E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 12, 2016: 7638-7668 ISSN : 2302-8912

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN PENILAIAN PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ45 DI BEI

  • I    G N Sudangga Adipalguna 1

Anak Agung Gede Suarjaya 2

  • 1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia Email : sudangga93@gmail.com / 082144438896

ABSTRAK

Harga saham merupakan nilai sekarang dari penghasilan yang diterima pemodal dimasa akan datang yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar modal. Dalam berinvestasi saham di pasar modal, yang perlu dilakukan investor adalah menganalisis harga saham. Salah satunya adalah melihat nilai CR, DER, TATO, ROA, dan EPS perusahaan tersebut. CR, TATO,ROA dan EPS yang tinggi mencerminkan perusahaan profitable dan memberikan sinyal positif pada investor untuk berinvestasi, sedangkan DER yang tinggi mencerminkan tingkat hutang perusahaan yang tinggi sehingga mengurangi minat investor berinvestasi pada perusahaan tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh CR, DER, TATO, ROA, dan EPS terhadap Harga Saham Perusahaan LQ45 di BEI. Penelitian ini mengambil 19 Perusahaan LQ45 di BEI periode 2012-2014 dengan metode sensus dan teknik analisis Regresi Linear Berganda. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan secara parsial CR, DER, dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, TATO dan EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Kata kunci : Harga Saham, CR, DER, TATO, ROA, EPS

ABSTRACT

Stock price is the present value of the income received by investors will come in the future is determined by supply and demand in the capital market. In stock investing on the stock market, investors need to do is analyze the stock price. One is seeing the value of CR, DER, TATO, ROA, and EPS of the company. CR, TATO, ROA and EPS high positive reflect the company is profitable and give a positive signal to investors to invest, whereas the high DER reflects the high level of corporate debt, thereby reducing investors to invest in companies. The purpose of the study is to determine significance effect of CR, DER, TATO, ROA, and EPS on stock price LQ45 Company on the Indonesian Stock Exchange. This study took 19 Company LQ45 in Indonesian Stock Exchange 2012-2014 with census method and linear regression analysis techniques. The test results showed a partial hypothesis CR, DER, and ROA is not significant effect on the stock price, EPS and TATO is significant positive effect on stock prices.

Keywords: Stock Price, CR, DER, TATO, ROA, EPS

PENDAHULUAN

Pasar modal di Indonesia saat ini menunjukkan perkembangan bagi perekonomian Indonesia. Perkembangan pesat ini terjadi karena semakin meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi dipasar modal, berkembangnya pengetahuan masyarakat tentang pasar modal, dan semakin banyaknya jumlah perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank – bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat berharga yang beredar (Sunariyah, 2011:4). Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen jangka panjang seperti obligasi, saham, dan sekuiritas lainnya. Salah satu indeks yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia adalah indeks LQ-45. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham di Bursa Efek Indonesia dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan (Tandelilin, 2010:87). Adanya Indeks LQ-45 juga menyediakan sarana objektif dan terpercaya bagi para analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor saham yang aktif diperdagangkan (Sembiring, 2012).

Salah satu sekuritas yang aktif diperjualbelikan di pasar modal adalah saham. Saham itu sendiri adalah tanda bukti keikutsertaan sebagai pemilik dalam suatu perusahaan (Riyanto, 2011:240). Dengan demikian jumlah lembar saham yang dikuasai investor menggambarkan suatu bentuk kepemilikan terhadap suatu

perusahaan. Kebanyakan investor tertarik untuk menginvestasikan dana yang dimilikinya dalam bentuk saham dengan alasan bahwa investasi saham menjanjikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Menurut Hermuningsih (2012:80), pada umumnya tujuan dari investasi saham adalah untuk mendapatkan capital gain dan dividen. Capital gain adalah selisih lebih antara harga beli dengan harga jual saham, sedangkan dividen adalah sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.

Keuntungan suatu perusahaan dari investasi yang dilakukan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam melakukan investasi, karena akan mempengaruhi harga saham. Harga saham merupakan nilai sekarang (present value) dari penghasilan-penghasilan yang akan diterima oleh pemodal di masa yang akan datang (Husnan, 2009:151). Para emiten yang dapat menghasilkan laba yang semakin tinggi akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diperoleh investor yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut (Patriawan, 2011:19). Pergerakan harga saham dipasar sangat sulit ditebak yang menyebabkan risiko. Risiko yang utama ditimbulkan dari investasi saham ini adalah variasi harga saham yang terjadi setiap waktu.

Variasi harga saham yang terjadi setiap waktu tentu saja memungkinkan investor menghadapi berbagai risiko keuangan. Variasi harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi informasi dari laporan arus kas, informasi laba, rasio keuangan, dan informasi lain yang terkait dengan laporan keuangan tahunan perusahaan. Sedangkan, faktor eksternal yaitu transaksi saham, tingkat bunga deposito,

kondisi sosial dan politik suatu negara, serta kebijakan makro ekonomi suatu negara (Novita, 2014). Terdapat dua analisis yang dapat digunakan untuk mengantisipasi risiko yang ditimbulkan dari harga saham yang berubah-ubah setiap waktunya yaitu analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) atau analisis perusahaan (company analysis) dan analisis teknikal (technical analysis). Analisis fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain sebagainya), sedangkan analisis teknikal menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi saham) untuk menentukan nilai dari saham (Halim, 2013:160).

Analisis teknikal banyak digunakan oleh praktisi dalam menentukan harga saham. Sedangkan analisis fundamental banyak digunakan oleh akademis (Jogiyanto, 2015:161). Walaupun dalam menentukan harga saham banyak digunakan analisis teknis, bukan berarti analisis fundamental tidak perlu diperhatikan karena investor dalam melakukan investasi saham juga melihat laporan keuangan perusahaan, karena posisi dan arah perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan.

Analisis fundamental mencoba mengitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data atau rasio-rasio keuangan perusahaan. Menurut Wiagustini (2014:85-86), rasio keuangan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) bagian, yaitu : rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo, rasio Solvabilitas/leverage yang mengukur sampai berapa jauh perusahaan

dibiayai oleh dana pinjaman, rasio aktivitas usaha yang mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. rasio profitabilitas/rentabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dan rasio penilaian/pasar yang mengukur pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan yang dicapai oleh perusahaan.

Kusumawardani (2011), menyatakan bahwa rasio yang sering digunakan dalam mengukur harga saham adalah Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Return On Asset. Dewinta Fitriani (2014), menyatakan bahwa Total Assets Turn Over dan Return On Assets merupakan rasio yang sering digunakan untuk mengukur harga saham.

Kasmir (2013:110) menyatakan Rasio likuiditas adalah untuk menunjukan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun didalam perusahaan. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah Current Ratio. Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current Ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancer, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current Ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas, sebaliknya Current Ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena

menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Sawir, 2012:10). Kemampuan perusahaan dalam membayar hutang pada saat jatuh tempo membuat daya tarik atau minat investor atas saham tersebut meningkat sehingga permintaan atas saham perusahaan tersebut juga meningkat. Hal ini menyebabkan harga saham dari perusahaan ikut meningkat.

Penelitian yang dilakukan Pasaribu (2008), Bagherzadeh, and Mahboobeh (2013), Wang (2013), dan Kohansal et al., (2013) menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan. Hasil sebaliknya didapat pada penelitian yang dilakukan Özlen and Ugur (2012) yang menyatakan Current Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan Deitiana (2011), Hatta (2012), Machfiro (2012), Chotimah dan Lailatul (2013), Rahman dan Sutrisno (2013), dan Daniel (2015) yang menyatakan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Husnan (2012:72) menyatakan solvabilitas adalah rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Perusahaan dikatakan solvabel jika perusahaan memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup untuk melunasi seluruh hutang - hutangnya. Dalam penelitian ini rasio solvabilitas yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio merupakan rasio utang yang paling sering digunakan. Besarnya utang yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami pertimbangan antara resiko dan laba yang didapat. Utang membawa resiko karena setiap utang pada

umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan berupa kewajiban untuk membayar beban bunga beserta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik. Besarnya rasio ini menandakan besarnya keterikatan suatu perusahaan dibiayai oleh utang-utangnya. Sehingga resiko yang dihadapi suatu perusahaan semakin tinggi. Dengan risiko yang tinggi sangat jarang membuat investor mau menanamkan modalnya. Hal ini menyebabkan penurunan tingkat permintaan atas saham perusahaan tersebut, yang berdampak pada penurunan harga saham perusahaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan Stella (2009), Hatta (2012), Ozlen dan Ugur (2012), Chotimah dan Lailatul (2013), Ramdhani (2013), Dewi dan Suaryana (2013), dan Ratih, Apriatni, dan Saryadi (2013) menyatakan bahwa bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang sebaliknya di dapatkan Novasari, Ema (2013), yang menyatakan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang berbeda di temukan pada penelitian yang dilakukan Machfiro (2012), Rahman dan Sutrisno (2013), dan Daniel (2015) yang menyatakan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Wiagustini (2014:86) menyatakan rasio aktivitas adalah kemampuan perusahaan untuk menjaga stabilitas usahanya sehingga bisa bertahan hidup dan berkembang secara sendiri atau mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumberdaya perusahaan. Dalam penelitian ini rasio aktivitas yang digunakan adalah Total Asset Turn Over. Sartono (2014:120) menyatakan Total Aset Turn Over menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan

aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Dalam mencari hubungan antara perputaran aktiva dengan rentabilitas ekonomi, dapat menggunakan perhitungan rasio aktivitas, yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Jika perputarannya lambat maka menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki perusahaan terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan penjualan perusahaan tersebut. Penjualan perusahaan akan mempengaruhi jumlah laba yang akan dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat perputaran aktiva maka laba yang akan diperoleh perusahaan juga akan tinggi pula, dengan catatan faktor-faktor lain dianggap konstan. Meningkatnya laba yang dihasilkan perusahaan akan menarik niat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga akan berpengaruh pada peningkatan harga saham perusahaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan Pasaribu (2008), dan Kohansal et al., (2013) menyatakan bahwa Total Asset Turn Over berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal sebaliknya di temukan dari penelitian Rahman dan Sutrisno (2013) yang menyatakan Total Asset Turn Over berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan Asnita (2013) yang menyatakan Total Asset Turn Over tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Wiagustini (2014 : 86) menyatakan rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset. Brigham dan Houston (2013:148) menyatakan bahwa Return On Asset adalah rasio laba bersih terhadap total aset yang mengukur pengembalian atas total aset setelah bunga dan pajak. Apabila Return On Asset suatu perusahaan meningkat maka berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga akan berdampak pada peningkatan profitabilitas yang dinikmati pemegang saham. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini akan meningkatkan daya tarik kepada investor, sehingga permintaan atas saham perusahaan tersebut meningkat yang berdampak pada peningkatan Harga Saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Stella (2009), Chotimah dan Lailatul (2013), Novasari (2013), dan Daniel (2015) menyatakan Return On Asset berpegaruh positif signifikan terhadap harga saham. Sebaliknya penelitian yang dilakukan Rahman dan Sutrisno (2013) yang menyatakan Return On Asset berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang berbeda di dapat pada penelitian yang dilakukan Hatta (2012), Haque dan Murtaza, Placido (2012), Machfiro (2012), dan Silviana dan Rocky (2013) Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Wiagustini (2014 :86) menyatakan Penilaian pasar adalah Rasio yang menunjukkan pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan yang dicapai perusahaan atau mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasarnya di atas biaya investasi. Dalam penelitian ini rasio penilian yang digunakan adalah Earning Per Share. Tandelilin (2010:365) menyatakan

Earning Per Share adalah salah satu jenis rasio pasar yang digunakan untuk membandingkan antara laba bersih yang siap dibagikan bagi pemegang saham dengan jumlah lembar saham perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Marcellyna dan Hartini (2013), Earning Per Share yang meningkat menandakan bahwa perusahaan tersebut berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor. Hal ini mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada saham perusahaan tersebut. Peningkatan jumlah permintaan terhadap saham mendorong harga saham naik. Dengan demikian, jika Earning Per Share meningkat, maka akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi.

Penelitian yang dilakukan Pasaribu (2008), Sharma (2011), Khan and Kanwal (2011), Priatinah dan Prabandaru (2012), Placido (2012), Hatta, (2012), Asnita (2013), Dewi dan Suaryana (2013), Rahman dan Sutrisno (2013), Silviana and Rocky (2013), Haque and Murtaza (2013), wang (2013), Omete (2013), Novasari (2013), dan Menike and Prabath (2014) menyatakan bahwa Earning Per Share berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang sebaliknya di dapatkan dari penelitian yang dilakukan Khan and Kanwal (2010) yang menyatakan Earnings per Share berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang berbeda didapat dari penelitian yang dilakukan Novasari, ema (2013) yang menyatakan Earnings per Share tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Berdasarkan research gap pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Aktifitas, Profitabilitas, dan Penilaian Pasar terhadap harga saham, maka penelitian ini perlu dikaji kembali untuk memperjelas temuan selanjutnya. Peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 selama periode 2012-2014.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif berbentuk asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dikatakan kuantitatif sebab data yang digunakan merupakan data empiris dan variabel yang digunakan mempunyai satuan yang dapat diukur (Sugiyono, 2013:13).

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kususnya perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45 periode 2012-2014. Alasan dipilihnya indeks LQ-45 karena saham perusahaan yang tergolong dalam indeks LQ-45 merupakan sekuritas yang memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan di pasar modal. Indeks LQ-45 ini juga memiliki likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar, sehingga penulis tertarik untuk meneliti pengaruh dari variabel independen yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Return On Asset, dan Earning Per Share terhadap variabel dependennya yaitu Harga Saham.

Obyek dari penelitian ini adalah harga saham yang terdapat pada perusahaan indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014. Variabel penelitian adalah harga saham sebagai variabel dependen, Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Return On Asset (ROA), dan Earning Per Share (EPS) sebagai variabel independen.

Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Harga Saham

Harga Saham merupakan nilai sekarang (Present Value) dari penghasilan-penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dimasa yang akan datang. Harga Saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah Harga penutupan (closing price) tahunan (dalam rupiah) pada perusahaan indeks LQ 45 di BursaEfek Indonesia Periode 2012-2014.

Current Ratio (CR)

Current ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan atau kesanggupan

suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh

tempo. Rasio yang digunakan pada penelitian ini membandingkan antara aktiva

lancar dan kewajiban lancar (dalam persentase) yang dimiliki masing-masing

perusahaan yang tergabung dalam indeks saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada periode 2012-2014. Perhitungan rasio ini adalah dengan formulasinya

Sebagai berikut (Husnan, 2012:74):

Current Asset

(1)


CR =           100%

Current Liabilities

Debt to equity ratio (DER)

Debt to Equity Ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menutup sebagian atau seluruh hutangnya, dengan dana yang berasal dari

dana sendiri perusahaan.Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar total

pasiva yang terdiri atas presentase modal perusahaan sendiri dibandingkan dengan

besarnya hutang yang dimiliki masing-masing perusahaan yang tergabung dalam

indeks saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012-2014.

Formula Debt to Equity Ratio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Husnan,

2012:73):

DER =


Total Hutang 100%

(2)


Total Ekuitas       ....................................................................................

Total Asset Turn Over (TATO)

Total Assets Turn Over (TATO) adalah rasio yang mengukur tingkat

efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume

penjualan tertentu. Rasio Total Asset Turn Over akan diteliti pengaruhnya

terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks

LQ-45 selama periode pengamatan yaitu 2012-2014. Formula dari Total Asset

Turn Over (TATO) dapat dirumuskan sebagai berikut (Sartono, 2014:120) :

TATO = Penjualan 100% Total Aktiva

(3)


Return on Assets (ROA)

Return On Asset (ROA) adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan seluruh aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Rasio yang digunakan pada penelitian ini membandingkan keuntungan bersih dengan seluruh aset (dalam persentase) yang

dimiliki masing-masing perusahaan yang tergabung dalam indeks saham LQ-45 di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012-2014. Formula dari Return on

Assets (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut (Brigham and Houston,

2013:148).

roa = Laba Bersih 1Q0%.....................................................................


(4)


Earning per Share (EPS)

Earning per Share (EPS) adalah rasio pasar yang mengukur penilaian

pasar terhadap saham perusahaan dengan membandingkan antara laba bersih

setelah pajak perusahaan dengan lembar saham perusahaan yang beredar (dalam

satuan rupiah). Rasio Earning Per Share akan diteliti pengaruhnya terhadap harga

saham pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45 selama

periode pengamatan yaitu 2012-2014. Formula dari Earning per share (EPS)

dapat dirumuskan sebagai berikut (Wiagustini, 2014:90).

EPS


______EAT______

Jumlah Lembar Saham


Rp.............................................................


(5)


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

yaitu data yang berupa angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2013:13). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tergolong indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan yaitu 2012-2014.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah ada, sudah dikumpulkan, dan diolah oleh pihak lain (Sugiyono, 2013:193). Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari publikasi laporan

keuangan yang memberikan informasi harga saham, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Return On Asset, dan Earning Per Share pada perusahaan yang menjadi sampel penelitian di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan, yang dimuat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Annual report yang diakses pada website resmi BEI yaitu www.idx.co.id.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan aktif tercatat/terdaftar dan melampirkan semua data variabel penelitian 3 kali berturut-turut selama periode pengamatan tahun 2012-2014, sehingga didapat 19 perusahaan. Sampel dari penelitian ini dengan metode penentuan sampel menggunakan teknik sensus (sample jenuh), yaitu teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi non partisipan, yaitu pengamatan yang dilakukan tanpa melibatkan diri dan hanya sebagai pengamat independen. Data dikumpulkan dengan cara mengamati serta mencatat, dan mempelajari uraian-uraian dari buku, karya ilmiah berupa jurnal, skripsi, tesis, dokumen-dokumen yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan annual report pada periode pengamatan, serta mengambil data melalui internet yang terkait dengan penelitian ini, seperti melalui website www.idx.co.id.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Asumsi Klasik, Analisis Linear Berganda, Pengujian Hipotesis yang mencangkup Uji t atau Uji Parsial.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Variabel Penelitian

Tabel 1

Hasil Statistik Deskriptif

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

HARGA

57

430.00

60700.00

10913.9474

13300.22374

CR

57

3.13

650.85

233.6365

158.55697

DER

57

.16

1.80

.7723

.48550

TATO

57

.21

1.94

.9311

.47133

ROA

57

.10

30.01

11.8191

6.81686

EPS

57

13.00

3697.00

672.8439

803.60718

Valid N (listwise)

57

Sumber: Data Diolah

Harga Saham

Pada Tabel 1 menunjukan bahwa jumlah sampel yang digunakan sebanyak 19 perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Dapat dilihat dalam Table 1 rata-rata Harga Saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 sebesar Rp 10.914 dan standar deviasinya Rp 13.300. Harga Saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 yang dimiliki perusahaan selama periode pengamatan (2012-2014). Nilai Harga Saham terendah dimiliki oleh perusahaan Alam Sutera Realty Tbk dimana Harga Saham yang tercatat sebesar Rp 430,- ditahun 2013. Sedangkan Harga Saham tertinggi dimiliki oleh perusahaan Gudang Garam Tbk dengan Harga Saham yang tercatat sebesar Rp 60.700,- di tahun 2014.

Current Ratio

Pada Tabel 1 dapat dilihat sampel yang digunakan perusahaan dan variabel Current Ratio. Rata-rata Current Ratio perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 sebesar 234 persen dan standar deviasinya 159 persen. Dalam

data Current Ratio terendah dimiliki oleh perusahaan Harum Energy Tbk dengan nilai yang tercatat sebesar 3,13 persen di tahun 2012. Sedangkan Current Ratio tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indocement Tunggal Perkasa Tbk dengan nilai yang tercatat sebesar 650,85 persen di tahun 2014.

Debt to Equity Ratio

Pada Tabel 1 dapat dilihat sampel yang digunakan perusahaan dan variable Debt to Equity Ratio. Rata-rata Debt to Equity Ratio perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 sebesar 0,77 persen dan standar deviasinya 0,48 persen. Debt to Equity Ratio terendah dimiliki oleh perusahaan Indocement Tunggal Perkasa Tbk dengan nilai yang tercatat sebesar 0,16 persen di tahun 2013. Sedangkan Debt to Equity Ratio tertinggi dimiliki oleh perusahaan AKR Corporindo Tbk dengan nilai yang tercatat sebesar 1,80 persen di tahun 2012.

Total Asset Turn Over

Pada Tabel 1 dapat dilihat sampel yang digunakan perusahaan dan variabel Total Assets Turn Over. Rata-rata Total Asset Turn Over perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 sebesar 0,93 persen dan standar deviasinya 0,47 persen. Total assets turn over terendah dimiliki oleh perusahaan Alam Sutera Realty Tbk dengan nilai yang tercatat sebesar 0,21 persen di tahun 2014 dan perusahaan Lippo Karawachi Tbk dengan nilai yang tercatat sebesar 0,21 di tahun 2013. Sedangkan Total Assets Turn Over tertinggi dimiliki oleh perusahaan Harum Energy Tbk dengan nilai yang tercatat sebesar 1,94 persen di tahun 2012.

Return On Asset

Pada Tabel 1 dapat dilihat sampel yang digunakan perusahaan dan variabel Return On Asset. Rata-rata Return On Asset perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 sebesar 11,81 persen dan standar deviasinya 6,81 persen. Return On Asset terendah dimiliki oleh perusahaan Harum Energy Tbk dengan nilai yang tercatat sebesar 0,1 persen di tahun 2014. Sedangkan Return on asset tertinggi dimiliki oleh perusahaan Harum Energy Tbk dengan nilai yang tercatat sebesar 30,01 persen di tahun 2012.

Earning Per Share

Pada Tabel 1 dapat dilihat sampel yang digunakan perusahaan dan variabel Earning Per Share. Rata-rata Earning Per Share perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 sebesar Rp 673 dan standar deviasinya Rp 803. Earning Per Share terendah dimiliki oleh perusahaan Kalbe Farma Tbk dengan nilai yang tercatat sebesar Rp 35,- di tahun 2014. Sedangkan Earning Per Share tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indo Tambangraya Megah Tbk dengan nilai yang tercatat sebesar Rp 3.697,- di tahun 2012.

Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda (multiple linear regresion analysis).Perhitungan variabel-variabelnya melalui program Microsoft Excel dan SPSS version 16. Tujuan analisis ini adalah untuk menguji pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Aset Turn Over, Return On Asset, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham. Hasil Analisis ini dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut.

Tabel 2

Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients            t                  sig

B

Constant

CR DER TATO ROA EPS

1.146                    19.107              .000

.026                     1.246               .219

-.011                      -.918                .363

.049                     4.069               .000

-.032                      -.981                .331

.570                     18.431              .000

Sumber: Data Diolah

Yt = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e…………….……………… (6) Y = 1.146 + 0.026X1 – 0.011X2 + 0.049X3 - 0.032X4+ 0.570X5

Dimana :

Y = Harga Saham

  • X1 = CR (Current Ratio)

  • X2 = DER (Debt to Equity Ratio)

  • X3 = TATO (Total Asset Turn Over)

  • X4 = ROA (Return On Asset)

  • X5 = EPS (Earning Per Share)

Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang dilakukan dapat diketahui bahwa variabel Current Ratio memiliki koefisien regresi bertanda (+) positif sebesar 0,026 dan statistik ujinya jatuh pada daerah penerimaan atau thitung = 1,246 < t(0,05;51) =1,675. Hasil penelitian ini berarti Current Ratio tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat disebabkan karena investor cenderung melihat atau lebih mempertimbangkan rasio lain dalam pengambilan keputusan berinvestasi saham.

Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi kesulitan (Brigham dan Houston, 2013:134). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk didalamnya kewajiban membayar dividen kas yang terutang). Informasi peningkatan Current Ratio yang baik dapat menjadi sinyal positif bagi investor untuk mengambil keputusan dalam pembelian saham dipasar modal. Meningkatnya current ratio suatu perusahaan mendorong peningkatan harga saham perusahaan tersebut (Rahman dan Sutrisno 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya dari Bagherzadeh, Saeid, and Mahboobeh (2013) yang menyatakan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang dilakukan dapat diketahui bahwa variabel Debt to Equity Ratio memiliki koefisien regresi bertanda (-) negatif sebesar 0,011 dan statistik uji jatuh pada daerah penolakan atau thitung = -0,918 > t(0,05;51) = -1,675. Hasil penelitian ini berarti Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat disebabkan karena investor cenderung melihat atau lebih mempertimbangkan rasio lain dalam pengambilan keputusan berinvestasi saham.

Semakin besar penggunaan utang dibandingkan dengan modal sendiri mengakibakan penurunan nilai perusahaan. Investor cenderung akan menghindari berinvestasi pada perusahaan dengan DER yang tinggi karena semakin tinggi penggunaan utang maka dividen yang seharusnya dibagikan pada pemegang

saham akan berkurang karena laba yang diperoleh digunakan untuk membayar utang perusahaan (Sudana, 2011:153). Hal ini menyebabkan investor menjadi tidak tertarik untuk berinvestasi pada saham tersebut, sehingga permintaan saham akan menurun dan harga saham akan menurun. Penelitian ini menemukan hasil yang sama dari penelitian yang dilakukan Stella (2009), Hatta (2012), Ramdhani (2013), Rahman dan Sutrisno (2013), Dewi dan Suaryana (2013), Ratih, Apriatni, dan Saryadi (2013), dan Daniel (2015) menyatakan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.

Pengaruh Total Asset Turn Over (TATO) terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang dilakukan dapat diketahui bahwa variabel Total Asset Turn Over memiliki koefisien regresi bertanda (+) positif sebesar 0,049 dan statistik uji jatuh pada daerah penolakan atau thitung = 4,069 > t(0,05;51) =1,675. Hasil penelitian ini berarti Total Asset Turn Over berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia, yang memiliki arti bahwa setiap peningkatan 1 persen, maka Harga Saham akan mengalami peningkatan sebesar Rp 0,049,- dengan asumsi variabel lain konstan. Hal ini berarti Total Asset Turn Over berpengaruh pada peningkatan dan penurunan harga Saham.

Perputaran total aktiva (Total Asset Turn Over) menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapat laba (Sartono, 2014:120). Penjualan perusahaan akan mempengaruhi jumlah laba yang akan dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat perputaran aktiva maka laba yang akan diperoleh

perusahaan juga akan tinggi pula, dengan catatan faktor - faktor lain dianggap konstan. Meningkatnya laba yang dihasilkan, menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga akan berpengaruh pada meningkatnya Harga Saham perusahaan itu sendiri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ugur (2012), Chotimah dan Lailatul Amanah (2013), dan Rahman dan Sutrisno (2013) yang menyatan bahwa Total Asset Turn Over (TATO) berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham.

Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang dilakukan dapat diketahui bahwa variabel Return On Asset memiliki koefisien regresi bertanda (-) negatif sebesar 0,032 dan statistik uji jatuh pada daerah penerimaan atau thitung = -0,981 < t(0,05;52) = 1,675. Hasil penelitian ini berarti Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat disebabkan karena investor cenderung melihat atau lebih mempertimbangkan rasio lain dalam pengambilan keputusan berinvestasi saham.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan yang diungkap dalam Husnan (2009:331), yang menyatakan apabila ROA suatu perusahaan meningkat maka berarti profitabilitas perusahaan meningkat sehingga akan berdampak pada peningkatan profitabilitas yang dinikmati pemegang saham. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih yang akan meningkatkan harga saham perusahaan. Unsur aktiva yang terdiri dari kewajiban ditambah dengan ekuitas juga harus

diperhatikan investor. Walaupun laba yang dihasilkan perusahaan tinggi, tetapi laba yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk membayar kewajiban. Sehigga investor berfikir bahwa tidak adanya jaminan pengembalian modal yang diinvestasikan ke dalam saham yang akan mereka beli karena laba yang dihasilkan perusahaan digunakan untuk membayar kewajiban. Nilai ROA yang tinggi tidak menjamin nilai yang tinggi atas investasi karena adanya unsur kewajiban tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan ROA tidak berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan (Ahmaddin, 2015). Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan Machfiro (2012), Placido (2012), Silviana and Rocky (2013), Ramdhani (2013), Chotimah dan Lailatul (2013), Rahman dan Sutrisno (2013) yang menyatakan Return On Asset tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.

Pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang dilakukan dapat diketahui bahwa variabel Earning Per Share memiliki koefisien regresi bertanda (+) positif sebesar 0,570 dan statistik uji jatuh pada daerah penolakan atau thitung = 18,431 > t(0,05;51) = 1,675. Hasil penelitian ini berarti Earning Per Share berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Yang memiliki arti bahwa setiap peningkatan 1 rupiah, maka Harga Saham akan mengalami peningkatan sebesar Rp 0,570,- dengan asumsi variabel lain konstan. Hal ini berarti Earning Per Share berpengaruh pada peningkatan dan penurunan harga Saham.

Informasi Earning Per Share suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan. Earning Per Share biasanya menjadi perhatian investor dan manajer keuangan. Semakin tinggi Earning Per Share suatu perusahaan, maka semakin besar pula keuntungan yang akan di terima investor dari investasinya, sehingga bagi perusahaan peningkatan Earning Per Share tersebut dapat memberi dampak positif terhadap harga sahamnya di pasar (Mursidah, 2011).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pasaribu (2008), Sharma (2011), Khan and Kanwal (2011), Priatinah dan Prabandaru (2012), Placido (2012), Hatta, (2012), Silviana and Rocky (2013), Haque and Murtaza (2013), wang, Gang Fu, and Chao Luo (2013), Omete (2013), Rahman dan Sutrisno (2013), Asnita (2013), Novasari (2013), Dewi dan Suaryana (2013), Ratih, Apriatni, dan Saryadi (2013), dan Menike and Prabath (2014) yang menyatakan Earning Per Share berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan penelitian analisis data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pembahasan Current Ratio tidak berpengaruh pada peningkatan atau penurunan Harga Saham. 2) Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan

hasil pembahasan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh pada peningkatan atau penurunan Harga Saham. 3) Total Asset Turn Over berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pembahasan Total Asset Turn Over berpengaruh pada peningkatan atau penurunan Harga Saham. 4) Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pembahasan Return On Asset tidak berpengaruh pada peningkatan atau penurunan Harga Saham. 5) Earning Per Share berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pembahasan Earning Per Share berpengaruh pada peningkatan atau penurunan Harga Saham.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah: 1) Bagi investor yang ingin melakukan investasi pada suatu perusahaan dapat mempertimbangkan nilai TATO dan EPS sebagai acuan dalam pengambilan keputusan investasi dan untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan, karena hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial bahwa TATO dan EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. 2) Bagi penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan penambahan variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap harga saham karena penelitian ini hanya menguji Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Return On Asset, dan Earning Per Share. 3) Penelitian selanjutnya disarankan agar tidak hanya terbatas pada perusahaan dalam indeks LQ45 dan dapat mempertimbangkan lag period antara

variabel independen dengan variabel dependen agar hasil yang di dapat lebih akurat dan bervariasi.

Referensi

Ahmaddin, Aditya Ferri (2015) Analisis fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham perbankan yang terdaftar pada indeks LQ 45: Studi pada bursa efek Indonesia periode Juni 2011 - Juni 2014. Undergraduate Thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Asnita. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Industri Farmasi Di Bei Periode 2008-2010. Jurnal Dinamika Vol 1 (2), hal : 106 – 120.

Bagherzadeh, Mohammad Reza, Saeid Safania, and Mahboobeh Roohi. 2013. Relationship between Current ratio and Share Price – a study on NSE, INDIA (2009-2012).Int Jr. of Mathematical Sciences & Applications, Vol 3(1), pp: 163-167.

Brigham, Eugene F dan Joel Houston. 2013. Dasar–Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Chotimah dan Lailatul Amanah. 2013. Analisis Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dan Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol (2), hal : 01 – 23.

Daniel. 2015. Pengaruh Faktor Internal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Lq 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA, vol 3(3), hal : 863 – 876.

Deitiana, Tita 2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, dan Deviden Terhadap Harga Saham .Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 13 (1), hal : 57 – 66.

Dewi, putu dina aristya dan Suaryana. 2013. Pengaruh EPS, DER, dan PBV Terhadap Harga Saham. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, vol 4 (1),hal : 215-229.

Dewinta Fitriani, Vina. 2014. Pengaruh Quick Ratio, Debt To Total Equity Ratio, Total Assets Turn Over Dan Return On Assets Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks Bisnis 27 periode 2009-2013. Skripsi Fakultas Bisnis Dan Manajemen Universitas Widyatama, Bandung.

Dini, Astri wulan dan Iin Indarti. 2012. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar Dalam Indeks Emiten LQ45 Tahun 2008-2010. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala.

Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi. Banda Aceh: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hatta, Atika Jauharia and Bambang Sugeng Dwiyanto. 2012. The Company Fundamental Factors And Systematic Risk In Increasing Stock Price. Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura, Vol 15(2), pp: 245 – 256.

Haque, Samina and Murtaza Faruquee. 2013. Impact of Fundamental Factors on Stock Price: A Case Based Approach on Pharmaceutical Companies Listed with Dhaka Stock Exchange. International Journal of Business and Management Invention, Vol 2(9), pp: 34-41.

Hermuningsih, Sri. 2012. Pengantar Pasar Modal Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Husnan, Suad. 2009. Dasar - Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Husnan, Suad, dan Enny Pudjiastuti. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hutami, Rescyana Putri. 2012. Pengaruh Deviden Per Share, Return On Equity, Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industry Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2010. Jurnal Nominal, vol 1 (1), hal : 104-123.

Jogiyanto. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta:Rajawali Pers.

Khan, Ather Azim and Kanwal Iqbal Khan. 2011. Dividend Policy and Stock Prices – Kasus KSE- Index 100 Perusahaan.Faculty of Commerce, University of Central Punjab, pp: 1-25.

Khan, Kanwal Iqbal. 2010. Effect of Dividends on Stock Prices– A Case of Chemical and Pharmaceutical Industry of Pakistan. Internasional Conference on Business Management, Vol 2(5), pp: 141-148.

Kusumawardani, Angrawit. 2011. Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA Pada Harga Saham dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 Yang terdaftar di BEI Periode 2005-2009. Skripsi Sarjana EkonomiUniversitas Gunadarma, Jakarta.

Kohansal, Mohammad Reza, Amir Dadrasmoghaddam, Komeil Mahjori Karmozdi, and Abolfazl Mohseni. 2013. Relationship between Financial Ratios and Stock Prices for the Food Industry Firms in Stock Exchange of Iran.World Applied Programming, Vol 3, Issue (10), pp: 512-521.

Machfiro, Sonia.2012. The Effect Of Financial Variables On The Company’s Value (Study On Food And Baverage Companies That Are Listed On Indonesia Stock Exchange Period 2008-2011). Financial Journal, pp: 1-9.

Menike M. G. P. D and U. S. Prabath. 2014. The Impact of Accounting Variables on Stock Price: Evidence from the Colombo Stock Exchange, Sri Lanka.International Journal of Business and Management, vol 9(5), pp: 125-137.

Mursidah, Nurfadillah. 2011. Analisis Pengaruh Earning per Share, Debt To Equity Ratio dan Return On Equity Terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 12 No. 1. STIE Muhammadiyah, Samarinda.

Novasari, Ema. 2013. Pengaruh Per, Eps, Roa Dan Der Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub-Sektor Industri Textile Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2009-2011. Skripsi S1Ekonomi Universitas Negeri Semarang, hal : 01 – 66

Omete, Francis I. 2013. The Effects of Earnings Per Share, Dividend Per Share, and Price To Earnings Ratio on Share Prices: The Case of Firms Listed at Nairobi Securities Exchange. Internasional Journal of Innovative Research and Studies, Vol 2, pp: 31-50.

Özlen, Şerife and Ugur Ergun. 2012. Internal Determinants of the Stock Price Movements on Sector Basis.International Research Journal of Finance and Economics, Issue 92, pp: 111-117.

Patriawan, Dwiatma. 2011. Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008. Skripsi Sarjana Ekonomi Fakultas ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2008. The Influence of Corporate Fundamental to Its Stock Price in Indonesian Public Companies. Journal of Economic and Business, 2(2), pp: 101-113.

Placido M. Menaje. 2012. Impact of Selected Financial Variables on Share Price of Publicly Listed Firms in the Philippines.American International Journal of Contemporary Research, Vol 2, (9), pp: 98-104.

Priatinah, Denies dan Prabandaru Adhe Kusuma. 2012. Pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010. Jurnal Nominal, 1 (1), pp: 50-64.

Ratih, Dorotea, Apriatni, dan Saryadi. 2013. Pengaruh Eps, Per, Der, Roe Erhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2012. Diponegoro Journal Of Social And Politic, hal : 01 - 12

Raharjaputra, Hendra S. 2011. Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk eksekutif perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Rahman, abdul alwi dan Sutrisno. 2013. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manuaktur. E-Journal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, hal : 289 – 292

Ramdhani, Rani. 2013. Pengaruh Return On Asset dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Pada Institusi Finansial.Jurnal The WINNERS, Vol 14 (1), hal : 29 – 41

Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Sartono, Agus. 2014. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: BPFE.

Sawir, Agnes. 2012. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sembiring, Magdalena. 2012. Analisis Performance dan Systematic Risk Portofolio Indeks LQ 45 Berdasarkan Jensen Model. Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, 3 (1), pp: 191-197.

Sharma, Sanjeet. 2011. Determinants Of Equity Share Prices In India. Journal of Arts, Science, and Commerce, Vol 2, pp: 51-60.

Silviana and Rocky. 2013. Analysis of Return On Assets and Earnings Per Share on The Stock Market In The Banking Companies In Bursa Efek Indonesia (Indonesia Securities Exchange). Jurnal Internasional Conference On Management, pp: 291-298.

Stella. 2009. Pengaruh Price To Earnings Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset dan Price Book Value Terhadap Harga Pasar Saham.Jurnal Bisnis Dan Akuntasi, Vol 11 (2), pp : 97 – 106.

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.

Utama, Made Suyana. 2011. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Edisi Kelima. Diktat Kuliah pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Wang, Junjie, Gang Fu, and Chao Luo. 2013. Accounting Information and Stock Price Reaction of Listed Companies — Empirical Evidence from 60 Listed Companies in Shanghai Stock Exchange. Journal of Business and Management, Vol 2 (2), pp: 11-21.

Wiagustini, Luh Putu. 2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana University Press.

Widaningsih. 2013. Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham ( Studi Pada Perusahaan Indeks LQ-45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011). Journal Manajemen,pp : 1-15.

Www.idx.co.id

7668