E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 4, 2017: 1729-1760

ISSN : 2302-8912

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

Ida Bagus Adytiem Purnama1 2 Ida Bagus Anom Purbawangsa2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia email: adytjr@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dan variabel makro ekonomi terhadap harga saham perusahaan. Kinerja keuangan pada penelitian ini diproksikan oleh current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, dan earning per share. Variabel makro ekonomi diproksikan oleh tingkat suku bunga dan pertumbuhan PDB. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode sensus dengan teknik non probability sampling. Perusahaan sektor pertambangan sebagai populasi penelitian ini dan mendapatkan sampel sejumlah 28 sampel. Periode penelitian ini yaitu tahun 2013 – 2015. Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini sebagai teknik analisis data. Hasil analisis data menemukan bahwa current ratio, debt to equity ratio, earning per share, dan pertumbuhan PDB memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Net profit margin dan suku bunga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan.

Kata Kunci: kinerja keuangan, makro ekonomi, rasio keuangan, analisis fundamental, harga saham

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the financial performance and macroeconomic variables on stock prices. Financial performance in this study is proxied by the current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, and earnings per share. Macroeconomic variables is proxied by interest rates and GDP growth. The sampling method in this study using census method with non-probability sampling techniques. Mining companies as the study population and obtain a sample of 28 samples. The study period is 2013 - 2015. Multiple linear regression analysis used in this study as data analysis techniques. The results of the data analysis found that the current ratio, debt to equity ratio, earnings per share, and GDP growth has a positive and significant impact on prices stock. Net profit margin and interest rates has no significant impact on the company's stock price.

Keywords: financial performance, macro-economic, financial ratios, fundamental analysis, stock prices

PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan salah satu wadah para investor untuk melakukan investasi pada aset finansial. Pasar modal berdasarkan pada Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995 dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Berinvestasi di pasar modal dapat berupa kepemilikan obligasi, saham, reksadana dan instrumen finansial lainnya. Kepemilikan saham adalah investasi yang paling digemari dibandingkan dengan investasi yang lainnya karena memberikan hasil yang tinggi, namun juga dihadapkan pada risiko yang tinggi pula.

Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder) (Samsul, 2006: 45). Saham jika dilihat dari sisi investor memiliki fungsi sebagai instrumen investasi yang dapat menghasilkan keuntungan dalam bentuk capital gain ataupun dividen. Investasi pada pasar modal khususnya saham dapat digunakan oleh investor untuk memperoleh tingkat penghasilan yang tinggi dan juga memiliki risiko yang tinggi terhadap investasi tersebut (Denies, 2012).

Pada umumnya investor akan berinvestasi pada perusahaan yang bernilai baik. Nilai perusahaan itu sendiri dicerminkan oleh harga saham perusahaan tersebut. Harga saham tersebut juga digunakan sebagai indikator oleh investor untuk menentukan kapan ia harus membeli atau menjual saham. Investor tidak akan bisa memutuskan akan membeli atau menjual saham dengan hanya

mengetahui harga saham perusahaan tersebut, investor harus melakukan analisis terhadap saham tersebut.

Analisis yang populer digunakan untuk menganalisis saham ada dua, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental merupakan analisis untuk mengetahui kondisi emiten, pertumbuhan industri, dan aspek makro suatu negara (Bambang, 2009: 63). Analisis teknikal merupakan teknik analisis untuk meramalkan arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume (Ellen, 2014: 8).

Penelitian ini akan fokus pada analisis fundamental sebagai alat penilaian suatu saham. Alasan penelitian ini lebih berfokus pada analisis fundamental adalah karena pergerakan indeks harga saham sangat mudah terpengaruh terhadap perubahan fundamental ekonomi dan perubahan harapan tentang prospek atau ekspektasi masa depan (Gagan & Mandeep, 2010). Sailendra & Suratno (2014) menyatakan bahwa analisis fundamental mampu memberikan informasi kepada investor mengenai prospek kinerja pasar modal dan kinerja perusahaan kedepannya.

Analisis fundamental secara top-down dapat digunakan investor untuk menilai prospek suatu perusahaan (Tandelilin, 2010: 338). Analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan adalah langkah pertama yang dilakukan, selanjutnya adalah melakukan analisis industri, dan terakhir melakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan

sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas tersebut mampu memberikan keuntungan bagi investor atau tidak.

Analisis fundamental secara top-down yang pertama adalah menganalisis faktor-faktor atau variabel makro ekonomi. Variabel makro ekonomi perlu diperhatikan karena variabel makro ekonomi mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari (Andry, 2014). Nijam, et al. (2015) menyatakan bahwa investor akan cenderung mengevaluasi faktor makro ekonomi karena kondisi makro ekonomi berpotensi signifikan dalam menentukan arah dan kondisi pasar modal. Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi, tingkat pengangguran, tingkat suku bunga, dan nilai tukar adalah beberapa variabel makro ekonomi yang sering diperhatikan.

Penelitian ini menggunakan suku bunga dan pertumbuhan PDB sebagai indikator kondisi makro ekonomi di Indonesia. Tingkat suku bunga adalah salah satu dari variabel makro ekonomi yang dapat mempengaruhi perkembangan perekonomian (Altaf et al., 2013). Tingkat suku bunga mampu mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Teori menyebutkan, tingkat suku bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham (Tandelilin, 2010: 343).

Peningkatan suku bunga akan berakibat pada meningkatnya tingkat suku bunga simpanan perbankan, sehingga akan menyebabkan investor mengalihkan investasinya ke perbankan dalam bentuk tabungan, deposito, obligasi atau aset-aset keuangan yang berpendapatan tetap (Steven, 2013). Melakukan investasi pada saham akan menjadi tidak menarik bagi investor karena berinvestasi pada saham akan menawarkan return yang sama atau lebih rendah jika dibandingkan

dengan instrumen lain namun berinvestasi pada saham akan dihadapkan pada risiko yang lebih tinggi jika dibandingkan instrumen investasi lain.

Banyak penelitian mengenai pengaruh suku bunga terhadap harga saham, namun hasil yang ditemukan pada penelitian sebelumnya masih belum konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Harya (2013), Altaf et al. (2013), Novia (2015), dan Laila (2014) menemukan bahwa harga saham dipengaruhi secara negatif dan signfikan oleh tingkat suku bunga. Berbeda dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Sadaf & Mishal (2015), Lusiana (2013), Rizwan et al. (2016), dan Jauhari (2014) menemukan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Variabel makro ekonomi selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pertumbuhan PDB. Nilai PDB suatu negara merujuk pada total nilai semua barang dan jasa yang diproduksi dalam satu periode oleh perekonomian nasional dengan menggunakan faktor-faktor produksi domestik. PDB adalah ukuran jumlah output, jika PDB naik maka jumlah output naik dan selanjutnya mengindikasikan negara mengalami pertumbuhan ekonomi (Ricky & Ronald, 2007: 31). Pertumbuhan PDB memiliki pengaruh positif terhadap daya beli konsumen yang berakibat pada meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan (Tandelilin, 2010: 343).

Pertumbuhan PDB adalah sinyal positif untuk investasi. Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa penelitian yang dilakukan oleh Rizwan et al. (2016), Nijam et al. (2015), dan Hismendi dkk (2013). Ketiga penelitian tersebut menemukan bahwa tingkat pertumbuhan PDB berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Suci (2012), Harya (2013) dan Dodi (2014) menemukan bahwa pertumbuhan PDB tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Tahapan analisis perusahaan dalam analisis fundamental bertujuan untuk mengetahui perusahaan yang memiliki prospek bagus dan paling menguntungkan. Analisis rasio dapat digunakan oleh investor untuk menganalisis perusahaan mana yang memiliki prospek bagus dan menguntungkan. Analisis rasio adalah teknik analisis yang menghubungkan antara satu pos dengan pos lainnya baik dalam neraca atau rugi laba maupun kombinasi keduanya untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan (Wiagustini, 2010: 75).

Rasio-rasio keuangan yang mencerminkan kinerja keuangan perusahaan dapat ditemukan pada laporan keuangan perusahaan itu sendiri, sehingga laporan keuangan perusahaan digunakan sebagai objek dalam analisis fundamental karena laporan keuangan merupakan informasi spesifik yang dapat membantu investor untuk berinvestasi pada suatu saham perusahaan atau tidak (Wang et al., 2013). Kondisi atau posisi keuangan perusahaan dapat dilihat dalam lima aspek, yaitu aspek likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas usaha, dan aspek penilaian/pasar (Wiagustini, 2010: 75).

Aspek likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia (Wiagustini, 2010: 76). Current Ratio (CR) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayarkan kewajiban yang akan jatuh tempo (Kasmir, 2011: 134). CR yang tinggi mencerminkan likuiditas perusahaan yang baik sehingga mampu

menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut dengan membeli saham, sehingga dapat menyebabkan harga saham perusahaan meningkat.

Pernyataan tersebut mengindikasikan CR berpengaruh positif terhadap harga saham didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Dadrasmoghadam et al (2015), Ines (2013), Wicaksono (2013) dan Bagherzadeh et al. (2013) yang menyatakan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil yang diperoleh dari penelitian Meythi (2011), Tita (2011), dan Stia (2015) menemukan harga saham tida dipengaruhi oleh CR.

Aspek solvabilitas/leverage mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dan dapat pula mengukur seberapa banyak perusahaan dibiayai oleh hutang atau pinjaman (Wiagustini, 2010: 76). Kinerja leverage ratio pada penelitian ini diproksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menggambarkan tingkat risiko perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutangnya dengan menggunakan modal sendiri (Dina, 2013). Semakin tinggi risiko dari penggunaan lebih banyak hutang akan dapat menurunkan harga saham (Brigham & Joel, 2013: 140). Artinya DER memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dina (2013), Laksmi (2014), dan Wilianto (2012) menemukan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Haghiri & Soleyman (2012), Jauhari (2014), Bintang (2014), dan Purnamawati (2015) menemukan bahwa harga saham tidak dipengaruhi oleh

DER. Prihati (2014), Hilmi (2016), dan Julia (2015) menemukan hal yang berbeda yaitu harga saham dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh DER.

Aspek profitabilitas digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (Wiagustini, 2010: 76). Net Profit Margin (NPM) merupakan salah satu rasio profitabilitas perusahaan. NPM digunakan untuk mengukur perbandingan antara pendapatan bersih terhadap penjualan bersih. Semakin besar rasio ini, semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba (Tandelilin, 2010: 386). Menurut Syed et al. (2012) NPM memperlihatkan teknik perusahaan dalam mengontrol biaya agar efisien.

Nilai NPM yang semakin tinggi mengindikasikan perusahaan semakin efisien dan menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba semakin baik. Ines (2013) dan Erna, dkk. (2013) menemukan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Rescyana (2012) dan Sari & Rahmat (2014) menemukan bahwa NPM memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap harga saham perusahaan.

Aspek penilaian/pasar digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menciptakan nilai pasarnya diatas biaya investasi (Wiagustini, 2010: 77). Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu rasio pasar yang sering digunakan investor sebelum mengambil keputusan investasi pada saham suatu perusahaan. EPS merupakan jumlah pendapatan setiap lembar saham yang diperoleh dalam satu periode.

Penelitan sebelumnya menemukan bahwa EPS mempengaruhi harga saham secara positif dan signifikan, seperti yang ditemukan oleh Hunjra, et al. (2014),

Menike, et al. (2014), Geetha, et al. (2015), Darmayanti (2015), Menaje (2012), Kumar, et al. (2013), dan Suryanto (2013). Penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2011), Sharif, et al. (2015), dan Hilmi (2016) menemukan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan.

Perusahaan pertambangan merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional, karena sebagian besar hasil pertambangan di Indonesia diekspor ke luar negeri. Berdasarkan data pendapatan ekspor tahun 2014 yang diterbitkan oleh badan pusat statistik, ekspor dari sektor pertambangan Indonesia sekarang ini merupakan 20% dari total pendapatan ekspor. Jika dilihat dari sisi investor sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang menjanjikan untuk dijadikan tempat berinvestasi (Denies, 2012). Alasannya adalah karena hasil tambang di Indonesia selalu di ekspor ke luar negeri, artinya hasil tambang Indonesia sangat dibutuhkan oleh pasar luar negeri.

Menguji signifikansi pengaruh kinerja keuangan (CR, DER, NPM, dan EPS) dan variabel makro ekonomi (suku bunga dan pertumbuhan PDB) terhadap harga saham perusahaan merupakan tujuan dari penelitian ini. Sesuai dengan tujuan tersebut maka manfaat penelitian yang diharapkan yaitu hasil penelitian ini mampu memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kinerja keuangan dan variabel makro ekonomi terhadap harga saham. Hasil penelitian juga diharapkan mampu memberikan informasi bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal khususnya saham.

Teori sinyal menjelaskan masalah asimetris informasi dalam pasar. Teori ini menunjukkan bagaimana asimetris ini dapat dikurangi dengan memberikan lebih

banyak sinyal informasi kepada pihak lain. Pihak manajemen atau internal perusahaan membuat dan mempublikasikan laporan keuangan bertujuan untuk memberikan sinyal kepada investor mengenai kinerja mereka. Pemberian sinyal tersebut diharapkan mampu menarik investor untuk melakukan investasi pada perusahaan mereka dengan menggunakan laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan mereka.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan investor individual atau investor institusional atau trader atas investasi mereka atau sejumlah dana yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan (Musdalifah dkk., 2012: 76). Karakteristik saham antara lain dapat memperoleh dividen, memiliki hak suara dalam RUPS, dimungkinkan untuk memiliki Hak Memesan Efek dengan terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue, dan terdapat potensial Capital gain atau Capital loss.

Nilai yang harus dibayarkan investor untuk dapat memiliki setiap lembar saham dari suatu perusahaan disebut harga saham. Husnan & Pudjiastuti (2004: 151) menyatakan bahwa harga saham adalah nilai sekarang dari penghasilan yang akan diterima oleh investor pada yang akan datang. Semakin tinggi harga saham menunjukkan bahwa nilai perusahaan tersebut mengalami peningkatan dan begitu sebaliknya (Bintang, 2014). Prestasi perusahaan yang bergerak searah dengan kinerja perusahaan dapat dicerminkan oleh harga saham

Analisis fundamental menilai risiko investasi yang akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang layak dengan melakukan analisa terhadap kondisi ekonomi, industri, dan kondisi spesifik perusahaan (Erna dkk., 2013). Analisis

fundamental secara top-down dapat digunakan investor untuk menilai prospek suatu perusahaan (Tandelilin, 2010: 338). Analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan adalah langkah pertama yang dilakukan, selanjutnya adalah melakukan analisis industri, dan terakhir melakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas tersebut mampu memberikan keuntungan bagi investor atau tidak.

Analisis ekonomi ini meliputi analisis makro ekonomi. Fokus utama dalam analisis makro ekonomi adalah perilaku dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dan investasi, neraca perdagangan dan pembayaran suatu negara, faktor-faktor penting yang mempengaruhi perubahan harga dan upah, kebijakan fiskal dan moneter, jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga dan jumlah utang negara. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga dan pertumbuhan PDB.

Investor sebelum memutuskan untuk membeli saham suatu perusahaan, investor harus melakukan analisis terhadap perusahaan tersebut. Tahapan analisis perusahaan dalam analisis fundamental bertujuan untuk mengetahui perusahaan yang memiliki prospek bagus dan paling menguntungkan. Analisis rasio dapat digunakan oleh investor untuk menganalisis perusahaan mana yang memiliki prospek bagus dan menguntungkan. Rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima aspek, yaitu aspek likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas, dan aspek pasar (Wiagustini, 2010: 75). Penelitian ini akan menggunakan empat aspek dari kelima aspek tersebut, yaitu likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan pasar.

CR atau rasio lancar merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan didalam membayarkan kewajiban yang segera jatuh tempo (Kasmir, 2011: 134). CR yang tinggi menunjukkan bahwa terjaminnya hutang-hutang jangka pendek yang dimiliki oleh perusahaan. CR yang tinggi menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan tersebut baik. Ketika likuiditas perusahaan baik, maka investor akan memiliki pandangan positif terhadap perusahaan itu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dadrasmoghadam, et al. (2015), Ines (2013), dan Wicaksono (2013) menemukan bahwa CR berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

H1 : CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

DER memperlihatkan perbandingan antara total hutang dengan modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi hutang yang dimiliki perusahaan akan memiliki probabilitas untuk mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut dan mencerminkan risiko yang tinggi bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki nilai DER yang tinggi membuat investor tidak tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut karena mencerminkan tingkat risiko perusahaan yang tinggi. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dina (2013), Laksmi (2014), dan Wilianto (2012) menemukan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham.

H2 : DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.

NPM merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari setiap rupiah penjualan perusahaan. Rasio ini mampu mengukur tingkat efisiensi total pengeluaran biaya–biaya dalam perusahaan. Semakin efisien

suatu perusahaan dalam mengeluarkan biaya, maka semakin besar tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan tersebut. Keuntungan perusahaan semakin besar dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya melalui pembelian saham. Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Rescyana (2012) dan Sari dan Rahmat (2014) menemukan bahwa harga saham dipengaruhi secara positif signifikan oleh NPM.

H3 : NPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

EPS adalah rasio yang membandingkan antara jumlah earning pemegang saham dengan jumlah lembar saham perusahaan (Tandelilin, 2010: 365). Semakin tinggi nilai EPS dapat menarik investor untuk melakukan investasi, karena laba yang dapat diperoleh per lembar saham mampu dicerminkan oleh EPS. Beberapa penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh Hunjra et al. (2014), Menike et al. (2014), Geetha et al. (2015), dan Darmayanti (2015) menemukan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

H4 : EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

Teori menyebutkan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham (Tandelilin, 2010: 343). Suku bunga yang semakin tinggi akan berakibat pada meningkatnya tingkat suku bunga simpanan perbankan, sehingga berakibat pada pengalihan investasi investor ke perbankan dalam bentuk tabungan, deposito, obligasi atau aset-aset keuangan yang berpendapatan tetap (Steven, 2013). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mirza & Hashem (2013), Altaf et al. (2013) dan Novia (2015) menemukan bahwa suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham.

H5 : Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham

PDB yaitu nilai barang dan jasa yang diproduksi masyarakat suatu negara pada periode tertentu, biasanya satu tahun. PDB adalah ukuran jumlah output, sehingga ketika PDB naik akan mengakibatkan jumlah output naik. Jumlah output suatu negara yang meningkat mengindikasikan suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi (Ricky & Ronald, 2007: 32). Pertumbuhan PDB memiliki pengaruh positif terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan (Tandelilin, 2010: 343). Penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Rizwan (2016), Nijam et al. (2015), dan Hismendi dkk. (2013) menemukan bahwa pertumbuhan PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

H6 : Pertumbuhan PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif yaitu, suatu penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan sektor pertambangan di BEI dengan mengakses situs www.idx.co.id. Objek penelitian adalah harga saham perusahaan pertambangan. Jenis data yakni data kuantitatif. Sumber data adalah data sekunder.

Penelitian ini menggunakan CR, DER, NPM, EPS, suku bunga, dan pertumbuhan PDB sebagai variabel independen, harga saham sebagai variabel dependen. Harga saham adalah nilai suatu saham yang sedang berlangsung di pasaran yang mencerminkan nilai sekarang saham tersebut dan biasanya

ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga penutupan (closing price) tahunan (dalam rupiah) pada perusahaan pertambangan di BEI. Formula dari harga saham dapat dirumuskan sebagai berikut (Denies, 2012)

Harga Saham = Closing Price Tahunan…...........................................(1)

CR adalah salah satu jenis rasio likuiditas yang mampu mengukur

kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendek. Rasio ini

membandingkan antara aktiva lancar dengan pasiva lancar yang dimiliki masing–

masing perusahaan pertambangan di BEI. Formula dari CR dapat dirumuskan

sebagai berikut: (Wiagustini, 2010: 78)

CR =


Aktiva Lancar

Pasiva Lancar


× 100%


(2)


DER adalah salah satu rasio leverage yang digunakan untuk mengukur

sampai seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pinjaman. Rasio ini

membandingkan antara total utang dengan total modal yang dimiliki masing-

masing perusahaan pertambangan yang ada di BEI. Formula dari DER dapat

dirumuskan sebagai berikut: (Julia, 2015)

DER =


Total Utang

Total Ekuitas


× 100%


(3)


NPM adalah rasio profitabilitas yang digunakan didalam penelitian ini. Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih yang dicapai perusahaan dibandingkan dengan penjualan. NPM diukur dengan menggunakan rumus : (Wiagustini, 2010: 81)

NPM = LabaBerslh × 100%..................................................................(4)

Penjualan

EPS adalah rasio yang mengukur penilaian pasar terhadap saham perusahaan

dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak perusahaan dengan

lembar saham perusahaan yang beredar. Formula dari EPS dapat dirumuskan

sebagai berikut: (Wiagustini, 2010: 81)

EPS


_______EAT_______ jumla h lembar saham


(5)


Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga acuan yang diumumkan oleh Bank Indonesia (BI). Satuan dari suku bunga adalah persentase. (Hismendi dkk., 2013)

Suku Bunga = rata-rata suku bunga setahun....................................................(6)

Pertumbuhan PDB adalah selisih antara PDB tahun sekarang dengan PDB tahun sebelumnya. PDB yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB tahunan atas dasar harga konstan menurut pengeluaran yang diterbitkan oleh badan pusat statistik Indonesia. Pertumbuhan PDB dihitung dengan rumus: (Hismendi dkk., 2013)

Pertumbuhan PDB = PDBpD^DBt~1 ^100%...............................................(7)

Keterangan:

PDBt = PDB periode t

PDBt-1 = PDB periode t-1

Seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2013-2015 adalah populasi dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 perusahaan. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan teknik sensus sehingga jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 28 perusahaan.

Uji asumsi klasik digunakan dalam penelitian ini guna memenuhi syarat untuk dilakukan uji regresi. Uji yang dilakukan diantara nya adalah uji normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Langkah selanjutnya setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, analisis data dilakukan melalui teknik analisis regresi linier berganda. Proses pengujiannya yaitu merumuskan model regresi, melakukan uji koefisien determinasi R2, uji simultan,dan uji parsial. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = β1 ^1+ β2 ¾ + β3 ^3 + β4 ^4 + β5 ^5 + β6 ^6 + Ui............................ (8)

Keterangan:

Y               = Harga saham

β1234, β5, β6   = Koefisien regresi

X1             = CR

X2            = DER

X3            = NPM

X4             = EPS

  • X5              = Suku Bunga

  • X6              = Pertumbuhan PDB

Ui                = Faktor gangguan stokastik observasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.

Statistik Deskriptif

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Harga Saham

84

50,00

12.500,00

1.260,88

1.943,35

CR

84

20,50

814,24

184,67

129,01

DER

84

8,00

1.926,00

151,18

249,29

NPM

84

-489,91

47,84

-8,95

61,17

EPS

84

-320,04

883,59

67,11

174,66

Suku Bunga

84

6,48

7,54

7,18

0,50

Pertumbuhan PDB

84

4,79

5,56

5,12

0,32

Sumber : Data diolah, 2016

Penelitian ini menggunakan sensus sebagai teknik penentuan sampel, sehingga dalam penelitian ini terdapat 28 perusahaan sektor pertambangan di BEI

yang menjadi sampel. Penelitian ini menggunakan cross section data dari tahun 2013-2015 sehingga dalam penelitian ini terdapat 84 unit analisis.

Variabel harga saham dari 84 unit analisis memiliki nilai terendah Rp 50/lembar dan nilai tertinggi Rp 12.500/lembar dengan nilai mean harga saham sebesar Rp 1.260.88 dan standar deviasi sebesar 1.943,35. CR dari 84 sampel memiliki nilai tertinggi sebesar 814,24% dan nilai terendah 20,5% dengan nilai

mean sebesar 184,67% dan standar deviasi 129,01. DER dari 84 unit analisis

memiliki nilai terendah sebesar 8% dan tertinggi sebesar 1.926% dengan nilai

mean sebesar 151,18% dan standar deviasi 249,29. NPM dari 84 unit analisis

memiliki nilai terendah sebesar -489,91% dan nilai tertinggi yaitu 47,84% dengan nilai mean sebesar -8,95% dan standar deviasi 61,17. EPS dari 84 unit analisis memiliki nilai terendah sebesar –Rp 320,04/per dan nilai tertinggi sebesar Rp 883,59/lembar dengan nilai mean sebesar Rp 67,11/lembar dan standar deviasi 174,66. Suku bunga tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu 7,54% dan suku bunga terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu 6,48% dengan nilai mean sebesar 7,18% dan standar deviasi 0,50. Pertumbuhan PDB tertinggi yaitu 5,56% terjadi pada tahun 2013 dan pertumbuhan terendah sebesar 4,79% terjadi pada tahun 2015 dengan nilai mean sebesar 5,12% dan standar deviasi 0,32.

Tabel 2.

Hasil Uji Normalitas

Keterangan

Unstandardized Residual

N

84

Kolmogorov-Smirnov Z

0,926

Asymp. Sig. (2-tailed)

0,357

Sumber: Data diolah, 2016

Hasil uji normalitas ditunjukkan oleh Tabel 2 memperoleh nilai asym. Sig (2-tailed) sebesar 0,357 lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 3.

Hasil Uji Autokorelasi

Model   R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1      0,817

0,668

0,642

1162,483

1,971

Sumber: Data diolah, 2016

Tabel 3 menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini lolos uji autokorelasi, hal ini dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson sebesar 1,971. Nilai D-W tersebut berada diantara dU = 1,5248 dan 4-dU = 2,1992 yang merupakan daerah bebas autokorelasi.

Tabel 4.

Hasil Uji Multikolinearitas

No

Variabel

Tolerance

VIF

1

CR

0,801

1,249

2

DER

0,930

1,076

3

NPM

0,822

1,217

4

EPS

0,931

1,074

5

Suku Bunga

0,629

1,591

6

Pertumbuhan PDB

0,644

1,552

Sumber: Data diolah, 2016

Hasil pengujian pada Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai tolerance dari seluruh variabel bebas berada diatas 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 memiliki arti bahwa data dalam penelitian ini tidak mengandung gejala multikolinearitas.

Tabel 5 menunjukkan bahwa signifikansi setiap variabel lebih besar dari 0,05, sehingga menunjukkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas sehingga data ini layak digunakan.

Tabel 5.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

No

Variabel

T

Sig.

1

CR

0,669

0,506

2

DER

0,938

0,351

3

NPM

-0,703

0,484

4

EPS

0,939

0,350

5

Suku Bunga

0,869

0,388

6

Pertumbuhan PDB

1,348

0,182

Sumber: Data diolah, 2016

Teknik analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui arah dah besarnya pengaruh seluruh variabel bebas (CR, DER, NPM, EPS, suku bunga, pertumbuhan PDB) terhadap variabel terikat (harga saham). Tabel 6 menunjukkan hasil output dari analisis regresi linier berganda.

Tabel 6.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients Beta

t

Sig.

B

Std. Error

(Constant)

-26.051,8

12.494,888

-2,085

0,040

CR

2,905

1,105

0,193

2,628

0,010

DER

1,213

0,531

0,156

2,284

0,025

NPM

1,949

2,301

0,061

0,847

0,400

EPS

8,502

0,757

0,764

11,231

0,000

Suku Bunga

1.568,175

842,279

0,402

1,862

0,066

Pertumbuhan PDB

2.884,892

1.286,326

0,482

2,243

0,028

Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan hasil output pada Tabel 6 maka dapat dibentuk persamaan

model regresi sebagai berikut:

Y = 0,193 CR + 0,156 DER + 0,061 NPM + 0,764 EPS + 0,402 Suku Bunga +

0,482 Pertumbuhan PDB

Persamaan regresi tersebut memberikan informasi mengenai arah masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya, dimana koefisien

regresi variabel independen yang bertanda positif berarti memiliki pengaruh searah terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil uji pada Tabel 3 dapat diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) yaitu 0,642. Nilai adjustes R Square tersebut menunjukkan bahwa variabel terikat yakni harga saham dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya yakni CR, DER, NPM, EPS, suku bunga dan pertumbuhan PDB sebesar 64,2 persen, selebihnya yaitu 35,8 persen dapat dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Tabel 7.

Hasil Uji F

Model

Sum of Square

df

Mean Square

F

Sig

Regression

2E+008

6

34900487,46

25,826

0,000

Residual

1E+008

77

1351366,013

Total

3E+008

83

Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai F hitung sebesar 25,826 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Nilai signifikansi kurang dari 0,05 berarti bahwa variabel CR, DER, NPM, EPS, suku bunga dan pertumbuhan PDB secara simultan mampu mempengaruhi harga saham, sehingga model regresi linier layak untuk digunakan.

Uji-t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial dalam menerangkan variasi variabel terikat. Uji t dalam penelitian ini juga digunakan untuk pengujian hipotesis. Nilai t hitung yang diperoleh dari olah data menggunakan metode regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS. Hasil perhitungan uji-t sebelumnya disajikan pada Tabel 6.

Hasil pengujian hipotesis 1 mengenai pengaruh CR terhadap harga saham memperoleh nilai t sebesar 2,628 dengan nilai probabilitas sebesar 0,010. Nilai tersebut memiliki arti bahwa CR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sehingga hipotesis 1 penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini searah dengan teori dan hasil penelitian dari Dadrasmoghadam et al. (2015), Ines (2013), dan Wicaksono (2013) yang menyatakan bahwa CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Nilai CR yang tinggi menunjukkan bahwa terjaminnya hutang-hutang jangka pendek yang dimiliki oleh perusahaan. CR yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan tersebut baik. Tingkat likuiditas suatu perusahaan dipandang baik oleh investor, maka investor akan memiliki pandangan positif terhadap perusahaan itu. Investor yang berpandangan positif pada suatu perusahaan berpotensi akan berinvestasi pada perusahaan tersebut dengan membeli saham. Semakin banyak investor yang ingin berinvestasi pada suatu perusahaan akan dapat meningkatkan permintaan saham perusahaan tersebut dan pada akhirnya menyebabkan harga saham perusahaan tersebut meningkat.

Hasil pengujian hipotesis 2 mengenai pengaruh DER terhadap harga saham dalam penelitian ini menemukan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. DER berpengaruh positif ditunjukkan dengan nilai uji-t sebesar 2,628 dengan nilai probabilitas 0,025. Sehingga hipotesis 2 dalam penelitian ini ditolak. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Prihati (2014), Hilmi (2016), dan Julia (2015) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, ini dapat terjadi karena secara teori DER dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula negatif dalam beberapa kondisi tertentu. Penggunaan hutang dibandingkan dengan modal berada titik optimal maka penggunaan hutang tersebut dapat berdampak positif pada perusahaan. Julia (2015) menyatakan bahwa DER dapat berpengaruh positif dikarenakan perusahaan mampu memanfaatkan hutang yang dimiliki guna mengembangkan perusahaan dan menghasilkan laba yang lebih tinggi jika dibandingan dengan tidak memiliki hutang. Semakin tinggi hutang perusahaan juga akan membawa efek pada penghematan pajak dan pada akhirnya mampu memaksimalkan laba perusahaan.

Pengujian hipotesis 3 mengenai pengaruh NPM terhadap harga saham dalam penelitian ini menghasilkan nilai t-tabel sebesar 0,061 dengan nilai probabilitas sebesar 0,400. Nilai t-tabel dan probabilitas memiliki arti bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Ines (2013), Laksmi (2014) dan Erna dkk. (2013) menyatakan bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

NPM tidak mampu mempengaruhi harga saham secara signifikan menunjukkan bahwa investor cenderung kurang memperhatikan NPM dalam pertimbangan mengambil keputusan investasi. NPM tidak mempengaruhi harga

saham juga menunjukkan bahwa ada ketidakpercayaan investor pada kemampuan perusahaan dalam mengelola efisensi kinerja operasionalnya. NPM perusahaan sektor pertambangan di BEI periode 2013-2015 memiliki rata-rata -8,95%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan pertambangan di BEI periode 20132015 kurang dapat mengelola efisensi kinerja operasionalnya dan membuat investor tidak tertarik menggunakan NPM sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi.

Pengujian hipotesis 4 mengenai pengaruh EPS terhadap harga saham dalam penelitian ini memperoleh nilai t-tabel sebesar 11,231 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai tersebut memiliki arti bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sejalan dengan teori dan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hunjra et al. (2014), Menike et al. (2014), Geetha et al. (2015), dan Darmayanti (2015) menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

EPS adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara jumlah earning pemegang saham dengan jumlah lembar saham perusahaan (Tandelilin, 2010: 365). EPS adalah rasio keuangan yang sering dipergunakan untuk mengetahui kondisi dan mengukur pertumbuhan perusahaan. Semakin tinggi tingkat kemampuan perusahaan dalam hal menghasilkan keuntungan perlembar saham bagi pemiliknya maka dapat dikatakan semakin profitable dan menarik berinvestasi pada perusahaan tersebut, semakin profitable memberikan efek positif pada harga saham (Matria, 2015). Semakin tinggi nilai EPS maka semakin

banyak investor yang tertarik untuk melakukan investasi maka akan menyebabkan permintaan akan saham perusahaan tersebut meningkat. Peningkatan permintaan akan saham suatu perusahaan dapat meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.

Hasil pengujian hipotesis 5 mengenai pengaruh suku bunga terhadap harga saham dalam penelitian ini memperoleh nilai t-tabel sebesar 1,862 dengan nilai probabilitas sebesar 0,066. Nilai tersebut memiliki arti bahwa suku bunga berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadaf & Mishal (2015), Eka (2012), Rizwan et al. (2016), dan Jauhari (2014) yang menemukan bahwa suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga saham.

Penelitian ini menemukan bahwa suku bunga tidak mampu mempengaruhi harga saham secara signifikan. Suku bunga tidak mempengaruhi harga saham dikarenakan dengan berinvestasi pada saham, dapat memberikan imbal hasil yang lebih tinggi, sedangkan berinvestasi di deposito, obligasi atau instrumen lain tidak mampu memberikan imbal hasil yang lebih tinggi (Steven, 2013). Imbal hasil pada saham lebih tinggi dari instrumen investasi lain dikarenakan selama periode pengamatan, tingkat suku bunga cenderung rendah yaitu berkisar 6,48%-7,54% per tahunnya. Nilai suku bunga tersebut tentunya tidak dapat mempengaruhi investasi dalam saham karena keuntungan yang bisa diperoleh pada saham bisa lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen lain pada periode tersebut.

Pengujian hipotesis 6 mengenai pengaruh pertumbuhan PDB terhadap harga saham dalam penelitian ini memperoleh nilai t-tabel sebesar 2,243 dengan nilai signifikansi sebesar 0,028. Nilai tersebut memiliki arti bahwa pertumbuhan PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizwan (2016), Nijam et al. (2015) dan Hismendi dkk. (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan PDB memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Pertumbuhan PDB pada suatu negara memberikan sinyal bahwa terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat suatu negara dan pertumbuhan ekonomi negara tersebu, ketika pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat meningkat dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan. Peningkatan permintaan terhadap produk perusahaan menyebabkan peningkatan penjualan yang menyebabkan meningkatnya keuntungan. Keuntungan yang meningkat merupakan sinyal positif bagi investor untuk melakukan invetasi dengan membeli saham perusahaan tersebut (Hismendi dkk., 2013). Peningkatan permintaan pada saham perusahaan dapat menyebabkan harga saham perusahaan tersebut meningkat pula.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil analisis data dalam penelitian ini menemukan bahwa harga saham perusahaan dipengaruhi oleh CR, DER, EPS dan pertumbuhan PDB secara positif dan signifikan. Sehingga peningkatan CR, DER, EPS dan pertumbuhan PDB akan diiringin dengan peningkatan harga saham dan begitu pula sebaliknya. Penelitian

ini menemukan bahwa NPM dan suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil temuan penelitian ini yaitu bagi investor yang akan berinvestasi pada saham ada baik nya memperhatikan CR, DER, EPS dan pertumbuhan PDB sebagai bahan pertimbangan sebelum melakukan investasi pada saham. Penelitian selanjutnya perlu melakukan analisis pada faktor lain yang berpengaruh pada harga saham perusahaan. Penelitian selanjutnya ada baiknya untuk mempertimbangkan menggunakan sampel yang lebih luas. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian pada rentang waktu yang lebih panjang atau berbeda.

REFERENSI

Altaf Hussain, Musrat Rafique, Ambar Khalil.2013. Macroeconomic Determinants of Stock Price Variations: an Economic Analysis of KSE-100 Index. Pakistan Journal of Humanities and Social Sciences. 1(1). pp: 28-46

Andry Ilham. 2014. Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap Indeks Harga Saham Sektoral Pada Bursa Efek Indonesia. Tesis. Program Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada

Bagherzadeh, Mohammad Reza, Saeid Safania dan Mahboobeh Roohi.2013. Relationship between Current ratio and share price – a study on NSE, India (2009-2012). Int Jr. Of Mathematical Science & Application, 3 (1), pp: 163-167

Bambang, Susilo D.2009. Pasar Modal, Maknisme Perdagangan Saham, Analisis Sekuritas, dan strategi Investasi di BEI. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Bintang Mahadewi. 2014. Pengaruh Return On Asset, Earning Per Share, dan Debt Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana. 3(12) pp.3558-3578

Brigham, F. Eugene dan Houston, Joel F. 2013. Dasar Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat

Dadrasmoghadam, Amir, dan Seyed Mohammad Reza Akbari.2015. Relationship between Financial Ratios in the Stock Prices of Agriculture-Related Companies Accepted On the Stock Exchange for Iran. Research Journal of Fisheries and Hydrobiology. 10(9). pp: 586-591.

Darmayanti, Novi. 2015. The Effect of Systematic Risk Model of Fundamental and Stock Company Study Food and Beverage Firm Listing in Indonesia Stock Exchange (BEI) Year 2008 – 2012. Research Journal of Finance and Accounting. 6(9). pp: 113-127

Denies Priatinah. 2012. Pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Dividen Per Share (DPS) terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Nominal, 1(1).pp.50-64.

Dina Aristya Dewi,Putu. 2013. Pengaruh EPS, DER, dan PBV terhadap Harga Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 4(1).pp.215-229.

Dodi Arif. 2014. Pengaruh Produk Domestik Bruto, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia periode 2007-2013. Jurnal Ekonomi Bisnis. 19(13) pp.63-77.

Eka Putri Aprilia .2012. Pengaruh Return On Equity (ROE), Dividen Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. 1(2)

Ellen May. 2014. Smart Trader Rich Investor, The Baby Step. Edisi ke-3. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Erna Indah Sari, dkk. 2013. Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk. JURNAL 2009200054

Gagan Deep Sharma and Mandeep Mahendru.2010. Impact of Macro-Economic Variables on Stock Prices in India. Global Journal of Management and Business Research, 10(7)

Geetha, E. dan Ti. M. Swaaminathan.2015. A study on the factors influencing stock price A Comparative study of Automobile and Information Technology Industries stocks in India. International Journal of Current Research and Academic Review, 3(3), pp : 97-109

Haghiri, Amir dan Soleyman Haghiri.2012. The Investigation of Effective Factor on Stock Return with Emphasis on ROA and ROE Ratios in Tehran stock exchange (TSE). Journal of Basic adn Apllied Scientific Research. Vol: 2, No.9. pp: 9097-9103

Harya Buntala Koostanto. 2013. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar, dan PDB terhadap Perubahan Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Hilmi Abdullah, Soedjatmiko, Antung Hartati.2016. Pengaruh EPS, DER, PER, ROA, dan ROE terhadap Harga Saham pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2011-2013. DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 9(1), pp : 1-20.

Hismendi, Abubakar Hamzah dan, Said Musnadi.2013. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, SBI, Inflasi dan Pertumbuhan GDP terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi, 1(2), pp : 16-28.

Hunjra, Ahmed Imran, Muhammad Shahzad Ijaz, Muhammad Irfan Chani, Sabih ul Hassan, dan Umer Mustafa.2014. Impact of Dividend Policy, Earning per Share, Return on Equity, Profit after Tax on Stock Prices. International Journal of Economics and Empirical Research , 2(3), pp : 109- 115.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Ines Farah Dita. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham. Skripsi Akuntansi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Jauhari, R. Achmad. 2014. Pengaruh Faktor Fundamental dan Makro Ekonomi terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Properti di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Media Wahana Ekonomika, 11(3).pp.65-83.

Julia, Tan Thrie. 2015. Pengaruh Faktor Fundamental Keuangan dan Makroekonomi terhadap Harga Saham. Kalbisocio, 2(2). pp.109-119.

Kasmir.2011.Analisis Laporan Keuangan.Jakarta: Rajawali Pers

Kumar, Raj, Shradda Mishra.2013. “Impact of Financial Indicators on BSE Sensex”. Journal of Commerce and Accounting Research. 2(4). pp: 51-56

Laila Syafrita Siregar. 2014. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan dan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Terbuka Jakarta.

Laksmi Savitri Devi. 2014. Pengaruh ROE, NPM, Leverage dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 3(2).pp.258-278.

Lusiana Silim. 2013. Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2(2).

Matria Fitriana Gere.2015. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Shama Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 4 (8), pp: 1-17.

Menaje, Placido M.2012. Impact of Selected Financial Variables on Share Price of Publicly Listed Firms in the Philippines. American International Journal of Contemporary Research, 2 (9), pp: 98-104.

Menike, M. G. P. D., dan Prabath.2014. The Impact of Accounting Variables on Stock Price: Evidence from the Colombo Stock Exchange, Sri Lanka. International Journal of Business and Management, 9 (5), pp: 126-137.

Meythi, Tan Kwang En, Linda Rusli. 2011. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi, 10(2) pp.26712684.

Mirza Vejzagic and Hashem Zarafat.2013. Relationship Between Macroeconomic Variabels and Stock Market Index: Co-Integration Evidence from FTSE Bursa Malaysia Hijrah Shariah Index. Asian Journal of Management Sciences & Education, 2(4), pp: 98-108.

Musdalifah Aziz, Sri Mintarti, Maryam   Nadir.2012.Manajemen

Investasi.Yogyakarta: Deepublish

Nijam, HM., Ismail, SMM., and Musthafa, AMM. 2015. The Impact of macroEconomic Variables on Stock Market Performance; Evidance From Sri Lanka. Journal of Emerging Trends in Economics and Management Sciences (JETEMS). 6,(2).pp.151-157.

Novia Kusumaningsih. 2015. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Volume Perdagangan Saham terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2014. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Prihati Hardaningtyas. 2014. Pengaruh Faktor Fundamental Mikro Makro terhadap Harga Saham Perusahaan Semen Go Public. Jurnal Ilmu Riset Manajemen, 3(10).pp.1-16.

Purnamawati, I Gusti Ayu.2015. The Influence of Corporate Characteristic and Fundamental Macroeconomy Factor of Automotive Company Stock Price on Indonesia Stock Exchange. International Journal of Business, Economics and Law. 6(1). pp: 55-62

Rescyana Putri Hutami.2012.Pengaruh Dividen Per Share, Return On Equity dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal, 1(1).pp.104-123.

Ricky W. Griffin dan Ronald J.Ebert. 2007. BISNIS. Edisi ke-8. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

Rizwan Ismail, Asghar Pervas, Ayaz Ahmed, and Raees Iqbal. 2016. Macroeconomic Factors and the Pakistani Equity Market: A Relationship Analysis. International Journal of Innovation and Applied Studies. 15(1).pp.122-129

Sadaf Alam and Mishal Nadeem. 2015. Impact of Macroeconomic Factors on Capital Market of Pakistan: An Empirical Study. Journal of Business Strategies, 9(2) .pp.47-58

Sharif, Taimur, Purohit, Harsh, Pillai, Rekha.2015. Analysis of Factors Affecting Share Prices: The Case of Bahrain Stock Exchange. International Journal of Economics and Finance. 7(3). pp: 207-216

Sailendra dan Suratno.2014.Faktor-Faktor Fundamental, Kondisi Makro Ekonomi, dan Return Saham Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, 1(1): h: 1-14

Samsul, Mohamad.2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya: PT. Gelora Aksara Pratama

Sari Puspita Dewi dan Rahmat Hidayat.2014. Pengaruh Net Profit Margin dan Return On Assets terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ILMAN. 1(1). pp: 1-10

Steven Sugiarto Lawrence.2013. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Harga Komoditas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia. FINESTA, 1(2).pp.18-23.

Stia Rani, Kadek.2015. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham dalam Indeks LQ45 di BEI. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(6).pp.1504-1524.

Suci Kewal, Suramaya. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia. 8(1).pp.53-64

Suryanto.2013. Pengaruh Kinerja Keuangan, Tingkat Inflasi dan PDB terhadap Harga Saham Perusahaan F&B. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 2(7).pp.1-20.

Syed. Atif Ali, Amir.Razi.2012. Impact of Companies internal Variables on stock price: A Case Study of major Industries of Pakistan. International Conference on Education, Applied Science and Management. pp: 141-145.

Tandelilin.2010. Portofolio dan Investasi. Edisi pertama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Tita Deitiana.2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntasi. 13(1).pp.57-66.

Wang, Junjie, Gang Fu, Chao Luo. 2013. Accounting Information and Stock Price Reaction of Listed Companies — Empirical Evidence from 60 Listed Companies in Shanghai Stock Exchange. Journal of Business & Management, 2(2), pp: 11-21.

Wiagustini, Luh Putu.2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana University Press

Wicaksono, Hendra Adhitya. 2013. Pengaruh Current Ratio, Debt To Assets Ratio, Total Assets Turnover, Return On Equity, Suku Bunga, Kurs Valuta Asing, Inflasi, dan Kas Dividen terhadap Harga Saham. Journal Profit, 1(4). pp:50-67

Wilianto, Arief. 2012.Pengaruh kebijakan Dividen, Leverage keuangan dan Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(2). pp: 33-37

1760