E-Jurnal Manajemen, Vol. 10, No. 11, 2021 : 1181-1200

ISSN : 2302-8912


DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2021.v10.i11.p07

PENGARUH NIM, LDR, NPL, BOPO TERHADAP ROA PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA DI INDONESIA

Dewa Putu Wisnu Pramana Putra1

Henny Rahyuda2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Unud), Bali, Indonesia email: [email protected]

ABSTRAK

Bank merupakan lembaga keuangan yang dituntut untuk dapat menghasilkan profitabilitas agar dapat menjalankan fungsi dan perannya. Penilaian profitabilitas menggunakan Return on Asset (ROA). Bilamana ROA suatu bank semakin tinggi, maka semakin besar kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh NIM (Net Interest Margin), LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), dan BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) terhadap ROA pada bank umum swasta nasional devisa (BUSN Devisa) di Indonesia. Penelitian dilakukan pada semua BUSN Devisa se-Indonesia terdaftar di OJK 2015-2019. Sampel sebanyak 135 melalui purposive sampling pada kategori BUSN Devisa di Indonesia yang menunjukkan ROA yang positif periode 2015-2019. Penelitian ini menggunakan observasi non partisipan dan regresi linier berganda. Hasil menunjukkan secara parsial NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA dan BOPO secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Sedangkan LDR dan NPL secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada BUSN Devisa di Indonesia.

Kata kunci : NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA

ABSTRACT

Banks are financial institutions that are required to generate profit in order to carry out their functions. Profitability assessment uses Return on Assets (ROA), when the ROA is higher, the greater is the bank s ability to generate profits. This study aims to analyze effect of NIM (Net Interest Margin), LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), and BOPO (Operational Income Operational Costs) on ROA at national foreign exchange private commercial banks (BUSN) in Indonesia. The research conducted at foreign exchange BUSNs in Indonesia registered in OJK 2015-2019. 135 sample obtaibed through purposive sampling which shows positive ROA for the 2015-2019 period. This study uses non-participant observation and multiple linear regression. Results show, partially NIM has a significant positive effect on ROA and BOPO partially have significant negative effect on ROA. Meanwhile, LDR and NPL partially do not have significant effect on ROA on foreign exchange BUSNs in Indonesia.

Keywords: NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA

PENDAHULUAN

Pengertian bank secara sederhana dapat diartikan sebagai “lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Dalam UU RI Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan hal tersebut dapat digambarkan bahwa bank pada hakekatnya merupakan lembaga keuangan antara financial intermediary) yang memiliki 3 tiga) kegiatan utama, yaitu: menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana tersebut merupakan kegiatan pokok perbankan, sedangkan kegiatan memberikan jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan tersebut.”

Menurut UU RI Nomor 1998, “bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip Syariah, yang daoam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Terdapat beberapa kegiatan dari bank umum di Indonesia, yaitu menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan, menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, dan memberikan jasa-jasa bank.”

Dalam menjalankan fungsi dan peran perbankan tersebut, bank sebagai lembaga komersial dituntut untuk dapat menghasilkan keuntungan baik yang bersumber dari kegiatan pokok maupun kegiatan pendukung bank. Tingkat kesehatan bank dalam perekonomian terutama di Indonesia juga harus selalu dijaga termasuk manajemen pengelolaan bank yang berpijak pada prinsip kehati-hatian prudential principles). Kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan, atau dikenal dengan profitabilitas bank, akan menentukan kinerja dan kelangsungan sustainable) hidup dari bank yang bersangkutan. Saat ini profitabilitas merupakan salah satu indikator penentu dari penilaian kesehatan bank baik oleh bank itu sendiri maupun kepada para stakeholder.

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan OJK) Nomor 14/SEOJK.03/2017 Tanggal 17 Maret 2017 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berdasarkan CAMELS menyebutkan bahwa penilaian rentabilitas atau profitabilitas bank umum menggunakan parameter atau indikator Return on Asset ROA). Indikator ini dipandang lebih baik mengingat ROA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. ROA memfokuskan pada kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan earning) dalam kegiatan operasionalnya. Bilamana ROA suatu bank semakin tinggi, maka semakin besar kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan.

Besarnya rasio Return on Asset ROA) tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi tersebut. Faktor pertama yang dapat mempengaruhi Return on Asset ROA) adalah “Net Interest Margin NIM). NIM merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Rasio ini mencerminkan kemampuan suatu bank dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan penempatan aktiva produktif. Semakin besar rasio ini

mencerminkan semakin baik kinerja bank dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih, sehingga selanjutnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap ROA.”

Saat ini Net Interest Margin NIM) masih mendapatkan perhatian utama perbankan di Indonesia mengingat NIM berkaitan langsung dengan kemampuan bank dalam mengelola aktiva produktif yang masih dominan pada usaha perkreditan. Penelitian pengaruh NIM terhadap Return on Asset ROA) telah banyak dilakukan. Penelitian dari Susanto & Kholis 2016), Pinasti & Mustikawati 2018), menyatakan variabel NIM memiliki pengaruh dominan terhadap ROA. Penelitian yang tidak sependapat dikemukakan oleh Alaziz 2020) menyatakan NIM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian tidak sependapat lainnya diungkapkan oleh Winarso & Salim 2017) dan Hastalona 2020) bahwa NIM tidak berpengaruh terhadap ROA.

Faktor kedua yang dapat mempengaruhi Return on Asset ROA) adalah “Loan to Deposit Ratio LDR). LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini digunakan untuk memberikan gambaran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio ini menjelaskan kesanggupan dan ketersediaan bank untuk mengatasi persoalan likuiditasnya untuk memperoleh tingkat pendapatan yang lebih tinggi.”

Kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari kegiatan utama sangat tergantung dalam menjaga tingkat likuiditas dengan cara pengelolaan likuiditas yang baik. Pengelolaan tersebut salah satunya berupa mengurangi liabilitas jangka pendek maupun memperbesar diversifikasi pendapatan. Pengaruh LDR terhadap ROA dapat dilihat dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian dari Hapsari 2018), Pandoyo 2019), dan Dewi & Badjra 2020) menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Tetapi, penelitian dari Inggawati et al. 2018), Azmy et al. 2019) menyatakan pendapat berbeda yang menyatakan bahwa LDR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi adalah Non Performing Loan NPL). NPL merupakan salah satu proxy yang mengukur besarnya risiko kredit dalam suatu perbankan. Risiko kredit merupakan risiko kerugian akibat kegagalan pihak lawan untuk memenuhi kewajibannya. Adanya kegagalan ini menurunkan besarnya pendapatan dalan bank sehingga akan mempengaruhi kinerja bank tersebut. Rasio ini mencerminkan besarnya jumlah kredit bermasalah dalam suatu perbankan

Bila rasio NPL peningkatan, kualitas kredit yang macet lebih besar dibandingkan kredit yang lancer. Tingginya rasio ini juga akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya dan akan menyebabkan terganggunya kinerja bank tersebut. Khalifaturofi’ah, 2016). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh NPL akan mengurangi besarnya ROA. Pengaruh NPL terhadap ROA telah banyak dilakukan. Diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Yudha et al. 2017), Lestari 2019), dan Sasono & Mawarto 2020) menyatakan bahwa NPL memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Tetapi, Penelitian dari Faisal 2017), Kusmana & Sumilir 2019) dan Sianturi & Rahadian 2020) menyatakan NPL tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

Faktor keempat yang mempengaruhi Return on Asset ROA) adalah Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO). BOPO merupakan rasio perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Pentingnya rasio BOPO dalam perbankan dapat mengambarkan seberapa efisien perbankan dalam melakukan aktivitasnya. “Bila rasio BOPO mengalami peningkatan, kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan menurun sehingga berpengaruh terhadap turunnya rasio pendapatan terhadap aset bank. Penelitian BOPO terhadap ROA lainnya telah banyak dilaksanakan, diantaranya adalah penelitian dari Thamrin et al. 2018) dan Yunita et al. 2019) menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Abdissa 2016) dan Sudarsono 2017) menyatakan pendapat lain bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap ROA”

Tabel 1.

Perkembangan Return on Asset pada Bank Umum Swasta Devisa di Indonesia Periode 2014-2019

No

Tahun

Return On Asset (%)

Pertumbuhan

1

2014

2,13

2

2015

1,75

-17,84

3

2016

1,65

-5,71

4

2017

2,04

23,64

5

2018

2,20

7,84

6

2019

2,27

3,18

Rata-Rata

2,01

2,22

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2019

Penelitian ini dilakukan pada bank umum swasta devisa di Indonesia pada tahun 2015 s.d. 2018. Bank umum swasta nasional devisa merupakan bank umum yang didirikan oleh swasta nasional yang dapat melakukan transaksi devisa. Alasan mengapa penelitian ini dilakukan pada bank ini dikarenakan pada kelompok bank ini menunjukkan ROA yang mengalami fluktuatif. Tabel 1. menjelaskan bahwa ROA pada bank devisa yang ada di Indonesia selama 6 tahun mengalami penurunan terbesar terjadi pada tahun 2015, yaitu sebesar 17,84% disusul pada tahun berikutnya sebesar 5,17%. Pada tahun 2017 s.d. 2018 ROA mengalami pertumbuhan yang positif masing-masing secara berurutan sebesar 23,46% pada tahun 2017, 7,84% pada tahun 2018, dan 3,18% pada tahun 2019. Selama 6 tahun ROA pada bank umum devisa mencatatkan pertumbuhan yang positif sebesar 2,22%.

Net Interest Margin NIM) merupakan “rasio yang digunakan untuk mengikur kemampuan bank untuk menghasilkan pendapatan dari pendapatan bunga dengan melihat aktivitas bank dalam menyalurkan kredit Thamrin et al.

2018). NIM adalah salah satu faktor terpenting yang mengukur efisiensi bank sebagai perantara yang mengelola dana tabungan dan penyedia dana kredit Obeid & Awad, 2018). Bila NIM mengalami peningkatan maka pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank semakin meningkat sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan tingkat profitabilitas dapat berkembang Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Susanto & Kholis 2016) menyatakan bahwa NIM memiliki pengaruh dominan terhadap ROA. Penelitian sependapat dikemukakan dari Thamrin et al. 2018), Yuhasril 2019), dan Astuti 2020) bahwa NIM berpengaruh positif dan siginifikan terhadap ROA.”

H1: NIM berpengaruh positif terhadap ROA

Loan to Deposit Ratio LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. “Menurut Pandoyo 2019), jika rasio LDR terlalu tinggi, menandakan bahwa bank mungkin tidak memiliki cukup likuiditas untuk memenuhi persyaratan dana yang tidak terduga. Sebaliknya, jika rasionya terlalu rendah, bank mungkin tidak menghasilkan sebanyak yang seharusnya.”

Untuk mengatur agar rasio LDR dimanfaatkan secara optimal, adanya PBI No. 18/14/PBI/2016 yang mengatur tingkat penyaluran dana pihak ketiga dalam bentuk kredit menyebabkan bank dapat mengontrol penyaluran dana sehingga peluang untuk penyaluran tersebut dapat berjalan secara maksimal. Hal ini dapat meningkatkan return on asset yang diraih dari pendapatan spread dalam kredit tersebut sehingga LDR berpengaruh positif terhadap ROA.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi & Badjra 2020) menyatakan bahwa LDR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Tidak hanya itu, penelitian yang sependapat dikemukakan juga oleh Shuremo 2016), Hapsari 2018), Suardana et al. 2018),, dan Kusmana & Sumilir 2019) yang menyatakan bahwa LDR mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap ROA

H2: LDR berpengaruh positif terhadap ROA

Non performing loan NPL) merupakan “salah satu pengukuran dari rasio yang menunjukkan besarnya risiko kredit bermasalah yang ada pada suatu perbankan. Menurut Riyadi 2006:161) NPL mencerminkan risiko kredit, dimana semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bila rasio NPL semakin tinggi, maka kredit bermasalah yang dimiliki bank semakin besar yang berpotensi bank akan menderita kerugian. Kerugian ini terjadi karena bank kehilangan keuntungan yang harusnya didapatkan dari kredit tersebut mengingat salah satu pendapatan bank adalah dari spread based yang dihasilkan oleh pendapatan kredit tersebut. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Inggawati et al. 2018) menyatakan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Penelitian yang sependapat dinyatakan juga dalam penelitian yang dilakukan oleh Winarso & Salim 2017), Hapsari 2018), Yuhasril 2019) dan Dewi & Badjra 2020)”

H3 : NPL berpengaruh negatif terhadap ROA

Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya Kusmayadi, 2018). Sudarmawanti & Pramono 2017) menyatakan “bilamana rasio ini semakin kecil berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya, maka semakin tinggi bank dapat memperoleh laba yang diinginkan. Cristaria 2016) Winarso & Salim 2017), Suardana et al. 2018), dan Astuti 2020) bahwa BOPO berpengaruh negatif dan siginifikan terhadap Profitabilitas.”

H4 : BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan “pendekatan kuantitatif, yaitu sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada positivistik dengan menekankan pada pengujian teori-teori melaui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik serta bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah disampaikan serta menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh net interest margin, loan to deposit ratio, non performing loan, dan biaya operasional pendapatan operasional dalam mempengaruhi besarnya return on asset yang ada dalam kelompok bank umum swasta nasional devisa BUSN Devisa). Lokasi Penelitian dalam penelitian ini adalah bank umum swasta nasional devisa BUSN Devisa) di Indonesia yang tercantum dalam Laporan Publikasi Bank Umum Konvensional yang dapat diakses melalui www.ojk.go.id pada laman Laporan Publikasi Perbankan tanggal 20 Juni 2020”

Objek pada penelitian ini yaitu tingkat Return on Asset ROA) yang dipengaruhi oleh net interest margin NIM), loan to deposit ratio LDR), non performing loan NPL), dan biaya operasional pendapatan operasional BOPO) dalam bank umum swasta nasional devisa BUSN Devisa) di Indonesia periode 2015-2019. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah “Return On Asset Y). Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel independen yaitu Net Interest Margin X1) Loan to Deposit Ratio X2), Non Performing Loan X3) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional X3)”

Return on Asset ROA) merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba) secara keseluruhan. Data untuk menghitung NIM diperoleh dari bank umum swasta nasional devisa BUSN Devisa) di Indonesia periode 2015-2019. Satuan dalan ROA ini dihitung dengan persentase. Untuk menghitung ROA dengan rumus sebagai berikut”

ROA


Laba sebelum Pajak

Total Aset


1)


Net Interest Margin NIM) merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Data untuk menghitung NIM diperoleh dari bank umum swasta nasional devisa BUSN Devisa) di Indonesia periode 2015-2019. Satuan dalan NIM ini dihitung dengan persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung NIM sebagai berikut.”

NIM


Pendapatan Bunga Bersih Rata-Rata Total Aset Produktif


................................................................... 2)


Loan to Deposit Ratio LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Data untuk menghitung LDR diperoleh dari bank umum swasta nasional devisa BUSN Devisa) di Indonesia periode 2015-2019. Satuan dalan LDR ini dihitung dengan persentase. Untuk menghitung LDR dengan rumus sebagai berikut

LDR


Kredit

Dana Pihak Ketiga


3)


Non Performing Loan NPL) merupakan rasio ini mencerminkan besarnya jumlah kredit bermasalah dalam perbankan. Data untuk menghitung NPL diperoleh dari bank umum swasta nasional devisa BUSN Devisa) di Indonesia periode 20152019. Satuan dalam NPL ini adalah persentase. Untuk menghitung NPL net dengan rumus sebagai berikut

NPLnet =


Kredit Bermasalah - CKPN Kredit Bermasalah

3)


Total Kredit

Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO) merupakan “rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Data untuk menghitung BOPO diperoleh dari bank umum swasta nasional devisa BUSN Devisa) di Indonesia periode 2015-2019. Satuan dalan BOPO ini dihitung dengan persentase. Untuk menghitung BOPO dengan rumus sebagai berikut”

BOPO =


Biaya Operasional Pendapatan Operasional


4)


Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang termasuk dalam kategori bank umum swasta nasional devisa di Indonesia pada tahun 2014 yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Total jumlah bank yang terdaftar sebanyak 36

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan purposive sampling. Teknik pengambilan sampel ini tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Pertimbangan penentuan sampel dalam penelitian ini adalah pada kategori bank umum swasta nasional devisa BUSN Devisa) di Indonesia yang menunjukkan return on asset ROA) yang positif periode 2015-2019. Dalam populasi tersebut, terdapat 9 bank yang mendapatkan ROA negatif pada periode 2015-2019. Bank tersebut adalah Bank Artha Graha, Bank JTRUST Indoneisa Bank MNC International, Bank of India Indonesia, Bank Permata, Bank QNB Indonesia, Bank SBI Indonesia, Bank Shinhan Indonesia, dan Bank Victoria International. Pengelompokkan data dalam penelitian ini menggunakan time series dimana data dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu objek untuk menggambarkan perkembangan objek tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka jumlah sampel yang ada dalam penelitian ini menjadi sebanyak 135 sampel.

Tabel 2

Jumlah Sampel Penelitian

Kategori

Jumlah

Total populasi bank

36

Bank yang memiliki ROA negatif pada periode 2015-2019

9

Jumlah Sampel

27

Sumber: data diolah, 2018

Dalam penelitian ini data yang digunakan berupa laporan keuangan perbankan triwulan per desember pada bank umum swasta nasional devisa yang dapat diakses dari halaman Otoritas Jasa Keuangan. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa gambaran umum perbankan sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini adalah besarnya rasio Return on Asset, Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional pada bank umum swasta nasional devisa BUSN Devisa) di Indonesia periode 20152019. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Rasio

Keuangan Bank pada akhir tahun bulan Desember) dan telah diatur melalui Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.43/SEOJK.03/2016 pada bank umum swasta devisa di Indonesia tahun 2015-2019. Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisi regresi linier berganda. Pengolahan data menggunakan bantuan program Statistica Program and Service Solution SPSS) 26 for Windows.Persamaan analisis regresi tersebut dapat dirumuskan

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ei.......................................................... 5)

Keterangan :

Y            = Return On Asset

α            = Konstanta

b1,b2,b3,b4  = Koefisien Regresi X1,X2, X3, dan X4)

X1          = Net Interest Margin NIM)

X2          = Loan to Deposit Ratio LDR)

X3         = Non Performing Loan NPL)

X4          = Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO)

e             = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan “untuk mengetahui pengaruh dari Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Devisa di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan yang berupa laporan keuangan dari semua bank umum swasta devisa di Indonesia. Penyajian statistik deskriptif dilakukan untuk menginformasikan karakteristik variabel-variabel penelitian, seperti nilai terkecil, nilai terbesar, rata-rata dan standar deviasi. Variabel-variabel tersebut terdiri dari Net Interest Margin NIM), Loan to Deposit Ratio LDR), Non Performing Loan NPL), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO) terhadap Return on Asset ROA)”

Berdasarkan hasil statistik deskriptif “yang ditunjukkan didapat hasil bahwa sampel yang berjumlah sejumlah 324 dari periode 2015-2019. Return on Asset ROA) memiliki nilai minimum 0,09 yang dimiliki oleh Bank Bukopin pada tahun 2017. Nilai maksimum sebesar 3,98 yang dimiliki oleh Bank Central Asia pada tahun 2019. Nilai rata-rata yang dimiliki variable ROA sebesar 1,60579 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,92711 artinya terjadi penyimpangan nilai profitabilitas terhadap nilai rata – ratanya sebesar 0,92711. Net Interest Margin NIM) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Dalam penelitian ini, NIM memiliki nilai minimum 2,00 yang dimiliki oleh Bank ICBC Indonesia pada tahun 2019 dan nilai maksimum sebesar 11.98 yang dimiliki oleh Bank BTPN pada tahun 2016. Nilai rata-rata yang dimiliki oleh variabel NIM sebesar 4,86533 dengan nilai standar deviasinya sebesar 1,458025.”

Loan to Deposit Ratio LDR) merupakan “salah satu rasio untuk mengukur tingkat likuiditas dalam suatu bank. Semakin besar tingkat rasio LDR dalam suatu bank mengamberkan bahwa peluang bank dalam meningkatkan profitabilitas akan tinggi. Nilai LDR terendah sebesar 49,97 yang dimiliki oleh Bank Capital Indonesia pada tahun 2018. Nilai maksimum LDR sebesar 147,46 yang dimiliki oleh Bank BTPN pada tahun 2019. Nilai rata-rata LDR sebesar 91,09757 dengan standar deviasi sebesar 20,412635 artinya terjadi penyimpangan nilai likuiditas terhadap nilai rata – ratanya sebesar 20,412635.”

Non Performing Loan NPL) merupakan “rasio yang menggambarkan besarnya risiko kredit dalam suatu bank. Dalam penelitian ini NPL diukur dari rasio NPL net dikarenakan OJK melakukan penilaian kesehatan bank melalui rasio ini sesuai dengan POJK No. 15 /POJK.03/2017. NPL net dihitung berdasarkan jumlah kredit bermasalah dikurangi dengan CKPN kredit terhadap total kredit bank umum swasta nasional devisa periode 2015-2019. NPL net minimum dalam penelitian ini sebesar 0,01 yang dimiliki oleh Bank Nationalnobu pada tahun 2015 s.d. 2016. Nilai maksimum NPL adalah 6,37 yang diraih oleh Bank Bukopin pada tahun 2017. Nilai rata-rata NPL net sebesar 1,50210 dengan nilai standar deviasinya sebesar 1,023319, artinya terhadi penyimpangan nilai NPL terhadap nilai rata-ratanya sebesar 1,023319.”

Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO) merupakan “rasio yang digunakan dalam melihat seberapa efisiensi operasional suatu bank dalam menjalankan aktivitasnya. Nilai rasio BOPO minimum sebesar 58,24 yang dimiliki oleh Bank BCA pada tahun 2018. Nilai maksimum pada variabel ini sebesar 99,04 dimiliki oleh Bank Bukopin tahun 2017 dan nilai rata-rata sebesar 83,98591 dengan standar deviasi sebesar 9,440481 artinya terjadi penyimpangan nilai efisiensi operasional terhadap nilai rata – ratanya sebesar 9,440481.”

Tabel 3

Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N                                         135

Asymp. Sig. (2-tailed)                                   0,197

Sumber: data diolah, 2020

Pengujian normalitas “tersebut dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogrof-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal apabila nilai dari Asymp.sig (2-tailed) > 0,05 berarti data residual berdistribusi normal, sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05 berati data residual tidak berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel 3 diketahui nilai signifikansi dengan menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov sebesar 0,197 > 0,05 maka dapat disimpulkan nahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.”

Tabel 4.

Hasil Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance                     VIF

1

NIM

.805

1.242

LDR

.878

1.139

NPL net

.792

1.263

BOPO

.718

1.393

Sumber: data diolah, 2020

Uji multikolinieritas “sebagai pedoman untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor VIF). Jika tolerance value lebih dari 10 persen 0,1) atau VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinieritas. Berdasarkan Tabel 4, terlihat nilai koefisien tolerance value lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10. Hal ini berarti tidak terdapat gejala multikolineritas dari model regresi yang dibuat sehingga model tersebut layak digunakan untuk memprediksi.”

Tabel 5.

Hasil Uji Autokorelasi

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.983a

.966

.965

.173918

1.909

Sumber: data diolah, 2020

Model regresi yang baik adalah “bebas dari autokorelasi. Ada tidaknya besaran autokorelasi dapat digunakan uji Durbin Watson Durbin Watson Test). Nilai d tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai dtabel dengan tingkat signifikansi 5 persen dengan df = n-k-1. Jika 0 < d < dL berarti keputusannya menolak dan tidak ada autokorelasi positif. Jika dL < d < dU berarti tidak ada keputusan dan tidak autokorelasi positif. Jika 4-dL) < d < 4 berarti keputusannya menolak dan tidak ada autokorelasi negatif. Jika 4-dU) < d < 4-dL) berarti tidak ada keputusan dan tidak ada autokorelasi negatif. Jika dU < d < 4-dU) berarti tidak ditolak dan tidak ada autokorelasi baik negatif maupun positif. Berdasarkan Tabel 5, dengan level of signifikan sebesar 0,05 dan N = 135 dan jumlah variabel bebas k = 4, maka diperoleh nilai dl = 1.658 dan du = 1.780 diperoleh nilai 4 - du) sebesar 4 – 1,780 = 2,220. Oleh karena nilai Durbin Watson sebesar 1,909 berada diantara 1,780 dan 2,220 sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan tidak ditolak dan tidak ada autokorelasi baik negatif maupun positif.”

Tabel 6.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Beta

t

Sig.

B

Std. Error

1 (Constant)

-.089

.130

-.685

.494

NIM

.008

.007

.110

1.143

.255

LDR

-.005

.000

-.007

-.073

.942

NPL net

-.002

.010

-.021

-.221

.825

BOPO

.002

.001

.200

1.968

.051

Sumber: data diolah, 2020

Untuk “mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas digunakan model glejser. Model ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute ei dengan variabel bebas. Jika tidak ada satupun varibel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap varibel terikat nilai absolute ei), maka tidak ada heterokedastisitas. Jika tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,05 dan variabel bebas yang dianalisis tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap absolute residual, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dianalisis tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.” Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat bahwa semua variabel bebas memiliki nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Tabel 7.

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant)

8.227

.212

38.732

.000

NIM

.158

.011

.249

13.799

.000

LDR

-.001

.001

-.031

-1.816

.072

NPL net

.005

.016

.005

.281

.779

BOPO

-.087

.002

-.881

-46.073

.000

Sumber: data diolah, 2020

Teknik analisis ini digunakan untuk membuktikan kebenaran adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang akan diteliti yaitu NIM, LDR, NPL, dan BOPO terhadap ROA pada BUSN Devisa di Indonesia periode 2015-2019 baik secara parsial maupun simultan. Berdasarkan Tabel 7 dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 8,227 + 0,158X1 – 0,001X2 + 0,005X3 – 0,087X4 + e.

Konstanta α) sebesar 8,227 memiliki arti “NIM, LDR, NPL net, dan BOPO memiliki nilai konstan pada angka nol maka nilai profitabilitas akan meningkat sebesar 8,291 satuan. Koefisien regresi variabel NIM sebesar 0,158 memiliki arti apabila kecukupan modal meningkat satu satuan maka ROA meningkat sebesar 0,158 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. Koefisien regresi variabel LDR sebesar – 0,001 memiliki arti apabila Risiko Kredit meningkat satu satuan maka ROA menurun sebesar 0,001 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. Koefisien regresi variabel NPL sebesar 0,005 memiliki arti apabila NPL net meningkat satu satuan maka ROA meningkat sebesar 0,005 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. Koefisien regresi variabel BOPO sebesar – 0,087 memiliki arti apabila Efisiensi Operasional meningkat satu satuan maka profitabilitas menurun sebesar 0,087 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. Persamaan regresi tersebut menunjukkan arah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil tersebut masih perlu ditinjau dengan hasil uji statistik selanjutnya yaitu uji pengaruh secara parsial masing-masing variabel bebas terhadap varibel terikat.”

Tabel 8.

Hasil Uji Simultan (Uji F

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1     Regression

111.245

4

27.811

919.456

.000b

Residual

3.932

130

.030

Total

115.177

134

Sumber: data diolah, 2020

Untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas yaitu “mengenai NIM LDR, NPL, dan BOPO secara simultan terhadap variabel terikat yaitu ROA pada BUSN Devisa di Indonesia. Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa besar signifikansi F 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 0,000 < 0,05) dan nilai F hitung 919,456 yang dibandingkan dengan F tabel dengan derajat kebebasan k – 1 = 5 – 1 = 4 dan N – k = 135 – 5 = 130 yakni 2,440 karena nilai F hitung > F tabel 919,456 > 2,440) sehingga H0 ditolak. Artinya NIM, LDR, NPL, dan BOPO berpengaruh signifikan secara simultan terhadap ROA.”

Tabel 9.

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.983a

.966

.965

.173918

Sumber: data diolah, 2020

Nilai koefisien determinasi adalah “antar nol sampai satu 0<R2<1). Nilai R2 yang kecil berarti mempunyai kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk menerangkan variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat melalui nilai adjusted R2. Berdasarkan Tabel 9 dapat diamati nilai adjused R2 sebesar 0,965 berarti 96,5 persen perubahan naik turun) pada ROA yang dipengaruhi oleh NIM, LDR, NPL, dan BOPO sementara sisanya sejumlah 3,5 persen dipengaruhi oleh faktor – faktor lain diluar penelitian ini.”

Tabel 10.

Hasil Uji Parsial t (Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant)

8.227

.212

38.732

.000

NIM

.158

.011

.249

13.799

.000

LDR

-.001

.001

-.031

-1.816

.072

NPL net

.005

.016

.005

.281

.779

BOPO

-.087

.002

-.881

-46.073

.000

Sumber: data diolah, 2020

Berdasarkan hasil penelitian, “pengaruh net interest margin NIM) terhadap return on asset ROA) pada BUSN Devisa, diperoleh hasil nilai koefisien β2 sebesar 0,158 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai koefisien β2 > 0 dan nilai signifikansi < 0,05 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak, yang menyatakan bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.”

Net interest margin NIM) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya-biaya atas keseluruhan kegiatan dana pada pihak ketiga. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efisien bank dalam memanfaatkan aktiva produktifnya baik dalam bentuk kredit, obligasi, saham maupun penempatan dana pada bank lainnya untuk menghasilkan pendapatan bunga. Jika pendapatan bunga lebih besar dibandingkan dengan beban bunga yang harus ditanggung bank dari menghimpun dana pihak ketiga, maka bank akan menghasilkan pendapatan bunga bersih yang lebih besar.

Hal ini berarti bila bank dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan penyaluran dana pada aktiva produktif akan meningkatkan kemampuan bank dalam menghasilkan profitabilitas yang lebih besar. “Bila rasio ini mengalami peningkatan maka pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank semakin meningkat sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan tingkat profitabilitas dapat berkembang. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Susanto & Kholis 2016), Pinasti & Mustikawati 2018), dan Yuhasril 2019) bahwa NIM berpengaruh positif dan siginifikan terhadap ROA.”

Berdasarkan hasil analisis, “pengaruh loan to deposit ratio LDR) terhadap return on asset ROA) pada BUSN Devisa, diperoleh hasil nilai koefisien β2 sebesar -0,001 dengan nilai signifikansi sebesar 0,072. Nilai koefisien β2 < 0 dan nilai signifikansi > 0,05 sehingga H0 diterima dan H2 ditolak, yang menyatakan bahwa LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Itu berarti, bahwa meningkat atau menurunnya rasio LDR dalam BUSN Devisa tidak memberikan pengaruh bagi ROA.”

LDR adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Meningkatnya rasio ini menunjukkan efektifnya bank dalam menyalurkan dana yang telah dihimpun dalam bentuk kredit sehingga bank mempunyai kesempatan untuk meraih pendapatan bunga yang lebih tinggi untuk meningkatkan profitabilias. Tetapi pada penelitian ini, LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Alasannya dikarenakan bank terlalu berhati-hati dalam penempatan dana pihak ketiga dalam menghadapi risiko likuiditas maupun risiko kredit dengan menempatkan pada aktiva yang lebih aman seperti menempatkan dana tesebut dalam bentuk surat berharga pada bank atau lembaga keuangan lainnya yang memiliki risiko bunga yang rendah dan adanya diversifikasi pendapatan lewat penghasilan berbasis komisi yang dinamakan fee based income dengan adanya kemajuan teknologi dalam perbankan sehingga bank memberikan pelayanan bagi nasabahnya untuk mempermudah pelayanan dengan menarik beberapa komisi dalam pelayanan tersebut.

Hal ini menyebabkan penyaluran kredit oleh bank tidak sepenuhnya efektif untuk menghasilkan pendapatan bunga yang akan meningkatkan profitabilitas. Hal ini dipertegas oleh Pandoyo 2019) yang mengatakan bila rasio LDR rendah, bank mungkin tidak menghasilkan profitabilitas yang lebih banyak dari yang seharusnya. Ini menujukkan bahwa bank perlu untuk mengelola dan mengoptimalkan penyaluran dana pihak ketiganya dalam bentuk kredit agar dapat meningkatkan pendapatan untuk meraih profitabilitas yang maksimal. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Faisal 2017), Pinasti & Mustikawati 2018), Thamrin et al. 2018) dan Alazis 2020)yang menemukan bahwa LDR tidak signifikan terhadap ROA.

Berdasarkan hasil analisis, “pengaruh non performing loan NPL) yang diproksikan dengan NPL net terhadap return on asset ROA) pada BUSN Devisa, diperoleh hasil nilai koefisien β3 sebesar 0.005 dengan nilai signifikansi sebesar 0.779. Nilai koefisien β3 > 0 dan nilai signifikansi < 0,05 sehingga H0 diterima dan H3 ditolak, yang menyatakan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Itu berarti, peningkatan atau penurunan pada rasio NPL tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap rasio ROA”

NPL merupakan rasio untuk mengukur risiko kredit yang terjadi di dalam perbankan. Risiko ini muncul akibat kegagalan debitur dalam memenuhi kewajiban melunasi kredit pada bank. Meningkatnya rasio ini akan mengurangi tingkat profitabilitas dikarenakan bank akan mengeluarkan biaya untuk pencadangan kredit yang mengalami masalah. Tetapi pada hasil penelitian menjelaskan bahwa NPL positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. NPL bernilai positif terhadap ROA dikarenakan ketika pada tahun 2016, pertumbuhan dari NPL sebesar 12,4% diikuti

oleh pertumbuhan ROA sebesar 10,97%. Adanya kenaikan dari NPL yang diikuti oleh kenaikan dari ROA menyebabkan NPL memiliki nilai positif terhadap ROA. NPL yang tidak signifikan dapat diakibatkan karena kerugian dari besarnya kredit bermasalah dalam perbankan dikompensasikan dengan adanya cadangan kerugian penurunan nilai CKPN) untuk kredit bermasalah sehingga dampak dari risiko kredit dapat diminimalisir. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian dari Pinasti & Mustikawati 2018), dan Hastalona 2020) yang menemukan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Berdasarkan hasil analisis, “pengaruh efisiensi operasional terhadap profitabilitas, diperoleh hasil nilai koefisien β4 sebesar -0,025 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai koefisien β4 < 0 dan nilai signifikansi < 0,05 sehingga H4 diterima dan H0 ditolak, yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Itu berarti, semakin kecil rasio BOPO menunjukkan bahwa bank lebih efisien dalam menjalankan operasionalnya sehingga meningkatkan rasio ROA.”

Rasio BOPO merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional bank. Rasio ini menunjukkan seberapa efisien bank dalam menjalankan operasionalnya. Tingginya rasio BOPO akan mengurangi tingkat profitabilitas dikarenakan bank mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk membayar biaya-biaya operasionalnya Thamrin et al., 2018). “Bilamana rasio ini semakin kecil berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya, maka semakin tinggi bank dapat memperoleh laba yang diinginkan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Thamrin et al. 2018) menemukan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.”

Penelitian ini membahas tentang “pengaruh Net Interest Margin, Loan to Deposti Ratio, Non Performing Loan, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset dalam bank umum swasta nasional devisa BUSN) devisa di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NIM dan BOPO berpengaruh terhadap profitabilitas, sehingga variabel tersebut perlu diperhatikan oleh pihak BUSN devisa di Indonesia dalam meningkatkan profitabilitas. Net Interest Margin NIM) berpengaruh positif terhadap Return on Asset ROA). Hal ini berarti bahwa bila NIM mengalami peningkatan, maka pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank semakin meningkat sehingga memberikan pengaruh positif bagi ROA.”

Loan to Deposit Ratio LDR) pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh terhadap Return on Asset ROA). Hal ini terjadi karena adanya prinsip kehati-hatian bank dalam penyaluran dana yang telah dihimpunnya sehingga bank kurang dalam mengoptimalkan penyaluran dan pengelolaan dana yang dihimpun bank dalam bentuk kredit sehingga dapat meningkatkan ROA. Non Performing Loan NPL) yang diproksikan menggunakan NPL net tidak memiliki pengaruh terhadap Return on Asset ROA). Hal ini berarti bahwa besar kecilnya NPL tidak mempengaruhi besar dari ROA. Alasan mengapa variabel ini tidak memiliki pengaruh terhadap ROA dikarenakan adanya pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai CKPN) kredit bermasalah dalam perbankan sehingga dampak dari kredit

bermasalah yang dimiliki perbankan dapat diminimalisir. Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO) memiliki pengaruh negatif terhadap Return on Asset ROA). Hal ini berarti bahwa bila BOPO mengalami peningkatan akan mencerminkan bahwa bank menjalankan operasionalnya secara tidak efisien sehingga akan menurunkan ROA dalam bank tersebut.

Penelitian ini memiliki keterbatasan seperti hanya mengambil pada bank umum swasta nasional devisa sehingga tidak dapat memberikan gambaran akurat secara keseluruhan dalam perbankan di Indonesia. Tidak hanya itu, keterbatasan lain dalam penelitian ini adalah variabel bebas yang diteliti relatip sedikit dan waktu penelitian relatif pendek sehingga hasil penelitiannya belum akurat.

SIMPULAN

Net Interest Margin NIM) berpengaruh positif terhadap Return on Asset ROA). Hal ini berarti apabila rasio ini mengalami peningkatan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank semakin meningkat sehingga akan meningkatkan rasio ROA pada BUSN Devisa di Indonesia. Loan to Deposti Ratio LDR) tidak berpengaruh terhadap Return on Asset ROA). Hal ini berarti bahwa meningkat atau menurunnya rasio LDR dalam BUSN Devisa tidak memberikan pengaruh bagi ROA pada BUSN Devisa di Indonesia. Non Performing Loan NPL) tidak berpengaruh terhadap Return on Asset ROA). Apabila terjadi peningkatan rasio NPL maka rasio ROA tidak mengalami peningkatan pada BUSN Devisa di Indonesia, begitu juga sebaliknya. Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO) berpengaruh negatif terhadap Return on Asset ROA). Bila rasio ini meningkat menunjukkan bank tidak efisien dalam menjalankan operasionalnya sehingga tingkat ROA dalam BUSN Devisa di Indonesia.

Bagi Pihak Bank Umum Swasta Nasional BUSN) Devisa di Indonesia sebaiknya memperhatikan rasio net interest margin NIM) agar dapat meningkatkan aktiva produktifnya beserta biaya operasional pendapatan operasional BOPO) sehingga mampu meningkatkan profitabilitas return on asset). Bagi peneliti selanjutnya diharapkan diharapkan dapat melakukan penelitan dapat mempengaruhi ROA dan menambahkan baik faktor internal maupun eksternal bank yang dapat mempengaruhi ROA dan variabel lainnnya yang tidak digunakan dalam penelitian seperti CAR.

REFERENSI

Alazis, M. 2020). Effect Of CAR, LDR, ROA, ROA and NIM Toward The Commercial Bank In Indonesia. International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR), 4 1), 225–234.

Azmy, A., Febriansyah, I., & Munir, A. 2019). The Effect of Financial Performance Ratios on Conventional Bank Profitability in Indonesia Stock Exchange. Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi (Ekuilibrium), 14 2), 84–103.

Dewi, N. K. C., & Badjra, I. B. 2020). The Effect Of NPL, LDR And Operational Cost Of Operational Income on ROA. American Journal of Humanities and Social Sciences Research (AJHSSR), 4 7), 171–178.

Faisal. 2017). Determinan Rasio Keuangan Capital Adequacy Ratio CAR), Loan To Deposit Ratio LDR), Net Interest Margin NIM), Non Performing Loan NPL) dan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO) Terhadap Profitabilitas ROA) Pada Pt Bank BNI, Tbk Peri. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang (KREATIF), 3 2), 163–178.

Hapsari, I. 2018). Moderating Role of Size in the Effect of Loan to Deposit Ratio and Non Performing Loan toward Banking Financial Performance. Atlantis Press,   231 1),   351–354. https://doi.org/https://doi.org/10.2991/amca-

18.2018.96

Hastalona, D. 2020). Analysis of Corporate Social Responsibility and Ratio of Bank’s Health on Banking Financial Performance. International Journal of Research, 7 6), 6–105.

Inggawati, V. R., Lusy, Y., & Hermanto, B. 2018). The Influence of Loan to Deposit Ratio, Loan Operational of Income Operational and Non-Performing Loan toward Profitability of Bank Perkreditan Rakyat in Sidoarjo Regency. International Journal of Scientific and Research Publications (IJSRP), 8 11), 1. https://doi.org/https://doi.org/10.29322/ijsrp.8.11.2018.p8354

Kusmana, A., & Sumilir, S. 2019). Banking Performance Analysis. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 6 9), 34–48.

Kusmayadi, D. 2018). Analysis of effect of Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Non Performing Loan, BOPO, and Size On Return On Assets in rural banks at Indonesia. Saudi Journal of Business and Management Studies, 3 7), 786–795.

Lestari, U. 2019). Analisis Pengaruh Profitabilitas Perbankan Berdasarkan Non Performing Loan dan Fee Based Income. Accounting Global Journal, 3 1), 31–43. https://doi.org/https://doi.org/10.24176/agj.v3i1.2952.

Obeid, R., & Awad, B. 2018). Interaction of Monetary and Macro-prudential Policies: The Case of Jordan-Credit Gap as an Example. Asian Journal of Economics and Empirical Research, 5 1), 99–111.

Otoritas Jasa Keuangan. 20198). Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 17 Vol. 17, Issue 1). www.ojk.go.id

Pandoyo, P. 2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank BPR Di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 4 1), 127–136.

Pinasti, W. F., & Mustikawati, R. I. 2018). Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM Dan

LDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Periode 2011-2015. Nominal, Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 7 1), 127–142.

Sasono, H., & Mawarto. 2020). The Effect of CAR, NPL, and LDR on ROA of SOE Banks in Indonesia Case Study at a State-Owned Bank Listed on the IDX). Research Journal of Finance and Accounting, 11 10), 127–137.

Shuremo, G. A. 2016). Determinants Of Banks’ Profitability: Evidence From Banking Industry In Ethiopia. International Journal Od Economics, Commerce and Management, 4 2), 442–463.

Sianturi, C., & Rahadian, D. 2020). Analysis of The Effect of Capital Adequacy Ratio CAR), Non Performing Loan NPL), Net Interest Margin NIM), Operating Expenses to Operating Income BOPO), and Loan to Deposit Ratio LDR) on Profitabily. International Journal of Scientific and Research Publications, 10 7), 758–768.

Suardana, I. B. R., Astawa, I. N. D., & Martini, L. K. B. 2018). Analysis Of The Effect Of NPL, NIM, Non Interest Income, And LDR Toward ROA With Size As Control Variables Differences Study On Domestic And Foreign Banks Listed On BEI Period 2010-2015). International Journal of Social Sciences and             Humanities,             26 2),             100–113.

https://doi.org/https://doi.org/10.14710/jbs.26.2.100-113

Sudarmawanti, E., & Pramono, J. 2017). Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM Dan LDR Terhadap ROA Studi Kasus Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Salatiga Yang Terdaftar Di Otoritas Jasa Keuangan Tahun 2011-2015). Jurnal Ilmiah Among Makarti, 10 19), 1–19.

Sudarsono, H. 2017). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 8 2), 175–203.

Susanto, H., & Kholis, N. 2016). Analisis Rasio Keuangan terhadap Profitabilitas pada Perbankan Indonesia. EBBANK, 7 1), 11-22.

Thamrin, K. M. H., Adam, M., Mukhlis, & Melinda, A. 2018). Determinant of Profitability Evidence of Government Bank in Indonesia). Sriwijaya Economics, Accounting, and    Business,    1 1),    533–539.

https://doi.org/10.5220/0008442205330539

Winarso, E., & Salim, I. A. 2017). The Influence of Risk Management to the Return on Asset ROA) Banking Sector Case Study of Bank in Indonesia Listed in Indonesia Stock Exchange). Advances in Economics and Business, 5 7), 382–393. https://doi.org/10.13189/aeb.2017.050702.

Yudha, A., Chabachib, M., & Pangestuti, I. R. D. 2017). Analysis Of The Effect

Of NPL, NIM, Non Interest Income, and LDR Toward ROA With Size As Control Variables Differences Study on Domestic and Foreign Banks Listed on BEI Period 2010-2015). Jurnal Bisnis STRATEGI, 26 2), 100–113.

Yuhasril, Y. 2019). The Effect of Capital Adequacy Ratio CAR), Non Performing Loan NPL), Operational Efficiency BOPO), Net Interest Margin NIM), and Loan to Deposit Ratio LDR), on Return on Assets ROA). Research Journal of Finance and Accounting, 10 10), 166–176.

Yunita, V. A., Hakim, L., & Sari, P. R. K. 2019). Pengaruh NPL Dan BOPO Terhadap Roa Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 20132017. Jurnal Manajemen Dan     Bisnis,     2 1),     1.

https://doi.org/doi.org/10.37673/jmb.v2i1.299

1200