E-Jurnal Manajemen, Vol. 10, No. 12, 2021 : 1449-1468         ISSN : 2302-8912

DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2021.v10.i12.p10

PENGARUH PROMOSI DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN YANG DIMEDIASI OLEH BRAND AWARENESS (Studi pada konsumen Bali Square Pie di Kabupaten Badung)

Febe Vanesamay Jayadi 1

I Made Wardana 2

(1)(2)Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh promosi dan kemasan terhadap keputusan pembelian, pengaruh promosi dan kemasan terhadap brand awareness, pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian, serta peran brand awareness memediasi pengaruh promosi dan kemasan terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini dilaksanakan kepada pelanggan Bali Square Pie. Sampel yang digunakan yakni 100 responden denganmetode purposive sampling. Data didapatkan melalui pendistribusian kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis jalur melalui SPSS. Hasil mengindikasikan promosi dan kemasan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian, promosi dan kemasan berpengaruh positif signifikan terhadap brand awareness, brand awareness berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian, serta brand awareness memediasi pengaruh promosi dan kemasan terhadap keputusan pembelian. Guna meningkatkan keputusan pembelian kosumen Bali Square Pie di Kabupaten Badung, Bali, pegusaha dapat terus berinovasi, mengutamakan keunggulan promosi, kemasan, dan keberhasilan brand awareness.

Kata Kunci: promosi, kemasan, keputusan pembelian, brand awareness

ABSTRACT

This aims of this research are to determine the effect of promotion and packaging on purchase decision, the effect of promotion and packaging on brand awareness, the effect of brand awareness on purchase decision, and mediating effect of band awareness. The research was done on customers of Bali Square Pie. The sample’s used were 100 respondents that was chosen by purposive sampling method. Data collection is done by distributing quetionnaires. The technique for analyzing the data is using path analysis with SPSS. The result of this research indicated that promotion and packaging has positive significant effect on purchase decision, promotion and packaging has positive significant effect on brand awareness, brand awareness has positive significant effect on purchase decision, and also the effect of promotion and packaging on purchase decision is madiated by brand awareness. In orded to increase purchase decision of Bali Square Pie consumers in Badung Districs, Bali. The owner of Bali Square Pie is able to continuously doing innovations, by prioritizing promotional excellence, packaging excellence, and the company success in creating brand awareness among its consumers.

Keywords: promotion, packaging, purchase decision, brand awareness

PENDAHULUAN

Zaman terus berkembang seiring berjalannya waktu, saat ini seluruh masyarakat dunia sedang mengalami era globalisasi. Era globalisasi mendorong seluruh masyarakat dunia berkembang dengan pesat dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi. Berbagai negara di seluruh dunia tentunya diharuskan memiliki perkembangan ekonomi secara signifikan demi menghadapi persaingan ekonomi global.

Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan jumlah kualitas dan kuantitas usaha bisnis yang didirikan masyarakat melalui berbagai kegiatan. Upaya pemerintah nyatanya telah berperan dalam meningkatkan kesadaran berbisnis di tengah masyarakat. Masyarakat Indonesia kini semakin menyadari keuntungan yang dapat dicapai dengan mendirikan suatu usaha bisnis. Hal tersebut membuat kesadaran bisnis masyarakat Indonesia semakin meningkat pula. Seiring dengan meningkatnya kesadaran bisnis di tengah masyarakat, kini mulai banyak bermunculan bisnis-bisnis baru yang mulai dirintis oleh warga di berbagai daerah Indonesia. Bisnis-bisnis baru tersebut menawarkan berbagai macam jenis produk. Usaha bisnis berskala kecil yang dirintis oleh masyarakat umumnya disebut sebagai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM juga merupakan penggerak roda perekonomian bangsa.

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki masyarakat dengan kesadaran yang cukup tinggi untuk berwirausaha yaitu daerah Pulau Bali. Bali merupakan salah satu destinasi pariwisata yang ramai pengunjung di Indonesia, sehingga tak heran bila hal ini semakin mendorong kesadaran masyarakat untuk menggunakan peluang yang ada dengan berbisnis. Kedatangan wisatawan ke pulau Bali tentunya akan turut memajukan dan menguntungkan UMKM yang ada di daerah wisata pulau Bali.

Jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Bali terus mengalami pertumbuhan di setiap tahunnya, dengan adanya pertumbuhan jumlah kunjungan tersebut potensi bisnis di Provinsi Bali akan semakin meningkat pula. Provinsi Bali khususnya di kabupaten badung merupakan daerah dengan kunjungan wisatawan terbilang unggul, lokasi wilayah yang menjadi pintu utama kedatangan turis mancanegara maupun lokal menjadikan wilayah ini sangat dipadati oleh pendatang dan menimbulkan potensi bisnis.

Mendirikan suatu usaha bisnis tentunya diperlukan strategi bisnis yang matang dan tepat agar bisnis tersebut mampu bersaing dengan kompetitor lain di pasar. Strategi pemasaran adalah salah satu strategi bisnis yang penting untuk di perhatikan karena strategi pemasaran merupakan suatu cara yang paling tepat untuk meningkatkan volume penjualan (Handayani et al., 2018). Usaha bisnis yang benar-benar memperhitungkan strategi pemasaran dengan matang dan eksekusi yang baik akan semakin besar peluangnya untuk menjadi ungul di tengah persaingan ketat di pasar. Strategi pemasaran tentunya digunakan untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap suatu produk, sehingga produk tersebut mampu berada di benak konsumen (brand awareness) dan berakhir dengan mempengaruhi keputusan pembelian.

Strategi pemasaran yang mampu menjadikan suatu produk berakhir pada pembelian oleh konsumen secara terus menerus akan memperkuat daya saing bisnis itu sendiri (Wibowo, 2017). Dalam strategi pemasaran terdapat istilah diferensiasi yang membedakan suatu produk dengan produk pesaing yang ada serta corporate indentity yang bertujuan untuk menciptakan image atau reputasi perusahaan yang positif dan baik sama seperti penampilan visualnya. Sering kali suatu bisnis selalu menargetkan inovasi baru dalam produk mereka, tetapi sebuah inovasi tidak akan berarti jika produk dan perusahaan itu sendiri tidak memiliki diferensiasi dengan pesaing lainnya (Setiawati & Rudolf, 2017). Diferensiasi produk bagi suatu bisnis usaha sangatlah penting karena differensiasi mampu menciptakan awareness, selain hal tersebut corporate identity juga merupakan suatu strategi bisnis yang sangat penting. Corporate identity mempunyai beberapa komponen didalamnya yaitu nama, logo, typography, warna, promosi, desain komunikasi visual, elemen gambar, brand awareness, brand, dan brand image.

Differensiasi dan corporate identity tidak hanya menimbulkan awareness, namun juga sangat berperan bagi suatu bisnis untuk mempertahankan eksistensi bisnis tersebut. Suatu bisnis yang mampu menjaga eksistensinya tentu akan menjadi bisnis yang kuat. Ornamen yang dapat digunakan sebagai diferensiasi suatu produk untuk menciptakan awareness salah satunya yaitu kemasan. Kemasan mampu dijadikan sebagai pembeda yang sangat cepat diingat oleh konsumen, karena kemasan mampu membangun suatu citra di pikiran konsumen. Proses ketika citra sudah terbangun di dalam benak konsumen inilah yang akan membuat konsumen dengan cepat mampu memilih produk sesuai keinginan mereka walaupun dengan melihat kemasan produk tersebut saja.

Selain kemasan masih ada hal lain yang mampu berkontribusi meningkatkan kesadaran (awareness) pada konsumen, hal tersebut yaitu promosi. Kegiatan promosi yang tepat sangat diperlukan dalam menghadapi bisnis serupa yang telah memasuki pasar terlebih dahulu ataupun kompetitor sejenis sebagai pendatang baru di pasar, promosi yang tepat akan membantu mengenalkan produk kepada konsumen secara efisien dengan harapan konsumen sadar akan adanya produk baru dan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Bali Square Pie yaitu melalui food vlogger endorser, give away, bazar, dan potongan harga dengan tujuan mampu berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk dan tentunya menciptakan transaksi.

Usaha bisnis bernama Bali Square Pie berlokasi di daerah padat wisatawan yaitu Kabupaten Badung yang memiliki potensi bisnis yang besar. Mengingat adanya jumlah kunjungan wisatawan ke pulau Bali selalu meningkat setiap tahunnya, sehingga hal tersebut tentu dapat menciptakan kemungkinan adanya calon konsumen dalam jumlah yang besar. Wisatawan sering kali membeli oleh-oleh khas Bali khususnya dalam bentuk makanan untuk diberikan kepada rekan-rekannya. Bali Square Pie memiliki beberapa pesaing yang dapat dikategorikan sebagai pesaing terdekat. Pesaing terdekat mampu menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat menentukan stategi bisnis yang harus dilakukan agar dapat terus memenangkan persaingan bisnis yang ada.

Tabel 1.

Pesaing Terdekat Bali Square Pie

Brand

Varian rasa

Harga

Satuan

Pie Susu Asli Enak

Cokelat, keju, original

Rp 35.000

box

Pie Susu Barong

Cokelat, keju, original

Rp 25.000

box

Pie Susu Bli Man

Almon, chocochips, keju, original

Rp 35.000

box

Pie Susu Dhian

Blueberry, cokelat, keju, original, strawberry

Rp 30.000

box

Pie Susu Legong

Cokelat, keju, original

Rp 35.000

box

Pie Susu Sisy

Blueberry, cokelat, durian, greentea, keju, moka, original, strawberry

Rp 20.000

box

Sumber: http://piesusudhian.co.i,

Brand pada tabel diatas menjadi pesaing terdekat bagi Bali Square Pie karena setiap Brand tersebut menawarkan jenis produk serta sasaran konsumen yang sama atau serupa dengan Bali Square Pie. Brand pada tabel diatas menawarkan produk kuliner yaitu pie susu khas Bali yang mana serupa dengan produk yang ditawarkan oleh Bali Square Pie, Selain hal tersebut brand pada tabel diatas memiliki target konsumen utama yang sama dengan Bali Square Pie yaitu wisatawan di Pulau Bali yang akan mengkonsumsi secara pribadi ataupun dijadikan sebagai oleh-oleh bagi kerabat wisatawan destinasi pulau Bali.

Bali Square Pie memiliki beberapa pesaing seperti pada tabel di atas, meskipun memiliki banyak pesaing namun Bali Square Pie memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh pesaingnya. Keunikan Bali Square Pie yang berbeda dengan pesaing lainnya yaitu bentuk pie yang berbentuk kotak, pie susu pertama di Indonesia yang dibuat dengan cara dikukus, memiliki tekstur lembut, memiliki varian rasa yang tidak dimiliki pesaing terdekatnya seperti pisang dan taro atau ubi ungu, serta memiliki corporate identity yang matang dapat dilihat dari penentuan brand, typography, komunikasi visual unik dan sesuai dengan tema pie susu yang berbentuk kotak, kekinian. Dan Penuh inovasi. Keunikan tersebutlah yang memampukan Bali Square Pie untuk tetap dapat bersaing dan unggul di pasaran. Penilaian Bali Square Pie oleh konsumen melalui media online mendapatkan predikat yang sangat baik yaitu 4,3 oleh Google, 4,7 oleh Shopee, dan 4,8 oleh Traveloka. Peneliti juga melakukan pra survei terhadap pelanggan Bali Square Pie untuk menguji kembali penyebab terjadinya keputusan pembelian oleh konsumen di Bali Square Pie. Hasil pra survey terhadap konsumen Bali Square Pie oleh peneliti menunjukan hasil yang baik yaitu konsumen Bali Square Pie berkeputusan melakukan pembelian karena promosi dan kemasan yang disajikan oleh Bali Square Pie menarik dan berbeda dengan lainya. Hasil pra survey akan dipaparkan melalui Tabel 2.

Alasan peneliti melakukan studi ini yaitu adanya ketidak konsistenan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. adanya Ketidak konsistenan hasil penelitian oleh peneliti sebelumnya tersebut menimbulkan ketidak pastian pengaruh antar variabel yang terjadi secara benar, sehinga menciptakan kebingungan bagi pembaca ataupun peneliti lain yang ingin mengetahui hubungan antara variabel produk, kemasan, brand awareness, dan

keputusan pembelian. Ketidakkonsistenan tersebut dapat dikatakan juga sebagai reaserach Gap yang berarti adanya suatu celah penelitianian. Research gap yang ditemukan sejalan dengan penelitian ini akan dipaparkan secara lebih ringkas dan jelas melalui Tabel 3.

Tabel 2.

Hasil Pra Survey

Indikator

Skor Jawaban

Jumlah Skor

STS

(1)

TS (2)

R (3)

S (4)

SS (5)

Food vlogger endorser membuat anda tertarik untuk membeli

0

0

0

5

5

45

SPG/SPB Bali Square Pie

0

0

1

2

6

41

menawarkan produk dengan ramah Kemasan Bali Square Pie membuat anda tertarik untuk membeli

0

0

0

4

6

46

Kemasan menjaga bentuk produk tetap baik cocok untuk dibawa dalam

0

0

0

3

7

47

perjalanan jauh sekalipun

Bali Square Pie adalah satu-satunya merek terkenal dengan pie bentuk kotak

0

0

0

5

5

45

Ketika mendengar oleh-oleh khas Bali pie kukus yang terpikir adalah Bali

0

0

1

4

5

44

Square Pe

Bali Square Pie memenuhi kebutuhan oleh-oleh untuk diberikan kepada

0

0

0

1

9

49

seseorang

Anda akan membeli produk Bali Square Pie dalam wakti dekat

0

0

1

3

6

45

Sumber: Lampiran 2, data diolah 2020

Berdasarkan Tabel 3. terdapat ketidakonsistenan hasil penelitian sebelumnya, hasil pra survei menujukan hal yang bertolak belakang dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali tentang “Pengaruh Promosi dan Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian yang dimediasi oleh Brand Awareness, dengan Bali Square Pie sebagai objek penelitian ini.

Blech (2009:18) mengartikan promosi sebagai koordinasi untuk memberikan pengenalan serta menggiring untuk membeli barang atau jasa ataupun promosi. Promosi merupakan senjata utama suatu usaha bisnis untuk menyampaikan pesan produk dari suatu usaha bisnis kepada konsumen, ketika informasi produk menarik dan sesuai dengan kebutuhan konsumen maka akan berujung pada kegiatan transaksi atau keputusan pembelian. Penelitian (Walukow, 2019), dan (Haryani, 2019)memperlihatkan bahwa promosi berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian. Oleh sebab itu dapat dipotulasikan hipotesis penelitian H1 pada penelitian ini yaitu:

H1: Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Tabel 3.

Ringkasan Research Gap Pengaruh Promosi dan Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Dimediasi Oleh Brand Awareness

No

Peneliti

Variabel

Hasil Penelitian

1

Natalia dan Mulyana (2014)

  • 1.    Periklanan (X1)

  • 2.    Promosi (X2)

  • 3.    Keputusan Pembelian (Y)

Positif Signifikan

2

Susetyarsi (2012)

  • 1.    Kemasan (X)

  • 2.    Keputusan Pembelian (Y)

Positif Signifikan

3

Putri (2017)

  • 1.    Promosi (X)

  • 2.    Keputusan Pembelian (Y)

Negatif Tidak Signifikan

4

Putranti dan Suparni (2016)

  • 1.    Kemasan (X1)

  • 2.    Informasi (X2)

  • 3.    Keputusan Pembelian (Y)

Variabel Kemasan

Negatif Tidak Signifikan

5

Ghealita dan Setyorini (2015)

  • 1.    Brand Awareness (X)

  • 2.    Keputusan Pembelian (Y)

Positif Signifikan

6

Ariadi (2019)

  • 1.    Brand Awareness (X1)

  • 2.    Brand Loyalty (X2)

  • 3.    Keputusan Pembelian (Y)

Variabel Brand Awareness Negatif Tidak

Signifikan

Sumber: Research Gap Penelitian Terdahulu

Indrawijaya (2012) mengutip (Silayoi, 2007), dan (Kuvykaite et al., 2009) yang menerangkan bahwa elemen verbal dan elemen visual suatu kemasan mampu mempengaruhi orientasi kognitif dan emosi pada proses pengambilan suatu keputusan oleh konsumen. (Susetyarsi, 2012) menjelaskan adanya hubungan positif antara pelabelan dan kemasan dengan suatu keputusan pembelian oleh konsumen. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkam hipotesis dalam penelitian ini H2 yaitu:

H2: Kemasan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Santoso et al. (2013) menyebutkan bahwa promosi merupakan komunikasi informasi penjual dengan pembeli bertujuan untuk mengubah tingkah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal hingga menjadi pembeli dan mengingat produk. Dengan demikian berdasarkan penjelaskan Santoso et al. (2013) dapat dirumuskan hipotesis penelitian H3 yaitu:

H3 : Promosi berpengaruh positif terhadap brand awareness

Susetyarsi (2012) menjelaskan bahwa kemasan bisa digolongkan menjadi dua yaitu daya tarik praktis dan daya tarik visual. Daya tarik visual berfokus pada kenampakan kemasan atau label suatu produk yang terdiri dari bentuk, warna, merek ilustrasi, tata letak, dan teks. Keunikan kemasan serta berbeda dengan produk sejenis mampu menarik perhatian konsumen sehingga konsumen mampu dengan mudah mengenali produk suatu brand dengan brand lainnya, hal inilah yang semakin medukung kertekaitan kemasan dan brand awarenes. Warna pada kemasan juga mampu mempengaruhi sikologis konsumen untuk membeli,

penempatan warna yang baik pada suatu kemasan akan menciptakan kesan tersendiri bagi calom konsumen maupun konsumen sehingga hal tersebut juga akan meningkatkan brand awareness. Terkait pendapat tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian H4 pada penelitian ini yaitu:

H4 : kemasan berpengaruh positif terhadap brand awareness

Rossiter dan Percy dalam (Herdana, 2015) menjelaskan bahwa brand awareness adalah kemampuan pembeli untuk dapat mengidentifikasi (mengingat atau mengenali) suatu brand dengan cukup detail dalam melakukan pembelian. Bentuk brand awareness tersebut secara empiris diterangkan oleh Chi et al. (2009) bahwa brand awareness berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli. Dengan demikian dapat ditentukan hipotesis penelitian H5 yaitu:

H5 : brand awareness berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Hasil penelitian Walukow et al. (2019) menerangkan bahwa promosi berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan pembelian (hipotesis H1). Sementara itu Santoso et al. (2013) mengatakan bahwa promosi merupakan komunikasi yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku dan sikap pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal hingga menjadi pembeli dan terus mengingat produk (hipotesis H3). Hasil penelitian Chi et al. (2009) dan Herdana (2015) menjelaskan bahwa brand awareness berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan pembelian (hipotesis H5). Dengan demikian atas dasar hasil penelitian (Santoso et al (2013), Walukow et al. (2019), Chi et al (2009), dan Herdana (2015) dapat dibangun hubungan yang sifatnya transitivitas seperti berikut “promosi mampu meningkatkan brand awareness yang mampu berimplikasi pada peningkatan keputusan pembelian oleh konsumen” seperti yang tercantum dalam hipotesis penelitian H6 penelitian ini yaitu:

H6 : Efek positif promosi terhadap keputusan pembelian konsumen akan semakin positif saat brand awareness meningkat

Susetyarsi (2012) menjelaskan adanya suatu thubungan positif antara kemasan dan keputusan pembelian konsumen seperti hipotesis penelitian H2 penelitian ini. Santoso et al. (2013) mengatakan bahwa promosi mampu merubah tingkah laku dan sikap pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal hingga menjadi pembeli dan mengingat produk (hipotesis H3). Sementara itu Chi et al. (2009), dan Herdana (2015) mengungkapkan brand awareness berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan pembelian konsumen (hipotesis H5). Dengan demikian atas dasar penelitian Santoso et al. (2013), Susetyarsi (2012), Chi et al. (2009), dan (Herdana, 2015) dapat ditemukan suatu transitivitas hubungan berikut “kemasan mampu meningkatkan brand awareness yang akhirnya menyebabkan peningkatan keputusan pembelian oleh konsumen” seperti yang tedapat pada hipotesis penelitian H7 penelitian ini yaitu:

H7 : Efek positif kemasan terhadap keputusan pembelian konsumen semakin positif saat brand awareness meningkat

Hubungan antara promosi, kemasan, brand awareness, dan keputusan pembelian dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2019: 95). Pendekatan kuantitatif didefinisikan sebagai metode penelitian berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk melakukan penelitian pada sampel atau populasi tertentu, analisis data bersifat statistik, pengumpulan data dengan instrumen penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan serta menguji hipotesis yang telah ditentukan (Sugiyono, 2017: 63).

Lokasi penelitian ini adalah Kabupaten Badung, karena Bali Square Pie terletak di Jalan By Pass Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia dan sangat mudah dijangkau oleh masyarakat maupun pendatang di Kabupaten Badung. Selain dari pada hal tersebut, pemilihan lokasi Kabupaten Badung didasari oleh adanya latar belakang Kabupaten Badung yang merupakan salah satu kabupaten di Bali dengan tingkat wasatawan yang unggul dibangding kabupaten sekitarnya di Pulau Bali, hal tersebut disebabkan adanya Bandar Udara Internasional Ngurah Rai sebagai pintu masuk dan keluarnya pendatang di Pulau Bali.

Berdasarkan keunggulan wilayah tersebut maka Kabupaten Badung sangatlah strategis dan memiliki potensi bisnis yang besar serta kehidupan ekonomu masyarakatnya yang cukup merata, Kriteria Kabupaten Badung tersebut sebagai lokasi penelitian mencerminkan adanya potensi kegiatan jual beli yang tinggi.

Sedangkan objek dalam penelitian ini ialah pengaruh promosi (X1) dan kemasan (X2) terhadap keputusan pembelian, serta peran brand awareness (Y1) memediasi pengaruh produk dan kemasan terhadap keputusan pembeliaan (Y2) pada toko oleh-oleh khas Bali yaitu Bali Square Pie di Kuta, Kabupaten Badung. Secara lengkap, masing-masing variabel serta indikator tersebut akan dipaparkan secara lebeih jelas dan terperinici melalui table berikut ini.

Tabel 4.

Variabel dan Indikator

Variabel

Indikator

Sumber

Promosi

Sales promotion

X1.1   Yoelbrilianti (2018)

Advetising

X1.2

Personal selling

X1.3

Kemasan

Daya tarik

X2.1   Mufreni (2016):

Differentiation

Nuryanti dan

X2.2   Rahman (2008)

Etika kemasan

X3.3

Bahan kemasan

X4.4

Brand Awareness

Terkenal

Y1.1   Timpal, et. al,.

Mudah di ingat

(2016): Wibowo

Y1.2   (2017)

Top of mind

Y1.3

Keputusan Pembelian

Memenuhi Keinginan

Y2.1   Indriani     (2016);

Repeat Purchase

Darmawan (2017)

Kesesuaian harga dengan kualitas

Y2.3

Sumber: Adaptasi Jurnal penelitian sebelumnya, disusun 2020

Adapun jenis datanya yakni data kuantitatif, berupa data penilaian (scoring) terhadap tanggapan responden dari hasil kuesioner yang disebar. Skala Linkert digunakan sebagai kriteria penentuan skor dalam mengisi pernyataan kuesioner dan berupa data kualitatif, yaitu berupa data informasi mengenai data diri responden. Penentuan skor dilakukan sebagai berikut:

STS   : Sangat Tidak Setuju, skor 1

TS    : Tidak Setuju, skor 2

R     : Ragu-ragu, skor 3

S      : Setuju, skor 4

SS    : Sangat Setuju, skor 5

Sumber data menggunkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari responden berupa hasil jawaban kuesioner mengenai variabel penelitian dan data sekunder yang berasal dari institusi atau pihak lain yang mempublikasikan data/informasi terkait.

Populasi adalah keseluruhan element yang akan dijadikan wilayah generalisasi, terdiri dari subjek/objek yang memiliki karakteristik dan kuantitas tertentu yang digunakan oleh peniliti untuk diobservasi dan kemudian menarik kesimpulan (Sugiyono, 2017:443). Populasi yang ditetapkan adalah masyarakat di Kabupaten Badung yang pernah melakukan pembelian terhadap produk Bali Square Pie.

Sampel merupakan bagian karakteristik dan jumlah yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017:137). Adapun sampel dipilih dengan teknik nonprobability sampling serta metode purposive sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan tujuan dari peneliti dilihat dari pertimbangan informasi yang dibutuhkan (judgemental sampling). (Sekaran, 2014) menyampaikan bahwa ukuran sampel yang baik yaitu 5-10 kali jumlah variabel ataupun indikator dalam sebuah penelitian. Penggunaan jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 100 responden. Menurut (Sekaran, 2014) parameter sampel yang ideal dan baik adalah sekitar 70140 sampel. sehingga, dengan dipilihnya 100 responden sudah sesuai kriteria yang ditetukan tersebut.

Pada penelitian ini dilakukan analisis statistik deskripsi. Penilaian yang telah diberikan oleh responden terhadap masing-masing variabel diukur dengan menggunakan skala pengukuran yang dibagi kedalam lima skala pengukuran yaitu: 1,00 – 1,79 = Sangat kurang baik

1,80 – 2,49 = Kurang baik

2,50 – 3,29 = Cukup

3,30 – 4,19 = Baik

4,20 – 5,00 = Sangat baik

Uji normalitas dipakai untuk melihat distribusi model regresi variabel dependen serta independent. Model yang paling baik yakni terdistribusi normal ataupun serta normal. Uji normalitas dilaksanakan melalui One-Sample Komologorov-Smirnov disebut normal bila Asymp Sig > 0.05.

Uji Multikolinearitas dipakai dalam melihat kemiripan satu variabel independen dengan variabel independen lainnya pada satu model. Model regresi yang baik sepatutnya tak berkorelasi pada variabel independennya. Agar mengetahui keberadaan multikolinearitas, yaitu melalui nilau tolerance atau VIF, yang terdapat multikolinearitas jika nilai tolerance < 0.10 (nilai VIF > 10) dan tak terdapat multikolinearitas jika nilai tolerance > 0.10 (nilai VIF < 10).

Uji heteroskedastisitas dipakai untuk melihat penyimpangn model dikarenakan adanya ggangguan dari variabel lainnya pada satu observasi ke observasi lainnya. Agar mengetahui heteroskedastisitas ataupun tidak, bisa dilihat dengan nilai signifikansi. Bila nilai signifikansi >  0.05, disebut tak

heteroskedastisitas.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dengan SPSS. Analisis jalur dipergunakan untuk menganalisis pola hubungan variabel yang bertujuan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen. Dasar penghitungan koefisien jalur adalah analisis korelasi dan regresi, dalam pengitungannya juga menggunakan software SPSS for windows. Diagram jalur dibuat atas dasar tujuan untuk membantu menganalisis dan menginterpretasikan hubungan antar variabel yang dihipotesiskan.

Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Persamaan struktural I:

Y1 = ß3X1 + ß4X2 + e1

Persamaan struktural II:

Y2= ß1X1 + ß2X2 + ß5Y1 + e2

Uji sobel dipergunakan untuk menguji kekuatan pengaruh tidak langsung

variabel antar variabel lainnya. Pengujian signifikansi pengaruh tidak langsung, dapat dilakukan penghitungan t dari koefisien ab menggunakan rumus sebagai berikut:

Z =


ab

√b2s+ a2sb+ s2as2b


(1)


Untuk dapat mengetahui pengambilan keputusan uji hipotesis, maka dilakukan pembandingan p- value dan Cronbach’s Alpha (0.05)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data karakteristik responden adalah profil dari 100 responden yang didapat dalam pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner, terdiri atas nama, jenis kelamin, usia, dan pendidikan.

Tabel 5.

Karakteristik Responden

No

Karakteristik

Klasifikasi

Jumlah

Presentase

1

Jenis Kelamin

Laki-laki

34

34%

Perempuan

66

66%

Jumlah

100

2

Usia

17-20 Tahun

17

17%

21-30 Tahun

69

69%

31-40 Tahun

7

7%

41-50 Tahun

7

7%

Jumlah

100

3

Pendidikan

SMA

28

28%

Diploma

18

18%

Sarjana

45

45%

Pasca Sarjana

9

9%

Jumlah

100

Sumber: Lampiran 3, data diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 5. responden didominasiperempuan dengan presentase responden sebanyak 66 persen. Karakteristik usia didominasi oleh responden pada rentang usia 21 tahun hingga 30 tahun dengan presentase sebanyak 69%, sedangkan presentase terendah adalah rentang usia 30-40 tahun dan 41-50 tahun dengan presentase masing-masing sebanyak 7%. Berdasarkan kriteria pendidikan, responden jenjang pendidikan terakhir Sarjana merupakan responden terbanyak yaitu 45%, sedangkan responden pendidikan terakhir (SMA) sebanyak 28%.

Uji instrumen memakai uji validitas serta uji reliabilitas. Instrumen disebut valid jika memenuhi kriteria nilai signifikan < 0.05 dan rhitung > ftabel. Pada penelitian ini nilai rtabel yakni 0.361. Sedangkan uji reliabilitas bertujuan agar mengetahui konsistensi dari alat ukur penelitian. Pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronchbach. Instrumen disebut reliabel jika koefisien korelasi > 0.60.

Tabel 6.

Hasil Uji Validitas

Variabel

Indikator

r hitug

r tabel

Sig

Keterangan

Promosi (X1)

Sales Promotion

X1.1

0.912

0.361

0.000

Valid

X1.2

0.753

0.361

0.000

Valid

Advertising

X1.3

0.755

0.361

0.000

Valid

X1.4

0.657

0.361

0.000

Valid

Personal Selling

X1.5

0.901

0.361

0.000

Valid

X1.6

0.786

0.361

0.000

Valid

Kemasan (X2)

Daya Tarik

X2.1

0.866

0.361

0.000

Valid

Differentiation

X2.2

0.815

0.361

0.000

Valid

Etika Kemasan

X2.3

0.866

0.361

0.000

Valid

Bahan Kemasan

X2.4

0.825

0.361

0.000

Valid

Brand Awareness (Y1)

Terkenal

Y1.1

0.850

0.361

0.000

Valid

Y1.2

0.905

0.361

0.000

Valid

Mudah diingat

Y1.3

0.818

0.361

0.000

Valid

Top of Mind

Y1.4

0.841

0.361

0.000

Valid

Y1.5

0.799

0.361

0.000

Valid

Keputusan

Memenuhi

Y2.1

0.836

0.361

0.000

Valid

Pembelian (Y2)

Keinginan

Y2.2

0.819

0.361

0.000

Valid

Repeat Purchase

Y2.3

0.841

0.361

0.000

Valid

Y2.4

0.945

0.361

0.000

Valid

Kesesuaian Harga dengan Kualitas

Y2.5

0.870

0.361

0.000

Valid

Kemudahan

Mendapatkan Produk

Y2.6

0.925

0.361

0.000

Valid

Sumber: Hasil olah data primer, 2020

Hasil perhitungan Person Product Moment menunjukkan bahwa seluruh indikator variabel dalam penelitian Pengaruh promosi dan kemasan terhadap

keputusan pembelian yang dimediasi oleh Brand Awareness valid dengan r hitung lebih besar dari rtabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Setelah uji Validitas langkah berikutnya melakukan uji reliabilitas terhadap data yang didapatkan di lapangan untuk menunjukan data yang dipergunakan merupakan data yang valid sehingga penelitian dapat dilanjutkan.

Tabel 7.

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Nilai Cronbach’s Alpha

Keterangan

Promosi

0.798

Reliabel

Kemasan

0.827

Reliabel

Brand Awareness

0.815

Reliabel

Keputusan Pembelian

0.810

Reliabel

Sumber: Hasil olah data primer, 2020

Hasil uji menunjukkan nilai Alpha Cronbach dari semua variabel penelitian dengan rentang nilai 0.798 – 0.827, yang berarti telah memenuhi kriteria pengujian karena nilai hasil lebih besar dari (>) 0.60, sehingga instrumen dinyatakan reliabel. Oleh sebab itu kuesioner penelitian dianggap reliabel dan konsisten sebagai alat ukur penelitan.

Tabel 8.

Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N

112

Normal Parametersa,b

Mean

0.0000000

Std. Deviation

0.58312349

Most Extreme Differences

Absolute

0.174

Positive

0.174

Negative

-0.136

Test Statistic

0.174

Asymp. Sig. (2-tailed)

0.130

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Hasil olah data primer, 2020

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 8, maka diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov Asym. Sig 2 tailed 0.130 > 0.05 sehingga data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal.

Tabel 9.

Uji Multikolinearitas

Model

Unstandardized Coefficients     Collinearity Statistics

B            Std. Error    Tolerance    VIF

1 (Constanta) Promosi

Kemasan Brand Awareness

1.932         0.230

0.090         0.040         0.620       6.186

0.490         0.073         0.271        6.474

0.163         0.109         0.350       8.288

a. Dependent Variabel: Keputusan Pembelian

Sumber Hasil olah data primer, 2020

Diperoleh nilai tolerance promosi 0.620 > 0.10, kemasan 0.271 > 0.10, dan brand awareness sebesar 0.350 > 0.10. Nilai VIF variabel promosi 6.186 < 10.00, kemasan 6.474 < 10.00, brand awareness 8.288 < 10.00. Berdasarkan nilai tolerance > 0.10 dan VIF < 10.00 masing-masing variabel pada tabel 4.9, maka hasil data tersebut dapat dikatakan bahwa model regresi tidak mengalami gejala multikolinearitas.

Tabel 10.

Uji Heteroskedatisitas

Unstandardized Coefficients

Model

B

Std. Error    T

Sig.

1 (Constanta)

-0.207

0.132

-1.568

0.120

Promosi

0.079

0.023

3.427

0.201

Kemasan

-0.154

0.042

-3.680

0.060

Brand Awareness

0.190

0.062

3.047

0.083

a. Dependent Variabel: Keputusan Pembelian

Sumber Hasil olah data primer, 2020

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 10 diperoleh bahwa promosi memiliki Sig. 0.201 > 0.05, kemasan memiliki Sig. 0.060 > 0.05, dam brand awareness memiliki Sig. 0.083 > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa dalam model ini tidak ditemukan gejala heteroskedastisitas.

Menurut Sriyanto dan Kuncoro (2015) teknik analisis jalur merupakan bentuk perluasan analisis linear berganda dalam memperkirakan hubungan kualitas yang telah ditetapkan berdasarkan teori. Analisis jalur dipergunakan untuk menganalisis suatu pola hubungan antar variabel yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen. Dasar penghitungan koefisien jalur merupakan analisis korelasi dan regresi, dalam penghitungannya juga menggunakan software SPSS for windowsAnalisis path pada penelitian ini akan diselesaikan dengan membagi pengujian, pembagian pengujian dilakukan dengan membuat dua koefisien model jalur yaitu jalur model I dan jalur model II.

Y1 = 0.460X1 + 0.354X2 + e1

e1 = √1


-R12 = √1 - 0,632 = 0,607

R2 = 0.632

Hasil penghitungan di atas membantu untuk memperoleh ataupun penyusunan diagram analisis jalur, diagarm beserta nilai hasil olah data di dalamnya akan dapat membantu penghitungan ataupun pengolahan data tahap selanjutnya.

Berdasarkan hasil penghitungan diatas maka dapat disusun diagram analisis jalur model I, sebgaai berikut:

Gambar 2. Diagram Jalur Model I

Y2= 0,335X1 + 0,216X2 + 0,418Y1 + e2

e2 = √1 -R12 = √1 - 0,822 = 0,422

R2 = 0.822

Berdasarkan hasil penghitungan diatas maka dapat disusun diagram analisis jalur model I, sebgai berikut:

Gambar 3. Diagram Analisis Jalur Model II

Berdasarkan hasil analisis path yang telah disertakan diatas maka dapat diperoleh analisis mengenai pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, serta pengaruh total. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan pengaruh antar variabel.

Uji sobel dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi suatu efek mediasi. Pengujian sobel pada penelitian ini akan memperlihatkan apakah variabel brand awareness secara signifikan mampu memediasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dimana variabel bebas pada penelitian ini

yaitu promosi dan kemasan sedangkan variabel terikat pada penelitian ini yaitu keputusan pembelian.

Tabel 11.

Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Pengaruh Total

Pengaruh Variabel     Pengaruh       Pengaruh Tidak

Langsung         Langsung

Pengaruh Total

X1→Y2             0.335              0.192

0.527

X2→Y2             0.216              0.148

0.364

X1→Y1             0.460                -

0.460

X2→Y1             0.354                -

0.354

Y1→Y2             0.418                -

0.418

Sumber: Hasil olah data primer, 2020

Variabel Brand Awareness (Y1) Memediasi Pengaruh promosi (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y2)

0.354%0.418

Z = .       —-----------------------

√0.41820.1662 + 0.35420.0642 + 0.16620.0642

Z= 2.006

Dari hasil perhitungan uji sobel tersebut yang mendapatkan nilai z sebesar 2.62, karena nilai z yang diperoleh yaitu sebesar 2,62 > 1,96 dengan tingkat signifikansi 5% maka dengan pengujian sobel ini dapat membuktikan bahwa Variabel brand awareness (Y1) secara signifikan mampu memediasi pengaruh promosi (X1) terhadap keputusan pembelian (Y2).

Variabel Brand Awareness (Y1) Memediasi Pengaruh Kemasan (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y2)

0.354%0.418

Z = .        —-------------------------

√0.41820.1662 + 0.35420.0642 + 0.16620.0642

Z= 2.006

Dari hasil perhitungan sobel test tersebut didapatkan nilai z sebesar 2,006, karena nilai z yang diperoleh yaitu sebesar 2,006> 1,96 dan tingkat signifikansinya 5% maka membuktikan bahwa Variabel Brand Awareness (Y1) secara signifikan mampu memediasi Pengaruh Kemasan (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y2 ).

Terdapat dua cakupan dari implikasi penelitian, yaitu implikai teoritis dan implikasi praktis. Implikasi teoritis memiliki kaitan dengan kontribusi hasil penelitian terhadap perkembangan teori dalam hal pengaruh promosi dan kemasan terhadap keputusan pembelian yang dimedian oleh brand awareness. Sedangkan implikasi praktis berhubungan dengan kontribusi hasil peneitian tehadap kualitas pelayanan dan kualitas produk terhadap kinerja perusahaan Bali Square Pie di kabupaten Badung.

Implikasi Teoritis pada penelitian ini telah mampu memperkaya teori strategi pemasaran yaitu untuk melihat hasil kinerja pemasaran perusahaan dalam hal keputusan pembelian oleh konsumen melalui variabel promosi, kemasan dan brand awareness. Hasil penelitian ini telah mampu menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan mengenai pengaruh promosi dan kemasan terhadap keputusan pembelian yang dimediasi oleh brand awareness baik itu secara parsial maupun simultan dengan melakukan olah data menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan hasil tabulasi tanggapan responden atas kuesioner yang telah disebar. Maka penelitian ini telah mampu memperkaya penelitian sebelumnya yang dirujuk dari berbagai sumber jurnal/artikel ilmiah baik itu regional, nasional, maupun international dan menambah kajian empiris serta mengkonfirmasi adanya hubungan kualitas promosi, kemasan, keputusan pembelian dan brand awareness.

Implikasi Praktis pada penelitian ini telah mampu menunjukkan bahwa kemasan memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi sebesar 0.003, serta mampu menunjukkan adanya pengaruh kemasan secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi sebesar 0.045. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka untuk dapat meningkatkan keputusan pembelian oleh konsumen terhadap produk yang ditawarkan, dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas serta terus berinovasi dalam menentukan jenis promosi dan kemasan yang akan diterapkan.

Penelitian ini telah mampu menunjukkan adanya pengaruh band awareness secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikansi sebesar 0.000, Sehingga selain promosi dan kemasan, untuk dapat terus meningkatkan keputusan pembelian perusahaan juga perlu memantau dan memastikan tingkat brand awareness produk ditengah masayarakat serta faktor lainnya yang mampu meningkatkan keputusan pembelian seperti bauran pemasaran. Mengingat bahwa penelitian ini juga membuktikan adanya pengaruh promosi dan kemasan secara signifikan terhadap brand awareness, maka penerapan kegiatan promosi dan kemasan yang tepat dengan sasaran dan keinginan konsumen juga berdampak pada peningkatan brand awareness produk Bali Square Pie yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang besar kepada perusahaan akibat keputusan pembelian yang tinggi, selain itu hal ini juga mampu menjaga eksistensi Bai Square Pie.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini, terdapat beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut adalah penelitian hanya dilakukan di daerah kabupaten Badung dengan jumlah sampel yang terbatas sehingga tidak dapat digeneralisasikan. Adanya kemungkinan perubahan terhadap lingkungan dan trend membuat adanya kemungkinan perubahan terhadap lingkungan dan trend membuat adanya kemungkinan perubahan pada hasil penelitian sehingga perlu dilaksanakan penelitian mengenai topik serta hubungan serupa dimasa depan. Penelitian mengenai topik serta hubungan serupa dimasa depan jika dilakukan akan mampu menghasilkan penelelitian sejenis yang lebih sesuai dengan keadaan dan menjukan kemungkinan nilai serta hubungan baru antar variabel karena adanya perubahan situasi dan kondisi.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan tujuan penelitian, rumusan masalah dan hasil penelitian beserta pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas ataupun kinerja promosi yang dilakukan maka keputusan pembelian oleh konsumen Bali Square pie akan semakin tinggi pula. Kemasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil tersebut menujukan bahwa semakin tinggi kualitas kemasan yang dberikan maka keputusan pembelian oleh konsumen Bali Square Pie akan semakin meningkat. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas ataupun kinerja promosi yang dilakukan maka akan mengakibatkan peningkatan brand awareness Bali Square Pie ditengah masayarakat. Kemasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas kemasan yang diberikan maka akan mengakibatkan peningkatan brand awareness Bali Square Pie ditengah masayarakat. Brand Awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi brand awareness yang didapatkan oleh Bali Square Pie maka akan semakin tinggi pula tingkat keputusan pembelian oleh konsumen Bali Square Pie.Brand Awareness secara signifikan mampu memdiasi pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas promosi yang diterapkan maka keputusan pembelian akan semakin meningkat. Selain secara langsung, promosi juga mampu meningkatkan keputusan pembelian melalui brand awareness.

Brand Awareness secara signifikan mampu memdiasi pengaruh kemasan terhadap keputusan pembelian. Hasil tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi kualitas kemasan yang diterapkan maka keputusan pembelian akan semakin meningkat. Selain secara langsung, kemasan juga mampu meningkatkan keputusan pembelian melalui brand awarenes.

REFERENSI

Chi, H. K., Yeh, H. R., & Yang, Y. T. (2009). The Impact of Brand Awareness on

Consumer Purchase Intention: The Mediating Effect of Perceived Q uality and

Brand Loyalty. Journal of International Management Studies. Journal of International Management Studies, 4(1), 135–144.

Handayani, R., Runtuwene, R. F., & Sambul, S. A. P. (2018). Pengaruh Startegi Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan Produk Ikan Kaleng Isabella pada PT.Sinar Purefoods Internasional Bitung. Jurnal Administrasi Bisnis, 6(2), 34–40.

Haryani, D. S. (2019). Pengaruh Periklanan Dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Perumahan Griya Puspandari Asri Tanjungpinang. Jurnal Dimensi, 8(1), 119–128. https://doi.org/10.33373/dms.v8i1.1827

Herdana, A. (2015). Analisis Pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awareness) Pada Produk Asuransi Jiwa Prudential Life Assurance (Studi Pada Pru Passion Agency Jakarta). Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen, 3(1), 1–18.

Indrawijaya, S. (2012). Pengaruh Kualitas Produk Dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Roti Manis Pada Industri Kecil Di Kabupaten Sarolangun. Jurnal Menkeu, 1(3), 193–208.

Kuvykaite, R., Dovaliene, A., & Navickiene, L. (2009). Impact of package elements on consumer’s purchase decision. Economics and Management, 14, 441–447.

Santoso, K. W., Waluyo, H. D., &, & Listyorini, S. (2013). Pengaruh Kalitas Produk, Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Permen Tolak Angin Di Semarang. 1–11. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/

Sekaran. (2014). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis (Research Methods for Business) (4th ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Setiawati, M., & Rudolf, L. (2017). Pengaruh Promosi Dan Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Chitato Yang Dimediasi Oleh Brand Awareness. Manajemen Bisnis Kompetensi,   12(01),   75–83.

http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/MB/article/view/1361/1495

Sriyanto, A., & Kuncoro, A. W. (2015). Pengaruh Kualitas Layanan, Ekuitas Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Produk Lion Star di Modern Market Jakarta. Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 4(2), 21.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. CV. Alfabeta.

Susetyarsi, T. (2012). Kemasan Produk Ditinjau Dari Bahan Kemasan, Bentuk Kemasan Dan Pelabelan Pada Kemasan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Minuman Mizone Di Kota Semarang. Jurnal Stie Semarang, 4(3), 19.

Walukow, et al. (2019). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Bentenan Center Sonder

Minahasa.        Jurnal        EMBA,         44(12),        2–8.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/5969/5488

Wibowo, N. E. (2017). Pengaruh Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian ( Studi Kasus Pada Yellow Truck Cabang Sunda Bandung Tahun 2017 ) the Influence of Brand Awareness Toward Purchasing Decision ( Study Case At Yellow Truck Branch Sunda Bandung ). Universitas Telkom, 3(2), 230–249. file:///C:/Users/Juni/Downloads/17.06.238_jurnal_eproc (1).pdf

1468