JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP

ISSN: 2442-5508

VOL. 9, NO. 1, APRIL 2023

Persepsi dan Preferensi Pengunjung Terhadap Kenyamanan dan Aktivitas Skateboarding di Taman Bung Karno Tabanan

Agung Wahana Putra1, Anak Agung Gede Sugianthara1*, I Nyoman Gede Astawa2

  • 1.    Prodi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia

  • 2.    Prodi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia

*E-mail: Sughianthara@unud.ac.id

Abstract

Visitors' Perceptions and Preferences on Comfort and Skateboarding Activities at Taman Bung Karno Tabanan. Tabanan is one of the regencies in the province of Bali. The city also has a city park which is named Taman Bung Karno Tabanan. This park certainly has recreational activities in it, one of which is extreme sports such as skateboarding. However, this activity is considered to interfere with park visits, judging from the issues that say that skaters often damage public paving and planter facilities and also disrupt the circulation of park visitor activities. This is the background for the author to raise the issue as research material, with the aim of this study being to find out the perceptions and preferences of park visitors and skaters, so as to obtain solutions to overcome the problems of visitor comfort and skateboarding activities. The research method used is a survey method with data collection techniques through observation, interviews, questionnaires, and literature study. Based on the results of the study, visitors rated the level of comfort at the Bung Karno Tabanan City Park as adequate with a percentage of 49.9% with a preference of park visitors of 72.1% wanting the addition of skateboard facilities. Suggestions that can be given to increase comfort at Taman Bung Karno Tabanan is that there is a need for additional skateboarding sports facilities or can be relocated to a more appropriate place.

Keywords: BungKarno park, comfort, perception, preference, skateboard facilities.

  • 1.     Pendahuluan

Sebuah kota tentunya tidak hanya berisi kan bangunan gedung ataupun tempat tinggal tetapi kota juga memiliki ruang publik terbuka khususnya ruang terbuka hijau yang menjadi salah satu kebutuhan pengunjung perkotaan dan berperan sebagai paru-paru kota. Menurut Arifin (1991), taman kota merupakan salah satu kawasan ruang terbuka hijau lengkap dengan segala fasilitasnya sesuai untuk pemenuhan kebutuhan rekreasi masyarakat setempat, baik rekreasi aktif maupun pasif. Adapun contoh dari rekreasi aktif dan pasif tersebut yaitu Adapun contoh dari rekreasi aktif dan pasif tersebut yaitu beristirahat, menghilangkan rasa penat karena kehidupan sehari-hari, sekedar menghirup udara segar, ataupun mempererat hubungan dalam bertetangga dan aktivitas yang mengeluarkan keringat seperti kegiatan berolahraga, pentas seni dan lainnya. Taman kota menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetika sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota.

Taman Bung Karno Tabanan selain memiliki panggung khusus pagelaran, taman kota ini juga memiliki ornamen tambahan berupa patung Garuda Wisnu Serasi yang berada tepat dibelakang panggung pagelaran, selain itu ada juga patung Patih Gajah Mada, dan juga patung Kebo Iwa. Patung ini didirikan sebagai bentuk penghargaan kepada para pahlawan Nusantara dan ditempatkan pada area enterance, Selain memiliki beberapa ornamen patung bertemakan pahlawan, Taman Bung Karno Tabanan juga memiliki banyak pohon perindang yang tersebar pada titik area berkumpul sehingga hal ini menimbulkan kesan teduh dan nyaman bagi pengunjung Taman, namun bila melihat pada bagian tanaman perdu dan semak masih terlihat monotone dan kurang terawat karena pada beberapa titik tanaman perdu dan semak ini terlihat kering.

Meski taman ini terkesan monotone dan terlihat kurang terawat, kunjungan taman ini terbilang cukup ramai, dengan para pengunjung memiliki aktivitasnya masing-masing, contoh aktivitas yang ada pada taman ini yaitu skateboarding yang mulai banyak digandrungi oleh anak muda kota Tabanan. Skateboard merupakan salah satu olahraga ekstrim yang digemari di kalangan anak muda. Saat ini, skateboard tidak lagi dipandang sebagai permainan semata, skateboard juga merupakan sebuah gaya hidup. Terdapat upaya penunjukan jati diri para skater dalam masyarakat luas melalui keterampilan skill yang dimiliki, serta keberanian dalam melakukan olahraga ekstrim (Nugroho, 2015).

Perkembangan olahraga skateboard di Bali mulai berkembang dan mulai mendapat perhatian bagi anak-anak muda. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari banyaknya komunitas skateboard yang ada, komunitas yang resmi berada di bawah pengawasan PSB (Persatuan Skateboarder Bali) adalah sejumlah 8 komunitas yang tersebar pada kabupaten/kota yang ada di Bali dan terdapat total 335 orang skater di dalamnya, sedangkan untuk komunitas diluar pengawasan PSB, tercatat beberapa komunitas yang juga sering mengikuti kompetisi yaitu sejumlah 11 komunitas yang menampung 201 orang skater di dalamnya (PSB,2018). Tahun 2011 di Kabupaten Tabanan para skater Tabanan memulai aktivitas skateboarding-nya ditempat yang sangat tidak layak yaitu di Taman makam pahlawan, dan saat ini skater Tabanan berpindah tempat lokasi ke taman kota Tabanan yang terletak di wilayah Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan yang sekarang bernama Taman Kota Bung Karno.

Kegiatan olahraga skateboard ini keberadaannya dianggap mengganggu aktivitas kunjungan di Taman Bung Karno Tabanan oleh pengunjung taman dan pihak pengelola taman kota, hal ini dapat dilihat dari isu-isu di lingkungan Taman Kota Bung Karno yang mengatakan bahwa para skater sering kali merusak fasilitas umum contohnya paving dan planter dan juga mengganggu sirkulasi kegiatan kunjungan taman karena tempat aktivitas skateboard-nya yang tepat berada di depan pintu masuk fasilitas Gedung Kesenian Maria, alasan skater memilih lokasi pintu masuk ini karena dianggap memiliki perkerasan yang medukung untuk melakukan aktivitas skateboard. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengangkat masalah tersebut sebagai bahan penelitian guna mengetahui persepsi dan preferensi pengunjung taman dan skater sehingga mendapatkan solusi untuk mengatasi permasalahan kurangnya fasilitas olahraga skateboard.

  • 2.    Metode

    • 2.1    Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Taman Bung Karno Tabanan yang terletak di wilayah Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan. Dengan batas tapak yaitu: batas utara Jl. Danau Toba, Batas timur patung Garuda Wisnu Serasi, Batas selatan Jl. Danau Buyan dan Jl. Parkit, batas Barat Jl. Sri Gunting. Dengan luas lokasi penelitian kurang lebih 15.900m2 .Penelitian ini berlangsung selama sebelas bulan dimulai pada bulan November 2020 hingga Oktober 2021. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi Penelitian (Google Maps,2021)

  • 2.2    Alat dan Bahan

Penelitian ini menggunakan peralatan antara lain, kamera digital untuk dokumentasi area tapak, alat tulis yang digunakan untuk keperluan survei, dan laptop dengan software Google Maps dan Adobe Photoshop CC 2015. Bahan yang digunakan berupa peta wilayah, tapak Taman Bung Karno Tabanan.

  • 2.3    Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan melakukan pengumpulan data primer melalui observasi, wawancara secara langsung, penyebaran kuisioner dan data sekunder melalui studi pustaka.

  • 2.4    Metode Analisis

Selanjutnya melakukan analisis terhadap indikator- indikator kenyamanan Pengunjung Taman Bung Karno yaitu: sirkulasi, keteduhan, kebisingan, aroma, bentuk, keamanan, kebersihan, fasilitas. Indikator-indikator tersebut dimaksudkan untuk mengukur persepsi pengunjung taman dan skater mengetahui pengaruh tidak tersedianya fasilitas skateboard terhadap kenyamanan Pengunjung Taman Kota Bung Karno Tabanan, dan menghasilkan suatu rekomendasi fasilitas skateboard di areal taman tersebut. Secara rasional pula dilakukan pengalokasian fasilitas skateboard dengan penyesuaian terhadap aspek kenyamanan yang perlu dipertimbangkan.

  • 2.5    Tahapan Penelitian

Persiapan awal penelitian yaitu perijinan pada lokasi penelitian, pengumpulan informasi awal mengenai kondisi di lokasi penelitian, serta mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Untuk pengumpulan data menggunakan teknik observasi dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dilapangan guna mengetahui gambaran umum lokasi, selanjutnya melakukan wawancara secara langsung dengan pengelola Taman Bung Karno Tabanan yakni I Gede Ketut Santika, SH. Dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tabanan.

Kemudian dilakukan tahapan penyebaran kuesioner dengan metode Non Probability Sampling, yaitu metode yang tidak memberi kesempatan yang sama bagi semua pengunjung Taman Kota Bung Karno Tabanan untuk dipilih menjadi sampel dengan menggunakan teknik Purposive random Sampling yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive random sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka unit sampel yang dipilih disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian, untuk lokasi pengambilan sample dibagi menjadi 2 lokasi yaitu pada area timur 5 kuesioner dan 25 kuesioner pada area barat. Studi penelitian ini dibatasi pada persepsi dan preferensi pengunjung Taman Kota Bung Karno Tabanan terhadap aktivitas skateboard di Taman Kota Bung Karno Tabanan sehingga dapat memberikan rekomendasi guna mengatasi masalah pada aktivitas skateboarding di Taman Bung Kota Bung Karno Tabanan.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Letak Taman Kota Bung Kano Tabanan di Jl. Danau Toba No. 20-16, Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali memiliki luas 15.900m2. Fasilitas yang terdapat di dalamnya berupa: Patung, Jalan Pedestrian, Gedung Kesenian I Ketut Maria, Lampu Taman, Tempat Sampah, tanaman dengan jenis pohon, Semak, Perdu, Rumput, Parkir, Bangku Taman, Wifi Corner, Panggung Pentas Kesenian, dan Toilet. Beberapa fasilitas terlihat kurang layak untuk digunakan, dan kondisi pepohonan, semak, perdu dan rumput tampak kurang terawat.

Lokasi aktivitas skateboarding di Taman Bung Karno Tabanan berada di 2 lokasi yang berpindah-pindah yaitu area entrance selatan Gedung Kesenian I Ketut Maria, dan area entrance Taman Bung Karno Tabanan dengan aktivitas pukul 16:00 WITA sampai 19:00 WITA bersamaan dengan puncak kepadatan pengunjung. Berdasarkan observasi peneliti ditemukan pedestrian rusak karena aktivitas ini. Ditambah hasil wawancara dengan pengelola taman yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyatakan bahwa beberapa fasilitas seperti pekerasan dan planter box rusak akibat digunakan untuk melakukan trik-trik skateboarding.

Gambar 2. Lokasi Aktivitas Skateboard (Google Maps,2021)

  • 3.2    Pengelola

Bapak I Gede Ketut Santika, SH. dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tabanan sebagai pihak pengelola Taman Kota Bung Karno Tabanan menyebutkan aktivitas skateboarding ini sudah cukup merussak fasilitas-fasilitas yang ada pada taman seperti perkerasan dan plantter box akibat digunakan sebagai alat penunjang untuk melakukan trik-trik dalam olahraga tersebut. Pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) seringkali menegur aktivitas tersebut untuk menertibkan aktivitas skateboarding tersebut, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sendiri sebenarnya sudah memiliki rencana dalam pengadaan fasilitas olahraga skateboard dan fasilitas olahraga lain di Lapangan Alit Saputra, lokasi ini dipilih karena dalam rencana pemerintah Kota Tabanan yang akan memfokuskan segala aktivitas olahraga pada lokasi ini, namun hal tersebut masih terhalang pada dana pengadaan yang belum ada.

  • 3.3    Karakteristik Responden

Hasil penelitian yang diperoleh mengenai frekuensi kunjungan ke Taman Kota Bung Karno Tabanan dalam seminggu adalah sangat sering (5-7 kali) sebesar 10%, sering (3-5 kali) sebesar 43,3%, jarang (1-3 kali) sebesar 36,7%, sangat jarang (1 kali) sebesar 3,3%, dan tidak tentu sebesar 6,7% dengan aktivitas pengunjung taman, seperti 16,7% berjualan, mengunjungi taman sebesar 66,7% dan melakukaan aktivitas olahraga Skateboarding sebesar 16,7%. Informasi tersebut untuk mengetahui jenis aktivitas yang dilakukan, serta mengetahui kebutuhan dan kelayakan prasarana. Perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 1. Karakteristik Responden.

No           Karakteristik

Jawaban

Jumlah

Persentase

1     Frekuensi kunjungan dalam

Sangat sering (5-7kali)

3

10%

seminggu

Sering (3-5kali)

13

43,3%

Jarang (1-3kali)

11

36,7%

Sangat Jarang (1kali)

1

3,3%

Tidak Tentu

2

6,7%

2     Aktivitas yang dilakukan

Berjualan

5

16,7%

Mengunjungi Taman

20

66,7%

Bermain Skateboaring

5

16,7%

  • 3.4    Persepsi Pengunjung

Hasil penelitian pengisian kuisioner persepsi yang dilihat dari delapan indikator yaitu: sirkulasi seperti tingkat kemudahan dalam mengelilingi taman, kondisi jalan setapak pada taman dan kemudahan dalam melakukan aktivitas di area taman saat ada aktivitas skateboarding 36% (tidak nyaman) dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa pengunjung Taman Bung Karno Tabanan menginginkan adanya pengalokasian aktivitas olahraga skateboarding pada lokasi aktivitas yang mengganggu kemudahan mengelilingi taman, dan memerlukan perbaikan kondisi perkerasan di beberapa titik yang diakibatkan oleh aktivitas skateboard ini. Sedangkan pada persepsi para skater menilai perkerasan pada Taman ini cukup baik karena mereka menilai perkerasan pada taman ini cukup memadai untuk bermain skateboard.

Keteduhan 64% (nyaman) dari persentase tersebut dapat disimpulkan baik pengunjung taman, dan skater merasa mudah dalam mencari tempat teduh pada Taman Bung Karno Tabanan dikarenakan posisi area teduh berada di luar lokasi aktivitas skateboarding. Keteduhan bersumber pada tanaman perindang yang tumbuh pada area luar aktivitas skateboarding.

Tingkat kebisingan 63% (nyaman) dari persentase tersebut dapat disimpulkan tingkat kebisingan pada area Taman Bung Karno Tabanan dinilai cukup nyaman karena adanya pohon-pohon yang berfungsi sebagai penghalang polusi suara, sehingga kebisingan pada Taman Bung Karno Tabanan dapat terjaga dengan baik, disamping itu kebetulan arus lalu lintas yang melintas di sekitar taman tidak terlalu ramai. Indikator bentuk berupa keragaman fasilitas pendukung dan kondisi tanaman serta bentuk desain taman dan fasilitas olahraga di taman dengan persentase 34,7% (tidak nyaman/tidak baik) dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa dari pihak skater menginginkan adanya penempatan khusus bagi para skater sehingga memunculkan keharmonisan antara pengunjung dan para skateboarder. Selain itu pengunjung juga menginginkan adanya penambahan jenis tanaman semak yang dinilai kurang beragam sehingga memiliki kesan monoton.

Keamanan 60,7% (cukup nyaman/cukup aman) dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa pengunjung merasa keamanan dalam beraktivitas di area taman saat ada aktivitas skateboarding cukup mengganggu aktivitas kunjungan taman, hal ini dikarenakan aktivitas skateboarding yang tergolong dalam olahraga ekstrem yang terkadang skater melakukan gerakan atau trik yang beresiko berbahaya terhadap aktivas disekitarnya, sehingga hal ini diharapkan dapat di tanggapi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebagai pihak pengelola Taman Bung Karno Tabanan dengan melakukan tindakan minimal pengalokasian aktivitas skateboard sehingga untuk kedepannya kenyamanan dalam berkunjung ke Taman Bung Karno Tabanan dapat terjaga.

Aroma 78% (nyaman) dikarenakkan aroma yang ditimbulkan oleh sampah, toilet, saluran air kotor tidak mengganggu kenyamanan aktivitas kunjungan taman dan aktivitas skateboarding. Untuk pengolahan tempat sampah sendiri masih dapat ditingkat kan dengan pengolahan sampah organik dan non organik secara rutin dan berkala oleh pihak pengelola, sedangkan aroma yang ditimbulkan dari toilet juga tidak mengganggu walaupun kondisinya kurang dirawat karena posisi toilet yang cukup jauh namun terjangkau oleh pengunjung. Kebersihan di lingkungan taman 62,7% (nyaman/bersih) berdasarkan persentase tersebut tingkat kebersihan pada Taman Bung Karno Tabanan dinilai bersih dikarenakan tempat sampah berfungsi dengan baik dengan posisi tempat sampah yang tepat pada titik keramaian,

Terakhir indikator fasilitas berupa kondisi, ketersediaan, kebersihan dan pencahayaan fasilitas termasuk dalam 34,3% (tidak nyaman) dengan para responden menginginkan penambahan fasilitas pendukung sehingga keragaman aktivitas pada Taman Bung Karno Tabanan dapat didukung dan diharapkan tidak ada lagi aktivitas liar yang dapat mengganggu kenyamanan pengunjung taman, khususnya pada fasilitas skateboarding sehingga kegiatan ini tidak lagi mengganggu kenyamanan pengunjung taman.

Tabel 2. Tabel Persepsi Kenyamanan Taman

Indikator

Jumlah Skor Total

Skor Maksimal

Persentase

Tingkat Kriteria

Sirkulasi

162

450

36%

Tidak Nyaman

Keteduhan

96

150

64%

Nyaman

Kebisingan

189

300

63%

Nyaman

Aroma

117

150

78%

Nyaman

Bentuk

104

300

34,7%

Tidak Nyaman

Keamanan

182

300

60,7%

Cukup Nyaman

Kebersihan

94

150

62,7%

Nyaman

Fasilitas

103

300

34,3%

Tidak nyaman

Rerata

130,9

262,5

49,9%

Cukup Nyaman

Berdasarkan gambar tabel diatas, dari delapan indikator tersebut didapatkan rerata tingkat kenyamanan sebesar 49,9% sehingga dapat dikatakan pengunjung merasa cukup nyaman berada dan beraktivitas bersamaan dengan skater. Meskipun demikian kriteria yang didapatkan yaitu masih pada kriteria

cukup nyaman, tentunya tingkatan kenyamanan pada taman ini diharapkan dapat ditingkatkan setidaknya menjadi kriteria nyaman.

  • 3.5    Preferensi Pengunjung

Menurut KBBI preferensi merupakan suatu hak untuk didahulukan dan diutamakan daripada yang lain atau sering disebut prioritas. Pada kuisioner preferensi pengunjung sebesar 72,1% pengunjung taman menginginkan penambahan fasilitas olahraga skateboard. Berikut merupakan tabel hasil dari penelitian preferensi responden mengenai kenyamanan dan aktivitas skateboardi di Taman Bung Karno Tabanan.

Tabel 3. Preferensi Pengunjung

No

Indikator

Jawaban

Jumlah

Persentase

1

Sirkulasi

A : Agar disediakan fasilitas skateboard khusus sehingga lebih mudah untuk mengelilingi taman

26

86,7%

B : Sudah cukup mudah untuk berkeliling (berjalan-jalan) di area taman walaupun ada aktivitas skateboarding

4

13,3%

C : Lainnya

0

0

2

Kebisingan

A : Membutuhkan fasilitas skateboard sehingga kebisingan aktivitas skateboard dapat diatasi

24

80%

B : Tidak terlalu membuat kebisingan

6

20%

C : Lainnya

0

0

3

Keteduhan

A : Membutuhkan fasilitas skateboard sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tempat berteduh

17

56,7%

B : Perlu ditambah tanaman perindang

2

6,7%

C : Perlu dibangun gazebo untuk tempat berteduh

2

6,7%

D : Lainnya

9

30%

4

Bentuk:

A : Membutuhkan fasilitas skateboard sehingga lebih mudah

28

93,3%

Pertanyaan

untuk beraktivitas diarea taman

1

B : Tidak terlalu menyulitkan saat beraktivitas di area taman

2

6,7%

C : Lainnya

0

0

Pertanyaan

A : Dapat melengkapi fasilitas- fasilitas pendukung sehingga

28

93,3%

2

fungsi taman kota sebagai sarana rekreasi terpenuhi

B : Bentuk desain taman dan desain fasilitas olahraga perlu dibenahi agar lebih menarik

2

6,7%

C : Lainnya

0

0

Tabel 3. Preferensi Pengunjung (lanjutan)

NO

Indikator                        Jawaban                      Jumlah  Persentase

5

Keragaman   A : Perlu mendapatkan tambahan fasilitas untuk 24        80%

menunjang aktivitas di area taman

B : Perlu perhatian yang lebih besar terhadap   6         20%

kelengkapan fasilitas dan kondisi tanaman pada area taman

6

Keamanan    A : Perlu dibangun area khusus untuk aktivitas           24       80%

skateboarding sehingga keamanan pengunjung taman lebih terjaga

B : Lainnya                                           6        20%

7

Kebersihan   A : Mengharapkan fasilitas tambahan seperti fasilitas      16        53,3%

olahraga dan fasilitas kebersihan, karena seringkali para skater tidak menjaga kebersihan

B : Lainnya                                           14        46,7%

8

Fasilitas      A : Dapat melengkapi fasilitas- fasilitas umum, fasilitas     14        46,7%

kebersihan dan pencahayaan yang kurang pada taman dan menjaga kondisinya sehingga dapat digunakan dengan baik

B : Lainnya                                           16       53,3%

Berdasarkan diagram diatas, preferensi pengunjung taman dan para skater memiliki rerata yaitu sebesar 72,1% menginginkan penambahan fasilitas olahraga skateboard, hal ini disebabkan para pengunjung merasa terganggu dengan aktivitas skateboard di Taman Kota Bung Karno Tabanan. Namun sebesar 27,9% pengunjung merasa nyaman berdampingan dengan aktivitas skateboard.

  • 3.6    Rekomendasi

Tiga dari delapan indikator persepsi termasuk kedalam kriteria tidak baik seperti indikator sirkulasi, bentuk dan fasilitas. Dilihat dari tiga indikator tersebut, persepsi pengunjung taman menunjukan bahwa aktivitias skateboarding-lah yang menjadi penyebab dari kurangnya tingkatan kenyamanan tiga indikator tersebut, maka guna memperbaiki masalah tersebut dapat dipertimbangkan untuk merekomendasikan suatu fasilitas olahraga skateboarding atau direlokasikan pada tempat dengan luas yang sesuai standar umum perencanaan skatepark.

Berikut beberapa desain fasilitas yang dapat dijadikan acuan pembuatan skatepark yaitu permukaan rata pada skatepark yang minimal harus memiliki 3 meter permukaan rata antara satu obstacle dengan obstacle lainnya, kemudian ada transitions atau bidang transisi antara permukaan rata dengan bidang miring dapat dibangun dengan du acara yaitu dikelilingi lereng yang menyerupai kolam renang atau dikelilingi pinggiran yang menyerupai selokan atau saluran air, lalu ada pinggiran dinding (lips, edges dan coping) Pinggiran yang menjorok keluar akan membuat skater dapat menempatkan posisi dengan baik dan aman.

Selanjutnya ada curbs, block, dinding dan tangga yaitu kurang lebih mengadopsi pada elemen jalan, Elemen-elemen ini menjadi lebih maksimal jika digabungkan dengan obstacle lainnya, misalnya curbs (obstacle yang menyerupai pinggiran jalan) digabungkan dengan banks. Cara lainnya adalah membangun block (obstacle yang berbentuk kotak menyerupai elemen jalan seperti pedestrian) yang dikombinasikan dengan beberapa anak tangga mengelilingi pinggir skatepark yang dapat berfungsi sebagai obstacle maupun tempat duduk.

Penambahan beberapa alat pendukung yang dimaksudkan guna mendukung kegiatan olahraga skateboard dalam melakukan trik – trik seperti box, box memiliki kuran tinggi box mulai dari 20cm-50cm dan memiliki lebar minimal 100 cm, dengan bahan pembuatan terdiri dari kayu balok dan plywood dengan ketebalan 1,9 cm. pemilihan bahan tersebut dimaksudkan untuk pembuatan box yang semi permanen sehingga posisinya nantinya dapat di pindahkan sesuai kebutuhan skaters.

Gambar 3. Standar Box (Dharma, 2015)


Kemundian ada lanch ramp, launch ramp adalah sebuah bidang miring yang berfungsi sebagai peluncur dimana rider-nya mengambil ancang-ancang dari jarak tertentu kemudian menaiki launch ramp untuk meluncur melewati obstacle yang lebih jauh atau lebih tinggi. Tinggi standar launch ramp sekitar 60 cm dengan panjang sisi miringnya kurang lebih 175 cm atau disesuaikan dengan sudut kemiringan yang tidak melebihi 50°. Ukuran ini disesuakan karena sudut kemiringan tidak boleh terlalu curam dan bidang miringnya tidak boleh terlalu panjang untuk menghindari kehilangan momen pada saat akan meluncur di atasnya. Untuk bahan pembuatan Launch ramp sendiri terdiri dari balok kayu dengan dimensi 3,8 cm x 8,9 cm x 118, 2 cm, dan plywood dengan ketebalan minimal 1,9 cm.



Gambar 4. Standar Launch Ramp (Dharma, 2015)

Fun box merupakan salah satu alat pendukung dalam olah raga skateboarding yang dapat dibentuk sederhana setidaknya terdiri dari 2 buah box, 1 buah rail atau flat bar, 1 buah kink rail dan 8 buah launch ramp. Selanjutnya ada half pipe yang pada umumnya diperuntukkan bagi vert rider, tinggi standarnya mulai dari 3 m sedang lebarnya dua kali ukuran lebar selembar papan plywood, dan pada bagian puncaknya memiliki ruang sekitar 1,5 m.

Gambar 5. Standar Fun Box (Dharma, 2015)

Lalu ada vert ramp yang merupakan arena untuk vert rider yang sebenarnya terdiri dari gabungan beberapa buah half pipe ramp sehingga membentuk arena vert yang menyerupai huruf U. Tinggi vert standar sama dengan tinggi half pipe ramp sedang lebar standarnya mulai dari 4,5 m karena trik-trik vert riding dan manuver aerial-nya membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar agak dapat bergerak dengan lebih aman dan leluasa.

Gambar 6. Standar Half Pipe Dan Vert Ramps (Dharma, 2015)

Pool/bowl merupakan obstacle yang berbentuk kolam renang dengan dasar berbentuk mangkuk dan bukan kolam yang dasarnya berbentuk persegi. Penggunaan kolam renang sebagai obstacle sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1977.

Gambar 7. Standar Pool/Bowl (Dharma, 2015)

Pada waktu itu permainan papan luncur masih menggunakan maneuver surfing sehingga skater saat itu terpikir untuk main di kolam renang rumahan yang dikeringkan karena parmukaan kolam yang menyerupai mangkuk dapat menghasilkan suasana seperti ombak, lalu fasilitas tambahan terakhir ada detail coping yang biasanya diletakkan pada pinggiran di ujung ramps atau edge. Coping terbuat dari besi profil berdiameter mulai dari 5cm dan berfungsi ganda yaitu sebagai tempat slide atau grind dan sebagai pelindung material ramps atau edge. Berikut merupakan salah satu contoh skatepark yang sesuai dengan standar umum perancangan skatepark.

Gambar 8. Sayan Skatepark Merupakan Salah Satu Contoh Skatepark yang Sesuai Standar Nasional Perancangan Skatepark (blog.skateboard.com.au, 2021)

  • 4.     Simpulan dan Saran

    • 4.1    Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kriteria kenyamanan pengunjung Taman Kota Bung Karno adalah cukup nyaman (49,9%) dengan tiga dari delapan indikator memiliki kriteria tidak nyaman yaitu pada indikator sirkulasi, bentuk, dan fasilitas. Lalu pada preferensi pengunjung memiliki persentase sebesar 72,1% pengunjung taman menginginkan penambahan fasilitas olahraga skateboard. Sehingga dapat ditarik simpulan bahwa kecilnya nilai tingkat kenyamanan pengunjung diimbangi dengan tingginya permintaan pengunjung untuk menambah fasilitas skateboard.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah meningkatlkan kualitas kenyamanan pengunjung taman pada segi sirkulasi taman dan fasilitas taman dengan merelokasi aktivitias skateboard pada lokasi sesuai standar skatepark atau bahkan dapat memfasilitasi aktivitas tersebut sesuai dengan standar umum perancangan skatepark, pada segi bentuk taman dapat ditingkatkan dengan perawatan rutin dengan dilakukannya pemupukan, trimming dan penyiraman secara rutin, serta penambahan tanaman seperti yaitu:   kacang-kacangan hias (Arachis pintoi), bakung (Crinum asiaticum), lili perdamaian

(Spathiphyllum), bunga terompet (Allamanda cathartica), sehingga taman tidak terlihat monotone.

  • 5.     Daftar Pustaka

Arifin, Hadi Susilo. 1991. Buku Kenangan Lomba Taman Tingkat Nasional II 1991. Biro 3. Kependudukan

Dan         Lingkungan         Hidup         Jawa         Tengah         Semarang.

http://hsarifin.staff.ipb.ac.id/publications/magazine/.com

Dharma, Afandy. 2015. Standar Umum Arena Olahraga Skateboard. Pedoman untuk kalangan sendiri (tidak dipublikasikan).

Nugroho, Joko. (2015). Praktik Sosial Komunitas Skateboard Di Kota Madiun. Universitas Negeri Surabaya.

Jurnal Praktik Sosial.Vol. 3,  (01). https://adoc.pub/praktik-sosial-komunitas-skateboard-di-kota-

madiun.html.com.

Permen PU No. 05 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di

Kawasan      Perkotaan.      Kementrian      PU      Republik      Indonesia.      Jakarta.

https://pustaka.pu.go.id/biblio/peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-05prtm2008-tentang-pedoman-penyediaan-dan-pemanfaatan-ruang-terbuka-hijau-di-kawasan-perkotaan/E717.com.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap

JAL | 61