E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7, No. 1, 2018: 1-28

ISSN : 2302-8912


DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2018.v7.i01.p01a

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KOMPETENSI TERHADAPORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR PADA SETDA KOTA DENPASAR

I Putu Satya Nugraha1

I Gusti Ayu Dewi Adnyani2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia e-mail:satyaskull@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengethui pengaruh secara parsial dan simultan budaya, komitmen organisasi dan kompetensi terhadap OCB pada pegawai honorer Sekretariat Daerah Kota Denpasar. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner kepada 72 responden dan dianalisis dengan menggunakan regresi liniear beganda. Hasil analisis menunjukkan secara parsial pengaruh budaya organiasi terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah positif dan signifikan. Pengaruh secara parsial komitmen organiasi terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah positif dan signifikan. Artinya, semakin baik komitmen organisasi, maka semakin tinggi OCB dari pegawai honor pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar. Pengaruh secara parsial kompetensi terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah positif dan signifikan. Hal Artinya, semakin baik kompetensi maka semakin tinggi OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar. Pengaruh secara simultan budaya organiasi, komitmen organisasi dan kompetensi terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah positif dan signifikan.

Kata kunci: budaya organisasi, komitmen organisasi, kompetensi dan OCB

ABSTRACT

The purpose of this study is to mengethui partial and simultaneous influence of culture, organizational commitment and competence to OCB on honorary employees Sekretariat Daerah Denpasar City. Methods of data collection in this study using questionnaires to 72 respondents and analyzed by using liniear regression beganda. The result of the analysis shows partially the influence of organizational culture toward OCB at Sekretariat Daerah Denpasar City is positive and significant.. The partial influence of the organization's commitment to the OCB at the Denpasar Regional Secretariat is positive and significant. That is, the better the organization's commitment, the higher the OCB of honorarium employees in the Secretariat of Denpasar City. The partial influence of competence on OCB at the Denpasar Regional Secretariat is positive and significant. This means, the better the higher the competence of OCB at the Regional Secretariat of Denpasar. The simultaneous influence of organizational culture, organizational commitment and competence to the OCB at the Denpasar Regional Secretariat is positive and significant.

Keywords: organizational culture, organizational commitment, competence and OCB

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia mempunyai peran yangsangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi, disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki organisasi. Organisasi yang sukses membutuhkan karyawan yang akan melakukan lebih darisekedar tugas formal mereka dan mau memberikan kinerja yang melebihi harapan. Dunia kerja yang dinamis seperti saat ini, di mana tugas makin sering dikerjakan dalamtim, fleksibilitas sangatlah penting. Organisasi menginginkan pegawai yang bersediamelakukan tugas yang tidak tercantum dalam deskripsi pekerjaan mereka, sikap perilaku pegawai yang dilakukan dengan sukarela, tulus, senang hati tanpa harus diperintah dan dikendalikan oleh perusahaan dalam memberikan pelayanan dengan baik dikenal dengan istilah organizational citizenship behavior (OCB).MenurutRobbins dan Judge (2008:40), fakta menunjukkan bahwa organisasi yang mempunyaikaryawan yang memiliki OCB yang baik, akan memiliki kinerja yang lebih baik dariorganisasi lain.

OCB juga sering diartikan sebagai perilaku yang melebihi kewajiban formal (ekstra role) yang tidak berhubungan dengan kompensasi langsung. Artinya, seseorang yang memiliki OCB tinggi rela tidak dibayar dalam bentuk uang atau bonus tertentu, namun lebih kepada perilaku sosial dari masing-masing individu, untuk bekerja melebihi apa yang diharapkan, seperti membantu rekan disaat jam istirahat dengan sukarela (Ahdiyana 2013).

OCB merupakan aspek yang unik dari aktivitas individual dalam bekerja. Organisasi akan berhasil apabila pegawai tidak hanya mengerjakan tugas pokoknya saja namun juga mau melakukan tugas ekstra seperti mau bekerja sama,

tolong menolong, memberikan saran, berpartisipasi secara akrif, memberikan pelayanan ekstra kepada pengguna layanan, serta mau menggunakan waktu kerjanya dengan efektif. Perilaku prososial atau tindakan ekstra yang melebihi deskripsi peran yang ditentukan dalam organisasi atau perusahaan itu disebut sebagai OCB.

Menurut Organ (2010) menyebutkan bentuk prilaku ekstra peran (OCB) dapat diimplementasikan dalam bentuk prilaku yaitu: Altuism, Courtesy, Conscientiousness, Sportmanship dan Civic virtue.Altruism, yaitu perilaku berinisiatif untuk membantu atau menolong rekan kerja dalam organisasi secara sukarela. Courtesy, yaitu perilaku individu yang menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya agar terhindar dari perselisihan antar anggota dalam organisasi. Sportsmanship yaitu kesediaan individu menerima apapun yang ditetapkan oleh organisasi meskipun dalam keadaan yang tidak sewajarnya. Conscientiousness, yaitu pengabdian atau dedikasi yang tinggi pada pekerjaan dan keinginan untuk melebihi standar pencapaian dalam setiap aspek. Civic virtue, yaitu perilaku individu yang menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki tanggung jawab untuk terlibat, berpartisipasi, turut serta, dan peduli dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan organisasi.

Meningkatnya OCB pegawai sangat penting bagi organisasi, untuk itu perlu diketahui apa yang menyebabkan timbulnya atau meningkatnya OCB. Menurut Siders et al. (2009) meningkatnya perilaku OCB dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri karyawan (internal) seperti komitmen, rasa puas, kompetensi, sikap positif, dsb sedangkan faktor yang berasal

dari luar karyawan (eksternal) seperti sistem manajemen, kepeminpinan, budaya perusahaan (organisasi).

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ada beberapa faktor penting yang dapat meningkatkan OCB diantaranyaadalah budaya organisasi dan komitmen organisasi. Lunerberg & Ornstein (2009) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah semua keyakinan, perasaan, perilaku dan simbol-simbol yang mencirikan suatu organisasi. Hal ini mengandung arti bahwa secara lebih spesifik budaya organisasi dirumuskan sebagai saling berbagai pandangan, cita-cita, keyakinan, perasaan, prinsip-prinsip, harapan, sikap, norma dan nilai-nilai dari semua anggota organisasi. Penelitian berkaitan dengan pengaruh budaya organisasi terhadap OCB dilaksanakan oleh Brahmasari (2008) menunjukkan bahwa nilai-nilai organisasi (budaya organisasi) dan komitmen pegawai secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap OCB.Penelitian dari Nur’Aini (2012) menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap perilaku OCB karyawan pada PT. Telkom Area Jember.

Faktor lain yang juga mampu mempengaruhi OCB adalah komitmen organisasi. Hasil penelitian Mamik dkk. (2008) menyatakan komitmen organisasi berkaitan dengan sejauh mana seorang karyawan memiliki keberpihakan terhadap organisasi (perusahaan). Komitmen adalah keterikatan emosional dan keterlibatan seseorang pada suatu organisasi. Komitmen organisasi ini dipengaruhi dan atau berkembang, apabila keterlibatan dalam organisasi terbukti menjadi pengalaman yang memuaskan yaitu dapat memberikan kesempatan untuk melakukan pekerjaan dengan semakin baik atau menghasilkan kesempatan untuk

mendapatkan skill yang berharga, artinya komitmen karyawan terhadap organisasi atau perusahaan mempengaruhi kepuasan kerja mereka. Penelitian dari Kusumawardhani (2010) menyatakan ada hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen organisasi dengan OCB pada Pegawai Negeri Sipil di Biro Organisasi dan Kepegawaian Setda Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian Diatmika dan Suwandana (2016) menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior di Alam Puri Villa Art Museum Resort and Spa Penatih Denpasar.

Kompetensi merupakan faktor penting lainnya yang perlu diperhatikan apabila organisasi menginginkan karyawannya berperilaku OCB. Sutrisno (2014:203) menyatakan bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja serta yang mengacu pada persyaratan kerja yang ditetapkan.Mangkunegara (2009:111) menyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia perlu dimiliki bagi mereka yang akan berkarier di bidang sumber daya manusia yang paling mendasar adalah mereka memiliki keahlian bidang manajemen sumber daya manusia, menguasai sistem manajemen informasi kepegawaian, motivasi berprestasi tinggi, kireatif, inovatif dan berkepribadian dewasa dengan kecerdasan emosi yang baik. Jayadi (2012) melakukan penelitian dan menemukan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap perilaku OCB.

Salah satu tujuan yang selalu diinginkan oleh organisasi, adalah pegawainya memiliki perilaku OCB.Salah satu langkah yang diambil oleh organisasi dalam usaha untuk meningkatkan perilaku OCB adalah dengan memperhatikan faktor-

faktor seperti budaya organisasi, komitmen organisasi dan kompetensi, demikian juga dengan Sekretariat Daerah Kota Denpasar.

Penelitian ini dilaksanakan di Sekretariat Daerah Kota Denpasar yang mempunyai visi ”Mewujudkan Pembangunan Kota Denpasar yang berwawasan budaya yang dijiwai oleh Agama Hindu yang dilandasi Tri Hita Karana” dan misi dari Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah 1) membangun pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju Mokshartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma, 2) mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Govermance) melalui supremasi hukum, akuntabilitas, transparansi dan demokrasi, 3) mempercepat pertumbuhan dan memperkuat ketahanan ekonomi melalui sistem ekonomi kerakyatan, 4) memberdayaan masyarakat dilandasi dengan budaya daerah, 5) menumbuhkembangkan jati diri ruang dan masyarakat Kota Denpasar berdasarkan kebudayaan Bali yang dijiwai Agama Hindu.

Berdasarkan Peraturan Walikota Denpasar Tahun 2014 pasal 3 dijelaskan bahwa susunan organisasi dari Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah, Asisten Administrasi Pemerintahan Daerah (Asisten I), Asisten Administrasi Pembangunan (Asisten II), Asisten Administrasi Umum (Asisten III) dan Kelompok Jabatan Fungsional. Bagian-bagian yang ada di Sekretariat Daerah Kota Denpasar antara lain Sekretariat, Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum, Bagian Organisasi, Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol, Bagian Perekonomian, Bagian Program dan Pembangunan, Bagian Kesejahteraan Rakyat, Bagian Kerjasama, Bagian Keuangan, Bagian Umum dan Bagian Pengelolaan Aset Daerah.

Sekretariat Daerah Kota Denpasar memiliki Pegawai Negeri Sipil sebanyak 225 orang dan pegawai honorer sebanyak 260 orang dan dalam penelitian ini memfokuskan penelitian pada pegawai honorer (pegawa tidak tetap), dimana dalam menjalankan aktitivasnya mengalami permasalahan mengenai budaya organisasi, komitmen organisasi, kompetensi, dan OCB. Permasalahan berkaitan dengan budaya organisasi adalah dalam melaksanakan tugas sering menunggu instruksi dari pimpinan padahal seluruh pegawai sudah mendapat pendelegasian tugas yang jelas sesuai dengan pekerjaan masing-masing, hal ini berarti budaya organisasi dari pegawai belum sesuai dengan yang diharapkan.

Permasalahan yang berkaitan dengan komitmen organisasi di Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah tidak semua pegawai honorer mampu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan, yang berarti pegawai bersangkutan tidak konsisten dari segi waktu pengerjaan. Disamping itu juga adanya (labour turn over) perputaran pegawai.Hasibuan (2007:52) menyatakan bahwa perputaran karyawan (labor turnover) adalah perbandingan antara masuk dan berhentinya pegawai dalam suatu organisasi. Menurut informasi pegawai honor yang keluar tahun 2016 adalah sebanyak 30 orang, sedangkan karyawan yang masuk adalah sebanyak 10 orang. Dengan demikain labour turn over adalah (30-10) : ½ (280+260) x 100 persen = 7,40 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa lobour turn over pegawai honorer di Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah sangat tinggi.

Penelitian dari Soegandi (2013) menyatakan perputaran tenaga kerja dan masa masa kerja berkorelasi dengan OCB, dimana jika ada karyawan yang telah

lama bekerja berarti labour turnover baik, sehingga akan memiliki kedekatan dan keterikatan yang kuat dengan organisasi tersebut. Masa kerja yang lama juga akan meningkatkan rasa percaya diri dan kompetensi karyawan dalam melakukan pekerjaannya, serta menimbulkan perasaan dan perilaku OCB terhadap organisasi yang mempekerjakannya. Adanya labor turnover pegawai honorer mengindikasikan komitmen organisasi dari pegawai honorer bersangkutan mengalami permasalahan.Padahal untuk bisa menjadi pegawai honorer di Sekretariat Daerah Kota Denpasar sangat sulit, namun beberapa pegawai honorer malah keluar. Hal ini berarti komitmen organisasi dari pegawai honorer perlu ditingkatkan.

Permasalahan yang berkaitan dengan kompetensi salah satunya dapat dilihat dari penempatan pegawai, dimana dari keseluruhan 260pegawai honorer di Sekretariat Daerah Kota Denpasar masih terjadi ketidaksesuaian penempatan jika dilihat dari tingkat pendidikannya yaitu terdapat beberapa pegawai yang penempatannya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan pegawai sehingga terjadi kesenjangan antara tugas dan tanggung jawab karena tidak adanya kesesuaian antara tingkat pendidikan dengan posisi atau jabatan yang diembannya.

Permasalahan berkaitan dengan OCB antara lain beberapa pegawai honorer terlihat seperti kurang menyatu dengan pekerjaannya, padahal sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan. Sehingga dalam menjalankan tugasnya sering salah dan memerlukan banyak waktu untuk mengerjakan tugas yang seharusnya bisa dikerjakan dengan lebih singkat. Disamping itu juga, tidak adanya kepastian

mengenai masa depan pegawai honorer menyebabkan pegawai bersangkutan tidak menunjukkan perilaku OCB secara maksimal.

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh secara parsial budaya terhadap OCB pada Pegawai Honorer Sekretariat Daerah Kota Denpasar, 2) untuk mengetahui pengaruh secara parsial komitmen organisasi terhadap OCB pada Pegawai Honorer Sekretariat Daerah Kota Denpasar, 3) untuk mengetahui pengaruh secara parsial kompetensi terhadap OCB pada Pegawai Honorer Sekretariat Daerah Kota Denpasar, 4) untuk mengetahui pengaruh secara simultan budaya organsiasi dan komitmen organisasi terhadapOCB pada PegawaiHonorer Sekretariat Daerah Kota Denpasar.

Penelitian dari Brahmacari (2008) menunjukkan bahwa nilai-nilai organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).Penelitian dari Nur’Aini (2012) menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap perilaku OCB karyawan pada PT. Telkom Area Jember. Rini dkk. (2013) menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap organization citizenship behaviorPT. Plasa Simpanglima Semarang. Penelitian dari Sulistyowati dan Yuwono (2014) menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat sigifikan antara budaya organisasi dengan OCB pada pegawai Dinas Pendidikan Kota Cilegon.

Penelitian dari Setiawan (2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap OCB karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Denpasar. Penelitian dari Hamza (2015) menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap OCB pada PT. Sinar Pupita Abadi Factory Banyuputih.Penelitian dari Kurniawan et al. (2016) menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap OCB Perawat di RSAD Kodam VII/Wirabuana Sulawesi.

H1 : Ada pengaruh yang signifikan budaya organisasi terhadap organizational citizenship behavior

Penelitian yang dilaksanakan oleh Bakan et al. (2013) dalam penelitian The Effect of Organizational Commitment on Women Employees’ Organizational Citizenship Behaviormenyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komitmen organisasi dan OCB dikalangan perempuan pekerja di sector tekstil.Penelitian yang dilaksanakan oleh Bakhshi (2011) dalam jurnal Organizational Commitment as Predictor of Organizational Citizenship Behaviormenyatakan bahwa hasil analisis korelasi parsial menunjukkan bahwa semua kompnen komitmen afektif, komitmen kelanjutan organisasi dan komitmen normatif berkkorelasi postitf dengan ukuran agregat OCB.

Penelitian yang dilaksanakan oleh Anshori (2013) menunjukkan bahwa hubungan antara komitmen organisasi dengan Organizational Citizenship Behavior adalah positif yang signifikan.Artinya semakin tinggi nilai komitmen organisasi seorang karyawan maka semakin tinggi pula nilai Organizational Citizenship Behavior karyawan tersebut. Lamidi (2012) menunjukkan bahwa komitmen organisasional mempunyaihubungan yang signifikan terhadap organizational citizenship behavior. Penelitian dari Kusumawardhani (2010) menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen organisasi dengan OCB pada Pegawai Negeri Sipil di Biro Organisasi dan

Kepegawaian Setda Provinsi Setda Provinsi Jawa Tengah. Penelitian dari Rehan

dan Islam (2013) menyatakan bahwa semua dimensi dari komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap OCB.

Hamza (2015) menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB pada PT. Sinar Pupita Abadi Factory Banyuputih. Penelitian dari Kusumawati (2015) menunjukkan terdapat pengaruh positif antara komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior (OCB) di PT. Argamukti Pratama. Penelitian dari Diatmika (2016) menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior di Alam Puri Villa Art Museum Resort and Spa Penatih Denpasar, sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior.

Mathis and Jackson (2011:264) menyatakan bahwa pengetahuan, keahlian dan perilaku OCB saling melengkapi sehingga para pekerjaan mampu bekerja dengan baik.Penelitian dari Jayadi (2012) menunjukkan bahwa kompetensi guru berengaruh positif terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).Penelitian dari Naderi dan Hoveida (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kompetensi terhadap OCB.Penelitian dari Setiawan (2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi terhadap OCB karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Denpasar.Penelitian dari Sarmawa et al. (2015) menemukan bahwa kompetensi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB di Les Privat SMA di Kabupaten Klungkung.Penelitian dari Kurniawan et al. (2016) menunjukkan

bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap OCB Perawat di RSAD

Kodam VII/Wirabuana Sulawesi, sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H3 : Ada pengaruh yang signifikan kompetensi secara parsial terhadap organizational citizenship behavior

Penelitian dari Brahmasari (2008) menunjukkan bahwa nilai-nilai organisasi (budaya organisasi) dan komitmen pegawai secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).Nur’aini (2012) menunjukkan bahwa budaya organisasi dan persepsi dukungan organisasi secara bersama-sama memiliki hubungan terhadap organizational citizenship behavior (OCB).Penelitian dari Setiawan (2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan, budaya organisasi dan kompetensi terhadap OCB karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Denpasar. Hamza (2015) menunjukkan bahwa budaya organisasi dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB pada PT. Sinar Pupita Abadi Factory Banyuputih.

Penelitian dari Sarmawa et al. (2015) menemukan bahwa komitmen dan kompetensi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB di Les Privat SMA di Kabupaten Klungkung, sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H4 :  Ada pengaruh yang signifikan budaya organisasi, komitmen organisasi dan

kompetensi secara simultan terhadap organizational citizenship behavior

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif, dimana penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih.Desain penelitian dapat dilihat di Gambar 1.

Gambar 1.Kerangka Konsep Penelitian

Sumber: Hasil pemikiran peneliti, 2017

Lokasi penelitian dilakukan di Sekretariat Daerah Kota Denpasar yang berlokasi di Gajah Mada No. 1 Denpasar. Lokasi ini dipilih karena ditemukan masalah masalah yang terkait denganbudaya organisasi, komitmen organiasi, kompetensi dan organizational citizenship behavior. Ruang lingkup dalam penelitian ini antara lain, budaya organisasi, komitmen organiasi, kompetensi dan organizational citizenship behavior. Penelitian ini dilakukan kepada pegawaihonorer yang ada di Sekretariat Daerah Kota Denpasar.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah budaya organisasi, komitmen organisasi dan kompetensi.Budaya Organisasi (X1) adalah suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas

kerja sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan kualitas kerja para pegawai honorer dan pimpinan pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar. Budaya organisasi dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator 1) member identity, 2) group emphasis, 3) people focus, 4) unit integration, 5) control, 6) risk tolerance, 7) reward criteria, 8) conflict tolerance,9) means-ends orientationdan 10) open system focus.

Komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang pegawai memihak oroganisasi serta tujuan-tujuan dan keinginanya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar. Menurut Steers (dalam Dessler, 2000:319) indikator yang digunakan untuk mengukur komitmen adalah 1) perasaan identifikasi dengan tujuan organsiasi, 2) terlibat dalam tugas organisasi dan 3) loyal dengan organisasi.

Kompetensi adalah suatu karakteristik dasar dari pegawai honorer yang memungkinkannya memberikan kinerja unggul dalam pekerjaan, peran, atau situasi tertentu. Kompetensi di Sekretariat Daerah Kota Denpasar diukur berdasarkan indikator-indikator Tresna (2015) adalah 1) pengetahuan yaitu kemampuan dalam bidang kognitif yang dimiliki oleh pegawai honorer di Sekretariat Daerah Kota Denpasar, 2) pemahaman yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap pegawai honorer di Sekretariat Daerah Kota Denpasar, 3) kemahiran yaitu kemampuan pegawai honorer di Sekretariat Daerah Kota Denpasaruntuk melaksanakan secara praktik tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, 4) nilai yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap pegawai honorer di Sekretariat Daerah Kota Denpasar, 5) sikap yaitu pandangan

pegawai honorer di Sekretariat Daerah Kota Denpasarterhadap pekerjannya, 6) minat yaitu kecenderungan pegawai honorer di Sekretariat Daerah Kota Denpasaruntuk melakukan sesuatu perbuatan.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah organizational citizenship behavior (OCB).OCB merupakan perilaku pegawai honorer pada Sekretariat Daerah Kota Denpasaryang melebihi kewajiban formal (ekstra role) yang tidak berhubungan dengan kompensasi langsung, namun lebih kepada perilaku sosial dari masing-masing individu untuk bekerja melebihi apa yang diharapkan, seperti membantu rekan di saat jam istirahat dengan sukarela. Penelitian ini menggunakan lima dimensi OCB, yaitu altruism, conscientiousness, sportmanship, courtessy, dan civic virtue(Organ dalam Wibowo, 2010). Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini digunakan pula skala likert 1-5. Indikator-indikator yang dikemukakan antara lain 1)Altruism, 2) Courtesy3) Conscientiousness, 4) Sportmanship, dan 5) Civic virtue.

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai honorer Sekretariat Daerah Kota Denpasar yang berjumlah 260 orang. Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi dalam penelitian digunakan Metode Slovin yaitu sebagai berikut.

260

n = --------------

1 + 260 x (0,10)²

260

n = ------

3,60

n = 72 (dibulatkan)

Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 72 orang dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional stratified random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana populasi dikelompokan dalam strata tertentu, kemudian diambil sampel secara random dengan proporsi yang seimbang sesuai dengan posisinya dalam populasi. Proporsi dari pengambilan sampel sesuai dengan metode stratified random sampling dapat dilihat di Tabel 1.

Tabel 1.

Sampel dari Pegawai Honorer di Sekretariat Daerah Kota Denpasar Tahun

2016

No

Bagian

Populasi (Orang)

Jumlah (Orang)

Proporsi

Sampel

1

Bagian Tata Pemerintahan

13

(13:260)x72=3,60

4

2

Bagian Humas dan Protokol

20

(20:260)x72=5,54

6

3

Bagian Ekonomi

8

( 8:260)x72=2,22

2

4

Bagian Penyusunan Program

12

(12:260)x72=3,32

3

5

Bagian Organisasi

15

(15:260)x72=4,15

4

6

Bagian Kerjasama

10

(10:260)x72=2,77

3

7

Bagian Keuangan

22

(22:260)x72=6,09

6

8

Bagian Sosial/Kesra

40

(40:260)x72=11,08

11

9

Bagian Umum

80

(80:260)x72=22,15

22

10

Bagian Hukum

14

(14:260)x72=3,88

4

11

Bagian Pengelolaan dan Aset

26

(26:260)x72=7,20

7

Jumlah

260

72

Sumber: Data diolah, 2017

Metode pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner,yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan pertanyaan secara tertulis mengenai budaya organisasi, kompetensi, kompetensi dan organizational citizenship behavior (OCB) pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar dengan skala likert, dengan rentang 1-5, dimana 1 menunjukan sangat tidak setuju dan 5 menunjukan sangat setuju.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalaah analisis regresi linear berganda. Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui berubahnya

organizational citizenship behavior (OCB) yang dipengaruhi oleh budaya organisasi, komitmen organisasi dan kompetensi, dengan rumus sebagai berikut : (Sugiyono, 2012 : 211)

Y = a + b1X1 + b2X2  ………………………  (1)

Keterangan:

Y    = Organizational Citizenship Behavior (OCB)

a     = Konstanta

X1    = Budaya organisasi

X2    = Komitmen organisasi

X3    = Kompetensi

b1     = Koefisien regresi (X1)

b2     = Koefisien regresi (X2)

b3     = Koefisien regresi (X3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan semua variabel memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach berada di atas 0,6 sehingga instrumen penelitian tersebut adalah realibel, sehingga layak dijadikan instrumen penelitian.

Tabel 2.

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Tentang Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Kompetensi dan OCB

Variabel

Item

Reliabilitas

Alpha Cronbach

Keterangan

Budaya Organisasi

X1

0,876

Reliabel

Komitmen organisasi

X2

0,721

Reliabel

Kompetensi

X3

0,829

Reliabel

OCB

Y

0,893

Reliabel

Sumber : Hasil olahan SPSS, 2017

Uji validitas dikatakan sebagai ketepatan atau kecepatan suatu instrument dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyanto, 2010: 90). Uji validitas biasanya digunakan untuk mengetahui kuisioner yang valid dan dapat digunakan (Anshari, 2013). Berdasarkan Tabe3 menunjukkan semua variabel memiliki nilai

koefisien korelasi berada di atas 0,3 maka instrumen penelitian tersebut adalah realibel, sehingga layak dijadikan instrumen penelitian.

Tabel 3.

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Tentang Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Kompetensi dan OCB

No

Variabel

Item

Validitas

Koefisien Korelasi

Keterangan

1

Budaya Organisasi (X1)

X1.1

0,641

Valid

X1.2

0,721

Valid

X1.3

0,800

Valid

X1.4

0,763

Valid

X1.5

0,591

Valid

X1.6

0,757

Valid

X1.7

0,676

Valid

X1.8

0,660

Valid

X1.9

0,675

Valid

X1.10

0,584

Valid

2

Komitmen Organisasi (X2)

X2.1

0,578

Valid

X2.2

0,673

Valid

X2.3

0,662

Valid

3

Kompetensi (X3)

X3.1

0,693

Valid

X3.2

0,732

Valid

X3.3

0,792

Valid

X3.4

0,762

Valid

X3.5

0,622

Valid

X3.6

0,797

Valid

4

OCB (Y)

Y1.1

0,788

Valid

Y1.2

0,842

Valid

Y1.3

0,822

Valid

Y1.4

0,865

Valid

Y1.5

0,877

Valid

Sumber : Hasil olahan SPSS, 2017

Dalam deskripsi variabel akan diuraikan persepsi responden terhadap

variabel budaya organisasi, komitmen organisasi, kompetensidan OCB di Sekretariat Daerah Kota Denpasar. Penilaian secara kuantitatif menggunakan skala interval dengan mengintegrasikan rata-rata skor menurut kategori penilaiannya. Rumus (Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, 2006 : 84)

Nilai tertinggi  =5

Nilai terendah  =1

Rentang 5-1    =4

Rentang

Kelas Interval (p) =------------

Banyak Klas

4

=---- = 0,8

5

Dari interval klas 0,8 bisa ditentukan kriteria mengenai budaya organisasi, komitmen organisasi, kompetensidan OCB sebagai berikut :

1,00–1,80  = sangattidak setuju

1,80–2,60  = tidak setuju

2,60–3,40  = cukupsetuju

3,40–4,20  = setuju

4,20–5,00  = sangatsetuju

Tabel 4.

Jawaban Responden Tentang Budaya Organisasi pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar

No

Pertanyaan

Tentang Budaya Organisasi

5

Jawaban

Responden

Jml Responden

Jumlah Skor

Rata² Skor

Ket.

4

3

2

1

1

Identitas Anggota

23

27

18

4

0

72

285

3,96

Setuju

2

Tekanan pada Kelompok

13

36

13

10

0

72

268

3,72

Setuju

3

Pemusatan

23

25

20

4

0

72

283

3,93

Setuju

4

Intergrasi antar Unit

32

23

11

6

0

72

297

4,13

Setuju

5

Kontrol

31

21

17

3

0

72

296

4,11

Setuju

6

Resiko Toleransi

23

17

24

8

0

72

271

3,76

Setuju

7

Kreteria Imbalan

24

30

15

3

0

72

291

4,04

Setuju

8

Toleransi konflik

22

29

18

3

0

72

286

3,97

Setuju

9

Prinsip dan Prosedur

14

38

13

7

0

72

275

3,82

Setuju

10

Terbuka terhadap

18

29

22

3

0

72

278

3,86

Setuju

Perubahan

Jumlah

2830

39,31

Setuju

Rata-rata

283

3,93

Sumber : Hasil olahan SPSS, 2017

Persepsi responden terhadap budaya organisasi dalam penelitian ini diukur berdasarkan 10 indikator.Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 10 pertanyaan tentang budaya organisasi yang dijawab oleh 72 orang responden, maka dapat dibuat tabulasi jumlah jawaban seluruh responden untuk

masing-masing kategori. Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata skor

dari 10 pertanyaan mengenai budaya organisasi yaitu sebesar 3,93 yang berada di kisaran 3,40–4,20 yang berarti setuju. Hal ini berarti budaya organisasi yang selama ini diterapkan di Sekretariat Daerah Kota Denpasar dapat membantu pegawai honor untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Tabel 5.

Jawaban Responden Tentang Komitmen Organisasi pada Sekretariat

Daerah Kota Denpasar

No

Pertanyaan Tentang Komitmen Organisasi

Jawaban

Responden 5   4  3  2

Jml Responden

Jumlah Skor

Rata² Skor

Ket.

1

2

3

Tujuan dan nilai organisasi

Kemauan untuk kepentingan organisasi

Keinginan yang kuat untuk jadi anggota

5  19 32  16

7  15 37  13

9 22 33   8

0

0

0

72

72

72

229

232

248

3,18

3,22

3,44

Cukup setuju Setuju

Setuju

Jumlah Rata-rata

709

236

9,85

3,28

Cukup Setuju

Sumber

: Hasil olahan SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata skor dari 3 pertanyaan mengenai komitmen organisasi yaitu sebesar 3,28 yang berada di kisaran 2,60– 3,40 yang berarti cukup setuju. Hal ini berarti pegawai honor di Sekretariat Daerah Kota Denpasar mempunyai komitmen yang cukup baik terhadap organisasi.

Tabel 6.

Jawaban Responden Tentang Kompetensidi Sekretariat Daerah Kota Denpasar

No

Pertanyaan Tentang Kompetensi

5

Jawaban

Responden 4  3  2

1

Jml Responden

Jumlah Skor

Rata² Skor

Ket.

1

Pengetahuan

24

26 18   4

0

72

286

2,97

Setuju

2

Pemahaman

12

36 14  10

0

72

266

3,69

Setuju

3

Kemahiran

23

24 20  5

0

72

281

3,90

Setuju

4

Nilai

30

24 11   7

0

72

293

4,07

Setuju

5

Sikap

30

22 17   3

0

72

295

4,10

Setuju

6

Minat

22

18 24   8

0

72

270

3,75

Setuju

Jumlah

1691

23,49

Setuju

Rata-rata

281

3,91

Sumber :

Hasil olahan SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 6menunjukkan bahwa rata-rata skor dari 6 pertanyaan mengenai kompetensi yaitu sebesar 3,91 yang berada di kisaran 3,40–4,20 yang berarti setuju. Hal ini berarti kompetensi pegawai honor di Sekretariat Daerah Kota Denpasar dalam kondisi yang baik.

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan rata-rata skor dari 5 pertanyaan mengenai OCB yaitu sebesar 3,30 yang berada di kisaran 2,60–3,40 yang berarti cukup setuju. Hal ini berarti perilaku OCB dari pegawai honor di Sekretariat Daerah Kota Denpasar dalam kondisi yang cukup baik.

Tabel 7.

Jawaban Responden Tentang OCB

No

Pertanyaan

Tentang Kinerja Pelayanan

5

Jawaban Responden 4   3   2

1

Jml Responden

Jumlah Skor

Rata² Skor

Ket.

1

Prilaku

8

16 38  10

0

72

238

3,31

Cukup setuju

2

Kesopanan

12

12 37  11

0

72

241

3,35

Cukup setuju

3

Berhati-hati

3

23 32  14

0

72

231

3,21

Cukup setuju

4

Sportifitas

10

18 27  16

1

72

236

3,28

Cukup setuju

5

Kebijakan Sipil

14

14 32   9

3

72

243

3,38

Cukup setuju

Jumlah

1189

16,51

Cukup setuju

Rata-rata

238

3,30

Sumber : Hasil olahan SPSS, 2017

Analisis regresi linear berganda dipergunakan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi, komitmen organisasi dan kompetensi terhadapOCB. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8.

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients      Standardized      t      Sig.

Coefficients

B          Std. Error        Beta

(Constant) X1

1  X2

X3

-3.441          4.273                        -.805     .423

.145           .067               .230    2.178     .033

.813           .252               .340    3.229     .002

.266           .100               .282    2.667     .010

Sumber : Hasil olahan SPSS, 2017

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 8, maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut.

Y = -3,441+0,145X1+0,813X2+0,266X3

Koefisien regresi X1 sebesar 0,145 dan nilai signifikan sebesar 0,033.Artinya, terdapat pengaruh signifikan antara variabel budaya organisasi terhadap OCB. Koefisien bertanda positif, berarti bahwa peningkatan budaya organisasi, akan mengakibatkan kenaikan OCB dari pegawai honor pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar (dengan asumsi variabel independen lainnya konstan).Koefisien regresi X2 sebesar 0,813 dan nilai signifikan sebesar 0,002.Berarti terdapat pengaruh signifikan antara variabel komitmen organisasi terhadap OCB. Koefisien bertanda positif, berarti bahwa peningkatan komitmen organisasi, akan mengakibatkan kenaikan OCB dari pegawai honor pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar (dengan asumsi variabel independen lainnya konstan).

Koefisien regresi X3 sebesar 0,266 dan nilai signifikan sebesar 0,010.Artinya, terdapat pengaruh signifikan antara variabel kompetensi terhadap OCB. Koefisien bertanda positif, berarti bahwa peningkatan kompetensi akan mengakibatkan kenaikan OCB dari pegawai honor pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar (dengan asumsi variabel independen lainnya konstan).

Pengujian asumsi klasik dilakukan sebelum menggunakan model regresi linier berganda dalam menguji hipotesis.Pengujian asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.Hasil uji normalitas

pada Tabel 9 menunjukkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar 0,05.Hal ini berarti seluruh data berdistribusi normal.

Tabel 9.

Hasil UjiNormalitas

Unstandandized Residual


72

1.266 .081


N

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Sumber : Hasil olahan SPSS, 2017

Hasil uji multikolinieritas pada Tabel 10 menunjukkan bahwa semua

variable independen memiliki nilai tolerance diatas 10 persen dan nilai variance

indicator factor (VIF) kurang dari 10, sehingga dapat dikatakan bahwa model

regresi tidak mengandung gejala multikolinieritas.

Tabel 10.

Hasil Pengujian Multikolinearitas Variabel Budaya Organisasi (X1), Komitmen Organisasi (X2), Kompetensi(X3) dan OCB (Y) Collinearity Statistics

Model                    ToleranceVIF

X1                                                       .9821.018

X2                                                       .9881.013

X3                                                       .9751.026

Sumber : Hasil olahan SPSS, 2017

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dapat diketahui nilai signifikan

variabel-variabel bebas lebih besar daripada 0,05 sehingga dapat dikatakan model bebas dari heteroskedastisitas.

Tabel 11.

Hasil PengujianHeteroskedastisitas pada Variabel Budaya Organisasi (X1), Komitmen Organisasi(X2), Kompetensi (X3) dan OCB (Y)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients Beta

T

Sig.

B

Std. Error

(Constant)

-.655

2.639

-.248

.805

1

X1

-.011

.041

-.031

-.266

.791

X2

.027

.155

.020

.171

.865

X3

.145

.062

.276

.343

.202

Sumber : Hasil olahan SPSS, 2017

Pengujian berikutnya adalah uji kelayakan model. Uji ini digunakan untuk menguji keberartian koefisien korelasi secara serempak atau bersama-sama.Hasil uji pengaruh secara serempak atau uji F dapat dilihat di Tabel 12.

Tabel 12.

Hasil pengujian pengaruh serempak

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

Regression

282.168

3

94.056

7.859

.000b

1   Residual

813.818

68

11.968

Total

1095.986

71

Sumber : Hasil olahan SPSS, 2017

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 12, dengan tingkat keyakinan 95 persen, kesalahan 5 persen dan derajat bebas pembilang 3 dan derajat bebas penyebut 68, diperoleh nilai F-hitung sebesar 7,859 dan nilai F-tabel sebesar 2,76, sehingga kalau dibandingkan maka nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel dan F-hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa budaya organisasi, komitmen organisasi dan kompetensi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 8 menunjukkan pada tingkat keyakinan 95 persen, kesalahan 5 persen dan derajat bebas 68, diperoleh nilai t-hitung = 2,178 dan nilai t-tabel = 1,671, sehingga kalau dibandingkan maka nilai t-hitung lebih besar dari nilai tabel dan t-hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 8 menunjukkan pada tingkat keyakinan 95persen, kesalahan 5 persen dan derajat bebas 68, diperoleh nilai t-

hitung = 3,229 dan nilai t-tabel = 1,671, sehingga kalau dibandingkan maka nilai t-hitung lebih besar dari nilai tabel dan t-hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 8 menunjukkan pada tingkat keyakinan 95 persen, kesalahan 5persen dan derajat bebas 68, diperoleh nilai t-hitung = 2,667 dan nilai t-tabel = 1,671, sehingga kalau dibandingkan maka nilai t-hitung lebih besar dari nilai tabel dan t-hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis adalah pengaruh secara parsial budaya organiasi terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah positif dan signifikan. Pengaruh secara parsial komitmen organiasi terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah positif dan signifikan. Pengaruh secara parsial kompetensi terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah positif dan signifikan. Pengaruh secara simultan budaya organiasi, komitmen organisasi dan kompetensi terhadap OCB pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah positif dan signifikan.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hsil analisis adalah mengingat

indikator group emphasis (tekanan kelompok) merupakan variabel yang

memperoleh skor terendah pada variabel budaya organisasi, maka sebaiknya pegawai honorer pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar lebih mengutamakan pekerjaan untuk kepentingan orang banyak atau kelompok dari pada individu, serta lebih saling mengenal dengan para pegawai honorer lainnya agar tidak merasa canggung dalam menyelesaikan tugas kelompok. Mengingat indikator kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi memperoleh skor terendah pada komitmen organisasi, maka sebaiknya pegawai honor pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar berusaha untuk meningkatkan kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi dengan cara mempercayai kebijakan yang diambil organisasi untuk kepentingan bersama dan mau menerima nilai-nilai mulia yang dijalankan organisasi.

Mengingat indikator pengetahuan merupakan variabel yang memperoleh skor terendah pada variabel kompetensi, maka sebaiknya Sekretariat Daerah Kota Denapsar menambah pengetahuan pegawai honorer dengan mengadakan pelatihan berkaitan dengan tugasnya sehari-hari serta pegawai honorer diberikan kesempatan untuk menghadiri diklat atau rapat untuk pengembangan pengetahuan bagi pegawai honorer. Mengingat indikator conscientiousness (berhati-hati) merupakan variabel yang memperoleh skor terendah pada variabel OCB, maka pegawai honor pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar meningkat kehatian-hatian agar bisa meminimalkan kesalahan dalam bekerja.

REFERENSI

Bakan, Ismail dkk., 2013.The Effect of Organizational Commitmen on Women Employees Organizational Citizenship Behavior. Indian Journal of Applied Research, 3(2): 202-204.

Bakhshi, Arti. 2011. Organizational Commitment as Predictor of Organizational Citizenship Behavior. European Journal of Business and Management, 3(4): 78-68.

Brahmasari, I.A. 2008. Hubungan Variabel Budaya Organisasi, Komitmen Dan Kepuasan Kerja Pegawai Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pegawai. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAMBSP), 4(3): 269 – 290.

Diatmika, CY., I Nyoman dan Suwandana IGM. 2016. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior di Alam Puri. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(11): 7128-7155.

Hamza, Akhmad Nizam. 2014. Pengaruh Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior (Ocb) Studi Pada PT. Sinar Puspita Abadi Factory Banyuputih, Batang. E-jurnal Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UDINUS Semarang, 1(2): 13-20.

Hasibuan, SP. Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan kesembilan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusumawardhani. 2010. Hubungan Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Pegawai Negeri Sipil di Biro Organisasi dan Kepegawaian Setda Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Kurniawan, KA., Brahmasari, I.A., dan Brahmaratih, IA. 2016. The Influence Of Organizational Culture, Task Complexity and, Competence On Job Satisfaction, Organizational Citizenship. International Journal of Business and Management Invention, 5(1): 01-11.

Lamidi, 2008, Hubungan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Organization  Citizenship Behavior:  Dengan Variabel Intervening

Komitmen Organisaional. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 8(1): 2537.

Mamik, Siti Surasri., dan Sunarti. 2008. Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan, 6(2): 93-96.

Naderi N., dan Hoveida R. 2013. The relationship between Organizational Citizenship Behavior (OCB) and Human Resources Empowerment (HRE) Case study: University of Isfahan (Iran). International Journal of Human Resource Studies, 3(2): 69-78

Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Buku 1, Cet. 12. Jakarta: Salemba Empat.

Rehan M. Farooq., and Islam Talat. 2013. Relationship Between Organizational Commitment and Citizenship Behaviours. World Journal of Management and Behavioral Studies, 1(1): 24-32.

Sarmawa, IWG., Suryani, NK dan Riana, IG. 2015. Organizational Citizenship Behaviour Predictor and Its Effects on The Performance. International Journal of Economics, Commerce and ManagementUnited Kingdom, 3(1): 1-13.

Setiawan A, I.G.N. 2014. Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Kompetensi Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Denpasar. E-jurnal, Fakultas Ekonomi, Universitas Warmadewa Denpasar, 14(2): 231-241

Soegandhi, Vannecia Marchelle., Sutanto, Eddy M dan Setiawan, Roy, 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Loyalitas Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan PT. Surya Timur Sakti Jatim.AGORA 1(1): 1-12.

Wibowo, Edi. 2010. Pengaruh kepemimpinan, Organizational Citizenship Behaviour, dan Komitmen Organisasional terhadap Kepuasan Kerja Pegawai. jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 10(1): 66-73

Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja, Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada.

Wuradji. 2009. The Educational Leadership (Kepemimpinan Transformasional). Yogyakarta : Gama media.

Yudhaningsih, Resi. 2011. Peningkatan Efektifitas Kerja Melalui Komitmen, Perubahan dan Budaya Organisasi. Jurnal Pengembangan Humaniora, 11(1): 40-50.

28