Perencanaan lansekap ekowisata pesisir di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan
on
JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP
ISSN: 2442-5508
VOL. 4, NO. 1, APRIL 2018
Perencanaan lansekap ekowisata pesisir di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan
Devvy Alvionita Fitriana1, Lury Sevita Yusiana1*, I Gusti Alit Gunadi1
1Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Indonesia 80114
-
*E-mail: lury.yusiana@unud.ac.id
Abstract
Coastal ecotourism landscape planning in Beraban Village, Kediri District, Tabanan Regency. Beraban Village is one of the villages in the district of Kediri, Tabanan Regency which has potential as a coastal ecotourism area. Coastal ecotourism is a tourism activity that is responsible for the welfare of local communities and the preservation of coastal environments. This research is focused on Nyanyi Beach area because there are coastal forest ecosystem with pes-caprae formation and barringtonia formation whose existence requires conservation. This study aims to determine the problems and potential of Beraban Village as a reference in coastal ecotourism landscape planning. The method used in this research is the method of ecotourism planning according to Fennel (2003). The concept of coastal ecotourism landscape planning selected is coastal ecotourism that educates coastal ecosystems and protects coastal forest ecosystems. The result of planning coastal ecotourism was applied to the spatial plan (entrance area, core tourism area, buffer area and conservation area), plans of activity and facility.
Keywords: coastal ecotourism, coastal forest, conservation, education, planning
-
1. Pendahuluan
Daerah pesisir adalah jalur tanah darat atau kering yang berdampingan dengan laut, dimana lingkungan dan tata guna lahan mempengaruhi secara langsung lingkungan ruang bagian laut, dan sebaliknya (Delinom dan Lubis, 2007). Desa Beraban merupakan salah satu desa pesisir di Kabupaten Tabanan Provinsi Bali. Desa Beraban memiliki obyek wisata cukup terkenal yaitu Pantai Tanah Lot yang sudah berkembang dan Pantai Nyanyi yang berpotensi dikembangkan sebagai obyek wisata karena keindahan pemandangannya. Pantai Nyanyi tergolong pantai yang rawan abrasi sepanjang kurang lebih 0.5 km (BAPPEDA Kabupaten Tabanan, 2009).
Pantai Nyanyi saat ini masih memiliki ekosistem pesisir berupa hutan pantai formasi pes-capraedan formasi barringtonia.Hutan pantai dengan formasi ini hampir terdapat di seluruh pantai di Indonesia (Annisa, 2016). Masyarakat umumnya tidak mengetahui manfaat ekosistem pesisir hutan pantai dengan formasi pes-caprae dan formasi barringtonia. Hal ini menyebabkan kurangnya perhatian masyarakat terhadap keberadaan hutan pantai dengan formasi tersebut. Pengetahuan yang kurang akan pentingnya ekosistem pesisir merupakan salah satu penyebab pengembangan wisata di kawasan pesisir kurang berwawasan lingkungan. Ekowisata merupakan salah satu model kegiatan wisata alam yang bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumber daya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal.
Rumusan masalah yang diangkat adalahapa saja potensi kawasan pesisir sebagai lansekap ekowisata pesisir di Desa Beraban khususnya Pantai Nyanyi, bagaimana zonasi kawasan pesisir sebagai ruang lansekap ekowisata pesisir di Desa Beraban khususnya Pantai Nyanyi untuk mempertahankan hutan pantai dan bagaimana konsep perencanaan lansekap ekowisata pesisir di Desa Beraban khususnya Pantai Nyanyi untuk mengedukasi pengunjung. Perencanaan ekowisata pesisir di Desa Beraban khususnya di kawasan Pantai Nyanyi dengan tujuan mengkonservasi dan mengedukasi masyarakat menjadi penting agar dapat menjaga kelestarian dan keberadaan ekosistem pesisir sehingga dapat mengurangi dampak dari abrasi. Perencanaan ekowisata pesisir dilakukan melalui pendekatan ekologi kawasan pesisir.
Penelitian mengenai Perencanaan Ekowisata Pesisir berlokasi di kawasan pesisir Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan tepatnya di Pantai Nyanyi dan Pengumpulan data di lapangan diambil pada bulan Februari sampai dengan April 2017.
Bahan yang digunakan berupa peta rupa bumi kawasan dan foto. Alat yang digunakan berupa alat tulis, perangkat keras dan perangkat lunak.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang berlokasi di kawasan pesisir Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan tepatnya di Pantai Nyanyi. Tahapan penelitian ini menggunakan tahapan perencanaan lansekap ekowisata berdasarkan metode Fennel (2003) yang terdiri dari: 1) penetapan filosofi, misi, visi dan tujuan dalam menentukan konsep dasar dan konsep pengembangan; 2) menginventarisasi dan menganalisis kebutuhan pengguna, asset sumberdaya dan wisata; 3) menentukan sintesis berupa program area dan; 4) hasil akhir berupa perencanaan area dalam bentuk tabel dan site plan (Gambar 1)
Konsep
Inventarisasi Analisis
Inventarisasi Analisis
Sintesis
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Tapak yang direncanakan adalah kawasan Pantai Nyanyi yang berada di Desa Beraban. Secara administrasi, desa ini berada di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Desa Beraban secara administrasi memiliki batas wilayah bagian utara berbatasan dengan Subak Gadon I (Desa Pandak Gede), bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Badung, bagian selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan bagian barat berbatasan dengan Sungai Yeh Kutikan (Desa Belalang). Desa Beraban memiliki luas wilayah 6,92 km2. Desa Beraban terbagi atas 10 banjar dinas dan 15 banjar adat (Desa Beraban, 2016b).
Desa Beraban memiliki jumlah penduduk 6403 jiwa. Berdasarkan data Laporan Kelian Banjar Dinas Penduduk Desa Beraban sampai akhir tahun 2016 penduduk desa terdiri dari laki-laki 3149 jiwa dan perempuan 3254 jiwa yang terbagi dalam 1821 KK (Kepala Keluarga) serta 26 jiwa WNA (Warga Negara
Asing). Tingkat pendidikan di Desa Beraban berkembang dengan baik terlihat dari beberapa fasilitas pendidikan yang ada seperti 1 Sekolah Taman Kanak-kanak, 3 Sekolah Dasar, 1 Sekolah Menengah Pertama dan terdapat 1 Yayasan Pusat Pelatihan Bali Culinary Pastry School yang bergerak di bidang pendidikan pariwisata khususnya sekolah masak (Desa Beraban, 2016a). Berdasarkan data, penduduk Desa Beraban memiliki tingkat pendidikan beragam dan didominasi oleh lulusan SLTA sederajat sebesar 33%.
Desa Beraban dapat ditempuh dari Kecamatan Kediri sekitar 10-15 menit dengan jarak 10 km atau dari Kota Tabanan sekitar 20-30 menit dengan jarak 13km (Desa Beraban, 2016b). Desa Beraban juga dapat ditempuh dari Pusat Kota Denpasar sekitar 40-60 menit dengan jarak 17 km dan dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai sekitar 60-80 menit dengan jarak 24 km. Jalan umum yang ada di Desa Beraban meliputi jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan antar desa atau kecamatan. Jalan dengan kondisi baik dan beraspal di Desa Beraban sepanjang 21 km dan terdapat satu jembatan (BPS, 2016).
Kawasan pesisir Desa Beraban merupakan kawasan yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Perencanaan kawasan pesisir Desa Beraban membentuk kegiatan wisata alam yang bertanggung jawab terhadap unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumber daya alam serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Perencanaan ini difokuskan pada Pantai Nyanyi dengan tujuan melindungi keberadaan ekosistem hutan pantai dengan formasi pes-caprae dan formasi barringtonia. Dengan demikian, perencanaan pesisir didasarkan pada konsep ekowisata pesisir yang mengkonservasi hutan pantai dan mengedukasi masyarakat tentang keberadaan hutan pantai.
Konsep pengembangan merupakan penjabaran dari konsep dasar yang menghasilkan konsep ruang yang digunakan berdasarkan zonasi Taman Nasional. Konsep ini digunakan karena zonasi Taman Nasional dan perencanaan ekowisata pesisir memiliki tujuan yang sama yaitu mengkonservasi. Zonasi pada Taman Nasional terbagi menjadi 4 ruang yaitu zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan dan zona lainnya (Kemenhut, 2006). Secara umum zonasi akan membagi ruang menjadi empat ruang yang terdiri dari ruang penerimaan, ruang inti, ruang penyangga, dan ruang konservasi (Gambar 2).
Gambar 2. Diagram Konsep Pengembangan Tata Ruang Ekowisata
-
3.3 Data dan Analisis
-
3.3.1 Kebutuhan Pengguna
-
3.3.1.1 Potensi Pengunjung
-
-
Desa Beraban merupakan desa yang memiliki duapantai yaitu Pantai Tanah Lot dan Pantai Nyanyi. Pantai Tanah Lot merupakan salah satu objek wisata yang sudah terkenal hingga internasional dengan keindahan alam dan budayanya. Pada tahun 2015, wisatawan yang berkunjung ke Pantai Tanah Lot mencapai 3,179,617 jiwa dengan wisatawan lokal 1,709,901 jiwa dan wisatawan mancanegara 1,469,716 jiwa (Dinas Pariwisata Bali, 2016).Sementara, Pantai Nyanyi memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan karena memiliki hutan pantai dan keindahan alamnya.Perencanaan ekowisata akan fokus berlokasi di kawasan pesisir Pantai Nyanyi. Adanya objek wisata Pantai Tanah Lot diharapkan dapat mendukung dalam pengembangan ekowisata Pantai Nyanyi.
Aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat atau pengunjung umumnya di tapak adalah kegiatan yang bersifat spontan dan rekreatif, seperti melihat-lihat, berjalan-jalan, sekedar duduk, berfoto, dan berbincang-bincang. Secara umum, masyarakat dan pengunjung menginginkan adanya peningkatan atraksi, fasilitas dan pengelolaan yang lebih baik terhadap objek wisata jika akan dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Adanya perbaikan jalan menuju pesisir sangat dibutuhkan sebagai akses utama, penataan kawasan, perencanaan kegiatan, memberikan penambahan sarana dan prasarana yang menunjang wisata, mempertahankan budaya, kesenian dan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan serta dibudidayakan langsung atau tidak langsung. Pengunjung lokal mengharapkan pengembangan aktivitas wisata yang akan dilakukan dan ditawarkan serta dihadirkan ini tidak bertentangan dengan kebudayaan dan norma masyarakat lokal.
Ekosistem di Desa Beraban terbagi menjadi tiga ekosistem yaitu ekosistem pesisir, ekosistem pertanian dan ekosistem pemukiman. Vegetasi yang terdapat di desa dibagi berdasarkan lokasi identifikasi yaitu pemukiman, pertanian dan pantai. Pada lokasi pemukiman vegetasi didominasi oleh tanaman yang dirawat oleh penduduk di pekarangan rumah seperti tanaman hortikultura. Vegetasi yang berada di kawasan pertanian didominasi oleh tanaman pangan. Sementara untuk kawasan pantai terdapat formasi per-caprae dan formasi barringtonia. Formasi vegetasi pada tapak sesuai dengan ekosistem pesisir (Gambar 2). Formasi yang terdapat pada kawasan pesisir pada umumnya adalah formasi pes-caprae, formasi barringtonia, nipah, vegetasi hutan pantai dan pemukiman (Hartanti, 2008).
Gambar 2. Formasi Vegetasi pada Tapak
Desa Beraban merupakan daerah landai dengan kemiringan lahan 0-2% dan ketinggian 0-45 mdpl. Desa Beraban memiliki panjang pantai 3,54 km yang terdiri dari pantai Tanah Lot dan Pantai Nyanyi. Tipologi pantai di Desa Beraban sebagian besar merupakan pantai bertebing terjal yaitu sepanjang 2,70 km dan pantai landai berpasir hitam sepanjang 0,84 km yang terdapat di depan Pura Saihan dan Pantai Nyanyi (Dinas Perikanan dan Kelautan, 2012). Pada tepi Pantai Nyanyi terpasang kawat beronjong milik pihak swasta yang dipergunakan untuk membatasi tanah miliknya. Seluruh tanah di sekitar Pantai Nyanyi sudah dimiliki oleh pihak swasta salah satunya Lembah Tanah Lot Permai yang merupakan satu manajemen dengan BitDec yang memiliki 1,2 km2. Desa Beraban memiliki kawasan pesisir yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia sehingga apabila memasuki pasang air laut maksimum akan menghabiskan garis pantai. Pasang tertinggi terjadi pada bulan Maret–Juni dengan ketinggian mencapai 2,7 m dalam rentang waktu pukul 11.0014.00 WITA (TNI Angkatan Laut, 2017).
Sumber air yang terdapat pada Desa Beraban yang berasal dari sungai yaitu Tukad Sungi, Tukad Tantangan dan Tukad Payung. Masalah terkait badan air, salah satunya kondisi aliran sungai yang terdapat sampah pada titik-titik tertentu di sempadan sungai mengakibatkan keruhnya air sungai. Kiriman sampah dari laut terjadi pada muara Tukad Tangtangan saat puncak angin barat. Pembagian tata guna lahan Desa Beraban yaitu area sawah, kebun, pemukiman dan akomodasi wisata (BAPPEDA, 2012). Penggunaan lahan didominasi oleh persawahan dan kebun yang merupakan sumber pendapatan dan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakatnya. Keberadaan pola penggunaan lahan yang mayoritas ini dapat mendukung perkembangan desa untuk dijadikan desa ekowisata dengan atraksi alam.
Penduduk Desa Beraban sebagian besar beragama Hindu dengan jumlah 6180 orang. Penduduk desa yang beragama lain seperti Islam berjumlah 25 orang, Kristen Protestan 10 orang, Kristen Katholik 15 orang, dan Budha 4 orang. Pantai yang berada di Desa Beraban digunakan sebagai tempat upacara. Pantai Tanah
Lot digunakan sebagai tempat Upacara Melasti.Pantai Nyanyi digunakan untuk Upacara Nganyut yang diadakan setiap 3-5 tahun sekali oleh Desa Beraban.Upacara Melasti dan Upacara Nganyut disesuaikan dengan konsep Desa, Kala, Patra. Desa artinya tempat, Kala artinya waktu, dan Patra berarti keadaan.
Ekowisata merupakan bentuk kepariwisataan yang terfokus pada pengalaman dan belajar tentang alam dan memiliki dampak rendah terhadap tapak (low carbon).Untuk memenuhi ekowisata low carbon diperlukan jarak yang cukup jauh antara akses masuk dengan lokasi konservasi sehingga dapat meminimalisir dampak dari asap kendaraan. Jarak rencana lokasi parkir dengan Pantai Nyanyi sejauh 1,8 km.
Desa Beraban berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Hal ini didukung oleh adanya peran serta masyarakat dan kerjasama dengan pihak Desa Beraban yang membentuk kelompok-kelompok yang dapat menunjang pengembangan wisata. Kelompok yang telah terbentuk ini seperti, kelompok peduli wisata Tanah Lot, kelompok tani, kelompok nelayan, kelompok pengawas pesisir, kelompok pemandu wisata, kelompok seni, dan kelompok homestay.
Berdasarkan data dan analisis di atas diperoleh hasil sintesis untuk perencanaan ekowisata pesisir (Tabel 1).
Tabel 1. Sintesis Desa Beraban
Aspek |
Kondisi |
Program |
1. Kebutuhan pengguna | ||
a. Potensi Pengunjung |
Ekowisata ini berada dekat dengan objek wisata Pantai Tanah Lot yang memiliki banyak pengunjung |
Ekowisata ini dapat dikembangkan menjadi satu paket wisata pesisir dengan Pantai Tanah Lot |
b. Perilaku dan Keinginan |
Aktivitas yang dilakukan oleh |
Perencanaan diarahkan untuk |
Pengunjung serta |
masyarakat atau pengunjung |
mendukung aktivitas rekreatif |
Masyarakat |
umumnya di tapak adalah kegiatan yang bersifat spontan dan rekreatif, seperti melihat-lihat, berjalan-jalan, sekedar duduk, berfoto, dan berbincang-bincang. 33% masyarakat Desa Beraban berpendidikan SLTA sederajat berpotensi diberdayakan dalam kegiatan wisata |
edukatif Pelatihan pemandu wisata bagi masyarakat Desa Beraban |
2. Aset Sumber daya | ||
a. Ekosistem Tapak |
Ekosistem pesisir berupa hutan pantai formasi barringtonia dan formasi pes-caprae yang cukup lengkap sangat potensial dalam mendukung perencanaan ekowisata Keberadaan hutan pantai membutuhkan adanya konservasi Burung-burung cantik dapat dijumpai di sekitar kawasan pertanian dan pantai. |
Perencanaan aktivitas dan fasilitas yang di arahkan untuk mengedukasi pengunjung agar mengetahui lebih dalam mengenai hutan pantai Adanya zona konservasi pada area ekowisata untuk menjaga keberadaan hutan pantai Perencanaan fasilitas rekreatif |
b. Kondisi Fisik Tapak |
Karakteristik Pantai Nyanyi adalah pantai landai dengan substrat pasir hitam sepanjang 0,84 km Pantai Nyanyi berhadapan langsung dengan Samudera Hindia sehingga apabila memasuki pasang air laut maksimum akan menghabiskan garis pantai |
Potensial dijadikan area inti ekowisata Pada saat memasuki pasang tertinggi direncanakan aktivitas terbatas |
Lanjutan tabel 1
Aspek |
Kondisi |
Program |
c. Kondisi Sosial Budaya |
Lahan di Pantai Nyanyi sebagian besar dimiliki oleh Lembah Tanah Lot Permai Manajemen Kondisi Tukad Tangtangan masih alami sehingga ikan yang hidup di dalamnya cukup banyak Kondisi aliran sungai yang terdapat sampah pada titik-titik tertentu pada sempadan sungai mengakibatkan keruhnya air sungai. Kiriman sampah dari laut terjadi pada muara sungai Tangtangan saat puncak angin barat Digunakannya Pantai Nyanyi |
Ekowisata pesisir dapat berjalan apabila ada kerjasama dengan pihak Lembah Tanah Lot Permai Manajemen Pada area sungai direncanakan aktivitas terbatas Pemberian fasilitas penyaringan sampah di area muara sungai Program bersih-bersih pantai untuk menjaga kebersihan pantai Pada area ini direncanakan untuk |
3. Wisata |
sebagai lokasi upacara Nganyut. Hal ini dapat menekan adanya alih fungsi lahan pada tapak Berbagai kelompok kesenian di miliki Desa Beraban yang dapat menunjang aktivitas wisata Konsep ekowisata low carbon |
aktivitas terbatas Menghadirkan atraksi kesenian dengan tema lingkungan Perencanaan fasilitas parkir pada |
memerlukan jarak yang cukup jauh antara akses masuk dengan lokasi konservasi sehingga dapat meminimalisir dampak dari asap kendaraan. Jarak rencana lokasi parkir dengan Pantai Nyanyi sejauh 1,8 km. |
akses masuk dan pengadaan kendaraan ramah lingkungan |
3.5 Perencanaan Program Area
3.5.1 Rencana Tata Ruang
Berdasarkan sintesis yang telah dibuat dan menghasilkan rencana tata ruang kawasan ekowisata pesisir yang terdiri dari ruang penerimaan, ruang inti, ruang penyangga dan ruang konservasi (Gambar 3). Zonasi tersebut berdasarkan konsep zonasi Taman Nasional yangterbagi menjadi 4 ruang yaitu zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan dan zona lainnya (Kemenhut, 2006). Ruang inti wisata yang direncanakan akan dibagi menjadi dua atraksi wisata yaitu wisata sungai dan wisata pantai.
Aktivitas yang direncanakan berdasarkan penggunaan tapak terkait dengan rencana tata ruang dan bernilai pendidikan (edukatif), partisipatif serta alam terkait dengan keberadaan ekosistem yang terdapat pada tapak (kegiatan konservasi hutan pantai). Ruang penerimaan yang merupakan awal untuk pengunjung masuk kedalam kawasan ekowisata dan aktivitas pada ruang ini hanya berupa pembelian tiket masuk dan kegiatan memberikan informasi yang terkait dengan tapak yang akan dikunjungi.
Ruang inti ekowisata merupakan ruang pusat aktivitas wisata. Aktivitas yang dilakukan bersifat aktif atau pasif, dimana pengunjung bisa melakukan aktivitas sesuai dengan keinginannya. Aktivitas yang dilakukan pada ruang penyangga diarahkan dan disarankan bersifat pasif hal ini bertujuan untuk melindungi ekosistem yang ada pada kawasan hutan pantai.
Fasilitas yang akan direncanakan di kawasan ekowisata ini adalah fasilitas yang mendukung aktivitas yang dilakukan dan memiliki fungsi untuk setiap aktivitas yang dilakukan (Tabel 2). Fasilitas diletakkan sesuai dengan kebutuhan tiap ruang yang dikembangkan pada tapak tersebut sesuai dengan fungsi serta kegunaan dari masing-masing ruang yang dihadirkan. Gambar 4 menunjukkan site plan dari kwasan ekowisata pesisir yang di dalamnya terdapat fasilitas yang telah direncanakan
Tabel 2. Rencana Aktivitas dan Fasilitas Ekowisata
No. Ruang
1. Penerimaan
Fungsi Ruang/ Aktivitas/ Fasilitas
(FR) (A) (F)
Ilustrasi
2. Inti Ekowisata a. Sungai b. Pantai
FR: kegiatan pelayanan, area penerimaan dan merupakan gerbang masuk kawasan ekowisata.
-
A: parkir kendaraan, pembelian tiket dan pencarian informasi.
F: loket, gerbang masuk, pos jaga, lapangan parkir, pusat oleh-oleh, jalur interpretasi, pembuatan souvenir, dan pusat informasi wisata.
-
a. FR: atraksi wisata sungai.
-
A: memancing, melihat pemandangan, fotografi, kegiatan penelitian dan berkemah.
-
F: penyewaan pancing, bumi perkemahan, shelter dan gelandak pemancingan.
-
b. FR: atraksi wisata pantai.
-
A: melihat pemandangan, piknik, fotografi, olahraga pantai dan bersepeda
F: Area piknik dan penyewaan sepeda


3. Penyangga
FR: Perlindungan kawasan, membatasi ruang inti ekowisata dengan kawasan hutan pantai.
A: Fotografi, bird watching, melihat pemandangan, kegiatan penelitian
F: Shelter, bangku, menara pandang, vegetasi, papan informasi.

4. Konservasi
FR: Melindungi hutan pantai
A: Kegiatan penelitian, kegiatan penanaman hutan pantai, penghijauan hutan pantai
F: -

Gambar 4. Site Plan Kawasan Ekowisata Pesisir
Desa Beraban memiliki potensi yang cukup untuk dikembangkan sebagai desa wisata pesisir dengan beberapa model wisata salah satunya ekowisata pesisir yang hanya dapat direncanakan di kawasan Pantai Nyanyi karena terdapat hutan pantai dengan formasi pes-caprae dan formasi barringtonia. Berdasarkan konsep pengembangan dihasilkan rencana program area berupa rencana tata ruang zonasi yang terbagi atas empat ruang yaitu ruang penerimaan, ruang inti wisata, ruang penyangga dan ruang konservasi. Perencanaan ekowisata pesisir didasarkan pada konsep ekowisata pesisir yang mengkonservasi hutan pantai dan mengedukasi masyarakat tentang keberadaan hutan pantai diaplikasikan pada rencana tata ruang dengan adanya ruang konservasi, rencana aktivitas dan rencana fasilitas.
Perencanaan ekowisata pesisir Desa Beraban khususnya Pantai Nyanyi perlu ada tindak lanjut dalam pengembangannya dengan melibatkan pihak-pihak terkait seperti Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan bekerja sama dengan Lembah Tanah Lot Permai selaku pemilik lahan. Pembuatan jalur interpretasi untuk menunjang kegiatan ekowisata diperlukan ke depannya.
-
5. Daftar Pustaka
Annisa, N.S. 2016. Analisis Vegetasi Tumbuhan Pantai pada Kawasan Wisata Pesisir Jambak, Kota Padang.
Diploma Thesis (tidak dipublikasi). Universitas Andalas.
Badan Perencanaan Pembanguan Daerah. 2009. Penyesuaian Rencana Tata Ruang Kabupaten Tabanan.
Pemerintah Kabupaten Tabanan.
---------------------. 2012. Perda 11 Tahun 2012 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan. Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Badan Pusat Statistik. 2016. Kecamatan Kediri dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik Kabupaten
Tabanan.
Delinom, R.M.,dan R.F.Lubis. 2007. Air tanah di pesisir dan pulau-pulau kecil. Dalam: Delinom RM,editor. Sumber daya air di wilayah peisisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia. Jakarta: LIPI Press.
Desa Beraban. 2016a. Kondisi Demografi Desa Beraban. Tersedia online di http://berabankediri.com/ (diakses tanggal 15 Desember 2016).
-------------------. 2016b. Profil Desa Beraban. Tersedia online di http://berabankediri.com/ (diakses tanggal 7 Februari 2016).
Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali. 2016. Jumlah Kunjungan Wisatawan Daya Tarik Wisata-Wisata di Bali Tahun 2015. Tersedia online www.disparda.baliprov.go.id (diunduh tanggal 3 April 2017).
Dinas Perikanan dan Kelautan dan Kelautan Kabupaten Tabanan. 2012. Laporan Pemerintah Kabupaten Tabanan Dinas Perikanan dan Kelautan dan Kelautan. Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Fennel, D. 2003. Ecotourism An Introduction Second Edition. New York.
Hartanti, A. 2008. Perencanaan Ekowisata di Zona Penyangga Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten: Kasus Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur KabupatenPandeglang. Skripsi (tidak dipublikasi). Institut Pertanian Bogor.
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P. 56 /Menhut-II/2006 Tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional. Menteri Kehutanan. Jakarta.
TNI Angkatan Laut. 2017. Daftar Pasang Surut Kepulauan Indonesia 2017. Dinas Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut. Jakarta.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap
JAL | 9
Discussion and feedback