E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 4, 2015: 898-911

ISSN : 2302-8912

PENGARUH PERSEPSI HARGA, ORIENTASI MEREK, DAN ORIENTASI BELANJA TERHADAP NIAT BELI FASHION ONLINE

Dzara Ivoni1

2

I Wayan Santika2 Alit Suryani3

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected]/ telp: +62 85 738 38 424 7

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Online shopping telah menjadi tren dan fenomena bisnis pada saat ini di Indonesia. Niat membeli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan mengenai rencana pembelian sejumlah produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi harga, orientasi merek, dan orientasi belanja terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda, dengan jumlah sampel sebanyak 90 responden yang ditetapkan dengan teknik purposive sampling. hasil penelitian memaparkan bahwa secara simultan variabel persepsi harga, orientasi merek, dan orientasi belanja berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli fashion online. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel persepsi harga dan orientasi belanja berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli fashion online, pada variabel orientasi merek berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar.

Kata Kunci : persepsi harga, orientasi merek, orientasi belanja, niat beli, online shopping

ABSTRACT

Online shopping has become a trend and business phenomenon today in Indonesia. Purchase intention is a mental state that reflects consumers plan to purchase a number of products. This study aims to determine the effect of price perception, brand orientation, and shopping orientation of the intention to buy fashion online to students in the city of Denpasar. By using multiple linear regression analysis method, the results showed that simultaneous perception variable price, brand orientation, and shopping orientation and significant positive effect on the intention to buy fashion online. Partially shows that the perception of variable pricing and shopping orientation and a significant positive effect on the intention to buy fashion online. As for the brand orientation variable is positive and not significant effect on the intention to buy fashion online at students in the city of Denpasar. Keywords: perceptions of price, brand orientation, shopping orientation, purchase intention, online shopping

PENDAHULUAN

Online shopping telah menjadi fenomena pada saat ini karena dinilai lebih praktis. Dengan perkembangan browsing internet hampir 20 tahun yang lalu, belanja online menjadi cara alternatif pembelian barang. Karena internet tentu dapat diklasifikasikan sebagai sesuatu yang baru dalam format berbelanja (Ha dan Stoel, 2004). Internet kini sudah berkembang dalam hal jangkauan layanan, efisiensi, keamanan dan popularitas (Laohapensang, 2009).

Arnott dan Bridgewater (2002) menyatakan muncul suatu pemahaman baru tentang paradigma pemasaran berupa konsep pemasaran modern yang berorientasi pada pasar/konsumen atau revolusi pemasaran berupa electronic marketplace, sejalan dengan perkembangan dari internet. Pengguna alat elektronik yang sedang marak saat ini memunculkan peluang bisnis baru yaitu penjualan secara elektronik. E-Commerce (perdagangan elektronik) berarti bahwa perusahaan atau situs online menawarkan untuk mempermudah penjualan produk dan jasa online atau ketika melakukan transaksi online. E-marketing menggambarkan perusahaan berusaha untuk menginformasikan, mengkomunikasikan, mempromosikan kepada pembeli, dan menjual produk dan jasanya lewat internet (Kotler dan Keller, 2007:153).

Menurut Tunjung Sari (2009) menjamurnya toko online membuka peluang usaha dalam bidang produk fashion di internet yang banyak membidik mahasiswi sebagai konsumennya. Peterson et al. (dalam Hansen et al., 2008) menyatakan

bahwa salah satu dari kategori produk yang umum dibeli secara online adalah pakaian.

Hasil survei yang dilakukan Sloka Institute menyatakan bahwa penggunaan internet dan belanja online yang tertinggi di Bali ada di Kota Denpasar yaitu sebesar 54,2 persen menurut Patria (dalam Indraswari, 2013). Raja (dalam Ekawati, 2012) menyatakan bahwa mahasiswa dapat diterima sebagai subyek yang cocok bagi riset mengenai penggunaan inovasi dalam teknologi karena profil mahasiswa lebih dekat sebagai pengguna aktif online dibandingkan dengan populasi umum.

Konsumen mempertimbangkan harga dalam niat membeli pada toko online, dimana persepsi harga seseorang akan mempengaruhi niat belanja seseorang. Jiang et al. (2005) memaparkan bahwa persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian online. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan juga oleh Broekhuizen dan Huizingh dalam Nuseir et al. (2010) yang menyatakan bahwa konsumen mengharapkan harga dalam toko online lebih rendah daripada toko offline (tradisional) sehingga konsumen mencari tahu perbandingan harga produk offline dan produk onlin. Namun, Moon et al. (dalam Meng, 2011) mengatakan bahwa jenis produk dan individualisme juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap niat membeli online, namun harga tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap niat membeli online. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Verina, dkk. (2014) yang menyatakan bahwa persepsi harga dalam toko online tidak mempengaruhi

secara parsial terhadap niat belanja online. Harga dalam toko online terkadang juga tidak lebih murah daripada toko offline, karena adanya biaya ongkos kirim yang harganya berbeda-beda tiap daerah tujuan.

Menurut Hawes dan Lumpkin; Sproles dan Kendall (dalam Ling, 2010) menyatakan bahwa orientasi merek merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk niat membeli pada online, beberapa studi telah menemukan bahwa loyalitas merek menunjukkan dampak yang kuat pada niat beli khususnya pada pengunjung ritel tradisional. Sebuah nama merek yang kuat tidak hanya menarik pelanggan baru, tetapi juga memiliki kunci untuk membuat pelanggan merasa nyaman dengan keputusan pembelian mereka. Jayawardhena et al. (2007) menyimpulkan bahwa orientasi merek berhubungan positif dengan pelanggan niat beli online.

Orientasi belanja seseorang merupakan hal yang dianggap berpengaruh terhadap niat pembelian online, hal ini diperkuat dari hasil penelitian oleh Ling, et al. (2010) yang menyatakan orientasi belanja berpengaruh signifikan terhadap niat membeli online. Namun tidak demikian dengan Brown (2001) yang menunjukkan secara empiris bahwa orientasi belanja konsumen tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kecenderungan mereka untuk membeli produk secara online.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh antar variabel, antara lain: 1) Menguji dan menganalisis pengaruh persepsi harga terhadap niat membeli online. 2) Menguji dan menganalisis pengaruh orientasi

merek terhadap niat membeli online. 3) Menguji dan menganalisis pengaruh orientasi belanja terhadap niat membeli online.

Dari beberapa pemaparan di atas, maka perumusan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli online.

H2 : Orientasi merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli online.

H3 : Orientasi belanja berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli online.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berbentuk penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berniat melakukan pembelian fashion online di Kota Denpasar. Kriteria sampel yang diambil adalah mahasiswa yang berusia minimal 18 tahun, yang ditetapkan dengan teknik purposive sampling dan dianalisis menggunakan metode analisis Regresi Linear Berganda.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persepsi harga, orientasi merek, dan orientasi belanja sebagai variabel bebas. Variabel niat membeli online menjadi variabel terikat dalam penelitian ini. Untuk mengukur hubungan ketiga variabel, masing-masing variabel memiliki indikator. Indikator untuk mengukur persepsi harga adalah 1) Harga sesuai dengan mspesifikasi produk yang ditampilkan. 2) Harga yang bervariasi sesuai dengan produk online yang beragam. 3)Kemampuan untuk membeli . 4)Perbandingan dengan harga di

toko konvensional. Indikator untuk mengukur orientasi merek antara lain : 1) Membeli produk dari penjual online yang dikenal. 2) Membeli produk dari penjual online yang tidak dikenal. 3) Menyukai melihat produk online melalui web berdasarkan merek. Indikator orientasi belanja antara lain: 1) Terkadang ingin melakukan pembelian, ketika menelusuri situs web. 2) Merasa senang ketika melihat-lihat produk online. 3) Berencana melakukan pembelian online dengan hati-hati. Indikator dari niat membeli antara lain : 1) Bertransaksi dengan situs jual beli online dalam waktu dekat. 2) Berniat untuk menggunakan situs jual beli online. 3) Menggunakan situs jual beli online di masa depan. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 90 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan 5 tingkat skala Likert dan dianalisis dengan teknik analisis regresi linear berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini didominasi oleh kaum perempuan, yaitu sebanyak 56 orang (62,22%) dan sisanya sebanyak 34 orang (37,78%) berjenis kelamin laki-laki. Selisih jumlah responden antara perempuan dan laki-laki sebanyak 22 orang (24,44%) bisa terjadi karena pada umumnya kegiatan belanja erat hubungannya dengan perempuan, sehingga konsumen online yang berjenis kelamin perempuan lebih bersedia menjawab kuesioner online mengenai perilaku belanja. Responden pada usia 21-22 tahun merupakan yang terbanyak, yaitu sebanyak 59 orang (65,56%) dan jenjang pendidikan terakhir pada Sekolah Menengah Atas sebanyak 81 orang (90%).

Untuk uji normalitas, penelitian ini berdistribusi normal, karena nilai pada Asymp. Sig (2-tailed) model regresi adalah 0,720 yang lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu sebesar 0,05. Untuk uji heteroskedatisitas, pada penelitian ini ditemukan bahwa nilai t tabel ditemui pada ditribusi nilai t tabel dengan nilai N = 90 dan t 0,025 maka diperoleh nilai t tabel = 1,990. Berdasarkan uji heteroskedastisitas dengan metode Glejser diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari t tabel dan nilai signifikansi keempat variabel lebih besar dari 0,05. Nilai tersebut menunjukkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Untuk uji multikolinearitas, penelitian ini menunjukkan nilai VIF seluruh variabel independen lebih kecil dari 10,00 dan nilai Tolerance seluruh variabel independen lebih besar dari 0,10. Nilai tersebut menunjukkan tidak terjadi Multikolinearitas pada ketiga variabel bebas. Untuk uji validitas, penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh variabel diatas memiliki nilai koefisien korelasi dengan skor total seluruh item pernyataan lebih besar dari 0,30. Hal ini menunjukkan butir-butir pernyataan dalam instrument penelitian tersebut valid. Untuk uji reliabilitas, penelitian ini mrnunjukkan reliabilitas instrumen pada penelitian ini seluruh variabel terbukti reliabel. Hal itu ditunjukkan dari koefisien Cronbach’s Alpha dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,60.

Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

1       (Constant)

2.661

1.339

1.987

.050

Persepsi Harga

.251

.068

.342

3.707

.000

Orientasi Merek

.118

.062

.185

1.901

.061

Orientasi Belanja

.286

.108

.267

2.643

.010

a. Dependent Variable: Niat Membeli Online Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Tabel 1 memaparkan arah dari masing-masing variabel bebas (persepsi harga, orientasi merek, dan orientasi belanja) terhadap variabel terikatnya (niat membeli fashion online), dimana koefisien regresi variabel bebas yang bertanda positif memiliki arti bahwa variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh searah terhadap niat membeli fashion online. Nilai β 1 sebesar 0,251 menunjukkan bahwa persepsi harga berpengaruh positif terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar, yang artinya semakin baik persepsi harga konsumen terhadap harga pada produk yang ditawarkan secara online, maka niat membeli fashion secara online pun akan meningkat. Nilai β 2 sebesar 0,118 menunjukkan bahwa orientasi merek berpengaruh positif terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar, yang artinya semakin tinggi orientasi merek konsumen terhadap produk fashion online, maka niat membeli fashion melalui online akan meningkat. Nilai β 3 sebesar 0,286 menunjukkan

bahwa orientasi belanja berpengaruh positif terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar, yang artinya semakin tinggi orientasi belanja mahasiswa terhadap niat membeli fashion secara online, maka niat membeli fashion online akan meningkat. Nilai R2 sebesar 0,299, yang berarti bahwa sebesar 29,9 persen persepsi harga, orientasi merek, dan orientasi belanja mempengaruhi niat membeli fashion secara online, sebesar 70,1 persen sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai koefisien(B) untuk variabel bebas X1, yaitu persepsi harga, memiliki nilai positif, artinya persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli fashion online. Nilai signifikan hubungan tersebut sebesar 0,000, lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05. Persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar. Diterimanya hipotesis pertama telah menjadi bukti terdapat pengaruh positif persepsi harga terhadap niat membeli fashion online, seperti diteliti oleh Jiang et al. (2005) yang menyatakan bahwa persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian online.

Pemasar online di Kota Denpasar dapat memanfaatkan adanya persepsi harga pada mahasiswa di Kota Denpasar untuk menumbuhkan niat membeli fashion secara online. Apabila dikaitkan dengan deskripsi dari masing-masing variabel, perilaku niat membeli secara online dapat distimuli dengan menampilkan keunggulan-keunggulan produk fashion online yang mampu membuat konsumen

merasa dapat mengukur kemampuannya dalam berbelanja online setelah mengetahui harga produk online tersebut.

Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai koefisien (B) untuk variabel bebas X2, yaitu orientasi merek, bernilai positif, artinya orientasi merek berpengaruh positif terhadap niat membeli fashion online. Nilai signifikan sebesar 0,061, lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05. Hal tersebut menunjukkan hipotesis kedua tidak terdukung, yaitu orientasi merek berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar.

Orientasi merek sebelumnya telah dikaitkan dengan niat membeli fashion online. Beberapa studi telah menemukan bahwa loyalitas merek menunjukkan dampak yang kuat pada niat beli khususnya pada pengunjung ritel tradisional (Hawes dan Lumpkin, 1984; Sproles dan Kendall, 1986) (dalam Ling, 2010). Walaupun pada penelitian ini orientasi merek berdampak positif terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar, namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan karena dari 20 responden kuesioner terbuka mengenai orientasi merek, sebanyak 85 persen responden tidak selalu melihat merek ketika melihat-lihat produk fashion di toko online. Model yang menarik mendominasi responden untuk tidak selalu berorientasi pada merek untuk membangun niat membeli produk fashion online.

Hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah orientasi belanja berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli fashion online. Berdasarkan Tabel 1,

ditunjukkan bahwa nilai koefisien(B) untuk variabel bebas X3, yaitu orientasi belanja, memiliki nilai positif, artinya orientasi belanja berpengaruh positif terhadap niat membeli fashion online. Nilai signifikan sebesar 0,010, lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis ketiga terdukung, yaitu orientasi belanja berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar. Diterimanya hipotesis ketiga telah menjadi bukti bahwa terdapat pengaruh positif orientasi belanja terhadap niat membeli fashion online, hal ini diperkuat oleh penelitian Ling, et al. (2010), menyatakan bahwa orientasi belanja berpengaruh signifikan terhadap niat membeli online. Pemasar online dapat memanfaatkan orientasi belanja pada mahasiswa di Kota Denpasar untuk menumbuhkan niat membeli fashion secara online. Apabila dikaitkan dengan deskripsi dari masing-masing variabel, perilaku niat membeli secara online dapat terjadi dengan menampilkan keunggulan-keunggulan produk fashion online yang mampu membuat konsumen ingin terus berbelanja fashion melalui online.

SIMPULAN

Pertama, persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar. Hal tersebut menunjukkan bahwa persepsi harga yang baik, dapat membangun niat membeli fashion secara online. Kedua, orientasi merek berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar. Hal tersebut menunjukkan bahwa orientasi merek bukan hal yang

diperhatikan dalam membangun niat membeli fashion secara online. Ketiga, orientasi belanja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat membeli fashion online pada mahasiswa di Kota Denpasar. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik orientasi belanja, maka akan meningkatkan niat membeli fashion secara online.

SARAN

  • 1)    Pemasar yang hendak memasarkan produknya secara online sebaiknya lebih memperhatikan harga yang ditawarkan pada produk fashion online, karena sebagian besar mahasiswa di Kota Denpasar menginginkan harga yang lebih terjangkau. Untuk orientasi merek, pemasar dapat melakukan promosi berupa diskon untuk merek tertentu, sehingga dapat mendorong niat membeli fashion online. Para pemasar dapat memanfaatkan situs online dan memanfaatkan aplikasi yang ada pada smartphone untuk menjalin hubungan dengan pelanggan online. Selain itu, pemasar harus memperhatikan keamanan dalam bertransaksi online.

  • 2)    Peneliti selanjutnya lebih mengembangkan penelitian mengenai faktor-faktor yang membuat seseorang membangun niat membeli fashion secara online, selain orientasi belanja dan persepsi harga. Misalnya seperti variabel kepercayaan, persepsi risiko dan lainnya, sebagai referensi tambahan bagi para pemasar fashion online.

KETERBATASAN PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 1.                                                    Ruang lingkup

penelitian ini terbatas pada mahasiswa aktif di Kota Denpasar. Penelitian ini tidak dapat digeneralisir untuk konsumen lain yang tidak berstatus sebagai mahasiswa aktif di Kota Denpasar.

  • 2.                                                             Penelitian ini

dikhususkan untuk mahasiswa yang memiliki niat berbelanja fashion secara online.

REFERENSI

Arnott, David C. dan Susan Bridgewater, 2002. “Internet, Interaction and Implications for Marketing,” Marketing Intelligence dan Planning, 20 (2):86-95.

Brown, Mark; Nigel Pope; Kevin Voges. 2001. Browsing or buying? An exploration of online purchase intention and shopping orientations. Europen Journal of Marketing (37)11. 1666.

Ekawati, Ni Wayan. 2012. Facebook sebagai Media E-Pengecer ( Studi pada mahasiswa di Kota Denpasar). Buletin Studi Ekonomi .(17) 2

Indraswari, Ni Md Mahadewi; Pramudana, Komang Agus Satria. 2012. Pengaruh Kredibilitas Celebrity Endorser dan Kewajaran Harga terhadap Niat Beli Konsumen Wanita pada Online Shop Produk Pakaian. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali.

Ha, Young dan Stoel, Leslie. 2004. Internet Shopping Behaviours: The General Influence of Innovativeness. International Jurnal of Retail Management. (32):380

Hansen, Torben dan Jensen, Jan Moller. 2009. Online clothing purchases and shopping orientation: the model of purchase situation and gender. Europen Journal of Marketing. (43) 9/10:1154

Jayawardhena, C., Wright, L.T. and Dennis, C. 2007. ‘Consumer online Intentions: segmentation and orientations’, International Jurnal of Retail Management, 35(6), 515-526.

Jiang, Pingjun dan Rosenbloom, Bert. 2005. Customer Intention to Online: Satisfaction Unfolding Over Time, Attribute-level Performance, Price Perception. International Journal of Markting. (1):20

Kotler, Philip. (Benyamin Molan, Penerjemah). 2007. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: PT. INDEKS.

Laohapensang, Orapin. 2009. Factors influences shopping internet behavior in Thailand: a survey of online consumers. Journal of Fashion and Markerting Management. (13)4:502

Ling, Kwek Chon; Chai, Lau Teek; Piew, Tan Hooi. 2010. Effects of Shopping Orientations, Online Trust and Prior Online Purchase Experience toward Customers’ Online Purchase Intention . International Business Research. 3(3): 63-76.

Nuseir, Arora, Al-Masri, Morad M. & Gharaibeh, Mazhar. 2010. Evidence of Online Shopping: A Consumer Perspective. International Review of Business Research Papers (6)5: 94-102. New York Institute and Arab Academy.

Tunjung Sari, Gendis. 2009. Correlation between Perception of Fashion Purchasing Intention and Product Quality via Website. Skripsi. Diponegoro University. Semarang.

Verina, Eunike; Yulianto, Edy; Latief, Wasis A. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian pada Toko Fashion di Jejaring Sosial Facebook (Survei pada Konsumen Toko Fashion di Jejaring Sosial Facebook yang berlokasi di Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) (10)1. Mei.

911