E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.12, 2016: 8015-8045

ISSN : 2302-8912

PENGARUH PROFITABILITAS, EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM

Moch. Sayiddani Fauza1 I Ketut Mustanda2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, earning per share dan dividend payout ratio terhadap harga saham.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif, yang mana untuk meneliti pengaruh variabel bebas profitabilitas, EPS dan DPR terhadap variabel terikat harga saham.Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh melalui sumber sekunder.Obyek penelitian ini adalah harga saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45. Populasi pada penelitian ini adalah 30 perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45 yang secara terus menerus membayarkan dividen tiap tahun selama periode tahun 2013-2014. Jumlah sampel penelitian sebanyak 28 perusahaan yang ditentukan dengan teknik random sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi data panel dengan menggunakan bantuan aplikasi eviews.Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa Profitabiltas, Earning Per Share dan Dividend Payout Ratio secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Kata kunci: profitabilitas, earning per share, dividend payout ratio, harga saham, LQ 45

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of profitability, earnings per share and dividend payout ratio on stock prices. The research design used in this study are associative, which is to investigate the influence of the independent variable profitability, EPS and Parliament on the dependent variable stock price. The type of data in this study is th e quantitative data obtained through secondary sources. Object of this research is the share price of listed companies in the stock index LQ 45. The population in this study are 30 companies listed in the stock index LQ 45 which is continuously paid a dividend every year during the period 2013-2014. Number samples are 28 companies that are determined by random sampling technique. The analysis technique used is the technique of panel data regression analysis with the help of eviews application. Based on the analysis we concluded that profitability, Earning Per Share and Dividend Payout Ratio is partially significant positive effect on stock prices.

Keywords: profitability, earning per share, dividend payout ratio, stock price, LQ 45

PENDAHULUAN

Modal merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan, karena dari situlah perusahaan dapat menjalankan seluruh unit usahanya.Untuk membangun suatu perusahaan yang maju, maka dapat dipastikan suatu perusahaan juga harus memiliki modal yang kuat, baik untuk ekspansi maupun untuk membuka unit usaha baru.Oleh karenanya banyak perusahaan yang mencari alternatif guna memperoleh tambahan modal.Bagi perusahaan yang telah memenuhi syarat tertentu, pasar modal merupakan salah satu lahan subur untuk memperoleh modal. Dengan pasar modal, perusahaan dapat menggalang dana dari pihak ketiga, dengan cara menjual saham, obligasi maupun surat berharga lainnya. Saat ini banyak sekali perusahaan yang sudah melakukan GoPublic guna memperoleh suntikan dana sebagai alternatif pembiayaan selain menggunakan jasa perbankan. Perusahaan yang menjual saham atau yang biasa disebut sebagai emiten memanfaatkan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan permodalan perusahaannya, sedangkan di lain sisi hal ini juga dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi, yakni dengan menanamkan dananya untuk membeli saham suatu perusahaan, dengan harapan akan memperoleh return yang tinggi, meskipun hal ini juga diikuti oleh resiko yang tinggi. Akan tetapi hal ini tidak menyurutkan niat investor untuk membeli saham di pasar modal.Hal ini dibuktikan semakin banyaknya investor yang aktif di sektor pasar modal.

Harga saham juga menggambarkan nilai dari suatu perusahaan dan dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan kinerja perusahaan. Harga saham yang selalu mengalami kenaikan dapat memberikan sinyal positif kepada masyarakat

bahwa kinerja perusahaan baik, hal ini terjadi karena banyak calon investor yang ingin membeli saham perusahaan tersebut. Karena permintaan lebih tinggi dari penawaran maka akan mengakibatkan naiknya harga saham tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika perusahaan mengalami penurunan kinerja, maka akan dapat memberikan sinyal negatif bagi para investor sehingga investor enggan untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dampak dari kondisi tersebut akan mengakibatkan penawaran lebih besar dari permintaan yang akan berujung pada menurunnya harga saham tersebut. Oleh karena itu, secara tidak langsung jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, akan dapat digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Maka dari itu penting sekali bagi pihak manajemen perusahaan untuk selalu menjaga agar harga sahamnya selalu mengalami kenaikan. Semakin tinggi harga saham akan berdampak terhadap kemakmuran para pemegang saham, sekaligus dapat membuat citra perusahaan semakin baik dimata masyarakat, baik investor maupun calon investor yang ingin menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Namun hal tersebut akan sulit terjadi, mengingat selalu terjadi fluktuasi harga saham di pasar saham.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal biasanya merupakan suatu resiko yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak manajemen, misalnya adalah kebijakan makro suatu Negara. Sedangkan faktor internal adalah faktor fundamental yang dapat dikendalikan oleh manajemen, diantaranya adalah kinerja perusahaan, return on assets (ROA), earning per share (EPS), dividend payout ratio (DPR) dan beberapa

faktor lainnya. Kinerja baik perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan yang dipublikasikan oleh emiten pada periode tertentu, hal ini sangat membantu bagi para investor dalam menentukan kebijakan apakah harus membeli atau menjual saham atas suatu perusahaan tertentu. Semakin baik kinerja perusahaan akan berdampak pada semakin menariknya suatu saham atas perusahaan tersebut. Penyebab terjadi hal tersebut karena investor cenderung memilih untuk menanamkan modalnya pada perusahaan dengan kinerja yang baik, sesuai dengan hukum penawaran dan permintaan, maka dengan begitu akan berdampak pula terhadap naiknya harga saham perusahaan dikarenakan semakin banyaknya investor yang membeli saham atas perusahaan tersebut.

Penelitian ini akan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu kinerja keuangan yang dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan penting untuk dianalisa, karena dengan menggunakan kinerja keuangan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan dari berbagai aspek, dimana informasi tersebut sangat berguna bagi para investor yang akan menanamkan dananya dalam suatu perusahaan. Dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan, dapat ditempuh melalui perhitungan rasio keuangan, pada umumnya menggunakan rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar (Wiagustini:2010:75). Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek dengan dana lancer yang tersedia. Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, atau

mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang.Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Rasio aktivitas adalah kemampuan perusahaan untuk menjaga stabilitas usahanya sehingga bias bertahan hidup dan berkembang. Rasio pasar menunjukkan pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan yang dicapai perusahaan.

Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap harga saham itu sendiri. Dikarenakan dengan menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan, investor akan memperoleh informasi secara lebih mendalam tentang kondisi kinerja keuangan dari perusahaan tersebut. Profitabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan modal untuk menghasilkan laba tersebut.Dapat dikatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Jika perusahaan selalu mengalami keuntungan, maka akan memberikan sinyal positif bagi investor sehingga menyebabkan permintaan sahamnya meningkat dan akan mendorong naik harga sahamnya.

Dalam penelitian ini profitabilitas suatu perusahaan diukur berdasarkan return on assets (ROA). Definisi return on assets (ROA) yaitu rasio antara net income after tax terhadap asset secara keseluruhan. Return on assest (ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Semakin tinggi ROA suatu perusahaan, berarti tingkat kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba juga semakin tinggi. ROA yang tinggi dapat menarik calon investor untuk mau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, karena pada dasarnya dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang semakin besar, maka dapat diartikan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan juga dalam keadaan yang baik, hal ini akan berdampak pula terhadap naiknya harga saham perusahaan tersebut. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Noviri (2013) mengenai pengaruh return on assets (ROA), earning per share dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham diperoleh hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Earning per share (EPS) adalah keuntungan bersih atas setiap lembar saham yang mampu diraih suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Menurut Darmaji et. al. (2006:139) EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham. Sedangkan pendapat lain mengatakan , EPS merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar (Sawidji,2005:102). Berdasarkan beberapa pendapat diatas EPS merupakan besarnya laba per lembar saham yang diperoleh oleh pemegang saham atas saham yang dimiliki selama suatu periode. Besarnya EPS dapat dijadikan informasi bagi investor atas saham suatu perusahaan, apakah saham tersebut memiliki keuntungan yang besar atau tidak. Karena pada umumnya investor menginginkan pendapatan yang besar atas suatu saham, maka semakin tinggi EPS suatu saham, ini menandakan perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para pemegang saham, hal ini akan menarik investor

untuk membeli saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi permintaan investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran maka secara otomatis dapat mendorong naiknya harga suatu saham perusahaan. Didukung hasil penelitian oleh Yanti (2013) mengenai pengaruh earning per share terhadap harga saham dengan dividen per share sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Menurut Murhadi (2013:65) dividend payout ratio (DPR) merupakan rasio yang menggambarkan besarnya proporsi dividen yang dibagikan terhadap pendapatan bersih perusahaan. Semakin tinggi DPR maka itu berarti perusahaan memiliki cukup dana untuk membayar dividen kepada investor. Hal ini tentunya akan dapat dijadikan sebagai salah satu indikator bagi seorang investor untuk membeli saham perusahaan. Karena pada umumya investor menginginkan dividen yang besar, maka para investor cenderung akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat rasio pembayaran dividen yang tinggi pula. Tingginya akan permintaan saham pada perusahaan tersebut maka akan dapat mendorong naik harga sahamnya. Menurut Weston dan Brigham (1993:26) faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya adalah jumlah kas dividen yang diberikan kepada investor, hal ini dikarenakan jika semakin tinggi besarnya dividen yang diberikan, ini akan menimbulkan kepercayaan kepada investor terhadap suatu saham, sehingga saham perusahaan tersebut semakin diminati. Semakin tinggi minat investor terhadap saham tersebut akan mendorong naik harga sahamnya. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wilianto (2012)

mengenai pengaruh kebijakan dividen, leverage keuangan dan profitabilitas terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kabajeh (2012) mengenai The relationship between ROA, ROE and ROI ratios with Jordanian insurance public companies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, ROE dan ROI berpengaruh terhadap harga saham. Sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Zuliarni (2012) mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan mining and mining service di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa, price earning ratio (PER), return on assets (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, akan tetapi terhadap hasil yang kontradiktif yaitu dividend payout ratio (DPR) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Berbeda pendapat dengan penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Idawati (2015) mengenai effect of earning per share (EPS) and return on assets (ROA) against share price on coal mining company listed in Indonesia stock exchange didapati hasil bahwa ROA tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel earning per share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang sama juga didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Ramdhani (2013) mengenai pengaruh return on assets dan debt to equity ratio terhadap harga saham pada institusi finansial di Bursa Efek Indonesia. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa ROA tidak memiliki pengaruh secara positif signifikan terhadap harga saham. Penelitian lain juga mendukung hasil dari

penelitian tersebut,di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2013:10) hasil yang didapat juga menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.Hal ini semakin di pertegas oleh penelitian yang dilakukan oleh Menaje (2012) dimana dari hasil penelitian yang dilakukan, didapat hasil yang sama yaitu ROA tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang kontradiktif dengan penelitian yang dilakukan oleh Idawati (2015), penelitian yang dilakukan oleh Islam (2014) dengan judul how earning per share (EPS) affect on share price and firm value.Dari hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa variabel EPS tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Hunjra et al (2014) dengan judul impact of dividend policy, earning per share, return on equity, profit after tax on share price, diperoleh hasil bahwa kebijakan dividen yang dalam hal ini diteliti berdasarkan dividend payout ratio (DPR) diperoleh hasil bahwa DPR berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang berbeda diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Shawawreh (2014) mengenai the impact of dividend policy on share price, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan antara DPR dan harga saham. Sependapat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Onsomu (2014) mengenai the effect of dividend policy on stock price, penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2013) mengenai dividend policy and price volatility, penelitian yang dilakukan oleh Ilaboya (2012) mengenai dividend policy and share price volatility, penelitian yang dilakukan oleh Khan (2012) mengenai effect of

dividends on stock prices– a case of chemical and pharmaceutical industry of pakistan, dan penelitian yang dilakukan oleh Hashemijoo et. al. (2012) mengenai the impact of dividend policy on share price volatility in the Malaysian stock market, dari keenam penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh positif signifikan antara kebijakan dividen terhadap harga saham.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa, jika perusahaan menginginkan untuk tetap dipercaya oleh pemegang saham dan ingin memakmurkan para pemegang sahamnya, maka penting bagi pihak manajemen perusahaan untuk menjaga harga saham perusahaannya, diantaranya dengan menjaga return on assets (ROA), earning per share (EPS) dan dividend payout ratio (DPR) perusahaan untuk selalu mengalami kenaikan. Karena berdasarkan hasil penelitian baik secara teoritis maupun secara empiris, ketiga variabel tersebut dapat mempengaruhi harga saham.

Melihat hasil simpulan yang masih bervariatif, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kembali pengaruh return on assets (ROA), earning per share (EPS) dan dividend payout ratio (DPR) terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45.

Penelitian ini menganalisa harga saham dari perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45 ini karena perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45 pada umumnya memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Harapannya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajemen perusahaan maupun bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya pada instrumen saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45 .

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saedil (2012) mengenai the effect of assets return rate on stock price of the companies accepted in tehran stock exchange diperoleh hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Sejalan dengan penelitian terdahulu, penelitian yang dilakukan oleh Kabajeh (2012) mengenai the relationship between the ROA, ROE and ROI ratios with Jordanian insurance public companies market share prices, juga menunjukkan hasil bahwa “ ROA berpegaruh positif signifikan terhadap harga saham “. Didukung penelitian lain yang dilakukan oleh Sugiarto (2014) mengenai pengaruh DER, DPS, ROA terhadap harga saham pada perusahaan telekomunikasi di BEI. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini semakin dipertegas oleh penelitian yang dilakukan oleh Pebriana (2014) mengenai analisis EPS, ROA dan DER terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Return on assets dapat memberikan informasi kepada investor untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atas asset tertentu.Semakin tinggi ROA hal itu berarti kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba juga semakin besar, dan hal ini dapat menarik investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Karena permintaan akan saham tersebut meningkat, maka juga akan berpegaruh pada naiknya harga saham. Dengan kata lain ROA dapat mempengaruhi harga saham. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis:

H1 : ROA berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Talamati (2015) mengenai pengaruh earning per share & return on equity terhadap harga saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2014, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel earning per share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Priatinah (2012) mengenai pengaruh return on investment (ROI), earning per share (EPS) dan dividend per share (DPS) terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2010, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel earning per share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini semakin dipertegas oleh penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2014) mengenai pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga saham yang go public, penelitian yang dilakukan olehMarcellyna (2013) mengenai pengaruh earning per share (EPS) terhadap harga saham LQ-45 di bursa efek Indonesia (BEI) dan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2014:9) mengenai pengaruh dividend per share dan earning per share terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2012 dimana dari ketiga penelitian tersebut didapat hasil bahwa variabel earning per share berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis:

H2 : EPS berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Salisu (2012) mengenai dividend payout ratio and share price movement of listed non-service firms in Nigeria menunjukkan hasil bahwa DPR secara positif signifikan berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zakaria (2012) mengenai the impact of dividend policy on the share price, hasil penelitian menunjukkan bahwa Dividend Payout Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Semakin dipertegas dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2013) mengenai the effect of dividend policy on share price, penelitian yang dilakukan oleh Asmirantho (2015) mengenai pengaruh DPS, DPR, PBV dan ROA terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman dalam kemasan yang terdaftar di BEI dan penelitian yang dilakukan oleh Hunjra et al (2014) mengenai impact of dividend policy, earning per share, return on equity, profit after tax on share price, ketiga hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Kebijakan dividen dapat digunakan sebagai salah satu acuan bagi investor dalam menilai kinerja perusahaan, seringkali kebijakan dividen ini dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan karena dividend payout ratio yang tinggi dapat memberikan informasi kepada investor bahwa perusahaan tersebut memiliki kecukupan dana untuk membayar dividen atas sahamnya. Dengan kata lain DPR

dapat berpengaruh terhadap harga saham.Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis:

H3 : DPR berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah desain asosiatif, yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antar dua variabel atau lebih yang sifatnya menghubungkan variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana pengaruh antara Profitabilitas, EPS dan DPR terhadap harga saham. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang berfungsi menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.Lokasi penelitian dalam penelitian ini ditempatkan di Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Denpasar Bali, dan melalui website BEI www.idx.co.id.Objek penelitian ini adalah harga saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45.

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu Profitabilitas, Earning per share (EPS) dan dividen payout ratio (DPR).Dalam penelitian ini profitabilitas akan diukur menggunakan return on asset (ROA). ROA adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimilikinya. Rasio ini menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan untuk mengembalikan investasi yang telah dilakukan atas aset tertentu.Semakin besar tingkat ROA menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan semakin besar.Besarnya ROA dinyatakan dalam satuan persentase (%). Earning per

share (EPS) adalah besarnya laba per lembar saham yang diperoleh investor selama periode tertentu. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:195) EPS merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang diperoleh investor. Besarnya EPS suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan. Besarnya EPS dinyatakan dalam satuan rupiah (mata uang). DPR merupakan keputusan mengenai kebijakan dividen, apakah earning dibagi dalam bentuk dividen atau sebagian di investasikan kembali. Besarnya DPR dinyatakan dalam satuan persentase (%). Dalam penelitian ini DPR dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45 pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Dalam penelitian ini harga saham yang akan digunakan adalah harga saham pada saat penutupan (closing price).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berisi informasi berupa bilangan yang berasal dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45 tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, yaitu data saham dan data akuntansi. Data saham yang dipakai adalah harga pasar saham pada saat penutupan (closing price). Sedangkan data akuntansi yang dipakai adalah laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Data tersebut diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM), dan melalui website BEI www.idx.co.id.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45 yang secara kontinyu membayarkan dividen secara terus menerus selama kurun waktu tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. Sampel penelitian dipilih melalui metode random sampling, yang merupakan metode pemilihan sampel secara acak. Untuk menentukan jumlah sampel, maka akan menggunakan rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005:55) sebagai berikut :

N

n =         ……………………………………..(1)

N(d)2 + 1

Dimana :

n = Sampel

N = Populasi

d = Nilai presisi 95% atau sig. =0,05

Maka diperoleh hasil sebagai berikut :

30

n =

30(0,05)2 + 1

n = 27,9 dibulatkan menjadi 28 sampel

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara dokumentasi, dimana merupakan pengambilan data melalui dokumen baik tertulis maupun elektronik dari suatu lembaga atau institusi. Lembaga yang dimaksud yaitu dari Pusat

Informasi Pasar Modal (PIPM), dan melalui media internet yang bersumber dari website resmi bursa efek Indonesia www.idx.co.id .

Dalam analisis regresi, untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain menurut Wirawan (2002:293) menggunakan persamaan sebagai berikut :

Yi = B1 + B2X2i + B3X3i + B4X4i + Ui………………………..(2)

Dimana :

Yi       = variabel terikat

B1      = merupakan konstanta

B(2,3,4)  = nilai koefisien regresi

X2    = ROA

X3     = EPS

X4    = DPR

Ui      = faktor gangguan

Model ini memfokuskan pada analisis regresi dengan kombinasi data time series dan cross section, yang populer disebut dengan pooled time series. Pooled time series merupakan kombinasi antara time series yang memiliki observasi temporal biasa pada suatu unit analisis dengan data cross section yang miliki obserevasi observasi pada unit analisis pada titik. Ciri khusus pada data time series adalah berupa urutan numerik di mana interval antar observasi atas sejumlah variabel bersifat konstan dan tetap sedang data cross section adalah suatu unit analisis pada suatu titik tertentu dengan observasi atas sejumlah variabel. Jadi bila sejumlah variabel untuk sejumlah cross section yang berbeda observasi selama kurun waktu tertentu, maka akan diperoleh data pooling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini akan ditampilkan secara deskriptif data harga saham beserta return on assets (ROA), earning per share (EPS),dan dividend payout ratio (DPR) pada tahun 2013 dan tahun 2014.

Tabel 1.

Deskripsi variabel penelitian

Observasi

Rata-rata

Maksimum

Minimum

S.D

SAHAM

56

10041.7

60700

430

11563.46

ROA

56

11.801

71.51

0.59

11.34

EPS

56

593.948

2790.19

1.89

612.27

DPR

56

46.757

210.99

7.21

29.92

Sumber: data sekunder diolah, 2016

Tabel 1 menunjukan bahwa harga saham tertinggi sebesar Rp 60.700milik Gudang Garam Tbk pada tahun 2014 dan yang terendah sebesar Rp 430 milik Alam Sutra Realty Tbk pada tahun 2013, dengan rata-rata harga saham sebesar Rp 10.041,7. Untuk nilai return on assets (ROA), nilai tertinggi milik Unilever Indonesia Tbk sebesar 71.51% pada tahun 2013 dan terendah milik Harum Energi Tbk sebesar 0.59% pada tahun 2014 dengan rata-rata nilai ROA sebesar 11.801%. Nilai earning per share (EPS) tertinggi sebesar Rp 2.790,19milik Gudang Garam Tbk pada tahun 2014 dan yang terendah milik Harum Energi Tbk sebesar Rp 1,89 pada tahun 2014 dengan rata-rata sebesar Rp 598,948. Nilai tertinggi untuk dividend payout ratio (DPR) sebesar 210.99% milik Indo Tambangraya Megah Tbk pada tahun 2013 dan yang terendah sebesar 7.21% milik Alam Sutera Realty Tbk pada tahun 2014 dengan rata-rata nilai DPR sebesar 46.757%. Standar deviasi harga saham sebesar Rp 11.563,46 hal ini ternyata nilainya lebih besar dari nilai rata-rata harga saham, maka

kelompok data harga saham berjarak sekitar plusRp.11.563,46dari rata-ratanya, sehingga dapat dikatakan jarak antara data harga saham dengan rata-rata harga saham cukup jauh. Standar deviasi ROA sebesar 11.34% hal ini ternyata nilainya lebih kecil dari nilai rata-rata ROA, maka kelompok data ROA berjarak sekitar minus 11.34% dari rata-ratanya, sehingga dapat dikatakan jarak antara data ROA dengan rata-rata ROA semakin dekat atau semakin seragam. Standar deviasi EPS sebesar Rp. 612,27 hal ini ternyata nilainya lebih besar dari nilai rata-rata EPS, maka kelompok data EPS berjarak sekitar plusRp.612,27 dari rata-ratanya, sehingga dapat dikatakan jarak antara data EPS dengan rata-rata EPS cukup jauh. Standar deviasi DPR sebesar 29.92% hal ini ternyata nilainya lebih kecil dari nilai rata-rata DPR, maka kelompok data DPR berjarak sekitar minus 29.92% dari rata-ratanya, sehingga dapat dikatakan jarak antara data DPR dengan rata-rata DPR semakin dekat atau semakin seragam.

Dasar pemikiran pembentukan Model Efek Tetap disebabkan adanya variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model memungkinkan adanya intercept yang tidak konstan.Atau dengan kata lain, intercept ini mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu.

Tabel 2.

Model Efek Tetap (Fixed Effect)

Dependent Variable: SAHAM

Method: Panel Least Squares

Date: 09/15/16 Time: 16:00

Sample: 2013 2014

Periods included: 2

Cross-sections included: 28

Total panel (balanced) observations: 56

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

ROA

357.9810

71.67837

4.994269

0.0000

EPS

51.837054

11.918806

4.957394

0.0005

DPR

106.3648

22.90311

4.644120

0.0001

C

8201.745

1939.028

4.229824

0.0003

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy

variables)

R-squared

0.882143

Mean dependent var

10041.70

Adjusted R-squared

0.960714

S.D. dependent var

11563.46

S.E. of regression

2291.967

Akaike info criterion

18.61288

Sum squared resid

1.31E+08

Schwarz criterion

19.73405

Log likelihood

-490.1605

Hannan-Quinn criter.

19.04755

F-statistic

45.83258

Durbin-Watson stat

2.262069

Prob(F-statistic)

0.000000

Sumber: data sekunder diolah, 2016

Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu.

Di asumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Model ini dapat membedakan efek individual dan efek waktu, dan juga tidak

perlu mengasumsikan bahwa komponen error tidak berkorelasi dengan variabel bebas yang mungkin sulit dipenuhi. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 2 dengan menggunakan model fixed effect semua koefisien model signifikan secara statistik dengan uji t pada α 5%. Dengan menggunakan model fixed effect nilai R2 yang didapat sebesar 88,21%, yang berarti model mampu menjelaskan variasi harga saham sebesar 88,21%.

Berdasarkan pengujian pemilihan model regresi data panel, model yang cocok digunakan pada data saham di penelitian ini adalah fixed effect model, dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.

Hasil Pengujian Hipotesis Model

Dependent Variable: SAHAM

Method: Panel Least Squares

Date: 09/15/16 Time: 16:00

Sample: 2013 2014

Periods included: 2

Cross-sections included: 28

Total panel (balanced) observations: 56

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

ROA

357.9810

71.67837

4.994269

0.0000

EPS

51.837054

11.918806

4.957394

0.0005

DPR

106.3648

22.90311

4.644120

0.0001

C

8201.745

1939.028

4.229824

0.0003

Sumber: data sekunder diolah, 2016

Y = 8201.745 + 357.981 ROA + 51.827 EPS +106.364 DPR.............(3)

Nilai koefisien regresi ROA memiliki hubungan positif 357,981 artinya setiap kenaikan 1% rasio ROA, maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 357,981 rupiah dengan anggapan koefisien variabel lain tetap.Nilai koefisien regresi EPS memiliki hubungan positif 51,827 artinya setiap kenaikan 1 rupiah EPS, maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 51,827 rupiah dengan anggapan koefisien variabel lain tetap.Nilai koefisien regresi DPR memiliki hubungan positif 106,364 artinya setiap kenaikan 1% rasio DPR, maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 106,364 rupiah dengan anggapan koefisien variabel lain tetap.

Uji hipotesis model berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai

koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.Untuk kepentingan tersebut, maka semua koefisien regresi harus di uji. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yang disebut Uji F dan Uji t. Uji F digunakan untuk menguji koefisien (slope) regresi secara bersama-sama, sedang Uji t untuk menguji koefisien regresi, termasuk intercept secara individu.

Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yakni variabel ROA, EPS dan DPR berpengaruh secara bersama-sama terhadap Harga Saham. Berdasarkan Tabel 2, nilai F statistik model menunjukkan angka sebesar 45.832, maka dengan tingkat signifikansi (α) = 5% dan nilai df (Degree of Freedom) pembilang sebesar 3 dan df penyebut sebesar 52 diperoleh F-tabel sebesar 2.786.

Berdasarkan hasil analisis di atas, maka pengujian pengaruh secara simultan memiliki nilai F statistik > F tabel (45.832 > 2.786). Demikian pula nilai Sig. F < 0,05. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa ROA, EPS dan DPR berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.Dengan demikian dapat diartikan bahwa model tersebut telah memenuhi syarat untuk dipakai.

Koefisien determinasi R Square yang dihasilkan sebesar 88,2% yang menunjukkan kontribusi variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu ROA, EPS dan DPR secara bersama sama terhadap harga saham adalah sebesar 88,2%.

Uji t-statistik merupakan pengujian untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu variabel ROA, EPS dan DPR secara individu (parsial) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yakni Harga Saham. Dengan pengujian t statistik satu arah, tingkat signifikansi (α) = 5% dan nilai df (Degree of Freedom) sebesar 52, diperoleh t-tabel sebesar 1.6746, maka menghasilkan pengujian t statistik sebagai berikut:

Tabel 4.

Hasil Pengujian Parsial (Uji t)

Variabel Bebas

Satuan Kerja

Koefisien

thit

Sig. t

Kesimpulan

ROA

357.981

4.994

0,0000

Signifikan

EPS

51.837

4.957

0,0005

Signifikan

DPR

106.364

4.644

0,0001

Signifikan

Sumber: data sekunder diolah, 2016

Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap Harga Saham, di peroleh nilai t-statistik sebesar 4.994 dengan nilai Sig. t sebesar 0.000. Dari tabel statistik dengan alpha 5%, diperoleh t-tabel sebesar 1.6746. Karena nilai t-statistik > t-tabel (4.994 > 1.6746), dan nilai Probabilitas < 0,05 (0.000 < 0,05), maka Hipotesis yang menyatakan “Terdapat pengaruh positif signifikan antara return on assets (ROA) terhadap Harga Saham” diterima. Hasil ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara return on assets (ROA) terhadap Harga Saham.Mengingat koefisien bertanda positif (357.981) menunjukkan hubungannya positif atau searah. Artinya semakin tinggi nilai return on assets (ROA), akan semakin tinggi pula harga saham tersebut.

Earning per share (EPS) secara parsial terhadap harga saham, diperoleh nilai t-statistik sebesar 4.957 dengan nilai Sig. t sebesar 0,0005. Dari tabel statistik dengan alpha 5%, diperoleh t-tabel sebesar 2.007. Karena nilai t-statistik > t-tabel (4.957 > 1.6746), dan nilai Probabilitas < 0,05 (0.0005 < 0,05), maka hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh positif signifikan antara earning per share (EPS) terhadap harga saham” diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara earning per share (EPS) terhadap harga saham. Mengingat koefisien bertanda positif (51.837) menunjukkan hubungannya positif atau searah. Artinya semakin tinggi nilai earning per share (EPS), akan semakin tinggi pula harga saham tersebut.

Dividend payout ratio (DPR) secara parsial terhadap harga saham, diperoleh nilai t-statistik sebesar 4.644 dengan nilai sig. t sebesar 0.0001.Dari tabel statistik dengan alpha 5%, diperoleh t-tabel sebesar 1.6746. Karena nilai t-statistik > t-tabel (4.644 > 2.007), dan nilai Probabilitas < 0,05 (0,0001<0,05), maka hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh positif signifikan antara dividend payout ratio (DPR) terhadap harga saham” diterima. Hasil yang diperoleh menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara dividend payout ratio (DPR) terhadap Harga Saham.Mengingat koefisien bertanda positif (106.364) menunjukkan hubungannya positif atau searah. Artinya semakin tinggi nilai dividend payout ratio (DPR), akan semakin tinggi pula harga saham tersebut.

Berdasarkan hasil analisis, koefisien hubungan antara return on assets dengan harga saham adalah sebesar 357,981dengan p-value sebesar 0.000. Karena nilai p-

value < 0.05 dan nilai koefisien regresi unstandardize bertanda positif, maka menunjukkan pengaruhnya positif. Sehingga dapat diinterpretasikan setiap kenaikan return on assets, akan mempengaruhi kenaikan harga saham. Sebaliknya, setiap penurunan return on assets, akan mempengaruhi penurunan harga saham.

Semakin besar ROA dapat memberikan gambaran informasi bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba juga baik, ini artinya kinerja keuangan perusahaan dalam keadaan yang baik pula. ROA yang tinggi juga dapat menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi permintaan terhadap saham tersebut maka akan berdampak pada naiknya harga saham perusahaan tersebut. Sependapat dengan pendapat ahli, Weston dan Brigham (1993:26) yang menyatakan bahwa semakin tinggi ROA berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga semakin baik, pada umumnya investor memilih menginvestasikan dananya di perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik karena menunjukkan prospek yang cerah, sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan dapat menaikkan harga saham perusahaan sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran.Hal ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Noviri (2013), Kabajeh (2012), Saedil (2012) dan Zuliarni (2012) mengenai pengaruh ROA terhadap harga saham, dimana hasil yang diperoleh menunjukkan, bahwa ROA secara positif signifikan berpengaruh terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil analisis, koefisien hubungan antara earning per share dengan harga saham adalah sebesar 51.837 dengan p-value sebesar 0.0005. Karena

nilai p-value < 0.05 dan nilai koefisien regresi unstandardize bertanda positif, maka menunjukkan pengaruhnya positif. Sehingga dapat diinterpretasikan setiap kenaikan earning per share, akan mempengaruhi kenaikan harga saham. Sebaliknya, setiap penurunan earning per share, akan mempengaruhi penurunan harga saham.

Saham dengan EPS yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan tersebut telah berhasil memberikan kemakmuran bagi para pemegang sahamnya, yang nantinya akan dapat mendorong minat investor maupun calon investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi permintaan atas saham tersebut, maka akan berdampak pada naiknya harga saham perusahaan. Jadi jika nilai EPS meningkat, maka harga saham juga akan ikut meningkat. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.Hal ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yanti (2013), Noviri (2013), Priatinah (2012) dan Hasanah (2013) mengenai Pengaruh EPS terhadap harga saham, dimana hasil yang diperoleh menunjukkan, bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil analisis, koefisien hubungan antara dividend payout ratio dengan harga saham adalah sebesar 106.364 dengan p-value sebesar 0.0001. Karena nilai p-value < 0.05 dan nilai koefisien regresi unstandardize bertanda positif, maka menunjukkan pengaruhnya positif. Sehingga dapat diinterpretasikan setiap kenaikan

dividend payout ratio, akan mempengaruhi kenaikan harga saham. Sebaliknya, setiap penurunan dividend payout ratio, akan mempengaruhi penurunan harga saham.

Kebijakan pembayaran dividen yang tinggi, akan membuat investor beranggapan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dananya, hal ini akan memberikan sinyal positif bagi investor dan akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya permintaan terhadap saham tersebut akan berdampak pula pada peningkatan harga sahamnya. Sependapat dengan pernyataan Weston dan Brigham (2001:26) dimana “DPR merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, semakin meningkatnya DPR merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan bagi para pemegang saham karena jumlah kas dividen yang besar adalah yang diinginkan oleh investor, hal ini akan berakibat naiknya harga saham perusahaan.”Hasil penelitian yang diperoleh mendukung beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wilianto (2012), Hasan (2013), Hunjra et al. (2014) dan Zakaria (2012) mengenai Pengaruh DPR terhadap harga saham, dimana hasil yang diperoleh menunjukkan, bahwa DPR berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisis dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif return on assets (ROA) terhadap Harga Saham. Terdapat pengaruh signifikan dan positif earning per share (EPS) terhadap Harga Saham. Terdapat pengaruh signifikan dan positif dividend payout ratio (DPR) terhadap Harga Saham.

Berdasarkan hasil simpulan diatas maka saran yang dapat diberikan adalah bagi pihak manajemen, dirasa penting sekali untuk selalu menjaga harga sahamnya untuk tetap dalam kondisi yang baik, karena hal ini akan berdampak pada citra perusahaan dimata publik. Semakin tinggi harga saham perusahaan akan memberikan signal positif bagi publik bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi yang baik pula. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk menjaga harga saham agar selalu mengalami kenaikan, maka dirasa perlu pihak manajemen untuk selalu menjaga ROA, EPS dan DPR nya untuk selalu naik.Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak, periode penelitian yang lebih panjang dan menggunakan variabel lain selain ROA,EPS dan DPR untuk mengetahui variabel lain yang juga berpengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ 45.

REFERENSI

Asmirantho, Edhi. 2015. Pengaruh DPS, DPR, PBV dan ROA Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman dalam Kemasan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmiah Akuntansi. 1(2).pp: 95-117.

Damayanti, Putu Ryan. 2014. Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. Jurnal Akuntansi Program S1. 2(1).h:1-10.

Darmadji, Tjiptono., dan Hendy M Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

Hasan, Md. Abdullah. 2013. The Effect of dividend Policy on Share Price. Journal of Economic and Finance.1(4).pp:6-11.

Hasanah, Rahmalia Nur. 2013. Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga saham Pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks saham LQ 45. Jurnal Akuntansi. 3(1).h:1-12

Hashemijoo, Mohammad.Aref Mahdavi Ardekani . Nejat Younesi. 2012. The Impact of Dividend Policy on Share Price Volatility in the Malaysian Stock Market. Journal of Business Studies Quarterly,4 (1) . pp: 111-129.

Hunjra, Ahmed Imran. 2014. Impact of Dividend Policy, Earning Per Share, Return On Equity, Profit After Tax on Share Price. Journal of Economics and Empirical Research.2(3).pp:109-115.

Idawati, Wiwi. 2015. Effect of Earning Per Share (EPS) and Return On Assets against Share Price on Coal Mining Company Listed in Indonesia Stock Exchange. Journal of Resources Development and Management.7(6).pp:79-91.

Islam, Md. Rashidul. 2014. How Earning Per Share (EPS) Affects on Share Price and Firm Value. Journal of Business and Management.6(17).pp:97-108.

Kabajeh, Majed Abdel Majid.2012.The Relationship between the ROA, ROE and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Share Prices.International Journal of Humanities and Social Science.2 (11).pp: 115120.

Khan, Kanwal Iqbal.2012.Effect of Dividends on Stock Prices– A Case of Chemical and Pharmaceutical Industry of Pakistan .University of Central Punjab, Lahore. Journal of Business Management .2(5).pp: 141-148.

Marcellyna, Fica. 2013. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Akuntansi. 1(3).pp:1-7.

Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat.

Noviri, Sany. 2013. Pengaruh Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS) dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham (Studi Pada Indeks Saham LQ 45). Jurnal Akuntansi. 5(1).h:1-23.

Onsomu, Zipporah N. 2014. The Effect of Dividend Policy On Stock Price.Journal of Business and Management.2(7).pp:115-120.

Pebriana, Feni. 2014. Analisis EPS, ROA dan DER terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks sri kehati di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Jurnal Aplikasi Manajemen. 1(1).pp:1-17.

Priatinah, Denis. 2012. Pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010. Jurnal Nominal. 1(1).h:50-64.

Ramadan, Imad Zeyad.2013. Dividend Policy and Price Volatility. Empirical Evidence from Jordan. Department of Finance, Applied Science University. Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences.3 (2).pp: 15-22.

Ramadhani, Rani. 2013. Pengaruh Return On Assets dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Pada Institusi Finansial di Bursa Efek Indonesia. Journal The Winners.14(1).h: 29-41.

Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Saeidil, Parviz and Abolghasem Okhli.2012.Studying the effect of assets return rate on stock price of the companies accepted in Tehran stock exchange. Journal of Business and Economic Horizons. 8(2).pp: 12-22.

Salisu, Abubakar.2012.Dividend Payout Ratio and Share Price Movement of Listed Non-Service Firms in Nigeria. Lecturer. Department of Accounting, Ahmadu Bello University, Zaria.

Shawawreh, Fawaz Khalid. 2014. The Impact of Dividend Policy on Share Price. Journal of Business and Management.6(38).pp:133-143.

Sugiarto, Rengga Jeni Ery. 2014. Pengaruh DER, DPS, ROA Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen.3(9).pp: 1-15.

Sugiyarso, G. dan Winarni, F.2005.Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Media Presindo.

Weston, J Fred dan Eugene F Brigham.1993.Manajemen Keuangan.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas E. 2001.Manajemen Keuangan Jilid 1 Edisi ke-9.Jakarta: Binarupa Aksara.

Wiagustini, Ni luh putu . 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Denpasar : Udayana University Press.

Wilianto, Arif. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage keuangan dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Perushaaan Manufaktur di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(2). h: 33-37.

Wirawan, Nata. 2002. Cara mudah memahami statistik 2 (statistik inferensia) untuk ekonomi dan bisnis. Denpasar : Keraras emas.

Yanti, Ni Putu Nova Eka. 2013. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham dengan Dividen    Per Share    sebagai Variabel Moderasi,

JurnalAkuntansi.3(2).h:212-228.

Yuliani, Yuyun. 2014. Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap  harga  saham yang Go Public. Jurnal Ilmiah Manajemen

Kesatuan.2(2).h:111-118.

Zakaria, Zuriawati. 2012. The Impact of Dividend Policy on The Share Price. Journal of Economics.2(5).pp:1-8.

Zuliarni, Sri. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Mining And Mining Service Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis. 3(1).h: 36-48.

8045