PENGARUH JOB INSECURTY TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTION KARYAWAN KONTRAK DI BALI DYNASTY RESORT
on
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 6, 2016: 3934-3957
ISSN : 2302-8912
PENGARUH JOB INSECURTY TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTION KARYAWAN KONTRAK DI BALI DYNASTY RESORT
Gde Ekky Angga Udayana Sabda 1
2
A.A. Sagung Kartika Dewi 2
-
1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected] / telp : +6282 144 455 632
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh job insecurity terhadap kepuasan kerja, pengaruh job insecurity terhadap turnover intention,serta kepuasan kerja terhadap turnover intention pada karyawan kontrak Bali Dynasty Resort. Populasi digunakan sebanyak 61 orang dengan teknik analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian menyimpulkanjob insecurity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan serta berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention. Kepuasan kerja karyawan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention.Merespon keinginan serta memahami perasaan karyawan adalah cara yang disarankan untuk meningkatkan kepuasan kerja. Menurunkanjob insecurity karyawan kontrak Bali Dynasty Resort dilakukan dengan cara menurunkan kegelisahan, ketidakamanan pekerjaan dan pesimis karyawan terhadap pekerjaan.
Kata kunci: job insecurity, kepuasan kerja dan turnover intention
ABSTRACT
This study determine the effect of job insecurity on job satisfaction, job insecurity determine the effect on employee turnover intention in the contract, determine the effect of job satisfaction on employee turnover intention in the contract made in Bali Dynasty Resort. The population in this study are 61 people used path analysis.This study resulted that job insecurity has signifikan negative effect on employee job satisfaction and signifikan positive on turnover intention. Employee satisfaction signifikan negative turnover intention. Responding and understanding to the employee's feelings toward their job is the recommended way to increase employee satisfaction. Lowering job insecurity of contract employees Bali Dynasty Resort is done by lowering anxiety, insecurity jobs and pessimistic about the job. Lowering turnover intention of contract employee Bali Dynasty Resort is advisable to provide other employment opportunities, and the desire to stop looking for another job.
Keywords: job insecurity, job satisfaction and turnover intention
PENDAHULUAN
Handoko (2003:298) menyatakan manajemen sumber daya manusia adalah tindakan penarikan tenaga kerja, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan
sumber daya manusia. Pelayanan ialah kegiatan interaksi langsung seseorang dengan orang lain maupun mesin dalammemuaskan pelanggan. Ketatnya persaingan memunculkan jenis industri penginapan dengan fasilitas dan pelayanan tersendiri, seperti hotel, vila, resort apartemen dan bungalo (Kyuhwan, 2006). Karsten, (2011), tingginya job insecurity menyebabkan komitmen organisasional rendah yang nantinya menyebabkan ingin pindah kerja. Prastiti (2002), job insecurityberpengaruh positif terhadap turnover intention. Penelitian Fiksenbaum dkk (2002) dalam Greenglass (2002), pengaruh ketidakamanan kerja dan intensi pindah kerja, sehingga mempengaruhi kondisi psikologis karyawan.Perusahaan diharapkan memberikan kepuasan kerjakaryawan agar kualitas layanan dapat dilakukan. Kepuasan kerja yakni sisi karyawan, pekerjaan yang menyenangkan dan dari sisi perusahaan meningkatkan produktivitas (Suwatno dan Priansa, 2011). Sumber daya manusia mempunyai peranan manajermencapai tujuan yang diinginkan perusahaan (Anthoni, 2007). Pekka et al. (2011) mengemukakan dampak pada karyawan maupun organisasi dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Dalam jangka pendek job insecurityakan berdampak pada kepuasan kerja, keterlibatan kerja dan kepercayaan terhadap pimpinan seperti: berkurangnya kepercayaan terhadap pemimpin sehingga berdampak pada kesalahpahaman antara pemimpin dan bawahan dalam hal pendapat. Sedangkan dalam jangka panjang akan berdampak terhadap kesehatan fisik, kesehatan mental, performa kerja, dan intensi pindah kerja (turnover). Menurut Nele (2010) dimana job insecurity muncul karena banyaknya jenis pekerjaan yang sifatnya sesaat atau
pekerjaan kontrak. Semakin banyak jenis pekerjaan yang ada dengan waktu yang sementara menyebabkan semakin banyak karyawan mengalami job insecurity.
Berdasarkan hasil wawancara pada sistem kontrak yang diterapkan oleh Bali Dynasty Resort adalah kontrak kerja satu tahun, hal ini tergantung pada penilaian baik dari hotel, maka akan diperpanjang dari hotel apa bila dalam enam bulan pertama karyawan mendapat penilaian baik maka akan diperpanjang masa kontrak kerjanya untuk enam bulan kedepannya dan apabila mendapatkan penilaian yang baik maka akan diangkat menjadi pegawai tetap di hotel tersebut, hal ini menjadi pioritas bagi karyawan kontrak untuk menjadi pegawai tetap dan tentu saja akan mengurangi perasaan terancam atau takut akan kehilangan pekerjaan. Sejalan dengan pendapatDavid (2007) Menyatakan semakin aman dan tidak ada ancaman di lingkungan kerja maka semakin berkurang perasaan terancam, gelisah dan tidak berdaya karyawan maka semakin tinggi kepuasan kerjanya. Menurut Rowntree (2005) ketidakamanan kerja atau dapat disebut dengan job insecurity dapat didefinisikan sebagai kondisi yang berhubungan dengan rasa takut seseorang akan kehilangan pekerjaannya atau prospek akan demosi atau penurunan jabatan serta berbagai ancaman lainnya terhadap kondisi kerja yang berasosiasi menurunnya kesejahteraan secara psikologis dan menurunnya kepuasan kerja. Menurut Saylor (2004) Job insecurity juga diartikan sebagai perasaan tegang gelisah khawatir, stress, dan merasa tidak pasti dalam kaitannya dengan sifat dan keberadaan pekerjaan selanjutnya yang dirasakan pada pekerja. Ketakutan yang berlebih menciptakan keinginan untuk selalu bekerja lebih keras untuk menghindari resiko terjadinya ketidakamanan dalam bekerja (job insecurty) seseorang.Penelitian
tentang job insecurity di lakukan oleh Ola (2010) berpendapat bahwa ketidakamanan kerja dikaitkan dengan kekhawatiran tentang keamanan masa depan keuangan, dukungan ekonomi selama pengangguran dapat mengurangi efek negatif dari ketidakamanan kerjapada individu yang dipekerjakan kesejahteraan.
Helen (2011) menyatakan untuk menyelidiki peningkatan tingkat atau penurunan keamanan kerja karyawan, kontrol atau beban kerja dikaitkan dengan perubahan dalam kesehatan mental. Karsten (2011) mengatakan Menggunakan data dari 2004 Survey Kesehatan, Penuaandan Pensiun di Eropa, makalah ini menyelidiki persepsi pekerja yang lebih tua dari keamanan kerja di sebelas negara. Kami menjelaskan polacross-nasional dan memperkirakanmodelmultileveluntukmenganalisisfaktor-faktor penentuindividu dansosialdarikeamanan kerjayang dirasakan sendiridiforckerjayang lebih tua.
Kepuasan kerja ialah sikap emosionalseseorang dalam pekerjaan (Hasibuan, 2009:237). Rita et al. (2008), kepuasan kerja yang dominan dalam komitmen organisasi karyawan.Judge et al., (2002), kinerja organisasi dapat diwujudkan dengan kepuasaan kerja. Karyawan kontrak ialah karyawan bersatatus bukan karyawant etap baik dalam waktu tertentu berdasarkan kesepakatan. Kepuasan kerja karyawan ditunjukkan dengan menyukai pekerjaan (Kakoli, 2008). Kepuasan kerja ialah kenikmatan karyawan dalam bekerjayang berhubungan langsung dengan stress, turnover, absensi (Brown, 2009). Kepuasan kerja memberikan rasa senang dalam bekerja sehingga membantu perusahaan mencapai tujuan (Natarajan, 2011). Robbins (2003) menyatakan kepuasan kerja sebagai sikap individu pada pekerjaannya, selisih antara banyaknya ganjaran yang
diterima seorang pekerja dengan banyaknya yang pekerja yakini seharusnya diterima. Selanjutnya, pendapat yang berbeda dikatakan oleh Hasibuan (2009) bahwa “kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan kinerja”. Florian (2009) faktor-faktor penentu kepuasan kerjadi 27negara Eropabaik di tingkatindividu dannegara. Penentuindividumeliputijenis pekerjaan, tanggung jawab pengawasan, jam kerja, dan penilaianberbagai dimensi, seperti faktorkarakteristik. Pekerjaanintrinsik dan ekstrinsiksudahmenjelaskanbagian besar darivariasitingkat negarayang membuat perbedaan negara kepuasan kerja terutama hasilnya faktor individu dan komposisi angkatan kerja. Meskipun temuan ini, beberapa negaramasih memiliki kepuasan kerjayang lebih tinggi(premium negara) sementarayang lain memilikikepuasan kerjakurang (negara penalti) penjelasantingkat individudiperhitungkan. Untuk menjelaskan hal ini, kita mempertimbangkan efekdaritingkat negara faktor institusional, sepertitingkat upah, tingkatserikat pekerja, tingkat pengangguran dan ketimpangan, yang tingkat upah yang paling penting.
Turnover sering dipakai untuk mengukur indikator performa perusahaan dan dipersepsikan negative sebagai akibat kebijakan perusahaan (Alimin, 2012). Turnover menimbulkan pengaruh buruk bagi perusahaanMarva (2010). Turnover berdampak buruk bagi organisasi dan tidak efektif Thinni (2012). Turnover merupakan aliran pegawai masuk dan keluar dari organisasi. Sedangkan Turnover Intention merupakan keinginan berpindah, tetapi belum sampai tahap realisasi yaitu keluar dari organisasi ditempat bekerja saat ini dan pindah keorganisasi lain.
Tingkat turnover tinggi menyebabkan organisasi harus mengeluarkan biaya tambahan untuk perekrutan hingga mendapatkan tenaga kerja yang siap pakai. Sebagai upaya untuk menekan terjadinya turnover pegawai, dimulai upaya menekan keinginan untuk berpindah (turnover intention). Upaya tersebut misalnya menerapkan kebijakan yang dapat menarik minat karyawan untuk tetap bekerja dan berkarya Handoko (236:2003).
Salah satuperusahaan sistem kontrak yakniBali Dynasty Resort.Bali Dynasty Resort ialah hotel bintangempat di Kuta, Bali. Hotel inimemiliki 312 kamar, terbagi menjadi 11 katagori dengan 224 orang karyawan kontrak. Fenomena turnoverdi Bali Dynaty Resort berdasarkan hasil penelitian didapat data sebagai berikut.Terdapat 17 orang keluardan8orang masuk. Kondisi ini menunjukkan tidak seimbangnya karyawan masuk dan keluar berdampak terhadap pelayanan pelanggan hotel. Tahun berikutnya pun terulang kembali 2012, 2013, dan 2014dariawal 2012 terdapat 22 orang karyawankeluar dan 10 karyawan masuk, tahun 2013 karyawan keluar 25 orang dan 9 orangkaryawan masuk, tahun 2014 karyawan keluar 26 orang karyawan dan 15 karyawan baru masuk, hal ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Karyawan keluar ialah karyawan berstatus kontrak dengan alasan promosi jabatan yang sangat lama.
Karyawanakanbertahan pada perusahaan jika diberikan kesempatan pengembangan karir melalui kegiatanpromosi jabatan karyawan kontrak menjadi karyawan tetap tidak dilaksanakan Bali Dynasty Resort. Promosi jabatan akan dilakukan bila ada karyawan tetap yang keluar, dan jika ada karyawan tetap yang keluar itu dikarenakan bila masa pensiun sudah waktunya. Banyak karyawan yang
mengeluh karena proses pengangkatan karyawan kontrak menjadi karyawan tetap membutuhkan waktu bertahun-tahun.Karyawan kontrak sesungguhnya tidak mempunyai keamanan seperti yang dimiliki karyawan tetap.
Karyawan yangmenyandang status kontrak akan selalu dibayangi oleh perasaan ketidakpastian apakah mereka masih akan dipekerjakan di Bali Dynasty Resort atautidak disetiap menjelang akhir masa kontrak. Penentuan seorang karyawan diperpanjang kontraknya atau tidak ditentukan oleh kinerja karyawan itu sendiri atau dengan kata lain sistem kontrak tidak memberikan jaminan kepada para karyawan untuk terus bekerja di Bali Dynasty Resort. Apabila karyawan memiliki performa kerja yang baik selama masa kontrak, maka karyawan tersebut memiliki kesempatan untuk dapat memperpanjang masa kontraknya ataupun tidak menutup kemungkinan dipekerjakan menjadi karyawan tetap. Sebaliknya apabila karyawan terebut tidak menunjukkan perfoka kerja yang baik selama masa kontrak, perusahan dapat sewaktu-waktu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan. Timbulnya rasa ketidamanan karyawan kontrak menyebabkan rendahnya kepuasan kerja karyawan, dimana keamanan kerja (job insecurity) dominan berpengaruh terhadap turnover intention. Borg &Elizur (1992), keamanan kerja ialah harapan karyawan terhadap keberlangsungan pekerjaan. Keamanan baik penghasilan berdampak bagi karyawan, ialah prioritas utama bagi karyawan yang sudah menikah dan mempunyai keluarga.
Hipotesis yang dapat ditarik dalam penelitian ini, ialah :
Penelitian yang dilakukan oleh Bartley (2001) menyatakan ketidakamanan kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Piere(2009) menyatakan job
insecurity berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Penelitian Mohammad(2014) mengatakan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara job insecurity dan kepuasan kerja. Ini artinya semakin tinggi job insecurity, semakin rendah kepuasan karyawan kontrak, dan sebaliknya semakin rendah job insecurity semakin tinggi kepuasan kerja karyawan kontrak.
H1: Terdapat pengaruh negatif antara Job insecurity terhadap kepuasan kerja pada karyawan kontrak Bali Dynasty Resort
Hasil penelitian Donald (2008) menerangkan Semakin tinggi job insecurity menyebabkan rendahnya komitmen organisasional, dan kemudian menyebabkan tingginya keinginan berpindah kerja. Prastiti (2002) mengungkapkan bahwa job insecurity memiliki pengaruh positif terhadap turnover intention. Peneliti Manju (2007) juga menyatakan bahwa adanya pengaruh antara ketidakamanan kerja dengan intensi pindah kerja karyawan, ketidakamanan kerja yang terjadi secara terus menerus menyebabkankondisi psikologis karyawan bermasalah. Jika masalah rasa tidak aman dalam bekerja terus menerus menghampiri karyawan, maka munculnya keinginan untuk berpindah kerja atau intensi turnoverakan semakin tinggi.
H2: Terdapat pengaruh positif antara Job insecurity terhadap turnover intention pada karyawan kontrak Bali Dynasty Resort
Ada beberapa penelitian yang menemukan adanya hubungan negatif kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan. Waspodo et al. (2013)mengungkapkan bahwa Kepuasan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap turnover intention pada karyawan PT. Unitex di Bogor. Penelitian
Sumarto (2009) mengatakan Diduga semakin puas karyawan bekerja maka semakin berkurang turnover intention karyawan. Penelitian Witasari, (2009) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap turnover intention.
H3: Terdapat pengaruh negatif antara kepuasan kerja terhadap turnover intentions pada karyawan kontrak Bali Dynasty Resort
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digolongkan penelitian asosiatif karena bertujuan mengetahui pengaruh variabel bebas job insecurityterhadap variabel terikat kepuasan kerja dan turnover intention. Penelitian ini berlokasi di Bali Dynasty Resort, hotel daerah pariwisata Kuta.Yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruhkepuasan kerja, job insecuritydan stress kerjaterhadap turnover intention pada karyawan kontrak diBali Dynasty Resort.Data primer dalam penelitian ini ialah data hasil wawancara atau penyebaran kuesioner, sedangkan data sekunder dalam Dalam penelitian ini peniliti menggunakan tiga metode penelitian dalam mengumpulkan data, yaitu: observasi, wawancara, dan kuesioner. jumlah karyawan kontrak di Bali Dynasty Resort sebanyak 224 orang sebagai populasi dengan teknikproportionate stratified Random sampling.Untuk menentukan sampel dari suatu populasi dalam penelitian ini digunakan metode Slovindengan rumus:
n
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktilitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat di tolerir atau diinginkan misalnya 10% dengan metode penentuan sampel dari Slovin maka Jumlah sampel minimal dapat dihitung sebagai berikut:
N n =—-—r 1+Ne*
224
n = 1+224 ⅛,1}2
n = 61,135 = 61
Populasi penelitian adalah 224, jika kelonggaran kesalahan pengambilan sampel masih dapat di tolerir adalah 90% (dengan tingkat kesalahan dapat di tolerir 10%) maka jumlah sampel minimum yang harus diambil adalah 61 orang karyawan. Dilanjutkan dengan pengambilan sampel bertingkat untuk mengetahui jumlah sampel yang harus diambil pada masing-masing departemen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Responden penelitian digambarkan secara umum dengan menyajikan karakteristik yang dapat dilihat dari usia, jenis kelamin, lama kerja dan pendidikan. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 61 responden.
Tabel 1 Karakteristik Responden Penelitian Pada Bali Dynasty Resort
Kriteria |
Klasifikasi |
Jumlah orang |
Presentase (%) |
20 – 25 |
12 |
19,7 | |
Umur |
> 25 – 30 |
24 |
39,3 |
> 30 – 35 |
22 |
36,1 | |
> 35 |
3 |
4,9 | |
Jumlah |
61 |
100 | |
Jenis Kelamin |
Laki-laki |
40 |
65,6 |
perempuan |
21 |
34,4 | |
Jumlah |
61 |
100 | |
0 – 5 |
34 |
55,7 | |
Lama Bekerja (tahun) |
> 5 – 10 |
26 |
42,6,6 |
> 10 |
1 |
1,7 | |
Jumlah |
61 |
100 | |
SD/Sederajat |
3 |
4,9 | |
SMP/Sederajat |
9 |
14,7 | |
Pendidikan |
SMA/Sederajat |
12 |
19,7 |
Diploma |
23 |
37,7 | |
S1 |
14 |
23 | |
Jumlah |
61 |
100 |
Sumber : Bali Dynasty Resort 2015
Karakteristik responden berdasarkan umur, deskripsi umur responden menunjukan bahwa umur terendah responden adalah 20 (19,7 persen) tahun dan umur tertua adalah 35 keatas (4,9 persen) tahun. Data responden menunjukan bahwa usia diatas 26-30 tahun lebih banyak dibandingkan usia lainnya. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.Berdasarkan hasil analisis responden laki-laki berjumlah 40 orang (65,6 persen) dan perempuan berjumlah 21 orang (34,4 persen) yang menggambarkan jumlah responden laki-laki lebih banyak responden perempuan.Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja. Pengalaman kerja responden menunjukan bahwa masa kerja minimum adalah 1 tahun dan masa kerja maksimal adalah 10 keatas (1,7persen) tahun. Jadi lama bekerja menunjukan karyawan yang bekerja 0-5 tahun lebih banyak dari pada diatas 5-10 tahun dan diatas 10 tahun.Karakteristik responden berdasarkan
pendidikan. Berdasarkan satus pendidikan sebagian besar responden adalah berpendidikan Diploma sebanyak 23orang (37,7 persen) dan pendidikan terendah adalah SD sebanyak 3orang (4,9 persen).
Tabel 2 Hasil Penilaian Responden pada tiap Variabel
Keterangan |
Job Insecurity (X1) X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 |
Rata-rata Kategori Nilai |
3,37 3,36 3,43 3,36 3,34 SB SB SB SB SB |
Sumber : data diolah 2015
Keterangan |
Kepuasan Kerja(Y1) | ||||
Y1.1 |
Y1.2 |
Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 |
Y1.7 |
Y1.8 | |
Rata-rata |
3,29 |
3,36 |
3,44 3,43 3,34 3,36 |
3,44 |
3,34 |
Kategori Nilai |
SB |
SB |
SB SB SB SB |
SB |
SB |
Sumber : data diolah 2015
Turnover Intention(Y2)
Keterangan
Sumber : data diolah 2015
Tabel 2 menunjukan nilai statistik deskripsi total skor, rata-rata skor, dan kategori nilai dari keempat variabel. Berdasarkan tabel tersebut diketahui seluruh butir pertanyaan pada tiap variabel memiliki katagori nilai sangat baik. Hal ini menunjukan tiap indikator pada variabel berada dalam katagori sangat baik.
Uji Validitas dan Reabilitas
Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
No |
Variabel |
Pertanyaan |
Nilai Koefisien Korelasi |
Nilai Cronbach Alpha |
X1.1 |
0.788 | |||
X1.2 |
0.739 | |||
1. |
Job Insecurity |
X1.3 |
0.611 |
0,863 |
X1.4 |
0.611 | |||
X1.5 |
0.696 | |||
Y1.1 |
0.795 | |||
Y1.2 |
0.722 | |||
Y1.3 |
0.749 | |||
2. |
Kepuasan kerja |
Y1.4 Y1.5 |
0.706 0.866 |
0,935 |
Y1.6 |
0.722 | |||
Y1.7 |
0.749 | |||
Y1.8 |
0.866 | |||
Y2.1 |
0.587 | |||
3. |
Intention |
Y2.2 |
0.686 |
0,796 |
Y2.3 |
0.648 |
Sumber: Data primer diolah, 2015
Uji validitas ialah mengukur valid atau tidaknya suatu instrumen pengukuran. Validitas ialah ketepatan dan kecermatan instrument, tinggi rendahnya menunjukkan data yang terkumpul tidak menyimpang. Suatu instrumen valid jika besarnya koefisien korelasi (r) lebih dari 0,3, jika 0,30 maka intrumen tidak valid maka pertanyaan tersebut harus dibuang (Sugiyono, 2012:188).Penelitian ini besarnya koefisien korelasi (r) lebih dari 0,3 dan valid.
Reliabilitas ialah alat ukur dapat dipercaya ke akuratannya, dimana memiliki nilai reliabilitas tinggi dengan hasil ukur terpercaya. Pengujian reliabilitas menggunakan Croanbach’s Coeficient Alpha menunjukkan item-item penelitian berkorelasi. Instrument dikatakan realibel memiliki nilai croanbach’ s alpha > 0,6. Tabel 1.2 menunjukkan seluruh variabel yang digunakan Alpha Croanbach lebih besar dari 0,6., dikatakan realiabel dan instrumen dapat dilanjutkan.
Hasil Analisis Jalur
Teknik analisis data ialah teknik analisis jalur dari hubungan variabel eksogen terhadap variabel endogen. Pada dasarnya perhitungan koefisien jalur membutuhkan perhitungan dari analisis korelasi dan regresi. Terdapat dua anak panah dalam pembentukan diagram alur yaitu: anak panah satu arah yang mencerminkan suatu pengaruh variable eksogen terhadap variable endogen dan anak panah dua arah yang mencerminkan suatu hubungan yang terjadi antara variable eksogen (Riduwan dan Kuncoro, 2012 : 116).
Gambar 1 Model Jalur Hubungan Variabel Job Insecurity, Kepuasan Kerja dan Turnover Intention
Tabel Coefficients Substruktur 1
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model |
B |
Std. Error |
Beta |
T |
Sig. |
1 (Constant) |
10.797 |
3.118 |
3.463 |
.000 | |
JOB INSECUR |
.962 |
.182 |
.566 |
5.271 |
.000 |
ITY
-
a. Dependent Variable: KEPUASAN_KERJA
Substruktur 2 :
Y2 = β1X +β2Y1 + ε2
Dari hasil perhitungan pada pengujian data diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel Coefficients Substruktur 2
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. | ||
B |
Std. Error |
Beta | ||||
1 |
(Constant) |
1.694 |
.829 |
2.043 |
.046 | |
JOB_INSECU RITY |
.095 |
.054 |
.160 |
1.776 |
.081 | |
KEPUASAN_ KERJA |
.255 |
.032 |
.725 |
8.065 |
.000 |
a. Dependent Variable: TURNOVER_INTENTION
Perhitungan pengaruh antar variabel ialah :
-
1) Pengaruh langsung (Direct effect / DE)
job insecurity dan kepuasan terhadap turnover intention secara parsial, nilai beta atau Standardized Coefficient adalah sebagai berikut.
-
a) Pengaruh variabel Job Insecurityterhadap kepuasan kerja karyawan.
X —► Y1 = 0,566 x 0,566 = 0,32
-
b) Pengaruh variabel Job Insecurity terhadap turnover intention.
X —* Y2 = 0,160 x 0,160 = 0,03
-
c) Pengaruh variabel kepuasan kerja karyawan terhadap turnover intention.
Y1 —► Y2 = 0,725 x 0,725 = 0,53
-
2) Pengaruh tidak langsung (Indirect effect / IE).
-
a) Pengaruh variabel Job Insecurity terhadap turnover intention melalui kepuasan kerja.
X→ Y1→ Y2 = (0,566 x 0,160 x 0,725) = 0,07
-
3) Pengaruh total (Total effect).
-
a) Pengaruh total = pengaruh langsung + pengaruh tidak
= 0,03 + 0,53 + 0,07
= 0,63
-
b) Persamaan struktural dalam penelitian ini ialah :
-
• Substruktur 1:
Y = β1 X + ε1
Y = 0,566 X + e
Pengaruh error (Pei) =√1-Λ2
Pei = x 1 — 0,320 — v'0,680 — 0,82
-
• Substruktur 2:
Y2 = β1 X + β2 Y1 + ε2
3949
Y2 = 0,160X + 0,725Y1 + e
Pengaruh error (Pei) =√1-H2
Pei = x 1 — 0,682 — v'0,318 — 0,56
-
4) Pemeriksaanvalidasi model.
Indikator pemeriksaan validitas model, yakni koefisien determinasi total dan teori trimming.
-
5) Hasil koefisien determinasi total :
R²m= 1 - (1 - 0,5662 ) ( 1 - 0,3202 )
R²m = 1- 0,61
R²m = 0,39
Keragaman data model sebesar 39 persen, sisanya 61 persen tidak dijelaskan dalam model.
-
6) Theory Triming
Pendekatan dilakukan membuang jalur non signifikan sehingga mendapatkan model mendukung data empirik. Uji validasi nilai p dari uji t ialah pengujian koefisien regresi variabel nilai X terhadap Y1 adalah 0,962 sig 0,00,. Sedangkan X terhadap Y2 adalah 0,095 dengan sig 0,00. dan Y1 terhadap Y2 sebesar 0,255 dengan sig 0,00.
Pengaruh masing-masing variabel secara parsial sebagai berikut:
-
1) Pengaruh Job Insecurity mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
Job Insecurity terhadap kepuasan kerja sebesar 0,000 < 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima, Job Insecurity mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja..
-
2) PengaruhJob Insecurity terhadap turnover intention
Job Insecurity terhadap turnover intention sebesar 0,000 < 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima, Job Insecurity mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention.
-
3) Pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap turnover intention
Kepuasan pelanggan terhadap turnover intention sebesar 0,000 < 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima, kepuasan kerja karyawan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention.
Pembahasan
Pengaruh Job Insecurity terhadap Kepuasan Kerja
Hasil hipotesis variabelJob insecuritymempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pengaruh negatif job insecurity tinggi pada karyawan kontrak dapat menurunkan tingkat kepuasan kerja dan sebaliknya semakin rendah job insecurity terhadap kepuasan kerja yang menunjukan oleh nilai sig.t sebesar 0,000 dengan nilai koefisien beta -0,566. Nilai sig.t 0,000 < 0,05 mengindifikasikan bahwa Ho ditolak H1 diterima. Ini berarti semakin tinggi job insecurity maka menyebabkan rendahnya kepuasan kerja karyawan dan sesuai hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Ardi2012; Mohammad, 2014; dan Pierre, 2009).
Pengaruh Job Insecurity terhadap Turnover Intention
Hasil hipotesis variabelJob insecurity mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Turnover Intention pengaruh positif job insecurity tinggi pada karyawan kontrak dapat meningkatkan Turnover Intention dan sebaliknya semakin rendah job insecurity terhadap Turnover Intention maka semakin rendah keinginan untuk keluar dari perusahaan yang menunjukan oleh nilai sig.t sebesar 0,081 dengan nilai koefisien beta -0,160. Nilai sig.t 0,081< 0,05 mengindifikasikan bahwa Ho ditolak H1 diterima. Ini berarti semakin tinggi job insecurity maka menyebabkan rendahnya kepuasan kerja karyawan dan sesuai hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Prastiti, 2002; Greenglass, 2002; dan Paramita, 2013).
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Turnover Intention
Hasil hipotesis variabelkepuasan kerja mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Turnover Intention pengaruh negatif kepuasan kerja tinggi pada karyawan kontrak dapat menurunkan tingkat turnover intention dan sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja terhadap turnover intention yang menunjukan oleh nilai sig.t sebesar 0,000 dengan nilai koefisien beta -0,725. Nilai sig.t 0,000 < 0,05 mengindifikasikan bahwa Ho ditolak H1 diterima. Ini berarti semakin rendahkepuasan kerja maka menyebabkan meningkatnyaturnover intention karyawan dan sesuai hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Marican(2015), Ceyda (2014), Bonenberger et al. (2014).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan sesuai hasil penelitian ini ialah :
-
1) Job insecuritymempunyai pengaruh negatif dan siginfikan terhadap kepuasan kerja karyawan.
-
2) Job insecuritymempunyai pengaruh positif dan siginfikanterhadap turnover intention.
-
3) Kepuasan kerja karyawan mempunyai pengaruh negatif dan siginfikan terhadap turnover intention.
Saran sesuai hasil penelitian ini ialah :
-
1) Perusahaanhendaknya mengurangi kegelisahan pada karyawan kontrak sehingga menurunkan job insecurity pada Bali Dynasty Resort.
-
2) Perusahaan hendaknya meningkatkan kesesuaian pekerjaan karyawan kontrak sehingga meningkatkan kepuasan kerja karyawan kontrak pada Bali Dynasty Resort.
-
3) Perusahaan hendaknya perlu meningkatan kualitas pekerjaan agar karyawan tidak mencari pekerjaan diluar perusahaan sehingga menurunkan turnover intention pada Bali Dynasty Resort
REFRENSI
Alimin, Maidin, 2012. Pengaruh Kepuasan Kerja, Stres Kerja, OrganisasidanKepemimpinanTerhadapTurnover Intention
KrayawandiRumah Sakit Bayangkara. Jurnal Manajemen. Vol. 3, No 3. pp. 154-167
Anthony, M. Bertelli. 2007. Determinants of Bureaucratic Turnover Intention: Evidence from the Department of the Treasury. Journal of Public Administration Research and Theory: J-PART, Vol. 17, No. 2, pp. 235-258
Ardi, Kurniawan. (2012). Pengaruh Ketidakamanan Kerja, Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Keinginan Keluar. Jurnal Manajemen. Vol. 3, No 5. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Bartley, M. 2001. Glossary: Unemployment, Job Insecurity, and Job Satisfaction. Journal of Epidemiology, Vol. 55, No. 11 pp. 776-781
Bonenberger, M; M. Aikins; P. Akaweongo; K. Wyss. 2014 The Effect of Health Woker Motivation and Job Satisfaction on Turnover Intention in Ghana: a Cross Sectional Study. Human Resources for Health. Vol. 12. No. 5. pp 12-43.
Borg, I and Elizur, D; 1992; “Job Insecurity; Correlates, Moderators And Measurement”; Journal International of manpower; Vol.13 No 2; p. 1326.
Brown, H. S., Jong, M. D. & Levy, D. L. 2009. Building institutions based on information disclosure: lessons from GRI's sustainability reporting. Journal of Cleaner Production, 17, 571-580.
Ceyda, Maden. 2014. Impact of fit, involvement, and tenure on job satisfaction and turnover intention.The Service Industries Journal. Vol 34. No 4. pp 1113-1133
David, Campbell. 2007. Job Insecurity and Wages. The Economic Journal. Vol. 117, No. 518, pp. 544-566
Donald, P. Moynihan. 2008. The Ties That Bind: Social Networks, PersonOrganization Value Fit, and Turnover Intention. Journal of Public Administration Research and Theory: J-PART, Vol. 18, No. 2, pp. 205-227
Florian, Pichler. 2009. What Are the Reasons for Differences in Job Satisfaction across Europe? Individual, Compositional, and Institutional Explanations. European Sociological Review, Vol. 25, No. 5, pp. 535-549
Greenglass, Ronald Burke and Lisa Fiksenbaum. 2002. Impact of Restructuring, Job Insecurity and Job Satisfaction in Hospital Nurses Stress News.January,14(1):1-10.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. CetakanKedelapanbelas. J
BPFEYogyakarta, Yogyakarta.
Hanrahmawan, Fitroh. 2010. Faktor Utama yang Mempengaruhi Kualitas Jasa.Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1, pp: 78-81.
Hasibuan, S.P. Malayu, 2009. ManajemenSumberDayaManusia,
cetakanketujuhPenerbitPT BumiAksara, Jakarta.
Helen, L. Berry. 2011. Could better jobs improve mental health? A prospective study of change in work conditions and mental health in mid-aged adults. Journal of Epidemiology and Community Health. Vol. 65, No. 6 (June 2011), pp. 529-534.
Judge, T. A., Heller, D., & Mount, M. K. (2002), “Five-Factor Model of Personality and Job Satisfaction: A meta-analysis”, Journal of Applied Psychology, 87, 530–541.
Kakoli, Sen. 2008. Relationship between Job Satisfaction & Job Stress Amongst Teachers & Managers. Indian Journal of Industrial Relations, Vol. 44, No. 1 pp. 14-23
Karsten, Hank. 2011. Perceptions of Job Security in Europe's Ageing Workforce. Social Indicators Research, Vol. 103, No. 3 pp. 427-442
Kyuhwan, Choi. 2006. Role Stress, Job Insecurity and Turnover Intention: British Civil Servants: The Whitehall II Study. Journal of Epidemiology and Community Health. Vol. 56, No. 6, pp. 450-454
Manju, K. Ahuja. 2007. IT Road Warriors: Balancing Work-Family Conflict, Job Autonomy, and Work Overload to Mitigate Turnover Intentions. MIS Quarterly, Vol. 31, No. 1 pp. 1-17
Marican, Sirachanok. 2015. Big Five Personality Traits and Turnover Intention Among Thai Hotel Employees. International Journal of Hospitality & Tourism Administration. 16 (4), pp: 355-374.
Marva, L. Dixon. 2010. The Impact of Path-Goal Leadership Styles on Work Group Effectiveness and Turnover Intention. Journal of Managerial Issues, Vol. 22, No. 1, pp. 52-69
Mohammad, Hanafiah. 2014. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Ketidakamanan Kerja dengan Intensi Pindah Kerja Pada Karyawan PT. Buma Desa Suaran. Journal Psikologi, 1 (3): 303-312
Munhurrun, et.al. (2010). Internasional Journal Of Management And Marketing Research. Service Quality In The Public Service, 3(1), 37-50.
Natarajan, N.K. Dinesh Nagar. 2011. Induction Age, Training Duration & Job Performance on Organizational Commitment & Job Satisfaction. Indian Journal of Industrial Relations, Vol. 46, No. 3, pp. 491-497
Nele, De Cuyper. 2010. Objective Threat of Unemployment and Situational Uncertainty During a Restructuring: Associations with Perceived Job Insecurity and Strain. Journal of Business and Psychology. Vol. 25, No. 1, pp. 75-85
Ola, Sjoberg. 2010. Social Insurance as a Collective Resource: Unemployment Benefits, Job Insecurity and Subjective Well-being in a Comparative Perspective. Journal Social Forces, Vol. 88, No. 3. pp. 1281-1304
Paramita, Utami. 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Turnover Intention Pada Karyawan PT UNITEX Jakarta. Journal Psikologi. 2 (1): 204-214
Pekka, Virtanen, Urban Janlert, Anne Ammastrom. 2011. Exposure to temporary employment and job insecurity: a longitudinal study of the health effects. Journal Occupational and Environmental Medicine, Vol. 68, No. 8 pp. 570-574.
Pierre, Brochou. 2009. Is Job Insecurity on the Rise? Evidence from Canadian Perception Data. The Canadian Journal of Economics, Vol. 42, No. 4, pp. 1305-1325
Prastiti, SawitriDwi, 2002, “Pengaruh Outcome Ketidakamanan pekerjaan Terhadap Turnover Intention. Dosen Akuntansi di Perguruan Tinggi”, Tesis. Program Studi Magister Akuntansi, Program Pascasarjana, Universitas Diponogoro.
Riduwan dan Kuncoro.2012. Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Cetakan Keempat. Bandung: Alfabeta.
Rita, Jing-Ann, Chou Lee, Stephanie A. Robert. 2008.Commitment Organizaional, Role Overload, and Job Satisfaction of Direct Care Workers in Assisted Living. Journal of Health and Social Behavior, Vol. 49, No. 2, pp. 208-222
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Rowntree, D. 2005.Youth emancipation and perceived job insecurity of parents and children. Journal of Population Economics, Vol. 23, No. 3, pp. 11751199.
Saylor.M.C. 2004. A Test of a Multidimensional Model of Job Insecurity: The Case of Israeli Teachers. Journal of Organizational Behavior, Vol. 17, Special Issue: Work Values Worldwide, pp. 587-605
Sugiyono. 2012. MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&B. Bandung: Alfabeta.
Sumarto. 2009. Meningkatkan Kompensasi, Kepuasan Kerja, dan Motivasoi Untuk Mengurangi Labor Turnover Intention. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, 9 (1), pp: 45
Suwatno. &Priansa, D. 2011. Manajemen SDM dalamorganisasiPublikdanBisnis. Bandung: Alfabeta.
Thinni, Nurul Rochmah. 2012. Penyebab Turnover Intention Pada Pegawai Instalasi Gizi Rumah Sakit Phc Surabaya. Jurnal Admini strasi Kesehatan Indonesia.Volume 1 Nomor 3. pp 221-233.
Waspodo, W.G.S. Agung, Handayani, dan Pramita Widya. 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Stress Kerja Terhadap Turnover Intention Pada Karyawan PT. UNITEX Di Bogor. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 4 (1), pp: 102
Witasari, Liya. 2009. Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention. (Studi Empiris pada Novotel Semarang). Tesis, magister manajemen universitas Diponogoro.
3957
Discussion and feedback