E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 12, 2017: 6651-6677

ISSN : 2302-8912

PENGARUH RETAIL SERVICE TERHADAP CITRA PERUSAHAAN YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN PELANGGAN

I Gusti Agung Sri Andini1 Ni Ketut Seminari2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail :[email protected]

ABSTRAK

Berkembangnya perekonomian Indonesia akhir-akhir ini merupakan salah satu faktor semakin berkembangnya bisnis ritel, banyak perusahaan-perusahaan asing yang mau berinvestasi di Indonesia termasuk di sektor ritel. Usaha ritel merupakan usaha yang sangat diminati oleh kalangan dunia usaha karena perannya yang sangat strategis.Layanan ritel merupakan salah satu pembentuk kepuasan pelanggan, di mana peningkatan kinerja layanan ritel dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas layanan pada aspek fisik, reliabilitas, interaksi personal, pemecahan masalah, dan kebijakan perusahaan (retail). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (1) apakah retail service berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan Indomaret Jl. Gatot Subroto Timur, Denpasar Utara; (2) apakah retail service berpengaruh terhadap citra perusahaan Indomaret Jl. Gatot Subroto Timur, Denpasar Utara; (3) apakah kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap citra perusahaan Indomaret Jl. Gatot Subroto Timur, Denpasar Utara; (4) apakah retail service berpengaruh terhadap citra perusahaan Indomaret Jl. Gatot Subroto Timur, Denpasar Utara yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan.

Kata kunci: retail service, kepuasan pelanggan, citra perusahaan.

ABSTRACT

The recent growth of the Indonesian economy is one of the factors in the development of retail business, many foreign companies are willing to invest in Indonesia, including in the retail sector. Retail business is a business that is in great demand by the business community because of its strategic role. Retail service is one of the customer satisfaction formers, where the improvement of retail service performance is done by improving service quality on physical aspect, reliability, personal interaction, problem solving, and company policy (retail). This study aims to explain (1) whether the retail service affects customer satisfaction Indomaret Jl. Gatot Subroto Timur, North Denpasar; (2) whether the retail service affects the image of the company Indomaret Jl. Gatot Subroto Timur, North Denpasar; (3) whether customer satisfaction influence to company image Indomaret Jl. Gatot Subroto Timur, North Denpasar; (4) whether retail service has an effect on company image of Indomaret Jl. Gatot Subroto Timur, North Denpasar which is mediated by customer satisfaction.

Keyword: retail service, customer satisfaction, corporate image.

PENDAHULUAN

Meningkatnya persaingan dan tuntutan konsumen atas pelayanan yang berkualitas, mengharuskan pelaku bisnis ritel untuk mengubah kebijakan dan perspektif terhadap konsumennya. Salah satu strategi agar suatu organisasi mampu bersaing adalah dengan memberikan layanan yang terbaik serta membangun citra yang baik di mata konsumen maupun publik, menurutHurriyati, (2005:21) layanan dan citra dapat mempengaruhi proses pembelian suatu produk atau jasa. Oleh karena itu, layanan dan citra menjadi faktor penting bagi keberhasilan pemasaran suatu organisasi.

Layanan ritel merupakan salah satu pembentuk kepuasan pelanggan, di mana peningkatan kinerja layanan ritel dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas layanan pada aspek fisik, reliabilitas, interaksi personal, pemecahan masalah, dan kebijakan perusahaan (retail). Layanan ritel yang sesuai dengan harapan pelanggan menyebabkan ritel tersebut akan memiliki keunggulan bersaing di mata konsumen tidak hanya terhadap kepuasan tetapi juga berdampak pada loyalitas pelanggan (Lu dan Seock, 2008).

Layanan ritel dengan fasilitas fisiknya beserta dengan suasana dalam toko, penetapan harga, promosi dan produk yang ditawarkan suatu toko memberikan stimuli-stimuli yang diterima oleh konsumen tersebut sehingga menimbulkan persepsi terhadap keseluruhan toko tersebut yang disebut dengan citra toko (Bloemer dan Schroder, 2002). Dengan berbekal citra toko yang positif, penyebaran informasi dari mulut ke mulut dapat menyebabkan orang yang

mendapat informasi tersebut akan tertarik dan dengan segera mengunjungi toko tersebut. Citra perusahaan atau image adalah citra perusahaaan yang dibangun oleh asosiasi merek yang berkaitan dengan suatu kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis dan lain-lain, Durianto (2011). Citra sebagai bagian dari perusahaan, sehingga perusahaan selalu berusaha menjaga citra agar ada komunikasi positif konsumen dengan perusahaan dan konsumen dengan konsumen, yang berakibat pada rekomendasi konsumen kepada konsumen potensial untuk menjadi konsumen yang loyal bagi perusahaan.

Kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan pelanggan setelah membandingkan kinerja (nilai relatif) yang dirasakan dengan harapannya, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan. Pada dasarnya customer satisfaction mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan dari sebuah pelayanan (Saktiani, 2015). Kepuasan pelanggan sangat diperhatikan oleh perusahaan karena akan berdampak pada kinerja. Kotler dan Armstrong (2012: 263) menyatakan bahwa, pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang dan mereka akan memberi tahu orang lain mengenai pengalaman baik tentang produk itu.

Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya loyalitas pelanggan, meningkatkan reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya biaya transaksi masa depan, dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas karyawan (Tjiptono, 2014: 41). Salah satu cara utama mendeferensiasikan sebuah perusahaan jasa adalah memberikan jasa yang

berkualitas tinggi dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan kualitas jasa pelanggan sasaran (Arindita dan Ike, 2014).

Indomaret merupakan minimarket yang bergerak dalam bidang perdagangan barang eceran yang terdapat hampir diseluruh kota yang ada di indonesia. Tujuan dibentuknya minimarket ini adalah untuk menarik perhatian konsumen dengan menggunakan strategi lokasi yaitu semakin mendekati daerah pemukiman penduduk. Dengan strategi tersebut konsumen-konsumen yang pada awalnya membeli di swalayan yang jaraknya jauh dari pemukiman kemudian beralih ke minimarket khususnya Indomaret karena efisiensi dan letaknya yang strategis sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.

Indomaret memberikan berbagai macam kebutuhan sehari-hari dan memberikan pelayanan yang baik pada setiap pelanggan yang datang, produk yang dijual dan ditawarkan juga disediakan secara lengkap dan berkualitas baik. Usaha ritel Indomaret adalah bisnis ritel yang sangat pesat berkembang dan merupakan usaha ritel yang terkenal di Indonesia. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ditambah dengan munculnya minimarket-minimarket baru, keadaan Indomaret sendiri mulai tergeser. Banyaknya minimarket dengan berbagai strategi pasar yang digunakan membuat indomaret harus bekerja lebih keras lagi agar tetap bisa bertahan dalam dunia perdagangan. Pendapatan penjualan Harian Indomaret Tahun 2016 dapat diuraikan sebagai gambaran fluktuasinya kondisi pemasaran di Indomaret.

Tabel 1.

Omset Rata-Rata Harian Indomaret Tahun 2016

Periode

Pendapatan           Jumlah     Belanja Per Orang (Rp)

Penjualan (Rp)           Struk

Januari Februari

Maret April Mei Juni Juli

Agustus September Oktober November Desember

5,389,903              185                    29,135

4,846,674              166                    29,197

6,305,257              190                    33,186

7,043,402              201                    35,042

4,602,706              188                    24,482

6,380,625              135                    47,264

6,087,720              116                    52,480

5,068,446              157                    32,283

7,251,472              146                    49,668

5,912,633              159                    37,186

7,890,135              193                    40,882

7,196,413              143                    50,325

Rata-rata

6,164,616              165                    38,427

Sumber: Indomaret, 2017

Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa terjadi flutuasi jumlah pendapatan penjualan dan jumlah struk. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah pelanggan. Indomaret selalu berusaha menyediakan barang yang beranekaragam agar dapat memenuhi kebutuhan konsumennya. Omset rata-rata harian Indomaret tahun 2016 pada Bulan Januari rata-rata belanja per-orang adalah 29,135 sedangkan pada Bulan Februari mengalami kenaikan sebesar 29,197. Pada bulan Maret omset rata-rata harian indomaret mengalami kenaikan yaitu mejadi 33,186 dan Bulan April mengalami kenaikan lagi menjadi 35,042. Sementara itu, pada Bulan Mei mengalami penurunan sebesar 24,48. Pada Bulan Juni dan Juli mengalami kenaikan lagi sebesar 47,264 dan 52,480. Namun pada Bulan Agustus omset kembali mengalai penurunan sebesar 32,283. Pada Bulan September omset rata-rata harian juga mengalami kenaikan lagi sebesar 49,668 dan pada Bulan Oktober omset mengalai penurunan sebesar 37,186. Pada Bulan November dan

Desember mengalami kenaikan omset sebesar 40,882 dan 50,325. Untuk skor rata-rata omset harian di indomaret pada tahun 2016 sebesar 38,427. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa omset rata-rata harian pada tahun 2016 paling tinggi kenaikannya terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 52,480, sementara di urutan kedua paling tinggi pada Bulan Desember yaitu 50,325. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut berkaitan dengan “Pengaruh Retail service terhadap Citra Perusahaan yang Dimediasi oleh Kepuasan Pelanggan”.

Konsep citra dalam dunia bisnis maupun pendidikan telah berkembang dan menjadi perhatian para pemasar. Citra yang baik dari suatu merek atau organisasi akan mempunyai dampak yang menguntungkan, sedangkan citra yang negatif akan merugikan perusahaan atau organisasi. Citra yang baik berarti masyarakat (khususnya konsumen) mempunyai kesan positif terhadap suatu merek atau organisasi, sedangkan citra yang kurang baik berarti masyarakat mempunyai kesan yang negatif (Rehman dkk, 2012).

Obyek yang dimaksud bisa berupa merek, orang, organisasi,kelompok orang atau yang lainnya yang dia ketahui. Jika obyek itu berupa perusahaan, berarti seluruh keyakinan, gambaran dan kesan atas perusahaan dari seseorang atau pihak mitra bisnisnya merupakan citra perusahaan. Oleh karena itu, citra terhadap perusahaan mempresentasikan konsumen atau relasi bisnisnya yang mempunyai hubungan dengan perusahaan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, keberadaannya citra lembaga bersumber dari pengalaman dan atau upaya komunikasi sehingga penilaian

maupun pengembangannya terjadi pada salah satu atau kedua hal tersebut. Citra lembaga yang bersumber dari pengalaman memberikan gambaran telah terjadi keterlibatan antara konsumen dengan perusahaan.

Citra perusahaan adalah persepsitentang nama baik atau citra positif suatu perusahaan di mata konsumen/relasi bisnisnya, yang dapat diukur dari: (1) perusahaan dapat dipercaya; (2) perusahaan memiliki reputasi baik; (3) perusahaan dikenal secara luas atau memiliki nama besar; (4) perusahaan bekerja secara professional; dan (5) perusahaan dapat memenuhi harapan pelanggan.

Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja actual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya (Day etal., 2011: 142). Menurut Wilkie, (2010: 57) kepuasan pelanggan merupakan suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Engel (2015: 241) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternative yang dipilih sekurang-kurangnya sama atu melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan.

Menurut Zeithaml et al. (2013: 43) mendefinisikan kepuasan pelanggan adalah evaluasi pelanggan terhadap produk atau jasa yang diterima apakah sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Kegagalan untuk mempertemukan kebutuhan-kebutuhan dan harapan yang diasumsikan sebagai ketidakpuasan dengan produk atau jasa.Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.

Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kekerabatannya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya.

Dari pembahasan kepuasan dan pelanggan, maka dapat dimengerti bahwa kepuasan pelanggan adalah ungkapan hasil akhir seseorang dalam memberikan, atau upaya mengoptimalkan nilai yang dirasakan dan diharapkan seseorang, terhadap suatu produk/jasa. Harapan seorang pelanggan terhadap barang atau jasa, ternyata dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu, informasi dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman masa lampau, serta komunikasinya dengan pihak luar.

Retail merupakan salah satu bagian terpenting dalam mata rantai konsumsi, karena ritel atau disebut juga usaha eceran adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan penjualan barang dan atau jasa siap pakai kepada konsumen akhir. Berikut ini merupakan beberapa definisi mengenai retailing yang dijelaskan dalam beberapa sumber literature. Menurut Levy dan Weitz (2014: 6), “Retailing is the set of business activities that adds value to the products and services sold to consumers for their personal or family use.” Menurut Dunne dan Lusch (2012: 4) “Retailing, as we use the term in this text, consist of the final activities and steps needed to place a product made elsewhere into the hands of the consumer or to provide services to the consumer.”

Retail serviceadalah seberapa jauh perbedaan antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas pelayanan yang mereka terima. Retail service dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka terima dengan layanan yang mereka harapkan. Kualitas pelayanan menjadi hal utama yang diperhatikan serius oleh perusahaan, yang melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki preusan (Malik, dkk, 2011).

Kualitas pelayanan merupakan gambaran pelaksanaan pelayanan berjalan sesuai yang ditetapkan. Misalnya penggunaan waktu relatif cepat, tingkat penyelesaian pekerjaan relatif cepat dan kualitas pekerjaan. Hal ini menunjukkan, bahwa kualitas pelayanan berarti ada efektifitas dan efisiensi yang tercipta pada suatu yang aktifitas pelayanan (Yenet al., 2012).

Retail service merupakan perbandingan antara apa yang diharapkan pelanggan dengan kinerja layanan yang mereka terima. Model mendasarkan pada pengertian bahwa retail service adalah bentuk persepsi pelanggan atas jasa yang diterima (Arthur et al., 2016). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa apabila jasa yang diterima oleh pelanggan sesuai dengan yang di harapkan, maka kualitas pelayanan akan dipersepsikan baik.

Sebaliknya jika pelayanan yang dirasakan lebih rendah dari yang diharapkan konsumen, maka kualitas dipersepsikan sangat jelek atau tidak baik, sehingga konsumen merasa bahwa kebutuhan dan keinginannya belum terpenuhi atau belum memuaskan. Biaya yang ditetapkan harus kompetitif dengan pesaing lainnya dalam industri jasa. Manajemen industri jasa yang berorientasi pada kepuasan pelanggan membutuhkan komitmen dan tindakan nyata dalam

memberikan pelayanan prima kepada pelanggan, untuk mempermudah pelanggan dalam mengevaluasi kualitas dari pelayanan.

Kepuasan pelanggan menjadi salah satu tujuan yang paling penting yang setiap perusahaan mencari hubungan jangka panjang dengan pelanggan menganggap sebagai prioritas utama (Mohsan et al., 2014). Kepuasan pelanggan digambarkan sebagai hasil dari perbandingan harapan pelanggan dan kinerja yang dirasakan berikutnya nya kualitas pelayanan (Herington dan Weaven, 2013: 12). H1: Retail Service berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan

Citra perusahaan (Corporate image) berasal dari pengalaman mengkonsumsi konsumen dimana service quality adalah fungsi dari pengalaman mengkonsumsi ini, sehingga retail service secara langsung berpengaruh pada citra perusahaan(Aydin dan Ozer, 2015). Citra perusahaan dibangun dari beberapa sumber yang meliputi merek dan pengalaman kategori produk, atribut produk, informasi harga, positioning pada komunikasi promosi, imaginasi pemakai, dan keadaan pemakaian.Citra perusahaan dibangun melalui kualitas produk yang baik yang kemudian akan berpengaruh pada loyalitas merek itu sendiri.

H2: Retail service berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan.

Konsumen yang merasa puas adalah konsumen yang menerima nilai tambah yang lebih dari perusahaan. Memuaskan konsumen tidak hanya berartimemberikan tambahan produk atau jasa, pelayanan ataupun sistem yang digunakan (Evans dan Taskin, 2014). Kepuasan pelanggan merupakan suatuhal

yang sangat berharga demi mempertahankan keberadaan pelanggan tersebut untuk tetap berjalannya bisnis atau usaha.

H3: Kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan

Menurut Kotler (2011: 36) secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Ada juga yang mengatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Pelanggan yang memutuskan untuk loyal terhadap suatu produk atau jasa seringkali disebabkan karena mereka merasakan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tidak hanya sesuai dengan kebutuhan, tetapi juga memuaskan dan menyenangkan.

H4: Kepuasan pelanggan dapat meningkatkan pengaruh retail service terhadap citra perusahaan.

Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan

Gambar 1. Kerangka Pikir

Sumber: Data diolah, 2017

METODE PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian penjelasan atau explanatory research, yang akan menjelaskan hubungan kausal antara variabel independen tersebut terhadap variabel dependen melalui pengujian hipotesis (Sugiyono, 2012: 98).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dataprimer dan data sekunder.Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (Sangadji dan Sopiah, 2010: 44). Data ini didapatkan dari kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti dan dibagikan kepada konsumen yang dijadikan sampel penelitian atau responden penelitian yaitu konsumen Indomaret.

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Sangadji dan Sopiah, 2010: 44). Data sekunder ini dapat dijadikan data pelengkap dari data perimer. Data sekunder dapat diperoleh melalui jurnal, litelatur, catatan serta laporan historis baik yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan seperti jumlah pegawai, sejarah dan dokumen lainnya pada Indomaret.

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel eksogen dan variabel endogen, serta variabel mediasi adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel eksogen adalah variabel yang nilainya tidak tergantung varaibel lain, sedangkan variabel endogen adalah variabel yang nilainya tergantung dari

variabel bebas (Sugiyono, 2012: 98). Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah retail service, variabel endogen citra perusahaan, sedangkan variabel mediasi adalah kepuasan pelanggan.

Definisi operasional variabel penelitian merupakan penentuan construct dengan berbagai nilai untuk memberikan gambaran mengenai fenomena sehingga dapat diukur. Construct merupakan abstraksi dari fenomena atau realitas yang untuk keperluan penelitian harus dioperasionalisasikan dalam bentuk variabel yang diukur dengan berbagai nilai (Cooper dan Schindler, 2014: 132). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2013:115). Jumlah konsumen Indomaret tidak dapat ditentukan dengan pasti sehingga besarnya populasi tidak dapat ditentukan secara pasti.

Penelitian ini menggunakan metode penentuan sampel non–probability sampling, karena pada penelitian ini tidak diketahui dengan pasti jumlah elemen populasi dalam penelitian. Sugiyono (2013:120) menyatakan bahwa non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh snowball. Penelitian ini memakai teknik penentuan sampel dengan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : pernah berbelanja minimal 3 kali dalam satu bulan di Indomaret. Responden minimal berusia 17 tahun, karena dianggap sudah mampu mengerti isi kuesioner dan sudah berani mengambil keputusan sendiri dalam belanja atau memilih sesuatu. Responden dalam keadaan sehat dan tanpa terkendala dalam mengisi kuesioner, dalam hal ini konsumen yang buta huruf dan tuna netra tidak disertakan sebagai responden.

Ferdinand (2014: 48) menyarankan pedoman ukuran sampel tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten, jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5 sampai 10. Penelitian ini menggunakan 22 indikator, sehingga dengan menggunakan estimasi berdasarkan jumlah indikator diperoleh ukuran sampel berkisar 110-220 orang. Ukuran yang dipilih dalam penelitian ini sebanyak 110 orang responden.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Penelitian ini menggunakan kuesioner yang bersifat tertutup, dimana responden diharapkan untuk menjawab dengan singkat atau memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok berdasarkan variabel yang diukur.

Pengukuran instrumen menggunakan skala interval (interval scale) yang merupakan alat pengukur data yang menghasilkan data serta memiliki rentang

nilai yang mempunyai makna, walaupun nilai absolutnya kurang bermakna (Ferdinand, 2014: 159). Data yang bersifat interval dalam penelitian ini dihasilkan dengan teknik Agree-Disagree Scale dengan mengembangkan pernyataan yang menghasilkan jawaban setuju-tidak setuju dalam berbagai rentang nilai (Ferdinand, 2014: 160). penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mengumpulkan data primer. Kuesioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Kuesioner diberikan kepada pelanggan Indomaret yang dijadikan sampel penelitian atau responden penelitian.

Sebelum digunakan kuesioner perlu diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji instrumentasi penelitian yang meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Uji Validitas berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:172). Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total. Uji validitas ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pernyataan dengan total skor tertinggi didapat nilai Pearson Correlation, apabilakorelasi tiap butir pernyataan tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka butir pernyataan tersebut valid. Uji Reliabilitas berarti seberapa besar suatu pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan

data yang sama (Sugiyono, 2012:172). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach alpha (α) > 0,60 (Ghozali, 2012:46).

Setelah dilakukan pengecekan dan tabulasi data, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis multivariate dengan persamaan struktur atau Structural Equation Modelling (SEM) dengan Amos Versi 22 dan SPSS Versi 21. Menurut Ferdinand (2014: 39) terdapat beberapa langkah yang digunakan dalam Structure Equation Model (SEM) untuk menganalisis data hasil penelitian yaitu sebagai berikut: pengembangan model berbasis konsep dan teori, pengembangan diagram alur (path diagram), konversi diagram jalur ke dalam persamaan, memilih matriks input dan estimasi model kovarians atau korelasi, kemungkinan munculnya masalah identifikasi, evaluasi goodness of fit, serta interpretasi dan modifikasi model.

Tabel 2.

Goodness of Fit Indices

Goodness of Fit Index

Chi-Square (X2)

Cut-of Value

Diharapkan kecil

Significance probability

≥0,05

CMIN/DF

≤2,00

GFI

≥0,90<1

AGFI

≥0,90<1

TLI

≥0,95<1

CFI

≥0,95<1

RMSEA

Antara 0,03-0,08

Sumber: Ferdinand (2014:77)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis SEM dapat dilakukan jika data terdistribusi secara normal. Untuk itu, uji normalitas data menjadi penting. Uji normalitas data menggunakan metode

univariate normality dengan melihat koefisien index skew univariate (kecondongan) dan index kurtosis univariate (tinggi-datar). Data memenuhi syarat normalitas data jika koefisien index skew univariate dan index kurtosis univariate berada di antara + 2,58 (-2,58 < CR <+2,58). Jika di luar angka ini, dapat dikatakan bahwa data dalam kondisi tidak normal. Hasil uji normalitas ditunjukan dalam Tabel 3.

Tabel 3.

Normalitas Data Penelitian

Variable

min

Max

skew

Critical Ratio

kurtosis

c.r.

CI8

1.000

5.000

-.963

-4.122

.499

1.069

CI7

1.000

5.000

-1.180

-5.054

.780

1.670

CI6

1.000

5.000

-.850

-3.640

.380

.814

CI5

1.000

5.000

-1.174

-5.028

1.308

2.500

CI4

1.000

5.000

-.689

-2.950

-.340

-.727

CI3

1.000

5.000

-.821

-3.517

-.146

-.312

CI2

1.000

5.000

-1.074

-4.599

1.277

2.534

CI1

1.000

5.000

-.646

-2.768

-.594

-1.272

KP3

1.000

5.000

-1.149

-4.919

1.243

2.562

KP2

1.000

5.000

-.921

-3.944

.585

1.253

KP1

1.000

5.000

-.756

-3.237

-.295

-.631

RS1

1.000

5.000

-.762

-3.264

-.162

-.346

RS2

1.000

5.000

-.786

-3.367

-.155

-.332

RS3

1.000

5.000

-1.010

-4.324

.234

.500

RS4

1.000

5.000

-.963

-4.122

.499

1.069

RS5

1.000

5.000

-.796

-3.408

.204

.438

Multivariate

214.447

46.857

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Dengan menggunakan kriteria critical ratio sebesar 2,58 pada tingkat signifikansi 5%, maka melalui pengamatan angka-angka pada kolom critical ratio yang ditunjukan pada Tabel 3. di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada angka yang lebih besar daripada +/-2,58 dan kisaran angka-angka pada kolom skewnesstidak ada yang melebihi +/-1,96 pada tingkat signifikansi 5%. Hal tersebut memberikan bukti bahwa data yang digunakan mempunyai sebaran yang normal.

Untuk melihat apakah terdapat multicollinearity atau singularity dalam sebuah kombinasi variabel, perlu diamati determinan matriks kovarians (Ferdinand, 2012). Determinan yang bener-bener kecil mengindikasikan adanya multikolinearitas atau singularitas, sehingga data tidak dapat digunakan untuk analisis yang sedang dilakukan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai determinant of sample covariance matrix = 48,432 dan jauh di atas angka nol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multicollinearity atau singularity dalam data yang digunakan. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dapat digunakan dalam analisis.

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrem baik secara univariat maupun multivariat, yaitu yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya (Ferdinand, 2012:52). Evaluasi terhadap multivariateoutliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariat, tetapi observasi-observasi itu dapat menjadi outliers bila telah saling dikombinasikan.

Untuk memastikan validitas tiap indikator yang membentuk sebuah konstruk (variabel), maka perlu dilakukan analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis) untuk mengonfirmasi semua indikator yang membentuk tiap-tiap variabel atau konstruk.Beberapa kriteria yang digunakan untuk mengukur kehandalan sebuah konstruk antara lain adalah nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, koefisien reliabilitas composite, dan proporsi extracted variance. Sebuah konstruk akan dianggap handal apabila nilai koefisien

reliabilitas Alpha Cronbach sekurang-kurangnya 0,6 (Sekaran, 2003). Kehandalan suatu konstruk terjadi jika nilai reliabilitas composite lebih dari 0,7 (Ferdinand, 2012).

Selain itu, proporsi keragaman dari setiap indikator yang ada dalam sebuah konstruk diharapkan mencapai sekurang-kurangnya 0,5 (Hair etal., 1995). Pemeriksaan validitas ditentukan oleh besarnya nilai loading standardize estimate (koefisien buku) yang diperoleh. Apabila nilai loading di atas 0,4, keberadaan sebuah indikator dinyatakan cukup kuat untuk mengukur sebuah konstruk. Hasil analisis konfirmatori variabel (konstruk) penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.

Hasil Analisis Konfirmatori Variabel Penelitian

Variabel/Indikator

Koefisien Baku

S.E.

C.R.

P

Retail Service

Lay out toko yang memudahkan menemukan barang yang

3.600

.094

38.216

0,000

dibutuhkan (X1.5)

Fasilitas parkir yang luas (X1.4)

3.755

.099

37.787

0,000

Kasir yang cepat dalam melayani pembayaran (X1.3)

3.627

.104

34.873

0,000

Jam operasional toko yang sesuai dengan pengumuman

3.564

.104

34.349

0,000

yang terpasang (X1.2)

Lingkungan toko yang bersih (X1.1)

3.564

.106

33.578

0,000

Kepuasan Pelanggan

Kepuasan menyeluruh terhadap barang yang ditawarkan

3.755

.103

36.285

0 000

(X2.1)

Kepuasan terhadap layanan yang diberikan (X2.2)

3.645

.088

41.354

0,000

Kepuasan secara umum (X2.3)

3.682

.090

40.753

0,000

Citra Perusahaan

Lokasi Indomaret di Jl. Gatot Subroto Timur, Denpasar

3.618

.110

32.793

0,000

Utara mudah dijangkau (Y.1)

Harga yang sesuai dengan barang yang ditawarkan

3.755

.089

42.320

0,000

(reasonable) (Y.2)

Display barang yang menarik (Y.3)

3.509

.096

36.721

0,000

Pilihan produk yang beranekaragam (Y.4)

3.600

.105

34.258

0,000

Atmosfer yang baik (Y.5)

3.673

.090

40.999

0,000

Program loyalty yang menarik (Y.6)

3.418

.088

38.861

0,000

Karyawan yang ramah (Y.7)

3.909

.103

37.969

0,000

Promosi yang menarik dalam toko (Y.8)

3.755

.099

37.787

0,000

Sumber: Data primer yang diolah, 2017.

Sebagaimana ditunjukan pada Tabel 4. bahwa analisis faktor konfirmatori

terhadap semua variabel penelitian menunjukan hasil yang signifikan. Hal ini

dibuktikan dengan nilai CR yang lebih dari 2 atau p-value <0,05 dan nilai

koefisien buku (standardize estimate) seluruhnya bernilai di atas 0,40. Hal ini juga

memberikan bukti bahwa setiap indikator memiliki tingkat validitas terhadap

konstruk yang tinggi.

Setelah model pengukuran dianalisis melalui Confirmatory Factor Analysis

dan dilihat bahwa masing-masing variabel dapat digunakan untuk mendefinisikan

sebuah konstruk laten, maka sebuah full-model SEM dapat dianalisis. Hasil

pengolahan data dengan program AMOS dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

Gambar 2. Model Persamaaan Struktural Sumber: Data primer yang diolah, 2016.

Hasil pengujian kesesuaian model pada Gambar 2. menunjukkan nilai chisquare sebesar 12,338 dan nilai-nilai probabilitas sebesar 0,000 yang berada di atas batas signifikansinya yaitu 0,05. selain itu, nilai indeks pengukuran kesesuaian model yang meliputi GFI (0,905), AGFI (0,959), TLI (0,999), CFI (0,943), RMSEA (0,062), dan CMIN/DF (1,266) berada dalam rentang nilai yang diharapkan (Tabel 5). Semua ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara matriks kovarians sampel dan matriks kovarians populasi yang diestimasi sehingga full model SEM ini dapat diterima.

Tabel 5.

Hasil Pengujian Model Persamaan Struktural

Goodness of Fit Measure

NilaiKritis (Cut off Value)

Hasil Model

Evaluasi Model

Chi Square (λ2)

Diharapkan kecil

12,338

Baik

Significance Probability (p)

> 0,05

0,000

Baik

RMSEA

Antara 0,03-0,08

0,062

Baik

GFI

≥0,90<1

0,905

Baik

AGFI

≥0,90<1

0,959

Baik

CMIN/DF

≤ 2,00

1,266

Baik

TLI

≥0,95<1

0,999

Baik

CFI

≥0,95<1

0,943

Baik

Sumber: Data primer yang diolah, 2017.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengamati probability (p) hasil

estimasi regression weight modelpersamaan struktural. Estimasi regression weight modelpersamaan retail service, kepuasan pelanggan dan citra perusahaan pada Tabel 6. apabila nilai p lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis diterima.

Tabel 6

Hasil Uji Hipotesis Model Struktural

Hipotesis

Arah Jalur

Koefisien Regressi

C.R

p-Value

H1

Pengaruh   retail   service   terhadap

kepuasan pelanggan

0,274

3.529

0,000

H2

Pengaruh retail service terhadap citra perusahaan

0,416

3.825

0,000

H3

Pengaruhkepuasan pelanggan terhadap citra perusahaan

0,771

5.658

0,000

H4

Pengaruh retail service terhadap citra perusahaan yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan

0,321

21.642

0,000

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan estimasi regression weight model persamaan struktural pada Tabel 6, maka hasil hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut: variabel retail service berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini diperkuat dengan nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,274, nilai critical ratio (CR) sebesar 3,529 (lebih besar dari 2,00) serta nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian, maka hipotesis 1 (H1): “Retail Service berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan” (dapat diterima). Variabel retail service berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan. Hal ini diperkuat dengan nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,416, nilai critical ratio (CR) sebesar 3,825 (lebih besar dari 2,00) serta nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian, maka hipotesis 2 (H2): “Retail service berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan” (dapat diterima). Variabel kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan. Hal ini diperkuat dengan nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,771, nilai critical

ratio (CR) sebesar 5,658 (lebih besar dari 2,00) serta nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian, maka hipotesis 3 (H3): “Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan” (dapat diterima). Variabel retail serviceberpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan. Hal ini diperkuat dengan nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,321, nilai critical ratio (CR) sebesar 21,642 (lebih besar dari 2,00) serta nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian, maka hipotesis 4 (H4): “Kepuasan pelanggan dapat meningkatkan pengaruh retail service terhadap citra perusahaan” (dapat diterima). Retail service berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini diperkuat dengan nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,274, nilai critical ratio (CR) sebesar 3,29 (lebih besar dari 2,00) serta nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.Retail service berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan. Hal ini diperkuat dengan nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,416, nilai critical ratio (CR) sebesar 3,825 (lebih besar dari 2,00) serta nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan. Hal ini diperkuat dengan nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,771, nilai critical ratio (CR) sebesar 5,658 (lebih besar dari 2,00) serta nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang

ditentukan sebesar 0,05.Kepuasan pelanggan dapat meningkatkan pengaruh retail service terhadap citra perusahaan. Hal ini diperkuat dengan nilai koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,321, nilai critical ratio (CR) sebesar 21,642 (lebih besar dari 2,00) serta nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka diperoleh simpulan yaitu Retail Service berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, sehingga Indomaret harus terus meningkatkan pelayanannya guna memberikan kepuasan yang optimal kepada seluruh pelanggan. Retail service berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan Indomaretsehingga Indomaret harus terus meningkatkan citra perusahaannya melalui pelayanan yang ramah, sarana dan prasarana yang baik serta sistem promosi yang relevan.

Kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan Indomaret karena membina dan mempertahankan suatu citra perusahaan yang kuat sangat penting artinya bagi suatuorganisasi jasa jika ingin menarik pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan atau mempertahankan loyalitas pelanggan.Kepuasan pelanggan dapat meningkatkan pengaruh retail service terhadap citra perusahaan Indomaret karena kepuasan dapat memediasi pengaruh kualitas layanan dengan loyalitas nasabah. Dimana nasabah yang merasa puas akan kualitas layanan yang diberikan oleh perusahaan secara otomatis akan menimbulkan sikap yang loyal.

Berdasarkan simpulan dan analisis yang telah dilakukan, maka saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut: peneliti diharapkan dapat meneliti lebih dalam tidak terbatas pada variabel yang telah diteliti, melainkan perlu adanya penambahan variabel lainnya serta diharapkan dapat menggunakan cakupan obyek penelitian yang lebih luas. Selain itu dalam peneliti diharapkan dapat dikembangkan model analisis yang lebih update sehingga mendapat hasil yang lebih mendalam. Bagi peneliti juga dapat memperluas orientasi penelitian pada lingkup organisasi yang lebih besar atau populasi yang lebih luas, atau melakukan penelitian pada retailer di daerah lain, sehingga temuan penelitian ini mungkin berbeda dibandingkan dengan penelitian di daerah lain.

REFERENSI

Arindita, Aloysius Reza dan Ike Devi Sulistyaningtyas. 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Citra Perusahaan di Olimart PT. Wina Wira Usaha. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 2(2): 1-14.

Arthur, Yarhands Dissou, Francois Sekyere, Evans Kantanubah Marlle, Walter Banuenumah. 2016. The Impact Of Service Quality On Customer Satisfaction in Obuasi Electricity Company of Ghana (Ecg) - The Customers Perspective Yarhands. International Journal of Contemporary Applied Sciences, 3(3): 1-16.

Aydin, Serkan and Ozer, Gokhan. 2015. The Analysis of Antecedents of Customer Loyalty in The Turkish Mobile Telecommunication Market. European Journal of Marketing, 39(7/8): 910-925.

Bloemer JM, G dan Odekerken Schroder. 2015. Store Satisfaction and Store Loyalty Explained by Customer and Store-Related Factors. Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behavior, 15(1): 65-80.

Day, Goerge S. David A Aaker dan V. Kumar. 2011, Marketing Research, 7th, Edition, USA: John Wiley & Sons, Inc.

Dunne, Patrick and Robert F. Lusch. 2012. Retail Management. Cincinnaty: South Western Publishing Co.

Durianto, Darmadi. 2011. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Cetakan XX. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Evans, Maggie. 2014. Prevention is Better than Cure: Redoubling the Focus on Customer Retention. Dalam Journal of Financial Services Marketing, 7(2): 186-199.

Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian ManajemenEdisi 5, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program. SPSS. Semarang : Badan Penerbit Undip.

Herington, Carmel dan Scott Weaven. 2013. E-retailing by Banks: E-service Qualityand Its Importance to Customer Satisfaction. European Journal of Marketing. 43(10): 1-15.

Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta.

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip-Prinsip PemasaranEdisi 13Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 2011. Manajemen Pemasaran Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

Levy, Michael dan Barton A. Weitz. 2014. Retailing Management 6th Edition. McGraw Hill International.

Lu, Y. and Y. Seock, 2008. The influence of grey consumers service quality perception on satisfaction and store loyalty behavior. Int. J. Retail Distrib. Manage, 36(1): 907-918.

Malik, Muhammad Ehsan, Basharat Naeem dan Abdul Mohsin Nasir. 2011. Impact of Service Quality on Brand Image: Empirical Evidence fromHotel Industry. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business, 3(8): 1-7.

Mohsan, F., Nawaz, M. M., Khan, S. M., Shaukat, Z., & Aslam, N. 2014. The Impact of Service Quality and Customer Satisfaction on Customer's Loyalty in Jordan Islamic Bank. International Journal of Business and Social Science, 3(2):1-11.

Rehman, Student Maryam dan Lecturer Bilal Afsar. 2012. Relationship Among Corporate Image, Intangible Perceived Quality, Choosing, Habit and Customer Loyalty. Management and Marketing, 10(2): 1-14.

Saktiani, Garnis Anggi. 2015. Pengaruh Kualitas Layanan Dan Citra Perusahaan Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Word Of Mouth. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 4(2): 1-12.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. 2014. Service Marketing Esensi dan Aplikasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Marknesis.

Wilkie, W.L. 2010. Customer BehaviorEdisi Kedua. New York: John Wiley & Sons, Inc..

Yen, Jui-Yen, Mei-Liang Chen dan Chia-Chun Chou. 2012. The Interrelationships among e-Service Quality, Store Images, Trust and Loyalty A Study of Online Stores in Taiwan. Journal Business and Management, 1(1): 1-11.

Zeithaml, Valarie A., Mari Jo Bitner and Dwayne D. Gremler. 2013. Service Marketing: Integrating Cusromer Focus Across The Firm. New York: McGraw. Hill Companies.

6677