Analisa Kinerja Penerapan Standard Protokol Keamanan IEEE 802.11 Pada Layanan Wireless Fidelity
on
Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 20, No.1, Januari – Juni 2021
DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2021.v20i01.P10 89
Analisa Kinerja Penerapan Standard Protokol Keamanan
IEEE 802.11 Pada Layanan Wireless Fidelity
M Zatiar Erwan Kalam1, Ni Made Ary Dewi Wirastuti2, I Made Oka Widyantara3
[Submission:27-01-2021, Accepted: 25-02-2021]
Abstract—Communication networks are increasingly dependent on WLANs, the higher the demands for Quality of Service (QoS) for WLANs such as throughput, delay, jitter and packet loss, to secure data communication media, network security mechanisms are used Wired Equivalent Privacy (WEP), WiFi Protected Access (WPA), and WPA2 [1]. MBG has several alternatives WiFi free, The number of installed Wi-Fi cause problems the interference influence WiFi network performance, MBG has an area indoor and outdoor, alternative to handle the interference is to using the automation channel by applying channel fly, background scanning and static channel. From security mechanisms, channeling and frequency made by doing scenario on carried out research at each access point to get the best scenario, From the scenario proposed, the 5.8 Ghz frequency has better resistance to interference, the results of performance are influenced by interference, the WEP security mechanism has a better packet loss value but produces poor throughput, while WPA and disable security produce good throughput, jitter and delay, channel fly has the best performance but need 30-60 minutes to reach the optimum, while background scanning takes a shorter time but the results obtained are not better than channel fly. On this research scenario 30 AP 1, scenario 16 AP 4, scenario 11 AP 5 and scenario 22 AP 6 have good throughput has good jitter and delay value.
Keywords— QOS, Channeling, Security, Performance
Intisari—Jaringan komunikasi semakin bergantung pada WLAN, maka semakin tinggi tuntutan Quality of Service (QoS) WLAN seperti throughput, delay, dan jitter untuk menjaga keamanan media komunikasi data, maka digunakan mekanisme keamanan jaringan Wired Equivalent Privacy (WEP), WiFi Protected Access (WPA), dan WPA2 [1]. MBG memiliki beberapa alternatif WiFi gratis, Banyaknya Wi-Fi yang terpasang menimbulkan permasalahan interferensi yang mempengaruhi unjuk kerja jaringan WiFi, MBG sendiri memiliki area indoor dan outdoor, alternatif untuk mengatasi interferensi adalah dengan melakukan automasi pengkanalan dengan menerapkan channel fly, background scanning dan static channel. Dari mekanisme keamanan, pengkanalan dan frekuensi dibuat skenario dilakukan penelitian pada setiap askes point untuk mendapatkan skenario terbaik, dari skenario yang diajukan frekuensi 5.8Ghz memiliki ketahanan lebih baik terhadap interferensi hasil unjuk kerja dipengaruhi oleh interferensi, mekanisme keamanan WEP memiliki nilai packet
loss yang lebih baik tetapi menghasilkan throughput yang kurang baik sedangkan WPA dan disable security menghasilkan throughput, jitter dan delay yang baik, channeling channel fly memiliki unjuk kerja terbaik tetapi memerlukan waktu 30-60 menit untuk mencapai optimal sedangkan background scanning memerlukan waktu yang lebih singkat tetapi hasil yang diperoleh tidak lebih baik dari channel fly. Nilai throughput berpengaruh terhadap nilai delay dan jitter, semakin besar nilai throughput nilai delay akan semakin baik. pada penelitian yang dilakukan skenario 30 AP 1, skenario 16 AP 4, skenario 11 AP 5 dan skenario 22 AP 6 memiliki nilai throughput baik memiliki nilai jitter dan delay yang baik.
Kata Kunci— QOS, Channeling, Security, Unjuk Kerja
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer, software, dan perangkat jaringan yang bekerja secara bersama. Local Area Network (LAN) merupakan salah satu jenis jaringan komputer yang dapat menghubungkan komputer satu dengan yang lain. Perkembangan teknologi jaringan komunikasi mendapatkan peran penting sebagai media yang dapat menghubungkan antar pengguna tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Jaringan komunikasi yang paling dikenal untuk menghubungkan perangkat seluler seperti smartphone, tablet PC, dan notebooks ke internet ialah Wireless Local Area Networks (Wireless LAN/WLAN) [2]. Perkembangan jaringan WLAN saat ini telah mencapai standar 802.11.ac yang berjalan pada frekuensi 2.4 Ghz dan 5.8 Ghz, pada frekuensi 5.8 Ghz dapat mencapai throughput 1 Gigabyte (GB) dengan nilai interferensi yang lebih baik dibandingkan dengan frekuensi 2.4 Ghz[3].
Teknologi WLAN menerapkan standar 802.11a/b/g/n/ac dengan frekuensi 2.4 Ghz dan 5.8 Ghz. Guna menjaga keamanan media komunikasi data, maka digunakan mekanisme keamanan jaringan Wired Equivalent Privacy (WEP), WiFi Protected Access (WPA), dan WPA2[1]. Jaringan WLAN atau pun LAN yang terhubung pada internet cenderung tidak aman dan bisa di eksploitasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan celah pada proses komunikasi data, data bisa ubah atau diambil untuk mencari keuntungan sendiri[4], walaupun sudah menggunakan WPA2 dan AES sebagai solusi pengamanan tetap memiliki kemungkinan untuk data bisa di curi maka sebagai pengguna internet diharapkan bijak untuk melakukan komunikasi data (security awareness)[5].
Permasalahan jaringan WLAN yaitu interferensi bisa diatasi dengan optimasi penggunaan metode channeling. Pengkanalan pada WLAN berfungsi untuk memperluas saluran serta bersifat statis dan dinamis[6]. Metode channeling
p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372
adalah metode multiple-access dimana bandwidth yang tersedia dari sebuah link dibagikan berdasarkan waktu, frekuensi atau melalui coding. Kekuatan sinyal sangat dipengaruhi oleh positioning access point dan obstacle yang menjadi pembeda pada area tertentu[7], untuk melindungi keamanan jaringan komunikasi, maka menggunakan jaringan WEP, WPA, dan WPA2, permasalahan tersebut sangat mempengaruhi unjuk kerja dari jaringan WLAN[8].
Mall Bali Galeria adalah mall yang terdapat di kabupaten Badung. MBG memberikan layanan WiFi gratis yang di sediakan oleh ISP yang dapat dengan mudah untuk di akses seperti Bali Fiber, Telkom, dan Biznet, banyaknya WiFi yang terpasang menyebabkan interferensi yang tinggi, hal tersebut dapat mengganggu kualitas dari layanan WiFi MBG. handover homogeneous dan handover heterogeneous adalah metode perpindahan client dari akses point ke akses point lain dalam satu jaringan yang sama menjadi kelebihan dari teknologi WLAN sekarang membuat client tidak perlu terputus dari service yang sedang digunakan[9].
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Poonam Jindal dan Brahmjit Singh pada tahun 2015 dengan menghitung mekanisme keamanan sebagai faktor yang mempengaruhi nilai throughput[1], pada penelitian yang akan dibahas pada jurnal ini disusun dengan mengkombinasikan mekanisme keamanan (WPA, WEP) dan teknik pengkalan (static channel, channel fly, background scanning) setelahnya akan di analisa faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja jaringan WiFi (throughput, jitter, delay, dan packet loss), pada skenario penelitian ini akan di kondisikan untuk akses point yang di uji dalam keadaan tanpa beban dan kekuatan sinyal kategori sangat bagus >-70dBm[10].
-
A. WLAN Standar
Standar yang digunakan pada implementasi jaringan Wireless Local Area Networks (WLAN) adalah IEEE 802.11, telah ditentukan semenjak tahun 1997 oleh Institute of Electical and Electronics Engineers [10]. Dalam keamanan jaringan terdapat beberapa metode untuk menjaga jaringan WLAN menjadi lebih handal dan aman, yaitu dengan menerapkan firewall yang handal untuk mengurangi serangan[11], pada jaringan WLAN terdapat metode standar dalam pengamanan jaringan disable security, Wired Equivalent Pivacy (WEP), WiFi Protected Access (WPA) dan WPA2[12]. WEP enskripsi menggunakan RC4 dimana 24 bit digunakan untuk inisialsasi vector iv dan sisa bit menjadi secret key[13].
Tabel i. standar keamanan jaringan
WEP |
WPA |
WPA2 | |
Year ratified |
1999 |
2003 |
2004 |
Key Size [bit] |
40 |
128 |
128, 192, 256 |
Key State |
Static |
Dynamic |
Dynamic |
Authentication |
WEP Key |
802.1X&EAP |
802.1X&EAP |
Encryption |
RC4 |
RC4 |
AES |
-
B. Throughput
Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada satuan waktu. Bandwidth adalah jumlah bit yang bisa dikirim dalam satu detik, throughput merupakan indikator utama dari
kualitas jaringan, throughput dipengaruhi oleh lebar pita (frekuensi), bandwidth yang tersedia, mekanisme keamanan, dan interferensi atau overlaping channel, kualitas sinyal juga berpengaruh terhadap unjuk kerja jaringan Wi-Fi, kualitas sinyal dipengaruhi oleh penempatan akses point, pointing dan spesifikasi akses point [14].
Tabel ii kategori THROUGHPUT [10]
Kategori Throughput |
Throughput |
Indeks |
Sangat Bagus |
100 % |
4 |
Bagus |
75 % |
3 |
Sedang |
50% |
2 |
Buruk |
<25 % |
1 |
-
C. Jitter
Jitter adalah waktu yang diperlukan untuk mengirim data dua arah dari pengirim ke penerima, dan merupakan kumpulan dari semua penundaan yang terjadi dalam proses dari pengiriman data hingga penerimaan data. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jitter adalah frekuensi, pulsa, amplitudo sinyal atau fase sinyal periodik. Lokasi antara pengguna dan titik akses sangat memengaruhi jitter.
Tabel iii. jitter [10]
Degradasi Kategori |
Jitter |
Perfect |
0 ms |
Good |
75 ms |
Medium |
125 ms |
Poor |
225 ms |
-
D. Packet Loss
Packet loss adalah bit yang gagal di transmisikan dari pengirim ke penerima yang menyebabkan hilangnya sebagian data selama proses pengiriman, collision menyebabkan paket hilang dan mempengaruhi nilai packet loss menggambarkan kondisi jaringan menyebabkan retransmission yang mengurangi efisiensi performa jaringan [15].
Tabel iv. packet loss [10]
Degradasi Kategori |
Paket Loss |
Perfect |
0 % |
Good |
3 % |
Medium |
15 % |
Poor |
25 % |
-
E. Delay
Delay mengacu pada penundaan waktu transmisi paket data dari titik transmisi ke titik lain, selain terhubung untuk melakukan komunikasi chatting browsing internet juga dipergunakan untuk membuka multimedia streaming yang memiliki karakter tidak toleran terhadap QoS delay [16], ada dua jenis delay di jaringan. packet delay adalah keterlambatan yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan pengguna informasi untuk membentuk sebuah paket data IP. Penundaan ini hanya terjadi sekali, pada sumber informasi, queuing delay disebabkan oleh waktu proses yang dibutuhkan oleh router. delay propagasi adalah proses di mana informasi merambat di media transmisi, menyebabkan penundaan yang disebut delay propagasi. Kedua, transmission delay transmisi adalah waktu
DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2021.v20i01.P10 penundaan yang dibutuhkan paket data untuk melintasi media. Penundaan transmisi tergantung pada kecepatan media dan bandwidth yang tersedia[17].
Table v. delay [10]
Degradasi Kategori |
Delay |
Perfect |
< 150 ms |
Good |
150 s.d 300 ms |
Medium |
300 s.d 450 ms |
Poor |
> 450 ms |
-
F. Signal Strength
Signal strength atau kekuatan sinyal biasa disebut dengan RSSI atau Radio Received Signal Strength Indicator merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai dari throughput, kualitas sinyal yang baik bernilai di bawah dari -76dBm[18].
Tabel vi. signal strength [10]
RSSI |
Sinyal Kategori |
>- 70 dBm |
Sangat Bagus |
-70 dBm sampai -85 dBm |
Bagus |
-86 dBm sampai -100 dBm |
Biasa |
<-100 dBm |
Buruk |
< 110 dBm |
Sangat buruk / No signal |
-
G. Metode Channeling
Untuk mengatasi interferensi akses point secara automatis, beberapa metode yang ditawarkan yaitu metode pemilihan saluran otomatis channel fly dan background scanning. Channel fly untuk pemanfaatan spektrum dan optimalisasi kinerja, sementara background scanning harus diaktifkan untuk mendeteksi AP yang diluar dari manage, deteksi lokasi AP, dan penyesuaian daya radio. Keduanya dapat digunakan untuk optimasi saluran otomatis, perbedaan utama antara channel fly dan background scanning adalah bahwa channel fly menentukan saluran optimal berdasarkan analisis statistik waktu nyata dari pengukuran throughput, sementara background scanning menggunakan pengukuran saluran dan teknik lainnya untuk memperkirakan dampak interferensi pada kapasitas Wi-Fi berdasarkan pemindaian progresif semua saluran yang tersedia, sedangkan untuk static channel adalah menentukan sendiri channel yang digunakan untuk masing-masing akses point[19].
Penelitian dan pengambilan data dilaksanakan di publik area indoor (hall dan lobby) dan area outdoor (taman dan foodcourt area). Langkah - langkah metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini seperti pada Gambar 1, studi literatur tahapan di mana penulis mempelajari teori-teori, metode kerja, dan dasar aplikasi dari kasus-kasus yang ada dari jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, perancangan sistem merupakan tahapan untuk mendeskripsikan proses dan parameter (mekanisme keamanan, standar IEEE, teknologi saluran) yang digunakan untuk mendapatkan performansi (jitter, delay, packet loss, dan throughput), pengembangan
91 sistem didasarkan pada analisis desain yang telah diselesaikan sebelumnya untuk menulis rencana pengujian, dan kemudian mengembangkan sistem untuk membuat rencana yang berbeda dengan parameter yang telah ditentukan, implementasi parameter setelah skenario disusun, kemudian ditetapkan sebagai parameter untuk pengujian dan pengukuran selanjutnya untuk mengetahui performa jaringan WLAN, pengukuran unjuk kerja didasarkan pada parameter security, frekuensi, channeling, maka di hasilkanlah jitter, delay, packet loss, dan throughput di ukur sesuai dengan standar tiphon. Tahapan analisa unjuk kerja setelah didapati nilai jitter, delay, packet loss, dan throughput setelahnya di analisis dan di buat kedalam satu tabel untuk bisa diamati unjuk kerja yang terbaik berdasarkan standard tiphon, pengambilan kesimpulan di lakukan setelah menganalisis hasil penelitian yang dilakukan, maka diambillah kesimpulan skenario unjuk kerja terbaik jaringan WLAN, kesimpulan yang diambil di tinjau dari rumusan masalah yang telah diidentifikasi dan diselesaikan berdasarkan rancangan dan pengembangan sistem yang telah diimplementasikan.
IiipleTientasi
Pararpetef
PeTircangan Sisle 11

Gambar 1: Flowchart Pengujian
Penqerbanqan
PercukLran
Analisa Unjuk Kerja i Penganbilan Kesimpulan
Untuk mendapatkan nilai yang di harapkan pada Tabel VII skenario pengujian, pengujian akan dilakukan dengan menggunakan 1 laptop yang yang di install iperf3 untuk dijadikan server dan 1 laptop lagi di install Iperf3 sebagai klien saat pengujian laptop server akan dihubungkan
M. Z. E. Kalam: Analisa Kinerja Penerapan Standard………

menggunakan kabel UTP cat5e pada posisi switch dengan jaringan yang sama dengan akses point, pada posisi penguji akan dihubungkan menggunakan WiFi melalui akses point yang akan diujikan. Iperf3 akan dijalankan dengan besaran beban yang akan dikirimkan 100MBps dan protokol UDP dari PC klien ke PC Server untuk selanjutnya diamati dan mengumpulkan data jitter, packet loss, delay, dan throughput untuk selanjutnya di analisis.
Gambar 2: Topologi pengujian
Pada pengujian ditentukan skenario dengan mengkombinasikan frekuensi, security dan channeling, pada skenario pertama akses point R700 dual band 2.4Ghz 5.8Ghz, antena omnidirectional 3:3x3, upto 1300 Mbps[20], dan T301 dual band 2.4Ghz 5.8Ghz, antena directional 2x2, upto 867 Mbps[21], dengan akan menjalankan skenario Tabel VII tanpa ada interferensi, pada skenario kedua akses point R700 akan menjalankan skenario Tabel VII pada kondisi interferensi di dalam ruangan, skenario ketiga Akses point T301 menjalankan skenario tabel VII pada kondisi luar ruangan, dari skenario tadi akan dikumpulkan data untuk selanjutnya di analisis.
14 |
WEP-128 |
Background Scanning |
2,4Ghz |
15 |
Disable Security |
Background Scanning |
2,4Ghz |
16 |
WPA2 - Mixed |
Statik Channel |
5,8Ghz |
17 |
WPA2 |
Statik Channel |
5,8Ghz |
18 |
WEP-64 |
Statik Channel |
5,8Ghz |
19 |
WEP-128 |
Statik Channel |
5,8Ghz |
20 |
Disable Security |
Statik Channel |
5,8Ghz |
21 |
WPA2 - Mixed |
ChannelFly |
5,8Ghz |
22 |
WPA2 |
ChannelFly |
5,8Ghz |
23 |
WEP-64 |
ChannelFly |
5,8Ghz |
24 |
WEP-128 |
ChannelFly |
5,8Ghz |
25 |
Disable Security |
ChannelFly |
5,8Ghz |
26 |
WPA2 - Mixed |
Background Scanning |
5,8Ghz |
27 |
WPA2 |
Background Scanning |
5,8Ghz |
28 |
WEP-64 |
Background Scanning |
5,8Ghz |
29 |
WEP-128 |
Background Scanning |
5,8Ghz |
30 |
Disable Security |
Background Scanning |
5,8Ghz |
Penelitian ini akan membandingkan hasil analisa unjuk kerja Wi-Fi eksisting dengan security disable security dan channeling channel fly dengan hasil dari skenario yang diajukan. Pada pengujian skenario signal strength yang diujikan dipastikan kategori sangat bagus atau >-70dBm. Untuk perangkat akses point yang di ujikan akan dibuat iddle tanpa ada client lain yang terhubung hanya laptop penguji yang terkoneksi. Beban data yang akan dikirim dari client ke server sebesar 100Mb dan bandwidth dibuat tanpa ada batasan. protokol paket data yang akan diujikan adalah UDP, setiap akses point akan dilakukan pengujian skenario yang sama.
-
A. Packet Loss
Hasil pengujian skenario diajukan packet loss terbaik untuk setiap akses point dengan menggunakan Ruckus R700 dan T301 ditampilkan Tabel VIII AP 1 sampai 4 pada lingkungan ruangan ( hall, ballroom, dan kantin ) dan AP 5 sampai 8 luar ruangan ( park, foodcourt dan play ground ).
Tabel vii. skenario pengujian
Skenario |
Security |
Channeling |
Freq |
1 |
WPA2 - Mixed |
Statik Channel |
2,4Ghz |
2 |
WPA2 |
Statik Channel |
2,4Ghz |
3 |
WEP-64 |
Statik Channel |
2,4Ghz |
4 |
WEP-128 |
Statik Channel |
2,4Ghz |
5 |
Disable Security |
Statik Channel |
2,4Ghz |
6 |
WPA2 - Mixed |
ChannelFly |
2,4Ghz |
7 |
WPA2 |
ChannelFly |
2,4Ghz |
8 |
WEP-64 |
ChannelFly |
2,4Ghz |
9 |
WEP-128 |
ChannelFly |
2,4Ghz |
10 |
Disable Security |
ChannelFly |
2,4Ghz |
11 |
WPA2 - Mixed |
Background Scanning |
2,4Ghz |
12 |
WPA2 |
Background Scanning |
2,4Ghz |
13 |
WEP-64 |
Background Scanning |
2,4Ghz |
Tabel viii. packet loss
AP |
Skenario |
Packet Loss |
1 |
14 |
1,40% |
1 |
24 |
0,09% |
2 |
1 |
0,55% |
2 |
29 |
0,73% |
3 |
2 |
0,76% |
3 |
18 |
0,29% |
4 |
2 |
0,63% |
4 |
18 |
0,02% |
5 |
2 |
0,48% |
5 |
23 |
0,09% |
6 |
9 |
1,10% |
6 |
24 |
0,34% |
DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2021.v20i01.P10
7 |
7 |
0,40% |
7 |
29 |
0,49% |
8 |
14 |
0,53% |
8 |
23 |
0,74% |
Pada Tabel VIII setiap akses point memiliki nilai packet loss terbaik dengan skenario yang berbeda hal tesebut di pengaruhi oleh interferensi yang terjadi sehingga packet loss bervariatif, nilai packet loss terbaik didominasi dengan menggunakan security WEP dikarenakan penggunaan enskripsi RC4 yang lebih handal untuk mengatasi packet loss tetapi memiliki kekurangan pada performa throughput, untuk channeling penggunaan channel fly lebih efektif untuk mengatasi interferensi dan mendapatkan nilai yang lebih baik, berdasarkan Tabel VIII hasil dari packet loss nilai packet loss yang diperoleh bernilai > 0% sesuai dengan standar tiphon untuk nilai packet loss perfect adalah 0 % dan hasil yang didapatkan di atas 0% di bawah 3% kategori good.
-
B. Jitter
Hasil pengujian skenario yang diajukan, jitter terbaik untuk setiap akses point dengan menggunakan Ruckus R700 dan Ruckus T301 ditampilkan Tabel IX AP 1 sampai 4 pada lingkungan dalam ruangan ( hall, ballroom, dan kantin ) dan 5 sampai 8 luar ruangan ( taman, foodcourt area dan tempat bermain ).
Tabel ix. jitter
AP |
Skenario |
Jitter |
1 |
2 |
2,665ms |
1 |
30 |
1,17ms |
2 |
6 |
1,791ms |
2 |
27 |
1,336ms |
3 |
5 |
2,191ms |
3 |
21 |
1,703ms |
4 |
1 |
3,815ms |
4 |
16 |
1,924ms |
5 |
11 |
3,491ms |
5 |
26 |
2,163ms |
6 |
12 |
3,251ms |
6 |
22 |
1,285ms |
7 |
15 |
2,958ms |
7 |
30 |
1,45ms |
8 |
5 |
1,884ms |
8 |
16 |
1,116ms |
Hasil dari pengujian jitter yang ditunjukan Tabel IX pada setiap akses point terdapat variasi skenario yang menghasilkan nilai jitter terbaik karena dipengaruhi oleh interferensi yang terjadi sehingga skenario terbaik bervariatif, security WPA2 mendominasi nilai jitter terbaik, untuk channeling penggunaan background scanning mendapatkan nilai jitter yang baik dikarenakan pada saat pengambilan data dilakukan langsung setelah penerapan skenario tanpa jeda. Berdasarkan Tabel IX hasil dari jitter sesuai dengan standar tiphon untuk
93 nilai jitter perfect adalah 0 ms dan hasil yang diperoleh > 0ms dibawah 75ms dengan kategori good.
-
C. Delay dan Throughput
Hasil pengujian skenario yang diajukan throughput dan delay terbaik untuk setiap akses point dengan menggunakan Ruckus R700 dan Ruckus T301 Tabel X AP 1 samapi 4 lingkungan dalam ruangan ( hall, ballroom, dan kantin ) dan 5 sampai 8 luar lingkungan ( taman, foodcourt area dan tempat bermain ).
Tabel x. throughput dan delay
AP |
Skenario |
Delay |
Throughput |
Eksisting |
Optimasi |
1 |
1 |
21,21ms |
39,55 Mbps |
33,3 Mbps |
19% |
1 |
30 |
10,65ms |
78,7 Mbps |
60,7 Mbps |
30% |
2 |
5 |
21,63ms |
38,8 Mbps |
34,6 Mbps |
12% |
2 |
25 |
14,02ms |
59,8 Mbps |
59,8 Mbps |
0% |
3 |
5 |
24,24ms |
34,6 Mbps |
23 Mbps |
50% |
3 |
26 |
11,21ms |
74,8 Mbps |
47,3 Mbps |
58% |
4 |
7 |
27,68ms |
30,3 Mbps |
18,7 Mbps |
62% |
4 |
16 |
17,6ms |
47,7 Mbps |
35,6 Mbps |
34% |
5 |
11 |
28,75ms |
28,21 Mbps |
14,7 Mbps |
92% |
5 |
17 |
15,67ms |
53,5 Mbps |
31,3 Mbps |
71% |
6 |
15 |
26,54ms |
31,6 Mbps |
22,1 Mbps |
43% |
6 |
22 |
11,74ms |
71,5 Mbps |
49,6 Mbps |
44% |
7 |
8 |
41,7ms |
20,1 Mbps |
16 Mbps |
26% |
7 |
22 |
11,38ms |
73,7 Mbps |
65,3 Mbps |
13% |
8 |
11 |
16,43ms |
51 Mbps |
42,1 Mbps |
21% |
8 |
30 |
10,48ms |
80 Mbps |
51,6 Mbps |
55% |
Dari Tabel X bisa dilihat dari skenario yang diajukan bisa meningkatkan performa jaringan WLAN eksisting, untuk mekanisme keamanan WPA2 dan disable security menghasilkan nilai throughput yang lebih baik jika dibandingkan dengan WEP. Pengkanalan channel fly dan background scanning memiliki performa yang relatif lebih baik dibandingkan pengkanalan static channel, pengkanalan background scanning memerlukan waktu yang lebih cepat untuk meningkatkan performa hasil yang di peroleh tidak lebih baik dari channel fly tetapi memerlukan waktu yang lebih lama 30 - 60 menit untuk mendapatkan channel dengan peforma terbaik sebelum dilakukan pengambilan data. Dari Tabel X hasil throughput tersebut di pengaruhi oleh interferensi yang terjadi sehingga throughput bervariatif, skenario yang diajukan mendapatkan peningkatan performa dari skenario eksisting sesuai dengan standar tiphon unuk nilai throughput perfect 100% dan hasil yang didapatkan diatas 25% dibawah 100%.
Berdasarkan observasi hasil penelitian yang telah dilakukan di MBG, analisa pembahasan mekanisme keamanan dan pengkanalan berdampak pada Quality Of Service (jitter, packet loss, throughput, delay) serta unjuk kerja dari performa
M. Z. E. Kalam: Analisa Kinerja Penerapan Standard………

jaringan WLAN di MBG dapat ditarik kesimpulan dari skenario yang diajukan skenario terbaik untuk area dalam ruangan dan luar ruangan mekanisme keamanan WEP menghasilkan nilai packet loss yang lebih baik tetapi menghasilkan nilai throughput, delay dan jitter yang kurang baik dibandingkan dengan WPA dan disable security. Besaran nilai throughput berpengaruh terhadap nilai delay dan jitter, semakin besar nilai throughput nilai delay dan jitter akan semakin baik. Pada penelitian yang dilakukan, skenario 30 AP 1, skenario 16 AP 4, skenario 11 AP 5 dan skenario 22 AP 6 memiliki nilai throughput baik memiliki nilai jitter dan delay yang baik. Frekuensi 5 Ghz menujukan unjuk kerja yang lebih baik dibandingkan 2.4Ghz, frekuensi 5Ghz memiliki lebar band yang lebih lebar dan lebih tahan terhadap interfrensi dari sinyal radio lain Channel fly memiliki nilai performa terbaik dalam implementasi pengkanalan tetapi channel fly memerlukan waktu yang relatif lebih lama (30-60 menit) untuk mendapatkan performa yang optimal, sedangkan background scanning memerlukan waktu yang lebih cepat untuk meningkatkan nilai performa dari yang sebelumnya, tetapi nilai performa yang diperoleh tidak lebih baik dari channel fly, pergeseran channel terjadi setiap 15 detik sampai mendapatkan performa yang baik jika terdapat interferensi dikarenakan akses point lain yang melakukan pergeseran channel maka akses point tersebut melakukan pergeseran kembali.
Referensi
[1]
-
[2]
-
[3]
-
[4]
[5]
-
[6]
-
[7]
-
[8]
-
[9]
-
[10]
-
[11]
-
[12]
U. Singh and P. Jindal, “Performance Analysis of Secure Wireless Local Area Network using Test-bed,” 2014 Fourth International Conference on Advanced Computing & Communication Technologies. 2014.
K. C. Hu, S. W. Wang, M. C. Chiang, and C. W. Tsai, “An efficient hybrid algorithm for balancing the load of wireless local area network,” Computers and Electrical Engineering (2016). http://dx.doi.org/10.1016/j.compeleceng.2016.09.036. 2016.
T. A. T. Aziz, M. R. A. Razak, and N. E. A. Ghani, “The Performance of Different IEEE802.11 Security Protocol Standard on 2.4GHz and 5GHz WLAN Networks,” International Conference on Engineering Technology and Technopreneurship (ICE2T). 2017.
B. A. Nugroho, H. Supriyono and J. Wantoro, “Analisis Keamanan Jaringan pada Fasilitas Internet (WiFi) Terhadap Serangan Packet Snifing,” 2012.
S. Zaim, “Apakah WPA/WPA2 Benar-Benar Aman? Deskripsi Paket Data Terenkripsi Pada WPA/WPA2,” Seminar Nasional Informatika, 2015 (semnasIF 2015), 2015.
O. Bejarno, and E. W. Knightly, “IEEE 802.11ac: From Channelization toMulti-User MIMO,” Rice UniversityMinyoung Park, Intel Corporation. 2013.
P. D. Pradnyana, D. M. Wiharta, and N. P. Sastra, “Analisis Cakupan Layanan Wi-Fi Gedung Pascasarjana Universitas Udayana,” Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 2 Juni 2019. 2019.
Handdy I. G. M, Diafari I. G. A. K, and Indra N, “Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Otentifikasi dan Otorisasi Akses ke Jaringan WiFi” E-Jurnal SPEKTRUM Vol. 3, No.2 Desember 2016. 2016.
N. M. A. E. D. Wirastuti and C. C. W. Emehel, “Handover Scenarios for Mobile WiMAX and Wireless LAN Heterogeneous Network,”. Telkomnika Indonesian Journal Electrical Engineering, Vol. 12, No. 8,. 2014.
Telecommunications and internet Protocol Harmoniza Over Networks (TiPHON), General aspect of Quality of Service (QOS), Tiphon 1999. A. Maraj, G.Jakupi, E. Rogova and X.Grajqevci, “Testing of Network Security Systems Through DoS Attacks,” 6th Mediterranean Conference on Embedded Computing. 2017.
S. Lepaja, A. Maraj, A. Efendiu, and S. Berzati, “The Impact of the Security Mechanisms in the Throughput of the WLAN Networks,” 7th Mediterranean Conference on Embedded Computing. 2018.
-
[13] E. Barka, M. Boulmalf, A. A. H. A. Suwaidi, H. Khazaimy, and M. A. Mansouri, “Impact of Security on the Performance of Wireless-Local Area Networks,” 2006
-
[14] K. Y. Krisnawan, N. P. Sastra, and N. M. A. E. D. Wirastuti, “Optimasi Nirkabel Local Area Networks Fakultas Teknik Kampus Sudirman Universitas Udayana,” E-Journal SPEKTRUM Vol. 5, No 1 Juni 2018. 2018.
-
[15] Linawati, N. Gunantara and I. K. A. R. Gunawan, “Performansi WLAN Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung,” Teknologi Elektro., Vol.14, No.2, 2015.
-
[16] I. M. O. Widyantara, B. D. Cahyono and W. Setiawan, “Analisa Horizontal Handover Terhadap QoS Layanan Streaming Multimedia ELearning Pada Jaringan WLAN 802.11,” Jurnal Teknologi Elektro., Vol.14, No.1, 2015.
-
[17] R. Murty, J. Padhye, R. Chandra, A. Wolman, and B. Zill, “Designing High Performance Enterprise Wi-Fi Networks,”. Harvard University, Microsoft Research. 2008.
-
[18] S. Jeon, Y. S. Shim, and S.Park, “Study of the Throughput of WLAN According to Channeling and Density of AP,” 19th International Conference on Microwaves, Radar & Wireless Communications. 2012
-
[19] “Background Scanning and Channel Fly.” [Online]. Available: https://docs.ruckuswireless.com/unleashed/200.1.9.12/c-SelfHealing.html. [Accesed: 10-December-2020].
-
[20] “Data Sheet Ruckus ZoneFlex R700.” [Online]. Available: https://www.ruckussecurity.com/ZoneFlex-R700.asp. [Accesed: 10-December-2020].
-
[21] “Data Sheet Ruckus ZoneFlex T301.” [Online]. Available: https://www.ruckussecurity.com/ZoneFlex-T301.asp. [Accesed: 10-December-2020].
ISSN 1693 – 2951
M. Z. E. Kalam: Analisa Kinerja Penerapan Standard……….
Discussion and feedback