LINGUISTIKA, SEPTEMBER 2017

p-ISSN: 0854-9613

Vol. 24. No. 47

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS

REPORT TEXT MELALUI MIND MAPPING PADA KELAS XI IPA 7 DI SMAN 8 DENPASAR

Anak Agung Istri Manik Warmadewi

Program Studi Linguistik, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar Jl. Tunggul Ametung IV/16, Denpasar Utara 081236379810 [email protected]

Abstrak

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan peserta didik dalam menulis text, khususnya report text. Selain itu, untuk memberikan suatu gambaran tentang model pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tersebut yakni model pembelajaran mind mapping. Metode pengumpulan data dan teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

Dari penelitian yang dilakukan pada peserta didik kelas XI IPA 7 tahun ajaran 2014/2015 dapat diketahui adanya peningkatan dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada tahap pratindakan, peserta didik yang hadir hanya 38 orang peserta didik dari 42 orang peserta didik. Sebanyak 2,63% peserta didik memenuhi nilai KKM 78. Hasil tes awal (pratindakan) menunjukkan bahwa nilai minimal dari tahap awal (pratindakan) adalah 60 dan nilai maksimal adalah 80. Sebanyak 36 orang siswa (94,73%) belum mencapai KKM dan 2 orang siswa (5,26%) mampu mencapai nilai KKM, yaitu 78 ke atas. Pada siklus I mind mapping diterapkan, hasilnya menunjukkan sebanyak 11,90% peserta didik mampu memperoleh nilai yang mencapai KKM, dan 88,09% peserta didik memperoleh nilai di bawah nilali KKM, yaitu di bawah nilai 78. Nilai terendah adalah 71 dan nilai tertinggi adalah 83. Pada siklus II, untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik, mind mapping tetap digunakan dengan menekankan kepada peserta didik agar setelah pengerjaan karangan, peserta didik dapat me-review kembali pekerjaan mereka. Hasil karangan peserta didik pada siklus II memenuhi KKM dengan nilai terendah 78 dan nilai tertinggi, yaitu 89. Rata-rata nilai peserta didik pada siklus II adalah 81,5.

Kata kunci : mind mapping, menulis, report text

Abstract

The aim of this study is to determine the extent of students' skills in writing the text, especially report text. In addition, to provide an overview of the learning model used in improving students' writing skills. The learning model used in this studiy is a mind mapping learning model by using methods and techniques of data analysis of quantitative and qualitative.

Research conducted in grade XI IPA 7, 2014/2015 in year is to increase of pre-test to the first cycle, and from the first cycle to the second cycle. At pre-test, students who attended only 38 of 42 students, 2,63% which reach 78 as minimum criteria of score. The results of pre-test indicates that the results of the student still have many errors, which is contained in the organizational structure, development of ideas, grammar, and mechanics concern over the future. In the first cycle, mind mapping is applied. The results show as much as 11.90% of students able to obtain score reached

minimum criteria of score, and 88.09% of students’ attained grades under criteria minimum of score is below the score of 78, the lowest score is 71, and 83 for high score. In the second cycle, to improve students' writing, mind mapping is still used by stressing to the students that after doing their task, students can review their task again. The results in the second cycle can reach minimum criteria of score with the lowest score is 78 and the highest score is 89. The average score of students in the second cycle is 81,5.

Key words: mind mapping, writing, report text

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan salah satu unsur dari tujuh unsur kebudayaan yang paling dahulu timbul dalam kebudayaan manusia (Alfian, 1985: 102). Berkomunikasi secara verbal adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Komunikasi sebagai praktik sudah ada seiring dengan diciptakannya manusia dan manusia menggunakan komunikasi dalam rangka melakukan aktivitas sosialnya. Oleh karena itu manusia tidak mungkin tidak berkomunikasi (Mufid, 2009: 52). Kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa (Iskandarwassid, 2013:248).

Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan menghasilkan text lisan dan tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris, baik di tingkat SMP maupun di tingkat SMA, agar pembelajar mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat tertentu.

Keterampilan membaca dan keterampilan menulis berkaitan sangat erat, yaitu antara yang satu dan yang lainnya saling membutuhkan. Seseorang yang memiliki keterampilan menulis yang baik tidak terlepas dari keterampilan membaca sebagi pendukung. Artinya, keterampilan menulis dan membaca harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Keterampilan merupakan bagian perilaku, khususnya keterampilan menulis sangat urgen untuk dimiliki oleh setiap peserta didik. Sebagaimana dikatakan oleh Ivan Petrovich Pavlov bahwa tingkah laku yang dipelajari berfungsi sebagai instrumen (penolong) untuk mencapai hasil yang dikehendaki (Azhari, 2004: 127).

Dalman (2014:101) menyebutkan bahwa dalam menulis harus dipenuhi tiga syarat, yaitu kesatuan, kepaduan dam perkembangan. Tarigan (2008:233) mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu. Menurut Fuad dkk. dalam Dalman (2014: 55), syarat paragraf yang baik harus memiliki unsur. Pertama, kepaduan bentuk gramatikal (cohesion in form), kedua yaitu kepaduan makna (coherence in meaning).

Dalam pembelajaran bahasa tentu tidak akan terlepas dari tata bahasa yang dalam bahasa Inggris biasa disebut grammar. Tata bahasa atau grammar adalah suatu aturan dalam membentuk dan mengombinasikan kata menjadi suatu kalimat (Hornby, 1989: 542). Selanjutnya Chaer (2012: 367) menjelaskan bahwa tata bahasa setiap bahasa terdiri atas tiga komponen, yaitu (1) komponen sintaksis, (2) komponen semantik, dan (3) komponen fonologi. Menurut Yule (2010: 83), tata bahasa adalah proses menggambarkan struktur frasa dan kalimat sedemikian rupa sehingga mencakup semua unsur dalam suatu bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa yang terkandung di dalamnya.

Menulis report text berarti peserta didik mengembangkan keterampilan menulis jenis text/genre yang berbentuk report. Griffith (2000: 37), menyimpulkan bahwa Report is a text which presents information about something, as it is. It is as a result of systematic observation and analysis. Report

text adalah teks yang menginformasikan sesuatu apa adanya, tanpa dilebih-lebihkan, sebagai hasil dari proses penelitian dan analisis sistematik) (diunggah dari BeritaRemaja.com). Hal serupa juga disampaikan oleh Haryanto (2012: 45), report text adalah untuk menyampaikan informasi tentang sesuatu apa adanya, sebagai pengamatan sistematis atau analisis. Berdasarkan pembelajaran tersebut, idealnya peserta didik mampu membuat tulisan berbentuk report. Di tingkat SMA, banyak sekolah yang mempunyai ekstrakurikuler jurnalistik. Dalam ekstrakurikuler tersebut lebih banyak menggeluti bagaimana memberikan suatu informasi dalam berbagai hal, artinya sangat berkaitan erat dengan report.

Pada umumnya peserta didik belum mampu membuat tulisan berbentuk report. Mereka menganggap bahwa menulis itu sangat sulit, harus menuangkan ide-ide atau gagasan yang membentuk suatu paragraf yang baik. Selain itu, mereka harus mengetahui langkah-langkah atau kriteria dalam membuat suatu tulisan yang berbentuk report.

Pendekatan yang digunakan secara konstruktivisme. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengonstruksi ilmu pengetahuan. iaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama yang menegaskan bahwa manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing mempunyai makna yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam proses belajar terjadi dua proses, yaitu proses organisasi informasi dan adaptasi (Cahyo:2013: 37). Skinner (dalam Koswara, 1991:75) menegaskan bahwa perilaku tidak muncul tanpa sebab. Namun, keberadaannya ditentukan oleh aturan-aturan, bisa diramalkan, dan bisa dibawa ke dalam kontrol lingkungan atau bisa dikendalikan. Hal ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Tujuan penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keterampilan peserta didik dalam menulis text, khususnya report text. Selain itu, untuk memberikan suatu gambaran tentang model pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis peserta didik. Tujuan khususnya adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan peserta didik kelas XI IPA7 di SMAN 8 Denpasar dalam keterampilan menulis report text sebelum digunakan metode mind mapping. Di samping itu, juga adalah untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi peserta didik dalam belajar bahasa Inggris khususnya dalam keterampilan menulis. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas XI IPA 7 di SMAN 8 Denpasar dalam keterampilan menulis khususnya dalam menulis report text setelah digunakan metode mind mapping. Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita (Buzan, 2011: 4). Selanjutnya, Sugiarto (2004:75) berpendapat sebagai berikut. Peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah dipahami.

Manfaat yang diharapkan terdiri atas dua aspek, yaitu meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan tentang bahasa khususnya dalam aspek pembelajaran menulis report text. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang ada relevansinya. Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk mendorong pengajar dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif sehingga dapat mengatasi berbagai masalah pembelajaran, utamanya dalam keterampilan menulis. Bagi peserta didik atau pelajar adalah untuk melatih menumbuhkan cara berpikir imajinatif dan kreatif demi peningkatan keterampilan menulis khususnya dalam bahasa Inggris.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memaparkan data-data yang bersifat deskriptif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memaparkan data-data yang mengandung unsur statistik, seperti hasil tes. Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah laku (Nurgiyantoro, 2010:105).

Langkah-langkah penting yang ditempuh dalam kegiatan analisis, yakni melakukan kegiatan triangulasi, yang meliputi kegiatan mereduksi data, penyajian dan penafsiran data, serta menarik simpulan. Kegiatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang sepanjang masih ada waktu sampai kepada berakhirnya kegiatan analisis. Data kuantitatif dianalisis menggunakan rubrik penilaian untuk menulis sehingga didapat kriteria kemampuan peserta didik. Data kualitatif yang diperoleh sebelum dan setelah diberikan tindakan dianalisis secara deskriptif.

PEMBAHASAN

Kemampuan Menulis Report Text Sebelum Menggunakan Mind Mapping pada Kelas XI IPA 7 di SMAN 8 Denpasar

Tes awal diberikan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam menulis. Tes dilakukan dengan memberikan tugas membuat karangan tentang report text dengan topik animal. Hasil karangan peserta didik dianalisis berdasarkan aspek penilaian yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya. Kemampuan awal peserta didik menulis report text sebesar 68,63 Adapun nilai minimal dari tahap awal (pratindakan) adalah 60 dan nilai maksimal adalah 80. Sebanyak 36 orang peserta didik (94,73%) belum mencapai nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk pelajaran bahasa Inggris khususnya untuk menulis, yaitu 78 dan dua orang peserta didik (5,26%) mampu mencapai nilai KKM, yaitu 78 ke atas. Dalam tes pratindakan yang dilakukan, dilihat dari hasil yang dicapai, peserta didik lebih banyak kurang paham dalam aspek tata bahasa.

Kemampuan Menulis Report Text Peserta Didik Kelas XI IPA 7 SMAN 8 Denpasar Sesudah Diterapkannya Metode Mind Mapping

Pada Siklus I mind mapping mulai diterapkan. Peserta didik juga diberikan pemahaman yang lebih lagi untuk aspek isi, organisasi, penggunaan bahasa, dan mekanik. Tujuannya agar pada siklus I ataupun II peserta didik dapat membuat karangan yang lebih baik lagi.

  • 1.    Hasil Penelitian Siklus I

Pengamatan siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan pada jam pelajaran bahasa Inggris. Dalam pelaksanaan siklus I RPP yang digunakan telah dimodifikasi ke dalam desain pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran mind mapping.

Pada proses pelaksanaan siklus terlihat antusiasme peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode baru dalam pembelajaran tersebut. Ketika diberikan pemaparan mengenai mind mapping disertai dengan contohnya, perhatian peserta didik secara menyeluruh tertuju pada hal tersebut. Hal tersebut disebabkan peserta didik yang baru mengenal mind mapping. Secara tidak langsung, peserta didik mempunyai ketertarikan yang mampu membantu memotivasi dalam mengerjakan tugasnya dalam menulis report text dengan menggunakan mind mapping sebagai metode pembelajarannya. Setelah itu, peserta didik diarahkan untuk mengerjakan mind mapping dengan semenarik mungkin agar dapat memberikan rangsangan yang baik pula untuk otak. Setelah mereka mengerjakan mind mapping, dilanjutkan dengan membuat tulisan yang nantinya akan dikembangkan terus sampai menjadi report text yang baik.

Waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah mind mapping dan membuat tulisan ataupun karangan report text tersebut tidaklah lama. Guru juga memberikan ulasan kembali tentang sturktur (generic structure) dari mind mapping tersebut yang terdiri atas general gradeification dan description di samping itu, juga mempunyai ciri kebahasaan, seperti menggunakan present tense, general noun, relating verb, dan action verb. Guru juga mengingatkan agar peserta didik tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama seperti yang dilakukan pada kegiatan atau tahap pratindakan. Dalam siklus ini reaksi peserta didik dan kemampuan mereka menulis sebuah report text sudah terlihat. Peningkatan belajar peserta didik dalam menulis report text dengan menggunakan metode mind mapping dapat dilihat semakin minimalnya kesalahan yang terjadi pada tahap pratindakan dibandingkan dengan siklus I.

Dari hasil penelitian siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas atas kemampuan menulis peserta didik menulis report text sebesar 75,21, sedangkan nilai rata-rata kelas sebelumnya yaitu pada tahap pratindakan adalah 68,83. Berdasarkan hasil tersebut diketahui terjadi peningkatan pada nilai rata-rata peserta didik, yaitu sebesar 6,38. Hal tersebut menandakan bahwa pada siklus I terjadi peningkatan dari tahap pratindakan. Adapun nilai minimal adalah 71 dan nilai tertinggi adalah 83. Berikut adalah tabel perbandingan nilai antara hasil pratindakan dan siklus I.

Tabel 1 Perbandingan Nilai Rata-rata Pratindakan dan Siklus I

No.

Aspek-Aspek Penilaian

Pratindakan

Siklus I

Peningkatan

1.

Isi

18,39

18,88

0,49

2.

Organisasi

17,51

18,79

1,28

3.

Penggunaan Bahasa

15,76

18,45

2,69

4.

Mekanik

16,97

19,09

2,12

Jumlah

68,63

75,21

6,58

Berdasarkan tabel perbandingan nilai di atas, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan nilai rata-rata dari setiap aspek penilaian pada kegiatan awal atau pratindakan dan siklus I. Semua aspek pada siklus I mengalami peningkatan. Berikut adalah data perbandingan nilai rata-rata pratindakan dan siklus I yang digambarkan melalui diagram.

Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Pratindakan dan Siklus I

Tahapan selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas setelah melakukan pengamatan adalah tahap refleksi. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan kembali kegiatan yang sudah dilaksanakan pada siklus I yang akan menjadi pedoman pada perencanaan siklus berikutnya. Diskusi yang dilakukan menyangkut kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran menulis report text. Adapun kelemahan dan kelebihan tersebut adalah sebagai berikut.

  • (1)    Kelebihan Proses Pembelajaran Siklus I

  • a)    Dalam proses pembelajaran pada siklus I, peran peserta didik sudah lebih dominan karena peserta didik dituntut agar lebih kreatif dan aktif, baik dalam membuat mind mapping maupun dalam mengembangkannya menjadi sebuah report text yang sesuai dengan keempat aspek penilaian yang sudah ditentukan.

  • b)    Peserta didik terlihat lebih mudah dalam mengembangkan gagasan mereka dengan membuat mind mapping. Hal ini dapat dibuktikan dari adanya pengingkatan aspek isi pada siklus I dibandingkan dengan tahap pratindakan.

  • c)    Walaupun tidak semua peserta didik mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), nilai peserta didik pada siklus I jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai pada tahap pratindakan.

  • (2)    Kelemahan Proses Pembelajaran Siklus I

Beberapa kelemahan ataupun hal negatif yang diperoleh ketika melaksanakan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut.

  • a)    Pada siklus I sudah dirancang dan dilaksanakan tindakan mengenai cara pengembangan report text. Namun, pada saat pelaksanaannya di lapangan belum dilaksanakan secara maksimal.

  • b)    Masih ada peserta didik yang kebingungan untuk mulai membuat suatu kalimat di awal paragraf. Peserta didik masih harus diberikan pemahaman yang maksimal tentang kalimat dan pengembangannya sehingga menjadi sebuah paragraf.

  • 2.    Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II memiliki kemiripan dengan siklus I, yaitu peserta didik diberikan materi tentang report text secara singkat dan jelas. Penjelasan kembali tentang generic structure, materi struktur gramatika lebih ditekankan lagi sebelum diberikan penugasan. Dalam pelaksanaan siklus II ini juga diterapkan empat tahapan yang dilaksanakan pada siklus I.

Pengamatan yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan pengamatan yang dilakukan pada siklus I, yaitu mengamati proses pembelajaran dan hasil pembelajaran.

  • (1)    Pengamatan Proses

Pengamatan proses pada siklus II adalah mengamati beberapa kegiatan, yaitu aktivitas belajar, kesiapan perhatian, keaktifan, dan proses belajar.

Tabel 2 Lembar Pengamatan Perilaku Peserta Didik Siklus II

No

Aspek Pengamatan

Pertemuan

I

L

II

1.

Peserta   didik   memperhatikan   dan

merespons dengan antusias

78%

80%

2.

Peserta  didik  aktif  dalam  kegiatan

berinteraksi dengan peserta didik lainnya

77%

78%

3.

Peserta didik merespons positif terhadap model pembelajaran yang digunakan

78%

80%

4.

Peserta didik mengerjakan tes yang diberikan dengan serius dan tepat waktu

78%

80%

5.

Peserta didik disiplin dan siap dalam menerima pelajaran

77%

79%

Keterangan:

(SB) : Sangat Baik

(89% -- 100%)

(B)   : Baik

(76% -- 88%)

(C)  : Cukup

(75%)

(K)  : Kurang

(46% -- 74%)

(SK) : Sangat Kurang (0 -- 45%)

Berdasarkan lembar pengamatan terhadap peserta didik yang dilakukan pada siklus II di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari pertemuan pertama dan kedua. Peningkatan dapat dilihat dari perhatian, interaksi, pengerjaan tugas, dan kedisiplinan peserta didik yang meningkat. Hal ini menandakan bahwa proses pembelajaran yang terjadi di kelas mengalami perubahan ke arah yang baik dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping.

Perolehan rata-rata kelas atas kemampuan peserta didik dalam menulis report text pada siklus II adalah sebesar 81,5 yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan rata-rata kelas pada saat dilaksanakannya siklus I, yang hanya memperoleh rata-rata kelas sebesar 75,21. Nilai minimal yang diperoleh pada siklus II adalah 78 dan nilai maksimal sebesar 89. Keempat aspek penilaian, yaitu aspek isi, organisasi, penggunaan bahasa, dan mekanik juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Di bawah ini adalah tabel yang menyajikan perbandingan data antara nilai rata-rata siklus I dan nilai rata-rata siklus II.

Tabel 3. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Siklus I dan Siklus II

No.

Aspek-Aspek           Siklus          Siklus          Peningkatan

Penilaian                  I                 II

1.

2.

3.

Isi                          18,88            20,57               1,69

Organisasi                 18,79             20                1,21

Penggunaan               18,45           19,69              1,24

Bahasa

4.

Jumlah

Mekanik                  19,09           21,21              2,12

75,21            81,5               6,26

Berdasarkan pemaparan pada tabel di atas, tampak jelas terjadi peningkatan nilai rata-rata pada setiap aspek penilaian. Berikut adalah data perbandingan nilai rata-rata kelas sikus I dan siklus II digambarkan dalam bentuk diagram.

Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas pada Siklus I dan Siklus II

Berikut ini merupakan perbandingan nilai rata-rata siklus I dan siklus II yang digambarkan dengan menggunakan diagram.

Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas pada Siklus I


dan Siklus II

Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai peserta didik dari siklus I ke siklus II. Dapat dikatakan bahwa peningkatan ini terjadi karena adanya mind mapping sebagai model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam menulis karangan berupa report text. Peningkatan yang terjadi sudah terlihat jelas. Berikut ini merupakan tabel yang memaparkan perbandingan nilai rata-rata peserta didik dari pratindakan, siklus I, dan siklus II.

Tabel Perbandingan Nilai Rata-rata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

No.

Aspek-Aspek Penilaian

Pratindakan

Siklus I

Siklus II

1.

Isi

18,39

18,88

20,57

2.

Organisasi

17,51

18,79

20

3.

Penggunaan Bahasa

15,76

18,45

19,69

4.

Mekanik

16,97

19,09

21,21

Jumlah

68,63

75,21

81,5

Lebih jelasnya, perbandingan nilai rata-rata di atas digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut.

Diagram Perbandingan Nilai Aspek-Aspek Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

Berikut ini merupakan perbandingan nilai rata-rata pratindakan, siklus I, dan siklus II yang digambarkan dengan diagram.

Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

  • 1.    Refleksi Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

Tahapan selanjutnya setelah pengamatan adalah refleksi. Pada tahapan ini peneliti menuliskan kembali kegiatan yang telah dilaksanakan pada siklus II. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada kemampuan peserta didik dalam menulis report text. Keempat aspek dalam menulis telah mencapai hasil yang memuaskan dengan kriteria baik.

Diharapkan dengan adanya model pembelajaran mind mapping, dapat dijadikan satu alternatif dalam pembelajaran menulis yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis karangan dalam hal ini menulis report text. Dalam hal ini model pembelajaran yang digunakan tidak hanya menekankan pada hasil pembelajaran atau keberhasilan produknya, tetapi juga proses dalam mencapai hasil tersebut. Hal ini dapat membantu meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik. Model pembelajaran ini juga dapat menjadi strategi inovatif yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.

  • 3.3 Kendala-kendala yang Dihadapi Peserta Didik dalam Menulis Report Text

Pemaparan hasil belajar pada proses siklus I ataupun siklus II menunjukkan bahwa untuk keberhasilan proses dan produk pembelajaran menulis report text, dapat ditingkatkan dengan menggunakan atau mengaplikasikan mind mapping. Dengan menggunakan mind mapping dalam proses pembelajaran, hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk para peserta didik. Selain itu, dengan menggunakan mind mapping dapat menumbuhkembangkan motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. Dengan mind mapping, peserta didik menjadi lebih aktif dalam berbagai hal, seperti dalam mencari sesuatu yang berhubungan dengan report text tersebut. Walaupun terdapat kemudahan dengan adanya mind mapping dalam proses pembelajaran, hal tersebut tidak membuat dalam proses pembelajaran berjalan mulus.

Ada beberapa kendala yang muncul selama pelaksanaan tindakan, yaitu sebagai berikut.

  • 1)    Peserta didik masih kurang paham benar tentang bagaimana struktur menulis report text yang baik. Dalam tahap pratindakan dan siklus I, ada beberapa peserta didik yang membuat karangan

dalam satu paragraf hanya ditemukan satu kalimat. Selain itu, peserta didik juga masih ada yang mengalami kekeliruan dalam penggunaan tanda baca.

  • 2)    Peserta didik juga belum paham benar dengan grammar (tenses) dan mereka tidak dapat lepas dari penggunaan mobile phone untuk aplikasi kamus. Kesalahan tentang penggunaan bahasa banyak ditemukan pada tahap pratindakan. Akan tetapi pada siklus II, peserta didik sudah jauh lebih memahaminya.

  • 3)    Peserta didik juga kurang dalam memanfaatkan waktu yang diberikan. Ketika waktu masih bisa dimanfaatkan, peserta didik cenderung lebih menggunakannya untuk berdiskusi dengan teman-temannya. Ketika waktu sudah hampir berakhir, peserta didik kebingungan dan terkesan menjadi tergesa-gesa untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Dengan demikian, dalam membuat karangan tersebut, peserta didik cenderung tergesa-gesa dan menghasilkan karangan yang kurang baik pula.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, simpulan hasil penelitian yang terkait dengan kamampuan peserta didik dalam menulis report text dengan menggunakan mind mapping adalah sebagai berikut.

  • 1)    Pada tahap pratindakan, peserta didik yang hadir hanya 38 orang peserta didik dari 42 orang peserta didik. Sebanyak 2,63% peserta didik memenuhi nilai KKM 78. Hasil tes awal (pratindakan) menunjukkan bahwa pada hasil karangan peserta didik masih ditemukan banyak kesalahan, yaitu terdapat pada struktur organisasi, pengembangan ide, tata bahasa, dan mekanik yang menjadi perhatian lebih ke depannya.

  • 2)    Kemampuan peserta didik dalam menulis report text setelah menggunakan mind mapping dapat dibagi menjadi dua siklus, yaitu sebagai berikut.

  • a)    Pada siklus I mind mapping diterapkan, hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 11,90% peserta didik mampu memperoleh nilai yang mencapai KKM dan 88,09% peserta didik memperoleh nilai di bawah nilali KKM, yaitu di bawah nilai 78. Masih ditemukan kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengembangkan ide-ide dalam paragraf. Peningkatan yang terjadi pada siklus I belum dapat memenuhi standar nilai KKM 78 karena beberapa di antara peserta didik belum mampu memperoleh nilai KKM yang ditentukan sehingga perlu dilaksanakan siklus II.

  • b)    Pada siklus II untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik mind mapping tetap digunakan dengan menekankan kepada peserta didik agar setelah pengerjaan karangan, peserta didik dapat me-review kembali pekerjaan mereka. Hasil karangan peserta didik pada siklus II memenuhi KKM dengan nilai terendah 78 dan nilai tertinggi yaitu 89. Rata-rata nilai peserta didik pada siklus II adalah 81,5.

  • 3)    Kendala-kendala yang dihadapi peserta didik selama pelaksanaan tindakan, yaitu sebagai berikut.

  • a)    Peserta didik kurang paham benar tentang bagaimana menulis karangan yang baik. Dalam tahap pratindakan dan siklus I, ada beberapa peserta didik yang membuat karangan dalam satu paragraf hanya ditemukan satu kalimat. Selain itu, peserta didik juga masih ada yang mengalami kekeliruan dalam penggunaan tanda baca.

  • b)    Peserta didik juga belum paham benar dengan grammar (tenses) dan mereka tidak dapat lepas dari penggunaan mobile phone untuk aplikasi kamus. Kesalahan tentang penggunaan bahasa banyak ditemukan pada tahap pratindakan. Akan tetapi pada siklus II, peserta didik sudah jauh lebih memahaminya.

  • c)    Peserta didik juga kurang dalam memanfaatkan waktu yang diberikan. Ketika waktu masih bisa dimanfaatkan, peserta didik cenderung lebih banyak menggunakannya untuk berdiskusi dengan

teman-temannya. Ketika waktu sudah hampir berakhir, peserta didik kebingungan dan terkesan tergesa-gesa untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Dengan demikian, dalam membuat karangan, peserta didik cenderung tergesa-gesa dan menghasilkan karangan yang kurang baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, ed. 1985. Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan. Jakarta: PT Gramedia.

Azhari, Akyas. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta Selatan: Teraju.

Buzan, Tony.. 2011. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta: Diva Press.

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalman, H. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Griffith,       Patrick.       2000.       Report       text.       Available       from:       URL:

https://www.google.com/search?q=data+tentang+report+text&oq=data+tentang+report+text&aqs=chro me..69i57.18821j1j7&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8

Haryanto, Marliani. 2012. Blak-Blakan Bahas Mapel Bahasa Inggris. Yogyakarta: Cabe Rawit.

Hornby, A.S. 1989. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford University Press.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Koswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.

Mufid, Muhamad. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berpikir Holistik & Kreatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Yule, George. 2010. The Study Of Language Fourth Edition. New York. Cambridge University Press.

189