E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 11, 2015: 3619 - 3645

ISSN : 2302-8912

PENGARUH FAKTOR BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI, PSIKOLOGIS, DAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

KEBAYA BORDIR PADA JEGEG AYU BOUTIQUE DI KUTA

Ketut Indah Pratiwi1

2

Kastawan Mandala

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: pelor.junior@yahoo.co.id/telp: 085935121230

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya, sosial, pribadi, psikologis, dan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. Penelitian ini dilakukan di Jegeg Ayu Boutique Kuta, sampel yang diambil sebanyak 108 responden dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner dengan menggunakan skala likert 5 poin, untuk mengukur 18 indikator. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor budaya berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. Faktor sosial berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. Faktor pribadi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. Faktor psikologis berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. Terakhir, Bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

Kata kunci : budaya, sosial, pribadi, psikologis, bauran pemasaran, keputusan pembelian

ABSTRACT

The purpose of this study was to investigate the influence of cultural, social, personal, psychological, and marketing mix to the purchasing decision kebaya embroidery on Jegeg Ayu Boutique in Kuta. This research was conducted in Jegeg Ayu Boutique Kuta, samples taken were 108 respondents with purposive sampling method. The collection of data by distributing questionnaires using 5-point Likert scale, to measure 18 indicators. The analysis technique used is multiple linear regression analysis. These results indicate that the positive influence of cultural factors on purchasing decisions kebaya embroidery on Jegeg Ayu Boutique in Kuta. Social factors positive influence on purchase decisions kebaya embroidery on Jegeg Ayu Boutique in Kuta. Personal factor positive influence on purchase decisions kebaya embroidery on Jegeg Ayu Boutique in Kuta. Psychological factors have positive influence on purchase decisions kebaya embroidery on Jegeg Ayu Boutique in Kuta. Last, marketing mix positive influence on purchasing decisions kebaya embroidery on Jegeg Ayu Boutique in Kuta.

Keywords : cultural, social , personal , psychological , marketing mix , purchasing decisions

PENDAHULUAN

. Perkembangan mode kebaya khususnya di Bali sangat pesat. Masyarakat umumnya kaum wanita di Bali, tidak tanggung –tanggung untuk selalu mengikuti tren kebaya yang berlaku. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat terhadap kebaya yang sangat tinggi. Kebaya Bali biasanya digunakan saat melaksanakan Upacara Agama oleh orang Bali yang umumnya beragama Hindu. Namun dengan adanya kebaya Bali modern, banyak pula yang mengenakan kebaya untuk pergi ke pesta ataupun menghadiri acara – acara resmi. Bagi masyarakat Bali, kebaya merupakan busana wajib sehingga makin hari, seni mode berkebaya masyarakat Bali pun makin tinggi seiring dengan makin berkembangnya kreasi serta desain yang ditawarkan. Terlebih lagi, masyarakat Bali sangat menghargai budaya sehingga harga mahal menjadi sangat relatif. Dengan mengenakan kebaya berkualitas, secara langsung akan memberikan penghargaan tinggi pada budaya. Fenomena ini, mengakibatkan kebaya akhirnya dijadikan barang komoditas, untuk diperjual belikan dan menjadi perhatian masyarakat khususnya pengusaha yang konsen akan keberadaan kebaya sebagai barang komoditas. Hal ini berdampak terhadap bisnis kebaya di Bali dan menjadi daya tarik tersendiri sehingga berkembang dengan pesat seperti jamur di musim hujan.

Pada dasarnya tujuan suatu bisnis adalah untuk menciptakan niat membeli konsumen dan menimbulkan kepuasan bagi konsumen itu sendiri. Perusahaan harus memahami perilaku konsumen terhadap produk yang akan dijual untuk dapat menempatkan produknya sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan

konsumen (Sumarwan, 2006:56). Keputusan pembelian produk oleh konsumen dapat dipengaruhi oleh teman dan keluarganya. Artinya mereka memutuskan untuk membeli suatu produk atas pertimbangan atau saran keluarga, dan teman – teman mereka yang memiliki produk tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Oladele (2011) pengaruh yang demikian telah menciptakan suatu trend lifestyle yang kuat dan harus diikuti oleh konsumen yang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Thomson et al. (2007) berbeda dengan teman, keluarga di asumsikan oleh beberapa peneliti bahwa keluarga adalah unit konsumsi dan pembuat keputusan yang paling penting.

Memahami gaya hidup konsumen dan orientasi nilai dalam bidang apapun dapat sangat berguna dalam profil individu konsumen dan menargetkan kelompok konsumen untuk tujuan perencanaan pemasaran. Setiap kelompok memiliki karakteristik demografi, sosial ekonomi, dan perilaku yang unik. Dengan demikian, gaya hidup konsumen sebagai korelasi pembelian sedang digunakan oleh target pasar seperti pencari kualitas, pencari kebaruan / fashion, perbandingan pembeli, pencari informasi, merek setia dan kebiasaan konsumen (Schuster dan Dufek, 2004 ).

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Menurut Engel (1994) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Pengambilan keputusan oleh konsumen dalam membeli suatu barang maupun jasa

tentunya berbeda, bergantung pada jenis keputusan pembelian yang diinginkannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis (Kotler, 2006:202). Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, prefensi dan perilaku konsumen. Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang.

Pada dasarnya konsumen memiliki perilaku pembelian yang cukup rumit dengan adanya berbagai perbedaan yang terdapat pada produk dengan jenis yang sama tapi merek dan spesifikasi produk yang umumnya berbeda. Menurut Kotler dan Keller (2006) proses pengambilan keputusan membeli dapat dibagi menjadi lima tahap, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca-pembelian

Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk preferensi dan sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan untuk membeli

atau tidak. Hal ini sejalan dengan pendapat Aaker (1997) dalam Sodik (2004) bahwa kesan kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk diantaranya adalah alasan untuk membeli.

Niat untuk melakukan pembelian dapat terbentuk dari sikap konsumen terhadap bauran pemasaran diantaranya melalui promosi. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Menurut Fandy Tjiptono (1997) promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Dilihat dari data penjualan pada Jegeg Ayu Boutique dalam lima tahun terakhir terjadi penurunan penjualan yang cukup signifikan. Hal ini dapat terlihat dari Tabel 1.1 di bawah :

Tabel 1.

Data Penjualan Kebaya Pada Jegeg Ayu Boutique Tahun 2010 – 2014

Tahun

Kenaikan/Penurunan Omzet penjualan pertahun (Rp)

2010

2011

2012

2013

2014

92.417.000

422.174.000                    329.757.000

521.017.000                    98.843.000

429.696.000                    - 91.321.000

420.000.800                    - 9.695.200

Sumber : Jegeg Ayu Boutique Tahun 2010-2014

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa penjualan kebaya pada Jegeg Ayu

Boutique terjadi penurunan omzet sejak tahun 2013. Berdasarkan hasil wawancara, owner menyampaikan keluhannya bahwa kondisi Jegeg Ayu Boutique beberapa tahun ini mengalami penurunan omzet. Menurunnya tingkat penjualan diduga akibat banyaknya pesaing–pesaing yang bermunculan dan penerapan strategi pemasaran yang kurang tepat. Maka disini pihak manajemen Jegeg Ayu Boutique dituntut untuk bisa menerapkan strategi pemasaran dengan

tepat dan Jegeg Ayu Boutique harus bisa memberi keyakinan kepada konsumen loyal Jegeg Ayu Boutique agar dapat kembali melakukan pembelian di Jegeg Ayu Boutique. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan adalah (1) apakah variabel budaya berpengaruh terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta ? (2) apakah variabel sosial berpengaruh terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta ? (3) apakah variabel pribadi berpengaruh terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta ? (4) apakah variabel psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta ? (5) apakah variabel bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta ? (6) variabel apakah yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta ?

Tujuan dari penelitian adalah (1) untuk mengetahui pengaruh budaya terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. (2) untuk mengetahui pengaruh sosial terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. (3) untuk mengetahui pengaruh pribadi terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. (4) untuk mengetahui pengaruh psikologis terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. (5) untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. (6) untuk mengetahui variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian maka kegunaan dari penelitian ini adalah (1) kegunaan teoritis, bagi pengembangan ilmu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi bahan dasar referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis dan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. (2) kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan, masukan, dan informasi bagi konsumen dalam keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta (3) kegunaan Bagi Jegeg Ayu Boutique di Kuta, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan, masukan, bagi pemasar Jegeg Ayu Boutique di Kuta dalam mengambil kebijakan mengenai budaya, sosial, pribadi, psikologis, dan bauran pemasaran sehingga dapat menarik konsumen dalam melakukan keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk – makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapat seperangkat nilai persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga – lembaga sosial penting lainnya (Kottler dan Keller, 2009)..

Hasil penelitian Hidayati (2011) tentang “Pengaruh Faktor Kebudayaan dan Faktor Sosial terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Ritel Modern” menunjukkan bahwa secara uji parsial faktor kebudayaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian akan tetapi faktor sosial yang berpengaruh.

Sedangkan pada uji simultan menunjukkan bahwa faktor kebudayaan dan faktor sosial, berpengaruh terhadap keputusan pembelian di ritel modern. Penelitian Yohanes Suhari (2008) juga membuktikan hal ini dengan menunjukkan bahwa kebudayaan berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dijelaskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Faktor budaya berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor – faktor sosial seperti kelompok acuan atau referensi, keluarga serta peran dan status sosial (Kotler dan Keller, 2009:217). Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang disebut kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus – menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Walaupun pembeli

tersebut tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan orang tuanya, pengaruh orangtua terhadap perilaku membeli tetap dapat signifikan. Di negara – negara dimana orang tua tinggal dengan anak- anak mereka yang sudah dewasa, pengaruh orang tua dapat menjadi sangat besar. Hasil penelitian menurut Syah (2008) dalam “Pengaruh Faktor Psikologi dan Faktor Sosial terhadap Keputusan Pembelian Komputer di Lingkungan Mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang)” menunjukkan bahwa faktor sosial berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sibaweh (2009) hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa faktor sosial dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dijelaskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Faktor sosial berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli (Setiadi, 2003:43). Berbeda dengan para karyawan kantor yang memerlukan banyak kebutuhan seperti kemeja, jas, dasi, celana, sabuk dan sepatu. Serta barang – barang pendukung lainnya untuk melakukan pekerjaanya. Pilihan produk juga sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseoarang. Penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aktiva, utang serta kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung. Hasil penelitian menurut Wijaya (2007) dalam “Pengaruh faktor pribadi terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Suzuki” menunjukkan

bahwa usia, tahap siklus hidup keluarga, dan gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Blackwell et al. (2006) dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa faktor pribadi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dari uraian diatas, maka dapat didapat hipotesis sebagai berikut :

H3 : Faktor pribadi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Faktor psikologis merupakan cara yang digunakan untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi, merumuskan pikiran dan pendapat dan mengambil tindakan. Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan sikap (Setiadi, 2003:46). Jayanti (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa apabila motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap sama-sama ditingkatkan maka, yang mempunyai pengaruh yang paling besar adalah motivasi konsumen. Hasil penelitian menurut Frederecca dan Chairi (2010) tentang “Pengaruh Psikologi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian kembali Smartphone Blackberry” menunjukkan bahwa faktor psikologis konsumen dapat mempengaruhi keputusan pembelian smartphone Blackberry. Malaihollo (2007) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa factor social, pribadi dan psikologis mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian. Dari uraian diatas, maka dapat didapat hipotesis sebagai berikut :

H4 : Faktor psikologis berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan

mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran. Dalam bauran pemasaran (marketing mix) terdapat variabel-variabel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi permintaan akan produknya. Hasil penelitian menurut Yolla (2012) tentang “ Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Bedak Padat Merek Pixy Pada Konsumen Wanita di Pekanbaru” menunjukkan bahwa bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2005) juga menemukan bahwa faktor sosial, psikologis dan bauran pemasaran (produk, promosi, harga, tempat, dan bukti fisik) mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian.

Dari uraian diatas, maka dapat didapat hipotesis sebagai berikut :

H5 : Faktor bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Dorongan konsumen yang ingin tampil lebih baik dari orang lain dapat membuat konsumen dalam melakukan pembelian. Schiffman dan Kanuk (2008) menyatakan bahwa motivasi digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Hasil penelitian Kumar (2012), harga, kualitas, dan gaya berpengaruh besar dalam keputusan pembelian. Selain itu, Saif dkk, (2012) dalam penelitiannya menyatakan variabel yang paling penting mempengaruhi keputusan pembelian yaitu

harga. Penelitian yang dilakukan oleh Indah sari (2013) juga menemukan variabel yang paling dominan mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian adalah variabel harga.

H6 : Variabel harga mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah pendekatan kuantitatif yang berbentuk penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara 2 variabel atau lebih. Dikatakan demikian karena dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh budaya, sosial, pribadi, psikologis, dan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. Lokasi penelitian ini dilakakukan di Jegeg Ayu Boutique yang beralamat di Jalan Dewi Sri, No 17 Legian, Kuta. Lokasi ini dipilih karena Jegeg Ayu Boutique merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konveksi khususnya kebaya dan terletak di lokasi yang strategis sehingga mudah dijangkau. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua pelanggan yang pernah melakukan kegiatan keputusan pembelian pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara non-probability sampling dengan metode purposive, yaitu sampel yang diambil dengan kriteria berupa suatu pertimbangan tertentu dan dianggap mewakili suatu populasi, dimana kriteria yang menjadi sampel adalah (1) pelanggan yang pernah melakukan kegiatan keputusan pembelian dalam

membeli kebaya pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta (2) pendidikan minimal SMA, dengan alasan telah dianggap mampu memahami dan menjawab kuesioner dengan baik. Jumlah indikator dari penelitian ini adalah 18 indikator, jadi sampel yang digunakan adalah sebanyak 6 x 18 = 108 sampel. Penentuan sampel sebesar 108 sampel sesuai dengan penentuan sampel menurut Sarwono (2007) dimana pengambilan sampel untuk memperoleh hasil yang maksimal sebaiknya digunakan lebih dari 100 sampel. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrument kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada responden dan dijawab sendiri oleh responden tersebut, proses penyebaran kuesioner dibantu oleh tenaga lapangan seperti teman dan saudara. Skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner tersebut adalah skala Likert lima poin yang mewakili jawaban atas kuesioner tersebut. Teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS, dengan persamaan sebagai berikut :

Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e……………………. (1) Keterangan :

Ŷ           = Keputusan Pembelian

  • X1          = Budaya

  • X2           = Sosial

  • X3           = Pribadi

  • X4           = Psikologis

  • X5          = Bauran Pemasaran

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2 menjelaskan karakteristik yang dimiliki oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

Tabel 2.

Karakteristik Demografi Konsumen Jegeg Ayu Boutique Kuta, Bali

No

Variabel

Klasifikasi

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1

Jenis Kelamin

Wanita

108

100

Jumlah

108

100

SMA

14

12,9

Pendidikan

D3

34

31,5

2

Sarjana / Pasca Sarjana

53

49,1

Lain - Lain

17

6,5

Jumlah

108

100

Siswa / Mahasiswa

14

12,9

Pekerjaan

PNS

39

36,1

3

Swasta

44

40,8

Lain - Lain

12

10,2

Jumlah

108

100

4

Pendapatan Per Bulan

< Rp 1.000.000 – Rp 1.400.000 Rp 1.500.000 – Rp 5.000.000

21

39

19,4

36,1

> Rp 5.000.000

48

44,5

Jumlah

108

100

Sumber : Data Primer, diolah pada Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat berdasarkan pengelompokkan jenis kelamin, hanya jenis kelamin wanita responden dalam penelitian ini karena kebaya bordir adalah pakaian wajib kaum wanita untuk bepergian ke tempat ibadah seperti ke pura dengan persentase sebesar 100 persen. Berdasarkan pendidikan, responden yang mendominasi dalam penelitian ini adalah responden yang memiliki pendidikan sarjana / pasca sarjana dengan persentase sebesar 49,1 persen karena responden yang berpendidikan sarjana / pasca sarjana sangat memerhatikan busana untuk melakukan ibadah ataupun untuk keperluan kundangan dan sebagainya.

Berdasarkan jenis pekerjaan, jenis pekerjaan swasta mendominasi responden dalam penelitian ini dengan persentase 40,8 persen. Hal ini dikarenakan karena pekerja swasta biasanya memiliki pendapatan yang tinggi dan membuat mereka sangat memerhatikan penampilannya dengan busana kebaya bordir. Berdasarkan pendapatan per bulan, responden yang memiliki pendapatan >

Rp 5.000.000 mendominasi dalam peneilitian ini dengan 44,5 persen. Hal ini dikarenakan responden yang memiliki pendapatan > Rp 5.000.000 dapat menyisihkan uangnya untuk membeli kebaya dengan model yang terbaru.

Hasil Uji Validitas

Hasil uji validitas penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3.

Hasil Uji Validitas

No

Item       Korelasi Item

Variabel                                            Keterangan

Pernyataan        Total

X1.1          0.974          Valid

1

Faktor Budaya              X1.2          0.980          Valid

X1.3          0.970          Valid

X2.1          0,979          Valid

2

Faktor Sosial               X2.2           0,953           Valid

X2.3          0,961          Valid

X3.1           0,973           Valid

3

X3.2          0,979          Valid

Faktor Pribadi               X3.3           0,985           Valid

X3.4          0,969          Valid

X4.1           0.733           Valid

4

X4.2          0.633          Valid

Faktor Psikologis             X4.3           0.737           Valid

X4.4          0.770          Valid

X5.1          0.952          Valid

5

X5.2          0.933          Valid

Faktor Bauran Pemasaran

X5.3          0.963          Valid

X5.4          0.964          Valid

Sumber : Data Primer, diolah pada Tahun 2015

Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh koefisien korelasi dari indikator

variabel yang diuji nilainya lebih besar dari 0,30 (r > 0,3). Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh indikator yang terdapat pada penelitian ini terbukti valid.

Hasil Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 4 berikut ini :

Tabel 4.

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel                      Cronbach’s Alpha

Keterangan

Faktor Budaya (X1)                                   0.973

Faktor Sosial (X2)                                       0.962

Faktor Pribadi (X3)                                      0,983

Faktor Psikologis (X4)                                   0,986

Faktor Bauran Pemasaran (X5)                          0.966

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Sumber : Data Primer, diolah pada Tahun 2015

Tabel 4 menunjukkan masing-masing nilai Cronbach’s Alpha pada tiap instrumen tersebut lebih besar dari 0,6 (Cronbach’s Alpha > 0,6). Hal tersebut menunjukkan bahwa semua instrumen reliabel sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil analisis ini mengacu pada hasil pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis dan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.Berdasarkan hasil analisis data, dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y     =  0,526 + 0,084 (X1) + 0,048(X2) +0,072(X3) +0,049(X4) + 0,103(X5)

thitung =            3,403       2,376        2,778     2,528        3,207

Sig.   =             0,001       0,019        0,007     0,013        0,002

R2    = 0,957

Fhitung = 450,884 Sig. = 0,000

Keterangan :

Y    = Keputusan Pembelian

  • X1    = Faktor Budaya

  • X2    = Faktor Sosial

  • X3    = Faktor Pribadi

  • X4    = Faktor Psikologis

  • X5    = Faktor Bauran Pemasaran

Persamaan regresi linear berganda tersebut menunjukkan arah masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Persamaan regresi linear berganda tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

X1 = + 0,084, menunjukkan bahwa faktor budaya berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

X2 = + 0,048, menunjukkan bahwa faktor sosial berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

X3 = + 0,072, menunjukkan bahwa faktor pribadi berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

X4 = + 0,049, menunjukkan bahwa faktor psikologis berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

X5 = + 0,103, menunjukkan bahwa faktor bauran pemasaran berpengaruh

positif terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

R2  = 0,957, yang berarti bahwa sebesar 95,7 persen faktor budaya, sosial,

pribadi, psikologis, dan bauran pemasaran mempengaruhi keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta, sedangkan sisanya sebesar 4,3 persen dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar model.

Uji Asumsi Klasik

Model regresi dikatakan model yang baik apabila dalam model tersebut bebas dari asumsi klasik statistik. Suatu model regresi linear berganda secara teoritis akan menghasilkan nilai parameter penduga yang tepat bila memenuhi

persyaratan asumsi klasik regresi, yaitu: uji normalitas, multikolinearitas, dan

heteroskedastisitas.

Uji Normalitas

Tabel 5.

Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N

108

Normal Parametersa,,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

.09050953

Most Extreme Differences

Absolute

.081

Positive

.078

Negative

-.081

Kolmogorov-Smirnov Z

.842

Asymp. Sig. (2-tailed)

0.477

Sumber : Data Primer, diolah pada Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,477 dan lebih besar dari α = 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah memenuhi syarat normalitas dan data tersebut dikatakan berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Tabel 6.

Hasil Uji Multikolinearitas (Tolerance dan VIF)

Collinearity Statistics

Variabel

Tolerance

VIF

Budaya

0.116

8.591

Sosial

0.141

7.077

Pribadi

0.162

6.164

Psikologis

0.126

7.958

Bauran Pemasaran

0.149

2.301

Sumber : Data Primer, diolah pada Tahun 2015

Hasil pengujian tolerance menunjukan seluruh variabel bebas memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 (10%). Hasil perhitungan VIF juga menunjukan bahwa seluruh variabel bebas memiliki nilai VIF kurang dari 10.

Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi tersebut.

Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan dalam Tabel 7 berikut ini :

Tabel 7.

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Metode Glejser)

Variabel

Signifikansi

Budaya

0.321

Sosial

0.598

Pribadi

0.859

Psikologis

0.310

Bauran Pemasaran

0.331

Sumber : Data Primer, diolah pada Tahun 2015

Hasil pengujian menunjukkan bahwa signifikansinya lebih dari α = 0,05 terhadap absolut residual (abs_Res) secara parsial. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas.

Analisis Kelayakan Model (Uji F)

Hasil Uji Anova atau (F test) menunjukkan nilai F hitung sebesar 450,884, dengan signifikansi 0,000 yang probabilitas signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05. Ini menunjukkan bahwa faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis, dan bauran pemasaran dapat digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian, atau dapat dikatakan bahwa faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis, dan bauran pemasaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sehingga model yang digunakan pada penelitian ini adalah layak untuk uji t statistik yang menguji variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Uji parsial (uji t) digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas (faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis, dan bauran pemasaran) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Tabel 4.12 menunjukkan hasil perhitungan uji t dengan menggunakan SPSS.

Tabel 8.

Hasil Uji t

Variabel

Unstandardized Coefficients

Beta                 t hitung        Sig.

Budaya

Sosial

Pribadi

Psikologis

Bauran Pemasaran

0.084                        3.403          .001

0.048                        2.376          .019

0.072                       2.778          .007

0.049                       2.528          .013

0.103                        3.207          .002

Sumber : Data Primer, diolah pada Tahun 2015

Pengaruh Budaya Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa nilai signifikansi uji t sebesar 0,001, nilai signifikansi uji t sebesar 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak, ini berarti faktor budaya berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien regresi X1 sebesar 0,084, menunjukkan bahwa baiknya faktor budaya yang dimiliki responden akan menambah baik keputusan pembelian dari responden. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama yaitu bahwa faktor budaya berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh hasil penelitian Hidayati (2011) tentang “Pengaruh Faktor Kebudayaan dan Faktor Sosial terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Ritel Modern” menunjukkan bahwa secara uji parsial faktor kebudayaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian akan tetapi faktor sosial yang berpengaruh. Sedangkan pada uji simultan menunjukkan bahwa

faktor kebudayaan dan faktor sosial, berpengaruh terhadap keputusan pembelian di ritel modern. Penelitian Yohanes Suhari (2008) juga membuktikan hal ini dengan menunjukkan bahwa kebudayaan berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian.

Pengaruh Sosial Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa nilai signifikansi uji t sebesar 0,019, nilai signifikansi uji t sebesar 0,019 < 0,05 maka H0 ditolak, ini berarti bahwa faktor sosial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien regresi X2 sebesar 0,048, menunjukkan bahwa membaiknya faktor sosial responden maka akan meningkatkan keputusan pembelian responden tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua yaitu faktor sosial berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syah (2008) dalam “Pengaruh Faktor Psikologi dan Faktor Sosial terhadap Keputusan Pembelian Komputer di Lingkungan Mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang)” menunjukkan bahwa faktor sosial berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Pengaruh Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa nilai signifikansi uji t sebesar 0,007, nilai signifikansi uji t sebesar 0,007 < 0,05 maka H0 ditolak, ini berarti bahwa faktor pribadi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien regresi X3 sebesar 0,072, menunjukkan bahwa membaiknya pribadi yang dimiliki oleh responden akan meningkatkan keputusan pembelian yang dimiliki responden

tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga yaitu faktor pribadi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2007) dalam “Pengaruh faktor pribadi terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Suzuki” menunjukkan bahwa usia, tahap silus hidup keluarga, dan gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen (Kotler dan Keller, 2009:223).

Pengaruh Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa nilai signifikansi uji t sebesar 0,013, nilai signifikansi uji t sebesar 0,013 < 0,05 maka H0 ditolak, ini berarti bahwa faktor psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien regresi X4 sebesar 0,049, menunjukkan bahwa membaiknya psikologis responden akan meningkatkan keputusan pembelian yang dimiliki oleh responden itu sendiri. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis keempat yaitu faktor psikologis berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Frederecca dan Chairi (2010) tentang “Pengaruh Psikologi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian kembali Smartphone Blackberry” menunjukkan bahwa faktor psikologi konsumen mempengaruhi keputusan pembelian kembali smartphone Blackberry. Malaihollo (2007) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian.

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa nilai signifikansi uji t sebesar 0,002, nilai signifikansi uji t sebesar 0,002 < 0,05 maka H0 ditolak, ini berarti bahwa bauran pemsaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien regresi X5 sebesar 0,103, menunjukkan bahwa meningkatnya bauran pemsaran yang diberikan oleh pihak butik akan meningkatkan keputusan pembelian responden. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis keempat yaitu faktor psikologis berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2005) menemukan bahwa faktor sosial, psikologis dan bauran pemasaran (produk, promosi, harga, dan tempat) mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian. Variabel Bebas Yang Berpengaruh Dominan Terhadap Variabel Terikat.

Variabel bebas yang memiliki nilai Standardized Coefficients Beta terbesar berpengaruh dominan terhadap variabel terikat. Nilai Standardized Coefficients Beta dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9.

Nilai Standardized Coefficients Beta Budaya, Sosial, Pribadi, Psikologis, Bauran Pemasaran

Variabel

Standardized Coefficients Beta

Ranking

Budaya

0.205

3

Sosial

0.130

5

Pribadi

0.230

2

Psikologis

0.147

4

Bauran Pemasaran

0.298

1

Sumber : Data Primer, diolah pada Tahun 2015

Tabel 9 menunjukkan bahwa bauran pemasaran berpengaruh dominan terhadap terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta, karena nilai Standardized Coefficients Beta disiplin kerja terbesar.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :

  • 1)  Faktor budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

  • 2)  Faktor sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap  keputusan

pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

  • 3)  Faktor pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

  • 4)  Faktor psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

  • 5)    Bauran pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

  • 6)    Faktor bauran pemasaran yaitu variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian kebaya bordir pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta.

Berdasarkan hasil analisis penelitian, hasil pembahasan, dan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan, yaitu harga yang ditawarkan oleh Jegeg Ayu Boutique sesuai dengan kualitas produk memiliki nilai deskriptif tertinggi dan hal ini dapat dijadikan acuan bagi pihak butik agar tetap mempertahankan kualitas produk dengan mempertahankan kualitas produk tersebut konsumen tidak akan keberatan dalam membeli produk kebaya Jegeg Ayu Boutique untuk itu sebaiknya pihak butik agar melakukan inovasi terhadap produknya dengan memberikan

suatu keunikan dari segi desain agar tidak sama dengan produk-produk boutique lain, dengan memiliki kualitas yang baik dan keunikan dari segi desain maka perusahaan akan mampu bersaing.

REFERENSI

Anom Satya Prabawa, I.B. 2012. Analisis Faktor – Faktor Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Kebaya Bordir Pada De Galuh Boutique di Denpasar. Skripsi Program Sarjana S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa.

Bhagaban Das, Sangeeta Mohanty & Nikhil Chandra Shill. 2008. Categorizing Consumers Buying Behavior : “A Factor Analysis in Consumer Durable Market”. International Journal of Bussines and Managemen, 3(9).

Chairi dan Frederecca.2010.Pengaruh Psikologi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kembali Smartphone BlackBerry. Jurnal Ekonomi, 13(4)

Dwi Adiyanti, Ni Made. 2005. Analisis Faktor-faktor Perilaku Konsumen yang Mempengaruhi Keputusan Remaja Putri dalam Membeli Aksesoris di Kota Denpasar. Skripsi Program Sarjana S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra dan Dadi Adriana, 2008. Pemasaran Strategik, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Jony Oktavian Hharyanto dan Sony Heru Priyanto. 2013. Recent Future Research in Consumer Behavior a Better Understanding of Batik as Indonesian Herritage. Journal of Arts. Science, and Commerce, 5(4).

Kilic, O,, Akcbay, C,, and Tiryaki, Yildiz,. 2009. Factor Affecting Packed and Unpacked Fluid Milk Consumption, Agric, Econ-Ezech, 55, (11) : 557563.

Kisti Wardani.2010. Success Factors Supporting Achievement of Competence Batik Use On Local Content Best Practice Category in State 1 SMP Imogiri, International Journal of Enonomic.

Kotler, P., and Keller, K., L. 2009. Manajemen Pemasaran.Edisi ke-13 jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid kesatu. Edisi Ke-12. Jakarta: Erlangga.

Lawan A & Ramat Zana.2013. Evalution of Socio-Cultural Factors Influencing Consumer Buying Behavior of Clothes in Borno State, Nigeria. International Journal of Basic and Apllied Science, 1(3) : pp:519-529.

Malaihollo, Jonathan. 2007. Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Membeli Produk Air Minum dalam Kemasan. Skripsi Program Sarjana (S1) pada\ Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia.

Martin, D., Consuegra, Molina, A., and Esteban, A. 2007. An Integrated Model of Price, Satisfaction and Loyalty: An Empirical Analysis in the Service Sector. Journal of Product and Brand Management, Vol. 16, No. 7, pp: 459-468.

Martinuzzi Andre, Robert Kudlak, Claus Faber and Adele. 2011. Impacts of The Textile Sector. International Journal, 2(1).

Mohammad Sibaweh. 2009. Pengaruh Faktor Psikologis, Sosial, dan Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Batik di Pasar Grosir Setono. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Oladele, O. 2011. A Qualitive Evalution Of The Factors Influencing Consumerchoice Of Telephone Handset Among Student in Selected Universites in Soutwestern Nigeria, Internasional Journal Of Business And Management Tomorrow, 1(3). pp: 1-8.

Philip, Kotler. 2006. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesebelas, Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Pleshko, Lary P. dan Samar M. Baqer. 2008. A Path Analysis Study of The Relationship Among Consumer Satisfaction, Loyalty, and Market Share in Retail Service. Academy of Marketing Studies Journal, 12 (2).

R. Blackwell, D. Miniard, W. Paul, and J.F. Engel, Concumer Behavior (Harcourt College Publishers, Ohio, USA. 2006, 570 p).

Rivai, Veithzal.2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori ke Praktik, Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ryu, K., Lee, Hye-Ryin, and Kim, W.G. 2012. The Influence of the Quality of the Physical Environment, food Product, and Service in Restaurant Image, Customer Perceived Value, Customer Satisfaction, and Behavioral Intention.     International Journal of Contemporary Hospitality

Management, 24 (2), pp: 220-223.

Saif, N., Razzaq, N., Amad, M., & Gul, S. 2012. Factors Affecting Consumers’ Choice of Mobile Phone Selection in Pakistan. European Journal of Business and Management,.4(12), pp:16-26.

Sari Indah. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Ponsel Blackberry Pada Mahasiswa STIE Harapan Medan. 1(1).

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ketujuh.Bandung : CV. Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta

Suhari, Yohanes. 2008. Keputusan Membeli Secara Online dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. XIII(2), pp: 140-146. Universitas Stikubank. Semarang.

Sukotjo, H., dan Radix, S.A. 2010. Analisa Marketing Mix-7P ( produt, price, promotion, place, participant, process, and physical evidence ) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 1 (2), pp:216-228.

Susanti, Christina E. 2008. Upaya Peningkatan Strategi Marketing Mix Pangan Berbasis Lokal melalui Analisis Sikap Konsumen dengan Model Fishbein di Surabaya.Jurnal Manajemen Pemasaran, 3 (1), pp: 1-7.

Syah. 2008. Pengaruh Faktor Psikologi dan Faktor Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Komputer di Lingkungan Mahasiswa. Studi Kasus Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang.

Thomson , E, S., Laing, A, W., Mckee, Lorna. 2007. Family Purchase Decision Making: Exploring Child Influance Behavior.Journal Of Counsumer Behavior, pp: 182-202.

Wasis A. Lattief. 2011. Analisis Faktor Psikologi Konsumen dan pengruhnya Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Indonesia, 1(1).

Wijaya.2007.Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Konsumen dalam Membeli Sepeda Motor Merek Suzuki. Jurnal Ekonomi, 3(2).

Yakup, Durma, Celik Mucahit, dan Oruc Ruhan. 2011. The Inpact of Cultural Factors on The Consummer Buying Behaviors Examined Through An Imoirical Study. International Journal of Bussines and Social Science, 2(5).

Yolla, Zulkarnain, dan Rio. 2012. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Bedak Padat Merek Pixy Pada Konsumen Wanita di Pekanbaru. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

3645