E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.8, 2016: 5215-5242

ISSN : 2302-8912

ENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

Yenny Pratiwi1 I Made Wardana2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail:[email protected] / telp: +6282146 591 467

ABSTRAK

Berwirausaha merupakan tindakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja. Agar mahasiswa memiliki minat berwirausaha yang tinggi, maka faktor-faktor internal seperti toleransi terhadap risiko, keberhasilan diri, dan kebebasan dalam bekerja serta faktor eksternal lingkungan keluarga harus diperhatikan. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Ukuran sampel yang digunakan adalah sebanyak 100 mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah kewirausahaan, dengan probability sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis toleransi terhadap risiko, keberhasilan diri, kebebasan dalam bekerja, dan lingkungan keluarga secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Untuk menumbuhkan minat berwirausaha mahasiswa yang tinggi maka toleransi terhadap risiko, kebebasan dalam bekerja, keberhasilan diri, dan lingkungan keluarga ditingkatkan melalui pengarahan dari pihak Fakultas Ekonomi dan Binsis Unversitas Udayana mengenai pembelajaran diri dan rasa untuk selaku mengambil kesempatan-kesempatan yang ada.

Kata Kunci: toleransi akan risko, keberhasilan diri, kebebasan dalam bekerja,mlingkungan keluarga, minat berwirausaha.

ABSTRACT

Entrepreneurship is the appropriate action to create new jobs and provide employment as well as a forum to channel new business ideas. In order for students to have a high interest in entrepreneurship, the internal factors such as risk tolerance, personal goals, and freedom in work as well as external factors such as family environment should diperhatikan.Penelitian was conducted at the Faculty of Economics and Business, University of Udayana Bukit, Jimbaran. The sample size used was as many as 100 students who are already taking entrepreneurship courses, with probability sampling. Data collected through questionnaires. The analysis technique used is the technique of multiple linear regression analysis. Based on the analysis found that the risk tolerance, personal goals, freedom of work, and the family is partially positive and significant effect on the interest in entrepreneurship. To cultivate student interest in entrepreneurship is high then the risk tolerance, consideration of the success of selfimprovement, freedom of work, and the family environment should be considered in order to increase student interest in entrepreneurship.

Keywords: risk tolerance, personal goals, freedom of work, family factor, entrepreneurial intention.

PENDAHULUAN

Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran di Indonesia (Mahanani, 2014). Pengangguran dan kemiskinan merupakan dua masalah yang masih menghantui masyarakat di banyak negara-negara berkembang termasuk di Indonesia hingga saat ini, dimana Indonesia termasuk negara nomor 4 yang memiliki jumlah total penduduk terbanyak di dunia. Pemerintah selalu berhadapan dengan permasalahan baru dalam bidang ekonomi dari tahun ke tahun, khususnya yang masih belum terselesaikan adalah angka pengangguran yang masih tinggi di Indonesia. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada susahnya mendapatkan pekerjaan yang layak dan pada akhirnya banyak yang menyerah dan menjadi pengangguran.

Hisrich et al, (2007) menyatakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Kewirausahaan penting bagi suatu negara sebagai pendukung kenaikan taraf perekonomian, para wirausaha dapat menciptakan industri-industri kreatif baru yang menstimulasi minat calon-calon wirausaha lainnya untuk bergabung bahkan mampu menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi orang lain dan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dengan tujuan mengurangi masalah pengangguran.

Pengangguran di Indonesia terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu dan yang lebih memprihatinkan adalah para sarjana yang tingkat pendidikannya bisa dikatakan tinggi juga banyak yang menjadi pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja melansir jumlah penduduk yang tidak bekerja di Indonesia pada tahun 2014 adalah sebanyak 7.244.905 orang pengangguran terbuka, yang mana sebanyak 495.143 orang merupakan pengangguran intelektual atau lulusan Universitas Strata 1 (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015). Hal ini sudah jelas menandakan bahwa sumbangsih fresh gradulate dalam bidang pengangguran cukup besar. Salah satu penyebab masalah pengangguran yang sudah lulus kuliah atau sarjana ini adalah banyaknya sarjana yang bertujuan hanya mencari pekerjaan, bukan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Menjadi seorang wirausaha merupakan salah satu penentu maju atau mundurnya perekonomian, karena bidang wirausaha mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri (Oktarilis, 2012).

Jumlah pengangguran yang tinggi tersebut tentu saja sangat meresahkan pemerintah, ditambah lagi tingginya jumlah pengangguran yang berasal dari kalangan lulusan perguruan tinggi. Kelulusan sarjana tiap tahunnya terus bertambah, sedangkan total lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan bertambahnya pencari kerja. Banyak sarjana-sarjana fresh graduate yang seharusnya dapat mendapatkan pekerjaan dengan latar belakang pendidikannya, sekarang malah harus bersusah payah mencari lowongan dikarenakan keterbatasan lapangan pekerjaan yang tersedia (Satiti dan Ekowati, 2014).

Mahasiswa-mahasiswa yang duduk di perguruan tinggi mulai dari semester awal hingga semester akhir memiliki kecenderungan ingin bekerja di perusahaan milik orang lain atau menjadi pegawai yang dikarenakan kreatifitas dan keberanian diri untuk menciptakan lapangan kerja yang baru masih sangat kurang selain itu gaji yang besar dan status sosial juga menjadi alasan lainnya mengapa masih banyak orang yang memilih untuk bekerja menjadi pegawai (Oktarilis, 2012). Kurangnya ketertarikan dalam bidang kewirausahaan pada umumnya menjadikan berwirausaha menjadi berat dibandingkan dengan menjadi pegawai pada perusahaan yang sudah ada (Amsal, 2014). Oktarilis (2012) menyatakan bahwa para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja (job seeker) namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator) juga. Pendidikan yang ditawarkan oleh universitas pada umumnya mempengaruhi dalam pemilihan pekerjaan mahasiswanya maka dosen pengempu dan pengelola universitas dapat dilihat sebagai sumber yang potensial untuk wirausahawan masa depan (Turker dan Selcuk, 2008). Salah satu solusi untuk para lulusan perguruan tinggi yang menjadi pengangguran adalah untuk menjadi wirausahawan dan menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri (Sandhu et al., 2010).

Semakin maju suatu negara maka akan semakin tinggi jumlah orang yang berpendidikan dan tinggi pula jumlah orang yang menganggur, maka dunia makin membutuhkan bantuan dari bidang entrepreneur (Tama, 2010). Suatu negara bisa menjadi makmur apabila jumlah entrepreneur (wirausaha) memenuhi standar

entrepreneur dunia yaitu sedikitnya dua persen dari jumlah penduduk (Habib dan

5218

Rahyuda, 2015). Oleh karena itu, wirausaha merupakan potensi yang baik dalam pembangunan, baik dalam jumlah maupun mutu dari wirausaha yang diciptakan. Tama (2010), menyatakan bahwa terdapat dua darma bakti para entrepreneur terhadap pembangunan bangsa, yaitu: yang pertama adalah sebagai entrepreneur, memberikan darma baktinya melancarkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat; yang kedua adalah sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa lain.

Mahanani (2014) menyatakan bahwa dewasa ini jumlah orang yang berminat terjun ke dalam bidang entrepreneur sudah semakin banyak, terutama dikalangan usia yang masih terbilang muda (kurang dari 30 tahun). Kemudahan akses dan jaringan merupakan keuntungan dalam proses perkembangan para wirausaha. Tidak sedikit para wirausaha muda di Indonesia telah mampu mengembangan usaha baru yang diminati oleh pasar lokal maupun global dan telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Minat berwirausaha dapat didorong oleh faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan terdekat individu tersebut. Faktor-faktor internal yang dapat mendorong minat berwirausaha seseorang antara lain adalah toleransi terhadap risiko, keberhasilan diri, kebebasan dalam bekerja, dan lingkungan keluarga (Oktarilis, 2012). Toleransi terhadap risiko, merupakan seberapa besar

kemampuan dan kreativitas seseorang dalam mengantisipasi besar kecilnya suatu

5219

risiko yang diambil untuk mendapatkan penghasilan yang diharapkan (Pratiwi, 2013). Tama (2010) mengatakan bahwa semakin besar seseorang pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinanya terhadap kesanggupan mendapatkan hasil dari keputusanya dan semakin besar keyakinanya untuk mencoba apa yang dilihat orang lain berisiko. Faktor lainnya adalah keberhasilan diri artinya apa yang dicapai merupakan pencapaian tujuan kerja yang diharapkan, yang meliputi kepuasan dalam bekerja dan kenyamanan kerja (Tama, 2010). Kebebasan dalam bekerja merupakan sebuah model kerja dimana seseorang melakukan pekerjaan sedikit tetapi memperoleh hasil yang besar (Oktarilis, 2012). Kebebasan kerja merupakan keinginan seseorang melakukan pekerjaannya tanpa terikat pada aturan atau jam kerja formal dimana mereka tetap dapat meraup keuntungan dengan hanya pekerjaan yang santai dan benar-benar diminati. Faktor eksternal berasaldari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga (Koranti, 2013).

Instansi pendidikan terutama perguruan tinggi sekarang ini telah mendukung para mahasiswanya untuk memicu kesadaran akan pentingnya kewirausahaan, salah satunya adalah Universitas Udayana. Mahasiswa telah dilatih untuk persiapan masuk ke dalam lingkungan bisnis sesuai dengan konsentrasi studinya (Ghazali, 2013). Selain lembaga pendidikan, sikap aware mahasiswa terhadap lingkungan membuat mahasiswa sadar akan pentingnya kewirausahaan dan mengubah persepsi pekerja kantoran akan lebih menguntungkan dari wirausahawan. Oleh karena peran instansi

yang merangsang mahasiswa untuk berwirausaha yang didasari kemampuan dari

5220

dirinya sendiri maka penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, yang mana Universitas Udayana adalah universitas terbaik di Bali yang diharapkan dapat menyumbang dalam jumlah besar pencetus-pencetus baru atau partisipan bidang entrepreneur yang bermutu dan mampu memberi sumbangsih yang besar dalam bidang ekonomi di Indonesia.

Bimbingan dari Universitas mengenai keuntungan kewirausahaan menimbulkan faktor internal yang memotivasi seperti toleransi terhadap risiko, keberhasilan diri, dan kebebasan dalam bekerja tertanamkan di tiap-tiap mahasiswa dan memicu minat mahasiswa untuk berwirausaha (Oktarilis, 2012). Faktor eksternal yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah lingkungan (environment) (Suryana, 2003). Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor eksternal yang dapat menumbuhkan dan mempercepat untuk mengambil keputusan berkarier sebagai entrepreneur, karena orang tua berfungsi sebagai konsultan pribadi, coach, dan mentornya (Hendre, 2011). Mahasiswa bukanlah semata-mata pemburu ijasah untuk mendapat pekerjaan yang layak, tetapi seharusnya penghasil gagasan yang inovatif yang disajikan dalam pemikiran yang teratur sesuai dengan hakikat ilmu pengetahuanterutama di bidang wirausaha.

Oktarilis (2012) menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan pelaku bisnis atau seorang entrepreneur sebaiknya mempertimbangkan tingkat toleransi akan adanya risiko. Seorang entrepreneur dapat dikatakan risk averse (menghindari risiko) dimana mereka hanya mau mengambil peluang tanpa risiko, dan seorang entrepreneur dikatakan risk lover (menyukai risiko) dimana mereka mengambil 5221

peluang dengan tingkat risiko yang tinggi. Keinginian seorang entrepreneur untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil didorong oleh keberanian orang tersebut untuk menghadapi risiko dan didukung oleh komitmen yang kuat. Oktarilis (2012) menyatakan bahwa kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam berwirausaha.

Oktarilis (2012) menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan pelaku bisnis atau seorang entrepreneur sebaiknya mempertimbangkan tingkat toleransi akan adanya risiko. Seorang entrepreneur dapat dikatakan risk averse (menghindari risiko) dimana mereka hanya mau mengambil peluang tanpa risiko, dan seorang entrepreneur dikatakan risk lover (menyukai risiko) dimana mereka mengambil peluang dengan tingkat risiko yang tinggi.

Keinginian seorang entrepreneur untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil didorong oleh keberanian orang tersebut untuk menghadapi risiko dan didukung oleh komitmen yang kuat. Oktarilis (2012) menyatakan bahwa kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam berwirausaha.

Menurut Srimulyani (2014) keberhasilan diri sebagai seorang entrepreneur dapat berasal dari mendapatkan kesempatan yang diinginkan dan keuntungan atas pekerjaan yang telah dilakukan. Lingkungan yang dinamis menyebabkan seorang entrepreneur menghadapi keharusan untuk menyesuaikan dan mengembangkan diri agar keberhasilan dapat dicapai. Seorang entrepreneurbukan saja mengikuti

perubahan yang terjadi dalam dunia usaha tapi perlu berbubah seringkali dan dengan

5222

cepat memiliki pemikiran yang inovatif dan berorientasi pada masa depan. McCleeland (1987: 526) meyakini bahwa individu yang memiliki motif untuk mendapatkan prestasi, semakin tinggi nilai prestasi yang ditetapkan individu maka secara signifikan berpengaruh terhadap usaha untuk mencapainya, tidak peduli apakah hal tersebut akan dihadapkan pada kegagalan. Orang yang memiliki keinginan untuk berprestasi lebih sering melakukan perencanaan sebelum bertindak, mereka juga senang mengambil tanggung jawab dan memilih untuk bertindak lebih cepat dan focus dengan apa yang mereka lakukan (Shanchez dan Shauquillo, 2011).

Berwirausaha memiliki keuntungan untuk dapat memiliki kebebasan yang tinggi untuk mengatur sendiri usaha sesuai dengan keinginan, selain itu dengan berwirausaha juga memiliki kebebasan dalam mengatur waktu, memanajemen keuangan, dan bebas terhadap aturan atasan karena pada dasarnya wirausahawanlah yang menjadi bos pada perusahaannya sendiri. Kekayaan dalam konteks wirausaha mengacu pada peningkatan nilai perusahaan serta gaji dan tunjangan (Gelderen et al., 2008). Kebebasan dalam bekerja tersebut diduga memberikan motivasi bagi mahasiswa berkeinginan menjadi wirausaha (Satiti dan Ekowati, 2014).

Dalam keluarga, seorang anak pertama-tama belajar memperhatikan keinginan orang lain, bekerjasama, bantu membantu, atau sebagai mahluk sosial dan mempunyai norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain (Sobur, 2003). Kemandirian seorang anak dipengaruhi dari asal usul peran wirausaha dari keluarga mereka, oleh karena itu maka mereka akan lebih

cederung memilih untuk memilih wirausa dalam berkarir (Isabella, 2010). Rasyid

5223

(2015) mengatakan bahwa pengalaman orang tua merupakan dorongan berupa pendapat terhadap sesuatu hal berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya yang berguna untuk memberikan masukan sehingga akhirnya mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Hal tersebut mengambarkan bahwa keputusan seorang untuk melakukan sesuatu dalam hal ini khususnya adalah berwirausaha dapat didukung oleh lingkungan keluarga terutama orang tua.

Minat atau intensi berwirausaha dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana dalam pikiran mahasiswa FEB UNUD ada keinginan untuk menciptakan dan menjalankan suatu usaha baru dengan kata lain, berwirausaha. Sarwoko (2011) menyatakan bahwa minat berwirausaha (Entreprenurial Intention), merupakan tendensi keinginan individu melakukan tindakan berwirausaha dengan menciptakan produk baru melalui peluang bisnis dan pengambilan risiko.

Minat diasumsikan memegang faktor emosional yang mempengaruhi perilaku dan menunjukan upaya seseorang untuk mencoba melakukan perilaku yang direncanakan (Ghazali, 2013). Minat merupakan mediator pengaruh berbagai faktor-faktor motivasional yang berdampak pada suatu perilaku. Minat juga dapat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba, minat menunjukkan seberapa besar upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukannya dan minat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya (Wijaya, 2008). Seseorang yang memiliki minat untuk memulai bisnis baru akan memiliki kesiapan

dan kemajuan dalam kesungguhan untuk melaksanakan bisnis dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki minat untuk berwirausaha (Amsal et al, 2014).

Adeline (2011), Mahesa dan Rahardjo (2012), dan Srimulyani (2014) menemukan bahwa faktor toleransi terhadap risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha seseorang. Entrepreneur yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik (Srimulyani, 2014).

Kesuksesan dapat diraih tetapi akan ada banyak risiko yang harus dihadapi. Begitu juga dengan berwirausaha, ketika seseorang memutuskan untuk berwirausaha maka harus siap terhadap risiko yang akan dihadapi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin mendekati puncak kesuksesan maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi. Wirausaha yang tidak takut terhadap risiko maka semakin besar pula kesuksesan yang akan didapat (Satiti dan Ekowati, 2014). Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Toleransi terhadap risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

Oktarilis (2012) menyatakan bahwa keberhasilan diri memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap minat berwirausaha responden yang telah diteliti. Tama (2010) juga menyatakan bahwa keberhasilan diri memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi seorang entrepreneur karena semakin tinggi keinginan orang menjadi berhasil dan meraih tujuannya maka semakin

besar pula keinginannya untuk menjadi seorang wirausahawan. Oleh karena semakin tinggi kepercayaan diri seorang mahasiswa atas kemampuan dirinya untuk dapat berusaha, maka semakin besar pula keinginan untuk berwirausaha. Dalam Satiti dan Ekowati (2014) juga ditemukan bahwa keberhasilan diri memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2: Keberhasilan diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

Penelitian Adeline (2011), penelitian terdahulu oleh Satiti dan Ekowati (2014), serta penelitian yang pernah dilakukan oleh Oktaliris (2012) menunjukkan bahwa keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, seseorang ingin merasakan kebebasan dalam bekerja atau dengan kata lain tidak dibawah pengawasan. Sebagian orang berfikir bahwa kebebasan bekerja akan membuat orang tersebut merasa nyaman. Kenyamanannya tersebut dapat membuat dia lebih bisa berkreasi dan lebih produktif dibandingkan dibawah pengawasan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3: Kebebasan dalam bekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

Dewi dan Haryanto (2015) menemukan bahwa faktor lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Selain itu, pada penelitiam Aditama (2014) faktor lingkungan keluarga juga ditemukan

mempegaruhi ada tidaknya minat berwirausaha seseorang, dan pada penelitiam Hermawan (2015) minat berwirausaha juga didukung oleh faktor lingkungan keluarga sebagai faktor eksternal yang pengaruhnya paling dekat dengan seorang individu. Dorongan dari orang tua dapat momotivasi timbulnya niat berwirausaha seseorang khususnya fresh gradulate yang belum memiliki pengalaman bekerja sebelumnya.

H4: Lingkungan Keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minatberwirausaha.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah asosiatif yang menggunakan 4 (empat) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat (dependent) yaitu Minat Berwirausaha dan variabel bebas (independent) yaitu Tolenrasi terhadap Risiko, Keberhasilan Diri, Kebebasan dalam Bekerja, dan Lingkungan Keluarga. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 (seratus) mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univversitas Udayana. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling, yaitu terknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 20014:117).

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data menggunakan metode survey dengan kuesioner sebagai alatnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah luas (Sugiyono 2013 : 199).

Skala yang digunakan untuk kuesioner adalah skala likert, dimana variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2014: 133).

Teknik Analisis Data yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi linier berganda. Teknik ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel toleransi terhadap risiko, keberhasilan diri, kebebasan dalam bekerja, dan lingkungan keluarga berpengaruh pada minat berwirausaha mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data karakteristik responden merupakan data responden yang dikumpulkan untuk mengetahui profil responden penelitian. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang sudah menempuh mata kuliah kewirausahaan. Maka dapat diketahui karakteristik responden dalam penelitian ini dibedakan melalui jurusan yang ditempuh mahasiswa.

Tabel 1

Karakteristik Responden

No

Klasifikasi

Orang

Jumlah

Presentase (%)

1

Manajemen

40

40

2

Jurusan               Akuntansi

35

35

3

Ekonomi Pembangunan

25

25

Jumlah

100

100

Sumber: Data diolah, 2016

Jurusan yang diambil oleh mahasiswa harus diperhatikan karena masing-masing jurusan mendukung karakteristik yang berbeda dari mahasiswanya. Tabel 1 menunjukan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagian besar dari jurusan manajemen dengan jumlah 40 orang atau sekitar 40%. Jurusan tersebut dikatakan memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap minat berwirausaha dikarenakan jurusan manajemen merupakan jurusan yang banyak mengajarkan tentang kewirausahaan pada mahasiswanya.

Tabel 2

Hasil Uji Validitas

Variabel            Indikator

Koefisien Korelasi         Keterangan

Y1

Y2

Minat Berwirausaha (Y)                 YY34

Y5

X1.1

Toleransi terhadap            X1.2

risiko (X1)                  X1.3

X1.4

X2.1

Keberhasilan Diri (X2)          X2.2

X2.3

X2.4

X3.1

Kebebasan dalam           X3.2

Bekerja (X3)               X3.3

X3.4

Lingkungan Keluarga         X4.1

(X4)                    X4.2

X4.3

X4.4

0.579                   Valid

0.590                   Valid

0.621                    Valid

0.551                    Valid

0.612                   Valid

0.594                   Valid

0.723                    Valid

0.633                    Valid

0.531                    Valid

0.554                   Valid

0.566                   Valid

0.648                    Valid

0.695                    Valid

0.462                   Valid

0.553                    Valid

0.602                   Valid

0.666                   Valid

0.635                    Valid

0.667                   Valid

0.578                    Valid

0.561                    Valid

Sumber: Data diolah, 2016

Hasil uji validitas pada Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki nilai koefisien korelasi dengan skor total seluruh item pernyataan lebih besar dari 0,30. Hal ini menunjukkan bahwa butir-butir pernyataan dalam instrumen penelitian tersebut valid.

5230

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

No.

Variabel

Cronbach’s Alpha

Keterangan

1

Toleransi terhadap risiko (X1)

0.731

Reliabel

2

Keberhasilan Diri (X2)

0.733

Reliabel

3

Kebebasan dalam Bekerja (X3)

0.699

Reliabel

4

Lingkungan Keluarga (X4)

0.727

Reliabel

5

Minat Berwirausaha (Y)

0.728

Reliabel

Sumber: Data diolah, 2016

Hasil uji reliabilitas yang disajikan dalam Tabel l3 menunjukkan bahwa seluruh instrumen penelitian memiliki koefisien Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60. Hal ini berarti bahwa semua instrumen reliabel sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N100

Kolmogorov-Smirnov Z0,077

Asymp.Sig.(2-tailed)0,152

Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov Sminarnov (K-S) sebesar 0,077, sedangkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,152. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa model persamaan regresi tersebut berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,152 lebih besar dari nilai alpha 0,05.

Tabel 5

Hasil Uji Multikoleniaritas

Variabel

Tolerance

VIF

Toleransi terhadap risiko (X1)

0.845

1.184

Keberhasilan Diri (X2)

0.606

1.651

Kebebasan dalam Bekerja (X3)

0.676

1.479

Lingkungan Keluarga (X4)

0.673

1.486

Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dan VIF dari seluruh variable tersebut menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk setiap variabel lebih besar dari 10% dan nilai VIF lebih kecil dari 10 yang berarti model persamaan regresibebas dari multikolinearitas.

Tabel 6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

No

Variabel

thitung

Sig.

1.

Toleransi terhadap risiko

-.714

.477

2.

Keberhasilan diri

1.579

.118

3.

Kebebasan dalam bekerja

-2.119

.637

4.

Lingkungan keluarga

-.888

.377

Sumber: Data diolah, 2016

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai Sig. dari variabel Toleransi terhadap risiko, Keberhasilan Diri, Kebebasan dalam Bekerja dan Lingkungan Keluarga masing-masing sebesar 0,477, 0,118, 0,637 dan 0,377. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap absolute residual. Dengan demikian, model yang dibuat tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.

Tabel 7

Hasil Uji Autokolerasi

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.795a

.632

.617

1.202

2.042

Sumber: Data diolah, 2016

Nilai DW 2,042, nilai ini bila dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%, jumlah sampel 100 (n) dan jumlah variabel independen 4 (K=4) maka diperoleh nilai du 1,758. Nilai DW 2,042 lebih besar dari batas atas (du) yakni 1,758 dan kurang dari (4-du) 4-1,758=2,242 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

Tabel 8

Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Unstandardized

Standardized

Model

Coefficients

B        Std. Error

Coefficients

Beta

t

Sig.

(Constant)

-.468

1.771

-.264

.792

Toleransi terhadap risiko

.197

.084

.159     2.345

.021

Keberhasilan Diri

.218

.102

.170     2.133

.036

Kebebasan dalam Bekerja

.665

.099

.509     6.732

.000

Lingkungan Keluarga

.209

.089

.178     2.349

.021

R Square

0,632

F Statistik

40.871

Sig

0.000

Sumber: Data diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 8 maka persamaan regresi linier berganda dapat dibentuk sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Y = α + 0,159 X1 + 0,170 X2 + 0,509 X3 + 0,178 X4 + e ……………………… (1)

Keterangan :

Y: Minat berwirausha

X1: Variabel toleransi terhadaprisiko

X2: Variabel keberhasilan diri

X3: Variabel kebebasan dalam bekerja

X4: Variabel lingkungan keluarga

Persamaan garis linier berganda menunjukan tanda hubungan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Penjelasan persamaan regresi linier berganda tersebut adalah sebagai berkut :

Berdasarkan hasil analisis pengaruh toleransi terhadap risiko terhadap minat berwirausaha diperoleh nilai X1 sebesar 0,159, artinya semakin tinggi toleransi terhadap risiko mahasiswa maka semakin tinggi pula minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Hal ini menunjukan bahwa H1 diterima (p=0,021).

Bersdasarkan hasil analisis pengaruh keberhasilan diri terhadap minat berwirausaha diperoleh nilai X2 sebesar 0,170, artinya semakin tinggi tingkat keberhasilan diri mahasiswa maka semakin tinggi pula minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Hal ini menunjukan bahwa H2 diterima (p=0,036).

Berdasarkan hasil analisis pengaruh kebebasan dalam bekerja terhadap minat berwirausaha diperoleh nilai X3 0,509, artinya semakin tinggi kebebasan dalam bekerja mahasiswa maka semakin tinggi pula minat berwirausaha mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.Variabel kebebasan dalam bekerja

memiliki pengaruh paling tinggi terhadap minat berwirausaha dibandingkan dengan variabel lainnya. Hal ini menunjukan bahwa H3 diterima (p=0,000).

Berdasarkan hasil analisis lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha diperoleh nilai X3 sebesar 0,178, artinya semakin tinggi dorongan lingkungan keluarga mahasiswa maka semakin tinggi pula minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Hal ini menunjukan bahwa H4 diterima (p=0,021).

Berdasarkan Tabel 8 nilai signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari nilai α=0,05) maka model regresi linier berganda layak digunakan sebagai alat analisis untuk menguji pengaruh variabel bebas (toleransi terhadap risiko, keberhasilan diri, kebebasan dalam bekerja, dan lingkungan keluarga) terhadap variabel terikat (minat berwirausaha).

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas yaitu toleransi terhadap risiko, keberhasilan diri, kekebasan dalam bekerja, dan lingkungan keluarga terhadap variabel terikat yaitu minat berwirausaha. Tabel 8 menunjukan hasil perhitungan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Tabel 8 hasil analisis pengaruh toleransi terhadap risiko terhadap minat berwirausaha diperoleh nilai Sig. t sebesar 0,021 dengan nilai koefisien beta 0,159. Nilai Sig. t 0,021< 0,05 mengindikasikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa toleransi terhadap risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

Berdasarkan Tabel 8 hasil analisis pengaruh keberhasilan diri terhadap minat berwirausaha diperoleh nilai Sig. t sebesar 0,036 dengan nilai koefisien beta 0,170. Nilai Sig. t 0,036< 0,05 mengindikasikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa keberhasilan diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

Berdasarkan Tabel 8 hasil analisis pengaruh kebebasan dalam bekerja terhadap minat berwirausaha diperoleh nilai Sig. t sebesar 0,000 dengan nilai koefisien beta 0,509. Nilai Sig. t 0,000 < 0,05 mengindikasikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa kebebasan dalam bekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

Berdasarkan Tabel 8 hasil analisis pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha diperoleh nilai Sig. t sebesar 0,021 dengan nilai koefisien beta 0,178. Nilai Sig. t 0,021< 0,05 mengindikasikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

Nilai determinasi total sebesar 0,632 mempunyai arti bahwa sebesar 63,2% variasi minat berwirausaha dipengaruhi oleh variasi toleransi terhadap risiko, keberhasilan diri, kebebasan dalam bekerja, dan lingkungan keluarga, sedangkan sisanya sebesar 36,8% djelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Berdasarkan hasil analisis ditemukan hasil bahwa variabel toleransi terhadap

risiko, keberhasilan diri, kebebasan dalam bekerja, dan lingkungan keluarga

5236

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Adapun penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut:

Hasil penelitian membuktikan bahwa toleransi terhadap risiko memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Hasil ini sesuai dengan hipotesis satu (H1) yang menyatakan bahwa toleransi terhadap risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berirausaha. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa jika seorang memiliki rasa toleransi terhadap risiko yang tinggi maka minat berwirausaha yang dimiliki seseorang juga akan tinggi karena sorang wirausahawan yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik (Srimulyani, 2014). Wirausaha yang tidak takut terhadap risiko akan mendapatkan kesuksesan yang tinggi (Satitin dan Ekowati, 2014).

Hasil penelitian membuktikan bahwa keberhasilan diri memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Hasil ini sesuai dengan hipotesis dua (H2) yang menyatakan bahwa keberhasilan diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa jika semakin tinggi keinginan orang menjadi berhasil dan meraih tujuannya maka semakin tinggi pula keinginannya untuk menjadi seorang wirausahawan (Tama, 2010). Semakin tinggi kepercayaan diri seseorang atas kemampuan dirinya untuk dapat berusaha, maka semakin besar pula keinginannya untuk berwirausaha.

Hasil penelitian membuktikan bahwa kebebasan dalam bekerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Hasil ini sesuai dengan hipotesis tiga (H3) yang menyatakan bahwa kebebasan dalam bekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Oktarilis (2012), seseorang yang memiliki minat berwirausaha yang tinggi akan cenderung lebih suka bekerja dalam kebebasan atau tidak dalam tekanan atasan (bos) hal ini menyebabkan orang yang memiliki keinginan untuk memiliki kebabsan dalam bekerja akan lebih cenderung memilih untuk berwirausaha.

Hasil penelitian membuktikan bahwa lingkungan keluarga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Hasil ini sesuai dengan hipotesis empat (H4) yang menyatakan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Dorongan dari lingkungan keluarga yang mana didominasi oleh orang tua dapat meningkatkan minat berwirausaha mahaswa. Hermawan (2015) meyatakan bahwa minat berwirausaha dapat didukung oleh faktor eksternal yang pengaruhnya paling dekat dengan individu yaitu orang tua.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan hasil pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1) Variabel toleransi terhadap risiko berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi

toleransi terhadap risiko yang dimiliki mahasiswa maka akan meningkatkan minat berwirausaha; 2) Variabel keberhasilan diri berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi keberhasilan diri yang dimiliki mahasiswa maka akan meningkatkan minat berwirausaha; 3) Variabel kepuasan dalam bekerja berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi kebebasan dalam bekerja yang dimiliki mahasiswa maka akan meningkatkan minat berwirausaha; 4) Variabel lingkungan keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi lingkungan keluarga yang dimiliki mahasiswa maka akan meningkatkan minat berwirausaha.

Berdasarkan simpulan, maka saran yang dapat diajukan sesuai dengan hasil rata-rata terkecil deskriptif penelitian adalah sebagai berikut: 1) Berkaitan dengan faktor toleransi terhadap risiko, aspek kesenangan dalam menghadapi tantangan nampaknya masih rendah. Pembelajaran diri dan rasa untuk selalu ingin mengambil kesempatan-kesempatan yang ada harus diarahkan sejak dini oleh pihak fakultas kepada mahasiswa agar bisa meningkatkan minat berwirausahanya; 2) Berkaitan dengan faktor keberhasilan diri, aspek semangat yang tinggi dalam bekerja terlihat rendah dan kurang menjadi perhatian mahasiswa. Mahasiswa hendaknya dituntut oleh fakultas untuk banyak mengaitkan semangat dalam bekerja dengan perkuliahan

sebagai awal dari pemupukan minat kewirausahaan yang tinggi di dalam dirinya; 3)

5239

Berkaitan dengan faktor kebebasan dalam bekerja, aspek bertindak sendiri masih dianggap rendah. Aspek bertindak sendiri seharusnya perlu diperhitungkan mahasiswa dalam bidang kewirausahaam, maka dari itu, kurikulum fakultas harus lebih menuntut kemandirian mahasiswanya dalam melakukan pekerjaan yang mana dilatih dalam pembelajaran dikampus sebagai langkah awal; 4) Berkaitan dengan faktor lingkungan keluarga, aspek dukungan dari orang tua untuk menjadi wirausaha masih rendah. Orang tua sebagai faktor pendorong eksternal yang terdekat dengan mahasiswa hendaknya dapat menstimulasi minat kewirausahaan dengan member semangat serta kesempatan kepada anaknya untuk melakukan kegiatan wirausaha.

REFERENSI

Adeline. 2011. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Berwirausaha Budidaya Lele Sangkuriang. Jurnal Ekonomi Manajemen,1(1): h:1-9.

Adhitama. Paulus Patria. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip, Semarang). Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Diponogoro, Semarang.

Ahmad, Syed Zamberi., Xavier, Roland Siri., Bakar, Abdul Rahim Abu. 2013. Examining Entrepreneurial Intention Through Cognitive Approach Using Malaysian GEM Data. Journal of Organizational Change Management, 27(3): h:449-464.

Apriyanti, Elsa. 2010. Pemodelan Motivasi Seseorang Menjadi Wirausaha padaSektor Usaha Makanan danMinuman di Wilayah Depok. Jurnal Universitas Gunadarma.

Fatoki, Olawale Olufunso. 2010. Graduate Entrepreneurial Intention in South Afrika: Motivations and Obtacles. International Journal of Business and Management, 5(9): h:1-10.

Ferreira, Joao J., Raposo, Mario L., Rodrigues, Ricardo Gouvia., Dinis, Anabela., Do Paco, Arminda. 2012. A Model of Entrepeneurial Intention. Journal of Small Business and Enterpise Development, 19(3): h:424-444.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Habib, Muhammad Farid Al., Rahyuda, I Ketut. 2015. Pengaruh Efikasi Diri, Kebutuhan akan Prestasi, dan Keberanian Mengambil Risiko Terhadap Niat Berwirausaha Mahasiswa. E-Jurnal Manajemen Unud, 4(9): h:2618-2646.

Mahanani, Harum risfi. 2014. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Mahesa, Aditya dion., Rahrdja, Edy. 2012. Analisis Faktor-Faktor Motivasi yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha. Diponegoro Journal of Management, 1(1): h:130-137.

Pinho, Jose carlos., de Sa, Elisabete Sampio. 2014. Personal Caracteristic, Business Relationships and Entrepreneurial Performance. Journal of Small Business and Enterprise Development, 21(2): h:280-300.

Pratiwi, Putri Eliza. 2013. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Ekonomi Univeristas Pendidikan Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahyuda, I Ketut., Yasa, I Gusti Wayan Murnaja., Yuliarmi Ni Nyoman. 2004. Buku Ajar Metodologi Penelitian. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Rasyid.Aliyah A. 2015.Peranan Orang Tua, Lingkungan, dan Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Kesiapan Berwirausaha. Jurnal Pendidikan Vokasi, 5(1): h:15-26.

Sanchez, Virginia Barba., Shauquillo, Carlos Atienza. 2011. Reasons to Create a New Venture: A Determinat Entrepreneurial Profiles. African Journals of Business Management, 5(28): h:11497-11504.

Sandhu, Majit Singh., Sidique, Shaufique Fahmi., Riaz, Shoaib. 2010. Entrepreneurship Barriers and Entrepreneurial Inclination among Malaysian

Postgradulate Students. International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research,17(4): h:428-449.

Sarwoko, Endi. 2011. Kajian Empiris Enrepreneur Intention.Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 16(2): h:126-135.

Satiti, Rani. Ekowati, Wiwik hidajah. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keinginan Mahasiswa untuk Berwirausaha. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, 2(10): h:1-20).

Srimulyani, Veronika Agustini. 2014. Kajian Faktor-faktor Motivasi yang Berpengaruh terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unika Widya Mandala Madiun. Widya Warta.

Tama, Angki adi. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Memotivasi Mahasiswa Berkeinginan Menjadi Entrepreneur. Jurnal Universitas Diponogoro. 2(6): h: 20-32.

Turker, Duygu., Selcuk, Senem Somez. 2008. Which Factors Affect Entrepreneurial Intention of Univercity Students. Journal of European Industrial Training, 32(2): h:142-159.

Wardoyo, 2010. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Karakteristik Dan Kompetensi Kewirausahaan Serta Implikasinya Pada Intensi Berwirausaha Mahasiswa. Jurnal Universitas Gunadarm, 1(2) h:23-30.

Widhari, Cokorda istri sri.2012. Analisis Faktor-Faktor yang Memotivasi Mahasiswa Berkeinginan Menjadi Wirausaha.Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, 8(1): h:15-20.

Wiyanto, Hendra. 2014. Kebutuhan akan Prestasi dan Kesiapan Instrumentasi sebagai Prediktor Intensi Kewirausahaan Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Peminatan Kewirausahaan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara). Fakultas Ekonomi Tarumanegar, 18(3): h:392-406.

Yang, Fang. 2011. Work, motivation and personal characteristics: an in-depth study of six organizations in Ningbo. Chinese Management Studies, 5(3): h:272-297.

Yushuai, Wang., Na, Yang., Changping, Wu. 2014. Analysis of Factors Which Influence Entrepreneurial Motivation Focused on Entrepreneurs in Jiang Xi Provinxce in China. Journal of Applied Sciences, 14(8): h:767-775.

5242