E-Jurnal Manajemen, Vol. 10, No. 3, 2021 : 250-269

ISSN : 2302-8912


DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2021.v10.i03.p03

KEPUASAN KERJA MEMEDIASI PENGARUH PERSON ORGANIZATION FIT TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL

KARYAWAN BBPOM DENPASAR

Gusti Ayu Krisna1

I Gusti Ayu Dewi Adnyani 2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Unud), Bali, Indonesia email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makan di Denpasar dengan melibatkan 99 responden dengan teknik pengumpulan sampel total. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan analisis jalur. Hasil penelitian menemukan Person-Organization Fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Person-Organization Fit berpengaruh positif signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasional. Kepuasan Kerja mampu secara positif memediasi pengaruh PersonOrganization Fit terhadap Komitmen Organisasional. Hasil penelitian ini memberikan sebuah implikasi kepada pihak Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan mengenai Person-Organization Fit tidak sesuai dan Kepuasaan Kerja yang rendah secara nyata dapat menurunkan Komitmen Organisasional, ketika Person-Organization Fit sesuai maka dapat meningkatkan Kepuasaan Kerja yang dirasakan oleh karyawan menjadi semakin kuat sehingga berpotensi meningkatkan Komitmen Organisasional.

Kata kunci : person-organization fit, kepuasan kerja, komitmen organisasional

ABSTRACT

This research was conducted at the Center for Drug and Food Control Denpasar with 99 respondents using saturated sampling Data collection using a questionnaire and analyzed by path analysis The results shows Person-Organization Fit has a positive and significant effect on organizational commitment Person-Organization Fit has a significant positive effect on Job Satisfaction Job satisfaction has a positive and significant effect on Organizational Commitment Job Satisfaction is able to positively mediate the influence of Person-Organization Fit on Organizational Commitment The implication regarding unsuitable Person-Organization Fit and low Job Satisfaction which can significantly reduce Organizational Commitment, when Person-Organization Fit is appropriate, it can increase the Job Satisfaction felt by employee so that it has the potential to increase Organizational Commitment

Keywords: person-organization fit, job satisfaction, organizational commitment

PENDAHULUAN

Perkembangan lingkungan organisasi yang berkembang secara global menimbulkan tantangan untuk mencapai tujuan dan menjadi lebih sukses dar organisasi lain. Christian 2015) menyatakan apabila berkembang ke arah yang lebih baik, maka karyawan dapat mengarahkan perusahaan untuk mencapa kemajuan. Ditengah lingkungan yang terus berubah dan kondisi yang mengalam gejolak yang tak menentu persaingan antar organisasi menjadi tidak terelakan. Sebuah organisasi juga ditantang untuk mengkaji ulang kondisi sumber daya atau input yang dimilikinya untuk menyusun langkah pengembangan.

Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengendalikan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan organisasi dalam menghadapi berbagai tuntutan zaman. Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang memiliki komitmen terhadap organisasi untuk merujuk kepada keberpihakan dan kesetiaan karyawan kepada perusahaan dan tujuan-tujuan perusahaan Nguyen & Borteyrou, 2016).

Komitmen Organisasional merupakan kondisi dalam diri seseorang yang mencirikan hubungan karyawan dengan perusahaan, lingkungannya dan mempunyai hubungan bagi keputusan untuk melanjutkan atau berhenti dar keanggotaan organisai, tanpa komitmen, karyawan tidak memiliki usaha maksimal dalam meningkatkan kompetensi serta rendahnya motivasi dalam mencapai tujuan organisasi. Bangun et al. 2017) menyebutkan “kesesuaian nila individu dengan nilai organisasi yang tinggi akan dapat meningkatkan komitmen organisasional karyawan. Komitmen karyawan terhadap organisasinya yang dapat memberikan dampak positif pada keberlangsungan organisasi, sehingga kunc utama untuk mempertahankan dan meningkatkan komitmen organisasional adalah dengan menggali kesesuaian nilai individu dengan nilai organisasinya. Tantangan terbesar yang dihadapai perusahaan adalah menarik, menahan dan mengembangkan karyawan. Salah satu cara untuk menghadapi tantangan in adalah dengan memastikan kesesuaian antara nilai-nilai organisasi dengan nilai-nilai karyawan, pemahaman terhadap person-organization fit dapat membantu perusahaan untuk memilih para karyawan dengan nilai dan keyakinan yang sesua dengan organisasi dan membentuk pengalaman-pengalaman yang dapat memperkuat kesesuaian tersebut. Person - organization fit yang tinggi akan membawa dampak pada tingginya komitmen organisasional. Persepsi terhadap esensi dari konsep mengenai kesesuaian adalah apabila sebuah kecocokan adalah bagus, maka tentu akan membuat sebuah kepuasan kerja yang efektif, tetap sebaliknya dengan kesamaan atau kesesuaian yang kurang baik juga akan menghasilkan kerja yang tidak positif.”

Kepuasan kerja pada dasarnya bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan penilaian pada dirinya Agustiningsih et al., 2016). Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesua dengan niat dan keinginannya, maka semakin tinggi kinerja untuk mencapa mencapai tingkat kepuasan yang diinginkan. Kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang seseorang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik pekerjaannya Bin Shmailan, 2016). Hanaysha & Tahir 2016) menyatakan bahwa salah satu masalah terpenting dalam manajemen sumber manusia dalam organisasi adalah

menciptakan kepuasan dalam pekerjaan karyawan, salah satu faktor yang mendukung kepuasan kerja karyawan adalah person-organization fit. Penyesuaian person-organization fit terhadap organisasi berdampak pada kepuasan. Semakin banyak kesesuaian dalam pekerjaan yang sama dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan Astakhova, 2016)

Menurut Indrawati et al. 2017) kepuasan kerja memiliki pengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasional. Semakin terpuaskan pegawai dalam bekerja, maka semakin enggan dirinya untuk meninggalkan organisasi, dan selalu berkeinginan untuk melakukan hal yang terbaik bagi organisasi. Jika karyawan merasa puas dengan pekerjaannya maka dapat mendorong karyawan tersebut untuk meningkatkan produktifitas perusahaan serta membuat karyawan tetap bertahan di perusahaan Saputra & Wibawa, 2018)

Kulachai & Amaraphibal 2017) menyebutkan “salah satu kunci keberhasilan organisasi di era globalisasi saat ini adalah adanya komitmen dalam diri setiap individu dengan memiliki kesesuaian nilai individu dengan nilai organisasi sehingga secara sinergis mampu berkontribusi positif, baik dalam perencanaan maupun dalam proses pengimplementasian tugas dan tanggung jawab sebagai karyawan untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi agar terciptanya kepuasan kerja karyawan dalam perusahaan”

“Peran Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan BBPOM) di Denpasar sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan POM RI Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor 05018/SK/KBPOM tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan POM, yang kemudian diperbaharui dengan Surat Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.21.4232 tahun 2004, mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplimen, produk pangan dan bahan berbahaya. Dalam rangka pencapain Visi dan Misi Organisasi menuntut sejumlah persyaratan, diantaranya memiliki kualifikasi pendidikan profesi dan kompetensi keilmuan, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik untuk berkoordinasi dengan stakeholder lintas sektor terkait), mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja, dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya serta selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus.”

Tabel 1.

Hasil Prasurvei

No.

Pernyataan

STS

TS CS S

SS

1

Saya secara emosional terikat terhadap organisasi

0

3

1

0

2

Saya belum mendapatkan manfaat seperti yang saya dapatkan jika meninggalkan organisasi

0

3

1

0

3

Saya loyal dengan organisasi

0

4

0

0

Sumber: Data primer, 2020

Dari hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Hasil prasurvei karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar

ditemui indikasi permasalahan yang terkait dengan komitmen organisasional. Hal tersebut banyaknya karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan d Denpasar menjawab tidak setuju atas pernyataan yang diberikan. Hasil prasurve menunjukan bahwa 4 dari 5 orang karyawan memiliki loyalitas yang rendah yang berimplikasi langsung terhadap pencapaian tujuan organisasi mempengaruh komitmen bagi karyawan sebab akan menghambat pencapaian kesuksesan bag karyawan atas kesediaan waktu yang kurang efektif. Penelitian yang dilakukan Jin et al. (2018) menemukan bahwa Person-organization fit tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap komitmen organisasional. Hasil penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Aussy. & Sudarma 2017) dan Rumangkit. & Maryati 2017) dalam penelitiannya bahwa Person-Organization Fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasional. Melihat adanya permasalahan yang muncul terkait komitmen organisasional, serta hasil terdahulu yang menunjukan hasil bertolak belakang maka permasalahan ini layak di teliti untuk mengetahui bagaimana peran medias kepuasan kerja pada pengaruh person-organization fit terhadap komitmen organisasional.”

Grand Theory yang mendasari penelitian ini adalah Teori pertukaran sosial. Alasan penggunaan teori pertukaran sosial sebagai teori dasar (grand theory) dalam penelitian ini dikarenakan teori ini mendasari segala permasalahan yang ditemui pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar terkait adanya hubungan interaksi timbal balik antara variabel bebas person-organization fit X), variabel mediasi kepuasan kerja Z) dengan variabel terikat komitmen organisasional Y). Jika nilai organisasi sesuai dengan nilai individu, maka komitmen organisasional pada karyawan juga akan meningkat. Selain itu adanya kepuasan kerja juga memiliki peran yakni semakin puas karyawan dengan perusahaannya, maka semakin tinggi komitmen organisasional yang dimilik karyawan tersebut. Adapun kepuasan kerja yang semakin besar pada perusahaan dengan kesesuaian nilai individu dan kesesuaian nilai organisasi yang dimilik karyawan dapat menunjukkan peningkatan komitmen organisasional pada karyawan dalam organisasi. Variabel tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga dapat disimpulkan adanya peristiwa pertukaran sosial yang terjadi antara karyawan dengan organisasi.

Person-Organization Fit yang tinggi akan dapat meningkatkan komitmen organisasional karyawan. Apabila individu telah bertekad dengan mengikut objektifitas dan nilai yang dimiliki oleh organisasi, maka hal ini secara tersirat menunjukkan adanya hubungan nilai person-organization fit dan komitmen organisasional. Menurut Collen 2019) menyatakan bahwa menganalisis personorganization fit, kekuatan identitas organisasi, dan prestise organisasi yang dirasakan orang berpengaruh positif dan signifikan pada komitmen organisasi dan kinerja kontekstual. Aussy. & Sudarma 2017) dalam penelitiannya menunjukan bahwa Person-Organization Fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisassional. Rumangkit. & Maryati 2017) menyatakan dalam penelitiannya bahwa person-organization fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Astakhova 2016) dalam penelitiannya menguji saling ketergantungan antara kecocokan person-supervisor dan person-

organization fit dan hubungannya dengan komitmen organisasi. Di kedua negara, kecocokan person-organization fit yang dirasakan secara positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi melalui nilai-nilai kolektif. Hubungan antara persepsi kesesuaian person-supervisor dan komitmen organisasi lebih kuat di Jepang daripada di AS, sedangkan kekuatan hubungan antara persepsi kesesuaian person-organization fit dan komitmen organisasi tidak berbeda di kedua negara. Khaola. & Sebotsa 2015) yang menggambarkan bagaimana dalam penelitiannya menyebutkan bahwa person-organization fit telah memperoleh hasil yang signifikan dan bernilai positif bila dihubungankan dengan organizational commitment.”

H1: “Person-Organization Fit Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap

Komitmen Organisasional”

Person-Organization Fit berupa “adanya kesesuaian antara nilai-nilai dalam visi, misi organisasi dengan nilai-nilai pada diri individu, perasaan nyaman dengan rekan kerja, kesesuaian karakteristik organisasi dengan pegawai berupa pemberian pelayanan yang sesuai dengan standar kerja mampu meningkatkan kepuasan kerja. Sari & Helmy 2020) menyatakan bahwa person-organization fit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Dengan adanya person-organization fit maka akan terciptanya kepuasan kerja yang tinggi. Gul et al. 2018) dalam penelitiannya menunjukan hubungan positif yang signifikan antara Person-Organization Fit dengan kepuasan kerja. Hasil penelitian Rumangkit. & Maryati 2017) menyatakan bahwa person-organization fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Risman et al. 2016) juga menunjukan bahwa person-organization fit berpengaruh positif dan signifikan terkait dengan kepuasan kerja. Dalam penelitian Chen et al. 2016) menyatakan bahwa person-organization fit dapat mempengaruhi kepuasan kerja secara positif dan signifikan. Untuk meningkatkan hubungan antara personorganization fit dan kepuasan kerja karyawan melalui dukungan supervisor, supervisor harus mengembangkan bentuk timbal balik yang positif dengan membantu karyawan untuk memecahkan masalah nyata yang mereka hadapi” H2: “Person-Organization Fit Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap

Kepuasan Kerja”

Kepuasan kerja adalah mengenai pekerjaan yang dilakukannya menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaannya, merasakan puas dalam bekerja maka dapat mendorong untuk meningkatkan produktifitas perusahaan serta memperkuat komitmen organisasional. Rumangkit. & Maryati 2017) mengatakan “kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Kepuasan kerja merupakan sikap umum seseorang dalam menghadapi pekerjaannya. Seseorang yang tinggi kepuasan kerjanya memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya, sedangkan seseorang yang tidak memperoleh kepuasan didalam pekerjaannya memiliki sikap yang negatif terhadap pekerjaannya. Dwiki & Riana 2018) mengatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasi. Ariawan & Sriathi 2018) mengatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Rumangkit. & Maryati 2017) menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

organisasional. Rosita & Yuniati 2016), Eliyana & Ma 2019), Renyut et al. 2017) mengatakan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi”

H3: “Kepuasan Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Komitmen

Organisasional”

Kesesuaian antara “nilai individu dengan nilai organisasi menjadi dasar kepuasan kerja, dan komitmen karyawan terhadap organisasi. Hal itu menunjukan bahwa seseorang yang memiliki kesesuaian individu dengan organisasi tinggi maka akan meningkatkan kepuasan kerja sehingga akan berdampak pada tetap bertahannya karyawan pada organisasi. Sari & Helmy 2020) menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi pada pengaruh person-organization fit dengan komitmen organisasional. Rumangkit. & Maryati 2017) menyatakan bahwa kepuasaan kerja memediasi pengaruh person-organization fit pada komitmen organisasional, person-organization fit yang tinggi akan memicu peningkatan kepuasan kerja karyawan sehingga mampu berperan terhadap peningkatan komitmen organisasional. Ren. & Hamann 2015) menyatakan bahwa ketika terdapat kesesuaian nilai antara individu dan organisasi, maka individu akan memiliki rasa kebersamaan mencapai tujuan bersama. Ketika tujuan itu harus dicapai, individu akan mengeluarkan segenap pengetahuan, kemampuan, dan keahliannya.”

H4:“Mediasi Kepuasan Kerja Berpengaruh Pada Person-Organization Fit Terhadap Komitmen Organisasional”

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian yang digunakan adalah “penelitian yang bersifat kuantitatif yang secara spesifik adalah asosiatif kausalitas. Penelitian ini merupakan penelitian yang dalam pengujian untuk mengetahui peran mediasi Kepuasan Kerja pada pengaruh Person-Organization Fit terhadap Komitmen Organisasional. Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar. Adapun alasan yang melatarbelakangi melakukan penelitian Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar karena adanya indikasi rendahnya komitmen organisasional dalam pencapaian Visi dan Misi Badan Pegawas Obat dan Makanan RI harus didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki komitmen organisasional serta integritas yang tinggi sesuai dengan nilai individu dan nilai yang dianut organisasi serta organisasi harus memiliki standar kebijakan dan aturan yang jelas sehingga dalam pelaksanaan tugas memberikan kepuasan kerja.”

Obyek dari penelitian ini adalah “Komitmen Organisasional, PersonOrganization Fit dan Kepuasan Kerja. Variabel endogen pada penelitian ini adalah Komitmen Organisasional Y). Variabel eksogen pada penelitian ini adalah Person-Organization Fit X). Variabel mediasi pada penelitian ini adalah Kepuasan Kerja Z). Sumber primer adalah responden atau karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar. Sumber sekunder adalah sumber yang sudah dalam bentuk jadi atau dapat dikatakan sumber yang sudah tersedia pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar. Instrumen penelitian

berupa kuesioner, yang terdiri atas pertanyaan tertutup serta pertanyaan terbuka. Pernyataan kuesioner ini diukur dengan menggunakan skala Likert dengan skala 1 sampai 5. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar sebanyak 100 orang.”

Populasi dalam penelitian ini adalah “seluruh karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar. Besarnya jumlah sampel yang didapat adalah 99 orang, diluar kepala balai, maka metode penentuan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan sampling total yaitu teknik dengan cara mengambil seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Metode ini dipilih karena mengingat populasi pada penelitian ini masih tergolong sedikit dan dibawah 100 orang, sehingga seluruh anggota populasi dapat dijadikan sebaga sampel dalam penelitian ini. Dalam melakukan analisis terhadap penelitian ini diperlukan sejumlah data yang relevan dengan permasalahan dan data tersebut yang merupakan bukti objektivitas penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis jalur path analysis).”

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data karakteristik responden adalah “data responden yang dikumpulkan untuk mengetahui profil responden penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan D Denpasar dapat diketahui karakteristik respondennya meliputi jenis kelamin, usia dan masa kerja yang dijelaskan pada Tabel 2.”

Tabel 2.

Karakteristik Responden

No

Variabel

Klasifikasi

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki – Laki

29

29.29

1

Perempuan

70

70.70

Jumlah

99

100

20-30 Tahun

44

44.44

31-40 Tahun

41

41.41

2

Usia

41-50 Tahun

10

10.10

>50 Tahun

4

4.04

Jumlah

99

100

SMA/SMK

12

12.12

3

Tingkat pendidikan

Diploma

5

5.05

S1

44

44.44

Apoteker

26

26.26

S2

12

12.12

Jumlah

99

100

<10 Tahun

42

42.42

4

Masa kerja

10-20 Tahun

40

40.40

>20Tahun

17

17.17

Jumlah

99

100

Sumber: Data diolah pada Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 2, dapat di lihat Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar yang di jadikan sampel sebanyak 99 orang. Jika d lihat dari jenis kelamin, perempuan mendominasi dalam penelitian ini dengan presentase sebesar 70,70 persen, kaum perempuan lebih teliti dan spesifik dalam meneliti sesuatu. Jika di lihat dari usia, yang memiliki usia 20-30 tahun mendominasi dengan presentase sebesar 44,44 persen, yang artinya “kelompok usia produktif. Faktor usia seorang pegawai yang produktif dapat menunjang kegiatan organisasi dalam menghasilkan organisasi yang berkualitas, karena dengan umur produktif yang dimiliki akan berkorelasi di dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut.”

Dilihat dari pendidikan, “yang memiliki pendidikan S1 mendominas dengan presentase sebesar 44,44 persen, yang artinya dianggap sudah mampu serta memadai untuk menjadi karyawan yang memiliki kompetensi untuk mencapai tujuan organisasi. Dilihat dari masa kerja responden yang memilik masa kerja < 10 tahun mendominasi dengan persentase sebesar 42,42 persen, yang artinya bahwa karyawan yang bekerja pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makan di Denpasar sebesar 42,42 persen cenderung memiliki sikap loyalitas yang tinggi pada organisasi. ”

Tabel 3.

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No

Variabel

Instrumen

Pearson Correlation

1

Komitmen Organisasional Y)

Y1

0,960

Y2

0,920

Y3

0,976

Y4

0,939

Y5

0,969

Y6

0,882

2

Person-Organization Fit X)

X1

0,956

X2

0,940

X3

0,906

X4

0,965

3

Kepuasaan Kerja Z)

Z1

0,850

Z2

0,892

Z3

0,861

Z4

0,917

Z5

0,890

Z6

0,882

Z7

0,872

Z8

0,876

Z9

0,897

Z10

0,882

Sumber: Data Primer, data diolah) 2020

Tabel 3. menunjukkan “seluruh instrumen variabel penelitian telah memenuhi syarat uji validitas yang dimana nilai skor total Pearson Correlation masing-masing instrumen berada diatas 0,30, maka instrumen layak digunakan menjadi alat ukur variabel-variabel tersebut.”

Tabel 4.

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penleitian

No.

Variabel

Cronbach’s Alpha

1.

Komitmen Organisasional Y)

0,974

2.

Person-Organization Fit X)

0,958

3.

Kepuasaan Kerja Z)

0,967

Sumber: Data Primer, data diolah) 2020

Tabel 4. ditampilkan uji reliabilitas pada masing-masing variabel berada pada titik diatas 0,60 yang ditunjukkan pada hasil Cronbach’s Alpha, maka dapat dikatakan seluruh instrumen telah memenuhi syarat reliabilitas.

Tabel 5.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Komitmen Organisasional

No

Pernyataan

Proporsi Jawaban Responden (orang)

Jumlah

Rata-rata

Kriteria

1

2

3

4

5

1

Saya secara emosional terikat terhadap organisasi

10

20

12

33

24

338

3.41

Tinggi

2

Saya merasa menjadi bagian dari organisasi Saya belum mendapatkan

8

22

20

27

22

330

3.33

Sedang

3

manfaat seperti yang saya dapatkan jika meninggalkan

8

18

18

33

22

340

3.43

Tinggi

organisasi

Saya akan mengalami

4

kerugian jika meninggalkan organisasi

4

20

20

31

24

348

3.52

Tinggi

5

Saya loyal terhadap organisasi

8

22

16

31

22

334

3.37

Sedang

6

Saya berkewajiban bertahan dalam organisasi

6

24

24

24

21

327

3.30

Sedang

Rata-rata

3,40

Sedang

Sumber: Data Primer, data diolah) 2020

Berdasarkan Tabel 5. diketahui “persepsi responden mengenai variabel Komitmen Organisasional yang memiliki rata-rata terendah adalah pernyataan” “Saya berkewajiban bertahan dalam organisasi”, “diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,30 yang masuk kriteria sedang, tetapi memiliki nilai rata-rata yang rendah dibandingkan dengan pernyataan yang lainnya ini berarti secara umum responden tidak berkewajiban bertahan dalam organisasi.”

Variabel Komitmen Organisasional yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pernyataan “Saya akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi” diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,52 yang masuk kriteria tinggi, ini berarti secara umum responden merasa akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Total rata-rata jawaban responden terhadap Komitmen Organisasional sebesar 3,40 dengan kriteria sedang, ini berarti tingkat komitmen organisasional pada karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar berada pada posisi sedang.

Variabel Person-Organization Fit pada penelitian ini merupakan variabel bebas. Variabel Person-Organization Fit yang disimbolkan dengan X serta diukur dengan menggunakan 4 pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin Skala Likert. Berdasarkan Tabel 6 diketahui persepsi responden mengenai variabel Person-Organization Fit memiliki rata-rata terendah adalah pernyataan “Tujuan bekerja saya sesuai dengan tujuan organisasi.”, “diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,23 yang masuk kriteria cukup baik, tetapi memiliki nilai rata-rata yang rendah dibandingkan dengan pernyataan yang lainnya ini berarti secara umum responden menganggap tujuan bekerja belum sesuai dengan tujuan organisasi.”

Tabel 6.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Person Organization Fit

No

Pernyataan

Proporsi Jawaban Responden (orang)

Jumlah

Rata-rata

Kriteria

1

2

3

4

5

Saya merasa nilai-nilai

1

pribadi saya sesuai dengan

0

28

12

45

14

342

3.45

Baik

2

tempat saya bekerja.

Tujuan bekerja saya sesuai

4

24

24

39

8

320

3.23

Cukup

dengan tujuan organisasi. Kebutuhan saya sesuai

Baik

3

dengan apa yang dimiliki oleh organisasi.

Karakteristik kepribadian

0

12

36

31

20

356

3.60

Baik

4

saya sesuai dengan

4

26

14

47

8

326

3.29

Cukup

lingkungan internal organisasi

Baik

Rata-rata

3,39

Cukup Baik

Sumber: Data Primer, data diolah) 2020

Variabel “Person-Organization Fit yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pernyataan” “Kebutuhan saya sesuai dngan apa yang dimiliki oleh organisasi”, “diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,60 yang masuk kriteria baik, ini berarti secara umum responden merasa kebutuhan mereka sesuai dengan apa yang dimiliki oleh organisasi. Total rata-rata jawaban responden terhadap Person-Organization Fit sebesar 3,39 dengan kriteria cukup baik, ini berarti bahwa tingkat PersonOrganization Fit pada karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar berada pada posisi cukup baik.”

Variabel “Kepuasaan Kerja pada penelitian ini merupakan variabel mediasi. Variabel Kepuasaan Kerja yang disimbolkan dengan Z serta diukur dengan menggunakan 10 pernyataan yang ditanggapi menggunakan 5 poin Skala Likert. Berdasarkan Tabel 7 diketahui persepsi responden mengenai variabel Kepuasaan Kerja yang memiliki rata-rata terendah adalah pernyataan” “Saya memiliki kesempatan promosi sesuai dengan hasil kerja yang baik.”, “diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,19 yang masuk kriteria cukup, tetapi memiliki nilai rata-rata yang rendah dibandingkan dengan pernyataan yang lainnya ini berarti secara umum

responden menganggap belum memiliki kesempatan promosi sesuai dengan hasil kerja yang baik.”

Variabel “Kepuasaan Kerja yang memiliki rata-rata tertinggi adalah pernyataan” “Saya dapat berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja” “diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,76 yang masuk kriteria baik, ini berarti secara umum responden merasa dapat berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja. Total rata-rata jawaban responden terhadap Kepuasan Kerja sebesar 3,51 dengan kriteria tinggi, ini berarti tingkat kepuasan kerja pada karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar berada pada posisi tinggi.”

Tabel 7.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Kepuasaan Kerja

No

Pernyataan

Proporsi Jawaban Responden (orang)

Jumlah

Rata-rata

Kriteria

1

2

3

4

5

1

Saya dapat bekerja dengan kemampuan

4

18

18

45

14

344

3.47

Tinggi

2

Saya dapat bekerja dengan keterampilan

Saya puas atas gaji yang

0

22

28

15

34

358

3.62

Tinggi

3

diberikan sesuai dengan jasa yang diberikan

0

20

20

31

28

364

3.68

Tinggi

4

Saya memiliki kesempatan dalam kenaikan gaji

Saya memiliki kesempatan

0

32

14

27

26

344

3.47

Tinggi

5

promosi sesuai dengan keahlian yang dimiliki Saya memiliki kesempatan

8

18

18

23

32

350

3.54

Tinggi

6

promosi sesuai dengan hasil kerja yang baik.

Atasan saya selalu

8

26

10

49

6

316

3.19

Sedang

7

memberikan dukungan dalam bekerja

0

30

20

19

30

346

3.49

Tinggi

8

Atasan saya selalu bersikap adil

8

20

16

32

23

339

3.42

Tinggi

Saya menyukai

9

bekerjasama dengan rekan kerja

Saya dapat berkomunikasi

2

30

14

27

26

342

3.45

Tinggi

10

dengan baik dengan rekan kerja

0

20

20

23

36

372

3.76

Tinggi

Rata-rata

3,51

Tinggi

Sumber: Data Primer, data diolah) 2020

Tabel 8.

Hasil Analisis Jalur Pada Struktur 1

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

Constant)

0.710           0.245

2.902

0.005

Person-Organization Fit

0.825             0.069

0.770

11.891

0.000

R2        : 0,593

Sumber: Data Primer, data diolah) 2020

Variabel “Person-Organization Fit memiliki koefisien sebesar 0,770 berart Person-Organization Fit memiliki pengaruh positif terhadap Kepuasaan Kerja ini diartikan apabila Person-Organization Fit meningkat maka Kepuasaan Kerja akan meningkat sebesar 0,770. Pada penelitian ini dihitung pengaruh PersonOrganization Fit dan Kepuasaan Kerja terhadap Komitmen Organisasional melalui program SPSS 21.0 for windows. Berikut ini ditampilkan hasil perhitungan struktur kedua pada Tabel 9.”

Tabel 9.

Hasil Analisis Jalur Pada Struktur 2

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized     T

Coefficients

Sig.

B            Std. Error

Beta

Constant)

-0.045

0.276

-0.162

0.872

Person-Organization Fit

0.690

0.117

0.566

5.875

0.000

Kepuasaan Kerja

0.313

0.110

0.275

2.855

0.005

R2        : 0,637

Sumber: Data Primer, data diolah) 2020

Variabel “Person-Organization Fit memiliki koefisien sebesar 0,566 berart Person-Organization Fit memiliki pengaruh positif terhadap Komitmen Organisasional, ini diartikan apabila Person-Organization Fit meningkat maka Komitmen Organisasional akan meningkat sebesar 0,566. Variabel Kepuasaan Kerja memiliki koefisien sebesar 0,275 berarti Kepuasaan Kerja memilik pengaruh positif terhadap Komitmen Organisasional, ini diartikan apabila Kepuasaan Kerja meningkat maka Komitmen Organisasional akan meningkat sebesar 0,275. ”

Pada “perhitungan nilai koefisien determinasi total didapatkan sebesar 0,852, maka kesimpulannya adalah 85,2% variabel Komitmen Organisasional Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar dipengaruh oleh Person-Organization Fit, dan Kepuasaan Kerja, sedangkan sisanya 14,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian atau diluar model penelitian. Berdasarkan pemaparan mengenai persamaan struktural maka akan dijelaskan hasil nilai dari perhitungan koefisien jalur yang ditunjukkan melalui nilai standardized coefficient Beta pada masing-masing pengaruh hubungan antar variabel.

Tabel 10.

Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung Person Organization Fit X) Terhadap Kepuasaan Kerja Z) dan Komitmen Organisasional Y).

Pengaruh variabel

Pengaruh langsung

Pengaruh tidak langsung melalui Z

Pengaruh Total

X→Z

0,770

0,770

Z→Y

0,275

0,275

X→Y

0,566

0,212

0,778

Sumber: Data Primer, data diolah) 2020

Pada “Tabel 10 ditampilkan hasil ringkasan nilai masing-masing jalur pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel serta nilai error pada masing-masing persamaan struktural yang dihasilkan melalui teknik analisis jalur.”

Pada “penelitian yang dilakukan terhadap Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar tentang pengaruh Person-Organization Fit terhadap Kepuasaan Kerja , maka didapatkan hasil Person-Organization Fit memiliki pengaruh langsung terhadap Kepuasaan Kerja sebesar 0,770. Pada penelitian yang dilakukan terhadap Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar tentang pengaruh Person-Organization Fit terhadap Komitmen Organisasional, maka didapatkan hasil Person-Organization Fit memiliki pengaruh langsung terhadap Komitmen Organisasional sebesar 0,566”

Pada “penelitian yang dilakukan terhadap Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar tentang pengaruh Kepuasaan Kerja terhadap Komitmen Organisasional, maka didapatkan hasil Kepuasaan Kerja memiliki pengaruh langsung terhadap Komitmen Organisasional sebesar 0,275. Pada penelitian yang dilakukan terhadap Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar tentang peran Kepuasaan Kerja dalam memediasi pengaruh Person-Organization Fit terhadap Komitmen Organisasional, maka didapatkan hasil bahwa Person-Organization Fit memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung melalui Kepuasaan Kerja terhadap Komitmen Organisasional dengan nilai koefisien masing-masing sebesar 0,566 dan 0,212, sehingga besaran pengaruh totalnya adalah 0,778”

Tabel 11

Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov)

Persamaan

Asymp. Sig. (2-tailed)

Kolmogorov-Smirnov Z

Substruktur 1

Substruktur 2

0,115

0,104

Sumber: Data Primer, data diolah) 2020

Tabel 11. menunjukkan bahwa besarnya nilai Asymp. Sig. 2-tailed) Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,115 dan 0,104. Nilai Asymp. Sig. 2tailed) Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 0,05 maka mengindikasikan bahwa data yang digunakan pada penelitian

ini terdistribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model memenuh asumsi normalitas

Tabel 12.

Uji Multikolinieritas Tolerance dan Variance Inflation Factor)

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

Substruktur2

Person-Organization Fit

0.407

2.458

Kepuasan Kerja

0.407

2.458

Sumber: Data Primer, data diolah) 2020

Tabel 12. meunjukkan bahwa “tidak terdapat variabel bebas yang memilik nilai tolerance kurang dari 0,10 dan juga tidak ada variabel bebas yang memilik nilai VIF lebih dari 10. Maka dari pada itu model regresi bebas dari gejala multikoleniaritas”

Tabel 13.

Uji Heteroskedastisitas Uji Glesjer)

Persamaan

Model

T

Sig.

Substruktur1

Person-Organization Fit

1,385

0,169

Substruktur 2

Person-Organization Fit

-0,488

0,627

Kepuasan Kerja

1,868

0,065

Sumber: Data Primer, data diolah) 2020

Tabel 13. tersebut menunjukkan bahwa “masing-masing model memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu absolute error, maka dari itu, penelitian ini bebas dari gejala heteroskedastisitas.”

Berdasarkan hasil Uji Sobel menunjukkan bahwa “hasil tabulasi Z = 2,430>1,96 yang berarti variabel Person-Organization Fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar dengan mediasi Kepuasaan Kerja, sehingga Kepuasaan Kerja merupakan variabel mediasi pengaruh antara PersonOrganization Fit terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar, dimana variabel kepuasan kerja dapat dinyatakan sebagai variabel mediasi sebagian partial mediation).”

Person-Organization Fit “yang tinggi akan dapat meningkatkan komitmen organisasional karyawan. Apabila individu telah bertekad dengan mengikuti objektifitas dan nilai yang dimiliki oleh organisasi, maka hal ini secara tersirat menunjukkan adanya hubungan nilai person-organization fit dan komitmen organisasional. Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa PersonOrganization Fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasional dengan kata lain semakin meningkat Person-Organization Fit

maka Komitmen Organisasional Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar.”

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Collen 2019) menyatakan bahwa “menganalisis person-organization fit, kekuatan identitas organisasi, dan prestise organisasi yang dirasakan orang berpengaruh positif dan signifikan pada komitmen organisasi dan kinerja kontekstual. Aussy. & Sudarma 2017) dalam penelitiannya menunjukan bahwa Person-Organization Fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisassional. Rumangkit. & Maryati 2017) menyatakan dalam penelitiannya bahwa person-organization fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Astakhova 2016) dalam penelitiannya menguji saling ketergantungan antara kecocokan person-supervisor dan person-organization fit dan hubungannya dengan komitmen organisasi. Di kedua negara, kecocokan person-organization fit yang dirasakan secara positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi melalui nilai-nilai kolektif. Hubungan antara persepsi kesesuaian person-supervisor dan komitmen organisasi lebih kuat di Jepang daripada di AS, sedangkan kekuatan hubungan antara persepsi kesesuaian personorganization fit dan komitmen organisasi tidak berbeda di kedua negara. Khaola. & Sebotsa 2015) yang menggambarkan bagaimana dalam penelitiannya menyebutkan bahwa person-organization fit telah memperoleh hasil yang signifikan dan bernilai positif bila dihubungankan dengan organizational commitment”

Person-Organization Fit berupa “adanya kesesuaian antara nilai-nilai dalam visi, misi organisasi dengan nilai-nilai pada diri individu, perasaan nyaman dengan rekan kerja, kesesuaian karakteristik organisasi dengan pegawai berupa pemberian pelayanan yang sesuai dengan standar kerja mampu meningkatkan kepuasan kerja. Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa PersonOrganization Fit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasaan Kerja dengan kata lain semakin meningkat Person-Organization Fit Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar, maka semakin tinggi tingkat Kepuasaan Kerja Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar.”

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari & Helmy 2020) menyatakan “person-organization fit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Dengan adanya personorganization fit maka akan terciptanya kepuasan kerja yang tinggi. Gul et al. 2018) dalam penelitiannya menunjukan hubungan positif yang signifikan antara Person-Organization Fit dengan kepuasan kerja. Hasil penelitian Rumangkit. & Maryati 2017) menyatakan bahwa person-organization fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Risman et al. 2016) juga menunjukan bahwa person-organization fit berpengaruh positif dan signifikan terkait dengan kepuasan kerja. Dalam penelitian Chen et al. 2016) menyatakan bahwa personorganization fit dapat mempengaruhi kepuasan kerja secara positif dan signifikan.”

Kepuasan kerja adalah mengenai pekerjaan yang dilakukannya menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaannya, merasakan puas

dalam bekerja maka dapat mendorong untuk meningkatkan produktifitas perusahaan serta memperkuat komitmen organisasional. Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Kepuasaan Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasional, dengan kata lain apabila Kepuasaan Kerja meningkat maka Komitmen Organisasional Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rumangkit. & Maryati 2017) mengatakan bahwa “kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Kepuasan kerja merupakan sikap umum seseorang dalam menghadapi pekerjaannya. Seseorang yang tinggi kepuasan kerjanya memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya, sedangkan seseorang yang tidak memperoleh kepuasan didalam pekerjaannya memiliki sikap yang negatif terhadap pekerjaannya. Dwiki & Riana 2018) mengatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasi. Ariawan & Sriathi 2018) mengatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Rumangkit. & Maryati 2017) menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Rosita & Yuniati 2016) mengatakan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi.”

Kesesuaian antara “nilai individu dengan nilai organisasi menjadi dasar kepuasan kerja, dan komitmen karyawan terhadap organisasi. Hal itu menunjukan bahwa seseorang yang memiliki kesesuaian individu dengan organisasi tinggi maka akan meningkatkan kepuasan kerja sehingga akan berdampak pada tetap bertahannya karyawan pada organisasi. Hasil hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Person-Organization Fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar dengan mediasi Kepuasaan Kerja, sehingga Kepuasaan Kerja merupakan variabel mediasi pengaruh antara Person-Organization Fit terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar, dimana variabel kepuasan kerja dapat dinyatakan sebagai variabel mediasi sebagian partial mediation).”

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari & Helmy 2020) menyatakan “kepuasan kerja dapat memediasi pada pengaruh person-organization fit dengan komitmen organisasional. Rumangkit. & Maryati 2017) menyatakan bahwa kepuasaan kerja memediasi pengaruh personorganization fit pada komitmen organisasional. Person-organization fit yang tinggi akan memicu peningkatan kepuasan kerja karyawan sehingga mampu berperan terhadap peningkatan komitmen organisasional. Ren. & Hamann 2015) menyatakan bahwa ketika terdapat kesesuaian nilai antara individu dan organisasi, maka individu akan memiliki rasa kebersamaan mencapai tujuan bersama.”

Implikasi teoritis dari hasil penelitian ini “memberikan bukti pada pengembangan ilmu perilaku organisasi dan ilmu manajemen khususnya mengenai Person-Organization Fit, Kepuasaan Kerja dan Komitmen Organisasional. Secara teoritis penelitian ini juga memberikan pemahaman bahwa Person-Organization Fit tidak sesuai dan Kepuasaan Kerja yang rendah secara

nyata dapat menurunkan Komitmen Organisasional, ketika Person-Organization Fit sesuai maka dapat meningkatkan Kepuasaan Kerja yang dirasakan oleh karyawan menjadi semakin kuat sehingga berpotensi meningkatkan Komitmen Organisasional. Selain itu hasil penelitian ini Secara praktis dapat menjadi salah satu acuan bagi peneliti lainnnya yang ingin meneliti mengenai PersonOrganization Fit, Kepuasaan Kerja dan Komitmen Organisasional.

Keterbatasan penelitian ini adalah ruang lingkup penelitian hanya mencakup Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar sehingga tidak dapat menggambarkan komitmen organisasional secara umum di seluruh Bali. Pandemi covid-19 mempengaruhi pengisian kuesioner yang memerlukan waktu lama, karena responden Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar sebagian bekerja dari rumah work from home) sehingga membuat jadwal pengumpulan semakin terundur dan mempengaruhi jadwal serta target penelitian yang telah ditetapkan. Penelitian ini hanya dilakukan dalam titik waktu tertentu cross section), sedangkan lingkungan setiap saat berubah dinamis), sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan kembali dimasa mendatang.

SIMPULAN

Person-Organization Fit “berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar. Semakin meningkat Person-Organization Fit semakin tinggi Komitmen Organisasional Karyawan. Person-Organization Fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasaan Kerja Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar. Semakin meningkat Person-Organization Fit semakin tinggi Kepuasan Kerja Karyawan. Kepuasaan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar. Semakin tinggi Kepuasan Kerja maka semakin tinggi Komitmen Organisasional karyawan. Kepuasaan Kerja merupakan variabel mediasi pengaruh antara Person-Organization Fit terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di Denpasar, dimana variabel kepuasan kerja dapat dinyatakan sebagai variabel mediasi sebagian partial mediation).”

Variabel Komitmen Organisasional yang memiliki nilai rata-rata terendah adalah Saya berkewajiban bertahan dalam organisasi, hal yang harus dilakukan perusahaan memperhatikan keinginan karyawan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas-tugas agar karyawan tersebut merasanya nyaman dan tetap bertahan berada dalam organiasi. Variabel Person-Organization Fit indikator yang memiliki rata-rata terendah adalah Tujuan bekerja saya sesuai dengan tujuan organisasi, yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah Pemimpin harus bisa menunjukan memberikan pengertian mengenai tujuan organisasi agar karyawan mengerti dan bisa menyatukan tujuan mereka dengan organisasi. Variabel Kepuasaan Kerja indikator yang memiliki rata-rata terendah adalah Saya memiliki kesempatan promosi sesuai dengan hasil kerja yang baik, hal yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah memberikan kesempatan promosi sesuai hasil

kerja mereka agar mereka merasa senang dan memiliki komitmen terhadap organisasi dimana mereka bekerja karena karyawan sudah merasa di perhatikan.

REFERENSI

Agustiningsih, H. N., Thoyib, H., & Noermijiati, N. 2016). The Effect of Remuneration, Job Satisfaction and OCB on the Employee Performance. Sceince Journal of Business and Management, 5 6), 212–222.

Ariawan, P. A. ., & Sriathi, A. A. A. 2018). Pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional PBF. PT Banyumas Denpasar. E-Jurnal Manajemen, 7 2), 964–992.

Astakhova, M. N. 2016). Explaining the effects of perceived person-supervisor fit and person-organization fit on organizational commitment in the US and Japan. Journal of Business Research, 69 2), 956–963.

Aussy., N. A., & Sudarma, K. 2017). Pengaruh person organization fit dan personality pada organizational citizenship behavior dengan organizational commitment sebagai variabel intervening. Management Analysis Journal, 6 3), 286–296.

Bangun, O. V, Supartha, I. W. ., & Subudi. 2017). Pengaruh Person-Job Fit Dan Person-Organization Fit Terhadap Komitmen Organisasional Dan Organizational Citizenship Behavior OCB). E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 6 5), 2071–2102.

Bin Shmailan, A. . 2016). The Relationship between Job Satisfaction, Job Performance and Employee Engagement: An Explorative Study. Issues in Business Management and Economics, 4 1), 1–8.

Chen, P., Sparrow, P., & Cooper, C. 2016). The relationship between personorganization fit and job satisfaction. Journal of Managerial Psychology, 31 5), 946–959.

Christian, L. Y. 2015). Pengaruh Perceived Organizational Support dan Kepemimpinan Situasional terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Toko Buku Uranus. AGORA, 3 1), 442–449.

Collen, H. Ö. 2019). The Relationships Of Contextual Performance With PersonOrganization Fit, Perceived Organizational Prestige And Organizational Identity Strength: The Mediating Role Of Organizational Commitment. European Journal of Multidisciplinary Studies, 4 2), 28–37.

Dwiki, I. M., & Riana, I. G. 2018). Peran Kepuasan Kerja Dalam Memediasi Pengaruh Servant Leadership Terhadap Komitmen Organisasi. E-Jurnal

Manajemen, 7 9), 1–28.

Eliyana, A., & Ma, S. 2019). Job satisfaction and organizational commitment effect in the transformational leadership towards employee performance. European Research on Management and Business Economics, 25 3), 144– 150. https://doi.org/10.1016/j.iedeen.2019.05.001

Gul, H., Usman, M., Liu, Y., Rehman, Z., & Jebran, K. 2018). Does the effect of power distance moderate the relation between person environment fit and job satisfaction leading to job performance? Evidence from Afghanistan and Pakistan. Future Business Journal, 4 1), 68–83.

Hanaysha, J., & Tahir, P. R. 2016). Examining The Effects Of Employee Empowerment, Teamwork, And Employee Training On Job Satisfaction. Social and Behavioral     Sciences,     2 19),     272–282.

https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.05.016

Indrawati, A. D., Honnor, S. I. ., & Sutrisna Dewi, S. . 2017). Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional. Matrik: Jurmal Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan, 11 2), 105–155.

Jin, M. H., McDonald, B., & Park, J. 2018). Does Public Service Motivation Matter in Public Higher Education Testing the Theories of Person– Organization Fit and Organizational Commitment Through a Serial Multiple Mediation Model. American Review of Public Administration, 48 1), 82–97.

Khaola., P. ., & Sebotsa, T. 2015). Person-organisation fit, Organisational commitment and organisational citizenship Behaviour. Danish Journal of Management and Business Science, 1 1), 67–74.

Kulachai, W. A., & Amaraphibal. 2017). Developing a casual model of turnover intention of police officers in the eastern region of the Thailand. International Journal Of Arts &Sceinces, 10 1), 473–486.

Nguyen, N., & Borteyrou, X. 2016). Core self-evaluations as a mediator of the relationship between person–environment fit and job satisfaction among laboratory technicians. Personality and Individual Differences, 99 1), 89–9.

Ren., T., & Hamann, D. J. 2015). Employee value congruence and job atitudes:the role of occupational status. Personnel Review, 1 1), 550–566.

Renyut, B. C., Modding, H. B., Bima, J., & Sukmawati, S. 2017). The effect of organizational commitment, competence on Job satisfaction and employees performance in Maluku Governor’s Office. Journal of Business and Management, 19 11), 18–29. https://doi.org/10.9790/487X-1911031829

Risman, K. L., Rebecca., J., & Erickson, J. 2016). The impact of personorganization fit on nurse job satisfaction and patient care quality. Applied Nursing Research, 3 1), 121–125.

Rosita, T., & Yuniati, T. 2016). Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dengan komitmen organisasional sebagai variabel intervening. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 5 1), 1–20.

Rumangkit., S., & Maryati, S. 2017). Pengaruh Person-Organization Fit Terhadap Komitmen Organisasional Melalui Kepuasaan Kerja Pada Karyawan IBI Informatics And Business Institute) Darmajaya. Jurnal Optimum, 7 2), 190–202.

Saputra, I. M. A., & Wibawa, I. M. A. 2018). Pengaruh Kepuasan Kerja, Keadilan Organsasional, dan Pemberdayaan Karyawan Terhadap Komitmen Organisasional Karyawan. E-Jurnal Manajemen Unud, 7 6), 3201–3229.

Sari, & Helmy, I. 2020). Pengaruh person-organization fit, job embeddedness dan religiusitas terhadap komitmen organisasional dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2 2), 197–213.

269