Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 21, No.2, Juli - Desember 2022

DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2022.v21i02.P15                                                              271

Sistem Pemantauan Kekeruhan dan Suhu Air pada Akuarium Ikan Hias Air Tawar Berbasis IoT (Internet of Things)

Efina Marianis1, Lie Jasa2, Pratolo Rahardjo3

[Submission: 26-10-2022, Accepted: 07-11-2022]

Abstract— The aquarium monitoring system in the maintenance of ornamental fish is fundamental to maintaining the survival of the aquatic biota in it. In this study, a prototype of a water condition monitoring system such as turbidity and water temperature in freshwater ornamental fish aquariums was designed and integrated with IoT technology so that it could make it easier for ornamental fish owners to maintain freshwater ornamental fish remotely. In the prototype tool, there is a turbidity sensor SEN0189, a temperature sensor DS18B20, and an HC-SR04 sensor, which function to measure changes that occur in each parameter. Each sensor data will be processed by the Arduino Uno microcontroller, which is then sent to the NodeMCU ESP8266 (Wi-Fi module) via serial communication so that sensor data readings can be displayed on the Blynk application. As a result of the tests, the system can monitor the turbidity of the water and drain the water if the turbidity reaches >= 25 NTU and refill the aquarium with clean water. In addition, the system can also monitor and control the water temperature in the aquarium. The aquarium water temperature level is maintained in the range of 24°C – 28°C.

Keywords— Aquarium Monitoring and Control, Arduino Uno, Internet of Things, NodeMCU ESP8266.

Intisari— Sistem pemantauan akuarium pada pemeliharaan ikan hias sangat penting dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup biota air di dalamnya. Pada penelitian ini dirancang suatu prototipe sistem pemantauan kondisi air seperti kekeruhan dan suhu air pada akuarium ikan hias air tawar yang terintegrasi dengan teknologi IoT sehingga dapat mempermudah pemilik ikan hias dalam melakukan pemeliharaan ikan hias air tawar secara jarak jauh. Pada prototipe alat terdapat beberapa sensor yang digunakan yaitu sensor turbidity SEN0189, sensor suhu DS18B20, dan sensor HC-SR04 yang berfungsi untuk mengukur perubahan yang terjadi pada setiap paramater. Masing-masing data sensor akan diproses oleh mikrokontroler Arduino Uno yang kemudian dikirimkan ke NodeMCU ESP8266 (modul Wi-Fi) melalui komunikasi serial agar pembacaan data sensor dapat ditampilkan pada aplikasi Blynk. Pada hasil pengujian yang telah dilakukan sistem dapat melakukan pemantauan kekeruhan air serta melakukan pengurasan air apabila kekeruhan air telah mencapai >= 25 NTU dan secara otomatis melakukan pengisian kembali air bersih ke akuarium. Selain itu, sistem juga dapat

melakukan pemantauan dan kendali suhu air pada akuarium. Tingkat suhu air akuarium yang dijaga berkisar 24°C – 28°C.

Kata Kunci— Arduino Uno, Internet of Things, NodeMCU ESP8266, Pemantauan dan Kendali Akuarium.

  • I.    PENDAHULUAN

Memelihara ikan hias, telah menjadi hobi yang digemari oleh sebagian besar masyarakat. Umumnya ikan hias dipelihara menggunakan media kolam atau akuarium. Memelihara ikan hias menggunakan media akuarium membutuhkan perawatan dan ketekunan agar menjaga kelangsungan hidup biota air yang terdapat di dalamnya [1]. Air merupakan hal esensial yang perlu diperhatikan, karena air merupakan sumber kehidupan untuk ikan itu sendiri. Kualitas air memiliki peranan penting dalam menciptakan suasana lingkungan pada akuarium. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan air pada akuarium cepat menurun atau berubah menjadi kotor adalah karena sisa pakan ikan yang terlarut dalam air dan hasil kotoran ikan itu sendiri [2]. Apabila hal tersebut tidak segera ditangani maka akan mengganggu kesehatan ikan dan tumbuhnya jamur pada akuarium. Di sisi lain, kondisi suhu air pada akuarium juga dapat berpengaruh terhadap kondisi ikan, karena suhu air yang tidak sesuai dengan jenis ikan yang dipelihara dapat mempengaruhi proses metabolisme ikan [3].

Saat ini, sistem perawatan ikan hias masih dilakukan secara manual. Kendala merawat ikan secara manual adalah apabila pemilik ikan hias terdapat kesibukan atau aktivitas lain sehingga kegiatan seperti pemantauan dan pengurasan air pada akuarium sulit untuk dilakukan. Di era digitalisasi, penerapan teknologi di berbagai bidang sedang diupayakan secara intensif. Hal tersebut tentunya dapat mempermudah pemilik ikan hias dalam melakukan pemantauan tingkat kekeruhan dan suhu air di akuarium secara jarak jauh.

Pada penelitian sebelumnya telah dibuat prototipe alat yang dapat melakukan pemantauan tingkat kekeruhan air pada kolam budidaya ikan koi berbasis NodeMCU. Alat tersebut mampu melakukan pemantauan sekaligus melakukan pengurasan air berdasarkan tingkat kekeruhan air dengan tujuan untuk membantu pembudidaya ikan koi dalam melakukan pembersihan kolam budidaya [4].

Mengacu dari penelitian sebelumnya, pada penelitian ini juga akan melakukan pemantauan tingkat kekeruhan air. Namun, pada penelitian ini prototipe yang dibangun dapat melakukan pemantauan tingkat suhu air pada akuarium. Selain itu, prototipe yang dirancang pada penelitian ini digunakan pada pemeliharaan ikan hias air tawar media akuarium dengan

p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372

ukuran 50 cm x 30 cm x 30 cm. Jenis ikan hias air tawar yang digunakan pada penelitian ini yakni ikan guppy. Kemudian mikrokontroler yang digunakan pada prototipe ini adalah Arduino Uno yang berfungsi sebagai kendali utama yang nantinya akan melakukan komunikasi serial dengan NodeMCU ESP8266 (modul Wi-Fi) yang terhubung dengan jaringan internet untuk pengimplementasian teknologi IoT sehingga pembacaan sensor dapat ditampilkan melalui smartphone. Kegunaan prototipe alat pada penelitian ini adalah untuk melakukan pemantauan tingkat kekeruhan dan suhu air akuarium pada pemeliharaan ikan hias air tawar sehingga pemilik ikan hias dapat memantau kondisi air akuarium secara jarak jauh dan realtime. Selain itu juga dapat membantu dalam hal pengurasan air akuarium berdasarkan tingkat kekeruhan air serta kendali suhu air akuarium.

  • II.    TINJAUAN PUSTAKA

  • A.    Ikan Hias Guppy

Ikan guppy (poecilia retuculata) merupakan salah satu jenis ikan hias berukuran kecil (3 cm hingga 6 cm) yang berhabitat di air tawar. Ikan guppy memiliki banyak ragam jenis mulai dari bentuk ekor, spesies, pola tubuh, hingga berdasarkan warnanya. Idealnya, suhu yang dibutuhkan ikan ini berkisar antara 24°C - 28°C [5].

  • B.    Kekeruhan Air

Kekeruhan merupakan berkurangnya transparansi cahaya yang disebabkan oleh material-material yang terlarut pada sebuah sampel air atau cairan [6]. Pengukuran terhadap kekeruhan air termasuk sulit untuk dilakukan karena bersifat subjektif, sejauh ini untuk mengukur tingkat kekeruhan air yaitu menggunakan prinsip hamburan cahaya [7]. Air dengan tingkat kekeruhan tinggi dapat dipastikan tidak dapat tembus pandang sedangkan air yang jernih dapat tembus pandang (transparan). Adapun tingkat kekeruhan air yang dapat di toleransi untuk ikan yang berhabitat di air hangat lebih tinggi yaitu 25 NTU sedangkan ikan berhabitat di air dingin yaitu 10 NTU [8].

  • C.    Sensor Turbidity

Sensor Turbidity merupakan sebuah sensor yang dirancang untuk mengukur tingkat kekeruhan pada air. Sensor turbidity ini memanfaatkan cahaya untuk mendeteksi padatan yang tersuspensi dalam air dengan cara mengukur tingkat transmisi cahaya dan tingkat penghamburan cahaya yang berubah sesuai dengan jumlah TTS (Total Suspended Solids) [9]. Pada sensor turbidity, tegangan keluaran sensor akan berubah seiring dengan meningkatnya tingkat kekeruhan air [10].

  • D.    Sensor Suhu DS18B20

Sensor DS18B20 dari Maxim IC merupakan sensor suhu digital one wire yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi perubahan suhu dilingkungan sekitar dengan keluaran digital. Rentang pengukuran suhu yang dimiliki oleh sensor DS18B20 ini dimulai dari -55°C hingga +125°C dengan akurasi 0,5°C dari -10°C sampai +85°C dan sensor ini menyediakan resolusi 9-12 bit untuk pengukuran suhu dalam celcius [11].

  • E.    Sensor HC-SR04

Sensor ultrasonik HC-SR04 merupakan sebuah sensor yang umumnya digunakan sebagai alat pengukur jarak berbasis gelombang ultrasonik [12].

  • F.    Modul Relay

Modul relay merupakan komponen elektronika (saklar) yang beroperasi sebagai pengendali aliran listrik pada suatu perangkat [13]. Dalam pengaplikasiannya, modul relay digunakan sebagai media perantara untuk memungkinkan mikrokontroler mengontrol perangkat yang membutuhkan sumber tegangan (AC / DC) yang besar [14].

  • G.    Arduino Uno

Arduino Uno merupakan sebuah papan pengembang mikrokontroler berbasis ATmega328. Papan ini memiliki 14 pin I/O digital (6 pin diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 pin input analog (A0 – A5 sebagai ADC), 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, power jack, tombol RST, dan header ICSP (In Circuit Serial Programming) [15]. Sifatnya yang open source menjadi salah satu keunggulan dari Arduino, sehingga mudah untuk digunakan dan dipelajari oleh siapa saja [16].

  • H.    NodeMCU ESP8266

NodeMCUESP8266 merupakan papan pengembang mikrokontroler yang telah ditanami chip ESP8266 didalamnya. Modul ESP8266 berfungsi sebagai konektivitas jaringan Wi-Fi antara mikrokontroler itu sendiri dengan jaringan Wi-Fi [17].

  • I.    Internet of Things

Internet of things adalah suatu konsep pengembangan manfaat dari konektivitas jaringan internet yang selalu terhubung untuk mengaitkan mesin, perangkat, dan objek fisik lainnya dengan sensor dan aktuator sehingga memungkinkan mesin untuk berkolaborasi dan bertindak berdasarkan informasi yang diperoleh secara independen [18].

  • J.    Blynk

Blynk merupakan suatu platform yang dapat digunakan pada perangkat laptop maupun smartphone. Aplikasi ini digunakan untuk mengendalikan mikrokontroler seperti Arduino, Raspberry pi, ESP8266 dan modul sejenis lainnya dengan memanfaatkan konektivitas jaringan internet [19]. Aplikasi blynk dirancang untuk mendukung berbagai project IoT dengan tujuan memantau dan mengendalikan perangkat secara jarak jauh [20].

  • III.    METODE PERANCANGAN

  • A.    Prosedur Penelitian

Flowchart dari prosedur penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1. Adapun tahapan penelitian diawali dengan melakukan studi literatur, identifikasi kebutuhan, perancangan sistem, perancangan alat (hardware dan software), pengujian alat, pengambilan data dan analisis data, hingga selesai.

Gambar 1. Flowchart Prosedur Penelitian


  • B.    Perancangan Hardware (Perangkat Keras)

Gambar 2 merupakan diagram blok dari perancangan hardware (perangkat keras) pada penelitian ini. Diagram blok ini bertujuan untuk menggambarkan keseluruhan proses kerja pada sistem yang terdiri dari tiga blok utama diantaranya blok input, blok proses dan blok output. Blok input terdiri dari sensor turbidity, sensor DS18B20, dan sensor HC-SR04. Blok proses terdiri dari Arduino Uno dan NodeMCU ESP8266. Kemudian, pada blok output terdiri dari modul relay, pompa air AC, heater, dan kipas DC.

Efina Marianis: Sistem Pemantauan Kekeruhan dan…

Gambar 2. Diagram Blok Perancangan Hardware


Gambar 3 merupakan wiring diagram dari sistem pemantauan kekeruhan dan suhu air pada akuarium ikan hias air tawar berbasis IoT (Internet of Things). Pada sistem ini terdapat beberapa sensor yang digunakan yaitu sensor turbidity, sensor DS18B20 dan sensor HC-SR04. Sensor tersebut dihubungkan dengan Arduino Uno sebagai pengendali utama dan pemroses data input serta output. Di sisi lain, terdapat NodeMCU ESP8266 yang berfungsi sebagai modul Wi-Fi yang terhubung dengan Arduino Uno agar dapat berkomunikasi secara serial sehingga pembacaan nilai sensor dapat dikirim ke smartphone. Kemudian terdapat beberapa output sebagai aktuator yang terhubung dengan modul relay 4 channel diantaranya pompa air drainase, pompa air distribusi, heater, dan kipas DC 12 V.

-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372


p

Gambar 3. Wiring Diagram Perancangan Sistem

  • C.    Perancangan Software (Perangkat Lunak)

Tujuan dari pembuatan  flowchart adalah untuk

menjelaskan alur kerja sistem perancangan software secara terperinci. Adapun flowchart  pada sistem pemantauan

kekeruhan dan suhu air pada akuarium ikan hias air tawar berbasis IoT sesuai dengan  program yang dirancang

menggunakan software Arduino IDE tertera pada Gambar 4.

Gambar 4. Perancangan Software


  • IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • A.    Pengujian Sensor Turbidity

Pengujian terhadap sensor turbidity SEN0189 ditunjukkan pada Gambar 5 yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari sensor turbidity SEN0189 dalam mengukur parameter berupa kekeruhan air pada akuarium. Data pengujian sensor turbidity diambil berdasarkan 3 kondisi air yang berbeda yaitu air jernih, air sedikit keruh, dan air keruh. Adapun data hasil pengujian sensor turbidity ditunjukkan pada Tabel I.


Gambar 5. Pengujian Sensor Turbidity SEN0189

TABEL I

PENGUJIAN SENSOR TURBIDITY

Kondisi Air

Tingkat Kekeruhan Air (NTU)

Keterangan

Air jernih

0

tegangan :4.20 V kekeruhan :0.M

Air sedikit keruh

6.89

tegangan 14.00 V kekeruhan :6.89

Air keruh

29.41

tegangan 2.8O V kekeruhan :2M1


Berdasarkan data hasil pengujian sensor turbidity SEN0189 yang telah dilakukan, didapatkan bahwa semakin keruh kondisi air yang diuji maka semakin bertambah pembacaan nilai atau tingkat kekeruhan air pada sensor turbidity SEN0189.

  • B.    Pengujian Sensor Suhu DS18B20

Pengujian terhadap sensor suhu DS18B20 ditunjukkan

pada Gambar 6 yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari sensor suhu DS18B20 dalam mengukur parameter berupa suhu air pada akuarium. Pengujian kinerja alat dilakukan dengan melakukan perbandingan antara suhu yang terukur menggunakan thermometer digital dengan data hasil pengukuran suhu menggunakan sensor DS18B20. Data diambil

menggunakan kondisi suhu pengujiannya. Data hasil ditunjukkan pada Tabel II.

air yang berbeda-beda disetiap pengujian sensor DS18B20


(a)

Gambar 6. (a) Pengujian Sensor (b) Hasil Pengujian Se


OfX

fiUliULrU ■> MMIWWP KT ! H-SJif lfcJ⅛W >

KiIilSLfin ψιιtu I >t.ικc

IfiilJiSfi.fiil ->⅛iFT≡ΓΠia

KilliSfiKiC ■> HfiUu FfiYm 1 IfiHi

KilKSfi-CfiC -S KiUnflKi Ui i 2?a

(b)

8B20 dengan Thermometer Digital

DS18B20 pada Serial Monitor

Berdasarkan data hasil pengujian sensor suhu DS18B20 yang telah dilakukan bahwa pengukuran suhu yang didapat pada sensor mendekati nilai suhu yang terukur pada alat ukur


TABEL II

PENGUJIAN SENSOR SUHU DS18B20

Sensor DS18B20 (°C)

Thermometer Digital (°C)

Error (%)

12.00

12.30

2.43

12.50

12.60

0.79

30.00

30.10

0.33

30.50

30.30

0.66

47.00

47.10

0.21

Rata-rata Error

0.88

DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2022.v21i02.P15 standar berupa thermometer digital. Selain itu, rata-rata error pada pengukuran suhu yang didapat berdasarkan hasil perhitungan yaitu 0.88%.


  • C. Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04

Pengujian terhadap sensor ultrasonik HC-SR04 ditunjukkan pada Gambar 7 yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari sensor ultrasonik HC-SR04 dalam mengukur parameter berupa ketinggian air pada akuarium. Data pengujian sensor HC-SR04 diambil dengan ketinggian atau jarak yang berbeda-beda disetiap pengujiannya. Data hasil pengujian sensor HC-SR04 ditunjukkan pada Tabel III.


15:46:20.650 -> Ketinggian Air : 30cm

15:46:20.685 -> Tegangan Turbidity :


  • (a)                                     (b)

Gambar 7. (a) Pengujian Sensor HC-SR04 dengan Penggaris (b) Hasil Pengujian Sensor HC-SR04 pada Serial Monitor


TABEL III

PENGUJIAN SENSOR ULTRASONIK HC-SR04

Sensor HC-SR04

Penggaris

Error (%)

5 cm

5 cm

0

7 cm

7 cm

0

10 cm

10 cm

0

25 cm

25 cm

0

30 cm

30 cm

0

Rata-rata error (%)

0


=25


ON


ON


< 25


OFF


TABEL V


OFF


PENGUJIAN MODUL RELAY DAN POMPA DISTRIBUSI


Level Air (cm)


=20


Kondisi Relay IN2


ON


Kondisi Pompa Distribusi


ON


Berdasarkan data hasil pengujian sensor ultrasonik HC-SR04 yang telah dilakukan bahwa pengukuran jarak atau ketinggian yang didapat pada sensor sama persis dengan data jarak atau ketinggian yang terukur pada penggaris. Selain itu, hasil perhitungan presentase error di setiap pengujian sensor HC-SR04 memiliki presentase error dan rata-rata error 0%.

  • D.    Pengujian Modul Relay dan Pompa

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari modul relay, pompa drainase, dan pompa distribusi dalam melakukan pengurasan dan pengisian air berdasarkan kondisi air pada akuarium. Dalam pengujian ini menggunakan dua buah pompa AC yang masing-masing terhubung dengan 2 kanal modul relay 4 channel 5 VDC yaitu IN1 dan IN2. Data hasil pengujian pada masing-masing modul relay dan pompa ditunjukkan pada Tabel IV dan V.

TABEL IV

PENGUJIAN MODUL RELAY DAN POMPA DRAINASE

Kondisi Air (NTU)

Kondisi Relay IN1

Kondisi Pompa Drainase

<= 7


OFF


OFF


Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, modul relay

dan pompa dapat bekerja dengan baik dan normal dikarenakan modul relay sudah dapat mengendalikan (mengaktifkan dan menon-aktifkan) pompa drainase sesuai dengan tingkat kekeruhan air akuarium dan pompa distribusi sesuai ketinggian air akuarium.

  • E.    Pengujian Modul Relay, Heater, dan Kipas DC

Pengujian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan dari modul relay, heater, dan kipas DC dalam proses pengendalian suhu air akuarium agar terjaga pada rentang suhu yang dibutuhkan 24°C - 28°C. Pada pengendalian suhu air, output yang digunakan berupa heater untuk menurunkan suhu air

Efina Marianis: Sistem Pemantauan Kekeruhan dan…



dimana masing-masing output terhubung dengan 2 kanal modul relay 4 channel 5 VDC yaitu IN3 dan IN4. Pada proses kendali suhu air akuarium terdapat pompa sirkulasi yang selalu menyala agar membantu proses penstabilan suhu air sehingga suhu air dapat merata. Data hasil pengujian pada masing-masing modul relay, heater, dan kipas DC ditunjukkan pada Tabel VI dan VII.

TABEL VI


PENGUJIAN MODUL RELAY DAN HEATER

Suhu Air (°C)


Kondisi Relay IN3


Kondisi Heater


< 24


ON


ON


>= 24


OFF


OFF


TABEL VII


PENGUJIAN MODUL RELAY DAN KIPAS DC

Suhu Air (°C)


Kondisi Relay IN4     Kondisi Kipas DC

> 28


ON             ON


<= 28


OFF              OFF


Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, kendali heater dan kipas DC dapat bekerja dengan baik dan normal dikarenakan modul relay sudah dapat mengendalikan (mengaktifkan dan menon-aktifkan) heater dan kipas DC berdasarkan kondisi suhu air akuarium yang dibutuhkan yakni 24°C - 28°C.

  • F.    Pengujian Aplikasi Blynk

Pengujian terhadap tampilan aplikasi blynk bertujuan untuk mengetahui kinerja aplikasi blynk dalam memantau sistem secara jarak jauh dan realtime. Data hasil pengujian tampilan aplikasi blynk ditunjukkan pada Tabel VIII.

TABEL VIII

PENGUJIAN TAMPILAN APLIKASI BLYNK

Suhu Air

Ketinggian Air

Tingkat Kekeruhan Air


Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, aplikasi bylnk sudah dapat bekerja untuk menampilkan data hasil monitoring pada masing-masing sistem yakni sistem monitoring tingkat kekeruhan air dan sistem monitoring suhu air. Dengan demikian, aplikasi blynk sudah dapat bekerja sesuai dengan fungsinya sebagai penampil data.

  • G.    Pengujian Secara Keseluruhan Prototipe

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan kelayakan dari prototipe yang telah dibuat. Berikut merupakan hasil pengujian unjuk kinerja dari prototipe alat secara keseluruhan yang ditunjukkan pada Tabel IX.

TABEL IX

PENGUJIAN TAMPILAN APLIKASI BLYNK

Pembacaan Sensor

Relay

Sensor Turbidity

Sensor DS18-B20

Sensor HC-SR04

Pompa Drainase

Pompa Distrib -usi

Hea -ter

Kipas DC

3.68 NTU

28.5°C

7 cm

OFF

OFF

OFF

ON

6.89 NTU

27.5°C

7 cm

OFF

OFF

OFF

OFF


Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, prototipe alat yang telah dibuat sudah dapat bekerja sesuai dengan parameter kondisi air yang dibutuhkan pada penelitian ini. Dapat dilihat pada pengujian ke-1 dimana tingkat suhu air yang terdeteksi oleh sensor DS18B20 adalah 28.5°C sehingga modul relay IN4 yakni kipas DC bekerja (ON) untuk menurunkan suhu air akuarium. Kemudian pada pengujian ke-2, kondisi air akuarium memenuhi parameter yang dibutuhkan sehingga masing-masing kanal pada modul relay dalam kondisi OFF.

V. KESIMPULAN

  • 1.    Prototipe pada penelitian ini dirancang dengan menggunakan mikrokontroler Arduino Uno, NodeMCU ESP8266 (modul Wi-Fi), sensor turbidity SEN0189, sensor suhu DS18B20, sensor ultrasonik HC-SR04, modul relay 4 channel, pompa, heater, dan kipas DC. Kemudian software yang digunakan untuk menunjang prototipe alat pada penelitian ini adalah Arduino IDE, Fritzing, dan Blynk.

  • 2.    Sistem dapat memantau tingkat kekeruhan air akuarium serta melakukan pengurasan air akuarium apabila tingkat kekeruhan air pada akuarium mencapai >= 25 NTU dan secara otomatis melakukan pengisian kembali air bersih dari tangki air menuju akuarium apabila sensor ultrasonik mendeteksi ketinggian air telah mencapai >=20 cm. Proses pengisian air akan terus berlangsung hingga ketinggian air

    Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 21, No.2, Juli - Desember 2022 DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2022.v21i02.P15


mencapai <=7 cm. Di samping itu, data tingkat kekeruhan air dan ketinggian air dapat dimonitor melalui aplikasi blynk. Namun pada sistem ini, pembacaan nilai sensor turbidity masih belum sepenuhnya stabil karena dipengaruhi oleh cahaya disekitar.

  • 3.    Sistem dapat memantau suhu air serta secara otomatis melakukan penstabilan suhu air pada akuarium. Dalam menjaga suhu air akuarium, pada sistem ini terdapat heater untuk menaikan suhu air akuarium apabila suhu air mencapai <24°C dan kipas DC untuk menurunkan suhu air akuarium apabila suhu air mencapai >28°C. Dalam proses penstabilan suhu air akuarium dibantu dengan pompa sirkulasi agar suhu air akuarium dapat merata. Di samping itu, data suhu air dapat dimonitor melalui aplikasi blynk. Namun, dalam melakukan penstabilan suhu air akuarium masih membutuhkan waktu yang cukup lama dikarenakan dipengaruhi oleh suhu ruangan dan cuaca disekitar, semakin panas atau dingin suatu ruangan maka suhu air akuarium akan terpengaruh oleh suhu ruangan tersebut.

REFERENSI

  • [1]    D. Y. Tadeus, K. Azazi, dan D. Ariwibowo, “Model Sistem Monitoring pH dan Kekeruhan pada Akurium Air Tawar Berbasis Internet of Things (IoT)”, Metana: Media Komunikasi Rekayasa Proses dan Teknologi Tepat Guna, vol. 15(2), pp. 49-56, 2019.

  • [2]    Kharisma dan Suryadi, “Rancang Bangun Alat Monitoring dan Penanganan Kualitas Air pada Akuarium Ikan Hias Berbasis Internet of Things (IoT)”, Jurnal Teknik Elektro dan Komputer TRIAC, vol. 7, 2020.

  • [3]    S. Indriyanto, F. T. Syifa, dan H. A. Permana, “Sistem Monitoring Suhu Air pada Kolam Benih Ikan Koi Berbasis Internet of Things”, TELKA, vol. 6, pp.10-19, 2020.

  • [4]    I. G. H. Putrawan, P. Rahardjo, dan I. G. A. P. Raka Agung, “Sistem Monitoring Tingkat Kekeruhan air dan Pemberi Pakan Otomatis pada Kolam Budidaya Ikan Koi Berbasis NodeMCU”, Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, vol. 19(1), pp. 1-10, 2019.

  • [5]    Nandy, 2021. Panduan Budidaya Ikan Guppy & Jenis Ikan Guppy. [Online].     Tersedia     pada:     https://www.gramedia.com/best-

seller/budidaya-ikan-guppy/

  • [6]    M. Kautsar, R. R. Isnanto, dan E. D. Widianto,” Sistem Monitoring Digital Penggunaan dan Kualitas Kekeruhan Air PDAM Berbasis Mikrokontroler ATMega328 Menggunakan Sensor Aliran Air dan Sensor Fotodiode”, Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, vol. 3, no. 1, pp.7986, 2015.

  • [7]    M. S. Ramadhan, “Sistem Kontrol Tingkat Kekeruhan pada Aquarium Menggunakan Arduino Uno”, Skripsi, Fakultas Teknologi Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 2018.

  • [8]    B. S. Kusumaraga, S. Syahrorini, D. Hadidjaja, dan I. Anshory, " Monitoring Kualitas Air Akuarium Berbasis Internet of Things", Seminar Nasional & Call Paper Fakultas Sains dan Teknologi (SENASAINS), vol. 1, no. 2, 2021.

  • [9]    E. Prasetyo, 2021. Turbidity Sensor (Kekeruhan Air) SEN0189. [Online]. Tersedia pada: https://www.edukasielektronika.com/2020/11/turbidity-sensor-kekeruhan-air-sen0189.html

  • [10]    R. A. Wadu, Y. S. B. Ada, dan I. U. Panggalo, "Rancang Bangun Sistem Sirkulasi Air pada Akuarium/Bak Ikan Air Tawar Berdasarkan Kekeruhan Air Secara Otomatis", Jurnal Ilmiah FLASH, vol. 3, no. 1, 2017.

  • [11]    A. Rofiq, “Desain Sistem Monitoring Suhu Menggunakan Sensor DS18B20”, Skripsi, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Indonesia. 2010.

  • [12]    F. Puspasari, I. Fahrurrozi, T. P. Satya, dan G. Setyawan, “Sensor Ultrasonik HC-SR04 Berbasis Arduino Due untuk Sistem Monitoring Ketinggian”, Jurnal Fisika dan Aplikasinya, vol. 15 no. 2, 2019.

    [13]

    [14]

    [15]

    [16]

    [17]

    [18]

    [19]

    [20]


  • A. A. Endryanto, “Kontrol dan Monitoring Tanaman Hidroponik Sistem Nutrien Film Technique Berbasis IoT”, Skripsi, Program Studi Informatika, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. 2020.

P. Rahardjo, "Sistem Penyiraman Otomatis Menggunakan Sensor Kelembaban Tanah Berbasis Mikrokontroler Arduino Mega 2560 pada Tanaman Mangga Harum Manis Buleleng Bali", Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, vol. 21, no. 1, 2022.

K. B. Anjasmara, Y. Divayana, dan P. Rahardjo, "Rancang Bangun Alat Monitoring Switch pada PDG (Pressure Different Gauge) Berbasis SMS dengan Microcontroller Arduino", Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, vol. 19, no. 1, 2020.

H. D. Septama, T. Yulianti, W. E. Sulistyono, A. Yudamson, dan R. S.

T. Atmojo, “Smart Warehouse: Sistem Pemantauan dan Kontrol Otomatis Suhu serta Kelembaban Gudang”, Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA), pp.189-192, 2018.

Y. Efendi, “Internet of Things (IoT) Sistem Pengendalian Lampu Menggunakan Raspberry Pi Berbasis Mobile”, Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, vol. 4, no. 1, 2018.

A. Kurniawan, “Sistem Pengendali Peralatan Rumah Tangga Berbasis Aplikasi Blynk dan NodeMCU ESP8266”, Skripsi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer, Akakom Yogyakarta. 2017.

F. Supegina dan E. J. Setiawan, "Rancang Bangun IoT Temperature Controller untuk Enclosure BTS Berbasis Microcontroller Wemos dan Android", Jurnal Teknologi Elektro, vol. 8, no. 2, 2017.

Efina Marianis: Sistem Pemantauan Kekeruhan dan…


p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



{Halaman ini sengaja dikosongkan}

ISSN 1693 – 2951

Efina Marianis: Sistem Pemantauan Kekeruhan dan…