E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 1, 2017: 32-59

ISSN : 2302-8912

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK CENTRAL ASIA .Tbk BERDASARKAN METODE RGEC

Dewa Gede Derian Angga Paramartha1 I Ketut Mustanda2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected]/telp: +6281353944667

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC pada PT. Bank Central Asia Tbk pada tahun 2012 – 2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan studi kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi non partisipan dengan melihat laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Teknik analisis yang digunakan menggunakann metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2012 sampai tahun 2014 Bank Central Asia selalu medapatkan peringkat 1 atau sangat sehat. Perhitungan rasio NPL dan LDR menggambarkan bank telah mengelola risikonya dengan sangat baik. Penilaian GCG menunjukkan tata kelola perusahaan telah dilaksanakan dengan baik. Perhitungan ROA dan NIM menunjukkan kemampuan bank dalam mencapai laba yang tinggi, dan perhitungan CAR selalu berada diatas batas minimum Bank Indonesia dianggap mampu dalam mengelola permodalannya.

Kata kunci: Profil risiko, GCG, Rentabilitas, Permodalan, Kesehatan Bank.

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the rise base bank rating using RGEC at PT. Bank Central Asia Tbk in 2012 - 2014. This study is a descriptive study using a case study on PT. Bank Central Asia Tbk. Data collection methods used in this study is a nonparticipant observation technique by looking at financial statements published by the company. The analysis technique used is RGEC method (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital). The results showed that during the period 2012 to 2014, Bank Central Asia has always obtain a rating of 1 or very healthy. NPL ratio calculation and LDR describe banks have to manage the risks very well. GCG assessment indicates corporate governance has been implemented properly. The calculation of ROA and NIM shows the bank's ability to achieve higher profit and CAR calculation always be above the minimum limit Bank Indonesia is considered able to manage its capital.

Keywords: Risk profile, GCG, Profitability, Capital, Rise Base Bank Rating.

PENDAHULUAN

Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 Pasal 1 Ayat 4 menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian suatu bank terhadap risiko dan kinerja bank diubah berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 yang pada prinsipnya adalah tingkat kesehatan, pengelolaan bank, dan kelangsungan usaha bank merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari manajemen bank.

Januari 2012 seluruh bank umum yang terdapat di Indonesia harus menggunakan pedoman penilaian tingkat kesehatan bank yang terbaru berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.. Peraturan ini sekaligus menggantikan peraturan bank Indonesia sebelumnya yaitu PBI No.6/10/PBI/2004 dengan faktor-faktor penilaianya digolongkan dalam 6 (enam) faktor yang disebut CAMELS (Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity, and Sensitivity to Market Risks). tingkat kesehatan bank dapat dilakukan dengan cara mengkualifikasikan beberapa komponen dari masing-masing faktor yaitu Capital (Permodalan), Asset (Aktiva), Management (Manajemen), Earnings (Rentabilitas), Liquidity (Likuiditas) yang disingkat dengan istilah CAMEL yang kemudian ditambahkan dengan menggunakan pengukuran pada aspek Sensitivity to Market Risk (sensitivitas pasar) sehingga menjadi CAMELS. Pesatnya perkembangan perbankan di Indonesia Industri perbankan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian di suatu negara, dimana hampir setiap aspek kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari bank dan lembaga keuangan. Hal tersebut dikarenakan

sektor perbankan mempunyai fungsi utama sebagai perantara keuangan antara unit ekonomi yang surplus dana dengan unit ekonomi yang kekurangan dana. Bank dapat menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan yang kemudian akan disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

Suatu penilaian kesehatan bank dapat di dilihat dari berbagai aspek yang bertujuan untuk mengetahui dan menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat, Kesehatan bank merupakan kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajiban dengan baik dan dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku (Triandaru dan Budisantoso, 2006). Bank dikatakan sehat apabila bank tersebut memenuhi ketentuan kesehatan bank dengan memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen , kualitas rentabilitas , likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank menurut Bank Indonesia sesuai dengan Undang Undang RI No. 7 tahun 1992 Tentang perbankan Pasal 29.

Sawir mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai unluk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan, (2001: 2). Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (2007) menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan perubahan ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan

Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 dan PBI No. 8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko antara lain diatur bahwa bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri (selfassessment) tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi, dengan cakupan penilaian meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Profil Risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings), dan Permodalan (capital) untuk menghasilkan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank.

Risk Profile (profil risiko) menjadi dasar penilaian tingkat bank pada saat ini dikarenakan setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bank sangat memungkinkan akan timbulnya risiko. Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penerapan manajemen risiko bank sesuai prinsip-prinsip yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP, risiko yang wajib dinilai terdiri atas 8 (delapan) jenis Risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi

Corporate governance atau tata kelola perusahaan adalah sistem yang digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan

(Ali, 2006:334). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 13/1/2011 yang mewajibkan bank-bank di Indonesia memasukkan faktor Good Corporate Governance ke dalam salah satu penilaian tingkat kesehatan bank, maka perusahaan dirasa sangat perlu untuk memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga stabilitas sistem perbankannya sehingga dapat memperoleh predikat penerapan tata kelola perusahaan yang sehat). Indikator penilaian GCG yaitu menggunakan bobot penilaian berdasarkan nilai komposit dari ketetapan Bank Indonesia menurut PBI No. 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penilaian terhadap faktor GCG dalam metode RGEC didasarkan ke dalam tiga aspek utama yaitu, governance structure, governance process, dan governance output.

Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Margaretha, 2009:61). Rasio rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba yang diperoleh perusahaan dengan aktiva atau modal yang diperlukan untuk menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 2001). Tujuan analisis rasio rentabilitas menurut Kasmir (2008:197), yaitu untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu, untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan oleh perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Menurut Surat Edaran No.13/24/DPNP,

penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan (sustainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas.

Menurut Surat Edaran No.13/24/DPNP penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan. Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter (Taswan, 2010:137). Menurut Taswan (2010:213) semakin besar penempatan dana pada aset berisiko tinggi, maka semakin rendah rasio kecukupan modal. Kasmir (2008:198) menjelaskan CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang dibiayai dari dana modal sendiri bank baik dari sumber- sumber di luar bank., seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian – kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko.

Penilaian mengenai tingkat kesehatan bank harus terus dilakukan agar kepercayaan masyarakat terhadap bank akan tetap terjaga. Beberapa bank yang ada di Indonesia, PT. Bank Central Asia yang kemudian disebut Bank BCA merupakan salah satu bank umum dengan pengelolaan aset di Indonesia dengan total aset sebesar Rp 552,424 triliun sampai dengan akhir Maret 2014.

Tingkat kesehatan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, yaitu pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank, dan bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank-bank yang ada di Indonesia. Kesehatan bank merupakan kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajiban dengan baik dan dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku (Triandaru dan Budisantoso, 2006).

Semakin ketatnya persaingan di sektor perbankan, kepercayaan terhadap bank dari masyarakat harus tetap dijaga karena dengan kepercayaan dari masyarakat dapat mendorong kemajuan perusahaan di bidang perbankan. Mengingat fungsi, posisi dan peranan Bank BCA di tengah-tengah masyarakat yang begitu strategis, maka penting melakukan pengukuran tingkat kesehatan bank agar kelak Bank BCA dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat dan tetap memperkuat posisi BCA sebagai bank transaksi yang di percaya oleh kalangan pemerintah maupun suwasta dalam mengelola keuangannya. Bank BCA mempertahankan posisi BCA sebagai salah satu institusi penyedia layanan transaksi dan pembayaran yang terdepan di Indonesia. Layanan perbankan yang nyaman, aman, dan andal merupakan faktor penting dalam membangun hubungan dengan nasabah dan dalam memperkuat posisi BCA sebagai bank transaksi.

Berdasarkan uraian diatas, maka tertarik untuk melakukan penelitian “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Central Asia Tbk Berdasarkan Metode RGEC”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif untuk menilai tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Central Asia, Tbk dengan mengacu kepada Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Penelitian ini dilakukan pada Bank BCA melalui Laporan Keuangan yang dipublikasikan melalui www.idx.co.id. dalam periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2014.

Objek Penelitian ini adalah Tingkat Kesehatan Bank yang diperoleh dengan metode RGEC pada PT. Bank Central Asia, Tbk. Variabel-variabel yang dianalisis pada rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital.

Penilaian Risk Profile pada Bank BCA untuk periode 2012-2014 terdiri dari perhitungan bobot peringkat komposit dari risiko kredit yang merupakan risiko gagal bayar oleh debitur, risiko likuiditas dimana bank tidak memiliki aktiva janka pendek yang dapat digunakan segera untuk memenuhi permintaan debitur dengan menghitung rasio Non Performing Loan (NPL) untuk risiko likuiditas, dan Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk risiko kredit. Penilaian tersebut mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011.

Good Corporate Governance adalah faktor penilaian terhadap kinerja manajemen internal dengan sistem self assesment dengan menghitung komponen GCG yang terdapat pada PT. Bank Central Asia yang diteliti selama periode 2012 – 2014. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/ DPNP, aspek -

aspek yang dinilai dalam komponen GCG terdiri dari sebelas faktor utama yaitu Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris, Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite, Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank, Penanganan Benturan Kepentingan, Penerapan Fungsi Audit Intern , Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern, Penerapan Fungsi Audit Ekstern,Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Exposure), Transparasi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal dan Rencana Strategis Bank.

Penilaian aspek rentabilitas pada PT. Bank Central Asia, Tbk untuk periode 2012-2014 menggunakan pendekatan kuantitatif yang dilakukan dengan perhitungan bobot peringkat komposit dengan menghitung rasio Return on Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM).

Ditinjau dari faktor permodalan, aspek yang dinilai adalah, Capital Adequacy Ratio atau rasio kecukupan modal minimum. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko pada PT. Bank Central Asia, Tbk. CAR diukur menggunakan satuan persentase (%) yang diteliti selama 2012 - 2014.

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan PT. Bank Central Asia, Tbk. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang terpublikasi melalui www.idx.co.id tahun 2012 - 2014. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif yang menggunakan studi kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk. Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan secara terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh menggunakan teknik observasi non partisipan yaitu teknik pengumpulan data atau pengamatan peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat dengan melihat laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan sampel melalui situs resmi www.idx.co.id dan data www.bi.go.id dari tahun 2012 - 2014.

Teknik analisis dalam penilaian tingkat kesehatan bank dengan analisis deskriptif mengacu kepada Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24DPNP tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Analisis yang digunakan menggunakann metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning,Capital). Setelah itu dilakukan pembobotan peringkat komposit (PK) untuk masing masing komponen penilaian sesuai kriteria yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ikhtisar Keuangan Bank Central Asia Periode 2012-2014

Ikhtisar keuangan yang telah dilaporkan oleh pihak manajemen pada Bank Central Asia dari tahun 2012-2014. Laporan Keuangan secara garis besar digambarkan pada Tabel 1 berupa data atau nilai - nilai, Laporan keuangan Bank Central Asia pada Tahun 2012-2014 .

Tabel 1.

Ikhtisar Keuangan

Ikhtisar Keuangan                         Tahun (Rp miliar)

2012

2013

2014

Neraca

Total Aset

442.994

496.305

552.424

Total Aset Produktif

389.093

435.309

483.946

Kredit yang Diberikan (Bruto)

256.778

312.290

346.563

Kredit yang Diberikan (Bersih)

252.761

306.679

339.859

Efek-efek

(termasuk Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali)

82.338

90.211

99.106

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain

28.802

90.211

11.503

Total Liabilitas

319.096

432.338

474.503

Dana Pihak Ketiga

370.274

409.486

447.906

Giro

96.456

409.486

107.419

Tabungan

200.802

219.738

228.993

Deposito

73.016

86.591

111.494

Pinjaman yang diterima

2.458

3.802

6.835

Efek-efek Utang yang diterbitkan

2.522

3.133

2.504

Total Ekuitas

51.898

63.967

77.921

Total Liabilitas dan Ekuitas

442.994

496.305

552.424

Laba Rugi Komprehensif

Pendapatan Operasional

27.614

34.372

41.051

Pendapatan Bunga Bersih

21.238

26.425

32.027

Pendapan Operasional selain bunga

6.376

7.947

9.024

Beban Penyisihan Kerugian penurunan NIlai Aset Keuangan

{499}

{2.016}

{2.239}

Beban Operasional

{12.859}

{14.631}

{18.307}

Laba Operasional Bersih

14.256

17.725

20.505

Pendapatan Non Operasional

430

91

236

Laba Sebelum Pajak Penghasilan

14.686

17.816

20.741

Laba Bersih

11.718

14.256

16.512

Pendapatan / {Beban} Komperhensif lainnya

413

{1.252}

413

Total Laba Komperhensif

11.898

13.004

16.925

Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada

Pemilik entitas Induk

11.721

14.254

16.486

Kepentingan Non-Pengendali

{3}

2

26

Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada

Pemilik entitas induk

11.901

13.002

16.899

Kepentingan Non-Pengendali

{3}

2

26

Laba Bersih per Saham (Dalam rupiah penuh)

480

579

669

Rasio keuangan

Permodalan

Rasio Kecukupan Modal ( Capital Adequacy Ratio – Car )

14,2%

15,7%

16,9%

CAR Tier 1

13,3%

14,8%

16,0%

CAR Tier 2

0,9%

0,9%

0,9%

Asset Tetap terhadap Ekuitas

24,0%

21,8%

21,2%

Aset Produktif

Aset Produktif Bermasalah dan asset Non Produktif Bermaslah terhadap Total Aset Produktif dan Aset non Produktif

0,3%

0,4%

0,5%

Aset Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif

0,4%

0,5%

0,6%

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Aset Keuangan terhadap Aset Produktif

1,2%

1,5%

1,6%

Rasio Kredit Bermasalah (Non Performing Loans - NPL) – bruto

0,4%

0,4%

0,6%

Rasio Kredit Bermasalah (Non Performing Loans - NPL) – bersih

0,2%

0,2%

0,2%

Rentabilitas

Tingkat Pengembalian atas Aset (Return on Asset - ROA)

3,6%

3,8%

3,9%

Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity - ROE)

30,4%

28,2%

25,5%

Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin - NIM)

5,6%

6,2%

6,5%

Cost Efficiency Ratio

46,4%

42,9%

44,2%

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

62,4%

61,5%

62,4%

Likuiditas

Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (Loan to Deposit Ratio - LDR)

68,6%

75,4%

76,8%

Rasio Dana Murah (CASA Terhadap Dana Pihak Ketiga)

80,3%

78,9%

75,1%

Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas

763,9%

679,5%

613,5%

Rasio Liabilitas terhadap Aset

88,4%

87,2%

86,)%

Kepatuhan

Persentase Pelanggaran BMPK

a. Pihak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

b. Pihak Tidak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

Persentase Pelampauan BMPK

a. Pihak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

b. Pihak Tidak Terkait

0,0%

0,0%

0,0%

Giro Wajib Minimum (GWM)

a. GWM Utama Rupiah

9,0%

8,3%

8,4%

b. GWM Valuta Asing

8,3%

8,5%

8,6%

Posisi Devisa Neto (PDN)

0,9%

0,2%

0,6%

Indikator Utama Lainnya

Jumlah Rekening (dalam ribuan)

11.447

12.486

13.370

Jumlah Cabang

1.011

1.062

1.111

Jumlah ATM

12.026

14.048

16.694

Jumlah Kartu ATM (dalam ribuan)

10.674

11.639

12.429

Jumlah Kartu Kredit (dalam ribuan)

2.357

2.458

2.583

Sumber : Laporan Tahunan Bank Central Asia.Tbk Periode 2012 - 2014

Perhitungan Profil Risiko (Risk Profile)

Rasio keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek risk profile adalah aspek risiko kredit yang menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL) dan aspek risiko likuiditas yang menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang masing-masing dibahas dalam perhitungan sebagai berikut :

Pada penelitian ini untuk mengetahui risiko kredit dihitung menggunakan rasio NPL (Non Performing Loan). Rasio NPL diperoleh dari kredit bermasalah yaitu kredit kepada pihak ketiga bukan bank yang tergolong kurang lancar, diragukan dan macet dibagi dengan total kredit kepada pihak ketiga bukan bank.

Tabel 2.

Nilai PK Komponen NPL (Non Performing Loan)

Periode

NPL (%)

Peringkat

Keterangan

2012

0,4

1

Sangat Sehat

2013

0,4

1

Sangat Sehat

2014

0,6

1

Sangat Sehat

Sumber : Tabel 1, 2016

Berdasarkan Tabel 2 dan mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.

13/24/DPNP/2011 Bank BCA mendapatkan predikat sangat sehat karena memiliki

rasio di bawah 2% yaitu sebesar 0,4% pada tahun 2012 dan 2013 , 0,6 % pada tahun 2014.

Pada penelitian ini rasio likuiditas dihitung menggunakan rasio Loan To Deposit Ratio atau disingkat LDR. Rasio keuangan ini menerangkan bahwa LDR digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membandingkan antara jumlah kredit yang diberikan oleh bank dan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk pinjaman sub ordinari. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain. Dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berkala, dan sertifikat deposito.

Tabel 3.

Nilai PK Komponen LDR (Loan to Deposit Ratio)

Periode

LDR (%)

Peringkat

Keterangan

2012

69

2

Sehat

2013

76

1

Sangat Sehat

2014

77

1

Sangat Sehat

Sumber : Tabel 1, 2016

Berdasarkan data pada Tabel 3 tingkat risiko likuiditas pada Bank BCA yang di hitung menggunakan rumus LDR pada tahun 2012 mendapat peringkat ke dua yang berdasarkan bobot peringkat komposit mendapatkan predikat sehat karena berada pada presentase 60%-<70%. Tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan menjadi peringkat pertama yang berarti mendapat peringkat sangat sehat karena berada pada presentase 70%-<85%. Rasio LDR yang didapat oleh Bank BCA memberikan indikasi semakin baiknya likuiditas bank , hal ini di karenakan hasil penilaian tingkat risiko liquiditas bank BCA sesuai dengan batas minimum yang di berikan oleh Bank Indonesia mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 .

Penilaian Good Corporate Governance

Penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia GCG didasarkan pada 3 aspek utama yaitu Governance Structure, Governance Process, dan Governance Outcomes.

Tabel 4.

Nilai PK Komponen Good Corporate Governance (GCG)

Periode

Peringkat

Keterangan

2012

1

Sangat Baik

2013

1

Sangat Baik

2014

1

Sangat Baik

Sumber : Laporan Tahunan Bank Central Asia.Tbk Periode 2012 - 2014

Berdasarkan Tabel 4, Pencapaian penerapan GCG pada Bank BCA pada tahun 2012-2014 hasil self assessment GCG, Bank BCA memperoleh Nilai Komposit 1 atau meraih predikat Sangat Baik dan tidak terdapat permasalahan yang signifikan dalam pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di Bank BCA.

Penilaian Rentabilitas (Earning)

Faktor rentabilitas terdiri atas 4 komponen penilaian, yaitu rasio Return On Asset (ROA), rasio Return On Equity (ROE), rasio Net Interest Margin (NIM), dan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Tetapi dalam penelitian ini hanya menghitungan rasio ROA dan NIM .

Rasio pertama adalah rasio Return On Asset (ROA). Rasio ini dihitung untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini berarti manajemen bank kurang mampu dalam mengelola aset untuk meningkatkan pendapatan dan menekan biaya.

Tabel 5.

Nilai PK Komponen ROA (Return On Assets)

Periode

ROA (%)

Peringkat

Keterangan

2012

3,85

1

Sangat Sehat

2013

3,79

1

Sangat Sehat

2014

3,95

1

Sangat Sehat

Sumber : Tabel 1, 2016

Berdasarkan Tabel 5, pada tahun 2012-2014 Bank BCA memiliki rasio ROA lebih dari 2% perolehan laba sangat tinggi yaitu sebesar 3,85% pada tahun 2012, tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan menjadi 3,79% dan 3,95% dengan predikat sangat sehat mengacu pada peringkat komposit Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 , jika ROA <2% memperoeh kriteria sangat sehat, 2%-<3,5% kriteria sehat , 3,5%-<5% kriteria cukup sehat , 5%-8% kriteria kurang sehat , dan >8% tidak sehat.

Rasio kedua adalah rasio Net Interest Margin (NIM). Informasi keuangan yang dibutuhkan untuk menghitung rasio ini adalah Pendapatan Bunga Bersih dan Rata-Rata Total Aktiva Produktif. Pendapatan bunga bersih adalah pendapatan bunga setelah dikurangi beban bunga. Sedangkan aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga (interest bearing asset), yaitu aktiva produktif yang diklasifikasikan Lancar dan Dalam Perhatian Khusus.

Tabel 6.

Nilai PK Komponen NIM (Net Interest Margin)

Periode

NIM (%)

Peringkat

Keterangan

2012

5,86

1

Sangat Sehat

2013

6,41

1

Sangat Sehat

2014

6,97

1

Sangat Sehat

Sumber : Tabel 1, 2016

Berdasarkan Tabel 6 dan mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 dapat diketahui bahwa rasio NIM Bank BCA dalam periode 2012- 2014 memperoleh peringkat satu atau predikat sangat sehat, Karena Bank BCA memperoleh rasio NIM lebih dari 3%. Perhitungan yang ditunjukkan pada tabel diatas dapat diketahui Net Interest Margin (NIM) mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 NIM sebesar 5,86% , kemudian pada tahun 2013 naik menjadi 6,41%, demikian juga pada tahun 2014 NIM mengalami peningkatan menjadi sebesar 6,97%. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa Bank BCA memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bersihnya margin bunga sangat tinggi (rasio diatas 5%).

Penilaian Permodalan

Penilaian terhadap faktor permodalan (Capital) meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.

Tabel 7.

Nilai PK Komponen CAR (Capital Adequacy Ratio)

Periode

CAR (%)

Peringkat

Keterangan

2012

14,2

1

Sangat Sehat

2013

15,7

1

Sangat Sehat

2014

16,9

1

Sangat Sehat

Sumber : Tabel 1, 2016

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa rasio CAR Bank BCA

mendapatkan predikat sangat sehat, karena Bank BCA memiliki rasio CAR

melebihi standar minimal Bank Indonesia yaitu sebesar 8%. Hasil perhitungan pada tabel 7, nilai CAR Bank BCA mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar 14,23 pada tahun 2013 meningkat menjadi 15,65%, kembali naik pada tahun 2014 menjadi 16,85%. Secara keseluruhan posisi CAR Bank BCA selalu berada di atas batas minimum CAR yang telah ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 8%. Artinya dapat dikatakan Bank BCA memiliki tingkat kecukupan modal yang baik atas pemenuhan kewajiban yang dimilikinya, baik dalam mendanai kegiatan operasionalnya ataupun untuk menghadapi risiko yang akan terjadi.

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank BCA

Secara matematik, tidak ada rumus yang dapat digunakan dalam menghitung nilai komposit akhir dari peringkat komposit masing-masing faktor yang dinilai. Peringkat komposit akhir diperoleh dari hasil judgement dari peringkat nilai komposit masing-masing faktor secara keseluruhan. Setelah mendapatkan peringkat nilai komposit masing-masing faktor, peringkat tersebut dijadikan dasar dalam menentukan peringkat komposit akhir tingkat kesehatan Bank BCA.

Berdasarkan Tabel 8 menunjukan bahwa tingkat kesehatan yang diperoleh PT. Bank Central Asia periode tahun 2012 adalah sangat sehat atau memperoleh peringkat komposit akhir 1 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011. Hal ini diperoleh berdasarkan penilain dari indikator dalam metode RGEC yaitu antara lain : Profil risiko atau Risk Profile memperoleh predikat sehat terlihat dari Risiko Kredit dengan perhitungan rasio NPL sebesar

0,4% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat dan Risiko Likuiditas dengan perhitungan rasio LDR sebesar 69% memperoleh peringkat 2 atau sehat , Faktor Good Corporate Governance (GCG) memperoleh predikat sangat baik atau sehat dengan nilai komposit 1 berdasarkan hasil self assesment Bank BCA yang diperoleh dari laporan tahunan , Rentabilitas atau Earning memperoleh predikat sangat sehat terlihat dari perhitungan rasio ROA sebesar 3,85% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat dan perhitungan rasio NIM sebesar 5,86% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat , Faktor Permodalan atau Capital memperoleh predikat sangat sehat terlihat dari perhitungan rasio CAR sebesar 14,2% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat.

Tabel 8.

Penilaian tingkat kesehatan Bank BCA periode 2012

Komponen faktor

Rasio

Rasio (%)

Peringkat

Kriteria

Keterangan

Profil Risiko

NPL

0,4

1

Sangat Sehat

Sangat Sehat

LDR

69

2

Sehat

Good Corporate Governance

-

1

Sangat Baik

Sangat Sehat

Rentabilitas

ROA

3,85

1

Sangat Sehat

Sangat Sehat

NIM

5,86

1

Sangat Sehat

Permodalan

CAR

14,2

1

Sangat Sehat

Sangat sehat

Peringkat Komposit

1

Sangat Sehat

Sumber : Tabel 2,3,4,5,6,dan 7, 2016

Berdasarkan Tabel 9 , tingkat kesehatan PT. Bank Central Asia periode tahun 2013 adalah sangat sehat atau memperoleh peringkat komposit akhir 1 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011. Hal ini diperoleh berdasarkan penilain dari indikator dalam metode RGEC yaitu antara lain : Profil risiko atau Risk Profile memperoleh predikat sehat terlihat dari Risiko Kredit dengan perhitungan rasio NPL sebesar 0,4% memperoleh peringkat 1 atau

sangat sehat dan Risiko Likuiditas dengan perhitungan rasio LDR sebesar 76% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat , Faktor Good Corporate Governance (GCG) memperoleh predikat baik atau sehat dengan nilai komposit 1 berdasarkan hasil self assesment Bank BCA yang diperoleh dari laporan tahunan , Rentabilitas atau Earning memperoleh predikat sangat sehat terlihat dari perhitungan rasio ROA sebesar 3,79% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat dan perhitungan rasio NIM sebesar 6,41% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat , Faktor Permodalan atau Capital memperoleh predikat sangat sehat terlihat dari perhitungan rasio CAR sebesar 15,7% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat.

Tabel 9.

Penilaian tingkat kesehatan Bank BCA periode 2013

Komponen faktor

Rasio

Rasio (%)

Peringkat

Kriteria

Keterangan

Profil Risiko

NPL

0,4

1

Sangat Sehat

Sangat Sehat

LDR

76

1

Sangat Sehat

Good Corporate Governance

-

1

Sangat Baik

Sangat Sehat

Rentabilitas

ROA

3,79

1

Sangat Sehat

Sangat Sehat

NIM

6,41

1

Sangat Sehat

Permodalan

CAR

15,7

1

Sangat Sehat

Sangat sehat

Peringkat Komposit

1

Sangat Sehat

Sumber : Tabel 2,3,4,5,6,dan 7, 2016

Berdasarkan Tabel 10 , tingkat kesehatan PT. Bank Central Asia periode tahun 2014 adalah sangat sehat atau memperoleh peringkat komposit akhir 1 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011. Hal ini diperoleh berdasarkan penilain dari indikator dalam metode RGEC yaitu antara lain : Profil risiko atau Risk Profile memperoleh predikat sehat tercermin dari Risiko Kredit dengan perhitungan rasio NPL sebesar 0,6% memperoleh peringkat

1 atau sangat sehat dan Risiko Likuiditas dengan perhitungan rasio LDR sebesar 77% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat , Faktor Good Corporate Governance (GCG) memperoleh predikat baik atau sehat dengan nilai komposit 1 berdasarkan hasil self assesment Bank BCA yang diperoleh dari laporan tahunan., Rentabilitas atau Earning memperoleh predikat sangat sehat tercermin dari perhitungan rasio ROA sebesar 3,95% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat dan perhitungan rasio NIM sebesar 6,97% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat , Faktor Permodalan atau Capital memperoleh predikat sangat sehat tercermin dari perhitungan rasio CAR sebesar 16,9% memperoleh peringkat 1 atau sangat sehat.

Tabel 10.

Penilaian tingkat kesehatan Bank BCA periode 2014

Komponen faktor

Rasio

Rasio (%)

Peringkat

Kriteria

Keterangan

Profil Risiko

NPL

0,6

1

Sangat Sehat

Sangat Sehat

LDR

77

1

Sangat Sehat

Good Corporate Governance

-

1

Sangat Baik

Sangat Sehat

Rentabilitas

ROA

3,95

1

Sangat Sehat

Sangat Sehat

NIM

6,97

1

Sangat Sehat

Permodalan

CAR

16,9

1

Sangat Sehat

Sangat sehat

Peringkat Komposit

1

Sangat Sehat

Sumber : Tabel 2,3,4,5,6,dan 7, 2016

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian, maka dapat diambil simpulan bahwa penilaian kesehatan PT. Bank Central Asia Tbk tahun 2012 sampai dengan 2014 yang diukur menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile,

Good Corporate Governance, Earnings, Capital) secara keseluruhan dapat dikatakan bank yang sangat sehat. Simpulan tersebut didukung oleh : Penilaian faktor profil risiko dengan menggunakan rasio NPL untuk risiko kredit selama periode 2012 hingga 2014 memperoleh predikat sangat sehat dan rasio LDR untuk risiko likuiditas pada periode tahun 2012 memperoleh predikat sehat sedangkan pada periode 2013 hingga 2014 memperoleh predikat sangat sehat. Hal ini mengambarkan Bank Central Asia mampu mengelola risiko-risiko yang timbul dari kegiatan usaha yang dilakukan bank dengan baik , Penilaian faktor GCG dengan menggunakan hasil self assesment yang tercantum pada laporan tahunan Bank Central Asia selama periode 2012 hingga 2014 memperoleh kategori sangat sehat. Mencerminkan manajemen Bank Central Asia telah melakukan penerapan GCG yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip GCG, maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh bank , Penilaian Faktor Rentabilitas menggunakan rasio ROA dan NIM selama periode 2012 hingga 2014 memperoleh kategori predikat sangat sehat. Mencerminkan rentabilitas Bank Central Asia yang sangat memadai, pencapaian labanya telah melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank , Penilaian faktor permodalan menggunakan rasio CAR selama periode 2012 hingga 2014 memperoleh kategori sangat sehat. Mencerminkan bahwa Bank Central Asia memiliki kualitas dan kecukupan modal yang sangat memadai terhadap risikonya, yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha bank.

Kesimpulan di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan saran-saran kepada Bank Central Asia terutama yang berkaitan dengan kesehatan bank. Saran tersebut diantaranya : Terdapat beberapa indikator penilaian seperti Indikator rasio LDR pada tahun tertentu mengalami fluktuasi. Hal ini perlu menjadi pertimbangan agar pada tahun-tahun berikutnya indikator tersebut tetap terjaga kestabilannya dari tahun ke tahun agar tidak berdampak buruk terhadap kinerja Bank Central Asia , Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas cakupan penelitian tentang penilaian kesehatan bank dengan menggunakan indikator rasio keuangan lainnya yang belum digunakan pada penelitian ini seperti risk profile yaitu risiko pasar, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko reputasi, dan dari indikator earning yaitu, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan (sustainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas yang terdapat pada pengukuran tingkat kesehatan bank mengacu pada metode RGEC.

REFERENSI

Ali. 2006. Perbankan Dan Rasio Keuangan. Jakarta: Refika Aditama

Ali, H. Masyhud. 2006. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Almilia & Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Jurnal Akutansi dan Keuangan. Vol.7, No.2, November.

Al-Amarneh, Asma’a. 2014. Corporate Governance, Ownership Structure and Bank Performance in Jordan. International Journal of Economics and Finance. Vol. 6, No. 6; 2014

Andersson, Mattias dan Isabell Nordenhager. 2013. The Impact Of Basel Ii Regulation In The European Banking Market. International Journal of Financial, 5(1), pp: 1-45.

Anggraini, Ririn Dwi. 2011. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Asing Terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Dalam Annual Report.

Anil Chauhan, NK Verma. 2001. Comparative performace of major micro financing agencies for dairying in Haryana. Indian Journal of Agricultural Economics. Jul-Sep 2001; 56, 3; ProQuest Research Library pg. 474

Arifani, Rizky. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.

Asli M. Colpana, Toru Yoshikawab, Takashi Hikinoc, Hiroaki Miyoshid. 2007. Japanese Corporate Governance:  Structural Change and Financial

Performance. Asian Business & Management. 2007, 6, (S89–S113)

Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 Tanggal 5 Januari 2011 Tentang Penilaan Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Bank Indonesia. 2006. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tanggal 5 Oktober 2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

Bank Indonesia. 2003. Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/2003 Tanggal 19 Mei 2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum

Darmawi, Herman. 2012. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dendawijaya, Lukman. 2003. Lima Tahun Penyehatan Perbankan Nasional. Jakarta: Ghelia Indonesia

Ergin, Emre. 2012. Corporate Governance Ratings and Market-based Financial Performance: Evidence from Turkey. International Journal of Economics and Finance. Vol. 4, No. 9; 2012.

Ferrouhi, El Mehdi. 2014. Moroccan Banks Analysis Using CAMEL Model. International Journal of Economics and Financial Issues. Vol. 4, No. 3, 2014, pp.622-627 ISSN: 2146-4138

G Nagarajan1, A Asif Ali, N. Sathyanarayana. 2013. Financial Performance Analysis Of State Bank Of India And ICICI Bank In India: A Comparative Study. International Journal Of Management Research And Review. IJMRR/ Oct 2013/ Volume 3/Issue 9/Article No-12/3649-3657

Hari Krishna Karri, Kishore Meghani, Bharti Meghani Mishr. 2015. A Comparative Study On Financial Performance Of Public Sector Banks In India: An Analysis On Camel Mode. Arabian Journal of Business and Management Review (OMAN Chapter).Vol. 4, No.8; March. 2015

Heidy Arrvida Lasta, Zainul Arifin, dan Nuzula, Nila Firdausi. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) (Studi pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 13 No. 2. Universitas Brawijaya.

Jacob, Jeremiah Kevin Dennis. 2013. Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Perbankan. Jurnal EMBA. Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 691-700

Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Diah Esti Putri, I Dewa Ayu, dan I Gst. Ayu Eka Damayanthi. 2013. Analisis Perbedaan Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan RGEC Pada Perusahaan Perbankan Besar Dan Kecil. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 5.2 (2013): 483-496

Subawa, I Putu, Ni Gusti Putu Wirawati. 2013. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Rasio CAMELS. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Idx.co.id diakses 5 Mei 2015 pukul 13.20

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007. Jakarta : Salemba empat.

Kasmir. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: PT. Rajagrafindo.

Keovongvichith, Phetsathaphone. 2012. An Analysis of the Recent Financial Performance of the Laotian Banking Sector during 2005-2010. International Journal of Economics and Finance. Vol. 4, No. 4; April 2012

Khisti Minarrohmah, Fransisca Yaningwati, dan Nila Firdausi Nuzula. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk profile, Earnings, Good Corporate Governance, dan Capital) (Studi pada PT. Bank Central Asia, Tbk Periode 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 17 No. Universitas Brawijaya.

Silvanita, Ktut. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Erlangga

Lukman Dendawijaya. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia. .

Margaretha, Farah. 2009. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa. Jakarta: Grasindo

McGowan, Carl B, Jr;Stambaugh, Andrew R;Sulong, Zunaidah. 2011. Financial Analysis Of Bank Al Bilad. The International Business & Economics Research Journal; Mar 2011; 10, 3; ABI/INFORM Research pg

Merentek, Kartika Citra Claudia. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Antara Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri Menggunakan Metode Camel. Jurnal EMBA, Vol. 1, No. 3, Juni: 645-652.

Mohammad Naushad, Syed Abdul Malik. 2015. Corporate Governance and Bank Performance: A Study of Selected Banks in GCC Region. Asian Social Science. Vol. 11, No. 9; 2015 ISSN 1911-2017

Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syari’iyyah Modern, Yogyakarta: ANDI

Naveed Ahmad, Muhammad Sulaman Tariq, Naqvi Hamad, Sadia Samad. 2014. An Exploration Of Corporate Governance and Its Relation with Financial Performance: A Case Study From Banking Institution Of Pakistan. Arabian Journal of Business and Management Review (OMAN Chapter). Vol. 4, No.1; August. 2012

Ngadirin Setiawan. 2012. Analisis Laporan Keuangan : Penilaian Kesehatan Bank (Bahan Perkuliahan). Yogyakarta : UNY

Ni Kadek Ita Purnamasari, Ni Putu Sri Harta Mimba. 2014. Penilaian Tingkat kesehatan PT. BPD Bali Berdasarkan Risk Profile, GCG, Earning, Capital. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 7.3 2014: 716-732

Nurkhin, Ahmad. 2009. Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia). Tesis Magister Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE

Oyerinde, Adewale Atanda. 2014. Corporate Governance and Bank Performance in Nigeria: Further Evidence from Nigeria. International Journal of Business and Management. Vol. 9, No. 8; 2014 ISSN 1833-3850

Papadogonas, T. 2005. The Financial Performance of Large and Small Firm: Evidence From Greece. International Journal of Financial Services Management. 2 (1): h:14-20

Peraturan Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia No. 13/PBI/2011, tentang tata cara penilaian kesehatan Bank Umum.

Permana, Bayu Aji. 2012. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode CAMELS dan Metode RGEC. Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Rambo, Charles M. 2013. Influece Of The Capital Markets Authority’s Corporate Governance Guildines On Financial Performance Of Commercial Bank In Kenya. The International Journal of Business and Finance Research. Vol 7 No 3, 2013

Rashed Al Karim, Tamima Alam. 2013. An Evaluation of Financial Performance of Private Commercial Banks in Bangladesh: Ratio Analysis. Journal of Business Studies Quarterly. Volume 5, Number 2. ISSN 2152-1034

Rini Rachmaningsih. 2009. Penilaian Kesehatan Bank Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Periode 2007 – 2008. Skripsi. FISE UNY.

Rina Trisnawati dan Ardian Eka Puspita. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada Bank BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2012. 3rd Economics & Business Research Festival

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : BPFE

Santi Budi Utami. 2015 Perbandingan Analisis CAMELS dan RGEC Dalam Menilai Tingkat Kesehatan Bank Pada Unit Syariah Milik Pemerintah (Studi kasus : PT Bank Negara Indonesia, Tbk Tahun (2012-2013). Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Sawir, A. 2005. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan. Edisi 3. PT.Gramedia Pustaka Utama.

Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan Perbankan Edisi Kelima. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta : Salemba Empat

Sri Haryati, Emanuel Kristijadi. 2014. The Effect Of GCG Implementation And Risk Profile On Financial Performance At Go-Public National Commercial Bank. Journal of Indonesian Economy and Business. Volume 29, Number 3, 2014, 237 – 25

Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Perihal: Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP pertanggal 30 Mei 2007. Jakarta.

Surat Edaran Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, tentang Matriks Perhitungan Analisis Komponen Faktor Analisis RGEC untuk Bank Umum.

Susilo, Y. Sri, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan : Transaksi dalam Valuta Rupiah. Yogyakarta: UPP STIN YKPN.

Totok Budisantoso dan Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat.

Triandaru, Sigit dan Budisantoso Totok. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi ke-2. Salemba Empat. Yogyakarta. 2006

Undang-Undang. 1998. Undang-undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perbankan.

Utama, I Made Karya dan Komang Ayu Maha Dewi. 2012. Analisis Camels: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 8, No. 2, Juli: 139-148

Veranda Aga Refmasari. 2013. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menggunakan Metode RGEC Dengan Cakupan Risk Profile, Earnings, dan Capital pada Bank Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Winda Adi Puteri, Putu Ayu. 2013. Karakteristik Good Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan Manufaktur. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Zarkasyi, M. W. 2008. Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabet

59