PERAN BRAND IMAGE DALAM MEMEDIASI PENGARUH SPONSORSHIP TERHADAP NIAT BELI MOTOR YAMAHA DI KOTA DENPASAR
on
474
PERAN BRAND IMAGE DALAM MEMEDIASI PENGARUH SPONSORSHIP TERHADAP NIAT BELI MOTOR YAMAHA DI
KOTA DENPASAR
I G. P. Sidhi Wikramayana(1) Komang Agus Satria Pramudana(2)
(1)(2)Fakultas Ekonomi dan Bisnis Udayana, Bali – Indonesia Email : [email protected]/ telp+62 85 73 8192630
ABSTRAK
Sponsorship merupakan salah satu cara pemasaran yang berkembang pesat dewasa ini. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih dekat produk perusahaan kepada konsumen. Cara ini menjadi populer dengan harapan akan meningkatkan niat beli konsumen terhadap produk tersebut. Di tengah proses sponsorship yang baik, informasi tentang produk yang diterima oleh konsumen akan menciptakan citra merek yang dikenal dengan sebutan brand image. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sponsorship terhadap niat beli dengan brand image sebagai variabel pemediasi. Melihat potensi pasar kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor di Indonesia, maka penelitian ini mengangkat objek niat beli sepeda motor merk Yamaha dengan responden yang merupakan pengguna sepeda motor selain merk Yamaha di Kota Denpasar pada tahun 2014. Metode survey dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuisioner yang diukur dengan skala likert. Data jawaban responden dianalisis menggunakan statistik inferensial dan statistic deskriptif dengan regresi Baron and Kenny Steps disertai Uji Sobel untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hasil penelitian ini menunujukkan variabel brand image mampu memediasi pengaruh sponsorship terhadap niat beli konsumen.
Kata kunci : sponsorship, brand image, niat beli
ABSTRACT
Sponsorship is one way of marketing that is growing rapidly nowadays. It is aimed to introduce company’s product to consumers. This way become popular by hope will improve consumer purchasing intention. During the process of sponsorship, good information products will create brand image. This research aims to find out the influence between sponsorship to purchasing intention with brand image as a mediation variable. Reliazing the potential market of two wheels vehicles, especially the motorbikes in Indonesia, and then this research raising the topic with sponsorship, brand image and purchasing intention as the objects. Respondens are them who in addition to motorbikes unless Yamaha in Denpasar City of period 2014. The survey conducted by spreading questionnaire measured by likert’s scale. Data analysed by statistical descriptive and statistics descriptive inferential with regression in accordance with the Baron and Kenny steps accompanied sobel test to test hyphotesis that is formulated. The results of this research showed that variable brand image capable of being mediated the influence between sponsorship and purchasing intention of consumers.
Keywords : sponsorships, brand image, purchasing intention
PENDAHULUAN
Sponsorship di bidang olahraga semakin populer digunakan sebagai alat pemasaran. Sea Games, Olimpiade dan World Cup FIFA adalah acara yang cukup terkenal dan mendunia dalam hal liputan media. Tentunya memberikan dampak positif bagi perusahaan internasional bila menjalin kerjasama sponsorship pada event tersebut, dengan tujuan untuk membangun, memperkuat, dan mempertahankan citra merek. Perusahaan yang terlibat dalam sponsorship harus yakin pada efektivitas investasi mereka (Johar et al ., 2006 dalam Woisetschlager 2012).
Sejak sepuluh tahun terakhir perusahaan besar di Indonesia melakukan kerjasama berupa sponsorship dalam penyelenggaraan pada berbagai event baik tingkat regional maupun nasional. Pertandingan sepak bola Indonesia Super League (ISL) menjalin kerjasama sponsorship bersama PT Djarum. Dalam lingkup regional Bali, pertandingan basket Honda Developmental Basketball League (DBL) dengan sponsor PT. Astra Honda Motor. Pertandingan Bali Basketball League disponsori oleh Yamaha DDS Bali Pada kenyataannya beberapa literatur mengenai sponsorship menyatakan bahwa tidak ada hubungan langsung antara sponsorship dan penjualan jangka panjang, tetapi terdapat hubungan antara sikap terhadap sebuah merek. (Polonsky dan Speed, 2001 dalam Ningrum, 2013).
Olkkonen (2006) mendefinisikan sponsorship sebagai hubungan bisnis yang saling menguntungkan antara sponsor dan pihak yang disponsori, terdapat dua manfaat dari sponsor. Pertama, sponsorship dapat berkontribusi atas kesadaran masyarakat terhadap produk atau image perusahaan. Kedua, hubungan stakeholder
dapat dibangun dan dikembangkan melalui sponsorship yang menjadi hasil penting dari berbagai pemangku kepentingan setelah menghadiri acara yang disponsori.
Penelitian yang dilakukan oleh Woisetschlager (2012) mendapatkan hasil bahwa sponsorship menunjukkan efek positif dan signifikan dimana sponsorship menjadi stimulus pada citra merek dari waktu ke waktu. Akaoui (2007) dengan menggunakan responden yang berbeda-beda dari waktu ke waktu mendapatkan hasil, efek sponsorship pada tingkat individu dari waktu ke waktu tetap tidak jelas. Studi eksperimental tentang efek sponsorship menunjukkan terdapat keselarasan antara sponsor dan acara yang disponsori (Menon dan Kahn, 2003).
Jalilvand (2012) mengungkapkan merek yang kuat dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan pada produk atau jasa yang dibeli dan memungkinkan mereka untuk lebih memvisualisasikan dan memahami faktor – faktor yang tak berwujud. Brand image sering digunakan sebagai isyarat ekstrinsik ketika konsumen mengevaluasi produk sebelum membeli (Dick dan Jain, 1994 dalam Wang, 2014). . Pada saat perusahaan menjalin kerjasama sponsorship, tentunya perusahaan bertujuan untuk memasarkan produknya dan membangkitkan niat beli dari konsumen, sponsorship juga dapat mempengaruhi niat beli individu maupun kelompok, hal ini didukung penelitian Abdusshommad (2007).
Minat beli konsumen diperoleh dari suatu proses belajar, proses pemikiran yang akan membentuk suatu persepsi sebelum konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Niat pembelian ini membuat konsumen termotivasi hingga terekam dalam benaknya sampai menjadi suatu keinginan yang sangat kuat
dan pada akhirnya konsumen harus memenuhi kebutuhannya (Rahma, 2007). Perkembangan industri sepeda motor di Indonesia sangatlah menjanjikan. Terdapat sekitar 20 juta kendaraan bermotor roda dua yang masih aktif dioperasikan, dimana produksi sepeda motor asal Jepang masih menguasi pangsa pasar sepeda motor di Indonesia.
Tabel 1.
Data Penjualan dan Market Share
Sepeda Motor Bulan Januari – Desember 2013 di Indonesia
Merek Sepeda Motor |
Januari – Desember 2013 |
Market Share (%) |
Honda |
4.700.871 |
60,49 |
Kawasaki |
153.807 |
1,98 |
Suzuki |
400.675 |
5,16 |
TVS |
19.865 |
0,26 |
Yamaha |
2.495.796 |
32,12 |
Total |
7.771.014 |
100 |
Sumber : motor.otomotif.net diakses 06-06-2014
Tabel 1 menunjukkan sepeda motor Honda menempati posisi pertama diantara merek sepeda motor lainnya, diikuti dengan sepeda motor Yamaha. Hal ini menunjukkan bahwa Yamaha merupakan pesaing terbesar Honda dalam penguasaan pangsa pasar. Kedua merek tersebut aktif dalam melakukan kegiatan promosi guna meningkatkan brand image dan niat beli. Sudah sangat umum jika mengetahui Honda menjadi sponsor di lebih banyak kegiatan dikarenakan dana sponsorship yang digelontorkan Honda sangat besar. Berbeda halnya dengan Yamaha yang lebih selektif untuk menyaingi Honda dalam bidang sponsorship. Menurut hasil wawancara dengan Ayung selaku kordinator promosi PT. Yamaha Indonesia Motor (DDS Bali).
Banyaknya jumlah sepeda motor di Denpasar mengindikasikan adanya tingkat persaingan yang semakin ketat antar produsen sepeda motor di tanah air khususnya di Bali. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi niat beli konsumen diantaranya brand image dan sponsorship. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) mengetahui pengaruh sponsorship terhadap niat beli motor Yamaha, (2) mengetahui pengaruh sponsorship terhadap brand image motor Yamaha, (3) mengetahui pengaruh brand image terhadap niat beli, (4) menguji peran brand image dalam memediasi pengaruh sponsorship terhadap niat beli, berdasarkankan tujuan dan kajian pustaka, hipotesis penelitian ini adalah :
Pengaruh Sponsorship terhadap Niat Beli
Penelitian yang dilakukan oleh Tsiotsou (2008) mendapatkan hasil bahwa sponsorship berpengaruh positif pada minat pembelian konsumen yang dimana menunjukkan niat yang lebih tinggi untuk membeli dan merekomendasikan produk sponsor. Cornwell dan Cotte (2005) menghasilkan temuan bahwa kegiatan sponsorship menciptakan efek positif dalam niat pembelian konsumen. Kemudian Ngan et al. (2009) menyatakan jika pelaksanaan sponsorship diberikan pada instansi yang tepat akan mempengaruhi niat konsumen untuk membeli produk sponsor. Eagleman dan Krohn (2012) menghasilkan temuan bahwa pelaksanaan sponsorship mampu membuat konsumen bersikap lebih positif dan menunjukkan niat yang lebih besar untuk membeli produk sponsor.
H1 : Sponsorship berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli
Pengaruh Sponsorship terhadap Brand image
Penelitian yang dilakukan oleh Komaladewi (2010) menghasilkan temuan bahwa pelaksanaan sponsorship berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image skater clothing di Bandung. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Kresnawati (2008) mendapatkan hasil bahwa sebagian besar brand image ouval research dipengaruhi oleh sponsorship. Woisetschlager (2012) memiliki temuan bahwa sponsor berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek dan sponsorship memberikan stimulus pada citra merek dari waktu ke waktu. Hidayah (2008) mengemukakan bahwa kegiatan sponsorship berpengaruh positif terhadap pembentukan dan peningkatan brand image.
H2 : Sponsorship berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Brand image.
Pengaruh Brand Image terhadap Niat Beli
Pada penelitian terdahulu yang diusung oleh Pujadi (2010) dalam Arista (2011) meperoleh temuan bahwa brand image mempengaruhi minat beli konsumen. Norman (2014) mengemukakan brand image merupakan salah satu pertimbangan yang ada di benak konsumen sebelum membeli suatu produk. Penelitian yang dilakukan oleh Subiyanto (2013) mendapatkan temuan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara variabel brand image dan minat beli serta memiliki pengaruh signifikan.
H3 : Brand image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat beli
Peran Brand Image dalam Memediasi Pengaruh Sponsorship terhadap Niat Beli
Alim (2010) mengungkapkan pelaksanaan sponsorship yang didukung oleh brand image yang kuat, secara tidak langsung akan dapat mempengaruhi konsumen dalam tindakan pembelian mereka dan sponsorship menjadi alat promosi dalam menanamkan informasi porduk, pilihan pembeli, keyakinan pembelian serta tindakan pembelian konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Norman (2014) menemukan terdapat hubungan yang positif dan searah antara brand image terhadap niat beli pada distro Rockmen.
H4 : Brand image memediasi pengaruh sponsorship terhadap niat beli
METODE PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah pengguna sepeda motor yaitu mereka yang tidak dan belum pernah memiliki sepeda motor Yamaha. Sampel penelitian ini (1) memiliki jenjang pendidikan minimal SMP dan berusia 17 tahun keatas. Pertimbangan ini digunakan dengan alasan seseorang dengan jenjang pendidikan minimal SMP dan berusia 17 tahun keatas sudah dapat mengendarai sepeda motor dan memiliki lisensi mengendarai sepeda motor serta diharapkan sudah dapat memahami dan mengerti isi dari kuisioner. (2) Belum pernah membeli sepeda motor dengan merek Yamaha (3) Mengetahui salah satu kegiatan yang disponsori oleh Yamaha.
Roscoe dalam Sekaran (2003) mengemukakan untuk pengukuran sampel, jumlah sampel diantara 30 – 500, untuk penelitian yang berjenis multivariat ukuran sampel yang digunakan 5 – 10 kali lebih besar dibandingkan dengan jumlah variabel.
Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar sebagai Ibukota Provinsi Bali karena mobilitas penduduk Kota Denpasar cukup tinggi, sehingga membutuhkan alat transportasi seperti sepeda motor untuk mempermudah aktivitas. Metode penentuan sampel adalah non probability sampling dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria sampel seperti diatas. Data penelitian ini bersumber dari angket yang telah ditanggapi oleh responden, hasil wawancara oleh kordinator promosi Yamaha DDS Bali, sumber sekunder diperoleh dari BPS Kota Denpasar dan internet yang menyajikan data tentang awal mula berdiri Yamaha serta Market Share Yamaha pada tahun 2013.
Tabel 1.
Operasional Variabel Sponsorship
Variabel |
Indikator |
Kategori |
Skala |
Sponsorship (Winarti ,2006) |
Event |
Skala Likert: | |
Brand Image (Arista, 2011) |
1. Memiliki citra positif dalam benak konsumen |
1. Sangat Tidak Setuju | |
Niat Beli (Pujadi, 2010) |
|
|
Ordinal Skala Likert |
Pengujian validitas terhadap butir – butir yang digunakan dapat mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total item. Nilai korelasi antar skor item dengan total item lalu dibandingkan dengan r kritis. Jika korelasi item terhadap skor
total lebih besar dari r kritis (0,30) maka instrument tersebut dapat dikatakan valid. Variabel niat beli memiliki pearson correlation dari 0,944 – 0,975 (> 0,30), hal ini berarti bahwa pernyataan tersebut valid. Variabel Sponsorship memiliki pearson correlation dari 0,914 – 0,935 (> 0,30), hal ini berarti bahwa pernyataan dalam kuesioner adalah valid. Variabel brand image memiliki pearson correlation dari 0,900 – 0,925 (> 0,30), hal ini berarti bahwa pernyataan tersebut juga valid. Pengujian reliabilitas untuk penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Instrumen dikatakan reliabel bila berada di atas angka 0,60. Variabel niat beli memiliki Cronbach’s Alpha 0,951, Variabel sponsorship memiliki Cronbach’s Alpha 0,908 dan brand image sebesar 0,894.
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode statistik deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif yang menyajikan frekuensi karakteristik responden, lalu untuk statistik inferensial menggunakan Baron & Kenny Steps, hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel dan efek mediasi, Uji Sobel memperlihatkan tingkat signifikansi mediasi (Baron dan Kenny, 1986).
Penelitian yang dilakukan oleh Tsiotsou (2008) mendapatkan hasil bahwa sponsorship berpengaruh positif pada minat pembelian konsumen yang dimana menunjukkan niat yang lebih tinggi untuk membeli dan merekomendasikan produk sponsor. Eagleman dan Krohn (2012) menghasilkan temuan bahwa pelaksanaan sponsorship mampu membuat konsumen bersikap lebih positif dan menunjukkan niat yang lebih besar untuk membeli produk sponsor. Ini menjadi dasar pengembangan
hipotesis pertama, sponsorship secara positif berpengaruh signifikan terhadap niat beli sepeda motor Yamaha.
Penelitian yang dilakukan oleh Kresnawati (2008) mendapatkan hasil bahwa brand image ouval research dipengaruhi oleh sponsorship. Woisetschlager (2012) memiliki temuan bahwa sponsor berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek dan sponsorship memberikan stimulus pada citra merek dari waktu ke waktu. Berbeda dengan literatur yang ada, ketidaksesuaian antara citra merek dan acara yang disponsori merupakan hasil dari pra-analisis. Selain itu, perubahan pandangan dari waktu ke waktu memiliki efek positif pada perubahan citra merek. Hidayah (2008) mengemukakan bahwa kegiatan sponsorship berpengaruh positif terhadap pembentukan dan peningkatan brand image. Ini menjadi dasar pengembangan hipotesis kedua, sponsorship secara positif berpengaruh signifikan terhadap brand image sepeda motor Yamaha.
Pada penelitian terdahulu yang diusung oleh Pujadi (2010) dalam Arista (2011) meperoleh temuan bahwa brand image mempengaruhi minat beli konsumen. Norman (2014) mengemukakan brand image merupakan salah satu pertimbangan yang ada di benak konsumen sebelum membeli suatu produk. Image yang diyakini oleh konsumen mengenai suatu merk sangat bervariasi dan tergantung pada persepsi masing – masing individu. Konsumen cenderung memilih produk jika memiliki citra baik atau positif dimata konsumen maka minat beli suatu produk akan muncul dibenak konsumen. Ini menjadi dasar pengembangan hipotesis ketiga, brand image secara positif berpengaruh signifikan terhadap niat beli sepeda motor Yamaha.
Alim (2010) mengungkapkan kegiatan sponsorship yang ditunjang dengan brand image yang handal, secara tidak langsung akan dapat mempengaruhi konsumen dalam tindakan pembelian mereka. Sponsorship juga merupakan alat promosi yang baik dalam menanamkan pilihan pembeli, keyakinan pembelian, serta tindakan pembelian konsumen. Selain itu juga kegiatan sponsorship diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen akan informasi atas produk serta kebutuhan akan kenyamanan dalam melakukan pembelian. Eagleman and Krohn (2012) menghasilkan temuan bahwa pelaksanaan sponsorship mampu membuat konsumen bersikap lebih positif dan menunjukkan niat yang lebih besar untuk membeli produk sponsor. Dasar pengembangan hipotesis keempat yaitu: brand image secara signifikan memediasi pengaruh sponsorship terhadap niat beli sepeda motor Yamaha.
Keempat hipotesis tersebut akan diuji menggunakan analisis regresi dengan langkah Baron dan Kenny (1986). Langkah ini mengemukakan empat langkah pengujian yaitu: (1) Membuktikan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. (2) Membuktikan hubungan antara variabel bebas dengan variabel mediator, dengan menggunakan M sebagai variabel terikat dan X sebagai variabel bebas dalam persamaan regresi. (3) Membuktikan bahwa variabel mediator memberikan pengaruh kepada variabel terikat dengan menggunakan Y sebagai variabel terikat serta X dan M sebagai variabel bebas. Untuk melihat bahwa M telah memediasi secara penuh (full mediation) hubungan antara X dengan Y, dilihat dari variabel X tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Jika terjadi penurunan angka koefisen dari langkah pertama dibandingkan dengan langkah ketiga, maka M memediasi
hubungan antara variabel X dan variabel Y secara parsial. Tingkat signifikinasi brand
image memediasi pengaruh sponsorship dengan niat beli, dilihat dari Uji Sobel
(Sobel,1982).
Gambar 1. Model Penelitian Peran Brand Image dalam Memediasi Pengaruh Sponsorship Terhadap Niat Beli
Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat koefisien regresi dari variabel independen (X) terhadap variabel mediasi (M) disimbolkan a, standar eror disimbolkan sa, koefisien regresi dari variabel mediasi (M) terhadap variabel terikat (Y) disimbolkan b, standar eror disimbolkan sb pada penggunaan Uji Sobel.
Uji Sobel :
z - l ab ……………………… (1)
^b2s⅛+a2s%+s⅛⅛
Jika Z lebih besar dari 1,96 (dengan tingkat kepercayaan 95 persen), maka variabel mediasi secara signifikan memediasi pengaruh variabel dependen terhadap independen. Tingkat signifikansi dapat dihitung dengan formula sebagai berikut.
Sig = (1-NORMDIST(Z)) +2))……………....(2)
Bila signifikansi lebih besar dari α=0,05 berarti variabel mediasi mampu memediasi hubungan antara variabel dependen dan variabel independen secara signifikan.
Tabel 5.
Karakteristik Responden
NO |
Variabel |
Klasifikasi |
Jumlah |
Peresen |
1 |
Jenis Kelamin |
Pria |
43 |
47,8 |
Wanita |
47 |
52,2 | ||
Jumlah |
90 |
100 | ||
2 |
Usia (tahun) |
<20 tahun |
25 |
27,8 |
20 – 25 tahun |
44 |
48,9 | ||
30 – 45 tahun |
2 |
2.2 | ||
>45 tahun |
19 |
21.1 | ||
Jumlah |
90 |
100 | ||
3 |
Pendidikan Terakhir |
SMP |
4 |
4.4 |
SMA |
76 |
84.4 | ||
Diploma |
1 |
1.1 | ||
S1 |
8 |
8.9 | ||
S2 |
1 |
1.1 | ||
Jumlah |
90 |
100 | ||
4 |
Pekerjaan |
Mahasiswa |
69 |
76.6 |
PNS |
4 |
4.4 | ||
Swasta |
1 |
1.1 | ||
Wiraswasta |
5 |
4.4 | ||
Pensiun |
11 |
13.3 | ||
Jumlah |
90 |
100 |
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian
Tabel 6.
Baron and Kenny Steps
Model |
Coeficients |
Sig | |
LANGKAH PERTAMA |
(Constant) |
3,945 |
0,000 |
Dependent Variable : Niat Beli |
Sponsorship |
0,598 |
0,000 |
LANGKAH KEDUA |
(Constant) |
3,945 |
0,000 |
Dependent Variable : Brand Image |
Sponsorship |
0,598 |
0,000 |
LANGKAH KETIGA |
(Constant) |
-0,259 |
0.697 |
Dependent Variable : Brand Image |
Sponsorship |
0,235 |
0,002 |
Brand image |
0,723 |
0,000 |
Sumber : Hasil Pengolahan data penelitian
Tabel 7.
Hasil Uji Sobel
Nilai Z |
Sig |
3,9669 |
0,000 |
Sumber : Hasil pengolahan data penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara keseluruhan responden berjenis kelamin laki - laki sebesar 47,8 persen dan 52,2 persen responden pada penelitian ini berjenis perempuan. Dilihat dari usia, sebagian besar responden berusia 20 - 25 tahun menununjukkan angka 48,9 persen dan < 20 tahun sebesar 27,8 persen , kemudian diikuti oleh umur > 45 tahun sebesar 21,1% dan 41 - 45 tahun sebesar 2,2 persen. Berdasarkan pendidikan terakhir, yang berpendidikan sampai SMA sebesar 84,4 persen, lalu diikuti dengan pendidikan S1 sebesar 8,9 persen, dengan pendidikan SMP sebesar 4,4 persen, dan pendidikan Diploma dan S2 sebesar 1,1 persen. Berdasarkan jenis pekerjaan, mayoritas responden penelitian ini berprofesi sebagai mahasiswa sebanyak 76,6 persen dan kemudian diikuti oleh profesi pensiun sebanyak 13,3 persen dan profesi lain dengan persentase yang kecil seperti wiraswasta, PNS, swasta dan pekerjaan lainnya.
Pengaruh Sponsorship terhadap Niat Beli
Pada tabel 6 dapat dilihat sponsorhsip secara positif berpengaruh signfikan terhadap niat beli (βSponsorship = 0,668, p = 0,000<α). Langkah pertama pada Baron and Kenny Steps telah terpenuhi dengan persamaan regresi : Y = 2,592 + 0,668X1.
Ini berarti bahwa semakin kuat sponsorship maka akan semakin tinggi pula niat beli sepeda motor Yamaha di Kota Denpasar.
Hasil penelitian ini mendukung temuan dari Tsiotsou (2008) menjelaskan bahwa sponsorship berpengaruh terhadap niat beli dan merekomendasikan produk sponsor. Eagleman and Krohn (2012) yang menyatakan bahwa sponsorship mampu membuat konsumen bersikap positif dan menunjukkan minat untuk membeli produk sponsor.
Pengaruh Sponsorship terhadap Brand Image
Pada tabel 6, hipotesis 2 menyatakan sponsorship secara positif berpengaruh signifikan terhadap brand image (βSponsorship = 0,598, p = 0,000<α) dengan persamaan regresi : Y(brand image) = 3,945 + 0,598 (sponsorship). Hasil analisis ini memenuhi langkah kedua Baron and Kenny Step. Hal tersebut menunjukkan, semakin kuat sponsorship maka akan meningkatkan brand image sepeda motor Yamaha di Kota Denpasar.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kresnawati (2008) yang menemukan bahwa sponsorship berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image sepeda motor Yamaha. Penelitian Komaladewi (2010) menyatakan tentang pelaksanaan sponsorship dalam brand image skaters clothing di Bandung menghasilkan temuan pelaksanaan sponsorship berpengaruh positif signifikan.
Pengaruh Brand Image terhadap Niat Beli
Hipotesis 3 menunjukkan pengaruh signifikan brand image terhadap niat beli (βBrand image = 0,723, p=0,000<α), yang berarti langkah ketiga dari Baron and Kenny’s Steps sudah terpenuhi dengan persamaan regresi : Y(niat beli) = -0,259 + 0,235 (Sponsorship) + 0,723 (brand image).
Menurut konspetualisasi yang dikemukakan oleh Norman (2014) menyatakan bahwa niat beli muncul karena adanya brand image pada produk tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Subiyanto (2013). Semakin tinggi brand image maka akan semakin tinggi pula niat beli.
Efek Mediasi Brand Image pada pengaruh Sponsorship terhadap Niat Beli
Berdasarkan Tabel 6, terjadi penurunan angka koefisien dari variabel sponsorship pada langkah pertama (βSponsorship= 0,668, p=0,000<α) dibandingkan dengan langkah ketiga Baron and Kenny’s Steps (βSponsorship= 0,235, p=0,002<α) menunjukkan bahwa pada model penelitian terdapat adanya mediasi variabel brand image. Langkah keempat dari Baron & Kennys Steps telah terpenuhi. Mediasi yang terjadi pada penelitian ini bersifat parsial dengan melihat tingkat signifikansi dari kedua persamaan. Tanpa adanya brand image sebagai variabel mediator, sponsorship akan tetap secara positif berpengaruh signifikan terhadap niat beli. Pada tabel 7, nilai Ta (Z = 3,9669>1,96) dengan tingkat signifikansi 0,000<0,05 berarti variabel mediator yakni brand image dinilai secara signifikan memediasi hubungan antara sponsorship dengan niat beli sepeda motor Yamaha.
Hasil penelitian ini didukung Woisetschager (2009) yang memiliki temuan adanya efek positif dan signifikan dari sponsorship dan menjadi stimulus pada citra merek dari waktu ke waktu. Menurut Ngan.,et al (2009) mengumukakan pelaksanaan sponsorship akan mempengaruhi niat membeli produk sponsor. Pujadi dalam Arista (2011) menyatakan brand image berpengaruh signifikan terhadap niat beli.
SIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini adalah : (1) Sponsorship berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat beli sepeda motor Yamaha, jadi semakin banyak perusahaan memberikan sponsorship maka akan semakin tinggi pula niat beli konsumen terhadap motor Yamaha. (2) Sponsorship berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image sepeda motor Yamaha. Hal ini memenuhi asumsi bila perusahaan sering memberikan sponsorship, maka semakin tinggi pula brand image yang dirasakan oleh calon konsumen sepeda motor Yamaha di Kota Denpasar. (3) Brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli konsumen sepeda motor Yamaha, jadi semakin tinggi brand image Yamaha, maka akan semakin tinggi pula niat beli konsumen terhadap motor Yamaha (4) Brand image memediasi pengaruh sponsorship terhadap niat beli sepeda motor Yamaha. Adapun sifat mediasi dalam penelitian ini adalah parsial karena variabel brand image berfungsi untuk menjembatani pengaruh sponsorship terhadap niat beli. Namun karena mediasi yang terjadi bersifat parsial, maka tanpa adanya brand image, sponsorship masih mampu berpengaruh positif secara signifikan terhadap niat beli.
Bagi perusahaan yang menjadi dealer sepeda motor Yamaha di Denpasar agar mendukung kegiatan dan menjadi sponsor pada kegiatan tertentu. Pemberian sponsor yang tinggi dari pihak manajemen diharapkan dapat meningkatkan citra merek di benak konsumen, jika suatu produk memiliki citra yang positif maka konsumen memiliki niat untuk membeli produk tersebut. Namun selain hal tersebut, perusahaan juga perlu meningkatkan brand image sepeda motor Yamaha melalui produk yang berkualitas serta pelayanan yang optimal karena hasil dari penelitian ini, menunjukkan secara umum Yamaha terkenal luas di masyarakat dan memiliki citra positif di benak konsumen.
Bagi peneliti berikutnya, untuk meningkatkan kualitas penelitian sebaiknya memperluas ruang lingkup penelitian, dan menambahkan beberapa variabel, seperti kualitas pelayanan dan kualitas produk. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan variabel sponsorship, karena variabel ini masih jarang diteliti.
REFRENSI
Akaoui, Joe. 2007. Brand Experience on the Pitch: How the Sponsors Fared in the World Cup.Journal of Advertising Research
Alim, Zaenal. 2010. Pelaksanaan Sponsorship Dampaknya terhadap Brand image pada Clothing Linecoltd Sumur Bandung
Andrew Richard dan Ruslim Setiawan Tommy. 2012. Pengaruh Brand image dan Product Knowledge terhadap Purchase Intention
Arista Desi Elisabeth. 2011. Analisis Pengaruh iklan, Brand Trust, dan Brand image terhadap Minat Beli Konsumen Telkom Speedy di Kota Semarang
Baron, Reuben M. dan David A. Kenny 1986. The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psycholigical Research: Conceptual, Strategic, and
Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology. 51(6): h: 1173-1182
Cornwell, Bettina T and Coote Leonard V. 2005.Corporate Sponsorship of a cause: the role of identification in purchase intent.Journal of Business Research 58 268– 276
Eagleman, Andrea N. and Krohn Brian D. 2012.Sponsorship Awareness, Attitudes, and Purchase Intentions of Road Race Series Participants.Sport Marketing Quarterly, 21, 210-220
Hidayah, Taufik Riski. 2008.Pengaruh Sponsorship terhadap Brand image pada Orca Company/EAT
Jalilvand, Reza Mohammad. 2012. The effect of electronic word of mouth on brand image and purchase intention. Marketing Intelligence & Planning 30 (4), pp : 460-476
Komaladewi Widi.2010. Pengaruh Sponsorship terhadap Brand image Skaters
Kresnawati, Nurwulan Gina. 2008 Pengaruh Sponsorship Terhadap Brand image pada Ouval Research
Menon, Satya and Kahn, Barbara E. 2003. Corporate Sponsorships of Philanthropic Activities: When Do They Impact Perception of Sponsor Brand?. Journal of Consumer Psychology,13(3), pp :316-327
Ngan, M K Heidi , Prendergast Gerard P and Tsang S L Alex. 2011. Linking sports Sponsorship with purchase intentions .European Journal of Marketing 45 (4) pp: 551-566
Ningrum, Lily Surya. 2013. Pengaruh Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Corporate Image dan Perilaku Word-Of-Mouth (WOM) pada PT.Sidomuncul
Norman, Utami Astri.2014. Hubungan Brand image terhadap Minat Beli pada Distro Rockmen di Kota Bandung
Olkkonen Rami.2006. Fading configurations in inter-organizational relationships: a case study in the context of cultural Sponsorship.Journal of Business & Industrial Marketing 23 (3), pp: 203 –212.
Pujadi, Bambang SE.2010. Studi Tentang Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli Melalui Sikap Terhadap Merek.
Rahma, Sheilla Eva.2007. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra Merek Terhadap Minat Beli dan Dampaknya pada Keputusan Pembelian
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business. New Jersey: John Willey & Sons Inc.
Subiyanto Resmiarty Rieska, 2013. Pengaruh Brand image terhadap Niat Beli Konsumen pada Distro Dloops di Bandung.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Tsitsou, Rodoula. 2009. Delineating the outcomes of Sponsorship Sponsor image, word of mouth, and purchase intentions. International Journal of Retail & Distribution Management 37 (4), pp: 358-369
Wang, Hui-Ya, Tsai Chi-Fen.2014. The Relationship between Brand image and Purchase Intention : Evidence From Award Winning Mutual Funds.The International Journal of Business and Finance Research 8 (2)
Winarti, Herly. 2006. Pengaruh Sport Sponsorship terhadap Respon Sponsorship dan Corporate Image
Woisetschlager, David M. 2012. Sponsorship congruence and brand image. European Journal of Marketing 46 (3/4), pp: 509-523
WEB
bisnis.liputan6.com. Diakses pada 1 Mei 2014
motor.otomotif.net. Diakses pada 1 Mei 2014
denpasarkota.bps.go.id
yamaha-motor.com/corporate/foundingHistory.aspx di akses pada 1 September 2014
Discussion and feedback