595

PENGARUH PROFITABILITAS DAN RISIKO KREDIT TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN HARGA SAHAM

Ni Putu Tika Andriani Satrigraha1

2

Ida Bagus Anom Purbawangsa2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected]/telp: +62 85 93 61 08 501

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Keputusan investasi oleh investor dapat dipengaruhi oleh harga saham perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan pada manajemen keuangan untuk menjaga harga saham tetap tinggi yang dapat meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan risiko kredit terhadap capital adequacy ratio dan harga saham pada sektor perbankan dengan 15 perusahaan sebagai sampel dari 29 perusahaan dalam populasi yang menggunakan purposive sampling sebagai teknik sampel. Analisis jalur digunakan untuk menganalisis pada observasi ini. Hasil menemukan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap capital adequacy ratio, namun berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham; risiko kredit berhubungan negatif signifikan pada capital adequacy ratio tetapi tidak memiliki signifikan dampak terhadap harga saham dan profitabilitas; yang terakhir ditemukan bahwa capital adequacy ratio tidak ada berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata kunci: Profitabilitas, Risiko Kredit, Capital Adequacy Ratio, harga saham

ABSTRACT

Investment decision by investor can be influence by stock price of the firm. Firm must be pay attention in financial management to keep stock price in high level that can reassure the investor to invest capitals in firm. This study purposed to detect relation between profitability and credit risk to capital adequacy ratio and also stock price at banking sector with fifteen firms as samples from twenty nine firms in populations that used purposive sampling as sampling technique. Path analysis used to analyze this observation. The result found that profitability has no significant effect to capital adequacy ratio but positive significant to stock price; credit risk related negative significant to capital adequacy ratio but has no significant influence to stock price and profitability; at last found that capital adequacy ratio has no significant impact to stock price.

Keyword: Profitability, Credit Risk, Capital Adequacy Ratio, Stock Price

PENDAHULUAN

Bertambahnya unit perusahaan telah menambah persaingan dunia usaha sekarang ini. Perusahaan-perusahaan tersebut memerlukan usaha yang

lebih keras untuk mempertahankan eksistensi dan meningkatkan kredibilitas

mereka sehingga masyarakat dapat percaya pada perusahaan tersebut dan pada akhirnya akan berinvestasi pada perusahaan tersebut. Keberlangsungan perusahaan-perusahaan tersebut sangat bergantung kepada kualitas manajemen perusahaan tersebut dalam mengelola keuangan. Perusahaan harus dapat mengetahui bagaimana cara mendapatkan modal dan kemudian mengelolanya dengan bijaksana demi kelangsungan perusahaannya.

Pasar modal merupakan wadah yang dapat membantu pertumbuhan perusahaan. Selain sebagai tempat untuk memperoleh modal, perusahaan dapat menggunakan pasar modal sebagai refleksi keberhasilannya sehingga masyarakat dapat melihat perkembangan perusahaan melalui harga saham. Penilaian harga saham dilakukan investor untuk menilai layak atau tidaknya berinvestasi pada suatu perusahaan. Agar investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan, perusahaan harus menjaga kestabilan harga saham mereka. Minat investor dapat muncul karena melihat kualitas pengelolaan perusahaan tersebut yang terlihat meyakinkan yang tercermin dari keadaan keuangan perusahan tersebut. Penelitian ini membahas khususnya perusahaan perbankan, yaitu bagaimana suatu perbankan diharapkan mengatur keuangan dan mengelola risiko yang dihadapinya untuk kemudian menghindarkan diri dari kebangkrutan. Bank dengan tingkat permodalan tinggi akan mengurangi risiko kebangkrutan (Deelchand, 2009). Bank merupakan motor atau penggerak ekonomi. Bank merupakan perantara yang berfungsi sebagai intermediasi antara masyarakat dengan surplus dana untuk

disalurkan kepada masyarakat yang sedang mengalami defisit dana

(Timbul, 2010). Dari sini bank dapat menjaga sehingga perekonomian tetap bergerak. Untuk memenuhi perannya sebagai motor ekonomi, bank perlu menjaga kestabilan keadaan internalnya. Keberadaan bank yang sehat sebagai suatu sistem, merupakan prasyarat bagi suatu perekonomian yang sehat. (Margareta, 2011). Permasalahan yang harus selalu menjadi prioritas dari bank adalah masalah permodalan. Peranan modal sangat penting dalam usaha perbankan karena dapat mendukung kegiatan operasional bank agar dapat berjalan dengan lancar (Sari, 2013). Pengontrolan dari pemerintah berupa modal wajib minimum yang harus ditaati oleh bank tentu akan membuat perbankan semakin terpacu. Jika suatu bank dapat mencapai capital adequacy ratio diatas ketentuan yang berlaku, ini akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap bank tersebut dan pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham. Menurut Haryeti (2012) capital adequacy ratio berpengaruh terhadap harga saham. Namun menurut Pasaribu (2012) capital adequacy ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham secara signifikan.

Aspek permodalan sangat penting bagi perbankan karena permodalan yang kuat dibutuhkan dalam persaingan global (Fitrianto, 2006). Kecukupan modal suatu bank harus dijaga oleh karena itu perlu diteliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permodalan bank sehingga dapat menjadi dasar dalam pengelolaan modal suatu bank. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecukupan modal adalah profitabilitas. Menurut

Buyuksalvarci (2011), pada umumnya bank dapat mengandalkan laba

ditahan untuk meningkatkan modal. Profitabilitas dan capital adequacy ratio kemungkinan besar berkorelasi positif. Menurut Asakarya (2007) return on equity yang mencerminkan profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap capital adequacy ratio. Penelitian yang dilakukan D’avack (2007) yang menyatakan bahwa return on equity bepengaruh terhadap surplus modal. Namun menurut Bokhari et al. (2012) terdapat pengaruh signifikan namun negatif antara return on equity terhadap capital adequacy ratio.

Profitabilitas juga memiliki hubungan dengan harga saham. Kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham salah satunya adalah return on equity (Nurfadillah,2011). Menurut Hutami, semakin tinggi ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan keutungan bagi pemegang saham. Return on equity berpengaruh signifikan terhadap earning per share (Taani et al., 2011). Menurut Khan (2012), terbukti bahwa return on equity memiliki hubungan positif terhadap harga saham. Namun terdapat perbedaan hasil dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali (2012) yaitu return on equity tidak berpengaruh terhadap harga saham secara signifikan, dan Kabajeh (2012) yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara return on equity dengan harga saham.

Selain profitabilitas, risiko kredit juga sangat mungkin mempengaruhi kecukupan modal suatu bank. Menurut penelitian Christopoulos (2011),

penyebab bangkrutnya salah satu bank besar di Amerika yaitu Lehman

Brothers, adalah pengelolaan risiko kredit yang kurang bagus. Memang terdapat korelasi yang negatif diantara non performing loans dengan capital adequacy ratio (Yuanjuan 2012). Hubungan yang negatif antara risiko kredit dan modal berarti semakin tinggi risiko kredit akan semakin rendah pertahanan modal yang dimiliki suatu bank (Atici, 2012). Risiko kredit yang dialami oleh bank harus dapat dikelola dengan baik sehingga mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi pada bank tersebut. Non performing loans berpengaruh negatif terhadap harga saham (Zulbetti, 2012) Menurut Kang (2009) terdapat hubungan negatif risiko kredit yang merupakan risiko portofolio terhadap harga saham. Bertentangan dengan ini, Wijayanti (2010) membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara risiko kredit dengan harga saham dan menurut Romdhane (2012) bank yang menghadapi risiko lebih tinggi akan memiliki rasio modal yang tinggi juga, karena bank berusaha untuk mencari dana dari tempat lain untuk menghindarkan diri dari kerugian.

Diantara risiko kredit dan profitabilitas juga dapat dikatakan terdapatnya hubungan sehingga faktor risiko kredit memang harus diperhatikan demi performance dari suatu bank. Bank mendapatkan pemasukan dari penyaluran kredit yang mereka lakukan. Non performing loans berpengaruh negatif terhadap profitabilitas Putri (2013). Namun menurut Wibowo (2013) non performing financing dalam bank syariah atau yang dikenal sebagai non performing loans dalam bank konvensional, tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas.

Dengan banyaknya perbedaan dari hasil penelitian yang terdahulu, maka peneliti merasa perlu untuk meneliti lebih lanjut tentang permodalan bank dan juga pengaruh kualitas permodalan terhadap harga saham bank tersebut.

METODE PENELITIAN

Data kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang kemudian diangkakan (Sugiyono, 2010:14). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia dari website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory. Penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dan metode analisis path digunakan dalam penelitian ini.

Harga saham yang diproksikan dengan harga penutupan merupakan variabel endogen. Variabel intervening ialah capital adequacy ratio dan varriabel eksogen pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi capital adequacy ratio yaitu profitabilitas dan risiko kredit.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas model pertama, kedua dan ketiga pada tabel 1 nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,313 untuk model pertama, 0,296 untuk model kedua, 0,117 untuk model ketiga. Ketiganya bernilai diatas 0,05 artinya berdistribusi normal. Hasil uji multikolinearitas untuk model pertama, kedua

dan ketiga menyatakan tidak adanya gejala multikolinearitas, terlihat pada tabel 2 nilai tolerance bernilai lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.

Tabel 1

Hasil Uji Normalitas

Model Pertama

Model Kedua

Model Ketiga

Unstandardised

Residual

Unstandardised

Residual

Unstandardised

Residual

Asymp.

Sig. (2tailed)

0,313

Asymp.

Sig. (2tailed)

0,296

Asymp. Sig. (2-tailed)

0,117

Sumber: Output SPSS

Tabel 2

Hasil Uji Multikolinearitas

M

odel Pertama

Model Kedua

Model Ketiga

Collinearity Statistic

Collinearity Statistic

Collinearity Statistic

Model

Tolerance

VIF

Model

Tolerance

VIF

Model

Tolerance

VIF

CR

1.000

1.000

PR

CR

0,970

0,970

1.031

1.031

PR CR CAR

0,954

0,883

0,905

1,048

1,133

1,105

Sumber: Output SPSS

Pada tabel 3 terdapat nilai Durbin-Watson model pertama sebesar

2,106 berada diatas du = 1,62 dan dibawah 4 – du = 2,38 dan untuk model

kedua nilai Durbin-Watson berada diatas du = 1,65 dan dibawah 4 – du = 2,35 yaitu 1,882 sedangkan nilai Durbin-Watson untuk model ketiga adalah 1,960 berada diatas du = 1,69 dan dibawah 4 – du = 2,31. Ini berarti ketiga model tersebut bebas dari gejala autokorelasi. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4 model pertama, kedua dan ketiga masing-masing variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka ketiga model tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.

Tabel 3

Hasil Uji Autokorelasi

Model Pertama

Model Kedua

Model Ketiga

Model

Durbin-Watson

Model

Durbin-Watson

Model

Durbin-Watson

1

2,106

1

1,882

1

1,960

Sumber: Output SPSS

Tabel 4

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Pertama

Model Kedua

Model Ketiga

Model

Signifikansi

Model

Signifikansi

Model

Signifikansi

CR

0,812

PR

CR

0,879

0,105

PR CR CAR

0,069

0,193

0,359

Sumber: Output SPSS

HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengujian hipotesis pertama menghasilkan nilai thitung yang lebih kecil daripada ttabel yaitu -0,977 ≤ 1,671 dan signifikansi yang lebih besar dari 5% yaitu 0,333. Ini berarti profitabilitas tidak berpengaruh terhadap capital adequacy ratio, sehingga H0 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan Fitrianto (2006) yang membuktikan bahwa tidak adanya pengaruh antara return on equity dengan capital adequacy ratio.

Pada pengujian hipotesis kedua terdapat nilai thitung < ttabel ( -2,377 ≤ 1,671) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,021 < 0,05) maka artinya risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap capital adequacy ratio. Hasil penelitian ini sesuai dengan D’avack (2007) bahwa non performing loans yang mencerminkan risiko kredit berpengaruh negatif terhadap capital adequacy ratio.

Tabel 5

Analisis Data Model Pertama

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant) Risiko Kredit

14,000 -0,963

0,980

0,722

-0,173

14,282

-1,335

0,000 0,187

R Square       = 0,030

Adj R Square   = 0.013

F Hitung         = 1,783

Probabilitas / sig = 0,187

Sumber: Output SPSS

Tabel 6

Analisis Data Model Kedua

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std.Error

Beta

1 (Constant)

19,047

1,550

12,288

0,000

PR

-0,095

0,098

-0,125

-0,977

0,333

CR

-1,295

0,545

-0,304

-2,377

0,021

R Square      = 0,095

F Hitung

= 2,989

Adj R Square   = 0,063

Probabilitas / sig = 0,058

Sumber: Output SPSS

Tabel 7

Analisis Data Model Ketiga

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std.Error

Beta

1 (Constant)

-330,310

1092,689

-0,302

0,764

PR

91,523

36,354

0,315

2,518

0,015

CR

-247,293

210,881

-0,152

-1,173

0,246

CAR

55,527

48,879

0,146

1,136

0,261

R Square      = 0,166

F Hitung

= 3,711

Adj R Square   = 0,121

Probabilitas / sig = 0,17

Sumber: Output SPSS

Untuk pengujian hipotesis ketiga menghasilkan nilai thitung yang lebih kecil daripada ttabel ( 1,136 ≤ 1,671) dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,261 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan capital adequacy ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2010).

Pada tabel 7 terdapat hasil pengujian hipotesis keempat yaitu nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (2,518 > 1,269) dan karena signifikansi 0,015 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5% = 0,05 maka ini berarti profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham seperti yang dihasilkan penelitian Nurfadillah (2011).

Nilai thitung yang lebih kecil daripada ttabel ( -1,173 < 1,671) untuk hasil pengujian hipotesis kelima berarti risiko kredit berpengaruh negatif terhadap harga saham, namun signifikansinya melebihi 5% = 0,05 (0,246 > 0,05) mengartikan pengaruhnya yang tidak signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Kang (2009) memiliki hasil yang sama yaitu membuktikan terhadap hubungan negatif antara risiko kredit dengan harga saham.

Setelah hipotesis keenam diuji menghasilkan nilai thitung yang lebih kecil dari pada ttabel ( -1,335 < 1,269) artinya menghasilkan risiko kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas namun signifikansinya 0,185 lebih besar dari 0,05 mengartikan pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas tidak signifikan. Penelitian Putri (2013) juga menghasilkan risiko kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

PEMERIKSAAN VALIDITAS MODEL

Koefisien Determinasi

^m = 0,447 berarti sebesar 44,7% informasi dapat dijelaskan oleh model yang dibentuk, sedangkan sisanya 55,3% dijelaskan oleh variabel lain

diluar model.

KESIMPULAN

Risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap capital adequacy ratio sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap capital adequacy ratio. Return on equity berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham sedangkan risiko kredit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham. Risiko kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas tetapi tidak signifikan.

SARAN

Bagi pihak manajemen perusahaan perbankan agar dapat mempertahankan eksistensinya, perlu meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghadapi dan juga mengelola risiko kredit. Untuk menentukan membuat keputusan investasi investor perlu melihat kemampuan suatu bank untuk menghasilkan laba

DAFTAR RUJUKAN

Ali, Syed. Atif dan Amir. Razi. (2012). Impact of Companies Internal Variables on Stock Price: A Case Study of Major Industries of Pakistan. International Confrence on Education, Applied Science and Management (ICEASM’2012).

Asakarya, Yakup dan Serkan Ozcan. 2007. Determinants of Capital Structure in Financial Institutions: The Case of Turkey. Journal of BRSA Banking and Financial Markets Vol : 1, Issue: 1,pp : 91-109.

Atici, Gonca dan Guner Gursoy. 2012. The Determinants of Capital Buffer in the Turkish Banking System. International Business Research Vol 6, No. 1 2013.

Bokhari, Ijaz Hussain dan Syed Muhamad Ali. 2012. Determinant of Capital Adequacy Ratio in Banking Sector: An Empirical Analysis from Pakistan. Academy of Contemporary Research Journal.

Buyuksalvarci, Ahmet dan Hasan Abdioglu. 2011. Determinants of Capital Adequacy Ratio in Turkish Banks: A Panel Data Analysis. African Journal of Business Management Vol. 5.

Christopoulos, Apostolog G. 2011. Could Lehman Brothers’ Collapse Be Anticipated? An Examination Using CAMELS Rating System. International Business Research Vol. 4, No 2.

Deelchand, Tara dan Carol Padgett. 2009. The Relationship between Risk, Capital and Efficiency: Evidence from Japanese Cooperative Banks. ICMA Centre Discussion Papers in Finance DP2009-12.

D’avack, Francesco dan Sandrine Levasseur. 2007. The Determinants of Capital Buffers in CEECs. Observation Francais des Conjonctures Economiques.

Fitrianto, Hendra dan WisnuMawardi. 2006. Analisis Pengaruh Kualitas Aset,Likuiditas, Rentabilitas, dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Studi Manajemen &Organisasi.

Haryeti. 2012. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pebankan Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan Tahun III No 7, November 2012: 88 – 102

Hutami, Rescyana Putri. 2012. Pengaruh Deviden Per Share, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat DiBursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2010. Jurnal Nominal Vol I, No I.

Kabajeh, Majed Abdel Majid; Said Mukhled Ahmed AL Nu’aimat dan Firas Naim Dahmash. 2012. The Relationship between the ROA, ROE and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Share Prices. International Journal of Humanities and Social Science.

Kang, ChoongOh dan Hyoung Goo Kang. 2009. The Effect of Credit Risk on Stock Returns. Journal of Economics Research 14, pp: 49-67.

Khan, Kanwal Iqbal. 2012. Effect Of Devidens on Stock Prices – A Case of Chemical and Pharmaceutical Industry of Pakistan. Management, 2(5), pp: 141-148.

Margaretha, Farah dan Diana Setyaningrum. 2011. Pengaruh Risiko, Kualitas Manajemen, Ukuran dan Lkuiditas Bank terhadap Capital Dequacy Ratio Bank-Bank uang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol. 13, no. 1, 47-56.

Nurfadillah, Mursidah. 2011. Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity Terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol. 1, No .

Pasaribu, Fanny Roswita Ria dan Hasan Sakti Siregar. 2012. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposite Ratio (LDR). Non Performing Loan (NPL), Rerturn on Equity (ROE), dan Devidend Per Share (DPS). Indonesian Computer University's Scholars Repository.

Putri, Syaiful. 2013. Pengaruh Risiko Kredit Dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Negeri Padang

Romdhane, Mohamed. 2012. The Determinants of Banks’ Capital Ratio in Developing Counties: Empirical Evidence From Tunisia. Research Journal of Finance an Accounting.

Sari, Yulimel. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Harga Saham (Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi Vol 1,No 1.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Taani, Khalaf dan Mari'e Hasan Hamed Banykhaled. 2011. The Effect of Financial Ratio, Firm Size, and Cash Flows from Operating Activities on Earnings Per Share: (An Apllied Study: On Jordanian Indutral Sector). International Journal of Social Science and Humanity Studies.

Timbul, Ucok Saut dan Widyo Nugroho.2010 Analisis Pengaruh EVA, ROA, ROE dan Presentas Kepemilikan Modal Saham Asing Terhadap Harga Saham. Jurnal Universitas Gunadarma.

Wibowo, Edhi Satriyo dan Muhammad Syaichu. 2013. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Diponegoro Journal of Management Vol 2, No 2, Hal 1-10.

Wijayanti. 2010. Analisis Kerja Keuangan dan Harga Saham Pebankan Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 4, No.1.

Yuanjuan, Li dan Xiao Shishun. 2012. Effectiveness of China’s Commercial Banks’ Capital Adequacy Ratio. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research Business.

Zulbetti, Rita. 2012. Pengaruh Rasio-Rasio dan Faktor-Faktor Makroekonomi Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2000-2010). Banking and Management Review Vol 1 No 1.