E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7, No. 3, 2018: 1426-1451          ISSN : 2302-8912

DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2018.v7.i03.p011

PENGARUH PEMBERDAYAAN, KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KEADILAN ORGANISASIONAL

TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL KARYAWAN

Ni Made Desi Suardani1

I    Wayan Gede Supartha2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh pemberdayaan, kepemimpinan transformasional dan keadilan organisasional terhadap komitmen organisasional karyawan di Nu Lazer Restaurant and Bar. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 43 orang yang ditentukan dengan metode sampel jenuh. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 43 buah dan yang kembali sebanyak 40 buah dengan response rate93,02 persen.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan pengukuran menggunakan skala Likert dan data dianalisis dengan teknik regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pemberdayaan, kepemimpinan transformasional dan keadilan organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Perusahaan sebaiknya memperhatikan pemberdayaan, kepemimpinan transformasional dan keadilan organisasional untuk meningkatkan komitmen organisasional.

Kata kunci: pemberdayaan, kepemimpinan transformasional, keadilan organisasional, komitmen organisasional

ABSTRACT

This study aims to describe the influence of empowerment, transformational leadership and organizational justice to organizational commitment at the Nu Lazer Restaurant and Bar. Samples used were as 43 people were determined with saturated sampling. Questionnaires were distributed as many as 43 pieces and 40 pieces were returned with a response rate of 93.02 percent. Data collection techniques used questionnaires to measurement using a Likert scale and were analyzed data by using multiple linear regression.The results showed that the variables of empowerment, transformational leadership and organizational justice positive and significant effect on organizational commitment. The company must pay attention to the empowerment, transformational leadership and organizational justice to improve organizational commitment.

Keywords: empowerment, transformational leadership, organizational justice, organizational commitment

PENDAHULUAN

Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi dalam menjalankan karir maupun melakukan perjalanan wisata, menjadikan restoran sebagai alternatif bagi masyarakat untuk menikmati hidangan berupa makanan maupun minuman. Restoran merupakan suatu tempat yang diorganisir secara komersial guna menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamu baik berupa makanan maupun minuman (Durachim dan Hamzah, 2017). Setiap orang tentu membutuhkan makanan dan minuman sehingga banyak orang mencari restoran yang mampu menyediakan hidangan makanan dan minuman tertentu yang disertai dengan pelayanan (Wibowo, 2008:37).

Pelayanan menjadi salah satu daya tarik dari sebuah restoran. Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang baik salah satunya ditentukan oleh karyawan dalam satu perusahaan. Karyawan pada perusahaan dapat memberikan pelayanan yang baik apabila karyawan memiliki keinginan untuk terus bekerja dalam perusahaannya. Hal tersebut menuntut perusahaan harus mulai memperhatikan bagaimana cara meminimalisir keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan. Salah satu strategi perusahaan guna mempertahankan karyawannya adalah dengan terus meningkatkan komitmen organisasional karyawan. Karyawan dengan komitmen tinggi pada organisasinya dapat mendorong kesuksesan organisasi pada pencapaian setiap sasaran yang telah ditetapkan (Rejeki, 2015).

Komitmen organisasional adalah ketika seorang individu mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi tertentu beserta tujuannya dan

memiliki keinginan untuk tetap mempertahankan keanggotaannya di dalam organisasi tersebut (Robbins dan Coulter, 2009:40). Karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan berperilaku, seperti mempertimbangkan tujuan dan manfaat organisasi sebagai miliknya, mengambil risiko untuk organisasi mereka dan keinginan untuk tetap berada di dalam organisasi sehingga dengan menurunya tingkat keingian karyawan untuk mengundurkan diri akan meningkatkan kinerja karyawan dan efektivitas perusahaan akan meningkat (Turgut et al. 2012). Komitmen yang rendah pada organisasi memperlihatkan tanggung jawab yang kurang seorang karyawan dalam menjalankan pekerjaannya, komitmen menjadi rendah atau sulit untuk diterapkan karena perusahaan menerapkan sistem kontrak kepada karyawannya (Suryanatha dan Ardana, 2014).

Wanjiku (2016) menyatakan bahwa pemberdayaan karyawan dapat mempengaruhi komitmen organisasional. Hutagaol (2014) menyatakan bahwa pemberdayaan bagi para karyawan akan menimbulkan pengaruh positif terhadap komitmen organisasional, hal ini dapat diindikasikan oleh meningkatnya rasa tanggung jawab dan kewajiban karyawan untuk menyelesaikan tugas sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan perusahaan. Sementara itu, terdapat hasil penelitian yang berbeda ditemukan oleh Karim dan Rehman (2012) mengatakan bahwa pemberdayaan terhadap karyawan tidak memililiki pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional.

Selain pemberdayaan, komitmen organisasional juga dipengaruhi oleh bagaimana gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang atasan. Kepemimpinan sebagai proses di mana pemimpin memengaruhi pengikutnya untuk

percaya bahwa mereka harus bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama (Yukl, 2015:6). Sukrajap (2016) dan Dariush et al. (2016) menyatakan kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap komitmen organisasional. Sementara itu, terdapat hasil yang berbeda dalam penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2011) yang menyatakan gaya kepemimpinan transformasional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional.

Penekanan keadilan dapat menyebabkan hasil yang positif bagi organisasi yaitu komitmen organisasional (Sanhaji dkk., 2016). Crow et al. (2012) menyatakan bahwa keadilan organisasional berpengaruh positif terhadap komitmen organisasional. Sementara itu, terdapat hasil yang berbeda dalam penelitian yang dilakukan oleh Rejeki (2015) yang menyatakan keadilan organisasional tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional yang artinya, semakin tinggi keadilan organisasional yang karyawan rasakan, tidak mampu meningkatkan komitmen organisasional karyawan.

Nu Lazer Restaurant and Bar adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang usaha restoran. Berdasarkan survei pendahuluan, yaitu berupa wawancara terhadap sembilan orang karyawan Nu Lazer Restaurant and Bar, terdapat hasil berupa indikasi rendahnya komitmen organisasional karyawan.Indikasi rendahya komitmen organisasional karyawan dapat dilihat dari komitmen afektif karyawan, yaitu sebanyak 66,7 persen karyawan mengatakan tidak bahagia menghabiskan sisa karirnya di perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karyawan yang merasakan ketidakpastian atas pekerjaannya akibat dari penerapan sistem kontrak kepada seluruh karyawan. Indikasi rendahnya komitmen

organisasional juga dapat dilihat pada komitmen bersinambung karyawan. Sebesar 55,6 persen karyawan merasa tidak setuju apabila banyak hal dalam kehidupannya akan terganggu bila memutuskan untuk meninggalkan organisasinya sekarang. Hal ini dapat dikarenakan oleh status karyawan yang memang belum menikah, sehingga belum merasa memiliki tanggungan. Indikasi rendahnya komitmen organisasional juga dapat dilihat pada komitmen normatif karyawan. Sebanyak 66,7 persen karyawan mengatakan berpindah-pindah organisasi merupakan hal yang etis dan apabila mendapatkan tawaran pekerjaan yang lebih baik di organisasi lain, karyawan merasa bila tawaran tersebut adalah alasan yang tepat untuk meninggalkan organisasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah 1) Bagaimana pengaruh pemberdayaan terhadap komitmen organisasional karyawan di Nu Lazer Restaurant and Bar? ; 2) Bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasional karyawan di Nu Lazer Restaurant and Bar? dan 3) Bagaimana pengaruh keadilan organisasional terhadap komitmen organisasional karyawan di Nu Lazer Restaurant and Bar?

Tujuan dari penelitian ini antara lain 1) Untuk menjelaskan pengaruh pemberdayaan terhadap komitmen organisasional karyawan di Nu Lazer Restaurant and Bar ; 2) Untuk menjelaskan pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasional karyawan di Nu Lazer Restaurant and Bar dan 3) Untuk menjelaskan pengaruh keadilan organisasional terhadap komitmen organisasional karyawan di Nu Lazer Restaurant and Bar.

Manfaat penelitian ini ada dua, pertama manfaat teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi empiris mengenai hubungan antara variabel pemberdayaan, kepemimpinan transformasional, keadilan organisasional dan komitmen organisasional bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Manfaat praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk meningkatkan komitmen organisasional karyawan di Nu Lazer Restaurant and Bar melalui pemberdayaan, kepemimpinan transformasional dan keadilan organisasional.

Komitmen organisasional merupakan kondisi ketika individu mempertimbangkan sejauh mana nilai serta tujuan pribadinya sesuai dengan nilai dan tujuan organisasi, serta sejauh mana keinginannya untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi (Allen dan Meyer, 1993). Penelitian ini menggunakan three component model dari Allen dan Meyer tahun 1991. Berdasarkan three component model, dalam Allen dan Meyer (1991) terdapat tiga dimensi terpisah dalam komitmen organisasional, yaitu: 1) komitmen afektif, yaitu keterikatan emosional serta keterlibatan karyawan pada organisasi. Komitmen afektif karyawan yang tinggi akan menyebabkan karyawan terus bekerja dalam organisasi karena adanya keinginan yang timbul dari dalam diri sendiri dan adanya kedekatan secara emosional terhadap organisasi ; 2) komitmen bersinambung, yaitu pertimbangan untung rugi dalam diri karyawan yang berkaitan dengan keinginan untuk terus bekerja atau meninggalkan organisasi dan 3) komitmen normatif, yaitu perasaan wajib karyawan untuk terus bekerja dalam organisasi yang didasarkan

pada masalah moral serta perasaan wajib karyawan guna memberikan balasan terhadap apa yang telah diterimanya dari organisasi.

Melakukan pemberdayaan berarti mendorong seseorang untuk menjadi lebih terlibat dalam setiap keputusan serta aktivitas yang dapat mempengaruhi pekerjaan mereka (Smith, 2000:1). Hal tersebut berarti memberikan mereka kesempatan untuk menunjukkan bahwa mereka mampu memberikan gagasan yang baik dan memiliki kesempatan untuk merealisasikan gagasannya. Ghosh (2013) menyatakan pemberdayaan karyawan memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi, sehingga pemberdayaan yang tepat dan efektif adalah sebuah kebutuhan. Indikator dari pemberdayaan karyawan menurut Mahardiani (2004) terdiri dari kepercayaan, kewenangan dan tanggung jawab.

Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam menginspirasi bawahannya untuk dapat melampaui kepentingan pribadi mereka demi keuntungan organisasi (Robbins dan Judge, 2015:249). Bass dan Avolio (1990) menyatakan terdapat empat dimensi kepemimpinan transformasional, yaitu kharisma, motivasi inspiratif, stimulasi intelektual dan perhatian individual. Yukl (2015:330) menyatakan terdapat beberapa pedoman untuk kepemimpinan transformasional, yang terdiri dari : 1) nyatakan visi yang jelas serta menarik ; 2) jelaskan cara mencapai visi tersebut ; 3) bertindaklah secara yakin serta optimis ; 4) perlihatkan keyakinan pada pengikut ; 5) gunakan tindakan yang mampu menjadi perhatian serta simbolis untuk menegaskan nilai penting dan 6) pimpin dengan cara memberikan contoh.

Ivancevich (2008:159) menyatakan keadilan organisasional sebagai persepsi karyawan terhadap perlakuan adil yang mereka rasakan dalam transaksi sosial di tempat kerja. Keadilan organisasional merupakan adalah persepsi seorang karyawan yang dirasakan terkait organisasi yang mampu memberikan perlakuanyang adil kepada karyawan. Greenberg (1990) menyatakan, terdapat tiga bagian keadilan organisasional, yaitu keadilan distributif, keadilan prosedual, keadilan interaksional.

Penelitian mengenai pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap komitmen organisasional dilakukan oleh Chegini dan Kheradmand (2013) mendapatkan hasil positif dan signifikan yang artinya peningkatan pemberdayaan karyawan akan dapat meningkatkan komitmen organisasional. Begitu juga Insan et al. (2013) mengatakanpemberdayaan berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional bahwa ketika karyawan diberdayakan dengan baik di organisasi melalui akses terhadap informasi, akses ke sumber daya, akses untuk mendukung dan akses terhadap peluang, maka komitmen karyawan terhadap organisasi tersebut

akan meningkat. Hutagaol (2014) menyatakan bahwa pemberdayaan bagi para karyawan akan menimbulkan pengaruh positif terhadap komitmen organisasional yang diindikasikan dari meningkatnya rasa tanggung jawab dan kewajiban karyawan untuk menyelesaikan tugas sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Wanjiku (2016) mengatakan bahwa pemberdayaan karyawan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Begitu juga Wadhwa dan Verghese (2015) menyatakan bahwa pemberdayaan karyawan memiliki hubungan positif dengan komitmen organisasional, artinya jika karyawan merasa pemberdayaan karyawan, maka akan memberikan kontribusi komitmen organisasional yang pada gilirannya akan membantu karyawan dalam mempertahankan keanggotaannya.

H1 : Pemberdayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasional

Joo et al. (2012) menyatakan kepemimpinan transformasional berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organsasional. Herawati dan Azzuhri (2014) menunjukkantipe kepemimpinan transformasional berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen organisasional. Han et al. (2016) menyatakan terdapat hubungan positif signifikan kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasional karyawan. Hasil yang sama diperoleh Sukrajap (2016) dan Permatasari, dkk. (2017) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional.

H2  : Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Komitmen Organisasional

Dehkordi et al. (2013) menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara keadilan organisasional terhadap dimensi (keadilan distributif, keadilan prosedural dan keadilan interaksional) dengan komitmen organisasional. Karim dan Rehman (2012) menunjukkan keadilan organisasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Crow et al. (2012) dan Mensah et al. (2016) juga menyatakan bahwa keadilan organisasional berpengaruh positif terhadap komitmen organisasional. Penelitian yang dilakukan Lashari et al. (2016) juga menemukan keadilan organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional pegawai.

H3   : Keadilan Organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Komitmen Organisasional

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode asosiatif yang memiliki tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan. Penelitian ini dilakukan pada karyawan di Nu Lazer Restaurant and Bar di Jl. Danau Tamblingan No. 82, Sanur, Denpasar, Bali. Variabel eksogen(X) dalam penelitian ini adalah pemberdayaan(X1),    kepemimpinan    transformasional(X2),        keadilan

organisasional(X3). Variabel endogen penelitian ini adalah komitmen organisasional(Y).

Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh karyawan Nu Lazer Restaurant and Bar sebanyak 43 orang karyawan dengan menggunakan metode sampel jenuh sebagai metode penentuan sampel, yaitu menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel sebanyak 43 orang karyawan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan metode kuesioner. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitaif yang terdiri dari jumlah karyawan dan pendapat karyawan terhadap pernyataan yang meliputi skor dari komitmen organisasional,pemberdayaan, kepemimpinan transformasional, dan keadilan organisasional. Data kuantitatif berupa sejarah dan gambaran umum Nu Lazer Restaurant and Bar. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber primer adalah karyawan Nu Lazer Restaurant and Bar dan sumber sekunder adalah perusahaan Nu Lazer Restaurant and Bar.

Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan model regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan, kepemimpinan transformasional dan keadilan organisasional terhadap komitmen organisasional yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ei...............................................................................(1)

Keterangan :

Y = Komitmen Organisasional

X1 = Pemberdayaan

X2 = Kepemimpinan Transformasional

X3 = Keadilan Organisasional

α= Konstanta

β= Koefisien masing-masing variabel

ei = Error of term

Pengaruh independent variable terhadap dependent variable diuji dengan tingkat kepercayaan (convidence interval) 95 persen atau α = 5 persen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid apabila koefisien korelasi ≥ 0,30 (Sugiyono, 2016:142).

Tabel 1.

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No

Variabel

Butir Pernyataan

Korelasi Item Total

Keterangan

1

Komitmen Organisasional

Y1.1

0,706

Valid

Y1.2

0,830

Valid

Y1.3

0,712

Valid

Y1.4

0,710

Valid

Y1.5

0,763

Valid

Y1.6

0,665

Valid

Y1.7

0,722

Valid

Y1.8

0,801

Valid

Y1.9

0,655

Valid

Y1.10

0,789

Valid

Y1.11

0,843

Valid

Y1.12

0,733

Valid

Y1.13

0,825

Valid

Y1.14

0,784

Valid

Y1.15

0,811

Valid

Y1.16

0,741

Valid

Y1.17

0,844

Valid

Y1.18

0,683

Valid

Y1.19

0,801

Valid

Y1.20

0,811

Valid

Y1.21

0,752

Valid

Y1.22

0,769

Valid

Y1.23

0,856

Valid

2

Pemberdayaan

X1.1

0,881

Valid

X1.2

0,901

Valid

X1.3

0,770

Valid

X1.4

0,834

Valid

X1.5

0,847

Valid

X1.6

0,808

Valid

3

Kepemimpinan

X2.1

0,852

Valid

Transformasional

X2.2

0,835

Valid

No

Variabel

Butir Pernyataan

Korelasi Item Total

Keterangan

X2.3

0,831

Valid

X2.4

0,808

Valid

X2.5

0,846

Valid

X2.6

0,809

Valid

X2.7

0,758

Valid

X2.8

0,844

Valid

X2.9

0,820

Valid

X2.10

0,799

Valid

X2.11

0,723

Valid

X2.12

0,796

Valid

X2.13

0,875

Valid

X2.14

0,731

Valid

X2.15

0,797

Valid

X2.16

0,836

Valid

X2.17

0,771

Valid

4

Keadilan Organisasional

X3.1

0,851

Valid

X3.2

0,844

Valid

X3.3

0,877

Valid

X3.4

0,849

Valid

X3.5

0,767

Valid

X3.6

0,691

Valid

X3.7

0,797

Valid

X3.8

0,706

Valid

X3.9

0,772

Valid

X3.10

0,625

Valid

X3.11

0,787

Valid

X3.12

0,741

Valid

X3.13

0,731

Valid

X3.14

0,799

Valid

X3.15

0,587

Valid

X3.16

0,839

Valid

X3.17

0,820

Valid

X3.18

0,831

Valid

X3.19

0,845

Valid

X3.20

0,775

Valid

X3.21

0,650

Valid

X3.22

0,853

Valid

Sumber: Data primer diolah, 2017

Hasil uji validitas penelitian ini menunjukkan seluruh variabel memiliki nilai

koefisien korelasi dengan skor total seluruh butir pernyataan > 0,30 yang memiliki arti bahwa butir-butir pernyataan dalam instrumen penelitian ini valid.

Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha masing-masing variabel penelitian. Instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien Cronbach’s Alpha ≥ 0,6. Kuesioner dapat dikatakan reliable

apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan dapat konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47).

Tabel 2.

Hasil Uji Reliabilitas

No

Variabel

Cronbach's Alpha

Keterangan

1

Komitmen Organisasional (Y)

0,967

Reliabel

2

Pemberdayaan (X1)

0,916

Reliabel

3

Kepemimpinan Transformasional (X2)

0,966

Reliabel

4

Keadilan Organisasional (X3)

0,967

Reliabel

Sumber: Data primer diolah, 2017

Cronbach’s Alpha > 0,6 yang artinya semua instrumen reliabel atau memiliki konsistensi atau kehandalan dalam mengukur variabel dalam penelitian ini, sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

Penelitian ini menggunakan sebanyak 43 kuesioner, berikut rincian pengiriman dan pengembalian kuesioner yang disajikan pada Tabel 3. berikut.

Tabel 3.

Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner

No

Keterangan (Kuesioner)

Jumlah

Persentase (%)

1

Disebar

43

100

2

Tidak kembali

3

6,98

3

Kembali

40

93,02

4

Digugurkan

0

0

5

Digunakan

40

93,02

Response rate

40

93,02

Sumber: Data primer diolah, 2017

Kuesioner yang disebar kepada responden sebanyak 43 buah dan kuesioner yang diterima kembali sebanyak 40 buah. Tidak terdapat kuesioner yang digugurkan karena semua kuesioner yang diterima kembali terisi dengan lengkap, sehingga kuesioner yang layak digunakan untuk analisis lebih lanjut hanya sebanyak 40 kuesioner.

Karakteristik responden penelitian ini adalah profil dari 40 responden yang telah berpartisipasi dalam melakukan pengisian kuesioner penelitian ini. Profil

responden memaparkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lama bekerja

responden di Nu Lazer Restaurant and Bar.

Tabel 4.

Karakteristik Responden diNu Lazer Restaurant and Bar

No

Karakteristik

Klasifikasi

Jumlah Orang

Persentase(%)

1

Jenis Kelamin

Laki - Laki

29

72,5

Perempuan

11

27,5

Jumlah

40

100

2

Usia

< 20   Tahun

4

10

20 – 29 Tahun

22

55

30 – 39 Tahun

8

20

40 – 49 Tahun

6

15

Jumlah

40

100

3

Pendidikan Terakhir

SMP

2

5

SMA/SMK

16

40

Diploma 1 (D1)

8

20

Diploma 2 (D2)

3

7,5

Diploma 3 (D3)

3

7,5

Strata 1 (S1)

6

15

Strata 2 (S2)

2

5

Jumlah

40

100

4

Lama Bekerja

< 1  Tahun

13

32,5

1 – 2 Tahun

24

60

> 2 Tahun

3

7,5

Jumlah

40

100

Sumber: Data primer diolah, 2017

Sebagian besar karyawan di Nu Lazer Restaurant and Bar adalah berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 72,5 persen. Karyawan didominasi oleh jenis kelamin laki-laki karena banyak bidang pekerjaan yang cukup berat, seperti housekeeping dan security serta alasan keamanan karena jam kerja yang sampai larut malam. Karyawan sebagian besar berusia 20 – 29 tahun, karyawan didominasi oleh usia 20 – 29 tahun karena usia tersebut merupakan usia produktif. Sebanyak 40 persen karyawan berpendidikan SMA/SMK, karyawan didominasi oleh pendidikan terakhir SMA/SMK karena pekerjaan yang dilakukan tidak

membutuhkan skill khusus serta perusahaan lebih memilih karyawan yang berasal dari SMK yang memberikan pendidikan mengenai hospitality. Karyawan memiliki lama bekerja antara 1 – 2 tahun sebesar 60 persen. Karyawan didominasi oleh lama bekerja antara 1 – 2 tahun karena perusahaan ini termasuk perusahaan baru yang berdiri pada tahun 2014.

Penilaian variabel-variabel penelitian dapat dilihat dari skor rata-rata jawaban responden dengan kriteria sebagai berikut.

  • 1 .00 – 1.80   =   Sangat rendah

  • 1.81 – 2.60   =  Rendah

2.61 – 3.40   =  Cukup

3.41 – 4.20   =   Tinggi

4.21 – 5.00   =   Sangat tinggi

Tabel 5.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komitmen Organisasional

No

Pernyataan

STS (1)

Skor Jawaban

Jumlah Skor

Rata-rata

Keterangan

TS (2)

N (3)

S (4)

SS (5)

1

Bahagia

3

4

16

12

5

132

3.30

Cukup

2

Membanggakan

2

6

11

16

5

136

3.40

Cukup

3

Kedekatan

1

5

17

14

3

133

3.33

Cukup

4

Keterikatan

1

2

18

14

5

140

3.50

Tinggi

5

Kekeluargaan

0

2

11

20

7

152

3.80

Tinggi

6

Emosional

1

5

17

12

5

135

3.38

Cukup

7

Arti

0

1

16

17

6

148

3.70

Tinggi

8

Rasa memiliki

0

3

14

15

8

148

3.70

Tinggi

9

Kekhawatiran

0

3

16

16

5

143

3.58

Tinggi

10

Kesetiaan

0

2

18

16

4

142

3.55

Tinggi

11

Kehidupan

1

5

12

16

6

141

3.53

Tinggi

12

Gaji

2

7

14

10

7

133

3.33

Cukup

13

Biaya hidup

0

2

13

18

7

150

3.75

Tinggi

14

Alternatif

0

8

20

10

2

126

3.15

Cukup

15

Pengorbanan pribadi

0

6

15

17

2

135

3.38

Cukup

16

Sudut pandang

1

7

17

10

5

131

3.28

Cukup

17

Moral

1

8

17

10

4

128

3.20

Cukup

18

Loyalitas

0

1

10

19

10

158

3.95

Tinggi

19

Kewajiban moral

0

5

15

17

3

138

3.45

Tinggi

20

Alternatif pekerjaan

3

8

13

13

3

125

3.13

Cukup

No

Pernyataan

Skor Jawaban

Jumlah Skor

Rata-rata

Keterangan

STS (1)

TS

(2)

N (3)

S (4)

SS

(5)

21

Nilai

0

4

16

14

6

142

3.55

Tinggi

22

Karir

0

7

16

15

2

132

3.30

Cukup

23

Kesetiaan

0

10

12

13

5

133

3.33

Cukup

Rata-rata skor komitmen organisasional                         3.46       Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 5. pernyataan dengan nilai rata-rata tertinggi adalah pernyataan Y1.18 sebesar 3,95 yang masuk dalam kategori tinggi, yaitu loyalitas menjadi salah satu alasan utama karyawan untuk melanjutkan bekerja. Rata-rata terendah terdapat pada pernyataan Y1.20 sebesar 3,13 yang masuk dalam kategori cukup. Secara keseluruhan variabel komitmen organisasional masuk dalam kategori tinggi dengan rata-rata skor komitmen organisasional3,46 yang artinya komitmen organisasional karyawan tergolong tinggi.

Tabel 6.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pemberdayaan

No

Pernyataan

Skor Jawaban

Jumlah Skor

Rata-rata

Keterangan

STS (1)

TS (2)

N (3)

S (4)

SS (5)

1

Tanggung jawab

0

4

10

20

6

148

3.70

Tinggi

2

Keahlian

0

4

12

17

7

147

3.68

Tinggi

3

Keputusan

0

2

15

18

5

146

3.65

Tinggi

4

Kepercayaan

0

2

10

21

7

153

3.83

Tinggi

5

Hubungan kerja

0

4

14

15

7

145

3.63

Tinggi

6

Pembinaan karyawan

0

2

11

24

3

148

3.70

Tinggi

Rata-rata skor pemberdayaan                      3.70      Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 6. pernyataan dengan nilai rata-rata tertinggi adalah pernyataan X1.4 sebesar 3,83 yang masuk dalam kategori tinggi yaitu atasan memberikan suatu tanggung jawab kepada karyawan atas dasar kepercayaan. Rata-rata terendah terdapat pada pernyataan X1.5 sebesar 3,63 yang masuk dalam kategori tinggi. Secara keseluruhan variabel pemberdayaan masuk dalam kategori

tinggi dengan rata-rata skor pemberdayaan 3,70 yang artinya pemberdayaan

karyawan tergolong tinggi.

Tabel 7.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepemimpinan Transformasional

No

Pernyataan

Skor Jawaban

Jumlah Skor

Rata-rata

Keterangan

STS (1)

TS (2)

N (3)

S (4)

SS

(5)

1

Pribadi menyenangkan

0

0

19

15

6

147

3.68

Tinggi

2

Kepercayaan

0

2

14

17

7

149

3.73

Tinggi

3

Rasa Kagum

0

6

11

18

5

142

3.55

Tinggi

4

Rasa hormat

0

4

6

21

9

155

3.88

Tinggi

5

Semangat kerja

0

2

13

20

5

148

3.70

Tinggi

6

Antusiasme

0

2

12

18

8

152

3.80

Tinggi

7

Optimisme

0

1

16

17

6

148

3.70

Tinggi

8

Rasa percaya diri

0

1

14

20

5

149

3.73

Tinggi

9

Inovatif

0

0

11

22

7

156

3.90

Tinggi

10

Kreativitas tinggi

0

2

11

23

4

149

3.73

Tinggi

11

Ide baru

0

2

13

20

5

148

3.70

Tinggi

12

Dorongan

0

1

16

19

4

146

3.65

Tinggi

13

Melatih

0

1

14

20

5

149

3.73

Tinggi

14

Penasihat

0

1

16

19

4

146

3.65

Tinggi

15

Fasilitator

0

2

14

18

6

148

3.70

Tinggi

16

Dipercaya

0

0

13

18

9

156

3.90

Tinggi

17

Kepedulian

0

1

13

17

9

154

3.85

Tinggi

Rata-rata skor kepemimpinan transformasional              3.74       Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 7. pernyataan dengan nilai rata-rata tertinggi adalah pernyataan X2.9 dan X2.16 dengan rata-rata dari masing-masing pernyataan tersebut sebesar 3,90 yang masuk dalam kategori tinggi. Rata-rata terendah terdapat pada pernyataan X2.3 dengan rata-rata sebesar 3,55 yang masuk dalam kategori tinggi. Secara keseluruhan variabel kepemimpinan transformasional masuk dalam kategori tinggi dengan rata-rata skor kepemimpinan transformasional 3,74 yang artinya kepemimpinan transformasional tergolong tinggi.

Tabel 8.

Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keadilan Organisasional

No

Pernyataan

Skor Jawaban

Jumlah Skor

Rata-rata

Keterangan

STS (1)

TS (2)

N (3)

S (4)

SS

(5)

1

Job description

0

1

14

21

4

148

3.70

Tinggi

2

Memahami

0

4

17

18

1

136

3.40

Cukup

3

Informasi akurat

0

3

13

20

4

145

3.63

Tinggi

4

Informasi komplit

0

1

14

18

7

151

3.78

Tinggi

5

Klarifikasi

0

6

12

19

3

139

3.48

Tinggi

6

Informasi tambahan

0

1

16

19

4

146

3.65

Tinggi

7

Konsisten

0

4

13

18

5

144

3.60

Tinggi

8

Pendapat

0

3

12

20

5

147

3.68

Tinggi

9

Jadwal kerja

0

3

14

19

4

144

3.60

Tinggi

10

Gaji

0

5

18

12

5

137

3.43

Tinggi

11

Beban kerja

0

5

16

14

5

139

3.48

Tinggi

12

Penghargaan

0

4

17

15

4

139

3.48

Tinggi

13

Tanggung jawab

0

2

18

17

3

141

3.53

Tinggi

14

Keputusan pekerjaan

0

2

17

18

3

142

3.55

Tinggi

15

Perlakuan hormat

0

1

15

21

3

146

3.65

Tinggi

16

Kebutuhan pribadi

0

3

17

19

1

138

3.45

Tinggi

17

Hak

0

3

17

14

6

143

3.58

Tinggi

18

Perlakuan baik

0

0

15

17

8

153

3.83

Tinggi

19

Implikasi

0

4

13

20

3

142

3.55

Tinggi

20

Justifikasi

0

4

18

14

4

138

3.45

Tinggi

21

Penjelasan logis

0

3

17

17

3

140

3.50

Tinggi

22

Penjelasan jelas

0

4

14

19

3

141

3.53

Tinggi

Rata-rata skor keadilan organisasional

3.57

Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 8. pernyataan dengan nilai rata-rata tertinggi adalah pernyataan X3.18 dengan rata-rata sebesar 3,83 yang masuk dalam kategori tinggi. Rata-rata terendah terdapat pada pernyataan X3.2 dengan rata-rata sebesar 3,40 yang masuk dalam kategori cukup. Variabel keadilan organisasional secara keseluruhan masuk dalam kategori tinggi dengan rata-rata skor keadilan organisasional3,57 yang artinya keadilan organisasional tergolong tinggi.

Tabel 9.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardizd Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

(Constant)

-10,946

7,161

-1,528

0,135

Pemberdayaan

1,051

0,490

0,279

2,145

0,039

Kepemimpinan Transformasional

0,463

0,195

0,304

2,376

0,023

Keadilan Organisasional

0,481

0,154

0,395

3,129

0,003

R Square    = 0,826

F Hitung     = 56,901

Signifikansi F = 0,000

Sumber: Data primer diolah, 2017

Y = -10,946 + 1,051X1 + 0,463X2+ 0,481X3 + e

Persamaan dari regresi linier berganda tersebut menunjukkan arah dari masing-masing independent variable terhadap dependent variable.

Tabel 10.

Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N40

Kolmogorov-Smirnov Z0,848

Asymp.Sig. (2-tailed)0,469

Sumber:Data primer diolah, 2017

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam residual dari model regresi yang dibuat telah berdistribusi normal ataukah tidak (Utama, 2016:102). Hasil uji normalitas menunjukkan model persamaan regresi berdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0,469 lebih besar dari nilai alpha 0,05.

Tabel 11.

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel

Tolerance

VIF

Pemberdayaan (X1)

0,286

3,492

Kepemimpinan Transformasional (X2)

0,296

3,384

Keadilan Organisasional (X3)

0,304

3,287

Sumber:Data primer diolah, 2017

Nilai tolerance dan VIF variabel pemberdayaan, kepemimpinan

transformasional dan keadilan organisasional tersebut menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk setiap variabel lebih besar dari 0,10 (10%) dan nilai VIF lebih kecil dari 10 yang berarti model persamaan regresi bebas dari multikolinieritas.

Tabel 12.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardizd Coefficients

t

Sig.

B        Std. Error

(Constant)

-1,747       3,520

-0,496

0,623

Pemberdayaan

-0,013        0,241

-0,016

-0,053

0,958

Kepemimpinan Transformasional

0,070

0,096

0,213

0,734

0,467

Keadilan Organisasional

0,037

0,076

0,139

0,486

0,630

Sumber:Data primer diolah, 2017

Nilai Sig. dari variabel pemberdayaan sebesar 0,958, kepemimpinan transformasional sebesar 0,467 dan keadilan organisasional sebesar 0,630. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap absolute residual yang berarti model yang dibuat tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.

Tabel 13.

Hasil Uji F

Model

Sum of Squares

Mean Square

F

Sig.

Regression Residual

7344,981

1548,994

3         2448,327

36          43,028

56,901

0,000

Total

8893,975

39

Sumber:Data primer diolah, 2017

Hasil uji F dapat dilihat dengan nilai signifikansi anova kurang dari α = 0.05 maka model ini dapat dikatakan layak (Ghozali, 2013:98). Nilai signifikansi penelitian ini sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 memiliki arti bahwa model regresi linier berganda ini layak digunakan sebagai alat analisis untuk menguji pengaruh independent variable terhadap dependent variable.

Uji hipotesis yang diuji menggunakan uji parsial (uji t) untuk menguji pengaruh dari masing-masing independent variable terhadap dependent variable secara parsial (Ghozali, 2013:98), yaitu pemberdayaan, kepemimpinan transformasional dan keadilan organisasional terhadap variabel terikat komitmen organisasional. Hasil analisis pengaruh pemberdayaan terhadap komitmen organisasional diperoleh nilai Sig. t sebesar 0,039. Nilai Sig. t 0,039 < 0,05 mengindikasikan bahwa H0 ditolak. Nilai koefisien beta β1 = 1,051 berarti bahwa

pemberdayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Hasil analisis pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasional diperoleh nilai Sig. t sebesar 0,023. Nilai Sig. t 0,023 < 0,05 mengindikasikan bahwa H0 ditolak. Nilai koefisien beta β2 = 0,463 berartibahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Hasil analisis pengaruh keadilan organisasional terhadap komitmen organisasional diperoleh nilai Sig. t sebesar 0,003. Nilai Sig. t 0,003 < 0,05 mengindikasikan bahwa H0 ditolak. Nilai koefisien beta β3 = 0,481 berarti bahwa keadilan organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik simpulan pemberdayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan yang menunjukkan semakin baik pemberdayaan maka komitmen organisasional juga akan meningkat. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan yang menunjukkan semakin baik kepemimpinan transformasional maka komitmen organisasional juga akan meningkat. Keadilan organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan yang menunjukkan semakin tinggi tingkat keadilan organisasional yang dirasakan oleh karyawan di tempat kerja maka komitmen organisasional juga akan meningkat.

Bagi perusahaan, diharapkan dapat memperhatikan hubungan personel, yaitu keeratan hubungan kerja antara manajemen dengan karyawan. Manajemen dapat menjaga komunikasi dan lebih sering mengadakan kegiatan bersama para karyawan seperti games, outbond, temu keluarga karyawan yang nantinya akan membuat para karyawan akan semakin akrab dengan pimpinan dan juga semakin akrab dengan sesama rekan kerja. Perusahaan diharapkan dapat memperlakukan setiap karyawan dengan adil sehingga tidak akan timbul kecemburuan sosial antar karyawan dan karyawan dapat merasakan keadilan organisasional yang sangat tinggi. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian serupa dapat mempeluas cakupan lokasi dan diharapkan untuk mempertimbangkan variabel–variabel lain yang dapat mempengaruhi komitmen organisasional.

REFERENSI

Allen, Natalie. J., dan John P. Meyer. 1991. A Three-Component Conceptualization Of Organizational Commitment. Human Resource Management Review, 1(1): 61-89.

Allen, Natalie. J., dan John P. Meyer. 1993. Organizational Commitment: Evidence Of Career Stage Effects?. Journal Of Business Research, 26(1): 49-61.

Bass, Bernard M., dan Bruce J. Avolio. 1990. Developing Transformational Leadership: 1992 And Beyond. Journal Of European Industrial Training, 14(5).

Chegini, Mehrdad Goudarzvand., dan Roohoallah Kheradmand. 2013. The Relationship Between Empowerment And Organizational Commitment. International Research Journal Of Applied And Basic Sciences, 4(5): 10471056.

Crow, Matthew M., Chang-Bae Lee., dan Jae-Jin Joo. 2012. Organizational Justice And Organizational Commitment Among South Korean Police Officers An Investigation Of Job Satisfaction As A Mediator. International Journal Of Police Strategies & Management, 35(2): 402-423.

Dariush, Leila., Ghobad Choobdar., Parivash Valadkhani., dan Erfan Mehrali. 2016 Leadership Styles Facilitating Organizational Commitment Of Employees. International Journal Of Economics, Commerce and Management, 4(5): 640655.

Dehkordi, Fariba Rafei., Sardar Mohammadi., dan Mozafar Yektayar. 2013. Relationship Of Organizational Justice And Organizational Commitment Of The Staff In General Directorate Of Youth And Sports In Chahar Mahal Va Bakhtiari Province. European Journal Of Experimental Biology, 3(3): 696700.

Durachim, Endang Darwin., dan Faizal Hamzah. 2017. Restoran Bisnis Berbasis Standar Kompetensi. Jurnal Pariwisata, 4(1): 11-22.

Ghosh, Ajit Kumar. 2013. Employee Empowerment: A Strategic Tool To Obtain Sustainable Competitive Advantage. International Journal Of Management, 30(1): 95-107.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21. Cetakan ketujuh. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Greenberg, Jerald. 1990. Organizational Justice: Yesterday, Today, And Tomorrow. Journal Of Management, 16(2): 399-432.

Han, Seung Hyun.,Gaeun Seo., Seung Won Yoon., dan Dong-Yeol Yoon. 2016. Transformational Leadership And Knowledge Sharing Mediating Roles Of Employee’s Empowerment, Commitment, And Citizenship Behaviors. Journal of Workplace Learning, 28(3): 130-149.

Herawati., dan Misbahuddin Azzuhri. 2014 Pengaruh Tipe Kepemimpinan Transformasional Dan Transaksional Kepala Ruangan Terhadap Komitmen Organisasional Perawat Di RSI UNISMA Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen, 12(4): 621-630.

Hutagaol, Intan Magdalena. 2014. Employee Empowerment On Organizational Commitment In Bank Indonesia Representative In North Sulawesi. Jurnal EMBA, 2(3): 921 -930.

Insan, A Nur., Endang Siti Astuti., Kusdi Raharjo., dan Djamhur Hamid. 2013. The Effect Of Empowerment Of The Organizational Commitment And The Job Satisfaction Of The Employees Of The National Electricity Company (Ltd.) In South Sulawesi Province Indonesia. Asian Transactions On Basic & Applied Sciences, 3(4): 13-23.

Ivancevich, John. M, 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga.

Joo, Brian Baek-Kyoo., Hea Jun Yoon., dan Chang-Wook Jeung. 2012. The Effects Of Core Self-Evaluations And Transformational Leadership On Organizational Commitment. Leadership & Organization Development Journal, 33(6): 564 – 582.

Karim, Faisal., dan Omar Rehman. 2012. Impact Of Job Satisfaction, Perceived Organizational Justice And Employee Empowerment On Organizational Commitment In Semi Government Organizations Of Pakistan. Journal Of Business Studies Quarterly, 3(4): 92-104.

Lashari, Maryam., Amani Moazzam., Yaamina Salman; Sidra Irfan. 2016. Impact Of Organizational Trust On Organizational Justice And Organizational Commitment: A Case Of University Of Sargodha. Journal Of The Research Society Of Pakistan, 53(2): 170-194.

Mahardiani. 2004. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pemberdayaan Karyawan. Tesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang.

Mensah, Henry Kof., Nestor Asiamah., Kwame Mireku. 2016. The Effect Of Organizational Justice Delivery On Organizational Commitment Controlling For Key Confounding Variables. Journal Of Global Responsibility, 7(12): 196-209.

Nugroho, Dwiyekti Agung. 2011. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Komitmen Organisasi Dan Kinerja Pegawai (Studi Pada Pusat Pengembangan Danpemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan/Vocational Education Development Center Malang). Jurnal Manajemen Bisnis, 1(2): 167-176.

Permatasari, Dora Vicky., dan Saladin Ghalib Irwansyah. 2017. Pengaruh Kepemimpinan Transforrmasional Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Dan Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Karyawan PT. Bank Panin, Tbk Banjarbaru. Jurnal Bisnis dan Pembangunan, 6(1): 36-42.

Rejeki, Anggraeni Tri. 2015. Pengaruh Keadilan Organisasional Pada Komitmen Organisasional Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Mediasi. Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Robbins, Stephen P., dan Mary Coulter. 2009. Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Robbins, Stephen P., dan Timothy A. Judge. 2015. Perilaku Organisasi. Edisi ke 16. Jakarta: Salemba Empat.

Sanhaji, Akhmad., Budi Eko Soetjipto., dan Suharto. 2016. Pengaruh Keadilan Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Perilaku Kewargaan Organisasi Melalui Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja. Jurnal Pendidikan, 1(5): 917-926.

Smith, Jane. 2000. Empowering People. London : Kogan Page Limited.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Administratif Dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukrajap, Muhamad Ali. 2016. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasional Dengan Dimediasi Oleh Pemberdayaan Psikologis. Jurnal Psikologi, 12: 22-45.

Suryanatha, Bayu., dan Komang Ardana. 2014. Pengaruh kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Baleka Resort Hotel dan Spa Legian. Jurnal Manajemen Udayana, 2(9): 2579-2614.

Turgut, Hakan., Ismail Tokmak., dan Cem Gucel. 2012. The Effect Of Employees’ Organizational Justice Perceptions On Their Organizational Commitment: A University Sample. International Journal of Business And Management Studies, 4(2): 21-30.

Utama, Suyana. 2016. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar: CV. Sastra Utama.

Wadhwa, Daljeet Singh., dan Manoj Verghese. 2015. Impact Of Employee Empowerment On Job Satisfaction And Organizational Commitment: An Empirical Investigation With Special Reference To Selected Cement Industry In Chhattisgarh. International Journal In Management And Social Science, 3(3): 280-286.

Wanjiku, Maina Mary. 2016. Influence Of Employee Empowerment On Organizational Commitment In Kenya Civil Service. Thesis Jomo Kenyatta University Of Agriculture And Technology.

Wibowo, Lili Adi. 2008. Modul Usaha Jasa Pariwisata. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Yukl, Gary. 2015. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT Indeks.

1451