83

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Ni Wayan Putri Yanawati1 Nyoman Abundanti2

1Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected] 2

2Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Portofolio saham merupakan peluang untuk berinvestasi dana di pasar modal. Meminimalkan risiko dan mendapatkan return yang tinggi merupakan tujuan utama. Model indeks tunggal membantu investor menentukan saham yang masuk sebagai anggota portofolio optimal. Pengukuran kinerja portofolio saham yang optimal menggunakan indeks Sharpe, indeks Treynor dan indeks Jensen memudahkan para investor untuk memilih saham mana saja yang akan dibeli dan dijadikan investasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa saham yang masuk dalam penentuan portofolio optimal adalah saham Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) dengan dan Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dari 75 sampel saham di perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ini menunjukan bahwa kedua saham tersebut merupakan saham terpilih yang masuk kedalam portofolio saham investasi, sedangkan untuk kinerja yang dihasilkan dari kedua saham tersebut, saham Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) yang memperoleh nilai positif.

Kata kunci : portofolio optimal, model indeks tunggal, risk-adjusted return, indeks Sharpe, indeks Treynor, indeks Jensen

ABSTRACT

Stock portfolio is an opportunity to invest funds in the capital market. Minimize risk and get a high return is the main goal. Single index model to help investors determine which stocks go in as a member of the optimal portfolio. Performance measurement of optimal stock portfolio using the Sharpe index, Treynor index and Jensen index makes it easy for investors to pick stocks which will be purchased and used as an investment. Based on the results obtained that the shares are included in the determination of the optimal portfolio is stock Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) and Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) of the 75 sample stocks in the manufacturing sector companies listed in Indonesia Stock Exchange. This shows that both the stock is selected stocks that go into stock investment portfolio, while for resulting performance of the two stocks, stock Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) who obtained the highest positive value.

keywords: portofolio optimal, model indeks tunggal, risk-adjusted return, indeks Sharpe, indeks Treynor, indeks Jensen

PENDAHULUAN

Pasar Modal menjadi tempat bertemunya para pembeli dan penjual yang ingin melakukan transaksi investasi untuk mendapatkan keuntungan tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Pasar modal diharuskan bersifat liquid dan efisien dalam menghadapi sikap dari minat penjual dan pembeli untuk ikut berpartisipasi (Hartono,2010:30). Investor yang ingin memutuskan untuk menginvestasikan dananya akan mengharapkan perolehan keuntungan dimasa yang akan datang atau disebut sebagai return, dari suatu tingkat risiko tertentu. Brigham dan Houston (2010:323) mendefinisikan suatu risiko sebagai peluang dimana akan terjadi suatu peristiwa yang tidak menguntungkan. Deviasi standar return portofolio (risiko total) yang biasanya digunakan sebagai pengukuran risiko.

Investor yang memiliki tujuan dalam investasi akan mengharapkan risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return yang diharapkan. Karakteristik ini disebut sebagai portofolio efisien, dimana investor perlu melakukan diversifikasi dalam pembentukan portofolio dengan memasukkan semua aset kedalamnya (Tandelilin,2010:115). Portofolio tersebut akan digunakan dalam pemilihan portofolio yang optimal, portofolio optimal dipilih dari sekumpulan portofolio yang efisien. Portofolio optimal akan tergantung pada ketepatan seorang investor dalam membaca dan mencermati kondisi pasar. Pemilihan saham dan penentuan portofolio tersebut dapat digunakan sebagai alat analisis, diantaranya adalah dengan model indeks tunggal (single indeks model) karena model ini memungkinkan untuk dapat memberikan return yang optimal.

Model Indeks Tunggal berdasarkan harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Saham yang diamati cenderung mengalami suatu kenaikan apabila indeks harga saham naik, sebaliknya indeks harga saham turun maka harga saham mengalami penurunan juga. Hal tersebut memungkinkan return-return dari sekuritas akan berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar (Hartono, 2010:339). Hal ini didukung oleh penelitian Setiyono (2008) menggunakan model indeks tunggal sebagai penentuan portofolio optimal dengan sampel 20 perusahaan manufaktur yang go public selama periode tiga tahun, sedangkan Eko (2008) menentukan portofolio optimal dengan membandingkan model indeks tunggal dan model korelasi konstan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing besarnya imbal hasil dan risiko yang dimunculkan dari portofolio, dimana hasil dari perhitungannya model korelasi konstan yang memperoleh tingkat pengembalian (expected return) lebih besar dibandingkan dengan model indeks tunggal.

Portofolio optimal yang dihasilkan akan dimasukan dalam suatu ukuran kinerja portofolio saham. Kinerja portofolio saham harus mengetahui tingkat return dan risiko yang dihasilkan. Kondisi pasar yang sedang buruk akan dapat menurunkan kinerja portofolio. Kondisi suatu pasar harus selalu dipantau untuk menjaga kinerja portofolio agar tetap optimal, maka dari itu suatu portofolio perlu diseimbangkan kembali (rebalancing) (Hartono, 2009:611). Kinerja portofolio dengan menggunakan pengukuran risk-adjusted return (portofolio yang sudah

memasukan risiko dan return kedalamnya) dapat diukur dengan indeks Sharpe, indeks Treynor, dan indeks Jensen (Tandelilin,2010:494).

Indeks Sharpe dapat digunakan untuk membuat peringkat dari beberapa portofolio berdasarkan kinerjanya, dimana semakin tinggi indeks Sharpe suatu portofolio dibandingkan dengan portofolio lainnya, maka semakin baik kinerja portofolio tersebut. Kinerja portofolio dapat diukur dengan melakukan pembagian return lebih (excess return) dengan votalitas (volatility) portofolio (Hartono,2010:644). Kinerja portofolio pada indeks Treynor bisa digunakan untuk menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya risiko dari portofolio tersebut, sedangkan kinerja indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return harapan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar modal. Dari berbagai kinerja yang ada, investor akan memilih kinerja saham yang paling baik diantara saham yang ada untuk digunakan sebagai saham investasi. Rinayanti (2009) dalam hasil penelitiannya mengukur kinerja portofolio saham menggunakan risk-adjusted return. Boasson dan Emil (2011) dalam penelitiannya mengukur return dan risiko investasi strategis dengan menggunakan risk-Adjusted return. Fitnata (2009) juga mendukung penelitian ini dalam mengukur kinerja dengan menggunakan model Risk Adjusted Return yaitu indeks Sharpe, indeks Treynor dan indeks Jensen.

Permasalahan dari penelitian ini adalah saham-saham perusahaan manufaktur manakah yang termasuk portofolio optimal berdasarkan model Indeks Tunggal?,seberapa besar proporsi saham-saham pembentukan portofolio optimal?,

serta bagaimana kinerja portofolio optimal saham dinilai dengan menggunakan Model Risk-Adjusted Return yaitu Indeks Sharpe, Indeks Treynor, Indeks Jensen.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan data dari Perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2011 sampai Desember 2011 sebanyak sampel 75 saham dari populasi 131 saham perusahaan manufaktur dengan penentuan metode purposive sampling. Penentuan sampel mempertimbangkan kriteria sebagai berikut, data price earning rasio (PER) masing-masing saham pada periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 diunduh dari http://www.idx.co.id, harga penutupan (closing price), data harga saham, dan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan periode bulan Januari 2011 sampai Desember 2011 diunduh dari http://finance.yahoo.com serta tingkat suku bunga SBI diunduh dari http://www.bi.go.id. Perusahaan-perusahaan sektor Manufaktur dipilih karena mempunyai peluang yang sangat besar untuk investasi saham. Penelitian dilakukan untuk mengetahui portofolio saham yang optimal dan mengetahui kinerja saham yang paling baik untuk dijadikan saham investasi oleh investor.

Jenis penelitian yang digunakan berupa Deskriptif. Portofolio Optimal yang merupakan penentuan dari portofolio saham dengan Indeks Tunggal serta mengukur kinerja menggunakan model indeks Sharpe, indeks Treynor, dan indeks Jensen. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Pertama, Menghitung tingkat return saham dan expected return(Hartono,

2010:207):

Ri =


¾-l


…………………………………………………................(1)


E(Ri) =   +  E(Rm) …………………………………………………...(2)


Kedua, Menghitung indeks return pasar, alpha dan beta(Hartono, 2010:340) :


IHSGt - IHSGt~1 m IHSGt ai = E(Rl)-βi-E(Rm)


(3)

(4)


β =


σm

2

σ m

…………………………………………………………………..(5)

Ketiga, Menghitung risiko saham (Ri) dan risiko pasar (Rm) (Hartono, 2010:228):

keempat, Varian residual atau risiko tidak sistematis(Hartono, 2010:345) :



(10)


Kelima, Menghitung exess return to beta(Hartono, 2010:362):


ERBi =     ……………………………………………………...(11)


Keenam, Menghitung cut off-point (C*) atau titik pembatas (Hartono, 2010:363):


Aj =


[E⅛i)-⅛]∙fi



(12)


Bi


Pi


C =


………

σAj

J=1

i

1 + σBj

j=1


(13)


(14)


Ketujuh, Menghitung proporsi masing-masing saham(Hartono, 2010:366):

wi =


Zi k Zi i=1

(15)

(16)


Zi =        …………………………………………….……….

e

Kedelapan, Menghitung portofolio, alpha portofolio dan beta portofolio(Hartono,

2010:356):

E(Rp) = ap Pp-E(Rm)………………………………………………...(17) n

αP = Wiαi

i=1   …………………………………………………………….(18)

n

βp = Wiβi

i=1    ………………………………………………………….(19)

Kesembilan, Menghitung risiko potofolio(Hartono,2010:357):

n

σp2 =βp2 σm2 +Wi2 σe2i

i=1    ………………………………………………...(20)

Kesepuluh, Menghitung kinerja portofolio saham menggunakan indeks Sharpe,

indeks Treynor, dan indeks Jensen(Tandelilin, 2010:494):

Ŝp =


………………………………………………………………...(21)

R - RF P T=

P  βˆP ………………………………………………………….

(22)

(23)


JˆP =RP -[(RF) +(RM -(RF))βˆP………………………………………..

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 1.    Penentuan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal

    Return Pasar dan Return Saham

Return pasar diperoleh dari indeks harga saham gabungan (IHSG) periode Januari-Desember 2011. Hasil yang diperoleh dari perhitungan return pasar sebesarnya E(Rm) adalah 0,009049 atau 1 persen (%) yang berarti rata-rata pergerakan indeks harga pasar per tahun 2011 yang digunakan sebagai

pertimbangan investor dalam menganalisis perkembangan harga saham yang terjadi dipasaran, sedangkan Return saham merupakan pengembalian investasi saham atas dana yang diinvestasikan oleh investor. Data yang digunakan adalah sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode Januari-Desember 2011 dengan memperoleh expected return masing-masing saham. Hasil perhitungan expected return diperlihatkan pada Tabel.1

Tabel 1

Expected Return Saham E(Ri), Varian Saham (σ2i), Standar Deviasi (σi) dan Risiko Unique (σ²ei) yang sudah ditentukan.

No.

KODE

E(Ri)

Var(σ2i)

SD(σi)

σ²ei

1

IGAR

0.162327

0.166618

0.408189

0.166618

2

MASA

0.057712

0.009094

0.095360

0.009094

3

SIAP

0.040382

0.010770

0.103779

0.010770

4

SCCO

0.054794

0.018023

0.134248

0.018023

5

INAI

0.061893

0.010559

0.102756

0.010559

6

TOTO

0.036668

0.004450

0.066709

0.004450

7

ETWA

0.071842

0.016857

0.129835

0.016857

8

ASII

0.039973

0.005243

0.072409

0.005243

9

JPFA

0.042488

0.019997

0.141410

0.019997

10

MAIN

0.034029

0.009231

0.096076

0.009231

11

KAEF

0.071603

0.015719

0.125375

0.015719

12

IMAS

0.060843

0.014776

0.121558

0.014776

13

ROTI

0.043053

0.006627

0.081405

0.006627

14

LION

0.036063

0.011076

0.105241

0.011076

15

KLBF

0.017776

0.002709

0.052049

0.002709

16

CPIN

0.046125

0.012133

0.110148

0.012133

17

AMFG

0.034662

0.007075

0.084115

0.007075

18

SMGR

0.022646

0.003152

0.056140

0.003152

19

MYOR

0.032334

0.008919

0.094443

0.008919

20

GJTL

0.022380

0.007023

0.083802

0.007023

21

AKPI

0.071407

0.095104

0.308389

0.095104

22

INDR

0.041347

0.027771

0.166646

0.027771

23

INTP

0.014338

0.004174

0.064603

0.004174

24

ALMI

0.021985

0.010456

0.102253

0.010456

25

SMCB

0.011075

0.003905

0.062491

0.003905

26

ULTJ

0.016885

0.008733

0.093453

0.008733

27

JECC

0.017877

0.010593

0.102924

0.010593

28

RMBA

0.014205

0.007343

0.085691

0.007343

29

ICBP

0.009422

0.003501

0.059173

0.003501

30

MRAT

0.008652

0.003396

0.058273

0.003396

31

MLIA

0.008198

0.005464

0.073916

0.005464

32

NIPS

0.006360

0.012840

0.113315

0.012840

Sumber: Data sekunder, diolah peneliti

Hasil dari Tabel.2 menunjukan bahwa nilai expected return saham tertinggi diperoleh saham IGAR sebesar 1,162327 atau 16 persen (%) sedangkan saham tersendah diperoleh saham NIPS sebesar 0,006360 atau 1 persen (%) beserta varian saham, standar deviasi dan risiko unique yang akan digunakan dalam perhitungan untuk penentuan portofolio optimal.

Nilai Alpha dan Beta

Alpha merupakan intercept dalam perhitungan model indeks tunggal yang memiliki arti ukuran return sekuritas i yang tidak terkait dengan return pasar, sedangkan nilai beta digunakan untuk mengukur sensitivitas dalam perolehan suatu sekuritas terhadap perubahan pasar. Hasil yang diperoleh dari perhitungan nilai alpha yang tertinggi diperoleh saham IGAR sebesar 0,152 atau 15 persen dengan nilai beta pada saham IGAR sebesar 1.097 sedangkan nilai terendahnya diperoleh dari saham NIPS yaitu -0.011 atau -1 persen dengan nilai beta pada saham NIPS sebesar 1.974.

Return Aktiva Bebas Risiko

Nilai aktiva bebas risiko yang digunakan merupakan rata-rata pertahun dari perhitungan nilai SBI sebesar 0,005431 atau persen 1 (%), yang berarti return aktiva bebas risiko masih lebih kecil 0,003618 dibandingkan return pasar dan varian yang di hasilkan 0,000000 atau 0 persen(%) dengan asumsi apabila aktiva

bebas risiko dengan nilai variannya nol maka sudah dipastikan tingkat risiko pada masa yang akan datang juga sama dengan nol.

Exess Return to Beta (ERB) dan Cut Off Rate (Ci)

Exess return to beta (ERB) digunakan untuk menentukan portofolio saham yang akan dipilih untuk menjadi kandidat yang masuk menjadi portofolio optimal. Nilai pada ERB yang akan digunakan harus diperingkat terlebih dahulu dari nilai yang terbesar hingga nilai yang terkecilnya. Nilai pembandingnya adalah nilai cut off rate (Ci), dimana nilai ERB masih lebih besar daripada Ci atau ERB sama dengan Ci yang digunakan sebagai penentu nilai cut off point (titik pembatas) pada saham yang masuk dalam portofolio optimal.

Tabel 2

Exess Return to Beta (ERB) masing-masing saham dengan peringkat tertinggi sampai terendah dan Cut Off Rate (Ci).

No.

ERB

KODE

No.

Ci

KODE

1

0.143069

IGAR

1

0.01540

IGAR

2

0.104026

MASA

2

0.07244

MASA

3

0.067490

SIAP

3

0.12188

SIAP

4

0.066426

SCCO

4

0.18278

SCCO

5

0.054527

INAI

5

0.38259

INAI

6

0.053120

TOTO

6

0.53490

TOTO

7

0.030632

ETWA

7

1.07203

ETWA

8

0.029367

ASII

8

1.57904

ASII

9

0.029088

JPFA

9

1.73499

JPFA

10

0.028930

MAIN

10

1.93819

MAIN

11

0.027052

KAEF

11

2.66906

KAEF

12

0.023452

IMAS

12

3.39191

IMAS

13

0.019810

ROTI

13

4.42913

ROTI

14

0.019296

LION

14

4.86235

LION

15

0.018221

KLBF

15

5.18368

KLBF

16

0.017926

CPIN

16

5.99182

CPIN

17

0.017732

AMFG

17

6.72207

AMFG

18

0.015735

SMGR

18

7.44199

SMGR

19

0.012815

MYOR

19

8.37734

MYOR

20

0.012138

GJTL

20

8.90209

GJTL

21

0.010708

AKPI

21

9.65700

AKPI

22

0.009822

INDR

22

10.56648

INDR

23

0.009231

INTP

23

10.98640

INTP

24

0.008361

ALMI

24

11.69303

ALMI

25

0.006492

SMCB

25

12.05629

SMCB

26

0.005784

ULTJ

26

12.90040

ULTJ

27

0.005698

JECC

27

13.74702

JECC

28

0.004882

RMBA

28

14.57299

RMBA

29

0.003200

ICBP

29

15.40525

ICBP

30

0.003197

MRAT

30

15.96477

MRAT

31

0.002495

MLIA

31

16.38587

MLIA

32

0.000471

NIPS

32

16.95308

NIPS

Sumber: Data sekunder, diolah peneliti

Tabel.2 menunjukan hasil dari nilai ERB dan nilai cut off rate masing-masing saham. Pada nilai ERB yang menunjukan perolehan hasil tertinggi merupakan saham IGAR sebesar 0.143069 dengan nilai cut off rate 0.01540 dan ERB terendah saham NIPS sebesar 0.002495 dengan nilai cut off rate 16.95308.

Penentuan saham optimal dengan model indeks tunggal

Tabel 3

Saham - saham Pembentuk Portofolio Optimal

No.

ERB

KODE

Ci

Hubungan ERB dengan ERB pada C*

Keterangan

1

0.143069

IGAR

0.01540

0.143069 > 0.104026

Masuk

2

0.104026

MASA

0.07244*

0.104026 = 0.104026

Masuk

3

0.067490

SIAP

0.12188

0.067490 < 0.104026

Tidak

4

0.066426

SCCO

0.18278

0.066426< 0.104026

Tidak

5

0.054527

INAI

0.38259

0.054527< 0.104026

Tidak

6

0.053120

TOTO

0.53490

0.053120< 0.104026

Tidak

7

0.030632

ETWA

1.07203

0.030632< 0.104026

Tidak

8

0.029367

ASII

1.57904

0.029367< 0.104026

Tidak

9

0.029088

JPFA

1.73499

0.029088< 0.104026

Tidak

10

0.028930

MAIN

1.93819

0.028930< 0.104026

Tidak

11

0.027052

KAEF

2.66906

0.027052< 0.104026

Tidak

12

0.023452

IMAS

3.39191

0.023452< 0.104026

Tidak

13

0.019810

ROTI

4.42913

0.019810< 0.104026

Tidak

14

0.019296

LION

4.86235

0.019296< 0.104026

Tidak

15

0.018221

KLBF

5.18368

0.018221< 0.104026

Tidak

16

0.017926

CPIN

5.99182

0.017926< 0.104026

Tidak

17

0.017732

AMFG

6.72207

0.017732< 0.104026

Tidak

18

0.015735

SMGR

7.44199

0.015735< 0.104026

Tidak

19

0.012815

MYOR

8.37734

0.012815< 0.104026

Tidak

20

0.012138

GJTL

8.90209

0.012138< 0.104026

Tidak

21

0.010708

AKPI

9.65700

0.010708< 0.104026

Tidak

22

0.009822

INDR

10.56648

0.009822< 0.104026

Tidak

23

0.009231

INTP

10.98640

0.009231< 0.104026

Tidak

24

0.008361

ALMI

11.69303

0.008361< 0.104026

Tidak

25

0.006492

SMCB

12.05629

0.006492< 0.104026

Tidak

26

0.005784

ULTJ

12.90040

0.005784< 0.104026

Tidak

27

0.005698

JECC

13.74702

0.005698 < 0.104026

Tidak

28

0.004882

RMBA

14.57299

0.004882< 0.104026

Tidak

29

0.003200

ICBP

15.40525

0.003200< 0.104026

Tidak

30

0.003197

MRAT

15.96477

0.003197< 0.104026

Tidak

31

0.002495

MLIA

16.38587

0.002495< 0.104026

Tidak

32

0.000471

NIPS

16.95308

0.000471 < 0.104026

Tidak

Sumber: Data sekunder, diolah peneliti

Berdasarkan hasil yang ditunjukan dari perhitungan Tabel.3 memperoleh saham IGAR dan MASA yang masuk sebagai portofolio yang optimal. Nilai cutoff point (C*) model indeks tunggal dalam pembentukan portofolio optimal sebesar 0.07244* yaitu pada saham Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dengan nilai ERBi sebesar 0,104026 merupakan nilai ERBi terakhir yang masih lebih besar dari nilai Ci, sedangkan saham-saham yang mempunyai nilai ERBi yang lebih kecil dari nilai ERBi pada titik C* tidak diikut sertakan dalam pembentukan portofolio optimal.

  • 2.    Menghitung berapa besar Proporsi saham-saham pada Portofolio Optimal

Saham yang masuk dalam portofolio optimal adalah dua saham yaitu saham Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) dan Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) yang akan dihitung untuk menentukan masing-masing proporsi saham. Hasil perhitungan diperlihatkan pada Tabel.4

Tabel 4

Proporsi masing-masing Saham Portofolio Optimal

Kode Saham

Zi

Wi

IGAR

0,464888

0,210285 (21%)

MASA

1,7458676

0,789715 (79%)

TOTAL

2,210756

100%

Sumber: Data sekunder, diolah peneliti

Proporsi saham dengan model indeks tunggal pada Tabel.4 menghasilkan saham Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) sebesar 0,789715 atau 79 persen (%) sementara proporsi pada saham Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) sebesar 0,210285 atau 21 persen(%).

Ekspektasi Return Portofolio dan Risiko Portofolio

Beta portofolio yang dihasilkan dengan model indeks tunggal adalah sebesar 0,0627500 atau 6 persen (%) dan Alpha portofolio sebesar 0,074033 atau 7 persen (%) dari rumus perhitungan yang ada. Hasil yang didapat dari perhitungan return portofolio saham E(Rρ) model indeks tunggal sebesar 0,079711 atau 8 persen(%). Hasil dari perhitungan risiko portofolio (σ2p) model indeks tunggal sebesar 0,013039 atau 1 persen(%).

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut expected return portofolio optimal dari saham perusahaan sektor manufaktur sebesar 8 persen (%) dan hasil dari risiko portofolio optimal sebesar 1 persen (%).

  • 3.    Kinerja Portofolio Optimal dengan Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen dalam mengukur kinerja risk-adjusted return.

Tabel 5

Kinerja Portofolio Saham Indeks Sharpe, Indeks Treynor dan Indeks Jensen

Kode Saham

Model Indeks Sharpe

Model Indeks Treynor

Model Indeks

Jensen

IGAR

0,384371

0,143069

0,152404

MASA

0,548248

0,104026

0,053164

Sumber: Data sekunder, diolah peneliti

Hasil yang diperoleh dari Tabel.5 memperlihatkan ada tiga kinerja portofolio saham yaitu kinerja model indeks Sharpe memperoleh nilai yang tertinggi dari saham Multistrada Arah Sarana Tbk sebesar 0,548248 atau 54 persen

(%), kinerja model indeks Treynor yang memperoleh nilai tertinggi adalah saham Champion Pasific Indonesia Tbk sebesar 0,143069 atau 14 persen (%), dan kinerja model indeks Jensen yang memperoleh nilai tertinggi adalah saham Champion Pasific Indonesia Tbk sebesar 0,152404 atau 15 persen (%).Hasil ketiga kinerja tersebut merupakan kinerja yang baik terhadap saham-saham yang akan digunakan dalam mempengaruhi keinginan para investor untuk membeli saham tersebut dan memasukannya kedalam portofolio investasi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penentuan portofolio optimal berdasarkan model Indeks Tunggal dengan menggunakan 75 sampel saham perusahaan sektor manufaktur periode Januari 2011 sampai Desember 2011 yang terpilih hanya 2 (dua) saham yaitu saham Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR), dan Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA). Besarnya proporsi dari masing-masing saham antara lain, saham Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) sebesar 0,210285 atau 21 persen (%) dan Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) sebesar 0,789715 atau 79 persen (%). Portofolio optimal yang dibentuk oleh dua saham manufaktur memberikan total expected return portofolio optimal sebesar 8 persen (%) dan risiko portofolio optimal sebesar 1 persen (%).

Hasil dari kinerja portofolio saham yaitu, kinerja model indeks Sharpe nilai yang tertinggi diperoleh dari saham Multistrada Arah Sarana Tbk sebesar 0,548248 atau 54 persen(%), kinerja model indeks Treynor yang memperoleh nilai tertinggi adalah saham Champion Pasific Indonesia Tbk sebesar 0,143069 atau 14 persen(%),

dan kinerja model indeks Jensen yang memperoleh nilai tertinggi adalah saham

Champion Pasific Indonesia Tbk sebesar 0,152404 atau 15 persen(%). Indeks yang memiliki nilai paling tinggi untuk pengukuran kinerja portofolio saham optimal adalah indeks Sharpe dari saham Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA).

Saran

Bagi investor yang ingin berinvestasi pada saham-saham di pasar modal, saham manufaktur dapat dijadikan salah satu alternatif pilihan untuk berinvestasi. Investor yang tertarik untuk berinvestasi di sektor manufaktur dapat menanamkan dananya pada portofolio optimal yang dibentuk oleh saham-saham Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) dan Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), dengan total expected return portofolio optimal sebesar 8 persen (%) dan risiko portofolio optimal sebesar 1 persen (%), serta kinerja indeks Sharpe memperoleh saham Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) sebagai kinerja portofolio saham dengan nilai positif tertinggi yang disarankan sebagai pilihan investor dalam membeli saham untuk melakukan investasi dipasar modal.

Penelitian selanjutnya bisa mengembangkan dengan melakukan perbandingan dengan model portofolio lainnya dan menggunakan sektor perusahaan jenis yang bervariasi dalam satu portofolio. Investor dalam pemilihan portofolio saham juga harus mencermati perkembangan harga saham yang ada di pasar modal. Perkembangan harga saham menentukan tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor beserta harga pasar yang mempengaruhi suatu investasi di pasar modal.

DAFTAR RUJUKAN

Boasson, Vigdis, Emil Boasson. 2011. Risk and returns of hedge funds

investment strategies. Journal Investment Management and Financial Innovations, 8(2).

Brigham, Eugene F, Joel F. Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Eko, Umanto. 2008. Analisis dan Penilaian Kinerja Portofolio Optimal Saham-saham LQ-45. Bisnis dan Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, 15(3) H: 178-187

Fitnata, Indari. 2009. Analisis Kinerja Jangka Pendek Portofolio Saham Islami Di Bursa Efek Indonesia Pada saat krisis Keuangan Global 2007-2008. Jurnal of Islamic Bisiness and Economics Universitas Gajah Mada, 3(2).

Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi:Edisi Ketujuh. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Husnan, Suad. 2010. Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas:Edisi Kelima. Yogyakarta:UPP STIM YKPN.

Karmarkar, Yamini, Komal Ramchandani, Varun Patel. 2013. Revisiting “Sharpe Ratio” for Portfolio Creation: Study for Indian Stock Markets. Tenth AIMS International Conference on Management.

Nathaphan, Sarayut, Pornchai Chunhachinda. 2010. Estimation Risk Modeling in Optimal Portfolio Selection: An Empirical Study from Emerging Markets. Economics Research International.

Rinayanti. 2009. Analisis Penyusunan Portofolio Optimal dengan Constant Correlation Model. Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, 1(1).

Samsul, Mohamad. 2011. Keputusan Investasi Saham Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Menggunakan Model Sharpe Dan Model M2 Dalam Periode 2003-2007. Jurnal Majalah Ekonomi, XXI (1).

Saravanan A. and Natarajan P. 2012. Optimal Portfolio Construction with Nifty Stocks (An analytical prescription for investors). Advances In Management, 5(8).

Setiyono, Wisnu Panggah. 2008. Analisis Portofolio Saham dengan Model Indeks Tunggal sebagai dasar keputusan investasi (Studi pada Bursa Efek Jakarta). Emisi 1(1) H:17-30.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Teori dan Aplikasi:Edisi Pertama. Yogyakarta:Kanisius.

http://www.idx.co.id diakses oleh peneliti pada tanggal 1 Desember 2012 http://finance.yahoo.com diakses oleh peneliti pada tanggal 1 Desember 2012 http://www.bi.go.id diakses oleh peneliti pada tanggal 10 Juni 2013