PENGARUH PENGETAHUAN LINGKUNGAN TERHADAP NIAT BELI PENDINGIN RUANGAN PLASMACLUSTER DENGAN SIKAP PADA LINGKUNGAN SEBAGAI PEMEDIASI
on
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 3, 2016: 1831-1861 ISSN : 2302-8912
PENGARUH PENGETAHUAN LINGKUNGAN TERHADAP NIAT BELI PENDINGIN RUANGAN PLASMACLUSTER DENGAN SIKAP PADA
LINGKUNGAN SEBAGAI PEMEDIASI
Ni Kadek Ayu Agustini1
A. A. Gd. Ag. Artha Kusuma2
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia e-mail: [email protected] /telp: +6285333301490
2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan pengujian dalam penelitian ini guna menguji peran sikap pada lingkungan dalam memediasi pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap niat beli AC Sharp Plasmacluster di Kota Denpasar. Metode Non Probability Sampling digunakan dalam penentuan sampel penelitian yang terpilih 110 responden, dengan pengumpulan data melalui kuesioner skala likert 5 poin untuk mengukur 11 indikator. Analysis path digunakan dalam menganalisis peran sikap pada lingkungan dalam memediasi pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap niat beli AC Sharp Plasmacluster di Kota Denpasar. Pengaruh pengetahuan lingkungan positif dan signifikan baik terhadap sikap pada lingkungan maupun niat beli AC Sharp Plasmacluster di Kota Denpasar. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli AC Sharp Plasmacluster di Kota Denpasar. Penelitian ini juga berhasil membuktikan bahwa sikap pada lingkugan secara signifikan memediasi pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap niat beli AC Sharp Plasmacluster di Kota Denpasar.
Kata kunci : Pengetahuan Lingkungan, Sikap Pada Lingkungan, Niat Beli
ABSTRACT
Testing purposes in this study to test the role of attitudes on the environment in mediating the effects of environmental knowledge on purchase intention Sharp Plasmacluster air conditioning in Denpasar. Non-Probability Sampling methods used in the determination of the selected sample 110 respondents, with data collection via questionnaires 5-point Likert scale to measure 11 indicators. Path analysis is used to analyze the role of attitudes on the environment in mediating the effects of environmental knowledge on purchase intention Sharp Plasmacluster air conditioning in Denpasar. The influence of positive and significant environmental knowledge both to the environment and attitude on purchase intention Sharp Plasmacluster air conditioning in Denpasar. Attitude positive and significant impact on purchase intentions Sharp Plasmacluster air conditioning in Denpasar. The study also proved that the attitude of environmental knowledge significantly mediates the effects of the environment on purchase intention Sharp Plasmacluster air conditioning in Denpasar.
Keywords: Environmental Knowledge, Attitudes on the Environment, The Intention to Buy
PENDAHULUAN
Kekhawatiran akan terancamnya lingkungan hidup yang nantinya akan berujung pada berbagai bencana, tidak hanya terkait dengan permasalahan kesehatan, bahkan nantinya akan berdampak pada kelangsungan hidup manusia beserta keturunannya mendasari peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan beberapa tahun terakhir. Peningkatan ini dicetuskan oleh adanya bukti yang didukung dalam penelitian Fallah dan Ebrahimi (2014), yang mengemukakan bahwa, selama dua dekade terakhir telah terjadi kerusakan lingkungan yang signifikan sep.erti penipisan lap.isan ozon yang secara lang.sung memperbesar preve.lensi kanker dan berp.otensi mengac.aukan iklim dunia serta pema.nasan global, memp.erkuat alasan kekhawatiran tersebut.
Isu mengenai kerusakan lingkungan kini telah menjadi perhatian penting bagi masyarakat di seluruh dunia. Namun seiring dengan kondisi tersebut kesadaran konsumen akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pun semakin banyak. Green consumers atau dikenal dengan konsumen hijau merupakan konsumen yang menghindari penggunaan produk yang mengandung zat berbahaya, menggunakan spesies yang terancam di habitatnya sebagai bahan baku, yang dapat berdambak buruk bagi kesehatan maupun menimbulkan kerusakan pada lingkungan (Arttachariya, 2012).
Sumarsono dan Giyatno (2012) menjelaskan bahwa, konsumen yang menuntut akan produk ram.ah lingkungan telah mend.orong prod.usen agar meng.ubah orie.ntasi usaha mereka dengan memperti.mbangkan aspek ekologi
selain aspek ekonomi. Kini sudah semakin banyak pemasar yang bergabung dalam pergerakan pemasaran hijau, baik karena keinginan mereka dalam menyelamatkan bumi atau keinginan untuk memanfaatkan permintaan konsumen yang meningkat untuk produk ramah lingkungan.
Engel et al. (1995:201) menjela.skan niat me.mbeli meru.pakan suatu pendorong atau motif yang ber.sifat intrinsik yang mam.pu membangkitkan keinginan seseorang agar men.aruh perhatian secara spo.ntan, wajar, mu.dah, tanpa paksa.an, dan selektif pada suatu pr.oduk untuk kem.udian mengambil keputusan untuk membeli atau tidak. Pengetahuan tentang lingkungan harus diterapkan menjadi dua cara yaitu pertama, konsumen harus dibuat untuk memahami dampak dari penggunaan produk terhadap lingkungan dan kedua, konsumen di buat untuk memahami bagaimana proses produksi dari produk tersebut dengan cara yang ramah lingkungan (Aman et al. 2012). Aman et al. (2012) juga mendefinisikan pengetahuan lingkungan sebagai pengetahuan ekologi yang dimiliki konsumen secara individu. Konsumen yang memiliki pengetahuan tentang isu-isu lingkungan akan berpotensi menerapkan sikap yang menguntungkan terhadap lingkungan (Mostafa, 2009).
Aman et al. (2012) menjabarkan bahwa, pengetahuan tentang lingkungan adalah pengaruh etnosentrisme ekologi, tingkat informasi, perilaku masa lalu dan persepsi konsumen tentang produk hijau. Laroche et al. (2001) mengemukakan bahwa, konsumen yang memiliki pengetahuan tantang green product atau produk hijau meyakini dengan mengonsumsi produk tersebut, mereka akan memperoleh manfaat yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan produk konvensional,
konsumen dengan pengetahuan tersebut akan memiliki niat untuk membeli produk hijau.
Kajian-kajian penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan menjelaskan bahwa pengetahuan lingkungan berpengaruh positif terhadap niat beli, namun hasil berbeda diungkapkan Awwaliyah (2013), pengetahuan tentang lingkungan secara emosional mungkin dapat memengaruhi seseorang untuk berperilaku ramah lingkungan. Akan tetapi, belum tentu memberikan pengaruh yang positif pada pembelian produk ramah lingkungan, karena semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan semakin rendah niat belinya terhadap produk ramah lingkungan. Hal ini diduga bahwa seseorang dengan tingkat pengetahuan yang tinggi, memiliki informasi yang lebih luas sehingga cenderung lebih selektif dalam memilih produk-produk yang akan dikonsumsinya.
Sikap memediasi hubungan antara pengetahuan lingkungan dengan niat beli pada produk hijau (Yeoh dan Paladino, 2008). Mereka menemukan adanya mediasi penuh dari sikap pada lingkungan antara pengetahuan lingkungan dengan niat beli produk hijau.
Perilaku dari konsumen yang pro lingkungan terlihat dari aksi-aksi dan sikap-sikap mereka untuk menjaga lingkungan (Ali, 2013). Hal serupa juga diungkapkan oleh Novandari (2011), bahwa konsumen menunjukkan sikap mereka terhadap lingkungan dengan memilih green product dalam konsumsinya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kualitas kehidupan mereka. Suprapti (2010:135) menjelaskan bahwa, sikap merupakan ekspresi yang mencerminkan kesukaan dan ketidaksukaan seseorang terhadap suatu obyek. Junaedi (2006)
dalam penelitiannya menemukan bahwa, teori keprilakuan lebih memfokuskan pada kognitif, afektif dan konatif yang dalam penelitian pemasaran lingkungan telah digunakan sesudah tahun 1990-an yang mana ketiga komponen tersebut mendasari terbentuknya sikap yang merupakan konstruksi model dari bidang ilmu psikologi.
Konsu.men yang mengh.argai alam dan lingk.ungan akan cend.erung mengem.bangkan sikap pos.itif terh.adap produk tersebut dan mendu.kung perli.ndungan lingku.ngan, mendaur ulang, dan mem.beli serta mengg.unakan produk ram.ah lingkungan. Peneli.tian oleh Noor et al. (2012) menu.njukan hasil bahwa penget.ahuan lingk.ungan dan sikap pada lingk.ungan berpe.ngaruh positif terha.dap niat beli pro.duk hijau. Hal tersebut mengindikasikan seseorang yang akan memilih dan mengonsumsi produk ramah lingkungan seperti lampu ramah lingkungan, harus terlebih dahulu mengetahui keunggulan-keunggulan dari produk tersebut. Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan sikap pada lingkungan dapat dikatakan layak sebagai pemediasi antara pengetahuan lingkungan terhadap niat beli produk hijau.
Berbagai macam produk ramah lingkungan telah beredar di pasar, produk-produk tersebut diantaranya produk kendaraan berbahan bakar listrik, makanan organik, elektronik ramah lingkungan dan lain sebagainya. Produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendingin udara atau sering disebut AC (Air Conditioner). Produk AC dipilih karena penggunaan AC pada saat ini telah menjadi suatu kebutuhan yang penting untuk menambah kenyamanan beraktivitas dalam ruangan. Penggunaan AC untuk rumah tangga dan industri dapat dikatakan
memiliki jumlah yang cukup besar terutama di daerah perkotaan, ini dipengaruhi oleh ukuran rumah tangga atau industri tersebut, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi kualitas udara dan berdampak buruk pada kondisi lapisan ozon.
Produk pendingin ruangan pada umumnya menggunakan zat freon atau sering juga disebut sebagai CFC (Cloro Fouro Carbon) sebagai pemberi efek dingin. Zat freon ini santer terdengar merupakan penyebab terbesar dari menipisnya lapisan ozon, karena pada saat zat ini lepas ke udara akan mengubah dan menipiskan lapisan ozon yang berguna melindungi radiasi Ult.ra Vio.let B (UV-B) dan juga meny.erap radi.asi ultra violet dari mat.ahari yang tinggi agar tidak sam.pai ke bumi. Freon yang diberitakan oleh para ilmuwan sebagai pemicu utama pemanasan global merusak ozon dengan menipiskan lapisan ozon tersebut. Ozon (O3) terbentuk oleh oksigen (O2), yang apabila bereaksi dengan freon akan terurai menjadi oksigen kembali dapat membuat lapisan ozon semakin tipis se.hingga akibat pele.pasan freon ini mengu.rangi lapisan ozon di atmos.fer bahkan hingga ter.dapat lubang ozon. Lub.ang inilah yang akhirnya mem.buat pema.nasan global (http://sainsforhuman.blogspot.com).
Freon atau CFC jika terhirup secara terus menerus akan menyebabkan keracunan bagi manusia. Efek yang biasa di timbulkan adalah pembengk.akan tenggo.rokan, sulit ber.napas, sakit teng.gorokan parah, kehila.ngan penglihatan, mem.bakar mata, hid.ung, bibir dan lidah, luka ba.kar pada keron.gkongan, mu.ntah darah, darah dal.am feses, akutnya nyeri pada perut, detak jantung abno.rmal dan pe.redaran darah. Selain itu akibat dari mengh.irup gas ini dapat menyeb.abkan detak jan.tung menj.adi abnormal, mung.kin saja terlalu cepat detak jantung
tersebut atau bah.kan terlalu lemah sehi.ngga dapat menimbulkan kematian (http://sainsforhuman.blogspot.com).
Produk AC yang spesifik dipilih menjasi subyek penelitian ini adalah AC Sharp Plasmacluster. Produk ini termasuk dalam kategori ramah lingkungan karena memasuki tahun 2015, Sharp Electronics Indonesia (SEID) telah mengandalkan teknologi plasmacluster dimana penggunaan teknologi ini mendukung imbauan pemerintah Indonesia, untuk mengganti bahan pendingin AC dari hydrochlorofluorocarbon (R-22) menjadi difluoromethane (R-32), yang merupakan senyawa organik yang ramah lingkungan hingga lebih aman bagi ozon.
Teknologi plasmacluster mampu men.jadi jawaban atas kebut.uhan manusia akan udara yang berkua.litas dimana pengujian efek.tivitas plasma.cluster terhadap kabut asap telah terbukti dari hasil stu.di yang telah dilakukan bersama University Put.ra Mala.y.sia. K.C-D60, K.C-D40, dan F.P-E50, yang mana meru.pakan tiga model penj.ernih udara berte.knologi plasm.acluster, digu.nakan dalam penelitian terse.but dengan menga.ktifkan Ha.ze Mo.de atau mode Ion Sho.wer yang bekerja seb.agai peng.hisap udara dan peng.hasil ion berkek.uatan maks.imal. Hasil studi ini menu.njukkan, setelah penggunaan sekian menit, ket.iga model penje.rnih udara dari Sharp tersebut mampu menghi.langkan 99 per.sen partikel dal.am kabut asap. Bahkan, sesudah pemakaian 24 jam, teknologi plasma.cluster mampu menu.mpas 91 per.sen toluene dan 44 persen pent.anone, yang mana komponen berbahaya dalam kabut asap. Pemakaian setelah 48 jam, angka ters.ebut meni.ngkat menjadi
98 per.sen untuk toluene dan 70 persen untuk pent.anone (https://www.sharp-indonesia.com/).
Teknologi plasm.acluter sebelumnya juga te.lah lulus uji yang dila.kukan oleh organ.isasi penelitian dan pen.gujian berbagai negara secara independen, baik di Jepang mau.pun luar negeri. Teknol.ogi ini diuji oleh 13 lemba.ga di seluruh dunia dan telah mendap.atkan 27 sertif.ikat yang membu.ktikan terbasminya virus dan mikroba, serta debu dan bau yang menempel. Pendi.ngin ruangan (AC) Sharp Plasma.cluster ini di Indonesia telah mendapat penga.kuan dari Fakultas Kedok.teran Universitas Indonesia pada tahun 2009 melalui uji coba terh.adap virus H1N1. Hal ter.sebut yang mengin.dikasikan bahwa teknologi plas.macluster mampu menon.aktifkan virus sam.pai 99.9 persen (https://www.sharp-indonesia.com/).
Tujuan dari penel.itian ini adalah untuk menjelaskan: (1) peng.aruh pengetahuan lingkungan terha.dap niat be.li AC Sha.rp Plasmacluster di Kota Denpasar; (2) pen.garuh pengetahuan lingkungan terhadap sikap pada lingkungan; (3) pengaruh variabel sikap pada lingkungan terh.adap niat be.li AC Sharp Plasmacluster di Kota Den.pasar; dan (4) peran sikap pada lingkungan dal.am mem.ediasi peng.aruh pengetahuan ling.kungan terha.dap niat beli AC Sharp Plasmacluster di Kota Denpasar.
Laroche et al. (2001) mengatakan bahwa, pengetahuan lingkungan merupakan sumber informasi yang berperan bagi individu dalam mempertimbangkan keputusan konsumsi produk hijau, sehingga pengetahuan lingkungan berpengaruh terhadap evaluasi konsumen terhadap produk hijau.
Suprapti (2010:155) mengungkapkan bahwa, proses pembelajaran itu membawa konsumen dari keadaan sebelumnya yang mungkin tidak punya sikap menjadi memiliki sikap tertentu terhadap obyek. Sejalan dengan hal tersebut, Cherian dan Jacob (2012) mengungkapkan jika para pemasar produk hijau sangat bergantung pada sikap konsumen terhadap lingkungan oleh karena itu sikap lingkungan didefinisikan sebagai penghakiman yang dimiliki setiap individu terhadap perlindungan dan promosi lingkungan. Engel et al. (1995:201) mendefinisikan niat membeli produk hijau merupakan suatu kekuatan pendorong atau sebagai motif yang bersifat intrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan, dan selektif pada produk hijau untuk kemudian mengambil keputusan untuk membeli atau tidak.
Aman et al. (2012) menjelaskan bah.wa, terdapat hubun.gan yang pos.itif antara penge.tahuan lingkungan terhadap niat beli pr.oduk hiaju di Malaysia, penelitian serupa yang dilakukan Wahid et al. (2011) menemukan adanya pengaruh positif antara pengetahuan lingkungan dengan peri.laku pembe.lian produk hijau di Sahaban Malaysia. Begitu pula Lar.oche et al. (2001) menemukan bahwa, kons.umen yang memi.liki pengetahuan lingkungan percaya bahwa dengan mengonsumsi produk hijau, mereka akan men.dapat man.faat seperti kesehatan dan keamanan konsumsi sehingga konsumen dengan pengetahuan lingkungan tersebut akan memiliki niat untuk membeli produk-produk ramah lingkungan. Selain itu, Mostafa (2009) menyoroti pentingnya pengetahuan lingkungan dalam prediksi tingkah laku konsumen hijau, dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa ada hubungan yang sign.ifikan antara penget.ahuan lingk.ungan dan peril.aku konsu.men
hijau. Oleh ka.rena itu, ada kemungkinan bahwa sema.kin tin.ggi tingkat kekuatan penge.tahuan lingk.ungan menghasilkan niat beli konsumen yang juga tinggi.
Penelitian oleh Putri dan Su.parna (2014) juga menjabarkan bahwa, penget.ahuan lingkungan memiliki peng.aruh positif terhada.p niat beli produk hijau. Konsumen dengan pengetahuan lin.gkungan yang luas terbukti memi.liki niat membeli yang tinggi untuk pro.duk hijau, namun hasil berbeda ditemukan oleh Awwaliyah (2013) yang menjelaskan bahwa, pengetahuan tentang lingkungan belum tentu memberikan dampak yang positif pada pembelian produk hijau karena semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan semakin rendah niat belinya terhadap produk hiaju. Hal ini diduga bahwa seseorang dengan tingkat pengetahuan yang tinggi, memiliki informasi yang lebih luas sehingga cenderung lebih selektif dalam memilih produk yang akan dikonsumsinya.Oleh karena itu, berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan maka dapat dirumu.skan hipot.esis sebagai berikut:
H1 : Pengetahuan lingk.ungan berpengaruh signifikan terhadap niat Beli AC Sharp Plasmacluster
Jayanti dkk. (2013) menjelaskan, sikap kons.umen saat kini adalah hasil dari pengetahuan dan pengalaman kon.sumen sebelumnya. Penelitian tersebut meng.indikasikan bahwa apabila konsumen memiliki pengatahuan lingkungan, maka penge.tahuan ini akan memba.ngun sikap positif mereka sehingga akan mend.ukung niat dalam membeli produk hijau.
Temuan dari Aminr.ad et al. (2013) membu.ktikan adanya hubu.ngan yang positf sign.ifikan antara penge.tahuan lingk.ungan dengan sikap pada lingk.ungan di
Kajang City, Selangor Malay.sia. Hal serupa juga did.ukung oleh tem.uan dari Noor et al. (2012) yang menu.njukan bahwa konsu.men yang memiliki penge.tahuan lingkungan yang tinggi akan mem.iliki sikap yang lebih pos.itif pada lin.gkungan.
H2 : Penget.ah.uan kons.umen berpeng.aruh positif dan sign.ifikan terhadap sikap pada lingk.ungan.
Sika.p memiliki kolerasi pos.itif terha.dap niat beli prod.uk hijau, hal ters.ebut sejalan den.gan temu.an dari Cheah dan Ph.au (2011) yang menj.elaskan bahwa, konsu.men yang me.miliki sikap pada ling.kungan lebih cend.erung untuk mem.beli produk hijau. Aman et al. (2012) menem.ukan bahwa, terd.apat tiga ante.seden yaitu, ecoliterary, pen.garuh inter.personal dan orientasi nilai yang mem.iliki kore.lasi kuat dengan sikap terh.adap produk hijau.
Konsu.men dengan sikap pada lin.gkungan lebih cen.derung untuk membeli produk ramah lingk.ungan. Hamid et al. (2012) juga menja.barkan, konsum.en yang memiliki sikap yang pos.itif pada lingk.ungan akan memi.liki niat beli produk hijau bahkan siap untuk membay.ar biaya yang leb.ih tinggi untuk man.faat yang diperoleh dari produk ter.sebut.
H3 : Sik.ap pada lingk.ungan berpeng.aruh positif dan sign.ifikan terha.dap niat beli AC Sharp Plasmacluster.
No.or et al. (2012) meng.atakan bahwa, penge.tahuan mampu men.gubah sikap ses.eorang, mereka menje.laskan penga.ruh sikap pada lingk.ungan dipe.roleh lebih kuat bagi kons.umen yang mem.iliki penget.ahuan lingku.ngan dibandingkan dengan kon.sumen yang tingkat penge.tahuan lingku.ngannya rendah. Hal yang sama juga dijel.askan oleh Yeo.h dan Pala.dino (2008) yang menjab.arkan bahwa,
sikap mem.ediasi hubu.ngan antara penge.tahuan lingku.ngan deng.an niat beli produk hijau, mereka menem.ukan adanya efek med.iasi dari sikap pada lingk.ungan terhadap hub.ungan antara penge.tahuan lingk.ungan dengan niat beli produk hijau. Hal ser.upa juga diung.kapkan oleh Aman et al. (2012) yang menyebu.tkan bahwa, sikap pada ling.kungan akan meme.diasi niat beli kon.sumen akan produk hijau den.gan penge.tahuan lingkungan.
H4 : Sikap pa.da lingkungan sec.ara signifikan memed.iasi pengaruh penget.ahuan lingk.ungan terha.dap niat beli AC Sharp Plasma.cluster.
METODE PENE.LITIAN
Penel.itian ini termasuk dalam peneli.tian asos.iatif. Pene.litian asosiatif merup.akan penel.itian yang bertuj.uan untuk menget.ahui hubu.ngan ant.ara dua varia.bel atau lebih. Penelitian ini dilakukan di Kota Den.pasar. Lokasi ini dipi.lih karena Kota Denpa.sar merupakan wila.yah pus.at kota yang memiliki tingkat distribusi pendapatan penduduk tertinggi di Provinsi Bali pada tahun 2013 bahwa 86,32% penduduknya dikategorikan berpendapatan menengah keatas. Distribusi pendapatan tersebut terdiri atas pendapatan kebawah sejumlah 13,68%, kemudian pendapatan sedang sejumlah 37,65% dan pendapatan keatas sejumlah 48,67%, data ini menandakan bahwa penduduk yang berpendapatan menengah keatas di Kota Denpasar memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan daerah lainnya. Distribusi tingkat pendapatan tersebut dapat mengindikasikan penduduk Kota Denpasar memungkinkan untuk membeli AC Sharp Plasmacluster. Mayoritas masyarakat Kota Denpasar juga merupakan masyarakat modern yang tidak gagap teknologi sehingga akan dengan mudah mengakses berbagai informasi mengenai produk hijau dan hal lain yang berkaitan dengan produk
tersebut melalui internet. Subyek dalam penelitian ini adalah konsumen AC Sharp Plasmacluster yang bertempat tinggal di Kota Den.pasar dan obyek dalam pene.litian ini adalah perilaku konsu.men khususnya niat beli AC Sharp Plasmacluster. Pengukuran varibel penelitian ini dijelaskan pada tabel 1.
Tabel 1.
Kisi-kisi Peng.ukuran Varia.bel Penelitian
No. |
Variabel |
Indikator |
Sumber |
1. |
Pengetahuan Lingkungan (X) |
lingkungan
|
Aman et al. (2012), Noor et al. (2013), Lee (2011), |
2. |
Sikap pada Lingkungan (M) |
perlindungan lingkungan
|
Trikrisna dan Rahyuda (2014), Lee (2011), Jayanti dkk. (2013) |
3. |
Niat Beli AC Sharp Plasmacluster (Y) |
|
Rashid (2009), Paul dan Rana (2012),Wen dan Li (2013) |
Popul.asi dalam penelitian ini adalah kons.umen di Kota Denp.asar yang belum pernah membeli AC Sharp Plasmacluster sehingga jumlah anggota populasi konsumen tersebut tidak teridentifikasi dengan pasti. Penelitian ini menggun.akan teknik non-prob.ality sam.pling yaitu teknik pene.ntuan sampel yang tidak memb.erikan pelua.ng yang sa.ma bagi setiap un.sur popu.lasi un.tuk di.pilih menj.adi sam.pel, penel.itian ini meng.gunakan tek.nik penen.tuan sampel dengan
kriteria tertentu yang meru.pakan bagian dari metode purpo.sive sampling. Kriteria yang digunakan dalam pemi.lihan sampel adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Kota Denp.asar, masya.rakat dengan tingkat pendi.dikan mini.mal lulusan SMA/sederajat. Mengenal AC Sharp Plasmacluster. Belum pernah membeli AC Sharp Plasmacluster Penelitian ini menggunakan 11 indikator, maka banyaknya sampel yang diambil sebagai sampel adalah jumlah sampel = jumlah indikator x 10 = 11 x 10 = 110 orang. Tekn.ik anal.isis data yang digu.nakan dalam pene.litian ini ada.lah teknik path ana.lysis atau analisis jalur.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Seluruh responden yang digunakan dalam penelitian ini semuanya telah dipastikan mengetahui informasi tentang produk AC Sharp Plasmacluster. Responden dibedakan dalam 3 karakteristik yaitu usia, jen.is kelam.in dan tingkat pendi.dikan. Karakteristik responden ditam.pilkan pa.da Tabel 2.
Tabel 2
Karakteristik Responden
No |
Karakteristik |
Jumlah |
Persentase (%) |
1 |
Usia 18 - 22 tahun |
18 |
16,4 |
23 - 27 tahun |
54 |
49,1 | |
28 - 32 tahun |
28 |
25,5 | |
33 - 37 tahun |
9 |
8,18 | |
2 |
Jenis kelamin Laki-laki |
53 |
48,2 |
Perempuan |
57 |
51,8 | |
3 |
Tingkat Pendidikan SMA |
36 |
32,7 |
Diploma |
12 |
10,9 | |
Sarjana |
62 |
56,4 |
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebesar 49,1 persen berasal dari kelompok usia 23 – 27 tahun. Responden dari kelompok usia 33 – 37 tahun hanya berjumlah 9 orang atau 8,18 persen dari jumlah seluruh responden. Bila didasarkan pada jenis kelamin maka memiliki proporsi yang hampir seimbang, hanya saja responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 57 orang atau sebesar 51,8 persen sedangkan responden laki-laki sebanyak 53 orang atau sebesar 48,2 persen dari jumlah seluruh responden. Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan sarjana yaitu sebanyak 62 orang atau sebesar 56,4 persen dari seluruh jumlah responden.
Uji Validitas
Validitas meru.pakan derajat kete.patan antara data yang sesu.ngguhnya terjadi pada objek pen.elitian dengan data yang dapat dilap.orkan oleh peneliti. Hasil uji vali.ditas disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3.
Hasil Uji Validitas
No |
Variabel |
Koefisien Korelasi |
Keterangan |
1 |
Pengetahuan Lingkungan (X) X.1 |
0,880 |
Valid |
X.2 |
0,765 |
Valid | |
X.3 |
0,872 |
Valid | |
X.4 |
0,892 |
Valid | |
2 |
Sikap pada Lingkungan (M) M.1 |
0,705 |
Valid |
M.2 |
0,893 |
Valid | |
M.3 |
0,813 |
Valid | |
3 |
Niat Beli AC Sharp Plasmacluster (Y) Y.1 |
0,585 |
Valid |
Y.2 |
0,748 |
Valid | |
Y.3 |
0,867 |
Valid | |
Y.4 |
0,814 |
Valid |
Tabel 3 menun.jukkan bahwa koefisien kore.lasi dari masing-masing konst.ruk telah lebih besar dari 0,3. Jadi dapat dinyat.akan bahwa selu.ruh konstruk dari masing-masing variabel telah memenuhi syarat validitas data.
Uji Reliabilitas
Reliabil.itas berken.aan dengan derajat konsi.stensi dan stabi.litas data atau temuan. Pengujian statistik den.gan menggu.nakan teknik stat.istik Croncbach’s Alpha. Hasil uji relia.bilitas disajikan pada Ta.bel 4.
Tabel 4.
Hasil Uji Reliabilitas
No |
Variabel |
Croncbach’s Alpha |
Keterangan |
1 |
Pengetahuan Lingkungan |
0,869 |
Reliabel |
2 |
Sikap pada Lingkungan |
0,733 |
Reliabel |
3 |
Niat Beli AC Sharp Plasmacluster |
0,746 |
Reliabel |
Sumber: Data Diolah, 2015
Tabel 4 menu.njukkan bah.wa seluruh vari.abel memiliki nilai Croncbach alp.ha yang lebih bes.ar dari 0,6. Jadi dapat dinyatakan bahwa seluruh vari.abel yang digu.nakan dalam penel.itian ini telah memenuhi syarat kehandalan atau relibilitas data.
Uji Normalitas
Uji Kolmogorov Smirnov digunakan un.tuk uji norm.alitas, apabila koefis.ien Asy.mp. Sig. (2-tailed) leb.ih be.sar dari alpha 0,05 maka data tersebut dikatakan berdis.tribusi normal.
Tabel 8.
Hasil Uji Normalitas Persamaan Regresi 1 dan 2
Unstandardized Residual1 |
Unstandardized Residual2 | |
N |
110 |
110 |
Kolmogorov-Smirnov Z |
1,067 |
0,911 |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
0,205 |
0,378 |
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov Smirnov (K-S) seb.esar 1,067 dan nilai koefisien Asy.mp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,205. Hasil terse.but mengindika.sikan bahwa terdistribusi no.rmal kare.na nilai koef.isien Asy..mp. Sig. (2-tailed) leb.ih be.sar dari alpha 0,05.
Berdas.arkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa n.ilai Kolmogorov Smirnov (K-S) seb.esar 0,911 dan nilai koefisien Asy.mp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,378. Has.il tersebut mengi.ndikasikan bah.wa model pers.amaan regresi ters.ebut berdist.ribusi noral karena nilai koef.isien Asy..mp. Sig. (2-tailed) lebih be.sar dari al.pha 0,05. Uji Multikolinearitas
Multikoli.nearitas dapat di.lihat dari nilai to.lerance atau Varia.nce Inflammation Factor (VIF). Apab.ila nilai tol.erance lebih dari 0,1 atau nilai VIF ku.rang dari 10, maka tidak terd.apat multiko.linearitas.
Tabel 9.
Hasil Uji Multikolinearitas Persamaan Regresi 2
Variabel |
Tolerance |
VIF |
Pengetahuan lingkungan (X) |
0,588 |
1,700 |
Sikap pada lingkungan (Y) |
0,588 |
1,700 |
Sumber: Data Diolah, 2015
Berda.sarkan Tabel 9 dapat dilihat ba.hwa nilai toler.ance dan VIF dari variabel penget.ahuan konsum.en dan sikap. Nilai tersebut menun.jukkan bahwa nilai toler.ance untuk setiap vari.abel leb.ih bes.ar dari 0,1 dan nil.ai VIF leb.ih kec.il dari 10 yang berarti mo.del persa.maan regresi 2 bebas dari multik.olinearitas.
Uji Heteroske.dastisitas
Berdasarkan hasil analisis dapat dil.ihat bah.wa nilai Sig. dari var.iabel pengetahuan lingkungan sebesar 0,705 serta variab.el pengetahuan lingkungan dan sikap pada lingkungan masing-mas.ing sebesar 0,170 dan 0,404 lebih bes.ar dari
0,05 yang ber.arti tid.ak terd.apat penga.ruh an.tara variab.el beb.as terh.adap abs.olute residual sehingga mo.del yang dib.uat tidak terd.apat gejala heterokedastisitas.
Hasil An.alisis Jalur (Path Analysis)
Perhit.ungan koefi.sien path dilak.ukan dengan ana.lisis regresi mela.lui softwa.re
SPS.S 17.0 for Win.dows, diper.oleh hasil yang ditunj.ukan pada Tabel 10.
Tabel 10.
Hasil Analisis Jalur Persamaan Regresi 1
Model |
Unstandardized Coefficients B Std. Error |
Standardized Coefficients Beta |
t |
Sig. | ||
1 |
(Constant) |
1,294 |
0,498 |
2,598 |
0.011 | |
Pengetahuan |
0,393 |
0,045 |
0,642 |
8,696 |
0.000 |
R2 |
: 0,412 |
F Statistik |
: 75,628 |
Sig F |
: 0.000 |
Sumber: Data Diolah, 2015
Berdasa.rkan hasil anal.isis jalur subst.ruktur 1 sep.erti yang disa.jikan pada Tabel 10, maka pers.amaan struktu.ralnya adalah seba.gai berikut :
M = β1X+e
M = 0,642X +e
Pengetahuan lingkungan berpeng.aruh posit.if signi.fikan terhadap sikap pada lingkungan dengan nilai Standa.rdized Coef.ficients Be.ta se.besar 0,642 dan sig t seb.esar 0,000 < 0,05.
Tabel 11.
Hasil Analisis Jalur Persamaan Regresi 2
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients Beta |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error | ||||
1 (Constant) |
2.670 |
0.601 |
4.439 |
0.000 | |
Pengetahuan |
0.294 |
0.069 |
0.408 |
4.262 |
0.000 |
Sikap |
0.361 |
0.113 |
0.307 |
3.206 |
0.002 |
R2 : 0,422
F statistik : 39,096
Sig. F : 0,000
Sumber: Data Diolah, 2015
Berdas.arkan hasil anal.isis jalur subs.truktur 2 seperti yang disajikan pada
Tabel 11, maka persa.maan strukt.uralnya adalah sebagai berikut:
Y = βιX + β2M+e
Y = 0,408X + 0,307M +e
Sikap pada lingku.ngan berpen.garuh positif dan signi.fikan terhadap niat beli
AC Sharp Plusmacluster dengan nilai Standa.rdized Coeffi.cients Beta seb.esar 0,307 dan nilai sig t 0,002 < 0,05.
Menguji nilai koefisien determinasi (R2) dan variabel error (e)
Sebel.um meny.usun model dia.gram jal.ur akhir, terlebih dah.ulu dihi.tung nilai sta..ndar er.or sebagai berikut:
e =
e1= = = 0,767
e2= = = 0,760
Berdasar.kan perhi.tungan peng.aruh er.ror (e), didapatkan hasil peng.aruh er.ror (e1) sebesar 0,767dan pe.ngaruh er.ror (e2) sebesar 0,760. Hasil koe.fisien determi.nasi tot.al adalah seba.gai berikut :
R2m = 1 — (β1)2 (β2)2
= 1 – (0,767)2(0,760)2 = 1 – (0,5882) (0,5776) = 1 – 0,3397= 0,660
Nilai determ.inasi total sebesar 0,660 mempun.yai arti bah.wa sebesar 66% vari.asi niat beli dijelaskan oleh var.iasi penge.tahuan terhadap lingkungan dan
variasi sika.p pada lingkungan, sedan.gkan sis.anya sebesar 34% djelask.an oleh fak.tor lain yang tidak dima.sukkan ke dal.am mo.del.
Pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap niat beli AC Sharp Plasmacluster
Berdasa.rkan hasil analisis peng.aruh pengetahuan lingkungan terhadap niat Beli AC Sharp Plasmacluster dipero.leh n.ilai Sig. t sebe.sar 0,000 den.gan nilai koef.isien be.ta 0,408. N.ilai Si.g. t 0,000 < 0,05 mengindi.kasikan bahwa H0 dit.olak dan H1 dit.erima. Ha.sil ini memp.unyai arti bahwa penget.ahuan lingkungan berpe.ngaruh positif signi.fikan terhadap niat Beli AC Sharp Plasmacluster.
Pengaruh Pengetahuan Lingkungan terhadap Sikap pada Lingkungan
Berdas.arkan hasil analisis peng.aruh peng.etahuan lingkungan terh.adap sikap pada lingkungan dipero.leh n.ilai Sig. t sebesar 0,000 den.gan nilai koef.isien be.ta 0,642. Nilai Sig. t 0,000 < 0,05 mengind.ikasikan bahwa H0 dit.olak dan H1 dit.erima. Ha.sil ini memp.unyai arti bahwa penge.tahuan lingkungan berpen.garuh positif dan signifikan terh.adap sikap pada lingkungan.
Pengaruh sikap pada lingkungan terhadap niat beli AC Sharp Plasmacluster
Berdasa.rkan hasil analisis pen.garuh sikap pada lingkungan terhadap niat Beli AC Sharp Plasmacluster diperol.eh n.ilai Sig. t sebesar 0,000 den.gan nilai koef.isien be.ta 0,307. Nilai Sig. t 0,002 < 0,05 mengindik.asikan bahwa H0 dit.olak dan H1 dit.erima. Ha.sil ini memp.unyai arti bahwa Sikap pada lingkungan berpengaruh positif dan signi.fikan terhada.p niat Beli AC Sharp Plasmacluster.
Tabel 12.
Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung serta Pengaruh Total Pengetahuan Lingkungan(X), Sikap Pada Lingkungan (M), dan Niat Beli
(Y) | |
Pengaruh Langsung |
Pengaruh Pengaruh Tidak Signifikansi Error Total Langsung |
Pengetahuan (X) ke Niat Beli (Y) 0,408 Pengetahuan (X) ke Sikap (M) 0,642 Sikap (M) ke Niat Beli (Y) 0,307 |
0,197 0,605 0,000 0,760 0,642 0,000 0,767 0,307 0,002 0,767 |
Sumber: Data Diolah, 2015
Uji Sobel
Uji sobel berpat.okan pada nilai Z, apabila nilai kalkul.asi Z leb.ih bes.ar dari
1,96 (deng.an ting.kat kepe.rcayaan 95 persen), maka vari.abel med.iator din.ilai
secara sign.ifikan mem.ediasi hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas.
Uji Sobel dapat dihi.tung dengan mengguna.kan aplikasi Microsoft Excel 2007.
Uji Sobel diru.muskan dengan persamaan berikut :
(2)
Z =
0,1419
J(0,0003) +(0,0020) +(0,0000)
Z =
0,1419
-----=2,983
0,0476
Berdasarkan hasil Uji Sobel menun.jukkan bahwa hasil tab.ulasi Z = 2,983 > 1,96 dengan tingkat signifik.ansi 0,001 < 0,05 ya.ng bera.rti variabel sikap pada lingkungan secara signifikan memediasi pengaruh penge.tahuan lingkungan terhadap niat beli AC Sharp Plasmacluster.
Pengaruh Pengetahuan Lingkungan terhadap Niat Beli AC Sharp Plasmacluster
Pengu.jian hipotesis pada penga.ruh pengetahuan lingku.ngan terhadap niat beli AC Sharp Plasmacluster, dengan hasil (Sig. 0,000 ≤ 0,05) serta koe.fisien beta sebesar 0,408 yang menunju.kkan bahwa pengetahuan lingkungan berpengaruh positif dan signi.fikan terhadap niat beli AC Sharp Plasmacluster. Hal tersebut berarti bahwa semakin meningkat pengetahuan lingkungan maka a.kan semakin besar niat beli AC Sharp Plasmacluster. Pernyataan ini sejalan dengan temuan dari Penelit.ian sebelum.nya oleh Putri dan Suparna (2014) juga menyatakan pengetahuan lingkungan mem.iliki pengaruh positif terha.dap niat membeli prod.uk hijau. Niat membeli produk hijau yang tinggi muncul dari konsumen dengan pengetahuan yang luas mengenai isu-isu lingkungan, namun hasil berbeda ditemukan oleh Awwaliyah (2013) yang menjelaskan bahwa, pengetahuan tentang lingkungan belum tentu memberikan dampak yang positif pada pembelian produk hijau karena semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan semakin rendah niat belinya terhadap produk hiaju. Hal ini diduga bahwa seseorang dengan tingkat pengetahuan yang tinggi, memiliki informasi yang lebih luas sehingga cenderung lebih selektif dalam memilih produk yang akan dikonsumsinya.
Pengaruh Pengetahuan Lingkungan terhadap Sikap pada Lingkungan
Pengu.jian hipotesis pada Peng.aruh Pengetahuan Lingk.ungan terhadap Sikap pada Lingk.ungan dengan hasil (Sig. 0,000 ≤ 0,05) serta koefisien beta sebesar 0,642 yang menun.jukkan bahwa penge.tahuan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terh.adap sikap pada lin.gkungan. Hal tersebut berarti semakin tinggi pengetahuan kons.umen tentang lingku.ngan maka akan semakin tinggi sikap konsumen pada lingkungan, hasil penelitian ini Jayanti dkk. (2013) menyatakan bahwa, sikap yang dianut kons.umen saat ini adalah hasil dari penge.tahuan dan pengal.aman konsum.en sebelumnya. Kons.umen akan memberikan persepsi ker.usakan lingkungan dapat mempen.garuhi niat mereka untuk membeli dan memb.ayar lebih mahal pada produk ramah lingkungan. Hal serupa juga diduk.ung oleh tem.uan dari Noor et al. (2012) yang menya.takan bah.wa kon.sumen yang memi.liki penge.tahuan lingk.ungan yang tin.ggi akan memi.liki sik.ap yang pos.itif pada lingk.ungannya.
Pengaruh Sikap pada Lingkungan terhadap Niat Beli AC Sharp Plasmacluster
Pengujian hipot.esis pada pengar.uh sikap pada lingkungan terh.adap niat beli AC Sharp Plasm.acluster dengan hasil (Sig.0,002 ≤ 0,05) serta koef.isien beta sebesar 0,307 yang menunj.ukkan bahwa sikap pada lingk.ungan berpen.garuh positif dan signi.fikan terhadap niat beli AC Sharp Plasm.acluster. Hal tersebut berarti bahwa sema.kin tinggi sikap pada ling.kungan maka akan semakin tinggi pula niat beli AC Sharp Plasmacluster. Hasil penel.itian ini sejalan dengan temuan dari Cheah dan Phau (2011) yang menjel.askan bahwa, konsumen dengan sikap yang
positif dibandingkan sikap yang ne.gatif pada lingkungan lebih cenderung untuk mengon.sumsi produk hijau. Aman et al. (2012) mene.mukan bahwa, terdapat tiga anteseden yaitu, eco.literary, pengaruh interper.sonal dan orient.asi nilai yang memiliki korelasi kuat dengan sikap terha.dap produk hijau. Kon.sumen dengan sikap yang menguntu.ngkan terhadap lingkungan lebih cenderung untuk membeli produk hijau. Hamid et al. (2012) juga meny.atakan bahwa, kon.sumen yang memiliki sikap ekol.ogis akan menim.bulkan niat mem.beli produk hijau bahk.an siap untuk mem.bayar sejumlah biaya yang lebih untuk manf.aat yang dirasakan dari produk tersebut
Peran Sikap pada Lingkungan dalam Memediasi Pengaruh Pengetahuan Lingkungan terhadap Niat Beli AC Sharp Plasmacluster
Pengujian hip.otesis pada peran sikap pada lingk.ungan dalam memediasi pengaruh pengetahuan lingku.ngan terhadap niat beli AC Sharp Plasm.acluster, dengan menggun.akan Uji Sobel atau Sobel Test membu.ktikan peran sikap pada lingkungan secara signi.fikan memediasi pengaruh penget.ahuan lingkungan terhadap niat beli AC Sharp Plasma.cluster, dengan hasil z = 2,983 > 1,96 dengan tingkat signifikansi 0,001 < 0,05. Hasil pene.litian ini sesuai dengan te.muan dari Noor et al. (2012) yang menj.elaskan, pengetahuan yang luas dapat men.gubah sikap seseorang, mereka mene.mukan bahwa pengaruh sikap pada lingk.ungan diperoleh lebih kuat bagi kon.sumen dengan tingkat penget.ahuan lingk.ungan yang tinggi dibandingkan dengan kon.sumen dengan tingkat penget.ahuan lingkungan lebih rendah.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah: (1) Ruang lingkup penelitian ini hanya di wilayah Kota Denpasar, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk responden yang berada di luar wilayah Kota Denpasar; (2) Penelitian ini hanya mencari pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap niat beli dan variabel sikap pada lingkungan sebagai variabel mediasi.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasa.rkan hasil pembah.asan penelitian yang telah dilak.ukan, maka dapat disimp.ulkan pengetahuan lingku.ngan berpengaruh positif dan sign.ifikan terh.adap niat beli AC Sharp Plasmacluster, hal ters.ebut memiliki arti semakin tinggi pengetahuan lingkungan maka akan semakin besar niat konsumen di Kota Denpasar untuk membeli AC Sharp Plasmacluster. Penge.tahuan konsu.men berpengar.uh pos.itif dan sign.ifikan terha.dap sikap pada ling.kungan. Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan lingkungan dari konsumen maka akan semakin tinggi sikap pada lingkungan bagi konsumen di Kota Den.pasar. Sikap pada lingku.ngan berpe.ngaruh positif dan signif.ikan terhadap niat be.li AC Sharp Plasmacluster. Hal terse.but berarti bahwa sema.kin tinggi sikap pada lingkungan yang dimiliki konsumen maka akan sema.kin tinggi pula niat konsumen di Kota Denpasar untuk membeli AC Sharp Plasmacluster. Peran sikap pada lingkungan secara sign.ifikan memediasi pengaruh pengetahuan lingkun.gan terhadap niat beli konsumen AC Sharp Plasmacluster di Kota Denp.asar.
Berdasarkan simpulan yang didapat, saran-saran yang dapat diberikan bagi pihak produsen AC Sharp Plasmacluster sebaiknya menginformasikan lebih luas lagi mengenai produk ramah lingkungan yang dimiliki, karena responden
mengetahui tentang isu-isu kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini dan mereka yakin bahwa perlindungan lingkungan sangat penting, maka akan dapat menarik niat beli konsumen terhadap produk AC Sharp Plasmacluster. Pihak produsen AC Sharp Plasmacluster juga sebaiknya mengadakan edukasi bagi konsumen mengenai label dan simbol-simbol terkait produk ramah lingkungan dengan lebih spesifik sehingga konsumen mampu dengan mudah untuk membedakan antara produk ramah lingkungan dengan produk konvensional. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu menambah variabel – variabel yang dapat mempengaruhi niat beli konsumen terhadap green product, seperti tingkat pendapatan, kepedulian lingkungan dan sebagainya karena isu-isu terhadap kerusakan lingkungan saat ini, menjadi perhatian penting bagi masyarakat yang peduli terhadap lingkungan.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, Suprihatin. 2013. Prediksi Perilaku Ramah Lingkungan Yang Dipengaruhi Oleh Nilai dan Gaya Hidup Konsumen. Jurnal Perspektif Bisnis. 1 (1), pp. 112-125.
Aman, A.H. Lizawati., Amran Harum., Zuhal Hussein. 2012. The Influence of Enviromental Knowledge and Concern on Green Purchase Intention the Role of Attitude as a Mediating Variabel. British Journal of Arts and Social Sciences. 7 (2). Pp. 145-167.
Aminrad, Zarrintaj., Sharifah Zarina Binti Sayed Zakariya., Abdul Samad Hadi and Mahyar Sakari. 2013.”Relationship Between Awareness, Knowledge and Attitude Towards Environmental Education Among Secondary School Students in Malaysia”. World Applied Science journal. 22 (9), pp: 1326-1333.
Anonim. 2014. Pengaruh Freon atau CFC Mesin Pendingin. http://sainsforhuman.blogspot.com/2014/01/pengaruh-freon-atau-cfc-mesin-pendingin.html. Diunduh tanggal 1 Juli 2015
Anonim. 2014. Jernihkan Udara dengan Teknologi Plasmacluster dari Sharp Komitmen Sharp untuk Kesehatan Konsumen Setianya di Dunia https://www.sharp-indonesia.com/news/Jernihkan-Udara-dengan-Teknologi-Plasmacluster-dari-SHARP--Komitmen-SHARP-untuk-Kesehatan-Konsumen-Setianya-di-Dunia. Diunduh tanggal 1 Juli 2015
Anonim. 2014. Saatnya Beralih Ke AC Ramah Lingkungan. http://www.republika.co.id/berita/koran/trentek/14/11/14/nf0os91-saatnya-beralih-ke-ac-ramah-lingkungan. Diunduh tanggal 20 Juli 2015
Anonim. 2015. Sharp Andalkan Teknologi Plasmacluster.
http://autotekno.sindonews.com/read/952317/123/sharp-andalkan-teknologi-plasmacluster-1421584087. Diunduh tanggal 1 Juli 2015
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arttachariya, Patricia. 2012. Environmentalism and Green Purchasing Behavior. Assumtiom University Thailand. Variabel Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology. 51 (6), pp: 1173-1182.
Assael H. (2001). Consumers Behavior and Marketing Action, Edisi 3, Kent Publishing Company, Boston Massachusset, AS.
Awwaliyah, Irma. 2013. Pengetahuan, Sikap, dan Niat Beli Mahasiswa terhadap Produk Hijau: Pendekatan Theory Of Planned Behavior. Skripsi S1 Fakultas Ekologi Manusia. Bogor.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2013. Data Mengenai Distribusi Tingkat Pendapatan Penduduk Provinsi Bali Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 (http://bali.bps.go.id/tabel_detail.php?ed=613007&od=50&id=50). Diunduh tanggal 14 April 2015.
Cheah, Isaac and Ian Phau. 2011. “Attitude Towards Environmentally Friendly Products The Influence of Ecoliteracy. Journal Interpersonal Influence and Value Orientation”. Journal Marketing Intelligence & Planning. 29 (5), pp: 452-472.
Chen. T.B and Chai, L.T. 2010. Attitude toward the environment and green product. Journal Management Science and Engineering. 4(2), pp: 27-39.
Cherian, Jacob and Jacob Jolly. 2012. Green Marketing: A Study of Consumers' Attitude towards Environment Friendly Products. Journal Asian Social Science. Pp. 117
Durif, Fabien., Caroline Boivin and Charles Julien. 2010. “In Search Of a Green Product Definition”. Innovative Marketing. 6(1), pp:25-33.
Engel, J.F, Blackwell, Rd, and Miniard, DW. (1995). Perilaku Konsumen. Jilid I. (Boediono. Terjemahan). Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Fallah, M., and Ebrahimi, M.R. 2014. A Study on the Effect of Green Marketing on Consumer’s Purchasing Intention. Management Science Letters, 4, pp: 421-424.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamid, Syed Ali Raza., Hateem Adnan Ghafoor and Tamkeen Zehra Shah. 2012.”Analysis of Attitude Towards Green Purchase: Pakistan in Context”. International Journal of Business and Social Science. 3 (6), pp: 112-115
Hansudoh, Steven Agustinus. 2012. “ Pengaruh Celebrity Endorsement Terhadap Purchase Intention Melalui Perceived Value pada Produk Top Coffe di Surabaya”. E-Journal Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. 1(5), h:1-7.
Jayanti, Niarie Dwi., Skrikandi Kumadji dan Fransisca Yaningwati. 2013. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Green Purchasing”. Universitas Brawijaya Malang. h: 1-7.
Junaedi, Sellyana, M.F. 2006. Pengembangan Model Perilaku Konsumen Berwawasan Lingkungan di Indonesia: Studi Perbandingan Kota Metropolitan dan Non Metropolitan. 21 (4). h:399-419.
Kasali Rhenald; 2009; Potensi Green Product Bergantung Stimulus; Majalah Swa Sembada; Edisi No.10/XXV/14-27 Mei 2009
Kasih, Citra., L., Sulistyowati dan H. Noviasari. 2012. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Minat Beli Deodoran Rexona Teens pada Siswi SMA Negeri 10 Pekanbaru. Jurnal Fakutal Ekonomi Universitas Riau. 17 (2) h: 1-22.
Kotler, Philip. 2005. “Manajemen Pemasaran”, ed 11, jilid 1, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2003. “Dasar-Dasar Pemasaran”, edisi 9, jilid 1, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Kotler, Phillip dan Kevin Lane Keller (Bob Sabra, MM. Penerjemah). 2008.
Manajemen pemasaran. Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Laroche, M., Bergeron, J. and Barbaro, F. G. 2001. “Targeting Consumers Who Are Willing to Pay More for Environmentally Friendly Products”. Journal of Consumer Marketing. 18 (6), pp: 503-520.
Lee, K. 2011. The Green Purchase Behavior of Hong Kong Young Consumers: The Role of Peer Influence, Local Environmental Involvement, and Concrete Environmental Knowledge. Journal of International Consumer Marketing, 23, pp: 21-44.p
Marhadi, Nursyamsi Ayu dan Henni Noviasari. 2013. “Pengaruh Strategi Green Marketing pada Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Konsumen dalam Membeli Rumah di Perumahan PT. Asta Karya Pekanbaru”. Jurnal Ekonomi. 21 (3), h: 2-12.
Mostafa, M. M. (2009). “A Psychographic Segmentation Of The Green Consumer In Kuwait Using Self-organizing Maps. Shades Of Green. Expert System with Applications, 36, pp: 11030-11038.
Noor, N. A. Mohm., Azli Muhammad and Hayatul S. Salleh. 2012. Creating Green Consumer: How Environmental Knowledge and Environmental Attitude Lead to Green Purchase Behavior. International Journal of Arts & Sciences.5. (1). pp 55-71.
Novandari, Weni. 2011. Analisis Motif Pembelian dan Profil Perilaku. Green Product Customer. Jurnal Ekonomi. Fakultas Ekonomi Jendral Soedirman, 13(1) h: 1-8.
Nugrahadi, EW. 2002. Pertanian Orgaik Sebagai Alternatif Teknologi dalam Upaya Menghasilkan Produk Organik. IPB. Bogor.
Ottman, J.A. Stafford E. & R. Hartman. C.L. 2006. Green Marketing Myopia: Ways to Improve consumer Appeal for Environmentally Preferable Products. Environment 48(5) pp: 22-36.
Paul, Justin and Jyoti Rana. 2012. “Consumer behavior and Purchase Intention for Organic Food”. The Journal of Consumer Marketing. 29, pp: 412-422.
Putri, P. T. A. P., I P. Gde Sukaatmadja, dan Wyn. Sri Suprapti. 2015. Peran Sikap dalam Memediasi Pengaruh Pengetahuan Tentang Lingkungan terhadap Niat Membeli Produk Hijau Pendingin Udara Merek LG di Denpasar. E-journal Manajemen dan Bisnis. 4(3) h: 558-574.
Putri, Yuliana dan Gede Suparna. 2014.”Peran Kebiasaan Membaca Label dalam Memedisi Pengaruh Variabel Demografi terhadap Niat Membeli Produk
Organik Merk Nature-E di Kota Denpasar”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana. h: 975-986.
Preacher, K.J., & Hayes, A.F. 2004. SPSS and SAS Procedures For Estimating Indirect Effects in Simple Mediation Models. Behaviour Research Methods, Instruments, & Computer. 36(4): pp:717-731.
Rashid, Nik Abdul. 2009. “Awareness of Eco-label in Malaysia’s Green Marketing Initiative”. International Journal of Business and Management. 4 (8), pp: 10.
Rimbawan, N. Dayuh. (2013). Statistik Inferensia. Denpasar: Udayana University Press
Schifman, Leon. Kanuk, L. Lazar. 2008. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Jakarta: Indeks.
Sebayang, Gebriyan Isabella. 2010. Sikap Konsumen Pasar Swalayan Terhadap Sawi Caisim Organik di Kota Surakarta. Skripsi S1 Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Bandung.
Situmorang, James R. 2011. “Pemasaran Hijau yang Semakin Menjadi Kebutuhan dalam Dunia Bisnis”. Jurnal Administrasi Bisnis. 7 (2), h: 131-142.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keempatbelas. Bandung: CV. Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Sumarwan, Ujamg. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sumarsono, dan Giyatno, Y. 2012. Analisis Sikap dan Pengetahuan Konsumen terhadap Ecolabeling serta Pengaruhnya pada Keputusan Pembelian Produk Ramah Lingkungan. Performance, 15 (1): h: 70-85.
Suprapti, Ni Wayan Sri. 2010. Perilaku Konsumen (Pemahaman Dasar dan Aplikasinya dalam Strategi Pemasaran). Denpasar: Udayana University Press.
Trikrisna, Sara Arieta dan I Ketut Rahyuda. 2014. Perilaku Remaja Putri dalam Pembelian Produk Organik “The Body Shop” di Kota Denpasar. Jurnal Buletin Studi Ekonomi. h: 1963-1982
Wahid, N. A., E. Rahrar and T. S. Shyan. 2011. “Factor Influencing the Green Purchase Behavior of Penang Environmental Volunteers”. International Business Management. (5) 1. Pp: 38-49.
Wen, L. Y. M., and Li, S. H. 2013. A Study On The Relationship Amidst Health Consciousness, Ecological Affect, and Purchase Intention of Green Production. The International Journal of Organizational Innovtion, 5 (4), pp: 124-137.
Wibowo. 2011. Karakteristik Konsumen Berwawasan Lingkungan Dan Hubungannya Dengan Keputusan Membeli Produk Ramah Lingkungan. Jurnal Ekonomi, 2(9).
Qader, IK, and Zainudin, Y. 2011. “The Impact of Exposure on Intention to Purchase Green Electronic Products Amongst Lecturers”. International Journal of Business and Management. 6(3), pp: 240-248.
Yeoh, M and Paladino, A. 2008. Analysis the Effects of Prestige of Environmental Attitudes and Behaviours upon Low-involvement Purchase”. ANZMAC. Pp: 2066-2071.
1861
Discussion and feedback