92

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI, DAN

LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KEPUASAN
KERJA KARYAWAN PADA PT. KARDISA DENPASAR

Pande Wayan Agus Sugiartha 1 Ni Wayan Mujiati 2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected]

2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Kardisa Denpasar. Penelitian ini menggunakan riset kualitatif yaitu dengan menggunakan survey dan kuesioner terhadap 61 karyawan PT. Kardiasa Denpasar. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Diperoleh temuan bahwa kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja fisik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Kardisa Denpasar. Hasil lainnya ditemukan bahwa kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja fisik secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Kardisa Denpasar. Terakhir, variabel kepemimpinan merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Kardisa Denpasar.

Kata Kunci : kepemimpinan, komunikasi, lingkungan kerja fisik, kepuasan kerja

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the influence of leadership, communication, and physical work environment on job satisfaction of employees at PT. Kardisa Denpasar. his study used a qualitative research using surveys and questionnaires to 61 employees of PT. Kardiasa Denpasar. The analysis technique used in this study is the multiple linear regression analysis. Obtained findings that leadership, communication, and physical work environment simultaneously significant effect on job satisfaction of employees at PT. Kardisa Denpasar. Other results found that leadership, communication, and physical work environment is partially positive and significant effect on job satisfaction of employees at PT. Kardisa Denpasar. Finally, the leadership variable is a variable that dominant influence on job satisfaction of employees of PT. Kardisa Denpasar.

Keywords : leadership, communication, physical work environment, job satisfaction

PENDAHULUAN

Tenaga kerja memegang peranan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan. Tingginya teknologi yang digunakan perusahaan dalam menggerakan dan mengendalikan alat tersebut tetap membutuhkan tenaga kerja manusia, hal tersebut menuntut karyawan yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab, serta loyalitas tinggi. Kondisi seperti ini menuntut setiap perusahaan maupun organisasi untuk mampu mempertahankan dan memelihara sumber daya manusianya (SDM) dalam mencapai tujuannya serta dapat menjalankan usaha atau organisasi dengan efektif dan efisien.

Hariandja (2007:23) mengemukakan bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu variabel yang paling penting dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan. Sumber daya manusia dapat memproduksi barang atau jasa tentunya dikaitkan mengenai kemampuannya bekerja dalam perusahaan sehingga bisa memuaskan kebutuhannya, dan dengan terpenuhnya kebutuhan karyawan dapat berpengaruh produktivitas perusahan. Astuti (2006) menyatakan bahwa terdapat empat komponen yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja yaitu kepribadian, nilai-nilai (va lues), situasi pekerjaan dan pengaruh sosial.

Robbins dan Judge (2008:107) menjelaskan bahwa perilaku organisasi merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antar manusia dalam

organisasi yang meliputi tentang perilaku, struktur, dan proses di dalam organisasi. Perilaku organisasi menyelidiki dampak perilaku individu, perilaku kelompok dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi (Saelan, 2009). Perilaku individu dan kelompok merancang tim kerja yang efektif dan memperagakan bagaimana pola motivasi dan kepemimpinan untuk menghasilkan output, salah suatu bentuk autput tersebut adalah kepuasan kerja karyawan (Yohanas, 2007).

Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya (Hamdia, 2011). Kepuasan kerja (job satisfaction) mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya sedangkan karyawan yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda - beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya (Hakim, 2006).

Karyawan yang tidak puas akan pekerjaanya ditandai dengan gejala -gejala seperti turunnya produktivitas kerja, tingkat absensi yang tinggi, serta terjadinya pemogokan kerja dalam perusahaan (Lesmana, 2007). Berdasarkan penjelasan tersebut penelitian ini menitikberatkan pada pengaruh kepemimpinan, komunikasi dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan, dimana

dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Kardisa Denpasar.

PT. Kardisa Denpasar adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan pengembang bangunan. Dalam meningkatkan daya persaingan, hendaknya perusahaan memberikan pelayanan yang ditawarkan perusahaan. Agar dapat memberikan pelayanan yang baik, sudah tentu diperlukan semangat kerja para karyawan yang baik, oleh karena itu pihak manajemen mampu memotivasi dan menciptakan semangat kerja karyawan.

Penelitian ini berupaya untuk menggali seberapa besar kepuasan kerja karyawan pada PT. Kardisa Denpasar. Variabel yang akan diteliti pada PT. Kardisa Denpasar yang menentukan kepuasan kerja karyawan adalah kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja fisik. Tabel 1 menunjukkan jumlah karyawan pada PT. Kardiasa Denpasar.

Tabel 1 Jumlah Karyawan pada PT. Kardisa Denpasar Berdasarkan

Jabatannya pada tahun 2012

No

Bagian

Jumlah Karyawan (orang)

1

Administrasi

3

2

Administrasi Kepegawaian

6

3

Administrasi Keuangan

6

4

Site Manajer

4

5

Divisi Arsitek

6

6

Divisi M &E

5

7

Divisi Teknik Sipil

5

8

Staf Karyawan

14

9

Mandor

4

10

Bagian Fungsional

8

Total

61

Sumber : PT. Kardisa Denpasar, 2012

Tabel 1 dapat diketahui jumlah karyawan PT. Kardisa Denpasar adalah sejumlah 61 orang karyawan dan jumlah karyawan ini bervariasi tergantung dari banyaknya bidang-bidang dan tugas-tugas, maupun bagian yang ada dalam instansi. Komitmen organisasi adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga

kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam organisasi tersebut (Susanto, 2007). Menurut Mathis dan Jackson (2008:100), seseorang yang tidak puas akan pekerjaannya atau yang kurang berkomitmen pada organisasi akan terlihat menarik diri dari organisasi melalui ketidakhadiran. Dapat dikatakan secara teoritis kepuasan kerja karyawan tercermin dari tingkat absensi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terlihat bahwa absensi karyawan PT. Kardisa Denpasar periode Januari–Desember 2012 cenderung berfluktuasi dimana rata-rata tingkat absensi pegawai sebesar 3,7 persen. Apabila dilihat dari jumlah karyawan, maka tingkat absensi tergolong tinggi karena jumlah karyawan pada PT. Kardisa Denpasar adalah sebanyak 61 orang tidak termasuk pemimpin perusahaan. Menurut Mudiartha (2011:93) rata-rata tingkat absensi 2-3 persen per bulan masih dianggap baik, absensi 3 persen ke atas menunjukan disiplin kerja yang buruk didalam suatu perusahaan. Dengan tingkat absensi diatas 3 persen ini merupakan salah satu indikasi adanya masalah dalam kepuasan kerja karyawan pada PT. Kardisa Denpasar.

Turnover yang tergolong tinggi merupakan salah satu indikator rendahnya kepuasan kerja (Nwachukwu, 2010). Banyak karyawan yang berhenti tanpa ada alasan ataupun keterangan yang jelas dari karyawan. Berdasarkan hasil observasi di PT. Kardiasa Denpasar menggambarkan bahwa tingkat turnover karyawan setiap bulannya berfluktuasi, dan terlihat turn over karyawan paling besar terdapat pada bagian staf. Situasi seperti ini menyebabkan pimpinan perusahaan dituntut

untuk selalu bertindak secara professional dan memperhatikan setiap

karyawannya dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk memelihara dan mewujudkan kepuasan kerja yang baik, terdapat banyak variabel yang berpengaruh, namun dalam penelitian ini variabel yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan tersebut yaitu : kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja, sesuai penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2011:165).

Tohardi (2007:431), menyatakan bahwa ada beberapa vaiabel pokok yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan diantaranya adalah, kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias (Anwar, 2009). Ini merupakan vaiabel manusiawi yang mengikat sebagai suatu kelompok bersama dan memotivasi mereka dalam pencapaian tujuan (Handoko, 2008:294). Mudiartha (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel komunikasi mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan kerja karyawan karena komunikasi yang baik dapat memberikan rasa nyaman dan interaksi yang baik antara karyawan dan atasan. Lilim (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel gaji, hubungan dengan rekan kerja, hubungan dengan atasan menjadi variabel utama yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

Variabel lainnya yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah komunikasi, karena komunikasi merupakan kunci pembuka dalam meningkatkan semangat kerja karyawan di dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan oleh perusahaan sehingga terwujudnya kepuasan kerja karyawan (Bhagwati, 2011). Semakin lancar dan cepat komunikasi yang dilakukan, akan semakin cepat pula dapat terbinanya hubungan kerja (Evren, 2011).

Rita Johan (2005) menyatakan bahwa komunikasi akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, karena jika terjalin komunikasi yang baik antara karyawan dan atasan maka karyawan akan menjadi lebih semangat bekerja dan tentu saja hal ini akan menguntungkan perusahaan dengan terciptanya kepuasan kerja karyawan.

Variabel lain disamping kepemimpinan dan komunikasi yang dapat mempengaruhi peningkatkan kepuasan kerja karyawan adalah lingkungan kerja, khususnya lingkungan kerja fisik (Nadeem, 2011). Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu gejala fisik yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan misalnya, pewarnaan, kebersihan, pertukaran udara, ruang gerak, keamanan dan kebisingan (Nitisemito, 2006:183). Lingkungan kerja fisik adalah kondisi-kondisi pekerjaan yang menyenangkan terlebih lagi semasa jam kerja akan memperbaiki moral karyawan dan kesungguhan bekerja (Manullang, 2006:12).

Lingkungan kerja fisik pada PT. Kardisa Denpasar secara umum masih kurang nyaman seperti penerangan berupa lampu atau sinar matahari masih kurang, suhu udara dalam ruangan kerja tidak teratur karena AC sering rusak. Lingkungan kerja fisik yang mendukung membuat karyawan merasa betah untuk melaksanakan kewajibannya dan juga sebagai penunjang untuk meningkatkan kinerjanya. Perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawannya, harus memiliki program mengenai lingkungan kerja fisik

(Fathicatin, 2007). Hal tersebut memerlukan adanya pengaturan maupun penataan

variabel-variabel lingkungan kerja fisik dalam penyelenggaraan aktivitas organisasi.

Hoppeck (dalam Anoraga, 2006) menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian dari karyawan mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Oleh sebab itu menjaga kepuasan anggota perusahaan merupakan penentu dari keberhasilan perusahaan.

H1 : Variabel Kepemimpinan (X1), komunikasi (X2) dan lingkungan kerja fisik (X3) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan_(Y)

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang menjadi pemimpin (leader) melalui aktifitas secara rutinitas sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya (followers) untuk mencapai tujuan perusahaan (Brahmasari, 2008). Brahmasari (2008) juga menyatakan bahwa kepemimpinan sangat diperlukan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan perusahaan.

H2.1 : Variabel kepemimpinan (X1), berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan_(Y) pada PT._Kardisa Denpasar.

Terciptanya komunikasi yang efektif antara pimpinan dan karyawan merupakan salah satu alasan karyawan merasa puas terhadap pekerjaannya (Sudiro, 2005). Sudiro (2005) juga menyatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat mempengauhi kepuasan kerja karyawan dan hasilnya signifikan.

H2.2 : Variabel komunikasi (X2), berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan_(Y) pada PT._Kardisa Denpasar.

Lingkungan kerja fisik yang menyenangkan, terlebih lagi semasa jam kerja

akan memperbaiki moral pegawai dan kesungguhan dalam bekerja. Lingkungan

kerja fisik merupakan aspek yang harus diperhatikan guna meningkatkan kepuasan kerja. Susilo (2002) menyatakan bahwa minimnya dukungan lingkungan kerja fisik dapat meningkatkan stress kerja karyawan, yang akhirnya dapat menurunkan semangat kerja kayawan.

H2.3 : Variabel lingkungan kerja fisik (X3), berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan_(Y) pada PT._Kardisa Denpasar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada PT. Kardisa Denpasar yang berlokasi di Jalan Tukad Barito Timur No. 36 Denpasar. Lokasi ini dipilih karena ditemukannya permasalahan mengenai ilmu manajemen khususnya dalam bidang sumber daya manusia. Adapun subjek penelitian ini adalah karyawan pada PT. Kardiasa Denpasar. Objek dari penelitian ini adalah pengaruh kepemimpinan, komunikasi dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan PT._Kardisa Denpasar.

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan pemberian kuesioner kepada responden yaitu karyawan PT. Kadisa Denpasar, sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa sejarah perusahaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan yang ada di PT. Kardiasa Denpasar. Penelitian ini tidak digunakan teknik sampling karena sampel yang diteliti adalah keseluruhan dari populasi yang ada atau disebut dengan sensus. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 61

orang karyawan.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan instrumen berupa kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada responden. Metode observasi dan wawancara juga digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini. Skala yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala Likert 4 poin yang disebarkan secara langsung kepada responden. Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang sudah disebarkan tersebut akurat dan layak untuk digunakan.

Uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas menjadi alat uji asumsi klasik pada penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear berganda. Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan uji F untuk mengetahui pengaruh simultan variabel-variabel yang ada dan uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel-variabel dalam penelitian ini. Variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat dapat diketahui dari Standardized Coefficients Beta.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir. Tabel 2 berikut menerangkan karakteristik responden berdasarkan umur yang didominasi oleh responden yang berusia 26-35 tahun.

Tabel 2. Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Umur

Umur

Jumlah (orang)

Persentase (%)

< 25

15

24.59

26 - 35

27

44.26

36 – 45

16

26.23

> 45

3

4.92

Jumlah

61

100

Sumber: Data Primer, diolah pada Tahun 2014

Tabel 3 menjelaskan karakteristik demografi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 3 di bawah ini menunjukkan responden berjenis kelamin laki-laki mendominasi keseluruhan responden.

Tabel 3. Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Perempuan

21

34.43

Laki-laki

40

65.57

Jumlah

61

100

Sumber: Data Primer, diolah pada Tahun 2014

Tabel 4 menunjukkan karakteristik demografi responden berdasarkan pendidikan dan didapat hasil bahwa responden yang memiliki pendidikan D3 mendominasi keseluruhan responden.

Tabel 4. Karakteristik Demo

Pendidikan

grafi Responden Be Jumlah (orang)

rdasarkan Pendidikan Persentase (%)

SMA

11

18,03

Diploma 1 (D.1)

14

22,95

Diploma 2 (D.2)

4

6,56

Diploma 3 (D.3)

17

27,87

Sarjana (S.1)

15

24,59

Jumlah

61

100

Sumber: Data Primer, diolah pada Tahun 2014

Hasil uji validitas dalam penelitian ini memperoleh temuan bahwa seluruh koefisien korelasi dari indikator variabel yang diuji nilainya lebih besar dari 0,30. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh indikator pada penelitian initerbukti va lid. Secara lebih rinci, hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Hasil Uji Validitas

Variabel

Indikator

Koefisien Korelasi (r)

Keterangan

Kepemimpinan (X1)

Tingkat kepercayaanterhadap pemimpin

0,923

Valid

Keyakinan bawahan terhadap pemimpin

0,831

Valid

Rasa Hormat bawahan terhadap pemimpin

0,868

Valid

Keadilan pimpinan

0,907

Valid

Komunikasi (X2)

Diskusi pimpinan dengan bawahan

0,895

Valid

Pemberian motivasi intensitas pemberian dorongan dalam bekerja

0,851

Valid

Pimpinan mampu berbaur

0,836

Valid

Kejelasan informasi mengenai aktifitas karyawan

0,922

Valid

Kejelasan penyampaian tugas dari pimpinan

0,941

Valid

Lingkungan kerja fisik (X3)

Penerangan di ruang kerja

0,871

Valid

Ketenangan di tempat kerja

0,903

Valid

Kebersihan lingkungan kerja

0,814

Valid

Tingkat keamanan lingkungan kerja

0,845

Valid

Suhu udara

0,745

Valid

Kepuasan Kerja (Y)

Pengabdian diri

0,909

Valid

Kesungguhan bekerja

0,920

Valid

Rasa memiliki

0,923

Valid

Perputaran tenaga kerja

0,878

Valid

Sumber: Data diolah, 2014

Pada uji reliabilitas yang dilakukan terhadap setiap instrumen penelitian memperoleh hasil bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada tiap instrumen tersebut menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,6. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua instrumen reliabel sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian. Secara lebih rinci, hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Alpha Croncbach

Keterangan

Kepemimpinan

0,904

Reliabel

Komunikasi

0,933

Reliabel

Lingkungan kerja fisik

0,893

Reliabel

Kepuasan kerja

0,928

Reliabel

Sumber: Data diolah, 2014

Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini memperoleh temuan bahwa variabel – variabel penelitian telah memenuhi syarat normalitas dengan nilai Aysmp. Sig. sebesar 0,650 setelah diuji dengan program SPSS. Pada uji multikolinearitas juga menunjukkan tidak terjadinya gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi tersebut karena nilai tolerance dan VIF masing-masing menunjukkan nilai tolerance yang dimilik seluruh variabel bebas lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF yang dihasilkan kurang dari 10. Berdasarkan perhitungan SPSS nilai tolerance variabel kepemimpinan menunjukkan nilai 0,216 dan VIF 4,624. Nilai tolerance variabel komunikasi menunjukkan nilai 0,279 dan VIF 3,583. Nilai tolerance variabel lingkungan kerja fisik menunjukkan nilai 0,270 dan VIF 3,697.

Hasil Uji Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam model regresi dalam penelitian ini karena seluruh nilai signifikansi yang diperoleh dari pengujian dengan metode Glejser memperoleh nilai α lebih dari 0,05 terhadap absolut residual (Abs_Res) secara parsial, sehingga layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Berdasarkan perhitungan SPSS penelitian ini dinyatakan tidak terdapat gejala heterokedastisitas.

Hasil uji regresi linear berganda yang dilakukan dengan program SPSS memperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0,000 + 0,403 X1 + 0,246 X2+ 0,321 X3

Dimana :

Y = Kepuasan kerja

X1 = Kepemimpinan

X2 = Komunikasi

X3 = Lingkungan kerja fisik

Hasil perhitungan SPSS menunjukkan nilai Fhitung (95,181) > Ftabel (2,76) dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak Hi diterima. Hal ini berarti kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja fisik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada karyawan PT. Kardisa Denpasar. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hoppeck (dalam Anoraga, 2006) yang menyatakan bahwa kepemimpinan, komunikasi dan lingkungan kerja fisik secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

Nilai koefisien regresi (X1) yang bernilai positif dan nilai thitung (3,469) > ttabel (1,671) menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada PT. Kardisa Denpasar, yang artinya apabila kepemimpinan ditingkatkan maka keputusan kepuasan kerja akan meningkat. Hasil penelitian ini mendukung H2.1 dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Brahmasari (2008) yang menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

Nilai koefisien regresi (X2) yang bernilai positif dan nilai thitung (2,404) > ttabel (1,671) menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja pada PT. Kardisa Denpasar, yang artinya apabila komunikasi ditingkatkan maka keputusan kepuasan kerja akan meningkat. Hasil penelitian ini mendukung H2.2 dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudiro (2005) yang menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

Nilai koefisien regresi (X3) yang bernilai positif dan nilai thitung (3,094) > ttabel (1,671) menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pada PT. Kardisa Denpasar, yang artinya apabila lingkungan kerja fisik ditingkatkan maka keputusan kepuasan kerja akan meningkat. Hasil penelitian ini mendukung H2.3 dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2012) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan.

Berdasarkan nilai Standardized Coefficients Beta diketahui bahwa variabel kepemimpinan merupakan variabel yang berpengaruh dominan yaitu sebesar 0,403, hal ini berarti karyawan pada PT. Kardisa Denpasar lebih tergantung pada kepemimpinan perusahaan dalam fluktuasi kepuasan kerjanya.

SIMPULAN DAN SARAN

Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini. Pertama, kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja fisik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Kardisa Denpasar.

Kesimpulan kedua, kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja fisik secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Kardisa Denpasar.

Kesimpulan ketiga, Variabel kepemimpinan merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Kardisa Denpasar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka terdapat saran yang dapat diberikan yaitu perusahaan sebaiknya memperhatikan tingkat kepercayaan bawahan terhadap pimpinan serta menumbuhkan rasa hormat bawahan terhadap pimpinan. Perusahaan juga dituntut untuk memberikan kejelasan informasi kegiatan-kegiatan apa saja yang seharusnya dilakukan karyawan.

Untuk meningkatkan kepuasan kerja, perusahaan juga seharusnya menambah penerangan di ruang kerja, menjaga kebersihan ruang kerja karyawan serta menjaga suhu udara di ruang kerja karyawan agar karyawan merasa nyaman dalam bekerja.

REFERENSI

Astuti, Sri Rahayu Tri. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Dan Kinerja Tenaga Penjualan (Studi Kasus Tenaga Penjualan PT Columbia Semarang). Jurnal Universitas Diponegoro, Vol.10 No.2

Anoraga, P. 2006. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Anwar Prabu. 2009. Pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai badan koordinasi keluarga berencana nasional Kabupaten Muara Enim. Jurnal Universitas Sriwijaya, Vol.3 No.6

Bhagwati Sankul. 2011. Lokus of Kontrol dan Kepuasan Kerja karyawan PSU. Internasional Journal Serbian of Management

Brahmasari, I.& Suprayetno, A. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Serta Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan., Vol10, No 5, halaman 124-135

Evren Ayranci. 2011. Faktor Kepuasan Kerja antara Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Kota Bisnis Turki. Internasional Journal of Istanbul Aydin University, Vol.2 No.5.

Fatichatin, Lilik. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Varia Usaha Beton- Sidoarjo. Jurnal ITS, Vol.3 No.3

Hamdia Mudor. 2011. Hubungan antara praktek manajemen sumber daya manusia, omset, dan kepuasan kerja. Internasional Journal of Songkla University Thailand, Vol.2 No.2

Handoko, T. Hani, 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi 2. Yogyakarta : BPFE

Hakim, Irene. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan RSUD Muara Enim. Jurnal Universitas Sriwijaya, Vol.3 No.6

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta : PT. Grasindo.

Lesmana, Hardito. 2007. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Cilacap. Jurnal Universitas Jenderal Soedirman, Vol.4 No 2

Lim Yee Chian. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dikalangan guru Teknikanl di sekolah menegah teknik: Satu kajian di Negeri Kedah Darul Aman. Internasional Journal of Malaysia University, Vol.19 No.16

Manulang, M. 2006. Manajemen Personalia. Aksara Baru. Jakarta.

Mathis, Robert L. dan Jhon H. Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Buku I. Jakarta : Salemba Empat.

Mudiartha Utama, Wayan, dkk. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Denpasar : UPT Penerbit Universitas Udayana.

Nadeem Malik. 2011. faktor-faktor kepuasan anggota pekerja di Universitas Balochistan. Internasional Journal of Balochistan University Pakistan, Vol.3 No.1

Nitisemito. Alex S. 2006. Manajemen Personalia. Edisi Keempat, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nwachukwu Ololube. 2010. Kepuasan Kerja Guru dan Motivasi di Sekolah Iveness. Internasional Journal of Helsinki Finlandia University, Vol.5 No.4

Rita Johan. 2005. Kepuasan Kerja Karyawan Dalam Lingkungan Institusi Pendidikan. Jurnal Universitas Atmajaya Jakarta. Vol.01 No.6

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Keduabelas. Jakarta : Salemba Empat.

Saelan, Christian Dion. 2009. Analisis Faktor Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Rumah Sakit Reksa Waluya Mojokerto (Upaya Peningkatan Kepuasan Kerja Perawat Rumah Sakit Reksa Waluya Mojokerto). Jurnal Unair, Vol.11 No.6

Sudiro, Ahmad. 2008. Pengaruh Timbal Balik Antara Kepuasan kerja Dengan Kepuasan Keluarga. Jurnal Manajemen, Vol 10, no.1

Susilo, Matoyo. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 3. Yogyakarta : BPFE.

Susanto, Grace. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan Studi Kasus : PMI Kota Semarang. Jurnal Universitas Diponegoro, Vol.2 No.10

Tohardi, Ahmad. 2007. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Pontianak. Mandar Maju.

Yohanas Oemar. 2007. Pengaruh Pemberian Reward terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan pada Bank Riau. Jurnal Universitas Brawijaya, Vol,.5 No.1