1141

ANALISIS KOMPARATIF KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

DALAM MENGADOPSI SMARTPHONE DI KOTA DENPASAR

I Gusti Agung Girinatha Putra1 Gede Ketut Warmika2

1Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (UNUD), Bali, Indonesia e-mail: girylibra@gmail.com / telp: +62 81 33 96 77 15 7

2Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (UNUD), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis mengenai karakteristik demografi dalam mengadopsi smartphone di kota Denpasar. Responden penelitian ini adalah pengguna telepon seluler di kota Denpasar yang berjumlah 150 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah chisquare. Hasil penelitian menemukan bahwa secara signifikan terdapat perbedaan adopsi smartphone berdasarkan karakteristik demografi.

Kata kunci: Demografi, Adopsi, Smartphone

ABSTRACT

This study analyzes the demographic characteristics in the adoption of smartphone in the city of Denpasa. Responden smartphone adoption in this study are cell phone users in the city of Denpasar, amounting to 150 people. Data analysis technique used is the chi square. The results of this study indicate that there are significant differences in the adoption of smartphones based on demographic characteristics.

Keywords: Demographic, Adoption, Smartphone

PENDAHULUAN

Keberadaan teknologi informasi dan telekomunikasi di era globalisasi telah menjadi gaya hidup banyak orang. Salah satunya adalah media komunikasi telepon seluler. Telepon seluler sangat membantu seseorang dalam melakukan komunikasi, seperti menelpon dan mengirim pesan singkat (SMS). Seiring dengan perkembangan teknologi, telepon seluler juga mengalami beberapa tambahan fitur-fitur seperti PDA (Personal Digital Assistant), kamera digital, pemutar multimedia, akses internet, client untuk email, dan pesan instant, bahkan penyedia perangkat lunak perkantoran. Telepon seluler yang memiliki fitur-fitur tersebut dinamakan dengan smartphone (Lestariya, 2008). Smartphone telah direposisi sebagai media informasi baru dengan kata lain, smartphone telah memperluas daftar pengolahan informasi (Osman et al., 2012).

Fitur- fitur dan kemudahan dalam mengakses internet (web mobile) yang dapat dilakukan dimna saja dan kapan saja diberikan respon positif oleh para pengadopsi smartphone (Conti, 2011). Menurut Karjaluoto et al. (2005), kemudahan dalam mengakses internet melalui smartphone menjadi salah satu alasan konsumen menggunakan smartphone. Merk-merk smartphone yang beredar di Indonesia yakni iPhone, Samsung, BlackBerry, Sony, Nokia, HTC, Cross dan Mito. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari lembaga riset IDC, berikut ini 5 merk smartphone terlaris di Indonesia sampai dengan tahun 2012 : 1) Nokia, 2) Cross, 3) Samsung, 4) Mito, dan 5) BlackBerry (StarbetZone.com).

Konsumen akan lebih siap mengadopsi suatu produk apabila unsur kegunaan (utilitarian) menonjol (Simanjuntak, 2011) dan Parasuraman (2000). Menurut Musyafak dan Ibrahim (2005) dan Perdana (2011), pengadopsian oleh konsumen akan terjadi apabila terdapat inovasi dalam sebuah produk. Meskipun smartphone memberi manfaat lebih bagi konsumen, terdapat beberapa konsumen menanggapi dengan penolakan dalam mengadopsi smartphone. Pengguna smartphone diketahui beragam karena adanya perbedaan sifat individu (Rahmati et al., 2012). Schaninger dan Sciglimpaglia (dalam Lee et al., 2010) mengatakan bahwa perbedaan sifat individu telah diklasifikasikan ke dalam faktor demografi atau sosial ekonomi dan kepribadian konsumen. Budiono (2004) dan Nilsson (2005) berpendapat bahwa variabel demografi mempengaruhi pengadopsian teknologi baru. Demografi merupakan gambaran dari masyarakat atau kelompok masyarakat (populasi) yang hendak digunakan dalam penelitian sosial. Variabel demografi dapat membantu peneliti untuk melihat perbedaan respon yang diberikan oleh objek penelitian atas permasalahan yang diajukan berdasarkan kriteria demografi tertentu (Budiar, dkk. 2004). Im et al., 2003;. Meuter et al., (dalam Ho, Shu Hsun, 2008) mengatakan demografi menjadi subyek banyak penelitian sebagai prediktor perilaku adopsi.

Pusat perbelanjaan terbesar di Bali adalah Kota Denpasar, khususnya dalam industri teknologi dan barang-barang elektronik. Banyak ditemui toko-toko yang menjual berbagai jenis telepon seluler, salah satunya adalah smartphone. Untuk memasarkan smartphone kepada para konsumen agar tepat sasaran, para distributor telepon seluler harus memahami kondisi sosial demografinya.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan mengenai penjualan smartphone di berbagai tempat di Kota Denpasar, yaitu Handphone Shop, L-Figo, BTC Mobile Phone, Cellular World dan Rajawali Cellular, diketahui bahwa penjualan smartphone lebih banyak dibandingkan dengan telepon seluler biasa. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, hasil penelitian yang diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner terhadap 30 responden yakni 70 persen mengadopsi smartphone dan 30 persen mengadopsi telepon seluler biasa.

Berdasarkan paparan di atas, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

H1 : Ada perbedaan adopsi smartphone berdasarkan jenis kelamin di Kota Denpasar. H2 : Ada perbedaan adopsi smartphone berdasarkan usia di Kota Denpasar.

H3 : Ada perbedaan adopsi smartphone berdasarkan tingkat pendidikan di Kota

Denpasar.

H4 : Ada perbedaan adopsi smartphone berdasarkan jenis pekerjaan di Kota Denpasar.

H5 : Ada perbedaan adopsi smartphone berdasarkan tingkat pendapatan di Kota Denpasar.

METODE PENELITIAN

Lokasi dalam penelitian ini adalah Kota Denpasar karena Kota Denpasar merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Bali dalam bidang teknologi dan barang-

barang elektronik. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subjek pengadopsi smartphone di Kota Denpasar.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pengguna telepon seluler di Kota Denpasar. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Denpasar yang menggunakan telepon seluler yang berjumlah 150 orang. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu dalam penentuan sampel diperlukan pertimbangan untuk menentukan anggota sampel sehingga sampel yang terbentuk dapat mewakili sifat-sifat populasi (Sugiyono, 2009: 122). Dalam penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data, yakni teknik analisis deskriptif dan chi-square.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Jumlah responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 responden. Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat dari beberapa dimensi yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

Berdasarkan jenis kelamin responden didominasi oleh pria sebanyak 89 responden yakni 59,33 persen dan wanita sebanyak 61 responden yakni 40,67 persen. Berdasarkan usia responden didominasi oleh responden yang berusia 13-18 tahun sebanyak 75 responden yakni 50,00 persen, 19-35 tahun sebanyak 40 responden yakni 26,67 persen dan usia 35-65 tahun sebanyak 35 responden yakni 23,33 persen. Berdasarkan tingkat pendidikan responden, tingkat pendidikan SMP sebanyak 57

responden yakni 38,00 persen, responden tingkat pendidikan SMA sebanyak 64 responden yakni 42,67 persen dan tingkat perguruan tinggi sebanyak 29 responden yakni 19,33 persen. Berdasarkan pekerjaan, responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 10 responden yakni 6,67 persen, sebagai pegawai swasta sebanyak 20 responden yakni 13,33 persen, sebagai wirausaha sebanyak 27 responden yakni 18,00 persen, sebagai pelajar sebanyak 59 responden yakni 39,33 persen, sebagai mahasiswa sebanyak 21 responden yakni 14,00 dan yang lainnya sebanyak 13 responden yakni 8,67 persen. Sebanyak 51,33 persen yaitu 77 responden berpendapatan ≤ Rp1.358.000,00 dan 48,67 persen yaitu 73 responden berpendapatan > Rp1.358.000,00.

Analisis Statistik Deskriptif

Pertama berdasarkan jenis kelamin, 19 responden yakni 37,25 persen yang berjenis kelamin pria dan 32 responden yakni 62,75 persen yang berjenis kelamin wanita memilih untuk menolak mengadopsi smartphone, sedangkan 70 responden yakni 70,71 persen yang berjenis kelamin pria dan 29 responden yakni 29,29 persen yang berjenis kelamin wanita memilih untuk menerima inovasi untuk mengadopsi smartphone.

Kedua berdasarkan usia, 9 responden yakni 17,65 persen yang berusia 13-18 tahun, 18 responden yakni 35,29 persen yang berusia 19-35 tahun dan 24 responden yakni 47,06 persen yang berusia 36-65 tahun memilih untuk menolak mengadopsi smartphone, sedangkan 66 responden yakni 66,67 persen yang berusia 13-18 tahun,

22 responden yakni 22,22 persen yang berusia 19-35 tahun dan 11 responden yakni 11,11 persen yang berusia 36-65 tahun memilih untuk menerima inovasi untuk mengadopsi smartphone.

Ketiga berdasarkan pendidikan, bahwa 37 responden yakni 72,55 persen yang berpendidikan SMP, 7 responden yakni 13,73 persen yang berpendidikan SMA dan 7 responden yakni 13,73 persen yang berpendidikan perguruan tinggi memilih untuk menolak mengadopsi smartphone, sedangkan 20 responden yakni 20,20 persen yang berpendidikan SMP, 57 responden yakni 57,58 persen yang berpendidikan SMA dan 22 responden yakni 22,22 persen yang berpendidikan perguruan tinggi memilih untuk menerima inovasi untuk mengadopsi smartphone.

Keempat berdasarkan pekerjaan, 3 responden yakni 5,88 persen yang bekerja sebagai pegawai negeri, 6 responden yakni 11,76 persen yang bekerja sebagai pegawai swasta, 8 responden yakni 15,69 persen yang bekerja sebagai wirausaha, 19 responden pelajar yakni 37,25 persen, 5 responden mahasiswa 9,80 persen dan 10 responden yang pekerjaannya tidak disebutkan dalam kuesioner yakni 19,61 persen memilih untuk menolak mengadopsi smartphone, sedangkan 7 responden yakni 7,07 persen yang bekerja sebagai pegawai negeri, 14 responden yakni 14,14 persen yang bekerja sebagai pegawai swasta, 19 responden yakni 19,19 persen yang bekerja sebagai wirausaha, 40 responden pelajar yakni 40,40 persen, 16 responden mahasiswa 16,16 persen dan 3 responden yang pekerjaannya tidak disebutkan dalam kuesioner yakni 3,03 persen memilih untuk menerima inovasi untuk mengadopsi smartphone.

Kelima berdasarkan pendapatan, 42 responden yakni 82,35 persen yang berpendapatan ≤Rp 1.358.000,00 dan 9 responden yakni 17,65 persen yang berpendapatan >Rp 1.358.000,00 memilih untuk menolak mengadopsi smartphone, sedangkan 35 responden yakni 35,35 persen yang berpendapatan ≤Rp 1.358.000,00 dan 64 responden yakni 64,65 persen yang berpendapatan >Rp 1.358.000,00 memilih untuk menerima inovasi untuk mengadopsi smartphone.

Analisis Chi Square

  • 1)    Pengujian Hipotesis Pertama

Analisis data untuk menguji hipotesis pertama menggunakan uji Chi-Square. Hasil analisis data untuk menguji hipotesis pertama disajikan pada Tabel 4.3

Tabel 1 Hasil Uji Chi-Square Tests Adopsi berdasarkan Jenis Kelamin

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

15,611b

1

,000

Continuity Correction a

14,255

1

,000

Likelihood Ratio

15,595

1

,000

Fisher's Exact Test

,000

,000

Linear-by-Linear

Association

15,507

1

,000

N of Valid Cases

150

a. Computed only for a 2x2 table

b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,74.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5 persen atau 0,05 dan hasil chi-square tests menunjukan nilai pearson chi-square sebesar 15,611b dan taraf signifikan p =

0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin pria dan wanita dalam mengadopsi smartphone. Berdasarkan hasil analisis penelitian, jenis kelamin pria lebih dominan dalam mengadopsi smartphone dibandingkan dengan wanita. Menurut Azizi, Shahriar, dkk. (2012) dan Carpenter (2006), wanita lebih cenderung mengadopsi smartphone sebagai gaya hidup dibandingkan kegunaan smartphone itu sendiri. Adanya perbedaan yang signifikan pada karakteristik jenis kelamin terjadi karena baik pria dan wanita mempunyai pemikiran yang berbeda dalam mengadopsi suatu inovasi baru. Peter (2005: 335), Lim et al. (2008) dan Kwong et al. (2003) memiliki pendapat yang sama bahwa adanya perbedaan yang signifikan tentang cara berpikir antara pria dan wanita dalam mengambil keputusan. Dalam penelitian Wahid (2005) dan Romadlan (2010), jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap adopsi smartphone.

  • 2)    Pengujian Hipotesis Kedua

Analisis data untuk menguji hipotesis kedua menggunakan uji Chi-Square. Hasil analisis data untuk menguji hipotesis kedua disajikan pada Tabel 4.5 Tabel 2 Hasil Uji Chi-Square Tests Adopsi berdasarkan Usia

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

36,975a

2

,000

Likelihood Ratio

38,647

2

,000

Linear-by-Linear

Association

36,451

1

,000

N of Valid Cases

150

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,90.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5 persen atau 0,05 dan hasil chi-square tests menunjukan nilai pearson chi-square sebesar 36,975a dan taraf signifikan p = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara usia 13-18 tahun, 19-35 tahun, dan 35-65 tahun dalam mengadopsi smartphone. Berdasarkan hasil analisis penelitian, usia 13-18 tahun lebih dominan dalam mengadopsi smartphone dibandingkan dengan usia 19-35 tahun dan 36-65 tahun. Adanya perbedaan yang signifikan pada karakteristik usia terjadi karena baik usia muda, dewasa dan tua mempunyai pola pikir dan tingkat pengetahuan yang berbeda dalam mengadopsi suatu inovasi baru.

Responden berusia 13-18 tahun cenderung ingin lebih mencoba dan menggunakan inovasi baru dibandingkan dengan responden berusia 19-35 tahun dan 36-65 tahun. Setiadi (2003: 367-368) dan Petterson (2007) memiliki pendapat yang sama bahwa usia remaja cenderung ingin lebih mencoba hal baru dalam dunia teknologi dibandingkan usia dewasa dan tua yang lebih membatasi diri dalam mencoba dan menerima teknologi baru. Menurut Wan Lee (2010) dan Dagger et al. (2006), usia muda lebih inovatif di bandingkan usia tua dalam mengadopsi teknologi.

  • 3)    Pengujian Hipotesis Ketiga

Analisis data untuk menguji hipotesis ketiga menggunakan uji Chi-Square.

Hasil analisis data untuk menguji hipotesis ketiga disajikan pada Tabel 4.7

Tabel 3 Hasil Uji Chi-Square Tests Adopsi berdasarkan Pendidikan

Chi-Square Tests

Value

df

Asy mp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

40,699a

2

,000

Likelihood Ratio

42,199

2

,000

Linear-by-Linear

Association

22,986

1

,000

N of Valid Cases

150

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,86.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5 persen atau 0,05 dan hasil chi-square tests menunjukan nilai pearson chi-square sebesar 40,699a dan taraf signifikan p = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara responden berpendidikan SMP, SMA dan perguruan tinggi dalam mengadopsi smartphone. Berdasarkan hasil analisis penelitian, adanya perbedaan yang signifikan pada karakteristik pendidikan terjadi karena baik responden berpendidikan SMP, SMA, perguruan tinggi mempunyai cara pandang bahkan persepsi yang berbeda terhadap suatu masalah dalam mengadopsi suatu inovasi baru. Responden yang dominan dalam menerima inovasi adalah responden berpendidikan SMA, karena mereka ingin tampil gaya dan lebih mengikuti jaman dibandingkan dengan responden berpendidikan SMP dan perguruan tinggi.

Sumarwan (2004: 199-201) dan Kolodinsky et al.(2004) juga berpendapat

bahwa tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang

dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu masalah dan pendidikan yang berbeda akan menyebabkan selera konsumen yang berbeda.

  • 4)    Pengujian Hipotesis Keempat

Analisis data untuk menguji hipotesis keempat menggunakan uji Chi-Square.

Hasil analisis data untuk menguji hipotesis keempat disajikan pada Tabel 4.9

Tabel 4 Hasil Uji Chi-Square Tests Adopsi berdasarkan Pekerjaan

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

12,174a

5

,032

Likelihood Ratio

11,595

5

,041

Linear-by-Linear Association

2,953

1

,086

N of Valid Cases

150

a. 2 cells ( 16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,40.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5 persen atau 0,05 dan hasil chi-square tests menunjukan nilai pearson chi-square sebesar 12,174a dan taraf signifikan p = 0,032 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara responden yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, wirausaha, pelajar, mahasiswa, dan lain-lain dalam mengadopsi smartphone. Berdasarkan hasil analisis penelitian, pelajar lebih dominan dalam mengadopsi smartphone dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Adanya perbedaan yang signifikan pada karakteristik pekerjaan terjadi karena baik responden yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, wirausaha, pelajar, mahasiswa, dan lain-lain mempunyai perbedaan dalam pendapat mengenai fungsi inovasi smartphone atau

hanya mengikuti perkembangan jaman (lifestyle) dalam mengadopsi suatu inovasi baru. Responden yang dominan dalam menerima inovasi adalah responden pelajar karena mereka ingin tampil gaya tanpa mengetahui fungsi sesungguhnya dari inovasi smartphone. Menurut Sumarwan (2004: 204), perbedaan profesi dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi keputusan dan pola konsumsi seseorang.

  • 5)    Pengujian Hipotesis Kelima

Analisis data untuk menguji hipotesis kelima menggunakan uji Chi-Square. Hasil analisis data untuk menguji hipotesis kelima disajikan pada Tabel 4.11

Tabel 4 Hasil Uji Chi-Square Tests Adopsi berdasarkan Pendapatan

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

29,762b

1

,000

Continuity Correction a

27,911

1

,000

Likelihood Ratio

31,683

1

,000

Fisher's Exact Test

,000

,000

Linear-by-Linear

Association

29,564

1

,000

N of Valid Cases

150

a. Computed only for a 2x2 table

b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,82.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5 persen atau 0,05 dan hasil chisquare tests menunjukan nilai pearson chi-square sebesar 29,762b dan taraf signifikan p = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara responden berpendapatan ≤Rp 1.358.000,00 dan responden berpendapatan >Rp 1.358.000,00 dalam mengadopsi smartphone.

Berdasarkan hasil analisis penelitian, responden yang berpendapatan >Rp 1.358.000,00 lebih dominan dalam mengadopsi smartphone dibandingkan dengan responden yang berpendapatan ≤Rp 1.358.000,00. Adanya perbedaan yang signifikan pada karakteristik pendapatan terjadi karena baik responden berpendapatan ≤Rp 1.358.000,00 dan responden berpendapatan >Rp 1.358.000,00 memiliki pemikiran dan daya beli yang berbeda dalam mengadopsi smartphone. Penelitian oleh Wang Guanping et al. (2008) menyebutkan bahwa tingkat pendapatan memiliki efek positif dalam mengadopsi produk berteknologi tinggi. Responden yang berpendapatan lebih besar cenderung lebih memperlihatkan materi yang mereka miliki agar orang lain dapat membedakan kedudukan sosial mereka. Schiffman dan Kanuk (2008: 336) juga berpendapat bahwa pendapatan perorangan atau keluarga merupakan variabel sosial ekonomi lain yang sering digunakan untuk memperkirakan kedudukan kelas sosial.

Dari hasil kuesioner, menunjukkan bahwa sebagaian besar masyarakat kota Denpasar menggunakan smartphone merk BlackBerry.

SIMPULAN DAN SARAN

Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut.

  • 1)    Karakteristik demografi pengadopsi smartphone di kota Denpasar didominasi berdasarkan jenis kelamin yaitu pria, berdasarkan usia yaitu usia 13-18 tahun, berdasarkan tingkat pendidikan yaitu SMA, berdasarkan pekerjaan yaitu pelajar dan berdasarkan pendapatan yakni yang memiliki pendapatan atau uang saku >Rp

1.358.000,00.

  • 2)    Dilihat dari karakteristik demografi jenis kelamin, terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin pria dengan wanita dalam mengadopsi smartphone di kota Denpasar.

  • 3)    Dilihat dari karakteristik demografi usia, terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan usia remaja, dewasa dan tua dalam mengadopsi smartphone di kota Denpasar.

  • 4)    Dilihat dari karakteristik demografi tingkat pendidikan, terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA dan perguruan tinggi dalam mengadopsi smartphone di kota Denpasar.

  • 5)    Dilihat dari karakteristik demografi pekerjaan, terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis pekerjaan dalam mengadopsi smartphone di kota Denpasar.

  • 6)    Dilihat dari karakteristik demografi pendapatan, terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan pendapatan ≤Rp 1.358.000,00 dengan >Rp 1.358.000,00 dalam mengadopsi smartphone di kota Denpasar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti dapat menyarankan yaitu.

Bagi pelaku bisnis telepon seluler sebagai perusahaan yang menjual smartphone hendaknya mencari solusi dalam melakukan promosi, melihat adanya perbedaan karakteristik demografi konsumen yang berbeda-beda dalam mengadopsi smartphone. Dengan meningkatkan bauran promosi, smartphone yang ditawarkan dapat menembus segmen pasar yang di tuju. Karena promosi yang dilakukan oleh perusahaan telepon seluler dalam memasarkan smartphone tidak dapat menembus semua segmen pasar dari karakteristik demografi yang diteliti. Seperti segmen jenis

kelamin wanita, usia yang lebih tua, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, pekerjaaan yang berbeda-beda dan jumlah pendapatan yang rendah kurang tertarik terhadap adopsi smartphone. Berdasarkan hal tersebut promosi terhadap smartphone perlu ditingkatkan di semua lini bauran promosi yang mampu menyentuh semua segmen pasar yang ada, sehingga dapat mencapai semua segmen demografi yang dituju.

Bagi peneliti berikutnya, untuk meningkatkan kualitas penelitian maka sebaiknya memperluas ruang lingkup penelitian, menambahkan variabel demografi berdasarkan karakteristik kepribadian. Selain itu menambahkan sifat konsumen (consumer traits) sebagai variabel moderasinya, sehingga dapat diketahui bagaimana sifat konsumen dalam memoderasi hubungan karakteristik demografi terhadap adopsi smartphone.

DAFTAR RUJUKAN

Azizi, Shahriar. 2012. Consumers Decision-Making Style: The Case of Iranian Young Customers. Journal of Management Research, 4(2), pp: 88-111.

Budiar, Bambang Suasto, Armanu Thoyib, Eko G. S. 2004. Pengaruh Variabel Demografi, Kompensasi, dan Lingkungan Kerja terhadap Motivasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi (Studi pada Industri Rokok Kretek di Propinsi Jawa Timur). Jurnal Aplikasi Manajemen, 22(4), pp: 239-260.

Budiono Edi, Akhmad. 2004. Pengaruh Faktor Demografi dan Personality terhadap Keahlian dalam End-User Computing di Jawa Tengah. Tesis Magister Akuntansi Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Carpenter, M Jason., Marguirete Moore. 2006. Consumer Demographics, Store Attributes, And Retail Format Choice In The US Grocery Market.

International Journal of Retail & Distribution Management, 34 (6), pp 434 – 452.

Conti, Nicolette. 2011. Smartphone Tailored Advertising: Understanding Consumer Perceptions. Thesis Master of Science (Human-Computer Interaction with Ergonomics) in the Faculty of Life Sciences, University College London.

Dagger, Tracey. 2008. The Impact Of Service Contact Type And Demographic Characteristics On Service Quality Perceptions. Journal of Service Marketing, 22/7, pp 550 – 561.

Ho Shu H., Ying-Yin Ko. 2008. Effects of Self-Service Technology on Customer Value and Customer Readiness: The Case Of Internet Banking. Internet Research, 18(4), pp: 427-446.

Karlajuoto, H., Jari Karvonen, Manne Kesti, Timo Koivumaki, Marjuka Mannien, Jukka Pakola, Annurestola, Jari Salo. 2005. Factors Affecting Consumer Choiceof Mobile Phones:Two Studies from Finland. Journal of Euromarketing, 14(3), pp: 59-82.

Kolondinsky, Jane M. 2004. The Adoption of Electronic Banking Technology by US Consumers. The International Journal of Bank Marketing, 22 (4/5), 238 – 259.

Kwong, Kenneth K., Yau, Oliver H M., Lee, Jenny S Y., Sin, Leo Y M., Tse, Alan C B. 2003. The Effects of Attitudinal and Demographic Factors on Intention to Buy Pirated CDs : The Case of Chinese Consumers. Journal of Business Ethics; 47(3), pp: 223-235.

Lee, Hyun J., Cho, Jeong H., Xu, W., Fairhurst, Ann. 2010. The Influence of Consumer Traits and Demographics on Intention to Use Retail Self Service Checkouts. Marketing Intelligence & Planning, 28(1), 45-58.

Lestariya, Amin Widada. 2008. Studi Perbandingan Smartphone-GPS terhadap Beberapa Tipe GPS Receiver. Jurnal Ilmiah Geomatika, 14(2), pp: 9-16.

Lim, Cheryl G., Rebekah Russel B., Tracey Dagger. 2008. The impact of service contact type and demographic characteristics on service quality perceptions. Journal of Services Marketing, 22(7), pp: 550–561.

Musyafak Akhmad dan Tatang M. Ibrahim. 2005. Strategi Percepatan Adopsi dan Difusi Inovasi Pertanian Mendukung Prima Tani. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, 3(1), pp: 20-37.

Nilsson, Daniel. 2005. A cross-cultural comparison of self-service technology use. European Journal of Marketing, 41(3/4), pp: 367-381.

Nugroho J. Setiadi. 2003. Perilaku Konsumen. Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta Timur : Prenada media.

Osman, Mohd A., Abdullah Zawawi T., ZainalA.S., TanShiang-Yen, Abdullah Sani A. 2012. A Study of the Trend of Smartphone and its Usage Behavior in Malaysia. International Journal on New Computer Architectures and Their Applications, 2(1), pp: 275-286.

Parasuraman, A. 2000. Technology Readiness Index (TRI) : A Multiple – Item Scale to Measure Readiness to Embrace New Technology. Journal of Service Research, 2 (4), pp 307 – 319.

Patterson, Paul G. 2007. Demographic Correlates of Loyalty In A Service Context. Journal of Services Marketing, 21(2), pp: 112–121.

Perdana, Arif. 2011. Isomorfisma dalam Adopsi Teknologi Informasi pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Jurnal seminar nasional Aplikasi Teknologi Informasi, 17(18), pp: A21-A28.

Peter J Paul, Olson Jerry C. 2005. Consumer Behavior and Marketing Strategy. 7th edition, the McGraw-Hill companies: USA.

Rahmati, A., Chad Tossel, Clayton S., Philip K., Lin Zhong 2012. ExploringiPhone Usage: The Influence of Socioeconomic Differences on Smartphone Adoption, Usage and Usability. Journal Mobile HCI, 21(24), pp: 1-10.

Romadlan, Said. 2010. Difusi Inovasi Teknologi Komunikasi (Internet) dikalangan Pondok Pesantren Muhammadiyah. Jurnal Adopsi Teknologi. 28 (9): h: 1-28.

Schiffman Leon G., Leslie Lazar Kanuk. 2008. Consumer Behavior Seventh Edition. USA: Prentice-Hal, Inc.

Simanjuntak, Evi Rinawati. 2011. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Adopsi Produk Berteknologi Tinggi Pada Konsumen di Indonesia. Journal Of Business Strategy and Execution. 14(2), pp: 179-192.

Starbetzone.com. 2012. http://starbetzone.com/5-merk-ponsel-smartphone-terlaris-di-indonesia. diakses tanggal 5 Januari 2013.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D). Alfabeta: Bandung.

Sumarwan. 2004. Perilaku konsumen teori dan penerapannya dalam pemasaran. Galia Indonesia: Bogor Selatan.

Wahid, Fathul. 2005. Apakah Perempuan Indonesia Terbelakang Dalam Adopsi Internet? : Temuan Empiris. Jurnal Teknoin, 16(14), pp: 209-224.

Wan Lee, Jung. 2010. The Roles Of Demographics On The Perceptions Of Electronic Commerce Adoption. Academy of Marketing Studies Journal, 14(1), pp: 71-89.

Wang, Guanping, Wenyu Dou, Nan Zhou. 2008. Consumption Attitudes and Adoption of New Consumer Product :A Contingency Approach. European Journal Marketing, 42(1/2), pp 238–254.