STAKEHOLDER ENGAGEMENT DALAM PROMOSI DESTINASI PARIWISATA INDONESIA TAHUN 2020-2022: ANALISIS HASHTAG TWITTER #DIINDONESIAAJA
on
STAKEHOLDER ENGAGEMENT DALAM PROMOSI DESTINASI PARIWISATA INDONESIA TAHUN 2020-2022: ANALISIS HASHTAG TWITTER #DIINDONESIAAJA
Sanda Rieke Kuntadi
Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada Email: [email protected]
Nurul Dwi Purwanti
Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada
Email: [email protected]
ABSTRACT
The research was conducted to analyze stakeholder engagement in using the hashtag #DiIndonesiaAja on Twitter social media in 2020-2021 and in 2022.The data in this study were collected by the web crawling method, virtual observation on Twitter social media, and hashtag searches through the Social Searcher website. Based on the data obtained, there were 1.013 stakeholder who made the upload by embedding the hashtag #DiIndonesiaAja. Qualitative analysis was conducted to identify the position of stakeholders who are involved in using the hashtag #DiIndonesiaAja on social media Twitter based on the ratings for support and ratings for receptiveness measurement. The results showed that there were 3,878 tweets which has been made by stakeholders by using hashtag #DiIndonesiaAja. From the results of data collection, the hashtag #DiIndonesiaAja was most widely used in November 2020. Meanwhile, hashtag #DiIndonesiaAja was least used in July 2020. The research that conducts analysis based on social media uses web crawling techniques aims to contribute and provide input for future tourism destination promotion policies, particularly for the Ministry of Tourism and Creative Economy of Republic Indonesia, in efforts to develop and plan tourism destination promotion policies and programs using social media platforms.
Keywords: stakeholder engagement, stakeholder identification, social media, tourism.
Pendahuluan
Pandemi COVID-19 membawa dampak terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Salah satu sektor yang merasakan dampak luar biasa dari terjadinya
pandemi COVID-19 adalah sektor pariwisata (Kennell, 2020). Sektor pariwisata dapat dikatakan menjadi sektor yang merasakan dampak terburuk dari terjadinya pandemi COVID-19 (Tisdall et al., 2021). Dampak buruk tersebut salah satunya terlihat dari besarnya kerugian yang ditanggung oleh sektor pariwisata akibat terjadinya pandemi COVID-19. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid menyatakan bahwa sektor pariwisata Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp10 triliun akibat pandemi COVID-19 (Liputan6.com, 2021). Kerugian tersebut tidak lain disebabkan karena menurunnya jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.
Menurut data Kemenparekraf, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2020 mengalami penyusutan sebesar 74,84 persen jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada tahun sebelumnya (Kemenparekraf.go.id, 2021). Penurunan jumlah wisatawan mancanegara ini terjadi dikarenakan adanya pemberlakuan kebijakan pembatasan perjalanan yang dilakukan oleh negara-negara di dunia dalam rangka pencegahan penularan virus COVID-19 (Tisdall et al., 2021; Khairunnisa, 2020). Di sisi lain, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hari Santosa Sungkari menyatakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan domestik mengalami penurunan signifikan dari target yang ditetapkan Kemenparekraf sebelumnya, yakni sebesar 310 juta kunjungan menjadi hanya sekitar 120-140 juta kunjungan (Mustika, 2020).
Penurunan jumlah wisatawan tersebut juga disebabkan karena ditutupnya sebagian besar destinasi pariwisata pada awal pandemi maupun selama berlangsungnya pandemi COVID-19 dengan tujuan untuk mencegah penularan virus yang lebih luas. Pada periode awal munculnya COVID-19 di Indonesia, sebanyak 30 tempat wisata di Jakarta tutup untuk sementara dengan durasi selama dua minggu untuk mencegah penularan COVID-19 (Aisyah, 2020b). Pada periode yang sama, sejumlah tempat wisata di Pulau Bali ditutup untuk sementara waktu untuk mencegah penyebaran COVID-19 (Aisyah, 2020a). Penutupan destinasi wisata
tersebut terus berlanjut dengan menyesuaikan tren peningkatan maupun penurunan kasus positif COVID-19. Penurunan jumlah wisatawan dan terutama penutupan destinasi pariwisata untuk mencegah penularan COVID-19 membuat sektor pariwisata tidak mampu beroperasi secara optimal. Tidak optimalnya kegiatan sektor pariwisata kemudian menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah pengangguran di sektor pariwisata. Berdasarkan data Kemenparekraf, sekitar 1 juta pekerja sektor pariwisata menjadi pengangguran akibat pandemi COVID-19 (Makki, 2021).
Jatuhnya sektor pariwisata mendorong Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk merancang strategi guna membangkitkan kembali sektor pariwisata yang sempat terpuruk. Kemenparekraf kemudian menggencarkan penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja untuk menggerakkan kegiatan pariwisata selama pandemi. Jubir Satgas Penanganan Dampak COVID-19 Kemenparekraf, Ari Juliano Gema menyatakan bahwa kampanye hashtag #DiIndonesiaAja dilakukan dengan tujuan untuk mengajak wisatawan domestik untuk berwisata di destinasi pariwisata yang ada di dalam negeri dengan tidak melupakan penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan wisatanya (Mariana, 2020). Fokus untuk menggerakkan wisatawan domestik memang menjadi salah satu langkah prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah untuk memulihkan sektor pariwisata selama pandemi. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia belajar dari negara-negara yang sudah mampu menangani COVID-19 dengan baik, di mana pada negara-negara tersebut, yang bangkit terlebih dahulu adalah wisatawan domestiknya (Mariana, 2020).
Hashtag #DiIndonesiaAja selanjutnya turut disertakan dalam unggahan di media sosial Kemenparekraf, seperti di Instagram dan Twitter Kemenparekraf. Penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja kemudian diikuti pula oleh berbagai pihak, seperti contohnya pada media sosial Twitter. Banyak pihak, baik itu individu maupun organisasi, turut serta untuk membuat tweet mengenai pengalaman berwisatanya di destinasi wisata yang ada di Indonesia, maupun mengunggah profil destinasi wisata tertentu dengan menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja. Hashtag #DiIndonesiaAja
juga secara khusus digunakan oleh para stakeholders sektor pariwisata untuk mempromosikan destinasi wisata dan dimanfaatkan untuk mengajak para wisatawan untuk berwisata di destinasi-destinasi wisata tertentu yang ada di Indonesia. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa terjadi stakeholder engagement melalui penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja. Oleh sebab itu, peneliti kemudian melakukan analisis mengenai stakeholder engagement dalam promosi destinasi pariwisata di Indonesia tahun 2020-2022 melalui hashtag Twitter #DiIndonesiaAja.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan elaborasi dan analisis mendalam mengenai bagaimana stakeholder engagement terjadi melalui penggunaan hashtag Twitter #DiIndonesiaAja sebagai salah satu program pemerintah untuk mempromosikan destinasi pariwisata, khususnya pada periode tahun 2020-2022. Penelitian ini akan menganalisis dua hal, yakni: 1) stakeholder engagement dalam penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja pada media sosial Twitter tahun 2020-2021 dan tahun 2022 dan 2) posisi para stakeholder yang terlibat dalam penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja pada media sosial Twitter apabila dianalisis menggunakan teori ratings for support dan ratings for receptiveness.
Tinjauan Pustaka
Stakeholder Theory
Stakeholder didefinisikan sebagai individu atau sekelompok orang yang terorganisir atau tidak terorganisir, yang mempengaruhi atau terpengaruh oleh kebijakan, keputusan, atau implementasi dari suatu sistem (Raum, 2018). Berdasarkan definisi tersebut, stakeholder dalam tulisan ini dapat diartikan sebagai setiap individu, kelompok, atau organisasi yang dapat mempengaruhi atau mendapatkan pengaruh dari penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja. Oleh sebab itu, stakeholder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah setiap individu, kelompok, atau organisasi yang mempengaruhi atau mendapatkan pengaruh dari hashtag #DiIndonesiaAja dan membuat tweet dengan menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja. Stakeholder dalam
penelitian ini direpresentasikan oleh akun Twitter yang digunakan untuk membuat tweet dengan hashtag #DiIndonesiaAja.
Stakeholder Identification and Analysis
Identifikasi stakeholder merupakan suatu kegiatan terorganisir yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan stakeholder-stakeholder yang penting bagi suatu organisasi atau proyek (Mitchell et al., 2017). Sementara itu, analisis stakeholder adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasikan semua individu, kelompok, dan lembaga, baik terorganisir maupun tidak terorganisir, yang memiliki kepentingan dan perhatian terhadap isu tertentu dan berkemungkinan mengalami konflik kepentingan atau membentuk koalisi dengan stakeholder lain (Grilli et al., 2015). Identifikasi dan analisis stakeholder dibutuhkan untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana cara mengelola stakeholder dalam kondisi lingkungan yang dinamis dan sulit diprediksi (Aapaoja & Haapasalo, 2014).
Grilli et al. (2015) mengklasifikasikan stakeholder ke dalam dua kategori, yakni stakeholder primer dan stakeholder sekunder. Stakeholder primer adalah pihak yang menerima dampak langsung dari suatu proyek yang dapat berupa uang, layanan, atau keterampilan (Hujainah et al., 2019). Stakeholder primer merupakan anggota resmi dari suatu proyek dan memiliki kendali atas sumber daya (Aapaoja & Haapasalo, 2014). Sementara itu, stakeholder sekunder adalah pihak yang terdampak hasil atau tujuan dari terlaksananya suatu proyek (Hujainah et al., 2019). Stakeholder sekunder biasanya merupakan anggota tidak resmi dari proyek dan tidak memiliki kendali terhadap sumber daya. Baik stakeholder primer maupun stakeholder sekunder samasama berpotensi mempengaruhi proyek secara positif atau negatif (Aapaoja & Haapasalo, 2014).
Stakeholder Engagement
Stakeholder engagement adalah praktik yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk melibatkan para stakeholder secara positif dalam kegiatan organisasi (Matikainen, 2022). Stakeholder engagement memungkinkan keterlibatan stakeholder melalui berbagai praktik, seperti komunikasi secara langsung maupun tidak langsung, baik secara lisan atau tertulis lewat berbagai saluran (Matikainen, 2022). Stakeholder engagement tidak hanya melibatkan aktivitas komunikasi biasa, melainkan juga meliputi proses konsultasi dan dialog seperti dengan membahas ekspektasi dan pendapat dari para stakeholder. Stakeholder engagement juga mencakup kolaborasi yang didasarkan pada kepentingan dan tujuan yang ingin dicapai oleh pihak-pihak yang bekerja sama.
Stakeholder engagement memiliki peran yang sangat penting karena dapat mempengaruhi keberhasilan proses implementasi kebijakan (Sakwe, 2021). Kemenparekraf berusaha untuk mewujudkan stakeholder engagement melalui kampanye penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja. Keterlibatan para stakeholders dalam penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja diharapkan akan meningkatkan kunjungan wisatawan domestik ke destinasi-destinasi pariwisata yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja oleh para stakeholder sangat membantu dalam mempromosikan destinasi-destinasi pariwisata yang ada di Indonesia. Dalam penelitian ini, stakeholder engagement akan dilihat dari tweet dengan hashtag #DiIndonesiaAja yang diposting oleh para stakeholder yang mempengaruhi atau mendapatkan pengaruh dari hashtag #DiIndonesiaAja, baik itu individu, kelompok, maupun organisasi.
Gambar 1. Indikator Rating for Support dan Rating for Receptiveness.
Sumber: Diadopsi dan disesuaikan dari Bourne (2016)
Tingkat dukungan dari para stakeholder dalam stakeholder engagement dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe, berdasarkan kategori rating for support dan rating for receptiveness (Bourne, 2016). Kategori rating for support mengukur tingkat dukungan stakeholder terhadap kebijakan atau hasil kebijakan. Kategori support terdiri dari lima level seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1, antara lain: 1) oposisi aktif, merupakan stakeholders yang secara terang-terangan menentang kebijakan dan bahkan mungkin menyuarakan kelemahan kebijakan yang pada akhirnya mampu mempengaruhi gagalnya kebijakan, 2) oposisi pasif, merupakan stakeholders yang membuat pernyataan negatif atas suatu kebijakan, tetapi tidak melakukan tindakan yang dapat mempengaruhi kegagalan kebijakan tersebut, 3) netral, merupakan stakeholder yang tidak menentang, tetapi juga tidak mendukung kebijakan, 4) pendukung pasif, merupakan stakeholder yang mendukung kebijakan, tetapi tidak melakukannya secara aktif, dan 5) pendukung aktif, merupakan stakeholder yang memberikan dukungan yang positif terhadap kebijakan dan bahkan melakukan advokasi untuk kebijakan tersebut (Bourne, 2016).
Sementara itu, kategori rating for receptiveness mengukur tingkat penerimaan stakeholder terhadap informasi mengenai kebijakan atau hasil kebijakan. Kategori
receptiveness juga terdiri dari lima level seperti yang tampak pada Gambar 2, antara lain: 1) sepenuhnya tidak tertarik, artinya stakeholder dengan tegas menolak untuk menerima informasi, 2) tidak tertarik, artinya stakeholder tidak siap untuk menerima informasi, 3) ambivalen, artinya stakeholder kemungkinan setuju untuk menerima informasi, 4) medium, artinya stakeholder akan setuju untuk menerima informasi, dan 5) tinggi, artinya stakeholder memiliki keinginan untuk menerima informasi (Bourne, 2016). Setelah proses identifikasi stakeholder yang terlibat dalam stakeholder engagement dilakukan, stakeholders tersebut akan diukur tingkatannya berdasarkan kategori rating for support dan rating for receptiveness ini.
Stakeholders Mapping
Stakeholders mapping dapat didefinisikan sebagai proses untuk mengidentifikasikan stakeholders yang relevan pada setiap sektor, menguraikan peran dan tanggung jawab stakeholders tersebut, dan selanjutnya mengelompokkan stakeholders yang memiliki tanggung jawab yang sama ke dalam kategori-kategori tertentu (Alba, R., & Bartels, 2016). Para stakeholder cenderung memiliki kepentingan yang berbeda, seperti politik, sosial, dan ekonomi, baik di tingkat nasional, regional, maupun lokal (Raum, 2018). Stakeholders mapping akan memungkinkan dilakukannya penilaian sistematis dan komparasi dari kepentingan, pengaruh, dan peran, serta identifikasi hubungan antar stakeholders tersebut (Raum, 2018). Stakeholders mapping dalam penelitian ini akan dilakukan berdasarkan teori dari Bourne (2016) yang mengukur level para stakeholder yang terlibat dalam stakeholder engagement berdasarkan kategori rating for support dan rating for receptiveness.
Media Sosial dalam Promosi Pariwisata
Sekarang ini, aktivitas marketing melalui media sosial tengah mendapatkan perhatian dari para akademisi dan berbagai industri. Media sosial dianggap sebagai suatu alat baru untuk melakukan marketing dan promosi (Irfan et al., 2017). Hal
tersebut dikarenakan tools yang disajikan media sosial sangat menarik, interaktif, bertarget, dan murah untuk melakukan pemasaran, mendapatkan informasi, serta berkomunikasi dan membangun relasi dengan customers (Irfan et al., 2017). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Leung et al. (2013), media sosial dikatakan memiliki tiga peran terhadap perencanaan kegiatan pariwisata, yakni 1) fase sebelum perencanaan perjalanan wisata, 2) fase perencanaan perjalanan wisata, dan 3) fase setelah perencanaan perjalanan wisata.
Twitter menjadi salah satu platform yang banyak digunakan untuk mempromosikan destinasi pariwisata. Penelitian yang dilakukan Kurniawan et al., (2021) menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan media sosial untuk menyajikan informasi mengenai pariwisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kepada masyarakat. Sementara itu, penelitian yang dilakukan Park et al. (2016) menunjukkan bahwa dalam pembuatan tweet, tidak hanya kata-kata yang berhubungan dengan perjalanan wisata, destinasi, dan industri wisata saja yang digunakan, tetapi kata-kata seperti nama selebriti, para ahli, bloggers, jalur pelayaran, dan agensi perjalanan juga banyak digunakan dalam tweet. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, Twitter menjadi media sosial yang banyak digunakan untuk melakukan promosi destinasi wisata.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memiliki banyak metode, melibatkan interpretasi, dan menggunakan pendekatan naturalistik dalam subjeknya (Aspers & Corte, 2019). Penelitian kualitatif mengacu pada makna, konsep, definisi, karakteristik, simbol, dan deskripsi dari berbagai hal (Lune & Berg, 2017). Data untuk penelitian ini didapatkan melalui observasi virtual pada media sosial Twitter. Pemilihan Twitter sebagai sumber data didasari beberapa alasan. Pertama, dikarenakan besar dan aktifnya basis pengguna Twitter di Indonesia (Ma’arif, 2018). Besarnya basis pengguna Twitter
Indonesia membuat Twitter menjadi media sosial yang cukup reaktif atas berbagai berita yang beredar di Internet.
Kedua, Twitter merupakan media yang memudahkan para penggunanya untuk berbagi informasi dan menerima informasi, di mana para pengguna dapat berpartisipasi dalam pengembangan informasi dan mobilisasi kolaboratif yang salah satunya bisa dilakukan dengan menggunakan hashtag (Vicari, 2017). Ketiga, kemudahan akses data. Data tweet dengan hashtag #DiIndonesiaAja yang dibuat oleh para pengguna Twitter dapat diambil dengan mudah melalui beberapa metode, salah satunya web crawling. Oleh sebab itu, peneliti kemudian memilih media sosial Twitter sebagai bahan analisis. Selain itu, data dalam penelitian ini juga dikumpulkan dengan metode web crawling. Web crawling merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menjelajahi website dan mengunduh halaman website tersebut secara otomatis untuk mengumpulkan informasi (Hanifah & Nurhasanah, 2018).
Peneliti melakukan observasi pada tweet yang mencantumkan hashtag #DiIndonesiaAja di dalamnya. Observasi pada tweet yang menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja dilakukan untuk menganalisis isu-isu apa saja yang banyak dibahas dalam tweet dan menemukan tweet-tweet yang memicu timbulnya keterlibatan dari pihak lain, contohnya tweet yang melemparkan pertanyaan dan tweet yang berisi ajakan untuk mengikuti webinar pariwisata. Sementara itu, web crawling dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan koding melalui website Jupyterlab. Pengkodingan dilakukan dengan bantuan library Snscrape. Data yang dikumpulkan melalui website Jupyterlab diberikan beberapa query, seperti penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja, tweet yang menggunakan Bahasa Indonesia, dan limitasi waktu, yakni pada 3 Juli 2020- Desember 2021. Dari hasil pengkodingan, didapatkan data berupa 3.878 tweet dari 1.013 stakeholder, yang meliputi tanggal dan waktu pembuatan tweet, username Twitter, dan konten tweet yang menyematkan hashtag #DiIndonesiaAja. Data-data tersebut kemudian disimpan dalam format csv.
Peneliti juga melakukan triangulasi data untuk mendapatkan data penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja pada tahun 2022 melalui website Social Searcher. Social Searcher merupakan search engine berbasis media sosial yang mampu mengumpulkan data secara real-time dan menyajikan analisis data yang mendalam mengenai keyword yang dicari. Social Searcher mampu mengumpulkan data dari berbagai media sosial, seperti Twitter, Facebook, Youtube, Instagram, dan yang lainnya. Peneliti melakukan pengambilan data melalui website Social Searcher pada tanggal 15 November 2022 yang bertepatan dengan pelaksanaan presidensi G20 di Bali. Data yang didapatkan dari website Social Searcher antara lain meliputi frekuensi unggahan, jumlah unggahan, hashtag yang berkaitan dengan keyword yang dicari, jumlah pengguna yang mengunggah dengan keyword yang dicari, dan jenis konten yang diunggah pada beberapa media sosial.
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan metode konten analisis. Konten analisis merupakan metode penelitian multiguna yang digunakan untuk menyelidiki spektrum permasalahan yang luas dengan cara mengidentifikasikan karakter spesial dari teks secara sistematis dan objektif (Bonsón et al., 2016). Konten analisis juga dapat diartikan sebagai suatu cara yang sistematis, kompleks, dan objektif untuk membandingkan konten dari sampel yang besar (Bonsón et al., 2016). Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis mengenai bagaimana stakeholder engagement terjadi pada media sosial Twitter dilihat dari tweet-tweet yang dibuat oleh para stakeholder dengan mencantumkan hashtag #DiIndonesiaAja di dalamnya.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan software Tableau Public 2021. Software Tableau Public 2021 digunakan untuk menghasilkan beberapa data, antara lain: 1) data frekuensi penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja setiap bulan mulai dari tanggal 3 Juli 2020 sampai dengan Desember 2021, 2) daftar stakeholders yang membuat tweet dengan hashtag #DiIndonesiaAja disertai dengan jumlah tweet urut dari jumlah tweet yang terbanyak, dan 3) data grafik mengenai lima stakeholder yang paling banyak membuat tweet dengan hashtag #DiIndonesiaAja.
Hasil dan Pembahasan
Kampanye hashtag #DiIndonesiaAja dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan tujuan untuk mendorong pergerakan wisatawan untuk berwisata di destinasi-destinasi pariwisata yang ada di Indonesia. Kampanye hashtag #DiIndonesiaAja masih terus dilakukan hingga saat ini sejak pertama kali diluncurkan pada 3 Juli 2020. Deputi Pemasaran Kemenparekraf RI, Nia Niscaya menyatakan bahwa kampanye hashtag #DiIndonesiaAja dimanfaatkan pemerintah untuk membangun kepercayaan dari para wisatawan agar mau untuk melakukan kegiatan wisata kembali (Dispar.bantenprov.go.id, 2020). Gencarnya kampanye #DiIndonesiaAja memang dibuat sejalan dengan strategi Kemenparekraf yang menargetkan wisatawan domestik untuk memulihkan sektor pariwisata.
Analisis Stakeholder Engagement Periode 2020-2021
Gambar 2. Frekuensi penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja oleh para stakeholder.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menggerakkan kegiatan pariwisata dalam negeri selama masa pandemi COVID-19 adalah dengan menggencarkan penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja. Kampanye penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja tersebut salah satunya dilakukan melalui media sosial
Twitter. Gambar 2 menunjukkan frekuensi penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja oleh para stakeholder, dimulai sejak bulan Juli 2020 sampai dengan Bulan Desember 2021. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa hashtag #DiIndonesiaAja paling banyak digunakan pada Bulan November 2020. Sementara itu, hashtag #DiIndonesiaAja paling sedikit digunakan pada Bulan Juli 2020. Penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja paling sedikit terjadi pada Bulan Juli 2020 dikarenakan periode tersebut merupakan periode awal atau periode pengenalan dari hadirnya hashtag #DiIndonesiaAja kepada masyarakat. Sementara itu, banyaknya penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja pada Bulan November 2020 disebabkan karena adanya Kompetisi #DiIndonesiaAja yang diselenggarakan oleh PT Garuda Indonesia.
Kompetisi #DiIndonesiaAja merupakan ajang perlombaan yang mengharuskan pesertanya untuk mengunggah konten dalam bentuk foto atau video di destinasi pariwisata yang ada di Indonesia ke media sosial Instagram atau Twitter. Salah satu persyaratan dalam kompetisi tersebut adalah wajib menyertakan #DiIndonesiaAja pada unggahannya. Pemenang dalam kompetisi tersebut berkesempatan mendapatkan paket perjalanan wisata ke Pulau Bali selama tiga hari dua malam termasuk biaya hotel, akomodasi, dan konsumsi. Periode Kompetisi #DiIndonesiaAja ini adalah pada tanggal 5-12 November 2020. Oleh sebab itu, pada periode November 2020, banyak netizen yang mengunggah tweet dengan menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja.
Penggunaan #DilndonesiaAja oleh para Stakeholder pada tahun 2020 dan 2021
Username
SeIenaRaffIes HHH 34
DwidayaJour ■I 24
ferly_riran 23
PotekantropusX ^H 22
OfficiaIiNewsTV ■ 19
detikcom H18
Onlyulita ■ 17
YukJeIajah ∏ 16
bankjndonesia ∏ 16
O 50 IOO 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750800
JumIahTweet
Gambar 3. Penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja oleh para stakeholder pada tahun
2020 dan 2021.
Gambar 3 memperlihatkan daftar tiga puluh stakeholders yang paling banyak menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja pada tahun 2020 dan 2021. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa stakeholders yang menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja berasal dari beberapa sektor yang berbeda, antara lain sektor pemerintah, swasta, dan media. Beberapa akun sektor pemerintah yang banyak menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja adalah akun @pesonaindonesia, @Kemenparekraf, @Karyakreatif_BI, @Otorita_Toba dan masih banyak lagi. Sementara itu, beberapa akun sektor swasta yang membuat unggahan dengan hashtag #DiIndonesiaAja antara lain akun @pulaulombok_, @SalikaTravel, @Lombokprivate, @IndonesiaGaruda, dan masih banyak lagi. Tidak hanya dari sektor pemerintah dan swasta, penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja juga mendapat perhatian dari media. Hal tersebut terlihat dari masuknya beberapa media dalam daftar stakeholder yang paling banyak menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja, seperti akun @CNNIndonesia, @OfficialiNewsTV, @hardrockfmbali, @GNFI, @DestinAsianID, @detikcom, dan @tvOneNews. Beragamnya stakeholders yang menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja menunjukkan bahwa hashtag
#DiIndonesiaAja mendapatkan dukungan banyak pihak, tidak hanya didukung
sektor tertentu saja.
![](https://jurnal.harianregional.com/media/107854-3.jpg)
Pesonaindonesia Kemenparekraf
![](https://jurnal.harianregional.com/media/107854-4.jpg)
Banyuwangijour KaryakreatiLBi
VisitingJogja Otorita-Toba Sakuinformasi bankjndonesia pulaulombok_
SaIikaTraveI Lombokprivate DwidayaJour IndonesiaGaruda Cititransindo
YukJeIajah OfficiaIiNewsTV Santikahotels CNNIndonesia SeIenaRaffIes
detikcom GNFI Kardrockfmbali
IndonesiaGaruda DestinAsianID
RahmaFDPutri ferly_riran IvOneNews
PotekantropusX StefanyIFW hendraspt Onlyulita
Gambar 4. Klasifikasi Stakeholder ke dalam Kategori Stakeholder Primer dan
Stakeholder Sekunder.
Berdasarkan Gambar 4, terdapat dua stakeholder yang masuk kategori stakeholder primer, yakni akun @pesonaindonesia dan @Kemenparekraf. Kedua akun tersebut dikategorikan sebagai stakeholder primer dikarenakan kedua akun tersebut merupakan akun resmi dari Kemenparekraf, yang mencanangkan dan memiliki kewenangan dalam mengatur penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja. Salah satu contoh kewenangan yang dimiliki Kemenparekraf adalah berkolaborasi dengan PT Garuda Indonesia untuk mengadakan Kompetisi #DiIndonesiaAja. Sementara itu, terdapat dua puluh delapan stakeholder yang dapat dikategorikan sebagai stakeholder sekunder, seperti akun @santikahotels, @visiting_jogja, dan @Dwidaya_tour. Dua puluh delapan akun tersebut dapat digolongkan sebagai stakeholder sekunder dikarenakan stakeholder pengelola akun tersebut merupakan pihak-pihak yang menerima dampak dari tercapainya tujuan penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja.
Gambar 5. Lima stakeholders yang paling banyak membuat tweet dengan hashtag
#DiIndonesiaAja.
Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan daftar lima akun Twitter stakeholders yang paling banyak membuat tweet dengan hashtag #DiIndonesiaAja seperti yang terlihat dalam Gambar 5. Lima akun stakeholders tersebut antara lain @pesonaindonesia, @Kemenparekraf, @pulaulombok_, @SalikaTravel, dan @CNNIndonesia. Akun @pesonaindonesia menempati urutan pertama sebagai akun Twitter yang paling banyak membuat tweet dengan menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja. Sebanyak 747 tweet sudah dibuat oleh akun @pesonaindonesia dalam rentang waktu bulan Juli 2020 sampai dengan Desember 2021 atau sebesar 19,27% dari jumlah tweet secara keseluruhan. Akun @pesonaindonesia merupakan
akun resmi di bawah Kemenparekraf yang berfokus untuk mendukung promosi pariwisata Indonesia.
Seperti yang terlihat dalam Gambar 6, akun @pesonaindonesia tidak hanya digunakan untuk melakukan promosi pariwisata yang berkaitan dengan promosi destinasi-destinasi pariwisata semata, melainkan juga dimanfaatkan untuk mempromosikan event-event pariwisata dan UMKM berskala nasional hingga internasional yang diselenggarakan secara offline maupun online, memperkenalkan kebudayaan lokal, dan mempromosikan produk UMKM lokal. Menjadi akun yang difungsikan sebagai media promosi pariwisata, akun @pesonaindonesia selalu menyematkan hashtag #DiIndonesiaAja dalam setiap unggahan yang membahas mengenai destinasi-destinasi pariwisata di Indonesia. Akun @pesonaindonesia hampir setiap hari membuat unggahan dengan menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja. Oleh sebab itu, akun @pesonaindonesia menjadi akun yang paling
banyak membuat tweet menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja.
. Pesona IndonesiaO ©pesonalndonesia • 20 Des 2021
f Kuliner khas Danau Toba, naniura. sashiminya Indonesia!¾Sv
Yapr naniura merupakan olahah ikan mentah segar yang tidak dimasak.
Sob! Cita rasanya sangat nikmat karena dilumuri berbagai macam rempah-rempah, serta bumbu spesial seperti andaliman.
![](https://jurnal.harianregional.com/media/107854-6.jpg)
Q 1 O 2 σ 5 tL
Pesona Indonesia O ©pesonaindonesia • 20 Des 2021 —
^ Kuiiner ini memang tidak terlalu populer, karena biasanya disajikan saat acara Bona Taon para marga-marga Batak atau acara-acara keluarga. Tapi, sekalinya kamu mencicipi kullner Ini. pasti ingin Iagi dan lagi. Sob! √
Pariivisata & Ekonomi Kreatif 9 *
⅛ Kemenparekraf
Ada kabar baik buat SSobatParekraf pencinta budaya autentik, sebab Atraksi Budaya Bregada Rakyat Malioboro telah sukses diresmikan pada tanggal 9 November 2021! Λ >
WAtraksiBudayaMaIiobo ro2O21
Wwonderfullndonesia
WWonderfuIEvents
WBanggaBuatanIndonesia
WDiIndonesiaAja
TrarslauTweeE
S8Sλ^ ^τf, ⅛
Q 1 Ll i Q £
EΞZΞSΣ3 < A Srt I Xilu I ⅛nβ
LAUNCHING ATRAKSI BUDAYA BREGADA rakyat Malioboro
Pesona Indonesia O ©pesonaindonesia
Nah, penasaran kan dengan kenikmatan kuliner ini?
Yuk, cari tahu lebih dalam ragam hidangan khas Danau Toba lainnya bersama Asian Food Network!
WDiIndonesiaAja
WWonderfuiIndonesia
![](https://jurnal.harianregional.com/media/107854-7.jpg)
Gambar 6. Unggahan dalam akun @pesonaindonesia dan @Kemenparekraf yang menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja.
Sumber: twitter.com, 2022
Di urutan kedua, terdapat akun @Kemenparekraf yang telah membuat sebanyak 397 tweet dengan menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja atau sebesar 10,24% dari jumlah tweet keseluruhan. Akun @Kemenparekraf merupakan akun Twitter resmi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dimanfaatkan untuk mempublikasikan program kerja, kebijakan, dan event-event pariwisata dan ekonomi kreatif yang dilaksanakan atau didukung oleh Kemenparekraf. Tidak hanya mempromosikan event-event pariwisata, akun @Kemenparekraf juga sering membuat tweet mengenai destinasi-destinasi pariwisata yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu kebijakan Kemenparekraf, penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja dalam tweet yang diunggah di akun Twitter Kemenparekraf merupakan bentuk dukungan Kemenparekraf terhadap upaya untuk menggerakkan pariwisata domestik. Seperti yang dapat dilihat dalam Gambar 6, akun @Kemenparekraf selalu menyematkan hashtag #DiIndonesiaAja pada unggahan yang berkaitan dengan promosi event-event pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Hashtag #DiIndonesiaAja juga selalu disematkan dalam tweet mengenai destinasi-destinasi pariwisata yang ada di Indonesia yang diunggah di akun @Kemenparekraf.
Akun @pulaulombok_ menempati urutan ketiga dengan 75 tweet atau sebesar 1,93% dari jumlah tweet keseluruhan. Akun @pulaulombok_ merupakan akun yang dikelola oleh sebuah perusahaan travel agent di Pulau Lombok bernama CV. LOMBOK CLICK HOLIDAY. Perusahaan travel agent yang sudah beroperasi sejak tahun 2015 tersebut menawarkan beberapa produk, antara lain paket wisata di Lombok, paket honeymoon di Lombok, paket meeting atau gathering, outdoor activities, dan penyewaan mobil. Akun @pulaulombok_ berisikan tweet mengenai berbagai destinasi pariwisata yang ada di Pulau Lombok. Di setiap tweet tersebut disematkan pula foto destinasi wisata yang dimaksud, di mana foto-foto yang diunggah merupakan foto yang dikirimkan oleh pengguna lain seperti yang tampak dalam Gambar 7.
Info selengkapnya Salikatourtravel.com∕t□ur∕detail∕5h
atau wa.me/628194B166878
T&C Apply SSaIikaTraveI SBestDeaI SSlCTaur STourWithSaIikaTraveI SjoinTourSaIikaTraveI SRajaAmpat SDiindonesiaaja
® WPuIauLombok Φpu IaulOmbok.
Pelawangan Senaru, Lombok Utara
Photo by: ekoprnmo
SDiIndoneeiaAja Swonderfullndonesia SLombok SLombokisIand SPuIauLombok SWisatadiLombok STripLombok SLombokTour SSenaru SPeIawanganSenaru
∖⅛∕ Salika Travel M OSalikaTr8Ml
[UPDATE] Jelajahi keindahan alam Raja Ampat yang mempesona di bagian timur Indonesia.
Rp JO.45O.OOO'o,°π"
Period* Kebiranflkotfln hingga 31 Mor 2022
[B*r⅛n⅛⅛t Setiap Heri]
Min. 10 Orang
Gambar 7. Unggahan dalam akun @pulaulombok_ dan @SalikaTravel yang menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja.
Sumber: twitter.com, 2022
Sebagai stakeholder nonpemerintah, penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja oleh akun @pulaulombok_ dilakukan dengan tujuan tertentu. Penggunaan hashtag #DiIndonesia oleh akun @pulaulombok_ dilakukan dengan maksud untuk menarik wisatawan domestik berkunjung ke destinasi-destinasi pariwisata yang ada di Indonesia. Jika pariwisata kembali bergerak dikarenakan minat para wisatawan untuk berwisata kembali meningkat, hal tersebut akan membawa dampak positif untuk usaha mereka, terlebih jika mereka bisa menarik wisatawan domestik untuk datang ke Pulau Lombok.
Di urutan keempat terdapat akun @SalikaTravel yang membuat sebanyak 61 tweet yang mencantumkan hashtag #DiIndonesiaAja atau sebesar 1,57% dari jumlah tweet keseluruhan. Akun @SalikaTravel merupakan akun yang dikelola oleh sebuah
perusahaan travel agent bernama Salika Travel di bawah CV Salika Pratama Raya. Berbeda dengan travel agent pengelola akun @pulaulombok_ yang hanya menawarkan produk paket wisata dalam lingkup domestik, travel agent pengelola akun @SalikaTravel juga menawarkan paket wisata dalam lingkup internasional. Produk yang ditawarkan oleh Salika Travel antara lain paket tour domestik dan internasional, reservasi hotel domestik dan internasional, pengurusan dokumen perjalanan, dan layanan transportasi seperti pemesanan tiket pesawat, kereta api, bus, dan rental mobil. Akun @SalikaTravel berisikan tweet-tweet yang memberikan informasi mengenai paket wisata yang ditawarkan oleh Salika Travel. Sementara itu, hashtag #DiIndonesiaAja digunakan oleh akun @SalikaTravel pada tweet yang memberikan informasi paket wisata pada lingkup domestik seperti yang terlihat pada Gambar 7.
Salika Travel adalah stakeholder nonpemerintah yang menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja dengan tujuan tertentu. Sama halnya dengan akun @pulaulombok, Salika Travel dalam hal ini merupakan representasi dari private sector yang menjalankan bisnis di bidang pariwisata. Terjadinya pandemi COVID-19 membawa berbagai dampak negatif bagi sektor pariwisata, di mana salah satu kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni penutupan destinasi pariwisata membuat para pelaku usaha pariwisata tidak dapat menjalankan usahanya secara optimal, termasuk juga bagi Salika Travel. Oleh sebab itu, ketika pemerintah mulai melonggarkan kebijakan pembatasan sosial yang salah satu tujuannya adalah untuk kembali menggerakkan pariwisata, Salika Travel memanfaatkan momentum tersebut dengan membuat tweet menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja guna menarik minat wisatawan untuk kembali melakukan kegiatan wisata. Ketika minat masyarakat untuk berwisata kembali meningkat, hal tersebut membawa dampak positif pada bisnis travel agent yang dijalankan oleh Salika Travel.
Sementara itu, akun @CNNIndonesia menempati urutan kelima setelah membuat sebanyak 59 tweet dengan menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja atau
1.52% dari jumlah tweet secara keseluruhan. Akun @CNNIndonesia merupakan akun resmi dari jaringan televisi berita digital dan portal berita CNN Indonesia. Akun Twitter @CNNIndonesia secara umum berisikan tweet-tweet yang menyematkan tautan berita dari website CNN Indonesia. Penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja dalam tweet yang diunggah oleh akun @CNNIndonesia terbagi menjadi dua tujuan, yakni murni untuk memberikan berita dan hasil kerjasama dengan Kemenparekraf. Pada tweet yang murni untuk memberikan berita, akun @CNNIndonesia menyematkan hashtag #DiIndonesiaAja pada tweet yang membahas mengenai destinasi pariwisata tertentu yang sebagian besar unggahannya dibuat dalam bentuk video. Hal tersebut menandakan bahwa media juga menaruh perhatian pada hashtag
#DiIndonesiaAja ini.
![](https://jurnal.harianregional.com/media/107854-9.jpg)
CNN Indonesia Q ©CNNIndonesia 0 Official
Yogyakarta dikenal dengan lokasi wisata dan atraksi wisatanya yang menarik minat wisatawan domestik hingga mancanegara. Salah satu wisata itu adalah wisata alam Gunungkidul. SDiIndonesiaAja #Ad Translate Tweet
![](https://jurnal.harianregional.com/media/107854-10.jpg)
4:30 PM ∙ Nov 10t 2020 ∙ Twitter Media Studio
CNN Indonesia Q ©CNNIndonesia 0 Official
Nusa Penida dikenal sebagai "The Blue Paradise Island" jadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi jika ke Bali. Menuju Nusa Penida dapat ditempuh sekitar 45 menit dari Sanur menggunakan speedboat. Ada apa saja di Nusa Penida? Berikut liputannya. #DilndonesiaAja #ads Translate Tweet
![](https://jurnal.harianregional.com/media/107854-11.jpg)
![](https://jurnal.harianregional.com/media/107854-12.jpg)
12:33 PM ∙ Oct 17, 2020 ■ Twitter Media Studio
Gambar 8. Unggahan dalam akun @CNNIndonesia yang menyematkan hashtag
#DiIndonesiaAja.
Sumber: twitter.com, 2022
Sementara itu, penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja yang merupakan hasil kerjasama antara CNN Indonesia dengan Kemenparekraf terlihat dari disematkannya
hashtag #Ad atau #ads dibelakang hashtag #DiIndonesiaAja pada beberapa tweet dalam akun Twitter CNN Indonesia seperti yang terlihat pada Gambar 8. Hashtag #Ad atau #ads merupakan bentuk dari transparency hashtags. Transparency hashtags adalah bagian dari sponsorship transparency, yakni bentuk keterbukaan dari pihak yang disponsori kepada publik bahwa mereka dibayar untuk berbicara mengenai suatu produk atau layanan tertentu (Wojdynski et al., 2018). Ini artinya, Kemenparekraf membayar CNN Indonesia untuk membuat tweet yang menyertakan hashtag #DiIndonesiaAja di dalamnya. Hal tersebut menunjukkan komitmen dan tindakan nyata dari Kemenparekraf untuk mempromosikan hashtag #DiIndonesiaAja dengan tidak hanya menggencarkan penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja dalam akun resmi Kemenparekraf sendiri. Akan tetapi, Kemenparekraf juga berusaha menggandeng media, dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang mengetahui tentang hashtag tersebut.
Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kelima stakeholders menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja dengan maksud dan tujuan tertentu. Ada akun yang menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja untuk mencari keuntungan atau laba, seperti contohnya akun @pulaulombok_, @SalikaTravel, dan @CNNIndonesia. Di sisi lain, ada pula akun yang menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja untuk mendukung stakeholders lain, yakni akun @pesonaindonesia dan @Kemenparekraf. Sementara itu, ada akun yang menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja secara sukarela atau tanpa dorongan dari pihak lain, seperti akun @pulaulombok_, @SalikaTravel, @pesonaindonesia, dan @Kemenparekraf. Namun, ada pula akun yang menggunakan #DiIndonesiaAja atas dorongan atau permintaan dari pihak lain, yakni akun @CNNIndonesia.
Key People
Berdasarkan Gambar 9, dapat diidentifikasikan bahwa unggahan yang paling banyak mendapatkan retweet adalah akun resmi milik Garuda Indonesia dengan
username @IndonesiaGaruda. Akun resmi Garuda Indonesia mendapatkan sebanyak 892 retweet pada postingan yang isinya mengajak netizen untuk mengikuti Kompetisi #DiIndonesiaAja. Tweet tersebut mendapatkan respon yang baik dikarenakan apabila netizen melakukan retweet pada postingan tersebut, netizen yang terpilih berhak mendapatkan tiket pesawat dan paket wisata ke Bali untuk tiga hari dua malam secara
gratis.
÷ Thread
^ Garuda Indonesia G ∙
“=■* @indonesiaGaruda
QUIZ TIME!
Siapa yang mail dapat tiket pesawat dan paket wisata ke Bali 3D2N secara GRATIS? ^f ⅛
Pariwisata & Ekonomi Kreatif φ ©Kemenparekraf ■ Sep 27, 2020
Selamat SHariPaiiwisataSedunia Sob!
^WoridTourismDay
ZfBangkitUntukI HdonesiaMaju
tfBersamaJagal ndonesia
ZfThou ghtful Indo nesia
# DiIndonesiaAja
![](https://jurnal.harianregional.com/media/107854-13.jpg)
0 1 tl 38 Q 43 i
Garuda Indonesia mengadakan kompetisi Iagi nih! RT
dan reply tweet ini dulu bilang "MAU BANGET"
STerbangAman SDiIndonesiaAja
Translate Tweet
![](https://jurnal.harianregional.com/media/107854-14.jpg)
5:37 PM ∙ Nov 6, 2020
382 Retweets 502QuoteTweets 4611 ikes
Gambar 9. Unggahan dengan hashtag #DiIndonesiaAja yang mendapatkan retweet
terbanyak.
Sumber: twitter.com, 2022
Sementara itu, akun @Kemenparekraf menjadi akun pemerintah yang paling banyak mendapatkan retweet. Berdasarkan Gambar 9, akun Kemenparekraf mendapatkan sebanyak 37 retweet untuk tweet yang berisi ucapan peringatan Hari Pariwisata Sedunia pada 27 September 2020. Jumlah retweet yang didapatkan unggahan dari akun Kemenparekraf dapat dikatakan kalah jauh dari unggahan yang dibuat oleh akun Garuda Indonesia. Hal tersebut dilatarbelakangi adanya reward yang
ditawarkan oleh Garuda Indonesia kepada netizen. Ini artinya, keterlibatan netizen untuk melakukan retweet harus didorong oleh kepentingan tertentu, salah satu contohnya adalah kepentingan untuk mendapatkan reward.
Current Engagement Activity
Upaya untuk melibatkan stakeholder dalam penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti dengan mengajukan pertanyaan, mengadakan kuis berhadiah, dan ajakan untuk mengikuti kegiatan tertentu seperti webinar dan challenge. Salah satu bentuk engagement tersebut adalah Kompetisi #DiIndonesiaAja yang diselenggarakan oleh Garuda Indonesia. Kompetisi #DiIndonesiaAja merupakan ajang perlombaan yang mengharuskan pesertanya untuk mengunggah foto atau video di Instagram atau Twitter tentang Indonesia yang indah dengan aktivitasnya dan turut menyertakan hashtag #DiIndonesiaAja di dalam caption-nya. Unggahan mengenai Kompetisi #DiIndonesiaAja tersebut mendapatkan respon yang sangat baik. Hal tersebut terbukti dari banyaknya komentar yang didapatkan, yakni sebanyak 691 komentar, jumlah retweet yang mencapai 892 retweet, dan jumlah like yang mencapai 472 like seperti yang terlihat dalam Gambar 9. Unggahan tersebut bahkan merupakan unggahan dengan hashtag #DiIndonesiaAja yang mendapatkan jumlah retweet terbanyak jika dibandingkan dengan semua unggahan lain yang serupa. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh menariknya hadiah yang ditawarkan bagi pemenang kompetisi, yakni berupa tiket dan paket perjalanan wisata ke Bali selama tiga hari dua malam.
Analisis Stakeholder Engagement Periode 2022
Gambar 10. Trend pencarian terkait hashtag #DiIndonesiaAja pada periode tahun 2022.
Sumber: Google Trends, 2022
Data dari Google Trends pada Gambar 10 menunjukkan bahwa pada tahun 2022, hashtag #DiIndonesiaAja banyak dicari pada periode-periode tertentu, yakni pada minggu pertama Bulan Februari, minggu keempat Bulan Maret, minggu kedua Bulan Juni, dan minggu keempat Bulan September. Sementara itu, data menunjukkan bahwa hashtag #DiIndonesiaAja paling banyak dicari pada minggu pertama Bulan Februari. Data dari Google Trends tersebut menunjukkan bahwa hashtag #DiIndonesiaAja masih mendapatkan perhatian netizen, bahkan setelah 2 tahun hashtag tersebut diluncurkan.
Gambar 11. Penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja pada beberapa media sosial.
Sumber: www.social-searcher.com, 2022
Sementara itu, Gambar 11 memperlihatkan data real-time terkait dengan penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja, di mana terdapat sebanyak 186 pengguna yang memberikan 348 mention dengan menggunakan #DiIndonesiaAja. Data tersebut juga memperlihatkan penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja pada beberapa media sosial yang menunjukkan peningkatan sejak bulan Agustus tahun 2022. Meningkatnya penggunaan #DiIndonesiaAja tersebut salah satunya berkaitan dengan pelaksanaan presidensi G20 yang menjadikan Indonesia sebagai ketua untuk periode satu tahun sejak ditetapkan pada tanggal 1 Desember 2021. G20 merupakan forum kerjasama multilateral yang melibatkan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. Dapat dikatakan demikian dikarenakan anggota G20 merepresentasikan lebih dari 80 persen perekonomian dunia dan 75 persen perdagangan internasional (G20.org., 2022b). G20 meliputi tiga rangkaian pertemuan, yakni Konferensi Tingkat Tinggi (summit), pertemuan tingkat menteri dan deputi (ministerial and deputies meetings), dan kelompok kerja (working groups) (Kemenparekraf.go.id., 2022). KTT G20 ke-17 yang dilaksanakan pada 15-16 November 2022 di Bali menjadi puncak dari pelaksanaan presidensi G20 di Indonesia (G20.org., 2022a).
Dilansir dari website kemenparekraf.go.id., salah satu manfaat yang didapatkan
Indonesia atas pelaksanaan presidensi G20 adalah G20 dapat dijadikan sebagai media
untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia di kancah internasional. Hal tersebut dikarenakan rangkaian pertemuan G20 yang dilaksanakan
di Bali akan mendatangkan para delegasi dan para pemimpin anggota G20 ke Indonesia dan kedatangan para delegasi tersebut dapat memberikan kontribusi
terhadap sektor pariwisata dalam negeri. Oleh sebab itu, pelaksanaan presidensi G20 merupakan momentum untuk menggencarkan promosi destinasi-destinasi pariwisata dalam negeri guna meningkatkan daya tarik pariwisata Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan penggunaan hashtag
#DiIndonesiaAja.
Gambar 12. Jumlah unggahan dengan hashtag #DiIndonesiaAja pada beberapa media sosial.
Sumber: www.social-searcher.com, 2022
Berdasarkan Gambar 12, Twitter dan Reddit menjadi media sosial dengan jumlah unggahan yang menyematkan hashtag #DiIndonesiaAja terbanyak. Pada pencarian real-time, terdapat sebanyak 100 tweet dengan #DiIndonesiaAja yang diunggah di media sosial Twitter dan Reddit. Sementara itu, Instagram berada pada urutan ketiga dengan sebanyak 67 unggahan, Youtube pada urutan keempat dengan 50 unggahan dan Tumblr pada urutan kelima dengan 20 unggahan.
Gambar 13. Tipe konten dengan hashtag #DiIndonesiaAja yang diunggah pada
beberapa media sosial.
Sumber: www.social-searcher.com, 2022
Berdasarkan data pada Gambar 13, unggahan yang menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja paling banyak dibuat dalam bentuk unggahan foto. Terdapat sebanyak 137 konten dalam bentuk foto atau sebesar 39 persen dari total seluruh unggahan. Konten dalam bentuk foto tersebut paling banyak diunggah pada media sosial Tumblr. Unggahan dalam bentuk video menempati urutan kedua terkait dengan penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja di dalamnya. Terdapat sebanyak 102 konten dalam bentuk video atau sebesar 29 persen. Konten dalam bentuk video tersebut paling banyak ditemukan pada media sosial Youtube dan Vimeo. Sementara itu, pada media sosial Twitter, unggahan dalam bentuk foto lebih mendominasi daripada unggahan dalam bentuk video.
# Hashtags
# |
Hashtag |
Total |
1 |
DiIndonesiaAja |
85 |
2 |
diindonesiaaja |
67 |
3 Wonderfullndonesia 55 | ||
4 |
Wonderfulindonesia |
20 |
5 |
«diindonesiaaja |
19 |
6 |
healing |
12 |
7 |
traveling |
12 |
8 |
MaIukuUtara |
10 |
9 |
G20 Indonesia |
10 |
BanggaBuatanIndonesia
M banggabuatanindonesia J
j Wonderfulkalsel ∣ selelive ∣ vtube^ Goto ng Royo ng20 G2Olndonesia ∣ traveling
Adiindonesiaaja K Wonderfullndonesia ∣ I DiIndonesiaAja M [ diindoπesiaaja jH
10 G20Updates
Ewonderfulindonesia ■ healing ∣ Malukulltara ∣ G20Updates ∣ pesonaindonesia
M bandung ∣ ayokeka∣se∣
Icalimantanselatan
Awonderfulindonesia I Iokalitukeren
Gambar 14. Hashtag yang berkaitan dengan hashtag #DiIndonesiaAja.
Sumber: www.social-searcher.com, 2022
Gambar 14 menunjukkan data berupa hashtag-hashtag yang berkaitan dengan hashtag #DiIndonesiaAja. Terdapat 10 hashtag yang berkaitan dengan hashtag #DiIndonesiaAja. Di urutan pertama, terdapat hashtag #DiIndonesiaAja yang merupakan hashtag dengan mention terbanyak dengan sebanyak 85 kali penggunaan. Sementara itu, pada urutan kedua hingga terakhir secara berturut-turut ditempati oleh keyword #diindonesiaja, #WonderfulIndonesia, #wonderfulindonesia, #diindonesiaaja, #healing, #traveling, #MalukuUtara, #G20Indonesia, dan #G20Updates.
Berdasarkan data yang didapatkan dari website Social Searcher, terlihat bahwa hashtag #DiIndonesiaAja masih eksis digunakan oleh para netizen di beberapa media sosial. Hal tersebut menandakan bahwa #DiIndonesiaAja masih mendapat perhatian masyarakat hingga saat ini yang ditunjukan oleh banyaknya unggahan yang menyematkan #DiIndonesiaAja di beberapa media sosial secara real-time. Banyaknya unggahan yang menyematkan hashtag #DiIndonesiaAja tidak terlepas dari keterlibatan dari para stakeholder untuk ikut serta membuat unggahan dengan menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja di dalamnya.
Analisis Rating for Support dan Rating for Receptiveness
Gambar 15. Penggolongan Stakeholder ke dalam Rating for Support dan Rating for Receptiveness.
Gambar 15 menunjukkan hasil penggolongan stakeholder ke dalam kategori-kategori berdasarkan rating for support dan rating for receptiveness. Dilihat dari ratings for support, dari 30 stakeholders yang paling banyak membuat tweet menggunakan #DiIndonesiaAja, sebanyak 6 stakeholders masuk ke dalam kategori pendukung aktif dan 24 stakeholders lainnya termasuk dalam kategori pendukung pasif. Stakeholders yang masuk ke dalam kategori pendukung aktif berasal dari tiga sektor berbeda, yakni sektor pemerintah yang diwakilkan oleh akun @pesonaindonesia dan @Kemenparekraf, sektor swasta yang diwakilkan oleh akun @pulaulombok_, @SalikaTravel, dan @Lombokprivate, dan sektor media yang diwakilkan oleh @CNNIndonesia.
Sama halnya dengan kategori pendukung aktif, stakeholders yang masuk dalam kategori pendukung pasif juga terdiri dari tiga sektor berbeda, yakni sektor pemerintah yang diwakilkan oleh akun @visiting_jogja dan @Banyuwangi_tour,
sektor swasta yang diwakilkan oleh akun @IndonesiaGaruda dan @santikahotels, dan sektor media yang diwakilkan oleh akun @detikcom dan @tvOneNews. Dalam kategori pendukung pasif, terdapat beberapa akun yang merupakan akun individu seperti akun @SelenaRaffles dan @RahmaFDPutri. Terdapat sebanyak 7 akun yang merupakan akun individu. Ini artinya hashtag #DiIndonesiaAja juga mendapat perhatian dari akun-akun individu.
Sementara itu, dilihat dari rating for receptiveness, semua stakeholder masuk ke dalam kategori tinggi. Hal tersebut disebabkan karena semua stakeholder membuat tweet dengan menggunakan hashtag #DiIndonesiaAja. Hal tersebut menandakan bahwa semua stakeholder menerima kehadiran hashtag #DiIndonesiaAja. Eksistensi dari hashtag #DiIndonesiaAja sangat diterima oleh para stakeholders dikarenakan penggunaan #DiIndonesiaAja merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membangkitkan sektor pariwisata domestik yang sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Kesimpulan
Kebijakan Kemenparekraf untuk menggencarkan penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja guna mendorong bangkitnya sektor pariwisata melibatkan stakeholder yang berasal dari lintas sektor dan tidak terfokus pada sektor tertentu saja. Tidak hanya itu, sudah ada upaya dari pemerintah untuk mendorong penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja melalui kerjasama dengan stakeholder lainnya. Contohnya melalui penyelenggaraan Kompetisi #DiIndonesiaAja yang merupakan kerjasama dengan PT Garuda Indonesia dan kerjasama dengan CNNIndonesia melalui penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja secara berbayar pada beberapa tweet yang diunggah dalam akun Twitter CNNIndonesia. Secara spesifik, dari penggolongan stakeholder berbasis rating for support, dapat disimpulkan bahwa stakeholders utama pada penggunaan tweet dengan hashtag #DiIndonesiaAja terdiri dari 20% stakeholders dalam kategori pendukung aktif dan 80% stakeholders dalam kategori pendukung
pasif. Sementara itu, dilihat dari rating for receptiveness, semua stakeholder masuk ke dalam kategori tinggi.
Meskipun sudah menunjukkan potensi dukungan dan penerimaan dari para stakeholder, akan tetapi kampanye penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja masih minim dukungan yang berasal dari stakeholder lainnya, misalnya dari sektor pemerintah, yakni akun dinas pariwisata dan sektor swasta seperti akun travel agent dan hotel. Selain itu, engagement dari tweet yang mencantumkan hashtag #DiIndonesiaAja masih sangat rendah. Hal tersebut dapat terlihat dari rendahnya angka like dan retweet pada unggahan yang mencantumkan hashtag #DiIndonesiaAja.
Pada masa mendatang, pemerintah harus lebih melibatkan stakeholder yang berkaitan dengan sektor pariwisata maupun yang memiliki keterkaitan dengan tugas pokok fungsi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di level nasional seperti Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Pada level daerah, pemerintah dapat mendorong keterlibatan yang lebih aktif dari dinas-dinas terkait yang ada di semua wilayah di Indonesia, seperti Dinas Pariwisata, Dinas UMKM, Dinas Perhubungan, dan Dinas Komunikasi dan Informatika.
Pemerintah juga dapat mendorong keterlibatan dari sektor swasta, seperti start-up yang bergerak di bidang pariwisata dan media, serta perusahaan-perusahaan digital yang dapat memberikan support dalam mengkampanyekan penggunaan hashtag #DiIndonesiaAja. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat atau netizen dalam penggunaan #DiIndonesiaAja juga dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menarik seperti pelaksanaan kompetisi terbuka dan berkolaborasi dengan agent of change seperti para netizen muda, para pelajar sekolah menengah atas, dan mahasiswa.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurul Dwi Purwanti, S.I.P., M.P.A. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan turut andil dalam membantu menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga, teman, dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penulisan artikel ilmiah ini.
Daftar Pustaka
Aapaoja, A., & Haapasalo, H. (2014). A Framework for Stakeholder Identification and Classification in Construction Projects. Open Journal of Business and Management, 02(01), 43–55. https://doi.org/10.4236/ojbm.2014.21007
Aisyah, Y. (2020a). Tempat Wisata di Bali Tutup Sementara Guna Antisipasi Virus Corona.
Aisyah, Y. (2020b). Update: Daftar 30 Tempat Wisata di Jakarta yang Tutup untuk Cegah Penyebaran Corona.
Alba, R., & Bartels, L. E. (2016). Stakeholder Mapping (WaterPower Working Paper, No.
12.). https://ubt.opus.hbz-nrw.de/opus45-
ubtr/frontdoor/deliver/index/docId/1324/file/WP_No.12_AlbaBartels_ISSN.pd f
Aspers, P., & Corte, U. (2019). What is Qualitative in Qualitative Research. Qualitative Sociology, 42(2), 139–160. https://doi.org/10.1007/s11133-019-9413-7
Bonsón, E., Bednárová, M., & Wei, S. (2016). Corporate twitter use and stakeholder engagement: An empirical analysis of the Spanish hotel industry. European Journal of Tourism Research, 13, 69–83. https://doi.org/10.54055/ejtr.v13i.232
Bourne, L. (2016). Stakeholder relationship management: a maturity model for organisational implementation. Routledge.
https://doi.org/https://doi.org/10.4324/9781315610573
Dispar.bantenprov.go.id. (2020). Guna Tingkatkan Pariwisata, Kemenparekraf Gencarkan #DiIndonesiaaja. https://dispar.bantenprov.go.id/Berita/topic/458
G20.org. (2022a). KTT BALI. https://www.g20.org/idn/bali-summit-2/
G20.org. (2022b). Tentang G20. https://www.g20.org/idn/about-the-g20-2/
Grilli, G., Garegnani, G., Poljanec, A., Ficko, A., Vettorato, D., De Meo, I., & Paletto, A. (2015). Stakeholder analysis in the biomass energy development based on the experts’ opinions: the example of Triglav National Park in Slovenia. Folia Forestalia Polonica, Series A, 57(3), 173–186. https://doi.org/10.1515/ffp-2015-0017
Hanifah, R., & Nurhasanah, I. S. (2018). Implementasi Web Crawling Untuk
Mengumpulkan Web Crawling Implementation for Collecting. Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer (JTIIK), 5(5), 531–536.
https://doi.org/10.25126/jtiik20185842
Hujainah, F., Bakar, R. B. A., & Abdulgabber, M. A. (2019). StakeQP: A semiautomated stakeholder quantification and prioritisation technique for requirement selection in software system projects. Decision Support Systems, 121(November 2018), 94–108. https://doi.org/10.1016/j.dss.2019.04.009
Irfan, A., Rasli, A., Sami, A., & Liaquat, H. (2017). Role of social media in promoting education tourism. Advanced Science Letters, 23(9), 8728–8731.
https://doi.org/10.1166/asl.2017.9959
Kemenparekraf.go.id. (2022). Rangkaian Pertemuan G20.
https://kemenparekraf.go.id/ragam-g20/rangkaian-pertemuan-g20
Kemenparekraf.go.id. (2021). Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2020. https://kemenparekraf.go.id/statistik-wisatawan-mancanegara/Statistik-Kunjungan-Wisatawan-Mancanegara-2020
Kennell, J. (2020). Tourism Policy Research after the COVID-19 Pandemic: Reconsidering the Role of the State in Tourism. Skyline Business Journal, 16, 68– 72. https://doi.org/10.37383/sbj160106
Khairunnisa, S. (2020). Pandemi, Kunjungan Wisman Tahun 2020 Turun hingga 74,7 Persen. https://travel.kompas.com/read/2020/12/30/120500627/pandemi-
kunjungan-wisman-tahun-2020-turun-hingga-74-7-persen
Kurniawan, D., Wahyuni, H., & Sutan, A. J. (2021). Analysis of Tourism Promotion Strategies Through Twitter Social Media: A Case Study in Yogyakarta. Journal of Local Government Issues, 4(1), 76–89. https://doi.org/10.22219/logos.v4i1.14732
Leung, D., Law, R., van Hoof, H., & Buhalis, D. (2013). Social Media in Tourism and Hospitality: A Literature Review. Journal of Travel and Tourism Marketing, 30(1– 2), 3–22. https://doi.org/10.1080/10548408.2013.750919
Liputan6.com. (2021). Kadin: Sektor Pariwisata Rugi Lebih dari Rp 10 Triliun Selama Pandemi Covid-19 - Bisnis Liputan6.com.
Lune, H., & Berg, B. L. (2017). Methods for the Social Sciences Global Edition. Pearson Education Limited 2017. http://law.gtu.ge/wp-content/uploads/2017/02/Berg-B.-Lune-H.-2012.-Qualitative-Research-Methods-for-the-Social-Sciences.pdf
Ma’arif, M. R. (2018). Analisis Konten Interaksi Pengguna Twitter pada Masa 100 Hari Pertama Pemerintahan Baru DKI Jakarta Menggunakan Text Mining. Jurnal Pekommas, 3(2), 137–142. http://www.situs.com
Makki, S. (2021). 1 Juta Pekerja Pariwisata Jadi Pengangguran Karena Pandemi.
Mariana, H. (2020). Pulihkan Ekonomi Tanah Air, Kemenparekraf Fokus Garap Wisatawan Nusantara. https://travel.kompas.com/read/2020/07/04/084500227/pulihkan-
ekonomi-tanah-air-kemenparekraf-fokus-garap-wisatawan-nusantara
Matikainen, L. S. (2022). Addressing Sustainability in the Mining Industry Through Stakeholder Engagement. South Asian Journal of Business and Management Cases, 11(1), 35–48. https://doi.org/10.1177/22779779221078673
Mitchell, R. K., Lee, J. H., & Agle, B. R. (2017). Stakeholder Prioritization Work: The Role of Stakeholder Salience in Stakeholder Research. 123–157.
https://doi.org/10.1108/s2514-175920170000006
Mustika, S. (2020). Jumlah Wisatawan Nusantara Menyusut 61 Persen. https://travel.detik.com/travel-news/d-5292195/jumlah-wisatawan-nusantara-menyusut-61-persen
Park, S. B., Ok, C. M., & Chae, B. K. (2016). Using Twitter Data for Cruise Tourism Marketing and Research. Journal of Travel and Tourism Marketing, 33(6), 885–898. https://doi.org/10.1080/10548408.2015.1071688
Raum, S. (2018). A framework for integrating systematic stakeholder analysis in ecosystem services research: Stakeholder mapping for forest ecosystem services
in the UK. Ecosystem Services, 29, 170–184.
https://doi.org/10.1016/j.ecoser.2018.01.001
Sakwe, D. (2021). CRITICAL DIMENSIONS OF STAKEHOLDERS ’ ENGAGEMENT IN EDUCATIONAL POLICY IMPLEMENTATION IN. 04(07), 14–26.
Tisdall, L., Zhang, Y., & Zhang, A. (2021). COVID-19 impacts on general aviation – Comparative experiences, governmental responses and policy imperatives. Transport Policy, 110(May), 273–280.
https://doi.org/10.1016/j.tranpol.2021.06.009
Vicari, S. (2017). Twitter and non-elites: Interpreting power dynamics in the life story of the (#)BRCA twitter stream. Social Media and Society, 3(3).
https://doi.org/10.1177/2056305117733224
Wojdynski, B. W., Evans, N. J., & Hoy, M. G. (2018). Measuring Sponsorship Transparency in the Age of Native Advertising. Journal of Consumer Affairs, 52(1), 115–137. https://doi.org/10.1111/joca.12144
Profil Penulis
Sanda Rieke Kuntadi merupakan mahasiswa yang sedang menyelesaikan studi S1 di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.
Nurul Dwi Purwanti, S.I.P., M.P.A. merupakan dosen Departemen Manajemen dan
Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.
688 JUMPA Volume 9, Nomor 2, Januari 2023
Discussion and feedback