Tata fasilitas rekreasi tepi sungai: studi kasus kawasan wisata Sungai Bindu, Kesiman, Denpasar
on
JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP
ISSN: 2442-5508
VOL. 6, NO. 1, APRIL 2020
Tata fasilitas rekreasi tepi sungai: studi kasus kawasan wisata Sungai Bindu, Kesiman, Denpasar
I Putu Sadewa Adi Saputra1, Ni Nyoman Ari Mayadewi2*, Cokorda Gede Alit Semarajaya1
-
1. Prodi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Indonesia
-
2. Prodi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Indonesia
*E-mail: arimayadewi@unud.ac.id
Abstract
Arrangement of recreational facility: case study of Bindu tourism area at Kesiman, Denpasar. Denpasar City is the capital of Bali Province which has a strategic location. Denpasar City is also famous for its cities which have many rivers. Bindu River as a place of recreation is one of the alternative outdoor recreation in Denpasar City. Bindu River has various facilities that can be used by visitors as a place of recreation. The facilities Bindu River area is still not in accordance with good standardization and placement that is not good. This study aims to maximize existing facilities by providing recommendations for facilities that are referenced through good standards and laying. The research method used is the survey method with observation techniques, interviews, documentation, questionnaires, and literature studies. The results of the study state that there are several facilities that have not followed good standardization and laying. Facilities available in the Bindu River area are: seating, trash cans, garden lights, toilets, culinary stands, gazebos, jogging tracks as well as recreational facilities such as mini soccer fields, physical games, tubing, sports equipment, and gymnastics area. Many visitor activities are carried out in the Bindu River area, but some of the facilities provided are in poor condition. The efforts made to improve the quality of facilities are by following the standards in the Time-Saver Standards for Landscape Architecture.
Keywords: facilities arrangement, bindu river, recreation facilities.
-
1. Pendahuluan
Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali, dimana terdapat berbagai daerah aliran sungai yang melintasi Kota Denpasar. Sungai Bindu merupakan salah satu sungai di Kota Denpasar yang dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi, namun tempat rekreasi yang terdapat di sungai Bindu belum memiliki keterkaitan fasilitas dengan pengunjung yang memadai sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas fasilitas rekreasi yang ditinjau berdasarkan standar yang berlaku.
Penataan Sungai Bindu merupakan salah satu upaya untuk mengurangi cemaran sampah dengan mengelola kawasan sempadan sungai di sebagian ruas Sungai Bindu, Denpasar. Pengelola Yayasan Sungai Bindu, menyebut pihaknya ingin mengurangi limbah masuk sungai yang selama ini identik dengan sampah. Penataan Sungai Bindu ditujukan untuk mencegah aktivitas negatif masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai. Pemerintah Kota Denpasar juga menginginkan adanya aktivitas masyarakat yang positif, bersifat edukatif bagi warga yang berada di dekat Sungai Bindu untuk turut menjaga kebersihan lingkungan sungai, sehingga Sungai Bindu dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai tempat rekreasi (Pemerintahan Kota Denpasar, 2015). Sungai Bindu sebagai salah satu alternatif wisata rekreasi di Kota Denpasar memiliki berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung sebagai tempat rekreasi. Keberadaan fasilitas-fasilitas di Sungai Bindu saat ini belum baik, sehingga perlu ditinjau dari Time-Saver Standards for Landscape Architecture karena Time-Saver tersebut sudah dikaji dalam memenuhi kebutuhan ruang bagi pengguna untuk menggunakan fasilitas yang direncanakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji fasilitas-fasilitas di Sungai Bindu agar sesuai Time-Saver Standards for Landscape Architecture dan tata letak yang tepat.
Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana keterkaitan fasilitas rekreasi di kawasan Sungai Bindu dengan aktivitas pengunjung serta bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas fasilitas di kawasan Sungai Bindu. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui keterkaitan fasilitas rekreasi sebagai penunjang aktivitas pengunjung dan memberikan rekomendasi fasilitas dalam upaya meningkatkan kualitas kawasan Sungai Bindu yang mengacu pada TimeSaver Standards for Landscape Architecture (Harris, C.W. dan Dines N.T.) dan tata letak yang tepat. Manfaat yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak pengelola mengenai standar fasilitas rekreasi yang dapat menunjang aktivitas pengunjung di kawasan Sungai Bindu.
-
2. Metode
Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Bindu yang berada di dua wilayah Banjar yakni Banjar Ujung Kelurahan Kesiman dan Banjar Abian Nangka Kaja Desa Kesiman Petilan Kecamatan Denpasar Timur. Penelitian ini dilakukan selama satu tahun dua bulan yang dimulai dari Bulan Juni 2017 sampai dengan Bulan Juli 2018.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital untuk dokumentasi gambar atau foto di tapak, alat tulis untuk keperluan survei dan laptop dengan software Google Earth, Adobe Photoshop CS4, dan AutoCAD 2014. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh peneliti melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuisioner. Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik yang terjadi. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data secara langsung guna memperoleh informasi secara mendalam terkait masalah yang ada di Sungai Bindu. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa gambar atau foto-foto. Kuisioner ditujukan kepada pengunjung dengan pertanyaan terkait keberadaan tapak, frekuensi kunjungan, kegiatan yang dilakukan, tata guna lahan, aksesibilitas, fasilitas, keamanan, kenyamanan di kawasan Sungai Bindu dengan melibatkan 30 responden melalui teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, yakni teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Data sekunder diperoleh peneliti melalui metode studi pustaka. Studi pustaka merupakan data yang diperoleh dari literatur dari buku-buku, jurnal, internet.
Penelitian ini dibatasi pada analisis sintesis dengan ruang lingkup permasalahan mengenai keterkaitan fasilitas rekreasi dengan aktivitas pengunjung dan upaya untuk meningkatkan kualitas fasilitas melalui standar dan letak di kawasan wisata Sungai Bindu. Tahapan penelitian dilakukan sesuai metode pendekatan sistematis yang dikemukakan oleh Gold (1980) yaitu persiapan tapak, inventarisasi, analisis, sintesis berupa penyusunan rekomendasi upaya meningkatkan kualitas fasilitas di kawasan wisata Sungai Bindu, Kesiman, Denpasar.
Lokasi Sungai Bindu terletak di dua wilayah Banjar yakni Banjar Ujung Kelurahan Kesiman dan Banjar Abian Nangka Kaja Desa Kesiman Petilan Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Luas keseluruhan lokasi penelitian yaitu pada bantaran bagian barat memiliki luas 1.270 m2, sedangkan luas bantaran bagian timur yaitu 1.120 m2. Batas-batas tapak lokasi penelitian di Kawasan Sungai Bindu adalah sebelah utara berbatasan dengan Jembatan Penghubung Bantaran Timur dan Bantaran Barat, sebelah selatan berbatasan dengan Area senam, sebelah timur berbatasan dengan permukiman warga wilayah Banjar Abian Nangka Kaja Desa Kesiman Petilan, sebelah barat berbatasan dengan permukiman warga wilayah Banjar Ujung Kelurahan Kesiman.
-
3.1.2 Aksesibilitas
Sungai Bindu dapat di akses dari berbagai arah, dari arah selatan dapat diakses melalui Jalan W.R. Supratman menuju Jalan Turi dengan kendaraan roda empat atau roda dua. Akses dari arah utara menuju Sungai Bindu dapat melalui Jalan Gatot Subroto Timur menuju Jalan Kenyeri kemudian Jalan Turi dengan kendaraan roda dua sedangkan untuk kendaraan roda empat dari arah utara dapat melalui Jalan Gatot Subroto Timur menuju Jalan Ratna kemudian Jalan W.R. Supratman menuju Jalan Turi. Jalan menuju tapak yakni Jalan Turi memiliki lebar 4 meter sehingga dapat dilalui oleh kendaraan roda empat dan roda dua. Jalan tersebut memiliki kondisi yang baik dan lebar yang memadai bagi pengguna jalan.
-
3.1.3 Fasilitas
Fasilitas yang terdapat pada kawasan Sungai Bindu yaitu: tempat duduk, tempat sampah, lampu taman, toilet, stand kuliner, gazebo, jogging track serta fasilitas rekreasi seperti lapangan sepak bola mini, arena bermain anak, ban-banan (tubing), alat olahraga, dan area senam. Keberagaman fasilitas-fasilitas yang terdapat di kawasan Sungai Bindu masih belum sesuai standarisasi dan peletakan yang baik. Berikut gambar 1 menunjukan denah awal fasilitas.
Gambar 1. Denah Awal Fasilitas Kawasan Sungai Bindu
-
3.1.4 Iklim
Dalam penelitian ini data iklim terdiri dari suhu dan kelembaban. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, suhu rata-rata 27,5 pada tahun 2017. Suhu tertinggi terjadi pada bulan November yaitu mencapai 37oC dan suhu terendah terjadi pada bulan Februari yaitu mencapai 18,3oC dengan kelembaban rata-rata 78,8% pada tahun 2017 (Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2017).
Data iklim sangat penting untuk mengetahui kenyamanan bagi pengguna taman. Menurut Laurie (1986) iklim ideal bagi manusia adalah udara yang bersih dengan suhu udara kurang lebih 27oC sampai dengan 28oC dan kelembaban udara antara 40% sampai dengan 75%. Kawasan Sungai Bindu dikategorikan tidak nyaman terutama pada siang hari yaitu suhu mencapai 37oC. Suhu 37oC mempengaruhi kenyamanan pada pengguna taman.
-
3.1.5 Vegetasi
Vegetasi yang terdapat pada tapak yakni vegetasi dari strata pohon hingga strata groundcover. Jenis-jenis tanaman di kawasan wisata Sungai Bindu dapat dilihat pada tabel Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Jenis-jenis Tanaman Perdu, Semak dan Groundcover di Sungai Bindu
No |
Nama Lokal |
Nama Latin |
Kondisi |
1 |
Andong |
Cordyline terminalis |
Tertata |
2 |
Anggrek Bandung |
Neomarica longifolia |
Kurang tertata |
3 |
Anggrek Tanah |
Xiphidium caeruleum Aubl |
Tertata |
4 |
Jempiring |
Gardenia jasminoides |
Tertata |
5 |
Kamboja |
Plumeria sp. |
Tertata |
6 |
Kembang Sepatu |
Hibiscus rosa-sinensis L. |
Kurang terawat |
7 |
Lie Kwan Yu |
Vernonia elliptica |
Tertata |
8 |
Puring |
Codiaeum vareigatum |
Tertata |
9 |
Rumput Jepang |
Cynodon stolon |
Tertata |
10 |
Rumput Mutiara |
Hedyotis corymbosa |
Tertata |
11 |
Ruwelia |
Ruellia tuberosa L. |
Kurang tertata |
Sumber: Hasil Inventarisasi, 2017
Tabel 2. Jenis-jenis tanaman pohon di Sungai Bindu
No |
Nama Lokal |
Nama Latin |
1 |
Ancak |
Ficus rumphii |
2 |
Bambu Tutul |
Bambusa maculata |
3 |
Jati |
Tectona grandis |
4 |
Kapuk |
Ceiba pentandra |
5 |
Mangga |
Mangifera indica |
6 |
Nangka |
Artocarpus heterophyllus |
7 |
Pohon Asem |
Tamarindus indica |
8 |
Pohon Badung |
Garcinia dulcis |
9 |
Pohon Sentul |
Sandoricum koetjape |
10 |
Pulai |
Alstona scholaris |
Sumber: Hasil Inventarisasi, 2017
-
3.1.6 Visual Tapak
Visual yang menarik (good view) yang terdapat pada lokasi tersebut seperti bagian tanaman yang sudah tertata dengan baik, bantaran yang sudah tertata menjadi area rekreasi seperti pedestrian dan area bermain anak-anak.
Gambar 2. Kondisi visual good view di Kawasan Wisata Sungai Bindu
Visual dalam tapak yang kurang menarik (bad view) yang terdapat pada kawasan wisata Sungai Bindu dapat dilihat pada beberapa titik yang terbengkalai dan tidak berfungsi dengan baik, seperti terdapat pipa pembungan yang berasal dari rumah warga dan area rekreasi seperti lapangan sepak bola mini yang tidak ada gawang dan jaring pembatas.
Gambar 3. Kondisi visual bad view di Kawasan Wisata Sungai Bindu
Karakteristik pengunjung Sungai Bindu dapat diketahui melalui penyebaran kuesioner secara acak kepada 30 orang responden. Waktu aktivitas pengunjung lebih ramai pada saat hari libur (Sabtu-Minggu) jika dibandingkan dengan hari kerja. Pada hari kerja sebagian besar pengunjung berada di tapak pada jam 07.00-11.00 Wita aktivitas yang dilakukan seperti berolahraga dan berenang, sedangkan pada jam 15.0019.00 Wita, kawasan ini mulai ramai pengunjung karena masyarakat sebagian besar sudah pulang kerja maupun anak-anak yang sudah pulang sekolah, sehingga pada waktu tersebut penduduk memanfaatkan kawasan untuk beraktivitas di luar ruangan. Pada hari Sabtu dan hari Minggu pada pagi hari dan sore hari selalu ramai pengunjung. Pengguna kawasan Sungai Bindu sebagian besar adalah anak-anak dan remaja dengan rentang umur 9-20 tahun. Sesuai dengan fasilitas yang ada, terdapat aktivitas aktif dan pasif yang terdapat pada tapak. Aktivitas aktif yang terdapat pada tapak yaitu jogging, berjalan-jalan, sepak
bola,berenang dan senam. Sedangkan aktivitas pasif yang terdapat yaitu bersantai, istirahat, mengawasi anak bermain, dan menikmati pemandangan. Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar responden pergi ke tapak secara berkelompok 3-5 orang (43%) selama 1-2 jam (67%) hingga 3-4 jam (17%). Responden pergi ke tapak sebanyak 3-4 kali dalam seminggu (63%) dengan sebagian besar kunjungan pada sore hari (50%). Jenis aktivitas yang paling sering dilakukan di kawasan Sungai Bindu sebagian besar bermain (39%) dan mandi (27%).
-
1. Jogging Track
Jogging track adalah salah satu fasilitas yang terdapat di kawasan Sungai Bindu. Kondisi saat ini banyak pengunjung yang memanfaatkan fasilitas tersebut untuk berolahraga. Kondisi saat ini jogging track belum memiliki standar yang baik untuk kebutuhan pengunjung. Jogging track pada tapak memiliki lebar yang bervariasi dari 1 m – 1.5 m yang diperuntukkan untuk dua arah, sedangkan standar lebar jogging track pada Time-Saver yaitu 1.2 m. Jogging track tersebut terbuat dari kombinasi material berupa batu krikil, concrete, dan paving. Jogging track berada di dekat jalur sungai. Fasilitas ini mengakomodasi aktivitas olahraga seperti jogging. Jogging track yang terdapat di sungai Bindu sudah sesuai dengan standar pada Time-Saver yang berlaku.
-
2. Lampu Taman
Lampu taman yang terdapat di kawasan Sungai Bindu berfungsi penerangan pada malam hari. Lampu tersebut berupa lampu gantung dengan tiang yang terbuat dari material bambu. Lampu taman ini memiliki tinggi yaitu 3 m dengan pencahayaan tumpang tindih antara lampu satu dengan yang lainnya sesuai dengan standar Time-Saver yang menjelaskan bahwa distribusi cahaya vertikal di atas area jalan harus mencakup atau tumpang tindih pada ketinggian 2.5 m sehingga kebutuhan visual pejalan kaki lainnya dapat dipertahankan.
-
3. Tempat Duduk
Berdasarkan standar Time-Saver tempat duduk yang baik memiliki tinggi dudukan 45-50 cm, lebar tempat duduk antara 36-45 cm, dan panjang tempat duduk perorang 60 cm. Tempat duduk di kawasan Sungai Bindu memiliki tinggi dudukan 45 cm dengan lebar 40 cm dan panjang 180 cm yang berarti sudah sesuai dengan standar untuk kapasitas tiga orang. Tempat duduk tersebar di beberapa lokasi yang di manfaatkan oleh para pengunjung sebagai tempat bersantai. Penempatan tempat duduk pada kawasan Sungai Bindu kurang baik karena ditempatkan pada area pedestrian sehingga menggangu aktivitas bagi pejalan kaki. Tempat duduk perlu dipindahkan di luar area pedestrian yang dinaungi vegetasi agar pengguna lebih nyaman.
-
4. Arena Bermain Anak
Tempat bermain anak-anak seperti jungkat-jungkit, ayunan, perosotan dan mangkok putar. Beberapa permainan kondisinya kurang baik seperti cat yang sudah mengelupas, berkarat dan patah, sehingga perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan. Keamanan yang dimaksud adalah jangkauan jarak pandang pedamping dan fisik fasilitas yang tidak menimbulkan kecelakaan saat bermain. Kenyamanan yang dimaksud adalah terdapat pohon perindang dan berbagai macam permainan.
-
5. Gazebo
Gazebo-gazebo yang ada di kawasan Sungai Bindu masih dalam kondisi yang baik. Para pengunjung biasanya memanfaatkan gazebo sebagai tempat beristirahat atau sekedar sebagai tempat untuk bersosialisasi. Jumlah gazebo yaitu 3 buah dengan kapasitas gazebo 8 orang.
-
6. Stand Kuliner
Keberadaan stand kuliner kondisinya dianggap kurang baik. Stand kuliner terkesan tidak tertata karena terpisah-pisah antara stand satu ke stand lainnya sehingga terlihat tidak rapi perlu dilakukan penataan ulang stand kuliner.
-
7. Lapangan Olahraga
Pada areal lapangan olahraga ini biasanya digunakan sebagai area permainan sepak bola. Luas area lapangan olahraga yang terdapat di tapak sebesar 676 m2. Lapangan olahraga tersebut perlu
ditambahkan fasilitas olahraga khususnya sepak bola seperti gawang dan jaring pembatas untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengunjung lain.
-
8. Alat Olahraga
Alat olahraga pada area ini merupakan alat olahraga khusus outdor yang diperuntukkan untuk semua kalangan dari anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia. Fasilitas ini cukup baik namun penempatannya kurang efektif karena berada di area pedestrian, sehingga mengganggu aktivitas lainnya. Fasilitas alat olahraga ini dipindahkan ke tempat zona kebugaran.
-
9. Ban-banan (tubing)
Ban-banan (tubing) ini digunakan untuk menunjang aktivitas permainan outbound pada aliran sungai. Ban-banan tersebut belum memiliki tempat penyimpanan yang baik sehingga perlu dibuatkan tempat penyimpanan.
-
10. Toilet
Fasilitas toilet yang ada di kawasan Sungai Bindu kondisinya kurang baik dan berjumlah hanya satu unit. Keberadaan toilet tersebut dianggap belum memadai karena toilet tersebut masih dalam tahap pembangunan dengan fasilitas berupa washtafel dan shower.
-
11. Area Senam
Fasilitas area senam sudah sangat baik karena dapat menampung hingga 30 orang dengan area yang cukup teduh sehingga sangat nyaman untuk olahraga senam.
-
12. Tempat Sampah
Berdasarkan standar Time-Saver tinggi tempat sampah sekitar 90 cm. Tempat sampah yang ada di kawasan Sungai Bindu sudah memenuhi standar dan masih dalam kondisi yang terawat. Walaupun kondisi tempat sampah masih dalam keadaan baik dan terawat namun, kesadaraan para pengunjung dalam membuang sampah dianggap masih kurang karena masih ditemui sampah yang dibuang sembarangan.
Berdasarkan sintesis yang telah dibuat dan menghasilkan zonasi tata fasilitas berupa block plan. Zonasi pada Kawasan Sungai Bindu terbagi atas empat zona yang terdiri dari pedestrian, zona rekreasi, zona kuliner, dan zona kebugaran.
Gambar 4. Block Plan Kawasan Wisata Sungai Bindu
Pada area jogging track perlu penyesuaian standar lebar pedestrian pada Time-Saver dengan ketentuan 1.2 m. Gambar potongan pedestrian dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Potongan Pedestrian Sumber : Time-Saver Standars, 2018
Penerangan pada jogging track sudah sesuai standar keamanan dan kenyamanan dengan pencahayaan tumpang tindih antara lampu satu dengan yang lainnya. Gambar ilustrasi lampu penerangan pada kawasan Sungai Bindu dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Ilustrasi Lampu Penerangan pada Kawasan Sungai Bindu Sumber : Time-Saver Standars, 2018
Tempat duduk perlu dipindahkan di luar area pedestrian yang dinaungi vegetasi agar pengguna lebih nyaman. Gambar ilustrasi penempatan tempat duduk pada kawasan Sungai Bindu dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Ukuran Tempat Duduk pada Kawasan Sungai Bindu Sumber : Time-Saver Standars, 2018
Pada arena bermain anak seperti perosotan, jungkat-jungkit, mangkok putar, dan ayunan perlu adanya perbaikan pada beberapa bagian untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan agar nantinya permainan ini dapat digunakan dengan baik. Pada area lapangan sepak bola perlu adanya penambahan gawang dan jaring pembatas agar yang bermain pada area lapangan lebih nyaman dan bola permainan tidak keluar area sehingga tidak membahayakan pengunjung lain. Gambar ukuran luas lapangan sepak bola dan ukuran gawang dapat dilihat pada Gambar 8a dan Gambar 8b.
Gambar 8. Ilustrasi Ukuran Luas Lapangan Sepak Bola (a) dan Ukuran Gawang (b) Sumber: Standar Federation Internationale de Football Association (FIFA), 2018
Ban-banan tersebut belum memiliki tempat penyimpanan yang baik sehingga perlu dibuatkan tempat penyimpanan agar terlihat lebih rapi. Gambar ilustrasi penempatan ban-banan (tubing) dan ukuran ban yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 9a dan Gambar 9b.


Gambar 9. Ilustrasi Penempatan Ban-Banan/tubing (a) dan Ukuran Ban-Banan/tubing (b) Sumber: Penelusuran Google, 2018
Fasilitas toilet untuk pengunjung yang berenang atau mandi akan disediakan fasilitas toilet yang masih dalam tahap pembangunan dengan fasilitas berupa washtafel dan shower. Gambar bentuk dan ukuran toilet dapat dilihat pada gambar 10

Gambar 10. Bentuk dan Ukuran Toilet Sumber : Time-Saver Standars, 2018
Fasilitas gazebo perlu dipertahankan karena kondisinya masih sangat baik dengan kapasitas
masing-masing 8 orang. Gambar ukuran gazebo dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Ukuran Gazebo
Sumber : Time-Saver Standars, 2018
Pada fasilitas stand kuliner perlu penataan ulang pada satu area agar lebih rapi. Stand kuliner saat ini terkesan tidak tertata karena terpisah-pisah antara stand satu ke stand lainnya, nantinya stand kuliner dikumpulkan di satu zona agar pengunjung bisa berwisata kuliner. Gambar ilustrasi stand kuliner dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Ilustrasi Stand Kuliner Sumber : Time-Saver Standars, 2018
Berdasarkan standar Time-Saver tinggi tempat sampah sekitar 90 cm. Pada area senam sudah baik dengan lokasi yang cukup teduh. Fasilitas tempat sampah telah tersedia dan tertata rapi namun perlu penambahan himbauan agar pengunjung membuang sampah pada tempatnya. Gambar ukuran tempat sampah dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Ukuran Tempat Sampah Sumber : Time-Saver Standars, 2018
Pada fasilitas alat olahraga dialokasikan ke zona kebugaran agar tidak mengganggu aktivitas jogging. Berikut tabel 3 merupakan tabel rekomendasi zonasi aktivitas dan fasilitas di Kawasan Sungai Bindu. Berdasarkan tabel 3 maka tata letak dari fasilitas pada kawasan Sungai Bindu dapat rekomendasi pada gambar 14.
Tabel 3. Zonasi Aktivitas dan Fasilitas
No |
Zona |
Aktivitas |
Fasilitas |
1 |
Pedestrian |
Jogging track |
Lampu taman |
2 |
Zona rekreasi |
Bermain |
Arena bermain anak seperti perosotan, jungkat-jungkit, mangkok putar, ayunan, dan sepak bola mini |
3 |
Zona kuliner |
Bersantai |
Gazebo, tempat duduk, stand kuliner |
4 |
Zona kebugaran |
Senam dan alat olahraga |
Tempat senam dan peralatan alat olahraga ringan |
Gambar 14. Rekomendasi Tata Letak Fasilitas Kawasan Sungai Bindu
Keterkaitan antara fasilitas dengan aktivitas pengunjung sangat dipengaruhi oleh kondisi fasilitas tersebut. Dengan adanya fasilitas rekreasi yg lebih baik tentu akan lebih menunjang aktivitas pengunjung, namun beberapa fasilitas yang disediakan kondisinya kurang baik. Fasilitas yang terdapat pada kawasan Sungai Bindu yaitu: tempat duduk, tempat sampah, lampu taman, toilet, stand kuliner, gazebo, jogging track serta fasilitas rekreasi seperti lapangan sepak bola mini, arena bermain anak, ban-banan (tubing), gym outdor, dan area senam.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas fasilitas di kawasan Sungai Bindu, Kesiman, Denpasar adalah dengan mengikuti standar pada Time-Saver seperti penyesuaian lebar jogging track dengan lebar 1.2 m yang sudah mengacu pada standar Time-Saver, penataan ulang penempatan bangku taman di luar area pedestrian yang dinaungi vegetasi, perbaikan beberapa arena bermain anak yang memiliki kondisi yang kurang baik seperti cat yang mengelupas, berkarat, dan patah, penataan ulang stand kuliner pada satu lokasi khusus, upaya lainnya pada lapangan sepak bola ditambahkan jaring pembatas, membuatkan tempat penyimpanan fasilitas ban-banan (tubing), dan alat olahraga ringan yang dipindahkan ke zonasi kebugaran.
Saran untuk pemerintah agar lebih memperhatikan standar-standar pada Time-Saver dalam membangun tempat rekreasi seperti Sungai Bindu demi kenyamanan dan keamanan dari pengunjung. Masyarakat sekitar sebaiknya terus ikut dalam menjaga kelestarian kawasan wisata Sungai Bindu, dengan aktif dalam kegiatan pemeliharaan seperti kegiatan bersih-bersih area bantaran dan area sungai.
-
5. Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. 2017. Kecamatan Denpasar Timur Dalam Angka. Tersedia pada: https://denpsarkota.bps.go.id. (diakses 23 Juni 2017).
Gold, Seymour M. (1980). Recreation, Planning, and Design. New York: Mc Graw Hill Book Company.
Laurie. 1986. Pengantar Kepada Aritektur Pertamanan (terjemahan). Intermata. Bandung.
Pemerintah Kota Denpasar. 2015. Tukad Bindu Ditata Jadikan Tempat Rekreasi Baru. Tersedia pada:
https://www.denpasarkota.go.id/index.php/baca-berita/11065/Tukad-Bindu-Ditata-Jadikan-Tempat-Rekreasi-Baru-Jaga-Kebersihan-Tukad-Rai-Mantra-Meminta-Pintu-Gerbang-Menghadap-Ke-Sungai. (diakses 25 April 2017).
FIFA. 2010. Football Stadium. 5th edition. FIFA Federation Internationale de Football Association. Switzerland.
Harris, C.W. dan Dines N.T. 1998. Times Saver Standard for Landscape Arhitecture. New York: McGraw-Hill Book Company
JAL | 70
Discussion and feedback