561

PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF, BOPO TERHADAP ROA DAN CAR PADA BPR KABUPATEN BADUNG

Alvita Chatarine1 Putu Vivi Lestari2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected] / telp: +62 85 792 363 065

2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas aktiva produktif (KAP), kinerja operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA) dan rasio kecukupan modal (CAR) pada BPR Kabupaten Badung. Sampel penelitian ini berjumlah 45 sampel yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur. Berdasarkan hasil analisis hanya kualitas aktiva produktif yang berpengaruh tidak signifikan terhadap biaya operasional pendapatan operasional, return on asset dan capital adequacy ratio. biaya operasional pendapatan operasional berpengaruh negatif signifikan terhadap return on asset, biaya operasional pendapatan operasional berpengaruh positif signifikan terhadap capital adequacy ratio, return on asset berpengaruh positif signifikan terhadap capital adequacy ratio dan hanya biaya operasional pendapatan operasional yang berpengaruh baik secara langsung maupun melalui return on asset terhadap capital adequacy ratio.

Kata kunci: Kualitas Aktiva Produktif, Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Return on Asset dan Capital Adequacy Ratio

ABSTRACT

The aim of this research was to know the effect of asset quality (KAP), operating performance (BOPO) towards profitability (ROA) and capital adequacy ratio (CAR) of BPR in Badung Regency. This research had 45 samples which choosen by purposive sampling technic. This research used path analysis method. The result found that only asset quality (KAP) had insignificant effect towards operating performance (BOPO), profitability (ROA) and capital adequacy ratio (CAR). Operating performance (BOPO) had negative significant effect towards profitability (ROA), operating performance (BOPO) had positive significant effect towards capital adequacy ratio (CAR), profitability (ROA) had positive significant effect towards capital adequacy ratio (CAR), and only operating performance (BOPO) had directly and indirectly effect through profitability towards capital adequacy ratio (CAR).

Keywords: Asset Quality, Operating Performace, Profitability and Capital Adequacy Ratio

PENDAHULUAN

Sektor perbankan saat ini mempunyai peranan yang penting sebagai lembaga intermediasi, lembaga yang membantu kelancaran sistem pembayaran dan sebagai sarana untuk melaksanakan kebijakan pemerintah. Bank merupakan

badan usaha penghimpun dana masyarakat yang berupa simpanan dan nantinya akan disalurkan kembali pada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya guna membantu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (PPSK, 2003:141) bank terdiri dari dua jenis, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum dan BPR berbeda dalam pelaksanaan kegiatannya dimana Bank Umum boleh memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan BPR tidak boleh memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Perkembangan BPR yang sangat pesat saat ini menimbulkan persaingan dengan Bank Umum dan lembaga penyimpan dana lainnya seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD). BPR yang dipilih dalam penelitian ini adalah BPR Kabupaten Badung pada periode 2010-2012, karena Kabupaten Badung memiliki jumlah BPR terbanyak di Propinsi Bali, yaitu sebanyak 52 bank yang telah terdaftar di Bank Indonesia sampai tahun 2012. Jumlah BPR yang ada di Kabupaten Badung mencerminkan tingginya minat masyarakat untuk mulai menyimpan dananya di bank. Dana yang bersumber dari masyarakat ini digunakan sebagai modal oleh bank untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Tahun pengamatan yang digunakan, yaitu mulai tahun 2010-2012. Tahun 2010 dijadikan sebagai tahun awal penelitian karena tahun 2010 merupakan tahun yang masih dalam tahap recovery setelah terjadinya krisis global di Eropa. Krisis global ini memberikan tekanan minimal terhadap perekonomian Bali. Kinerja perbankan di Bali belum menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan.

Permodalan bank berfungsi sebagai sumber utama untuk pembiayaan kegiatan operasionalnya dan juga berperan sebagai penyangga kemungkinan munculnya kerugian. Bank harus mampu memenuhi kecukupan permodalan guna menutupi seluruh risiko usaha yang akan dihadapi oleh bank di masa mendatang. Kemampuan bank dalam menjaga modalnya untuk menutupi kerugiannya menunjukkan bahwa bank mampu untuk menjaga kepercayaan masyarakat yang menyimpan dananya pada bank tersebut. Seiring dengan pemenuhan kecukupan modal, bank juga harus mengatur kriteria penilaian terhadap aktiva produktif yang dimiliki, yang pada umumnya berupa penyaluran kredit. Lancarnya pengembalian kredit ini nantinya akan menambah pendapatan operasional dan laba yang dimiliki oleh bank.

Aktiva produktif adalah semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya (Siamat, 2004:135). Aktiva produktif terdiri dari kredit, surat-surat berharga, penempatan pada bank lain, dan penyertaan/investasi. Sebagai lembaga keuangan, sebagian besar dari aktiva produktif bank berupa penggunaan dalam bentuk pinjaman yang diberikan kepada masyarakat. Tingginya tingkat kolektibilitas atau pengembalian aktiva produktif suatu bank dapat memenuhi kebutuhan modal bank yang diperoleh dari laba usaha bank tersebut dan sebaliknya apabila bank tersebut terus-menerus mengalami kerugian maka ada kemungkinan modal yang dimiliki akan terkikis sedikit demi sedikit. Menurut penelitian Javaid et al. (2011), aktiva produktif berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitbilitas. Olweny dan Shipo (2011), Alper dan Anbar (2011) memiliki hasil yang bertentangan yaitu

kualitas aktiva produktif berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2008) menyatakan bahwa kualitas portofolio kredit bank berpengaruh positif signifikan terhadap modal bank. Penelitian Cantor dan Johnson (1992) menyatakan aktiva yang dipergunakan oleh bank berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap rasio modal bank.

Permodalan bank juga dipengaruhi oleh rentabilitas. Rentabilitas bank terdiri dari kinerja operasional dan profitabilitas. Kinerja operasional merupakan kemampuan bank dalam mengatur biaya dan pendapatan operasional yang dimilikinya. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional suatu bank adalah rasio perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Menurut Sari (2011), rasio BOPO dipengaruhi oleh dana pihak ketiga sebagai sumber biaya utama dalam kegiatan operasional bank dan dipengaruhi juga oleh aktiva produktif yang terdiri dari realisasi kredit dan antarbank aktiva sebagai sumber pendapatan operasionalnya. Tingginya rasio BOPO menunjukkan bahwa bank tidak dapat mengelola sumber dana dan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. Tingginya rasio BOPO tersebut dapat mengikis modal bank sehingga dapat mengganggu kesehatan bank. Penelitian yang dilakukan oleh Kutsienyo (2011) menyatakan bahwa ada hubungan negatif signifikan dari biaya operasional terhadap profitabilitas di mana hal tersebut mencerminkan bank belum mampu menggunakan pengeluarannya secara efisien untuk menghasilkan laba. Olweny dan Shipo (2011) dalam penelitiannya mendukung penelitian Kutsienyo (2011) dan menyatakan bahwa efisisensi biaya operasional berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian

Fitrianto dan Mawardi (2006) menyatakan bahwa rasio BOPO berpengaruh positif tidak signifikan terhadap rasio kecukupan modal. Ghosh et al. (2003) dalam penelitiannya menentang hasil yang dimiliki Fitrianto dan Mawardi (2006), yaitu kinerja operasional yang efisien berpengaruh negatif signifikan terhadap rasio kecukupan modal. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dimiliki oleh Ahmad et al. (2008), yaitu efisensi biaya operasional akan menambah modal bank.

Menurut Brigham & Houston (2009:107), profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Bagi perbankan tingkat profitabilitas lebih penting dibandingkan dengan laba, karena laba yang lebih besar bukan merupakan ukuran perusahan telah memiliki kinerja yang efektif dan efisien (Putra, 2012). Efektivitas dan efisiensi perbankan dapat diketahui dari kemampuan bank menghasilkan keuntungan dengan memaksimalkan pemanfaatan aktiva yang dimilikinya dan dapat diukur dengan membandingkan laba sebelum pajak terhadap total aset yang biasa dikenal dengan return on asset (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Kemal (2011) menyatakan bahwa rasio-rasio keuangan seperti profitabilitas, aktiva produktif, likuiditas, dan beberapa rasio keuangan lainnya berpengaruh terhadap kesehatan bank yang ditunjukan dengan kemampuan dalam menjaga permodalannya. Penelitian Kemal ini didukung oleh Fitrianto dan Marwadi (2006) yang menyatakan apabila bank terus menerus mengalami kerugian dikarenakan rendahnya tingkat pengembalian aktiva produktif memungkinkan modal bank tersebut akan terkikis sedikit demi sedikit. Penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih (2011) menyatakan bahwa aktiva produktif bermasalah berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2008), profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap CAR, sedangkan penelitian Evelina (2012) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif tidak signifikan terhadap CAR.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dibuat rumusan masalah penelitian, yaitu apakah kualitas aktiva produktif, BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA dan CAR pada BPR Kabupaten Badung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis signifikansi pengaruh kualitas aktiva produktif, BOPO terhadap ROA dan CAR serta menguji kembali perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Sesuai dengan kajian pustaka dan kajian empiris yang telah dibahas di atas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut.

H1: kualitas aktiva produktif berpengaruh negatif signifikan terhadap BOPO

H2: kualitas aktiva produktif berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA

H3: BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA

H4: kualitas aktiva produktif berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR

H5: BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR

H6: ROA berpengaruh positif signifikan terhadap CAR

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang berbentuk asosiatif untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Lokasi penelitian penelitian ini adalah pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ada di Kabupaten Badung. Jenis data pada penelitian ini

adalah data kualitatif yang berupa gambaran umum PT BPR Kabupaten Badung dan data kuantitatif yang berupa laporan keuangan PT BPR Kabupaten Badung. Data penelitian ini bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan BPR Kabupaten Badung yang terdaftar di Bank Indonesia pada periode 2010-2012. Obyek dari penelitian ini adalah rasio kecukupan modal yang diperngaruhi oleh kualitas aktiva produktif, kinerja operasional, dan profitabilitas yang terdapat pada BPR Kabupaten Badung periode 2010-2012.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 52 BPR yang sampelnya ditentukan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria seluruh BPR Kabupaten Badung yang terdaftar di Bank Indonesia menyajikan laporan keuangan dan data yang dibutuhkan mengenai rasio keuangan yang diperlukan dalam penelitian ini. Sesuai dengan ketentuan kriteria, diperoleh sampel sebanyak 45 BPR.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur (path analysis), yang berfungsi untuk menjelaskan mekanisme hubungan kausal antara variabel eksogen dan variabel endogen dengan menguraikan koefisien korelasi menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung. Variabel endogen dalam penelitian ini adalah capital adequacy ratio (CAR) dan profitabilitas (ROA), dan variabel eksogen dalam penelitian ini adalah kualitas aktiva produktif (KAP) dan kinerja operasional (BOPO). ROA dalam penelitian ini berperan sebagai variabel intervening untuk mengetahui pengaruh KAP dan BOPO secara tidak langsung melalui ROA terhadap CAR.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Suatu penelitian dikatakan baik apabila sudah melakukan uji asumsi klasik dimana data berdistribusi normal, terbebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Data pada penelitian ini berdistribusi normal yang dapat dilihat dari jumlah N penelitian sebanyak 135 dimana ketika N>30, maka data dikatakan sudah berdistribusi normal. Penelitian ini terbebas dari gejala multikolinearitas dimana setiap variabel independen terhadap dependennya sudah memenuhi persyaratan, yaitu tolerance > 10% dan VIF < 10. Gejala heteroskedastisitas juga tidak terlihat dalam penelitian ini karena signifikansi hasil regresi pada tabel coefficientsa > 0,05. Terakhir, tidak terdapat gejala autokorelasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini telah memenuhi persyaratan bebas autokorelasi, yaitu nilai Durbin-Watson berada diantara du dan 4-du.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan teknik analisis jalur dan menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for windows dalam pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 1

Hasil Regresi pada Analisis Jalur

KAP (X1)

BOPO (X2)

ROA (X3)

Standar

Error (Pei)

Struktural 1

Koefisien jalur

0,073

0,997

Sign. T

0,400

Substruktural 2

Koefisien jalur

-0,048

-0,657

0,750

Sign. T

0,468

0,000

Substruktural 3

Koefisien jalur

-0,70

0,308

0,281

0,967

Sign. T

0,408

0,007

0,014

Koefisien Determinasi Total (R2m) = 0,477 =47,7%

Sumber : Data diolah peneliti, 2013

Berdasarkan data pada Tabel 2 maka model struktural analisis jalur dapat

dibuat sebagai berikut.

Struktural 1

ZBOPO = 0,073 KAP + e1...…………………………………………………….. (1)

Substruktural 2

ZROA = -0,048 KAP – 0,657 BOPO + e2.............................................................(2)

Substruktural 3

ZCAR = -0,70 KAP + 0,308 BOPO + 0,281 ROA + e3…………………………(3)

Koefisien determinasi total (R2m) dalam penelitian ini adalah sebesar 0,477. Artinya variasi data yang dipengaruhi model adalah sebesar 47,7% dan sisanya yaitu 52,3% dipengaruhi oleh faktor lain.

  • 1.    Pengaruh KAP terhadap BOPO

Pada penelitian ini diketahui bahwa KAP memiliki koefisien regresi sebesar 0,073 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,400 > α tabel 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa KAP berpengaruh positif tidak signifikan terhadap BOPO. Karena signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 maka dalam hal ini pengaruh KAP terhadap BOPO tidak dapat diartikan.

Kualitas aktiva produktif (KAP) merupakan penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan. Untuk menutupi risiko kerugian dalam setiap penanaman dana, bank diwajibkan membentuk cadangan dalam jumlah tertentu yang disebut pembentukan penyisihan aktiva produktif (PPAP). Semakin buruk kualitas suatu aktiva, maka

semakin besar pula cadangan yang harus dibentuk, misalnya untuk kredit macet. Meningkatnya kredit macet yang merupakan pembagi yang diperhitungkan dalam PPAWD dimana kredit macet memiliki persentase sebesar 100 % memberikan peningkatan pada rasio KAP. Kredit macet ini menurunkan pendapatan operasional bank, sehingga ketika biaya operasional suatu bank tetap kredit macet ini meningkatkan rasio BOPO.

  • 2.    Pengaruh KAP terhadap ROA

Dalam penelitian ini diketahui bahwa KAP memiliki koefisien regresi sebesar -0,048 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,468 > α tabel 0,05. Berdasarkan hasil uji t tersebut ditemukan bahwa KAP berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Karena signifikansi yang dimiliki oleh KAP lebih dari 0,05 maka dalam hal ini pengaruh KAP terhadap ROA tidak berarti. Ini berarti hipotesis kedua ditolak.

Tingginya rasio KAP yang dimiliki oleh suatu bank menunjukkan pembiayaan yang tidak produktif. Pembiayaan yang tidak produktif ini menyebabkan tingginya pembentukan PPAP dimana semakin besar PPAP yang dibentuk akan mengganggu profitabilitas bank. Hasil dari penelitian ini menunjukkan KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA karena adanya sikap antisipasi bank terhadap kemungkinan tingginya kredit macet yang akan dihadapi bank menyebabkan bank membentuk cadangan PPAP yang berlebih sehingga mengganggu ROA. Namun, apabila bank ditopang oleh permodalan yang dapat dipenuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka permodalan dapat membantu kelangsungan kegiatan operasional dan tidak terlalu bergantung

pada ROA. KAP yang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA juga bisa dikarenakan oleh krisis yang melanda akhir-akhir ini dan menyebabkan kredit macet, sehingga bank tidak lagi terlalu mengandalkan pendapatan dari pemberian jasa pinjaman. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurkhosidah (2009). Nurkhosidah (2011) dalam penelitiannya menyatakan PPAP berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas.

  • 3.    Pengaruh BOPO terhadap ROA

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan BOPO memiliki koefisien regresi sebesar -0,657 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,000, yang berarti BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga diterima

Rasio BOPO yang tinggi menunjukkan kinerja operasional bank untuk menghasilkan pendapatan belum efisien yang dapat berdampak pada penurunan profitabilitas. Hal ini dikarenakan laba yang diperoleh digunakan untuk menutupi kerugian yang timbul akibat biaya operasional bank yang besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan dan didukung oleh Olweny dan Shipo (2011) menyatakan biaya operasional berpengaruh negatif terhadap ROA.

  • 4.    Pengaruh KAP terhadap CAR

Dalam penelitian ini diketahui bahwa CAR memiliki koefisien regresi sebesar -0,070 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,408, yang berarti KAP berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap CAR. Karena signifikansi KAP yang lebih besar dari 0,05 maka KAP tidak memiliki pengaruh yang berarti terhadap CAR. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis keempat ditolak.

Modal bank yang salah satunya dipengaruhi oleh kualitas aktiva produktif menuntut kelancaran pembiayaan aktiva produktif guna menambah modal yang dimiliki bank. Oleh karenanya bank membentuk suatu cadangan untuk mengantisipasi kondisi macet yang dikenal dengan PPAP. Kekurangan pembentukan jumlah PPAP yang wajib dibentuk oleh bank dapat langsung mengurangi modal inti yang dimiliki bank. Dalam penelitian ini KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR karena memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini dikarenakan bank masih mampu untuk menutupi kekurangan dalam pembentukan cadangan tersebut melalui pendapatan lain selain dari pendapatan bunga jasa pinjaman yang diberikan dan masih mampu menjaga modal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal tersebut juga dapat dilihat dari data dimana rata-rata CAR bank berada di atas 8%. Hasil penelitian ini didukung oleh Cantor dan Johnson (1992) dalam penelitiannya menyatakan KAP berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap rasio kecukupan modal.

  • 5.    Pengaruh BOPO terhadap CAR

Hasil penelitian ini menunjukkan BOPO memiliki koefisien regresi sebesar 0,308 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,007, yang berarti BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap CAR. Hal ini menunjukkan hipotesis kelima ditolak.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan yang ada dalam teori, yaitu berpengaruh negatif. Rasio BOPO yang tinggi dapat mengurangi modal yang dimiliki oleh bank karena bank harus menutupi biaya-biaya operasional bank yang berlebih. Namun BOPO sangat berpengaruh terhadap CAR yang dapat dilihat

pada tingkat signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05. Hal ini bisa saja karena bank tidak mampu mengendalikan biaya operasionalnya sehingga akan memakan pendapatan operasional dan keuntungan yang dimilikinya. Sebelum menyentuh modal, bank akan menjual aset-asetnya. Ketika terdapat kelebihan dari penjualan aset yang merupakan pendapatan non-operasional ini, kelebihan ini akan dimasukkan kembali ke modal agar bisa dipergunakan kembali untuk membeli aset bank. Hasil penelitian ini didukung oleh Adil (2012) yang menyatakan BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap CAR.

  • 6.    Pengaruh ROA terhadap CAR

Dalam penelitian ini diketahui bahwa CAR memiliki koefisien regresi sebesar 0,281 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,014, yang berarti ROA berpengaruh positif signifikan terhadap CAR. Hasil penelitian ini menunjukkan hipotesis keenam diterima.

Teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang searah terhadap kecukupan modal. Hal ini terbukti dengan hasil dalam penelitian ini yang menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan ROA terhadap CAR. Semakin besar laba yang dihasilkan oleh bank, maka permodalan bank tersebut akan meningkat, karena laba merupkan salah satu komponen penyusun struktur permodalan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Fitrianto dan Marwadi (2006) yang menyatakan ROA berpengaruh positif signifikan terhadap CAR.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

  • 1.    Kualitas aktiva produktif (KAP) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap rasio biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) pada BPR Kabupaten Badung.

  • 2.    Kualitas aktiva produktif (KAP) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return on asset (ROA) pada BPR Kabupaten Badung.

  • 3.    Rasio biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif signifikan terhadap return on asset (ROA) pada BPR Kabupaten Badung.

  • 4.    Kualitas aktiva produktif (KAP) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap capital adequacy ratio (CAR) pada BPR Kabupaten Badung.

  • 5.    Rasio biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh positif signifikan terhadap capital adequacy ratio (CAR) pada BPR Kabupaten Badung.

  • 6.    Return on asset (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap capital adequacy ratio (CAR) pada BPR Kabupaten Badung

  • 7.    Kualitas aktiva produktif (KAP) tidak berpengaruh baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui return on asset (ROA) terhadap capital adequacy ratio (CAR). Rasio biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung melalui

return on asset (ROA) terhadap capital adequacy ratio (CAR) pada BPR Kabupaten Badung.

Saran

Bagi pihak bank sebaiknya lebih memperhatikan lagi pada pemanfaatan aktiva produktif yang dimiliki, terlebih pada penyaluran kredit. Kredit yang bermasalah dapat menurunkan pendapatan operasional. Antisipasi terhadap kemungkinan kredit macet dengan pembentukn PPAP juga diperhatikan agar PPAP yang dibentuk tidak berlebih karena hal tersebut dapat mengurangi profitabilitas yang nantinya juga berdampak pada permodalan bank. Biaya operasional perbankan juga harus lebih diperhatikan dan diefisienkan agar tidak terjadi pembengkakkan yang nantinya akan mengganggu ROA dan CAR bank. Bagi peneliti selanjutnya lebih baik melakukan penelitian lebih lanjut lagi mengenai permodalan bank ini, karena ada beberapa hipotesis yang masih tidak sesuai dengan teori dan jurnal yang digunakan sebagai acuan. Penelitian selanjutnya tidak hanya menggunakan variabel yang sudah digunakan dalam penelitian ini tetapi bisa menambah variabel lain yang mempengaruhi permodalan, seperti non performing loan (NPL), loan to deposit ratio (LDR) dan rasio keuangan lainnya, dan diharapkan peneliti selanjutnya bisa menambah

referensi penelitian ini.

REFERENSI

Adil, Luthfi. 2012. Analisis Faktor-Faktor Internal yang mempengaruhi Capital Adequacy Ratio. Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran

Ahmad, Ruby., M. Ariff dan Michael J. Skully. 2008. The Determinants of Bank Capital Adequacy Ratios in a Developing Economy. Asia-Pasific Finance Market. Vol. 15. pp. 255-272

Alper, Deger dan Adem Anbar. 2011. Bank Specific and Macroconomic Determinants of Commercial Bank Profitability: Empirical Evidence from Turkey. Business and Economics Research Journal. Vol. 2 No. 2. pp. 139152

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat

Cantor, Richard dan Ronald Johnson. 1992. Bank Capital Ratios, Assset Growth, and the Stock Market. Federal Reserve Bank of New York Quarterly Review. Vol. 17 No. 3. pp. 10-24

Evelina, Enny. 2012. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap kesehatan Permodalan Bank Swasta Nasional di BEI. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1 No. 3. pp. 98-104

Fitrianto, Hendra dan Wisnu Mawardi. 2006. Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Rentabilitas, dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. Vol. 3 No. 1. pp. 1-11

Ghosh, Saibal., D. M. Nachane, Aditya Narain dan Satyananda Sahoo. 2003. Capital Requirements and Bank Behaviour: An Empirical Analysis of Indian Public Sector Banks. Journal of International Development. Vol. 15 No. 2. pp. 145-156

Javaid, Saira., Jamil Anwar, Khalid Zaman dan Abdul Gafoor. 2011. Determinants of Bank Profitability In Pakistan: Internal Factor Analysis. Mediterranean Journal of Social Science. Vol. 2 No. 1. pp. 59-71

Kemal, Muhammad Usman. 2011. Post-Merger Profitability: A Case of Royal Bank Scotland (RBS). International Journal of Business and Social Science. Vol. 2 No. 5. pp. 157-162

Kutsienyo, Lawrence. 2011. The Determinant of Profitability of Banks in Ghana. Commonwealth Executive masters of Business Administration

Nurkhosidah, Siti. 2009. Analisis Pengaruh Variabel Non Performing Financing, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, Financing to Deposit Ratio, Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap Profitabilitas. Skripsi Program Studi Keuangan Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Olweny, Tobias dan Themba Mamba Shipo. 2011. Effect of Banking Sectoral Factors on The Profitability of Commercial Banks in Kenya. Economics and Finance Review. Vol. 1(5). pp. 01-30

Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK). 2003. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia: Tinjauan Kelembagaan, Kebijakan, dan Organisasi. Edisi Pertama. Jakarta

Putra, I.G.N Anom Sedana. 2012. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, CAR, Loan to Asset Ratio dan NPL Terhadap Profitabilitas Pada BPR di Kota Denpasar. Skripsi Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Ramadhani, Rachmat. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permodalan Bank (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan di BEI Tahun 2003-2007). Tesis Program Studi Manajemen. Universitas Diponegoro.

Sari, Ni Putu Ayu Purnama. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kinerja Operasional pada PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Desa Sanur Periode 2006-2010. Skripsi Sarjana Ekonomi Program Ekstensi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Setiyaningsih, Ika Retno. 2011. Analisis Rasio Likuiditas dan Kualitas Aktiva Terhadap Capital Adequacy Ratio pada Bank Swasta Nasional di Surabaya. UPN Veteran Jatim

Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2011. Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek

. www.bi.go.id