JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP

ISSN: 2442-5508

VOL. 6, NO. 2, OKTOBER 2020

Studi potensi wisata pantai Pemuda Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung

Yosephyn Nainggolan1, Ni Wayan Febriana Utami2*, I Gusti Alit Gunadi1

  • 1.    Prodi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Indonesia 80236

  • 2.    Prodi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Indonesia 80236

Abstract

Study on potency of Pemuda beach in Jimbaran, Southern Kuta District, Badung Regency. Pemuda beach is one of tourism destination located in Jimbaran which has a beautiful natural condition and also unique. Otherwise, only few people visit this place due to lack of information that tourists have such as hidden location of the beach and confusing boundaries of the beach from tourism properties. Therefore this research has a purpose to explore a potency that Pemuda beach has and also to investigate it potency and develop it using the 4A+1C concept. The method used was survey with several data collection techniques such as observation, interview, questionnaires and literature study. Then, data analyzed descriptively to explain the site potential which refers to the complete potential study process. Results indicated that the biophysical aspects (i.e. climate, soil, topography, visual description and also vegetation and animals) and socio-cultural aspects of the region have opportunity to be developed as tourist areas. This studi also illustrated that attractions, accessability, amenities, ancilliary and community involvement for Pemuda beach were potencially to be developed. Hence, by understanding the potentials and the possibility to develop the area, this study expected to give more knowledge to the visitor. Further, it is also recommended to local society together with the government to use this exploration study as an additional reference to develop the beach.

Keywords: concept of 4A+1C, pantai pemuda, tourism potentials.

  • 1.    Pendahuluan

Kabupaten Badung adalah kabupaten dengan penghasilan tertinggi daerah di Bali dan paling banyak di kunjungi wisatawan dengan ibukota Mangupura. Kabupaten Badung berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah utara, Kabupaten Tabanan di barat dan Kabupaten Bangli, Gianyar serta kota Denpasar di sebelah timur. Kabupaten ini memiliki luas sebesar 420,09 km² serta dibagi menjadi enam kecamatan yaitu Kecamatan Petang, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Mengwi, Kecamatan Kuta, Kecamatan Kuta Utara dan Kecamatan Kuta Selatan. Kabupaten Badung merupakan Kabupaten yang menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) dimana salah satu DTW di kabupaten tersebut adalah Jimbaran.

Jimbaran adalah salah satu kelurahan yang terletak di kecamatan Kuta Selatan. Jimbaran adalah kelurahan yang terdiri dari 12 banjar adat dan satu banjar dinas dengan luas wilayah 20,50 km2 (BPS Kabupaten Badung, 2017). Lokasi wilayah ini berdekatan Nusa Dua serta Bandara Internasional Ngurah Rai. Desa adat Jimbaran pada mulanya merupakan kampung nelayan serta petani. Namun, semenjak wilayah pantai Jimbaran muncul banyak tempat makan hasil laut (seafood) yang pertama di Bali selatan serta beberapa hotel bertaraf internasional, kini mata pencaharian penduduk lokal lebih ke arah pariwisata. Berbagai tempat wisata di daerah Jimbaran, yaitu: Pantai Jimbaran (Desa), Pantai Muaya Jimbaran, Pantai Tegal Wangi (wisata memancing). Selain itu juga terdapat tempat wisata kuliner yaitu ikan bakar Jimbaran.

Pantai Pemuda sebagai salah satu pantai yang terletak di desa Jimbaran memiliki panjang garis pantai kurang lebih 400 meter. Pantai Pemuda biasanya didatangi oleh segelintir pemancing dan juga beberapa wisatawan tertentu yang menginap di sekitar wilayah Jimbaran. Pantai ini juga belum terlalu terkenal baik dikalangan masyarakat lokal maupun wisatawan domestik atau mancanegara. Pengunjung lainnya yang juga datang ke pantai ini yaitu para pecinta alam di Bali. Hal ini dikarenakan pantai ini memiliki tebing setinggi kurang lebih 20 m sehingga tebing ini sering di pakai sebagai tempat latihan panjat tebing atau sekedar berkemah, pantai ini juga memiliki sedikit hutan yang cocok digunakan untuk berkemah. Pantai ini dinamakan Pantai Pemuda karena dari dulu banyak anak muda yang mengunjungi pantai ini dan berakhir dengan

berkemah. Oleh sebab itu, dengan dilakukannya penelitian mengenai potensi lansekap wisata pada Pantai Pemuda yaitu dengan mengumpulkan data implisit tentang pantai ini maka diharapkan dapat mengeksplorasi potensi dari pantai tersebut sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan lanskap pantai bagi pemangku kepentingan agar kawasan tersebut dapat dikelola dengan baik.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1    Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Pantai Pemuda Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Panjang garis pantai pada lokasi penelitian sekitar 400 meter dengan luas kurang lebih lima hektar. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2018 sampai bulan Desember 2018.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar 1 menjelaskan letak posisi Pantai Pemuda yang berada di selatan pulau Bali, tepatnya di kelurahan Jimbaran. Gambar 1 menunjukkan denah jalan menuju Pantai Pemuda. Aksesibilitas menuju Pantai Pemuda sendiri hanya sekitar tujuh menit dari pusat keramaian kelurahan Jimbaran atau sekitar 18 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai dan 26 menit dari kota Denpasar.

  • 2.2    Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pertanyaan wawancara dan kuisioner serta alat ukur, kertas dan pensil, kamera dan laptop dengan Microsoft word dan Microsoft excel.

  • 2.3    Data Penelitian

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan langsung dilapangan dengan melakukan observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder berupa pengumpulan data yang diperoleh dari studi pustaka yaitu yang bersumber dari buku buku, jurnal, dokumen Bappeda Kecamatan Badung, BPS Kabupaten Badung, makalah dan berbagai sumber dari internet.

Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi lapang, wawancara, kuisioner, dan studi pustaka. Observasi dalam penelitian ini dilakukan pengamatan secara langsung kondisi tapak untuk mengetahui kondisi disekitar lokasi seperti kondisi pantai dan hutan saat ini, tebing, serta jumlah kunjungan wisatawan. Sedangkan untuk wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan teknik wawancara semi terstruktur dengan pihak-pihak terkait. Wawancara dilakukan dengan Lurah Jimbaran dan kelian adat banjar Jimbaran. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan masyarakat yang sering menggunakan tapak ini. Informasi terkait dengan studi potensi lansekap Pantai Pemuda diantaranya berupa informasi tentang kondisi hutan saat ini, kondisi tebing serta jumlah kunjungan wisatawan yang akan diperoleh dari penduduk Jimbaran. Hasil wawancara kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat studi potensi lansekap wisata Pantai Pemuda.

Kuesioner dilakukan dengan memberikan angket atau daftar pertanyaan kepada responden. Kuisioner berisi pertanyaan mengenai pengembangan kawasan dan pengetahuan masyarakat tentang kawasan tersebut. Jenis kuesioner yang digunakan yaitu kuisioner tertutup dengan responden masyarakat di sekitar kawasan objek penelitian dengan menggunakan teknik accidental sampling yang artinya siapa saja secara kebetulan ditemui oleh si peneliti dapat dijadikan sebagai anggota sampel bila yang bersangkutan dipandang mampu memberikan informasi yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian (Ali, 1985) baik itu wisatawan dan penikmat lingkungan (pecinta alam) maupun masyarakat yang bekerja dan berkegiatan di area tersebut seperti nelayan, dan lainnya. Besarnya sampel yang diambil adalah 30 sampel (Mahmud, 2011). Sedangkan studi pustaka dilakukan dengan menelusuri buku –buku, jurnal, makalah, serta berbagai sumber dari media internet dan lain-lain.

  • 2.4    Metode Penelitian

Metode penelitian studi potensi kawasan Pantai Pemuda menggunakan metode observasi lapang dengan analisis deskriptif kualitatif yang mengacu pada tahapan proses studi potensi lengkap (Simonds, 1961) yang meliputi beberapa tahapan yaitu: 1) Penentuan tujuan dan sasaran, 2) Penentuan program perkembangan pembangunan, 3) Pengumpulan data, 4) Peninjauan tapak, 5) Pengaturan berkas dan juga 6) Pengelolaan hasil studi.

  • 2.5    Tahapan Penelitan

Tahapan penelitian terdiri dari beberapa proses yang menghasilkan data yang dapat digunakan dalam studi potensi ini seperti pada gambar 2.

Mengumpulkan data

Mengumpulkan gambar

Mengumpulkan informasi dari masyarakat sekitar

Merancang penelitian

Menganalisis data, gambar dan informasi untuk dijadikan acuan penelitian

Hasil penelitian

Gambar 2. Tahapan Penelitian

Pada tahapan penelitian pertama-tama yang harus dilakukan adalah inventarisasi, yaitu pengumpulan data-data, gambar, dan juga informasi yang berkaitan dengan Pantai Pemuda sehingga keakuratan informasi yang dikelolah lebih terjamin. Pada tahap kedua yaitu persiapan. Hal ini terkait mengenai persiapan yang dilakukan didalam penelitian baik berupa rancangan penelitian maupun pengelolaan informasi awal yang didapat dalam inventarisasi. Tahap ketiga yaitu menganalisis gambar dan juga informasi yang didapat dan dibandingan dengan pedoman-pedoman yang ada di buku maupun literatur yang berkaitan dengan penelitian sehingga menghasilkan data yang lebih akurat. Dan tahap akhir adalah sintesis yaitu berupa penguraian dari data, gambar maupun informasi dan analisis sebagai hasil akhir penelitian. Untuk batasan penelitian yaitu dibatasi sampai pada tahap eksplorasi potensi kawasan. Hasil dari penelitian ini nantinya dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut untuk pengembangan kawasan.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Gambaran Umum Lokasi

Pantai Pemuda berlokasi di wilayah administrasi Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali dan berada pada titik koordinat -8o46’10” LS dan 115o10’26” BT. Batas-batas di sekeliling kawasan yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Resort Mimpi, sebelah Selatan dengan Pura Dalam Batu Meguwung, sebelah Timur hutan desa Jimbaran dan sebelah Barat dengan Samudra Hindia.

Terdapat dua akses menuju Pantai Pemuda ini yaitu melalui Mimpi Resort dan melalui Pura Dalam Batu Meguwung. Untuk akses melalui jalur pertama yaitu melalui mimpi Resort, kita melewati perumahan mimpi dan juga Mimpi Resort. Dari Mimpi Resort kita melewati semacam palang pembatas untuk dapat masuk menuju hutan di sebelah mimpi Resort dan nantinya kita dapat mengakses pantai melalui hutan. Sedangkan jika mengambil akses kedua yaitu melalui Pura Dalam Batu Meguwung. Pertama-tama kita melewati Ayana Resort terlebih dahulu kemudian menemukan belokan ke kanan menuju Pura Dalam dan langsung dapat masuk ke Pantai dengan melewati pura terlebih dahulu. Di dalam Pura terdapat anak tangga yang menghubungkan Pura Dalam Batu Meguwung dengan Pantai Pemuda. Berdasarkan aksesibilitasnya tersebut, pantai ini sangatlah mudah untuk ditemukan. Hal ini juga dikarenakan lokasinya yang berada di antara kedua pantai terkenal yaitu pantai Jimbaran dan pantai Tegal Wangi. Selain itu lokasi Pantai Pemuda terletak pada akses jalan besar yang berada di pantai Jimbaran.

  • 3.2    Batas Tapak

Batas tapak yaitu di sebelah selatan berbatasan dengan tebing Pura Dalam Batu Meguwung, tinggi tebing sekitar ±10 m dan kawasan hutan di sekitar Pura Dalam Batu Meguwung. Pura Dalam Batu Meguwung memiliki luas ± dua hektar. Sebelah utara berbatasan dengan bebatuan besar di pinggir pantai dan juga area pedestrian dari Mimpi Resort. Yang termasuk ke dalam area atau kawasan Pantai Pemuda yaitu pesisir Pantai Pemuda, tebing Pura Dalam Batu Meguwung, dermaga, dan area luas seperti bekas muara/ aliran air yang berhubungan langsung dengan Pantai Pemuda.

  • 3.3    Iklim

Data Iklim dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari BMKG selama periode lima tahun (2011-2015) meliputi data curah hujan, suhu dan kelembaban, arah dan kecepatan angin. Sedangkan data pasang surut, arus dan gelombang tinggi tahun 2016. Kecamatan Kuta Selatan seperti daerah lain di Kabupaten Badung dipengaruhi oleh iklim tropika basah yang memiliki dua musim yaitu musim hujan (Oktober-April) dan musim kemarau (April-Oktober). Curah hujan tahunan selama lima tahun terakhir periode tahun 2011-2015 mencapai 1740 mm dengan rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Desember 297 mm dan terendah terjadi pada bulan September 6 mm. Sedangkan rata-rata jumlah hari hujan dalam setahun adalah 74 hari, dengan rata-rata hujan per bulan tertinggi pada bulan Januari dan Februari selama 15 hari dan 9 hari dan hari hujan terendah terjadi pada bulan Juni dan September selama 3 hari (BMKG, 2019).

Lebih lanjut dijelaskan suhu rata-rata bulanan berkisar 230C-270C dengan suhu rata-rata maksimum tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 31,40C dan suhu rata-rata minimum terendah terjadi pada bulan Juli dan September sebesar 23,70C. Rata-rata kelembaban udara bulanan cukup tinggi berkisar antara 7480% dengan kelembaban tahunan sebesar 78%. Lama penyinaran matahari menunjukan persentase terendah terjadi pada bulan-bulan musim penghujan (Desember, Januari dan Februari) berturut-turut sebesar 64,8%, 63,4% dan 66%. Sedangkan penyinaran tertinggi terjadi pada musim kemarau yaitu pada bulan Agustus dan September masing-masing sebesar 89,6% dan 89%.

Ditinjau dari dinamika pantai, angin mempunyai pengaruh yang penting terhadap pembentukan gelombang, arus air, perpindahan pasir dan pembentukan gumukan pasir. Perubahan menyebabkan perubahan arah dan kecepatan angin. Pada musim kemarau angin dengan kecepatan tinggi bertiup dari barat sampai barat daya dan hampir mendekati selatan. Mendekati musim hujan, angin menjadi lebih lemah dan bertiup dari timur laut sampai tenggara. Kecepatan angin relatif kencang pada siang hari seiring dengan besarnya perbedaan suhu daratan dan lautan (Arifin, Bengen, & Pariwono, 2002). Arah dan kecepatan angin di Pantai Pemuda menunjukan pada musim penghujan (Oktober-April) dominan dari arah timur dan tenggara. Kecepatan maksimum terjadi pada bulan Desember sebesar 23 knot dengan arah angin dari barat daya. Sedangkan kecepatan angin terendah terjadi pada bulan-bulan Juli , September dan Oktober sebesar 18 knot dengan arah angin dari barat daya sampai selatan (BPS Kab. Badung, 2017).

Tipe pasang surut di Pantai Pemuda termasuk tipe campuran dominan ganda. Tipe pasang surut campuran dominan ganda adalah dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut. Tipe pasang surut ini diketahui setelah dilakukan perhitungan terhadap gerakan pasang surut terhadap suatu muka air yang terjadi di Pantai Pemuda yang memiliki kedekatan wilayah sehingga dapat memberikan gambaran yang relatif sama. Kisaran pasang surut yang besar terjadi pada waktu pasang surut purnama (spring), sedangkan kisaran pasang surut yang kecil terjadi pasang surut perbani. Pasang surut purnama adalah pasang yang tertinggi dan

surut yang terendah yang dialami oleh suatu kawasan perairan, terjadi pada waktu bulan purnama ataupun bulan mati. Kisaran pasang surut perbani (neap tidal) terjadi pada suatu perairan saat bulan selain bulan purnama atau bulan mati. Suhu dan kelembaban merupakan faktor utama penentu kenyamanan dan aktivitas manusia (Nurisjah & Pramukanto, 1995). Menurut Laurie (1986) iklim yang ideal bagi kenyamanan manusia adalah udara yang bersih, suhu antara 50-80oF (10-26oC), kelembaban antara 40-75%, udara yang tidak terperangkap dan tidak berupa angin kencang. Suhu yang dimiliki kawasan wisata Pantai Pemuda yaitu 24θC-27oC dengan kelembaban 74-80 %, yang masih berada dalam standar kenyamanan manusia dan relatif nyaman untuk melakukan suatu kegiatan dan aktivitas wisata. Aktivitas wisata bahari seperti berenang dan atau berjalan-jalan santai memerlukan iklim yang khusus untuk melakukan kegiatan tersebut. Tabel 1 menjelaskan parameter kesesuaian kegiatan berenang.

Tabel 1. Parameter Kesesuaian Kegiatan Berenang dan Penilaian pada Tapak

No.

Parameter

SS

S

Kategori

SB

TS

1

Tinggi gelombang (m)

<2

2-3

3-4

>4

2

Kecepatan angin (knot)

<10

10-15

15-20

>20

3

Material dasar perairan

pasir

pasir

pasir agak

pasir

Berbatu

curam

sangat curam

4

Kedalaman perairan (m)

<3

3-4

4-5

>5

5

Pasang surut perairan (m)

<1

1-2

2-3

>3

Keterangan: SS = Sangat Sesuai, S = Sesuai, SB = Sesuai Bersyarat, dan TS = Tidak Sesuai Sumber: Zulkifli dkk, 2016

Tinggi gelombang di lokasi penelitian memiliki gelombang tertinggi sebesar dua meter dengan panjang gelombang mencapai 150 meter. Menurut tabel parameter diatas tinggi gelombang sangat sesuai (SS) dalam melakukan kegiatan berenang. Untuk kecepatan angin kurang lebih sekitar 20 knot, menurut tabel parameter diatas kecepatan angin masuk di kategori Sesuai bersyarat (SB) dan tidak sesuai (TS) akan tetapi hal ini masih memungkinkan dilakukan kegiatan berenang di sekitar pantai karena kecepatan angin sangatlah jarang melebihi 20 knot, itu berarti kawasan Pantai Pemuda masih termasuk kedalam parameter sesuai bersyarat untuk kecepatan angin. Material dasar perairan berupa pasir, itu berarti dari sisi material dasar perairan kawasan Pantai Pemuda sangat sesuai (SS) untuk kegiatan berenang. Kedalaman perairan yaitu 3 meter dan menurut tabel parameter kedalaman ini masuk dalam kategori sesuai (S) serta Pantai Pemuda memiliki pasang surut mencapai 0,23 m hingga 2 m yang berarti berdasarkan tabel parameter kesesuaian berenang dan rekreasi pasang surut Pantai Pemuda masuk kedalam ketegori sangat sesuai (SS), sesuai (S) dan sesuai bersyarat (SB). Berdasarkan tabel 1, parameter kesesuaian kegiatan berenang dan rekreasi penulis menyimpulkan bahwa wisata Pantai Pemuda masuk kedalam kategori kelas sangat sesuai (SS) dan sesuai (S) yaitu sangat sesuai dan sesuai digunakan sebagai lokasi berenang dan berekreasi. Sesuainya karakteristik iklim yang ada di wisata Pantai Pemuda menjadikan kawasan ini sangat cocok untuk wisata bermain air.

  • 3.4    Tanah dan Topografi

Jenis tanah pada tapak Pantai Pemuda adalah jenis tanah latosol, sedangkan pada area Pantai Pemuda terdapat jenis pasir dengan warna dominan putih dan sangat halus yang berasal dari pengikisan bebatuan yang dibawa oleh aliran sungai. Jenis tanah pada tapak merupakan jenis tanah yang bersifat subur. Secara keseluruhan tanah latosol ini mempunyai sifat-sifat fisik yang baik akan tetapi sifat-sifat kimianya kurang baik sehingga perlu penambahan batuan kapur bila ingin membangun bangunan agar fondasi struktur bangunan kuat.

Untuk ketinggian lokasi, Pantai Pemuda berada pada wilayah dataran rendah dengan ketinggian tempat 0-21 m dpl (Google Earth Pro, 2016). Selain itu, Pantai Pemuda juga memiliki topografi yang relatif datar dan agak sedikit miring keatas dengan bentuk lahan yang miring dan setelahnya datar. Topografi yang relatif datar pada kawasan pantai juga sangat potensial untuk dilakukan modifikasi lahan sebagai daya dukung aktivitas wisata. Dengan adanya topografi tebing di sekitar Pantai Pemuda juga sangat potensial untuk menambah keragaman aktivitas di daerah pantai seperti panjat tebing dan bungy jumping.

  • 3.5    Visual

Secara alami, Pantai Pemuda memiliki pemandangan cukup indah (good view) (Gambar). Namun, keadaan tapak pada kawasan pantai yang belum tertata secara maksimal menjadikan tapak ini dari segi visual tidak memiliki kualitas yang mendukung (bad view). Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian Pemerintah dan desa sekitar dalam mengelolah wisata Pantai Pemuda. Akses menuju Pantai Pemuda secara umum tertutup oleh lahan milik resor yang ada di sekitar pantai. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan pantai ini tidak cukup diketahui baik oleh masyarakat sekitar dan turis secara umum.

Gambar 3. Beragam Pemandangan yang Menarik di Pantai Pemuda

  • 3.6    Vegetasi dan Satwa

Ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang ada di wilayah perbatasan antara air laut dan daratan, yang terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pesisir terdiri dari tumbuhan dan hewan yang hidup di wilayah perbatasan antara air laut dan daratan, sedangkan komponen abiotik terdiri dari gelombang, arus, angin, pasir, batuan dan sebagainya (Hizbaron & Marfai, 2016).

Kawasan Pantai Pemuda terdapat beberapa vegetasi dan satwa yang dapat ditemui di wilayah perairan pantai dan didarat disekitar tebing Pura Dalam Batu Meguwung dan hutan di sekitar area Pantai Pemuda. Dari hasil observasi, diketahui jenis tumbuhan dan hewan di wilayah perairan saat kondisi air sedang surut antara lain seperti beberapa jenis rumput laut seperti selada laut (Sea lettuce), rumput laut coklat (Sargassum sp), rumput laut merah jenis (Eucheuma spinosum) dan rumput laut merah jenis (Eucheuma cottonii). Sedangkan hewan laut yang dapat ditemui antara lain berbagai jenis moluska seperti kerang tiram (Oyster) dan siput laut (Mytilus), bintang laut (Asteroidea), kepiting pantai (Carcinus maenas), dan beberapa jenis ikan yang hidup pada celah-celah diantara bebatuan karang seperti ikan kerapu (Epinephelinae), dan ikan baronang (Siganus Sp.). Jenis vegetasi disekitar Pantai Pemuda didominasi oleh tanaman pantai antara lain krotok (Portulaca oleracea), jarak merah (Jatropha gossypifolia L), buah kecubung (Datura metel) sedangkan vegetasi yang ada di area Pura merupakan vegetasi tambahan yang ditanam setelah pembangunan Pura Dalam Batu Meguyang dan juga tanaman yang terdapat dihutan seperti Petai (Parkia speciose), mangga (Mangifera indica), Camplung (Callophylum inophyllum) Gamal (Gliricidia sepium), Jepun (Nerium oleander L.), dan juga Rambusa (Passiflora foetida). Fauna yang dapat ditemui disekitar Pura dalam Batu Meguwung antara lain jenis burung seperti burung gereja (Passer montanus) dan burung dara (Columbidae), jenis arthropoda seperti capung (Neurothemis sp), dan belalang (Phlaeoba fumosa) dan jenis hewan peliharaan seperti kucing (Felis catus) dan anjing (Canis familiaris).

  • 3.7    Analisis Sintesis Potensi Wisata

Dalam proses analisis sintesis dari studi potensi yang penulis lakukan disekitar Pantai Pemuda Jimbaran, sangat memungkinkan pantai Pemuda ini dijadikan sebagai tempat wisata. Hal ini didasarkan karena pantai Pemuda adalah pantai yang sangat indah dilihat dari segi visual dan juga didukung tinggi gelombang yang sedang dan aman sehingga memungkinkan wisatawan untuk berkunjung sekedar bersantai menikmati matahari terbenam dan juga berenang serta ditambah dengan adanya tebing dan sedikit hutan dapat

menambah porsi kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung di pantai ini. Dilihat dari iklim, pantai Pemuda memiliki suhu rata-rata dikisaran 23ºC-27ºC yang memungkinkan wisatawan dapat melakukan aktivitas di pantai ini. Dilihat dari aspek tanah dan topografi juga mendukung keberadaan pantai ini dengan jenis tanah latosol dan pada bagian pantai terdapat jenis pasir dengan warna yang dominan putih yang sangat halus yang berasal dari pengikisan bebatuan yang dibawa oleh aliran sungai. Dari aksesibilitas yang mudah ditemukan dan berlokasi tak jauh dari pantai-pantai wisata terkenal lainnya seperti pantai Jimbaran, pantai Praweding dan juga pantai Kedonganan. Dilihat dari semua aspek tersebut diatas, pantai Pemuda sangatlah berpotensi untuk dijadikan tempat wisata dengan penawaran kesesuaian konsep pariwisata aspek 4A+1C yang dianalisis dari segi daya tarik, akses, fasilitas, kelembagaan, dan juga keterlibatan dan juga dukungan masyarakat sekitar pantai dalam pengembangannya dalam pariwisata.

Menurut Undang-undang Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pada Pasal 1 ayat (5) menyebutkan bahwa daya tarik wisata (DTW) adalah “segala sesuatu yang memiliki keunikan , keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.” Sedangkan (Yoeti, 1983) menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.

Pendit (1990) menambahkan tentang definisi daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Sedangkan menurut (Karyono, 1997) suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik di samping harus ada objek dan atraksi wisata, juga harus memiliki tiga syarat daya tarik, yaitu: (1) ada sesuatu yang yang bisa dilihat (something to see); (2) ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do); (3) ada sesuatu sesuatu yang bisa dibeli (something to buy). Dan menurut (Spillane, 1991), daya tarik pariwisata adalah hal – hal yang menarik perhatian wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata.

Dari hasil analisis kuisioner yang diperoleh menggunakan teknik accidental sampling diketahui bahwa kebanyakan pengunjung yang datang ke pantai pemuda adalah untuk mencari ketenangan. Hal ini terbukti dari hasil sampling yang menunjukkan bahwa 70% sampel memilih pilihan mencari ketenangan, 10% lainnya memilih untuk memancing, dan 20% untuk panjat tebing maupun berkemah. Dari semua responden, terdapat beberapa responden yang meskipun memiliki tujuan untuk berkemah, namun juga berpendapat bahwa Pantai Pemuda merupakan tempat untuk mencari ketenangan. Alasan ini dapat diperkuat karena Pantai pemuda jauh dari keramaian dan kebisingan sehingga menciptakan suasana yang tenang dan sangat cocok untuk dijadikan area berkemah. Selain itu, kondisi pantai yang menyediakan alam yang indah serta hutan yang ada disekitaran Pantai Pemuda sangat mendukung untuk memperkuat kesan natural dari pantai ini.

Selanjutnya, ketertarikan pengunjungi untuk datang ke Pantai Pemuda dikarenakan suasana yang tenang dan nyaman dengan persentasi 50%, karena pemandangan yang indah sebanyak 27%, karena adanya satwa (ikan) sebanyak 10%, serta cocok untuk olahraga ekstrim dan juga berkemah sebanyak 13%. Hasil ini berkesesuaian dan sangat mendukung hasil analisis sebelumnya. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa keindahan dan juga ketenangan dan kenyamanan merupakan faktor pendorong pengunjung data sehingga perlu direkomendasikan untuk memberikan fasilitas di pantai ini agar sesuai dengan keinginan pengunjung.

Analisis berikutnya yaitu tentang frekuensi kunjungan ke Pantai Pemuda. Sebanyak 80% responden menjawab satu kali seminggu yang berarti pantai ini sudah sangat diminati para pengunjung. Meskipun pengunjung yang pernah datang ke pantai ini tertarik untuk datang kembali, namun hanya sedikit mengetahui keberadaan tempat ini. Variabel berikutnya adalah aksesibilitas, sebanyak 60% dari pengunjung menjawab bahwa pantai pemuda sangat mudah diakses. Ini merupakan hal baik dikarenakan orang-orang yang sudah pernah ke pantai ini mengatakan akses jalan sudah baik dan jalan menuju pantai pemuda mudah untuk diingat sehingga pengunjung tidak kesulitan untuk mencapai pantai pemuda. Pantai pemuda juga sudah tertera di google maps sehingga semakin mempermudah pengunjung untuk mendatangi pantai ini.

Dari aspek pengembangan kawasan, terdapat sebanyak 83% responden menyatakan bahwa pantai pemuda perlu dikembangkan. Hal ini didasari bahwa pantai pemuda dapat digunakan sebagai objek wiata pilihan dengan karakteristik berbeda dari pantai-pantai lain di sekitaran Jimbaran sehingga memberikan pengunjung lebih banyak pilihan destinasi wisata yang meskipun pantainya berdekatan satu sama lain.

Dengan demikian banyaknya pilihan pantai menunjukkan bahwa kelurahan Jimbaran memiliki potensi alam yang indah. Begitu pula dengan fasilitas di pantai tersebut, sebanyak 50% responden menginginkan pengembangan fasilitas terutama area parkir. Saat ini, terdapat lahan yang cukup luas di sekitar Pantai Pemuda. Hanya saja kondisi lahan tersebut banyak ditumbuhi rumput liar sehingga ruang untuk parkir kendaraan bermotor belum tertata maksimal. Fasilitas lainya yang perlu ditambahkan yaitu gazebo (sebanyak 37% responden). Gazebo diperlukan sebagai tempat berteduh bagi pengunjung.

  • 4    Simpulan dan Saran

    • 4.1    Simpulan

Melihat perbandingan serta hasil analisis dari model 4A+1C yang digunakan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu dari aspek lokasi, Pantai Pemuda sangatlah mudah untuk dicapai. Hal ini di karenakan lokasinya yang berada di antara dua pantai yang lebih dulu terkenal di Jimbaran yaitu Pantai Jimbaran dan Pantai Tegal Wangi. Akses menuju lokasi Pantai Pemuda sangatlah mudah yaitu dengan mengikuti jalan utama di pantai Jimbaran hingga mencapai Pura Dalam Batu Meguwung dan Perumahan Mimpi. Potensi utama yang menjadi daya tarik wisata Pantai Pemuda dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1) daya tarik wisata bahari dan 2) daya tarik wisata religi. Kegiatan yang dilakukan pengunjung wisata bahari meliputi kegiatan berenang, berjemur, berjalan – jalan atau berlari sepanjang pantai, dan melakukan olahraga panjat tebing sembari menikmati indahnya Pantai Pemuda. Pantai Pemuda sangat layak dikembangkan menggunakan konsep 4A+1C. Hal ini didasari karena setiap aspek tersebut sangat mungkin dikelola dan dikembangkan. Pantai Pemuda dan sekitarnya sangat berpotensi menjadi tempat yang sangat diminati oleh wisatawan dikarenakan visual, lokasi dan keasriannya. Pantai Pemuda selain menyediakan pantai juga menyediakan pemandangan alam yang natural dan sejuk.

  • 4.2    Saran

Dengan adanya studi potensi terhadap Pantai Pemuda ini diharapkan kedepannya dapat sampai tahap perencanaan kawasan sehingga tercipta satu karya penelitian secara lengkap yang dapat digunakan masyarakat sekitar Pantai Pemuda dalam membangun kawasan Pantai Pemuda. Peran aktif dari pemerintah dan masyarakat menjadi hal penting untuk mencapai satu kesepakatan bersama dalam pengembangan potensi Pantai Pemuda serta memajukan roda perekonomian masyarakat disekitar Pantai Pemuda.

  • 5    Daftar Pustaka.

Ali, M. (1985). Penelitian Pendidikan: Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Arifin, T., Bengen, D. G., & Pariwono, J. I. (2002). Evaluasi Kesesuaian Kawasan Pesisir Teluk Palu Untuk Pengembangan Wisata Bahari. Pesisir Dan Lautan, 4(2), 25–35.

BMKG. (2019). Iklim. Retrieved from 2019 website: http://balai3.denpasar.bmkg.go.id/

BPS Kab. Badung, B. K. B. (2017). Kecamatan Kuta Selatan dalam Angka 2017. In B. K. Badung (Ed.), 2017 (2017th ed.). Badung.

Hizbaron, D. R., & Marfai, M. A. (2016). Arahan Pengembangan Kawasan: Kasus di Sebagian Pesisir Pemalang. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Karyono, A. H. (1997). Kepariwisataan. In 1997. Jakarta: Grasindo.

Laurie, M. (1986). Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan (terjemahan). Bandung: Intermata.

Mahmud, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Nurisjah, S., & Pramukanto, Q. (1995). Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap. Bogor.

Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. , Pub. L. No. UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, 26 (2009).

Pendit, N. S. (1990). Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.

Simonds, J. O. (1961). Landscape Architecture. McGraw-Hill.

Spillane, J. J. (1991). Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius.

Yoeti, O. A. (1983). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap

JAL | 219