil menengah (UKM) di Talaud. Selain itu penelitian ini di harapkan mampu untuk menganalisis Environmental Performance (EP) pada usaha kecil menengah (UKM)
di Talaud. Juga untuk menganalisis pengaruh Environmental Knowledge Integratoin (EKI) terhadap Environmental Performance (EP) pada karyawan usaha kecil menengah (UKM) di Talaud.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) dalam bidang kuliner di Talaud, memberikan saran bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) agar dapet meningkatkan environmental performance (EP) pada karyawan usaha kecil menengah (UKM) agar dapat membantu UKM dalam penanganan masalah kerusakan lingkungan yang sedang dihadapi saat ini. selanjutnya bagi peneliti diharapkan melalui penelitian ini wawasan akan peran nvironmental knowledge integratoin (EKI), green high performance work system (GHPWS), green ambidexterity (GA) terhadap environmental performance (EP) dapat berpengaruh dalam sebuah bisnis usaha. Serta hasil dari penelitian ini juga bisa menjadi referensi bagi peneliti yang ini meneliti lebih lanjut tentang pengaruh environmental knowledge integration (EKI), green high performance work system (GHPWS), green ambidexterity (GA) terhadap environmental performance (EP) pada usaha kecil menengah (UKM).
Environmental knowledge integration (EKI) merupakan informasi mengenai hubungan yang saling membutuhkan antara manusia dan lingkungan, dimana secara menyeluruh environmental knowledge integration (EKI) merupakan perilaku positif peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dimiliki individu, dimana ini bermanfaat bagi lingkungan. Menurut Lin & Niu, (2018) environmental knowledge integration (EKI) adalah melibatkan informasi yang dipunya oleh individu, yang bertujuan untuk menentukan dan mengkonfirmasi isu mengenai lingkungan, dimana ini memberikan kepada konsumen kemampuan untuk mengubah pengetahuan itu menjadi proses perilaku konsumen serta dampak yang ditimbulkan, terhadap lingkungan dari environmental knowledge integration tersebut. Dapat disimpulkan bahwa environmental knowledge integration (EKI) adalah pemahaman yang membahas pengaruh kesehatan dan keberlanjutan ekosistem lingkungan dimana kita tinggal, environmental knowledge integration juga didefinisikan sebagai pengetahuan dasar seseorang terhadap hal yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk membantu penerapan perlindungan terhadap lingkungan sekitar. Meningkatkan fungsionalitas proses pengambilan keputusan bersama dimana pengambilan keputusan bersama ini memiliki kaitan erat dengan environmental performance (EP) di UKM (small enterprises). Maka dari itu dalam setiap pengambilan keputusan di suatu UKM (small enterprises) sangat diperlukan peran dari environmental performance (EP), dimana environmental knowledge integration (EKI) memiliki hubungan positif dengan Environmental Performance (EP) krena saling bergantung satu dengan yang lain. Dari uraian ini terbentuklah hipotesis hubungan antara Environmental knowledge integration (EKI) dan Environmental Performance (EP) sebagai berikut:
H1: Environmental knowledge integration (EKI) berpengaruh positif terhadap Environmental Performance (EP)
Green High Performance Work System (GHPWS) memainkan peran penting dalam menghasilkan pencapaian organisasi terhadap Green Human Resource Management (GHRM), dimana menurut Hair et al., (2012) Green Human Resource Management (GHRM) adalah kegiatan manajemen sumber daya manusia, dimana perusahaan menggunakannya untuk meningkatkan kinerja lingkungan kearah yang lebih positif serta bertujuan untuk mendorong karyawan agar memiliki perilaku hijau serta menerapkannya dalam lingkungan perusahaan. Maka dari itu Úbeda-García et al., (2022) menjelaskan bahwa Green Human Resource Management (GHRM) adalah kunci utama dalam pengelolaan lingkungan oleh HRM (Human Resoures Managemen)” .
Green High Performance Work System (GHPWS) berasal dari dua penggbungan variable yaitu GHRM (Gren HRM) dan HRM (Human Resoures Managemen) dimana belakangan ini banyak perdebatan yang mengatakan bahwa HRM telah padu dalam literatur HPWS. Green High Performance Work System adalah salah satu peran penting dalam sebuah perusahaan untuk menghasilkan pencapaian organisasi terhadap Green Human Resource Management. Environmental Performance (EP) merupakan sebuah komitmen dari satu organisasi yang memiliki tujuan untuk melindungi serta merawat lingkungan, dimana komitmen ini dapat di terapkan oleh setiap UKM (small enterprises) untuk merangsang sikap hijau dari setiap karyawan yang di rekrut, diseleksi hingga melatih dan mengembangkan kinerja dari karyawan yang di rekrut. Adanya penilaian manajemen green high performance work system (GHPWS) dan environmental performance (EP) kepada karyawan, menyebabkan karyawan harus ikut berpatisipasi dalam pengelolahan lingkungan UKM (small enterprises) melalui green high performance work system (GHPWS), untuk meningkatkan kemampuan motivasi serta peluang. Karena itulah disisni dapat dilihat bahwa ada hubungan yang saling berkaitan antara green high performance work system (GPWS) dengan environmental performance (EP), dalam UKM (small enterprises). dari uraian di atas maka dibentuklah hipotesis ke dua yaitu:
H2: Green high performance work system (GHPWS) memiliki pengaruh positif terhadap environmental performance (EP).
Green ambidexterity (GA) merupakan kemampuan dinamis dalam meghadapi keadaan lingkungan yang selalu berubah dengan menggunakan peran manajemen untuk beradaptasi serta mengintegrasi dan mengkonfigurasi kembali ketrampilan dari sumberdaya organisasi. Menurut Úbeda-García et al., (2020) Green ambidexterity (GA) adalah kemampuan perusahaan untuk mengejar eksploitasi dan eksplorasi sebagai dua mode pembelajaran yang berbeda secara bersamaan”. Dari teori yang di kemukakan oleh Úbeda-García et al., (2020) dalam artikelnya maka dapat di simpulkan bahwa Green ambidexterity (GA) adalah sebuah kemampuan organisasi dalam menyelaraskan dan mengefisienkan setiap operasi organisasi secara bersamaan
dengan adaptif dan fleksibel yang mendukung organisasi untuk bersama berkontribusi dalam inovasi lingkungan. Green Ambidexterity (GA) berperan melakukan inovasi dengan kemampuan dinamis sehingga memastikan perusahaan berhasil menghadapi perubahan lingkungan yang sangat cepat dari waktu kewaktu, yang mana dalam menghadapi perubahan lingkungan organisasi perlu memperhatikan Environmental Performance (EP) dalam melakukan inovasi untuk mengahdapi perubahan lingkugan yang terjadi dengan sangat cepat dengan fokus pada diamana Green Ambidexterity (GA) menajdi alat dan strategi suatu UKM (small enterprises) untuk menghadapi masalah lingkungan dengan inovasi ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dampak positif terhadap Environmental Performance (EP), yang membentuk hipotesis ketiga sebagai berikut :
H3: Green Ambidexterity (GA) memiliki pengaruh positif terhadap Environmental Performance (EP)
Environmental Performance (EP) merupakan sebuah komitmen dengan asumsi perusahaan yang berupaya dalam melindungi lingkungan, dan menuju pada parameter operasi terukur dalam batas dari perawatan lingkungan (Úbeda-García et al., 2022). Definisi Environmental Performance (EP), Kim et al., (2019) menjelaskan bahwa kinerja perusahaan yang berusaha untuk meminimalkan bahkan menghilangkan emisi limbah dari operasi perusahaan, dimana hal ini di lakukan dengan mengevaluasi kinerja perusahaan secara lebih luas lagi dan tidak berfokus pada satu produksi bahkan produk. Maka dapat dimpulkan bahwa Environmental Performance (EP) merupakan komitmen dengan asumsi perusahaan untuk melindungi lingkungan dengan Environmental Performance sebagai acuan untuk hasil pengurangan efek negative terhadap ingkungan.
Definisi Environmental Performance lainnya yaitu Environmental Performance merupakan kinerja perusahaan dengan usaha untuk meminimalkan emisi limbah dari operasi perusahaan. Green Ambidexterity (GA) berperan melakukan inovasi dengan kemampuan dinamis sehingga memastikan perusahaan berhasil menghadapi perubahan lingkungan yang sangat cepat dari waktu kewaktu, yang mana dalam menghadapi perubahan lingkungan organisasi perlu memperhatikan Environmental Performance (EP) dalam melakukan inovasi untuk mengahdapi perubahan lingkugan yang terjadi dengan sangat cepat dengan fokus pada diamana Green Ambidexterity (GA) menajdi alat dan strategi suatu UKM (small enterprises) untuk menghadapi masalah lingkungan dengan inovasi ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dampak positif terhadap Environmental Performance (EP).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya oleh Zahoor & Gerged, (2021) dengan judul “Relational Capital, Environmental Knowledge Integration, and Environmental Performance of Small and Medium Enterprises in Emerging Markets” yang merupakan modifikasi dari beberapa penelitian, sehingga ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Úbeda-García et al., (2022) dengan judul “green
ambidexterity and environmental performance: The role of green human resources”. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis (hypothesis testing). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yaitu survei kuantitatif dimana diperlukan penyebaran kuesioner kepada karyawan UKM. Unit analisis dari penelitian ini adalah karyawan UKM di Talaud. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah empat variabel, yaitu tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Semua item di ukur menggunakan skala likert lima poin mulai dari 1 (sangat tidak setuju), hingga 5 (sangat setuju ), teknik pengambilan sampel yang di lakukan pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, untuk pengambilan sampel, dimana menurut (Sugiyono & Fian, 2015) metode purposive sampling ini merupakan teknik penentuan sampel atas pertimbangan tertentu. Dalam hal ini sampel terkecil dengan 24 item pertanyaan adalah sebanyak 120 responden.
UKM (small enterprises) membutuhkan environmental knowledge integratio untuk memahami pengetahuan yang relevan agar dapat memungkinkan pengembangan solusi untuk masalah sosial dan isu-isu lingkungan, sehingga bisa meningkatkan environmental performance (EP) pada UKM itu sendiri. Selain itu, pengaruh serta pengembangan dari green high performance work system , dan green ambidexterity perlu diperhatikan oleh UKM. Green high performance work system (dan green ambidexterity memiliki peran serta pengaru penting dalam berjalannya satu usaha, yang mana ini dibuktikan dengan adanya rekrutmen, seleksi, serta penerapan perilaku hijau terhadap setiap karyawan. Dalam Environmental Performance juga membawa dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan UKM. Sehingga, green high performance work system dan green ambidexterity perlu diperhatikan dan dipertimbakangkan dalam menjalankan UKM.
Di bawah ini merupakan rerangka konseptual dari pengaruh Environmental Knowledge Integratoin (EKI), Green High Performance Work System (GHPWS), Green Ambidexterity (GA) terhadap Environmental Performance (EP):
Gambar 1. Rerangka Konseptual
Sumber: (Úbeda-García et al., 2022; Zahoor & Gerged, 2021)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.
Uji Validitas dan Realibilitas Environmental Knowledge Integratoin (EKI)
Konstruksi dan Indikator |
Standardize Factor Cronbach’s Alpha Loading |
Mitra kami telah memberikan pengetahuan tentang Masalah lingkungan Mitra kami telah memberikan pengetahuan tentang Teknik dan manual pengelolaan lingkungan Mitra kami telah memberi kami pengetahuan tentang Desain produk/ proses untuk meningkatkan efisien lingkungan Mitra kami telah memberi kami pengetahuan tentang Penggunaan bahan yang dapat didaur ulang Mitra kami telah memberi kami pengetahuan tentang Keterampilan pencegahan polusi Mitra aliansi kami telah memberi kami pengetahuan tentang Teknologi lingkungan |
0.758 0.879 0.784 0.778 0.774 0.815 0.830 |
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2022
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa hasil uji validitas dari variabel Environmental Knowledge Integratoin (EKI) nilai dari factor loading yang diperoleh dari penelitian yaitu >0.50. hal ini berarti bahwa setiap item pernyataan untuk mengukur variabel ini dinyatakan layak atau tepat dan reliable.
Tabel 2.
Uji Validitas dan Realibilitas Green High Performance Work System (GHPWS)
Konstruksi dan Indikator |
Standardize Factor Loading |
Cronbach’s Alpha |
Kami menggunakan branding green employer untuk menarik karyawan ramah lingkungan. |
0.802 |
0.837 |
UKM (usaha kecil menengah) kami merekrut karyawan yang memiliki kesadaran hijau. |
0.795 | |
Kami mengembangkan program pelatihan dalam environment management untuk meningkatkan environmental awareness, keterampilan dan keahlian karyawan |
0.857 | |
Kami memiliki green knowledge management (environmental education and knowledge dengan perilaku untuk mengembangkan solusi pencegahan) |
0.827 |
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2022
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa hasil uji validitas dari variabel Green High Performance Work System (GHPWS) nilai dari factor loading yang di peroleh dari penelitian yaitu > 0.50, ini berarti bahwa setiap item pernyataan yang mengukur variabel ini dinyatakan layak atau tepat dan reliable
Tabel 3. |
Uji Validitas dan Realibilitas Green Ambidexterity (GA)
Konstruksi dan Indikator |
Standardize Factor Loading Cronbach’s Alpha |
UKM (Usaha kecil menengah) kami secara aktif meningkatkan produk, proses, dan layanan ramah lingkungan. UKM (Usaha kecil menengah) kami secara aktif menyesuaikan produk, proses, dan layanan ramah lingkungan saat ini UKM (Usaha kecil menengah) kami secara aktif memperkuat green market saat ini. UKM (Usaha kecil menengah) kami secara aktif memperkuat teknologi hijau saat ini |
0.840 0.846 0.831 0.786 0.851 |
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2022
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil uji validitas dari variabel Green Ambidexterity (GA), nilai dari factor loading yang di peroleh dari penelitian yaitu > 0.50, Hal berarti bahwa setiap item pernyataan untuk mengukur variabel ini dinyatakan layak atau tepat dan reliable.
Tabel 4.
Uji Validitas dan Realibilitas Environmental Performance (EP)
Constructs and Indicators |
Standardize Factor Loading |
Cronbach’s Alpha |
Tindakan yang dikembangkan di UKM (Usaha kecil menengah) saya untuk menjaga lingkungan telah berdampak |
0.797 |
0.925 |
pada Pengurangan total emisi toksik langsung dan tidak langsung. Tindakan yang dikembangkan di UKM (Usaha kecil | ||
menengah) saya untuk menjaga lingkungan telah berdampak pada Peningkatan volume bahan daur ulang. Tindakan yang dikembangkan di UKM (Usaha kecil |
0.719 |
0.925 |
menengah) saya untuk menjaga lingkungan telah berdampak pada peningkatan tingkat konsumsi energi terbarukan. |
0.809 |
0.925 |
Bersambung…
Lanjutan Tabel 4…
Constructs and Indicators |
Standardize Factor Loading |
Cronbach’s Alpha |
Tindakan yang dikembangkan di UKM (Usaha kecil menengah) saya untuk menjaga lingkungan telah berdampak |
0 728 |
O 9?5 |
pada peningkatan jumlah produk/jasa ramah lingkungan yang dikembangka Tindakan yang dikembangkan di UKM (Usaha kecil menengah) saya untuk menjaga lingkungan telah berdampak |
0.799 |
. 0.925 |
pada Pengurangan total konsumsi energi langsung dan tidak langsung | ||
UKM (Usaha kecil menengah) kami mengurangi limbah, dan emisi dari operasi UKM (Usaha kecil menengah) kami mengurangi dampak |
0.777 083 |
0.925 n Q?5 0.925 |
lingkungan dari produk/jasanya UKM (Usaha kecil menengah) kami mengurangi dampak |
0 772 |
O 9?5 |
negatif terhadap natural environment UKM (Usaha kecil menengah) kami mengurangi risiko |
0.753 |
. 0.925 |
environmental accidents and spills. UKM (Usaha kecil menengah) kami mengurangi | ||
penggunaan bahan, bahan kimia, dan komponen yang tidak dapat diperbarui |
0.745 |
0.925 |
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2022
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa hasil uji validitas dari variabel Environmental Performance (EP), nilai dari factor loading yang di peroleh dari penelitian yaitu > 0.50, hal ini berarti bahwa setiap item pernyataan untuk mengukur variabel ini dinyatakan layak atau tepat dan reliabel
Tabel 5.
Karakteristik Demografis Responden
Demographics |
Frequency |
Percentage |
Gender: | ||
Pria |
49 |
40.8% |
wanita |
71 |
59.2% |
Age: | ||
>30 Tahun |
29 |
24.2% |
18-20 Tahun |
34 |
28.3% |
21-25 Tahun |
40 |
33.3% |
26-29 Tahun |
17 |
14.2% |
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2022
Pada Tabel 5 terlihat profil responden berdasarkan gender karyawan berjenis kelamin pria yaitu 49 dan wanita yaitu 71 dengan jumlah keseluruhan responden yaitu
120 responden. Jumlah responden wanita lebih banyak dengan presentase 59,2% ini dikarenakan bahwa kebanyakan UK yang ada di Talaud merupakan UKM yang bergerak dibidang kuliner yang mana karyawan wanita dianggap lebih cekatan dalam memasak hingga melayani pelanggan dibandingkan dengan karyawan pria. Selanjutnya, berdasarkan usia karyawan diantaranya dari usia 18 hingga 30 tahun dimana mayoritas terbanyak diperoleh pada usia 21-25 tahun yaitu sebanyak 40 orang dibandingkan kan dengan karyawan yang berusia >30 tahun dengan jumlah respongen sebanyak 29 orang, 18-20 tahun sebanyak 34 orang, dan 26-30 tahun yaitu sebanyak 17 orang. Dapat dilihat bahwa karyawan dengan rentang usia 21 sampai 25 tahun ini memiliki semangat kerja yang lebih besar dimana pada usia ini karyawan lebih memiliki sikap bekerja keras, lebih produktif, serta telaten sehingga pada usia ini kinerja yang di hasikan pun lebih optimal
Tabel 6.
Statistik Deskriptif Environmental knowledge integration
No |
Environmental Knowledge Integratoin (EKI) |
Mean |
N |
1 |
Mitra kami telah memberikan pengetahuan tentang Masalah lingkungan |
4.53 |
120 |
2 |
Mitra kami telah memberikan pengetahuan tentang Teknik dan manual pengelolaan lingkungan |
4.56 |
120 |
3 |
Mitra kami telah memberi kami pengetahuan tentang Desain produk/ proses untuk meningkatkan efisien lingkungan |
4.53 |
120 |
4 |
Mitra kami telah memberi kami pengetahuan tentang Penggunaan bahan yang dapat didaur ulang |
4.60 |
120 |
5 |
Mitra kami telah memberi kami pengetahuan tentang Keterampilan pencegahan polusi |
4.61 |
120 |
6 |
Mitra aliansi kami telah memberi kami pengetahuan tentang Teknologi lingkungan |
4.53 |
120 |
Mean |
4.5569 |
120 | |
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2022 |
Dapat dilihat dari tabel 6 diketahui bahwa total rata-rata sebesar 4.5569 yang berarti responden setuju dengan Environmental knowledge integration pada UKM yang ada di Talaud. Hal ini menujukan bahwa nilai rata-rata terendah sebesar 4.53 yang artinya bahwa setiap karyawan merasa cukup mengerti tentang pekerjaan yang dia lakukan.
Tabel 7.
Statistik Descriptif Green High Performance Work system
No Green High Performance Work System (GHPWS) MeanN
ramah lingkungan.
kesadaran hijau.
Bersambung…
Lanjutan Tabel 7…
management untuk meningkatkan environmental awareness, keterampilan dan keahlian karyawan
education and knowledge dengan perilaku untuk mengembangkan solusi pencegahan)
Sumber: data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS, 2022
Dapat dilihat dari tabel 7 diketahui bahwa total rata-rata sebesar 4.5189 yang berarti responden setuju dengan green high performance work system pada UKM yang ada di Talaud. Hal ini menujukan bahwa nilai rata-rata terendah sebesar 4.48 yang artinya bahwa setiap karyawan merasa cukup mengerti tentang pekerjaan yang dia lakukan.
Tabel 8.
Statistik Descriptif Green Ambidexterity
No Green Ambidexterity (GA) Mean N
1 |
UKM (Usaha kecil menengah) kami secara aktif |
4.58 |
120 | ||
meningkatkan lingkungan. |
produk, proses, dan layanan |
ramah | |||
2 |
UKM (Usaha menyesuaikan lingkungan saat |
kecil menengah) kami secara produk, proses, dan layanan ini |
aktif ramah |
4.58 |
120 |
3 |
UKM (Usaha kecil menengah) kami secara memperkuat green market saat ini. |
aktif |
4.61 |
120 | |
4 |
UKM (Usaha |
kecil menengah) kami secara |
aktif |
5.57 |
120 |
memperkuat teknologi hijau saat ini.
Mean 4.5813 120
Sumber: data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS, 2022
Dapat dilihat dari tabel 8 diketahui bahwa total rata-rata sebesar 4.5813 yang berarti responden setuju dengan Green Ambidexterity pada UKM yang ada di Talaud. Hal ini menujukan bahwa nilai rata-rata terendah sebesar 4.58 yang artinya bahwa setiap karyawan merasa cukup mengerti tentang pekerjaan yang dia lakukan.
Tabel 9. Statistik Descriptif Environmental Performance (EP) | |||
No |
Environmental Performance (EP) |
Mean |
N |
1 |
Tindakan yang dikembangkan di UKM (Usaha kecil menengah) saya untuk menjaga lingkungan telah berdampak pada Pengurangan total emisi toksik langsung dan tidak langsung |
4.50 |
120 |
2 |
Tindakan yang dikembangkan di UKM (Usaha kecil menengah) saya untuk menjaga lingkungan telah berdampak pada Peningkatan volume bahan daur ulang |
4.58 |
120 |
3 |
Tindakan yang dikembangkan di UKM (Usaha kecil menengah) saya untuk menjaga lingkungan telah berdampak pada peningkatan tingkat konsumsi energi terbarukan |
4.49 |
120 |
Bersambung…
Lanjutan Tabel 9… | |||
No |
Environmental Performance (EP) |
Mean |
N |
4 |
Tindakan yang dikembangkan di UKM (Usaha kecil menengah) saya untuk menjaga lingkungan telah berdampak pada peningkatan jumlah produk/jasa ramah lingkungan yang dikembangkan |
4.54 |
120 |
5 |
Tindakan yang dikembangkan di UKM (Usaha kecil menengah) saya untuk menjaga lingkungan telah berdampak pada Pengurangan total konsumsi energi langsung dan tidak langsung |
4.53 |
120 |
6 |
UKM (Usaha kecil menengah) kami mengurangi limbah, dan emisi dari operasi |
4.55 |
120 |
7 |
UKM (Usaha kecil menengah) kami mengurangi dampak lingkungan dari produk/jasanya. |
4.54 |
120 |
8 |
UKM (Usaha kecil menengah) kami mengurangi dampak negatif terhadap natural environment. |
4.49 |
120 |
9 |
UKM (Usaha kecil menengah) kami mengurangi risiko environmental accidents and spills. |
4.56 |
120 |
10 |
UKM (Usaha kecil menengah) kami mengurangi penggunaan bahan, bahan kimia, dan komponen yang tidak dapat diperbarui |
4.60 |
120 |
Mean |
4.5375 |
120 | |
Sumber: data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS, 2022 |
Dapat dilihat dari tabel 9 diketahui bahwa total rata-rata sebesar 4.5375 yang berarti responden setuju dengan Environmental Performance pada UKM yang ada di Talaud. Hal ini menujukan bahwa nilai rata-rata terendah sebesar 4.49 yang artinya bahwa setiap karyawan merasa cukup mengerti tentang pekerjaan yang dia lakukan.
Tabel 10.
Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis |
β |
ρ-value (<0.05) |
keputusan |
H1: Environmental knowledge integration (EKI) → Environmental Performance (EP) |
0.604 |
0.000 |
Didukung |
H2: Green High Performance Work System (GHPWS → Environmental Performance (EP). |
0.026 |
0.449 |
Tidak didukung |
H3: Green Ambidexterity (GA)→Environmental Performance (EP). |
1.365 |
0.000 |
Diukung |
Sumber: data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS, 2022
Dalam penelitian ini hipotesis pertama menyatakan bahwa Environmental knowledge integration berpengaruh positif terhadap Environmental Performance. Hasil yang didapatkan adalah benar bahwa environmental knowledge integration (X) berpengaruh positif terhadap environmental performance (Y), dan ini di perkuat dengan hasil pengujian hipotesis pertama yaitu estimasi (β) adalah sebesar 0.604 dengan p-value 0.000 < alpha 0.50 , maka dari itu keputusan dari pengujian statistik ini adalah Ha1 diterima dan H01 ditolak.
Dimana hasil penelitian ini di dukung oleh peneliti sebelumnya yaitu oleh Zahoor & Gerged, (2021) dimana environmental knowledge integration (EKI) memiliki pengaruh positif terhadap environmental performance (EP)”. Kinerja lingkungan UKM yang menerapkan environmental knowledge integration (EKI)
dalam kinerjnya seperti komitmen, pengambilan keputusan bersama, dan integrasi pengetahuan ini memiliki kemungkina besar berkaitan positif dengan environmental performance (EP) (Zahoor & Gerged, 2021; Ben Arfi et al. 2018; Machado et al., 2020; Yi et al., 2016). Maka dari itu environmental knowledge integration (EKI) yang tinggi dapat meningkatkan environmental performance (EP), pada karyawan UKM di Talaud.
Hasil uji hipotesis kedua dalam penelitian ini yaitu menguji green high performance work system (GHPWS) (X2) tidak berpengaruh positif terhadap environmental performance (Y) dan tidak signifikan, maka di temukan bahwa estimasi (β) sebesar 0.026 dengan p-value 0.449 > alpha 0.05. sehingga, dapat di simpulkan bahwa H02 diterima dan Ha2 ditolak.
Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian sebelumnya yakni dari Úbeda-García et al., (2022) dimana green high performance work system (GHPWS) tidak memiliki pengaruh positif terhadap Environmental Performance (EP). Hubungan antara green high performance work system (GHPWS) dan environmental performance (EP) ini menghasilkan ketidak signifikanan dan hasil ini tidak dapat di bandingkan dengan peneliti lain karena sejauh ini diketahui bahwa belum ada peneliti yang menemukan terciptanya pengaruh positif dari variabel green high performance work system (GHPWS) dan environmental performance (EP). Hasil yang di peroleh dari penelitian ini sesuai dengan ide dasar penelitian, diaman hubungan antara green high performance work system (GHPWS) dan environmental performance (EP) ini menghasilkan ketidak signifikanan seperti yang sudah di kemukakan oleh (Úbeda-García et al., 2022,Ben Arfi et al., 2018,Paauwe, 2009). Dari sini dapat terlihat bahwa Green High Performance Work System (GHPWS) yang tinggi tidak dapat meningkatkan Environmental Performance (EP), pada karyawan UKM di Talaud.
Hasil uji hipotesis ketiga yang menguji pengaruh green ambidexterity (GA) terhadap environmental performance (EP), diketahui estimasi (β) adalah sebesar 1.365 dengan p-value 0.000 < alpha 0.50. Maka keputusan dari pengujian statistik ini adalah Ha3 diterima dan H03 ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa green ambidexterity (GA) (X) berpengaruh positif terhadap environmental performance (Y).
Hasil penelitian ini di dukung oleh peneliti sebelumnya oleh Úbeda-García et al., (2022) dimana green ambidexterity (GA) memiliki pengaruh positif terhadap environmental performance (EP). UKM yang menerapkan green ambidexterity (GA) dapat di konfirmasi bahwa UKM yang mengadopsi inovasi eksplorasi dan ekploitatif dalam kegiatan lingkungan mencapai environmental performance (EP) yang lebih besar (Singh et al., 2020). penelitian ini mengusulkan bahwa green ambidexterity (GA) dalam produk, layanan serta proses ini dapat meningkatkan environmental performance (EP) (Úbeda-García et al., 2022), dapat di lihat bahwa bahwa environmental knowledge integration (EKI) yang tinggi dapat meningkatkan environmental performance (EP) pada karyawan UKM di Talaud
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini menghasilkan tiga simpulan. Simpulan yang pertama adalah karyawan UKM di Talaud menganggap bahwa Environmental Knowledge Integratoin (EKI) memiliki peran penting sebagai motivator internal dikarenakan sifatnya yang mempercepat pertumbuhan, pembelajaran, serta perkembangan karyawan atau motivator eksternal. Dimana hal ini akan sangat bergunadan sangat di butuhkan oleh karyawan untuk mencapai tujuannya. penelitian ini juga menunjukan bahwa Environmental Performance (EP) bergantung pada Environmental Knowledge Integratoin (EKI), yang mana ini menunjukan bahwa Environmental Knowledge Integratoin (EKI) tidak harus mencerminkan tekanan pemangku kepentingan namun tindakan proaktif dalam mengurangi masalah keberlanjutan dalam meningkatkan Environmental Performance.
Simpulan kedua dari penelitian ini yaitu, green high performance work system (GHPWS) merupakan faktor anteseden dalam pengembangan green ambidexterity (GA) yang mana studi ini menyatakan bahwa green ambidexterity (GA) adalah faktor yang ramah lingkungan untuk UKM dan dapat ditingkatkan melalui green high performance works system. Green High Performance Work System juga diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan yang membawa keyakinan dalam nilai nilai hijau ke dalam kerja untuk membantu mendukung strategi perusahaa bersaing dengan pesaing melalui inovasi proses produk dan layanan ramah lingkungan dalam UKM di Talaud, ini juga ada kaitannya dengan mengelola sumber daya manusia ramah lingkungan yang pada dasarnya berfokus pada penyediaan pelatihan bagi karyawan, dimana diharapkan bahwa para manajer dapat memperluas praktik Green HighPerformance Work System (GHPWS) mengingat hal ini membantu UKM dalam pelatihan, Rekrutmen, seleksi, evaluasi kinerja kompensasi bahkan kebijakan partisipasi yang mana ini dapat meningkatkan Environmental Performance secara signifikan. Namun terdapat juga variabel yang tidak bepengaruh positif yaitu antara variabel green high performance work system (GHPWS) terhadap environmental performance (EP) dan ini terbukti secara signifikan.
Simpulan ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara environmental knowledge integration (EKI) terhadap environmental performance (EP) dimana ini terbukti secara signifikan, juga terdapat pengaruh positif antara Green Ambidexterity (GA) terhadap Environmental Performance (EP) yang sudah teruji secara signifikan.Adanya kebergantungan environmental performance (EP) terhadap green ambidexterity (GA) ini, maka proses hijau inovasi produk dan layanan ini harus menjadi salah satu langkah yang proaktif dalam aktivitas UKM dimana ini memiliki tujuan yaitu untuk mengurangi bahkan menghilangkan dampak negatif lingkungan dari setiap UKM serta untuk meningkatkan environmental performance (EP) maka dengan begitu setiap masalah lingkungan serta dampak negatif yang timbul di lingkungan UKM dapat sedikit demi sedikit bisa di atasi, oleh sebab itu manager perlu mendorong setiap karyawanya untuk lebih lagi bisa
berpartisipasi dalam mempelajari bahkan melaksanakan environmental performance (EP) terhadap green ambidexterity (GA) dalam setiap pelaksanaan kerjanya. Selanjutnya UKM juga perlu lebih fokus lagi pada penilaian dan pemantauan kinerja serta aktivitas lingkungan dari setiap karyawannya, dimana ini dapat di lakukan dengan membentuk dewan independen untuk membantu memantau pekerjaan serta aktivitas lingkungan yang dilakukan oleh setiap karyawan untuk memberikan umpan balik lingkungan dari setiap pelanggan, manajer, hingga penyediaan kepada karyawan dalam progres terhadap pelaksanaan environmental performance (EP).
Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat mengeksplorasi lagi hubungan antara “green high performance work system (GHPWS) dan green ambidexterity (GA) ini, serta dapat dilengkapi juga dengan model logitudinal (Úbeda-García et al., 2022)”. Selanjutnya diharapkan untuk memiliki penilaian yang lebih, serta mencari berbagai model program partisipasi hijau, program seleksi hijau, dan program kompensasi hijau yang lebih banyak lagi agar dapat benar-benar memahami secara luas mekanisme yang menghubungkan “green high performance work system (GHPWS) dengan ambidexterity organisasi hijau (Úbeda-García et al., 2022)”.
Penelitian ini dilakukan pada beberapa UKM yang ada di Talaud, dengan menyebarkan kuesioner dan melibatkan sekitar 120 orang responden yang terkumpul, tentunya ukuran sampel penelitian ini terbilang relatif kecil yang mana meskipun ini sudah cukup besar untuk memberikan kekuatan dalam menguji hipotesis penelitian ini, namun diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat menambah lagi sampel penelitian agar mendapat hasil yangn lebih meyakinkan, karena semakin banyak responden yang diteliti maka ini akan semakin memperkuat hasil penelitian untuk dapat dipercaya, penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat melakukan penelitian tidak hanya pada UKM saja, tetapi bisa meneliti ke banyak industri hingga ke lintas industri yang lebih luas agar lewat penelitian selanjutnya dapat memperluas generalisasi dari setiap model.
REFERENSI
Al Kerdawy, M. M. A. (2019). The Role of Corporate Support for Employee Volunteering in Strengthening the Impact of Green Human Resource Management Practices on Corporate Social Responsibility in the Egyptian Firms. European Management Review, 16(4), 1079–1095. https://doi.org/10.1111/emre.12310
Ben Arfi, W., Hikkerova, L., & Sahut, J. M. (2018). External knowledge sources, green innovation and performance. Technological Forecasting and Social Change, 129(September), 210–220. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2017.09.017
Chang, K. H., & Gotcher, D. F. (2020). How and when does co-production facilitate ecoinnovation in international buyer-supplier relationships? The role of environmental
innovation ambidexterity and institutional pressures. International Business Review, 29(5), 101731. https://doi.org/10.1016/j.ibusrev.2020.101731
Chen, Y. S., Chang, C. H., & Lin, Y. H. (2014). The determinants of green radical and incremental innovation performance: Green shared vision, green absorptive capacity, and green organizational ambidexterity. Sustainability (Switzerland), 6(11), 7787–7806. https://doi.org/10.3390/su6117787
Crossley, R. M., Elmagrhi, M. H., & Ntim, C. G. (2021). Sustainability and legitimacy theory: The case of sustainable social and environmental practices of small and medium-sized enterprises. Business Strategy and the Environment, 30(8), 1–23. https://doi.org/10.1002/bse.2837
DIASH, A. F., & SYARIFAH, D. (2021). PengaruhEnvironmental Knowledge dan Environmental Concern terhadap Green Purchase Intention pada Generasi MilenialTitle. Journal.Unair.Ac.Id. https://e-
journal.unair.ac.id/BRPKM/article/view/26747/pdf
Hadjri, M. I., Perizade, B., Zunaidah, & Farla, W. (2019). Green Human Resource Management, Green Organizational Culture, and Environmental Performance: An Empirical Study. 100(Icoi), 138–143. https://doi.org/10.2991/icoi-19.2019.25
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2012). MULTIVARIATE DATA ANALYSIS. https://doi.org/10.1111/j.1744-7941.2011.00012.x
Janna, N. M. (2020). Konsep Uji Validitas dan Reliabilitas dengan Menggunakan SPSS. Artikel: Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Dakwah Wal-Irsyad (DDI) Kota Makassar, 18210047, 1–13.
Kim, Y. J., Kim, W. G., Choi, H. M., & Phetvaroon, K. (2019). The effect of green human resource management on hotel employees’ eco-friendly behavior and environmental performance. International Journal of Hospitality Management, 76(April 2018), 83– 93. https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2018.04.007
Liefländer, A. K., Bogner, F. X., Kibbe, A., & Kaiser, F. G. (2015). Evaluating Environmental Knowledge Dimension Convergence to Assess Educational Programme Effectiveness.
https://www.researchgate.net/publication/241237672_Evaluating_Environmental_ Knowledge_Dimension_Convergence_to_Assess_Educational_Programme_Effecti veness
Lin, S. T., & Niu, H. J. (2018). UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER PERILAKU PROSOSIAL. Business Strategy and the Environment, 27(8), 1679–
1688. https://doi.org/10.1002/bse.2233
Machado, M. C., Vivaldini, M., & de Oliveira, O. J. (2020). Production and supply-chain as the basis for SMEs’ environmental management development: A systematic literature review. Journal of Cleaner Production, 273.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.123141
Paauwe, J. (2009). Paauwe2009. Journal of Management Studies, 46(January).
Rakhmawati, A., Rahardjo, K., & Kusumawati, A. (2019). Faktor Anteseden dan Konsekuensi Green Supply Chain Management. Jurnal Sistem Informasi Bisnis, 9(1), 1. https://doi.org/10.21456/vol9iss1pp1-8
Rosita, E., Hidayat, W., & Yuliani, W. (2021). Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Perilaku Prososial. Jurnal Fokus, 4(4), 279–284.
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/7413-21921-1-PB (1).pdf
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). research methods for business.
www.wileypluslearningspace.com
Singh, S. K., Giudice, M. Del, Chierici, R., & Graziano, D. (2020). Green innovation and environmental performance: The role of green transformational leadership and green human resource management. Technological Forecasting and Social Change, 150(September 2019), 119762. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2019.119762
Sugiyono, & Fian. (2015). Teknik Purposive Sampling Serta Contohnya.
Tambahpinter.Com. https://tambahpinter.com/teknik-purposive-
sampling/#Pengertian_Purposive_Sampling_Menurut_Para_Ahli
Sun, H., Teh, P. L., & Linton, J. D. (2018). Impact of environmental knowledge and product quality on student attitude toward products with recycled/remanufactured content: Implications for environmental education and green manufacturing. Business Strategy and the Environment, 27(7), 935–945.
https://doi.org/10.1002/bse.2043
Suzantho, F., & Hadi, W. (2019). kajian kinerja lingkungan UKM di Surabaya menuju industri hijau. 3, 1–8.
Tamaroba, R. (2021). Talaud Dapat Kuota 6 Ribuan Penerima Bantuan Pelaku Usaha Mikro. Rri.Co.Id. https://rri.co.id/manado/nyiur-melambai/nusa-
utara/1273200/Talaud-dapat-kuota-6-ribuan-penerima-bantuan-pelaku-usaha-mikro
Úbeda-García, M., Claver-Cortés, E., Marco-Lajara, B., & Zaragoza-Sáez, P. (2020).
Toward a dynamic construction of organizational ambidexterity: Exploring the synergies between structural differentiation, organizational context, and interorganizational relations. Journal of Business Research, 112(June), 363–372. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.10.051
Úbeda-García, M., Marco-Lajara, B., Zaragoza-Sáez, P. C., Manresa-Marhuenda, E., & Poveda-Pareja, E. (2022). Green ambidexterity and environmental performance: The role of green human resources. Corporate Social Responsibility and Environmental Management, 29(1), 32–45. https://doi.org/10.1002/csr.2171
Yi, Y., Li, Y., Hitt, M. A., Liu, Y., & Wei, Z. (2016). The influence of resource bundling on the speed of strategic change: Moderating effects of relational capital. Asia Pacific Journal of Management, 33(2), 435–467. https://doi.org/10.1007/s10490-016-9458-z
Zahoor, N., & Gerged, A. M. (2021). Relational capital, environmental knowledge integration, and environmental performance of small and medium enterprises in emerging markets. Business Strategy and the Environment, 30(8), 3789–3803. https://doi.org/10.1002/bse.2840
197
Discussion and feedback