Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 18, No. 1, Januari - April 2019

DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2019.v18i01.P04                                                               23

Studi Manajemen Energi Di Rumah Sakit Prima

Medika Denpasar

Cecep Yudhie Rachmat1, Satya Kumara2, Dayu Giriantari3

[Submission: 28-09-2018, Accepted: 31-03-2019]

Abstract—Prima Medika Hospital is a nationally accredited hospital with the highest category or Plenary in 2016. With the highest patient visit rate of 59,289 people in 2017 and an average occupancy rate of 79.89% is entered into the ideal category with electricity consumption of 2,299,077 kWh / year. Electricity expenses come from 5 equipment groups, namely: lighting equipment group 20.08%, equipment for air arrangement system 56.12%, medical equipment 8.92%, office equipment 5.30% and utilities utilities 9.57%. From the initial energy audit calculation, the Energy Consumption Intensity index is 344.23 kWh / m² / year and this is included in the Intensive Energy category or shows wasteful energy use. Energy conservation efforts will be carried out on all equipment groups, especially to the equipment of the air structuring system which is the biggest energy absorber starting from the assumption of equipment operating hour patterns and then searching for energy-saving potentials starting from the lighting equipment group in the form of lamp replacement with Light type Emitting Diode (LED), from the office equipment group with the control of operating hours of Dispenser equipment and from the group of air structuring equipment with the replacement of standard AC technology into AC inverters, the total potential of electricity energy savings was 613,813.2 kwh / year or 26.70% so if the proposed Energy Saving Opportunity can be implemented then the final value can be reduced to 252.33 kWh / m² / Year or included in the Energy Standard category or already efficient.

Intisari— Rumah Sakit Prima Medika adalah rumah sakit yang telah terakreditasi tingkat nasional dengan katagori tertinggi atau Paripurna di 2016. Dengan tingkat kunjungan pasien tertinggi sebanyak 59.289 orang ditahun 2017 dan tingkat hunian rata rata 79,89% masuk katagori ideal dengan konsumsi energi listrik sebesar 2.299.077 kWh/tahun. Beban kelistrikan berasal dari 5 kelompok peralatan yaitu: kelompok peralatan penerangan 20,08%, peralatan sistem penataan udara 56,12%, peralatan medis 8,92%, peralatan kantor 5,30% dan peralatan utiliti 9,57%. Dari perhitungan audit energi awal diperoleh indeks Intensitas Konsumsi Energi (IKE) sebesar 344,23 kWh/m²/tahun dan ini termasuk dalam katagori Energi Intensive atau menunjukan penggunaan energi yang boros. Akan dilakukan upaya konservasi energi pada semua kelompok peralatan terutama kepada peralatan sistem penataan udara yang merupakan penyerap energi terbesar dimulai dari menyusun asumsi pola jam oprasional peralatan selanjutnya dilakukan upaya pencarian terhadap potensi-potensi hemat energi mulai dari kelompok peralatan penerangan berupa penggantian lampu dengan yang berjenis Light Emitting Diode (LED), dari kelompok peralatan kantor dengan penertiban jam oprasional alat Dispenser dan dari kelompok peralatan penataan udara dengan

1Pegawai, RSUP Sanglah, Jl. Diponegoro, Denpasar 80114, INDONESIA (telp: 0361-227911; fax: 0361-224206; e-mail: cecep.yudhie@gmail.com)

penggantian teknologi AC standart menjadi AC inverter didapatkan total potensi penghematan energi listrik sebesar 613.813,2 kwh/tahun atau sebesar 26,70% sehingga jika usulan Peluang Hemat Energi (PHE) ini dapat diimplementasikan maka nilai IKE akhir dapat menurun menjadi 252,33 kWh/m²/Tahun atau masuk dalam katagori Energy Standart atau sudah efisien

Kata KunciManajemen Energi, Intensitas Konsumsi Energi, Peluang Hemat Energi, Efisiensi, Rumah Sakit, Light Emitting Diode (LED)

  • I.    PENDAHULUAN

Pemerintah melalui Instruksi Presiden (INPRES) nomor 10 tahun 2005 tentang penghematan energi telah menetapkan program konservasi energi agar diterapkan pada setiap konsumen pengguna energi seperti tertuang dalam di instansi perkantoran, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah [14] Rumah Sakit sebagai salah satu institusi pelayanan publik dibidang kesehatan yang juga sebagai konsumen pengguna energi diharapkan dapat turut serta dalam mensukseskan kebijakan terkait penghematan pemakaian listrik tanpa harus mengurangi aktifitas, kualitas serta kenyamanan bagi pasien. Rumah Sakit (RS) Prima Medika, Denpasar adalah satu instansi swasta pengguna energi kelistrikan yang telah terakreditasi Paripurna oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) di tahun 2016, memiliki luas area 2920 m2, beroprasional selama 24 jam setiap hari dengan persentase tingkat hunian atau Bed occupancy Ratio (BOR) tertinggi 99,92% dan tingkat kunjungan tertingginya 61.684 orang [6]. Jumlah tagihan listrik tahun 2016 sebesar Rp 2.414.153.700,- [7] dan tahun 2017 sebesar Rp. 2.273.336.834,- [8] Jumlah tagihan listrik tersebut tersebut berasal dari penggunaan energi listrik kelompok oleh peralatan sistem penerangan, peralatan sistem pengkondisian udara, peralatan medis, peralatan perkantoran dan peralatan utiliti. Besarnya tagihan kelistrikan yang harus dibayarkan menyebabkan rumah sakit berupaya mencari peluang-peluang penghematan energi tersebut. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi awal serta pengumpulan data data pendukung termasuk Selanjutnya dilakukan audit energi awal dengan menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE), dengan menggunakan rumus [4]:

IKE


kWh total setahun

( tingkat hunian ×area room) +( area non room)

Penilaian kreteria Pengelolaan Energi dengan menggunakan nilai standart Asean Data Base Officers 1990, untuk penetapan kreterianya [4]:

Cecep Yudhie Rachmat: Studi Manajemen Energi di Rumah ...


p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



sangat efisien pada suatu bangunan/gedung.

  • 2.    Energy Standart menunjukan energi terkelola dengan baik dan sudah menerapkan hemat energi atau efisien

  • 3.    Base Case menunjukan energi tidak terkelola dengan baik namun tidak termasuk kategori boros atau cukup efisien

  • 4.    Energy Intensive menunjukan pemakaian energi yang boros

TABEL I

Nilai Indeks Konsumsi Energi (IKE)

No

Nilai Indeks Konsumsi Energi (IKE)

Katagori

1

< 180 kWh/m²/tahun

Energy Efficient

Sangat Efisien

2

270 > IKE > 180 kWh/m²/tahun

Energy Standart

Efisien

3

340 > IKE > 270 kWh/m²/tahun

Base Case

Cukup Efisien

4

IKE > 340 kWh/m²/tahun

Energi Intensive

Boros

  • II. METODE PENELITIAN

  • 1)    Sumber Data

Sumber data berupa Data primer yang diperoleh dari pengukuran beban-beban yang dioperasikan, studi literatur yang berkaitan dengan tema pembahasan, data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung dan bersumber dari profil Organisasi, single line diagram sistem kelistrikan, rekening pembayaran listrik pada tahun 2016 dan 2017, denah dari bangunan gedung, data inventaris peralatan tahun 2017.

  • 2)    Jenis data

Jenis data pada penelitian ini adalah Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka atau data yang dapat dihitung meliputi data tagihan listrik, data jumlah lampu, jumlah mesin, jumlah alat-alat bertenaga listrik, kapasitas daya dan lama penggunaan perharinya. Data kualitatif yaitu data dalam bentuk kata-kata (kalimat) seperti penjelasan gambar, objek penelitian.

  • 3)    Metode Pengumpulan Data

dengan cara metode Interview, yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak (responder) yang terkait. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan, pencatatan dan pengukuran seperti pencatatan spesifikasi alat, pengukuran nilai tegangan pada objek penelitian. Studi literatur, yaitu dengan pengumpulan data dari buku-buku, jurnal, tesis dan hasil penelitian yang terkait manajemen energi. Dokumentasi yaitu dengan mendata dari arsip atau dokumen milik rumah sakit atau dokumentasi pribadi dan melakukan analisis terhadap hasil yang diperoleh

  • A. Alur Penelitian

III. PEMBAHASAN

  • A.    Data Kunjungan Pasien

Dari data kunjungan pasien tahun 2012 sampai 2017 didapat kunjungan pasien rawat jalan tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebanyak 61.684 orang/tahun dan kunjungan pasien rawat jalan terendah tahun 2002 sebanyak 1569 orang/tahun dengan rerata kunjungan pasien sebanyak 42.956 orang/tahun atau 3.579 orang/bulan.

Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan tahun 2002 sampai 2017

70.000

60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

Pasien

Gambar 1: Jumlah kunjungan pasien rawat jalan tahun 2002 sampai 2017

Data kunjungan pasien yang lebih detail dilihat pada data tahun 2017.

- April 2019

25 Departemen Kesehatan, 2015 rerata BOR sebesar 79,89 % termasuk dalam katagori ideal.


Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 18, No. 1, Januari DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2019.v18i01.P04

TABEL III

Kunjungan Pasien rawat jalan dan inap tahun 2017

Bulan

Jumlah pasien

Total

Rawat Jalan

Rawat Inap

Januari

4484

359

4843

Februari

4393

973

5366

Maret

3751

846

4597

April

4331

1010

5341

Mei

4286

918

5204

Juni

4321

959

5280

Juli

3934

872

4806

Agustus

3710

773

4483

September

3608

720

4328

Oktober

3914

778

4692

November

4341

864

5205

Desember

4260

884

5144

Jumlah

49.333

9.956

59.289

■ Rawat Jalan ■ Rawat Inap

Gambar 1: Kunjungan pasien rawat inap dan rawat jalan 2017

  • B.    Tingkat Hunian Kamar

Jumlah tingkat hunian kamar rumah sakit atau BOR (Bed Occupation Rate) tertinggi sebesar 99,92% yang diraih pada tahun 2010 dan BOR yang terendah pada tahun 2002 yaitu sebesar 45,47 %.

200220032004200520062007200820092010201120122013201420152016

□ Persentase (%)

Gambar 3: Bed Occupation Rate (BOR) RS Prima Medika 2001-2016

  • C.    Belanja Energi Kelistrikan

Tagihan bulanan pemakaian listrik tahun 20 1 6 dan 20 17 adalah sebesar.

TABEL IIIII

Belanja energi Listrik tahun 2016 dan 2017

Bulan

Tagihan Listrik ( Dalam Jutaan Rupiah)

2016

2017

Januari

220

206

Pebruari

215

209

Maret

180

186

April

212

217

Mei

210

195

Juni

211

206

Juli

193

181

Agustus

183

166

September

177

159

Oktober

192

166

November

212

192

Desember

209

190

JUMLAH

2414

2273

RATA RATA

201,167

189,417

Besarnya belanja listrik RS Prima Medika untuk tahun 2016 adalah Rp 2.414.000.000,- dan untuk tahun 2017 besarnya adalah Rp 2.273.000.000,-

Belanja Energi Listrik (Jutaan Rupiah)

■ 2016

■ 2017

Gambar 4: Grafik belanja energi listrik tahun 2016 dan 2017

  • D.    Komposisi Bangunan RS Prima Medika

Berdiri di areal lahan tanah seluas 1,32 Hektar dengan luas gedung-gedung utama 3853,74 m² dan bangunan lain seluas 515,56 m². terdiri dari 4 gedung utama yaitu gedung A, B, C dan D

Berdasarkan parameter yang dikeluarkan oleh

Cecep Yudhie Rachmat: Studi Manajemen Energi di Rumah ...


p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



TABEL IV

Luas lantai bangunan utama di RS Prima Medika

No

Nama Gedung

Lantai

Luas (m²)

1

A

I

1102,5

II

1102,5

2

B

I

550

II

150

3

C

I

1074,24

II

1053,7

III

1021,25

IV

1021,25

Top Roof

351

4

D

Basement

541,88

I

1127

II

1129

III

1129

IV

1129

Total Luas lantai Bangunan

12482,32

Persentase komposisi luas area room dan non room adalah sebesar:

TABEL V

Komposisi Bangunan RS. Prima Medika

No

Area

Luas (m²)

Persentase

1

Room

3051,54

43%

2

Non Room

4097,79

57%

Total

7149,33

100%

Persentase Komposisi Bangunan

RoomArea

Non Room Area


Gambar 5: Komposisi Bangunan

  • E.    Sistim Kelistrikan

Sistim penyaluran kelistrikan yang digunakan adalah sistim Radial. Dengan 2 Sistem Radial ini dioperasikan untuk 2 area timur dan barat.


Gambar 6: Sistem kelistrikan gedung A,B dan gedung B,C

  • F.    Audit Energi Awal

Untuk perhitungan Indeks Konsumsi Energi (IKE) Awal data yang digunakan adalah konsumsi energi listrik 2016 sebesar Rp 2.414.000.000,- yang telah dikonversikan kedalam kWh (setelah dibagi dengan harga listrik tahun 2016 untuk pelanggan tegangan menengah sebesar Rp 1.050,- per kWh) maka didapatkan nilai 2.299.047,62 kWh/Tahun persentase tingkat hunian rata rata (BOR) tahun 2016 sebesar 84,56%. Besarnya nilai IKE yang didapat adalah:

IKE (Awal)=


kWh total setahun

( tingkat hunian ×area room) + ( area non room )

2.299.047,62

( 84,56% ×3052 ) + ( 4098)

= 344,23 kWh / m2 /Tahun

Jika mengacu pada kreteria nilai Indeks Konsumsi Energi maka nilai IKE awal ini masuk dalam katagori Energi Intensive yaitu menunjukkan penggunaan energi yang boros.

  • G.    Inventarisasi Beban Kelistrikan

  • 1)    Sistem Pencahayaan, terdapat 4 Jenis lampu yang digunakan yaitu jenis lampu TL, LHE, Halogen dan LED yang berjumlah total 2132 buah

    No

    Gedun g

    Jumlah titik Lampu

    Ʃ Lampu Per Gedung

    Lantai 1

    Lantai 2

    Lantai 3

    Lantai 4

    Base ment

    Top Roof

    Out door

    1

    A

    167

    192

    40

    399

    2

    B

    40

    8

    48

    3

    C

    98

    138

    108

    95

    50

    40

    529

    4

    D

    211

    172

    258

    282

    122

    4

    107

    1156

    Ʃ

    Lampu/lantai

    516

    510

    366

    377

    122

    54

    187

    2132

    Persentase

    24,2%

    23,9%

    17,2%

    17,7%

    5,7%

    2,5%

    8,8%

    100,0%

TABEL IX

Inventaris peralatan kantor

No

Nama Alat

Jumlah

1

Kulkas

78

2

Dispenser

14

3

Komputer set

25

4

Audio Set

3

5

Kipas angin

27

5

TV

59

Total

206

Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 18, No. 1, Januari - April 2019 DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2019.v18i01.P04

TABEL VI

Komposisi Bangunan RS. Prima Medika


5) Peralatan Utiliti, jumlah keseluruhannya adalah sebanyak 83 unit.

  • 2)    Sistem Penataan Udara, Unit AC yang digunakan terdiri atas beragam merek, PK, type serta jenisnya dan keseluruhannya masih memakai teknologi standart yang mulai di instoll sejak tahun 2006 dangan total keseluruhan berjumlah 252 unit.

TABEL VII

Jumlah unit AC

No

Gedung

Jumlah Unit AC

Jumlah AC

Per

Gedung

Lantai 1

Lantai 2

Lantai 3

Lantai 4

Base ment

Top Roof

1

A

41

30

-

-

-

-

71

2

B

17

4

-

-

-

-

21

3

C

14

17

18

17

2

14

82

4

D

15

22

8

20

11

2

78

Σ AC/Lantai

87

73

26

37

13

16

252

  • 3)    Peralatan Medis, Jumlah peralatan medis yang ada sebanyak 263 unit yang terbagi dalam 6 kelompok pemakaian di ruangan yaitu: Peralatan Poliklinik, Peralatan UGD, Peralatan Intensive Care, Peralatan Bedah anastesi, Peralatan Laboratorium dan Peralatan Radiologi

TABEL VIII Peralatan Medis

No

Nama Alat

Jumlah (Unit)

1

Perl. Poliklinik

21

2

Perl. UGD

77

3

Perl. Intensive Care

93

4

Perl. Kamar Bedah

52

5

Perl. Laboratorium

9

6

Perl. Radiologi

11

Jumlah Alat Medis

263

  • 4)    Peralatan Kantor, Jumlah keseluruhannya peralatan kantor adalah 206 unit

TABEL X Peralatan Utiliti

No

Nama Alat

Jumlah

1

Pompa Air Tanah

2

2

Pompa Booster

4

3

Medical Central Compressor

2

4

Medical Central Suction

2

5

Water Hater

68

6

lift

5

Total

83

  • H.    Perbandingan Jumlah Peralatan berdasarkan Kelompok

Inventarisasi semua peralatan berdasarkan pengelompokan alat yang ada dapat dituangkan dalam tabel berikut ini:

Cecep Yudhie Rachmat: Studi Manajemen Energi di Rumah ...


p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



TABEL XI

INVENTARISASI JUMLAH PERALATAN

No

Kelompok Peralatan

Jumlah (Unit)

Persentase

1

Sistem Pencahayaan

2132

73%

2

Sistem Penataan Udara

252

9%

3

Medis

263

9%

4

Kantor

206

7%

5

Utiliti

83

3%

Ʃ Jumlah

2936

100%

Gambar 7: Inventarisasi Jumlah Peralatan

  • I.    Konsumsi Energi Listrik di RS Prima Medika

  • 1)    Konsumsi Energi Peralatan Sistem Pencahayaan, Perhitungan konsumsi energi listrik untuk sistem pencahayaan didapat dari hasil mengalikan daya pada masing masing jenis lampu serta perkiraan berapa lama titik lampu tersebut di nyalakan.

TABEL XII

PENGELOMPOKAN POLA OPRASIONAL JAM MENYALA LAMPU PENERANGAN

No

Kelompok Ruangan

Nama ruangan

Rara-rata nyala (Jam/hari)

1

PERKANTORAN

Admin, keuangan, R.Direksi, CM, Kepegawaian, R. Rapat, Marketing, R teknisi, Kasir, Pengadaan, IT, Dapur, R Chemical, gudangDiklat

8

2

POLIKLINIK

Fisioterapi, Gigi/mulut, THT, Kebidanan, Bayi tabung, Mata, Echo, jantung, VK Ponek

8

3

R.RAWAT INAP

Presiden Suite, Executive, VIP, Superior, Deluxe, Junior, Kelas

15

4

R. INAP INTENSIVE

Intermedite, NICU, PICU, ICU, Isolasi

24

5

R. PENUNJANG MEDIK

Laboratorium, Radiologi, Apotik, Chemo, Farmasi

24

6

KAMAR BEDAH

OK, UGD, R. Jaga UGD/OK

24

7

R. BASEMENT

DAN LANTAI I

Seluruh ruangan yang ada pada

Basement dan Lantai 1

24

Besarnya konsumsi Daya dan energi listrik yang digunakan untuk penerangan

TABEL XIII

REKAPITULASI KONSUMSI DAYA LISTRIK UNTUK

PENCAHAYAAN

No

Gedun g

Konsumsi Daya Listrik Peralatan Sistem Pencahayaan (kW)

Σ Daya (kW)

Per Gedung

Lantai 1

Lantai 2

Lantai 3

Lantai 4

Base ment

Top Roof

Out door

1

A

6,07

4,24

1,48

11,80

2

B

0,88

0,30

1,18

3

C

2,43

3,21

2,09

1,76

1,27

1,05

11,81

4

D

4,06

2,97

4,21

3,81

2,67

0,14

1,81

19,67

Jumlah

13,438

10,72

6,298

5,574

2,67

1,416

4,336

44,45

Persentase

30,2%

24,1%

14,2%

12,5%

6,0%

3,2%

9,8%

100,0%

TABEL XIV

REKAPITULASI KONSUMSI ENERGI LISTRIK UNTUK PENCAHAYAAN

No

Gedung

Konsumsi Energi Listrik Peralatan Sistem Pencahayaan (kWh/Hari)

Σ Energi kWh/hari

Per

Gedung

Lantai 1

Lantai 2

Lantai 3

Lantai 4

Base ment

Top Roof

Out door

1

A

145,73

63,66

17,76

227,15

2

B

7,04

2,42

9,46

3

C

58,32

48,09

16,72

14,10

15,26

12,58

165,07

4 I D

97,34

23,74

33,66

739,49

58,74

1,73

21,70

976,40

Jumlah

308,43

137,91

50,38

753,58

58,74

16,99

52,03

1378,07

Persentase

22,4%

10,0%

3,7%

54,7%

4,3%

1,2%

3,8%

100,0%

TABEL XV

JENIS JENIS LAMPU YANG DIGUNAKAN

No

Jenis

Lampu

Jumlah

Persentase

1

TL

TL 1x18

68

3,2%

TL 2x18

326

15,3%

TL 1x36

24

1,1%

TL 2x36

61

2,9%

TL Bulat

23

1,1%

2

LHE

Downlight

1299

60,9%

Spotlight

24

1,1%

3

Halogen

Halogen

12

0,6%

Lampu Baret

5

0,2%

4

LED

LED

290

13,6%

Jumlah

2132

100,0%

Tingkat kebutuhan daya listrik sebesar 44,45 kW dan konsumsi energinya adalah sebesar 1378,07 kWh/hari dengan jumlah keseluruhan lampu terpasang adalah sebanyak 2132 buah

  • 2)    Konsumsi Energi Sistem Penataan Udara, Perhitungan konsumsi energi listrik untuk sistem penataan udara didapat dari daya pada masing masing AC serta perkiraan lamanya AC tersebut di nyalakan. Serta dengan memperhitungkan juga tingkat Everage Lenght of Stay (ALOS) dan tingkat Turn Over Interval (TOI) dari Rumah Sakit Prima Medika .

TABEL XVI

PENGELOMPOKAN JAM OPRASIONAL AC BERDASARKAN FUNGSI RUANGAN

No

KELOMPOK

NAMA RUANGAN

Rara-rata Nyala (Jam/Hari)

1

PERKANTORAN

Admin, keuangan, R.Direksi, catatan medik, Kepegawaian

R. Rapat, Marketing, R teknisi, Kasir, Orchid

Pengadaan, IT, Diklat, komite keperawatan

Dapur, R Chemical, gudang, Seruni

8

2

POLIKLINIK

Fisioterapi, Gigi/mulut, THT, lorong bedah

Kebidanan, Bayi tabung, Mata,SPA Echo, jantung, VK Ponek, klinik gigi

8

3

R.RAWAT INAP

Presiden Suite, Executive, VIP

Superior, Deluxe, Junior, Kelas

8

4

R. INAP INTENSIVE

Intermedit, NICU, PICU, ICU, Isolasi

15

5

R. PENUNJANG MEDIK

Laboratorium, Radiologi, Apotik, steril

OK

Chemo, Farmasi, HD, MOD, campur obat,

R USG, pemulasaran, R obat

22

6

KAMAR BEDAH

OK, UGD, R. Jaga UGD/OK, Observasi, R Bayi, VK,

22

7

KANTOR JAGA

Loby, Counter Perawat,Operator, Cafe, Server

12

8

R. PERTEMUAN

R Sun Flower

3

DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2019.v18i01.P04

Selain itu juga didapat data daya yang dikonsumsi setiap AC berdasarkan Daya

TABEL XVII

KONSUMSI DAYA LISTRIK AC BERDASARKAN PK

No

Daya (PK)

Daya Listrik (Watt)

1

0,5

400

2

0,75

600

3

1

840

4

1,5

1170

5

2

1920

6

5

5000

Dari tabel data pengelompokan jam oprasional serta data besarnya konsumsi daya dari masing masing AC didapatkan jumlah konsumsi energi listrik yang dipakai.

TABEL XVIII

KONSUMSI DAYA LISTRIK UNTUK PENATAAN UDARA

No

Gedung

Konsumsi Daya Listrik Peralatan Penataan Udara (kW)

Ʃ Daya (kW)

Per Gedung

Lantai 1

Lantai 2

Lantai 3

Lantai 4

Base ment

Top Roof

1

A

46,57

43,98

-

-

-

-

90,55

2

B

19,01

4,68

-

-

-

-

23,69

3

C

26,14

32,64

20,4

23,05

1,44

26,13

129,8

4

D

16,68

24,21

8,7

25,74

9,12

3,84

88,29

Ʃ kW/Lantai

108,4

105,51

29,1

48,79

10,56

29,97

332,33

Persentase

32,6%

31,7%

8,8%

14,7%

3,2%

9,0%

100,0%

TABEL XIX

KONSUMSI ENERGI LISTRIK UNTUK PENATAAN UDARA

No

Gedung

Konsumsi Energi Listrik Peralatan Penataan Udara (kWh/Hari)

Ʃ kWh/Hari

Per Gedung

Lantai 1

Lantai 2

Lantai 3

Lantai 4

Base ment

Top Roof

1

A

790,67

361,92

-

-

-

-

1152,59

2

B

297,66

102,96

-

-

-

-

400,62

3

C

430,92

288

163,2

184,4

11,52

113,04

1191,08

4

D

272,64

240,72

136,38

225,72

200,64

30,72

1106,82

Ʃ kW/h/Lantai

1791,89

993,6

299,58

410,12

212,16

143,76

3851,11

Persentase

46,5%

25,8%

7,8%

10,6%

5,5%

3,7%

100,0%

Dari data dapat diketahui jumlah keseluruhan peralatan sistem penataan udara adalah sebanyak 252 unit alat dengan kebutuhan daya sebesar 332,33 kW dan konsumsi energi total sebesar 3851,11 kW/h.

  • 3)    Konsumsi Energi Peralatan Medis, perhitungan konsumsi energi listrik untuk sistem peralatan medis didapat dari daya pada masing masing peralatan medis serta perkiraan lamanya alat tersebut digunakan

TABEL XX

PENGELOMPOKAN PEMAKAIAN PERALATAN MEDIS

No

Kelompok Alat

KODE

Pemakaian (jam)

1

Perl. Poliklinik

1A

1

1B

2

1C

5

2

Perl. UGD

2A

1

2B

2

2C

3

3

Perl. Intensif Care

3A

8

3B

12

3C

22

4

Perl. OK

4A

2

4B

3

4C

4

5

Perl. Laboratorium

5A

2

5B

6

5C

22

6

Perl. Radiologi

6A

1

6B

5

Total konsumsi energi listrik yang digunakan pada kelompok peralatan medis seperti pada tabel XX

TABEL XXI KONSUMSI ENERGI UNTUK PERALATAN MEDIS

NO

NAMA ALAT

KODE

Jumlah (Unit)

Total Daya (kW)

Total Energi (kWh/Hari)

1

Perl. Poliklinik

1A

2

104,58

612,3

1B

17

1C

2

2

Perl. UGD

2A

4

2B

11

2C

62

3

Perl. Intensive Care

3A

8

3B

46

3C

39

4

Perl. Kamar Bedah

4A

4

4B

16

4C

32

5

Perl. Laboratorium

5A

4

5B

2

5C

3

6

Perl Radiologi

6A

9

6B

2

Jumlah Alat Medis

263

Dari data dapat diketahui jumlah keseluruhan alat medis adalah sebanyak 263 unit alat dengan besar kebutuhan daya total 104,58 kW dan konsumsi energi total sebesar 612,3 kWh/Hari.

  • 4)    Konsumsi Energi Peralatan Kantor, Jam oprasional peralatan kantor tersebut biasanya mengikuti sesuai jam kantor

    Cecep Yudhie Rachmat: Studi Manajemen Energi di Rumah ...


    p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



yaitu mulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 wita. Kecuali untk kulkas yang dioprasionalkan selama 24 jam.

TABEL XXII

LAMA PEMAKAIAN PERALATAN PERKANTORAN

NO

Nama Alat

lama Pemakaian (Jam/hari)

1

Kulkas

24

2

Dispenser

8

3

Komputer set

8

4

Audio Set

8

5

Kipas angin

8

6

TV

8

Berikut ini ditampilkan tabel konsumsi energi listrik untuk peralatan kantor

TABEL XXIII

KONSUMSI ENERGI UNTUK PERALATAN KANTOR

NO

Nama Alat

Jumlah (Unit)

Daya (Watt)

Total Daya (kW)

Kerja (Jam/Hari)

Σ Energi (kWh/hari)

1

Kulkas

78

75

5,85

24

140,4

2

Dispenser

14

300

4,2

8

33,6

3

Komputer set

25

600

15

8

120

4

Audio Set

3

500

1,5

8

12

5

Kipas angin

27

50

1,35

8

10,8

6

TV

59

100

5,9

8

47,2

Ʃ alat Kantor

206

Ʃ Daya

33,8

Ʃ Energi

364

Dari data dapat diketahui jumlah keseluruhan peralatan kantor adalah sebanyak 206 unit alat dengan besarnya kebutuhan daya 33,8 kW dan konsumsi energi sebesar 364 kWh/hari

  • 5)    Konsumsi Energi Peralatan Utiliti, Perhitungan konsumsi energi listrik untuk sistem peralatan utiliti didapat dari daya pada masing masing peralatan serta perkiraan lamanya alat tersebut digunakan.

TABEL XXIV

LAMA PEMAKAIAN PERALATAN UTILITI

NO

Nama Alat

lama pemakaian (Jam/Hari)

1

Pompa Air Tanah

12

2

Pompa Booster

12

3

Medical Central Compressor

12

4

Medical Central Suction Central

12

5

Water Hater

3

6

lift

8

TABEL XXV

KONSUMSI ENERGI LISTRIK PERALATAN UTILITI

NO

NAMA ALAT

Jumlah (Unit)

Daya (Watt)

Total Daya (kW)

Kerja (Jam/Hari)

Energi (kWh/hari)

1

Pompa Air Tanah

2

2200

4,4

12

52,8

2

Pompa Booster

4

2200

8,8

12

105,6

3

Medical Compres

2

1500

3

12

36

4

Medical Suction Central

2

1500

3

12

36

5

Water Hater

68

1500

102

3

306

6

lift

5

3000

15

8

120

Ʃ peralatan Utiliti

83

Ʃ Daya

136,2

Ʃ Energi

656,4

Dari data dapat diketahui jumlah keseluruhan peralatan utiliti adalah sebanyak 83 unit alat dengan besarnya daya total 136,2 kW dan konsumsi energi listrik total sebesar 656,4 kW/h.

J. Rekapitulasi Konsumsi Energi Listrik

Adapun hasil rekapitulasi konsumsi energi kelistrikan secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

TABEL XXVI REKAPITULASI KONSUMSI ENERGI LISTRIK KESELURUHAN

No

Kelompok Alat

Ʃ Daya (kW)

Ʃ Energi (kWh/Hari)

Ʃ Energi (kWh/Tahun)

Persentase (%)

1

Sistem

Pencahayaan

44,45

1.378,07

502.995,55

20,08%

2

Penataan Udara

332,33

3.851,11

1.405.655,15

56,12%

3

Peralatan Medis

104,58

612,30

223.489,50

8,92%

4

Peralatan Kantor

33,8

364

132.860

5,30%

5

Utiliti

136,2

656,40

239.586,00

9,57%

Total Konsumsi

651,36

6.861,88

2.504.586,20

100,00%

Dari tabel XXV dapat diketahui kebutuhan penyediaan daya listrik terbesar berasal dari kelompok peralatan penataan udara sebesar 332,33 kW/Hari diikuti oleh Kelompok peralatan utiliti sebesar 136,2 kW/Hari, selanjutnya dari kelompok peralatan medis sebesar 104,58 kW/Hari, kelompok peralatan sistem penerangan sebesar 44,45 kW/Hari dan terakhir dari kelompok peralatan kantor sebesar 33,8 kW/Hari. Untuk konsumsi energi listrik (kWh/Tahun) terbesar adalah berasal dari kelompok peralatan penataan udara (AC) yaitu sebesar 56,12% diikuti oleh kelompok peralatan penerangan sebesar 20,08%, kelompok peralatan Utiliti sebesar 9,57%, kelompok peralatan medis sebesar 8,92% dan konsumsi terkecil adalah pada kelompok peralatan kantor sebesar 5,30%.

Kebutuhan Daya Listrik (kW/Hari)

■ Perl. Penerangan

■ Perl. Penataan

Udara

■ Perl. Medis

■ Perl. Kantor

■ Perl. Utiliti

Gambar 8: Kebutuhan Daya Listrik harian

DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2019.v18i01.P04

Gambar 9: Persentase Konsumsi energi listrik


LED maka analisa perhitungan potensi penghematan energi sebagai berikut:


TABEL XXVIII POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK DARI SISTEM PENCAHAYAAN

No

Jenis

persentase jumlah lampu (%)

Konsumsi Energi Awal (kWh/hari)

Faktor Penghematan (%)

Konsumsi Energi akhir (kWh/hari)

1

TL+LHE+Halogen

86,4

1176,59

51

576,53

2

LED

13,6

185,20

Tetap

185,20

Jumlah

100

1361,79

761,73


  • K.    Pencarian Peluang-Peluang Penghematan Energi

  • 1)    Kelompok Peralatan Sistem Pencahayaan, Dari jumlah titik lampu yang ada sebanyak 2132 buah dan jenis lampu yang digunakan adalah 85,7% lampu terdiri dari lampu Neon TL, Lampu Hemat Energi (LHE) dan Halogen sedangkan sisanya yang 14,3% menggunakan jenis LED (Light Emitting Diode) dengan konsumsi energi sebesar 1378,07 kWh/Hari atau 20,08% dari penyerapan energi total secara keseluruhan. Jika dilakukan upaya penggantian pada jenis jenis lampu yang terhitung boros energi dan mengantikannya dengan lampu hemat energi seperti dengan menggunakan Lampu LED maka ada peluang penghematan energi yang bisa didapatkan. Dari data pada tabel XXVI terdapat perbandingannya serta potensi keuntungan yang bisa didapat jika mengganti lampu pijar atau CFL dengan lampu

TABEL XXVII PERBANDINGAN PENGGUNAAN JENIS LAMPU PENERANGAN

NO

KETERANGAN

Lampu Pijar

Lampu CFL

LampuLED

1

Umur Paka

4 OOOjam

SOOOjam

40.000 jam

2

Konsumsj Listnk untuk lumen = S00m

WW

13W

«W

3

Harga Lampu

Rp 8 000,-

Rp.20 000.∙

Rp. 00.000.-

4

Penggunaan Kwh Iislrik selama 40 000 jam

2.000 Kwh

520 Kwh

240 Kwh

5

Tanf Listrik (Asumsi daya 1300 VA @1352/ Kwh) (no.4 x 1352/ Kwh)

Rp 2 704 000,-

Rp 703 040,-

Rp 324 480,-

6

Pengganiian Lampu Selama 40.000 jam

IOx

Sx

Ix

7

8aya penggantian lampu baru selama

40 000 jam (no6 Xno 3)

Rp. 80.000,-

Rp. 100.000,-

Rp. 60.000,-

8

Total biaya selama 40 000 jam (no 5+ no 7)

Rp 2 784 000

Rp 803 040

Rp. 384 480

Φ Id geoprivacyhelper coin

dilihat perbandingan total biaya yang harus dikeluarkan jika digunakan ketiga jenis lampu diatas. maka potensi penghematan biaya untuk energi listrik yang dapat dicapai adalah sebesar:

Potensi penghematan biaya (%):

= Rp 803.040 – Rp 384. 480 x 100%

Rp 803.040

= Rp 418.560 x 100%

Rp 803.040

= 51%

Jika diasumsikan bahwa keseluruhan lampu jenis CFL/LHE, Neon TL dan halogen akan diganti dengan jenis

Potensi hemat energi (Peralatan Pencahayaan) :

= 1176,59 kWh/hari - 576,53 kWh/hari

= 600,06 kWh/hari

= 219.021,9 kWh/Tahun

  • 2)    Kelompok Peralatan Kantor, Potensi penghematan yang dapat digalai dari kelompok peralatan kantor adalah dari penertiban jam oprasional alat Dispenser yang berdasarkan asumsi jam oprasional perharinya adalah 8 jam (sesuai jam kerja kantor dari pukul 8.00 sampai 16.00):

TABEL XXIX

ASUMSI KONSUMSI ENERGI LISTRIK ALAT DISPENSER

NO

Nama Alat

Jumlah

Daya

(Watt)

Total Daya

(Watt)

Kerja

(Jam/Hari)

kWh/hari

1

Dispenser

14

300

4200

8

33,6

Tetapi dari hasil pengamatan dan analisa di lapangan ditemukan bahwa hampir semua Dispenser yang digunakan di ruangan dioprasionalkan terus menerus selama 24 jam walaupun kondisi kantor telah tutup. Jika dilakukan upaya penertiban dengan mengembalikan jam oprasional Dispenser sesuai jam kamtor (8 jam) akan didapatkan potensi penghematan sebesar:

Potensi hemat energi (Peralatan Kantor) :

= 33,6 kWh/hari x (24 - 8) Jam

= 537,6 kWh/hari

= 196.224 kWh/Tahun

  • 3)    Pencarian Peluang-Peluang Hematan Energi Untuk Kelompok peralatan Sistem Penataan Udara, Berdasarkan data hasil dari rekapitulasi perhitungan konsumsi energi daya listrik yang paling besar digunakan adalah pada kelompok peralatan penataan udara (AC) yaitu sebesar 56,05% dari keseluruhan konsumsi daya total yaitu sebesar 3839,59 kWh/hari dengan jumlah AC yang terpasang adalah sebanyak 252 unit.

  • 4)    Teknologi Peralatan Sistem Penataan Udara, Dari 252 unit AC yang dipasang hanya terdiri dari 2 tipe AC saja yaitu split dan Floor Standing dan kesemuanya masih menggunakan teknologi standar. Dari hasil penelitian Suprayogi (2014) penggantian AC dengan menggunakan

    Cecep Yudhie Rachmat: Studi Manajemen Energi di Rumah ...


    p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



teknologi inverter 1,5 PK dapat diperoleh penghematan hingga 47,2% [5]

TABEL XXX

PERSENTASE AC GEDUNG A TERHADAP JUMLAH TOTAL AC

No

Gedung

Jumlah AC

Konsumsi energi (kWh/Hari)

1

A

71

1152,59

2

Total

252

3839,59

Persentase

28,17%

30,02%

Jika diasumsikan bahwa seluruh AC yang ada pada gedung A yang sudah berumur lebih dari 12 tahun dengan jumlah 71 unit akan digantikan dengan yang berteknologi inverter maka akan didapat potensi penurunan konsumsi energi sebesar:

Potensi Hemat Energi AC (Teknologi)

= Konsumsi Daya AC Gedung A x 47,2%

= 1152,59 kWh/Hari x 47,2%

= 544,02 kWh/Hari

= 198.567,3 kWh/Tahun

Sedangkan analisis selisih harga pembelian yang mungkin terjadi antara AC standar dan AC inverter dengan PK yang sama jika pembelian AC inverter yang baru dilakukan di tahun 2018, maka total investasinya adalah sebesar:

TABEL XXXI PERBANDINGAN HARGA BELI AC STANDAR DENGAN AC INVERTER DI TAHUN 2018

No

Jenis AC

Daya AC (PK)

Harga (Rp)

Jumlah AC

Ʃ harga tiap PK (Rp)

Ʃ Investasi (Rp)

1

Standar

0,5

2.410.000

5

12.050.000

281.300.000

0,75

2.550.000

10

25.500.000

1

2.850.000

10

28.500.000

1,5

3.450.000

23

79.350.000

2

5.200.000

22

114.400.000

5

21.500.000

1

21.500.000

2

Inverter

0,5

3.850.000

5

19.250.000

444.300.000

0,75

4.010.000

10

40.100.000

1

4.230.000

10

42.300.000

1,5

5.250.000

23

120.750.000

2

8.400.000

22

184.800.000

5

37.100.000

1

37.100.000

Terdapat selisih harga yang cukup besar jika dilakukan pembelian AC inverter, tetapi hal tersebut hanya berlangsung pada awal pembelian saja. Adapun selisih harga yang ada adalah sebesar:

TABEL XXXII

SELISIH HARGA BELI AC STANDAR DAN AC INVERTER

Ʃ Investasi AC

Standar (Rp)

Ʃ Investasi AC

Inverter (Rp)

Selisih (Rp)

Persentase

Tingkat kemahalan (%)

281.300.000

444.300.000

163.000.000

36,7%

Besarnya selisih investasi yang terjadi disaat pembelian AC inverter yang rata rata sebesar 36,7% tersebut, bila dibandingan dengan keuntungan yang dapat diperoleh dari besarnya efisiensi penggunaan AC inverter maka untuk mengetahui berapa lama perkiraan modal yang sudah dikeluarkan untuk pembelian AC inverter tersebut akan kembali (Break even point) dapat dilihat pada tabel XXXII (tarif dasar listrik yang dipakai untuk perhitungan adalah tarif untuk pelanggan tegangan menengah tahun 2018 sebesar Rp 1.114,74,-/kWh), yaitu:

TABEL XXXIII

PENGEMBALIAN MODAL (BREAK EVEN POINT) INVESTASI

No

Item

Efisiensi Energi listrik (Kwh/Hari)

Efisiensi Energi listrik (Kwh/Tahun)

Harga listrik per kwh (Rp)

Ʃ

Keuntungan per tahun (Rp)

Break Even Point (Tahun)

1

Keuntungan (Efisiensi Energi listrik)

544,02

198.567,3

1.114,74

221.350.912

0,7

2

Investasi (Selisih harga pembelian antara AC Inverter dan AC Standar) (Rp)

163.000.000

Dari data hasil analisis diatas didapatkan bahwa selisih kemahalan investasi yang telah dikeluarkan untuk mengganti teknologi peralatan sistem penataan udara dengan menggunakan AC Inverter akan balik modal (Break Even Point) setelah 0,7 tahun atau 8,4 bulan

  • L.    Rekapitulasi Peluang Hemat Energi Kelompok Peralatan

Dari kelima kelompok peralatan dapat direkapitulasi potensi potensi penghematan yang bisa diperoleh yaitu:

TABEL XXXIV

RAKAPITULASI PELUANG HEMAT ENERGI (PHE) DARI KELOMPOK ALAT

No

Kelompok Peralatan

Peluang Hemat Energi

PHE (kWh/Hari)

PHE (kWh/tahun)

Ʃ PHE (kWh/Tahun)

1

Peralatan Sistem Penerangan

Penggantian lampu Neon, LHE dan Halogen dengan lampu jenis LED

600,06

219.021,90

219.021,90

2

Peralatan Sistem Penataan Udara

1. Teknologi : Mengganti semua AC standart yang ada di Gedung A dengan AC berteknologi Inverter

544,02

198.567,30

198.567,30

2. Instalasi :

Perbaiki ulang pemasangan AC yang tidak sesuai panduan yang benar

3. Selubung

Bangunan :

Tambahan Korden

Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 18, No. 1, Januari - April 2019

DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2019.v18i01.P04                                                               33

dan Sunblock filter untuk selubung dinding dari kaca

program nyata dalam bentuk pengelolaan energi yang baru oleh pihak RS Prima Medika. Besarnya nilai PHE yang digunakan adalah sebesar 1.685.234,42 kWh/Tahun, sehingga didapatkan:

IKE Akhi =             kWh total setahun

( tingkat hunian × area room) +( area non room )

=          1.685.234,42

4. Pemeliharaan:

Buat program pemeliharaan rutin untuk AC

5. Prilaku : Perlu ada petunjuk pemakaian AC di ruangan rawat biasa

3

Peralatan Medis

Perlu ditingkatkan ketrampilan operator peralatan medis

( 84,56% ×3052 ) + ( 4098)

= 252,33 kWh / m2 /Tahun

Jika mengacu pada tabel indeks konsumsi energi, maka nilai IKE akhir ini masuk dalam katagori Energy Standart menunjukan energi terkelola dengan baik dan sudah menerapkan hemat energi atau efisien karena nilainya berada pada 270 > IKE > 180 kWh/m²/tahun

4

Peralatan Kantor

Pengoprasian Dispenser agar sesuai dengan pola jam pemakaian

537,6

196.224

196.224

5

Peralatan Utiliti

Diperlukan petunjuk penggunaan Lift terutama untuk pengunjung pasien

Ʃ JUMLAH PHE

1681,68

613.813,20

613.813,20


Dari hasil keseluruhan jumlah peluang hemat energi (PHE) yang sudah didapatkan selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai intensitas konsumsi energi akhir.

TABEL XXXV

POTENSI EFISIENSI PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK

A

B

C = ( A - B )

D = (A-C)/A x 100%

Konsumsi Energi Awal (kWh/Tahun)

PHE Kelompok Alat (kWh/Tahun)

Konsumsi Energi Akhir (kWh/Tahun)

Potensi Efisiensi

2.299.047,62

613.813,20

1.685.234,42

26,70%

PHE yang didapat dari kelompok peralatan adalah sebesar 613.813,20 kWh/tahun atau 26,70% dari nilai energi awal, dengan nilai konsumsi energi listrik akhir sebesar 1.685.234,42 kWh/Tahun. Besarnya selisih nilai energi listrik diatas adalah merupakan potensi efisiensi konsumsi energi listrik yang bisa didapat setiap tahunnya (kWh/Tahun) jika peluang peluang hemat energi tersebut bisa di implementasikan menjadi program nyata dalam bentuk pengelolaan sistem energi yang baru. Jika dikonversikan kedalam nilai rupiah (dengan menggunakan pola tarif listrik tahun 2018, sebesar Rp 1114,74/kWh) didapat nilai:

TABEL XXXVI

POTENSI KEUNTUNGAN YANG DAPAT DIPEROLEH

Besarnya selisih Energi Listrik (kWh/Tahun)

Tarif listrik/kWh tahun 2018 (Rp)

Potensi keuntungan (Rp/Tahun)

Potensi keuntungan (Rp/Hari)

613.813,2

1.114,74

684.242.126,6

1.874.635,96

Potensi keuntungan yang bisa diperoleh sebesar Rp 1.874.635,96/hari atau Rp 684.242.126,6/tahun.

  • M.    Perhitungan IKE Akhir setelah PHE

Nilai IKE akhir yang akan dihitung disini adalah merupakan nilai IKE yang bisa didapat jika peluang-peluang hemat energi yang sudah digali dapat diimplementasi menjadi

Cecep Yudhie Rachmat: Studi Manajemen Energi di Rumah ...

  • N.    Perbandingan IKE Awal dan IKE Akhir

Nilai IKE awal yang dimaksud disini adalah nilai IKE riil yang didapat berdasarkan jumlah tagihan pada rekening pembayaran listrik sedangkan IKE akhir adalah nilai IKE yang bisa diperoleh jika potensi peluang hemat energi dapat diimplementasikan dalam tindakan nyata

TABEL XXXVII

PERBANDINGAN IKE AWAL DAN AKHIR

No

Item

IKE Awal

IKE Akhir

1

Nilai (kWh/m²/Tahun)

344,23

252,33

2

Indeks

Energi Intensive

Energy Standart

3

Katagori

Boros

Efisien

  • O.    Rekomendasi Pengelolaan Energi Sistem Penataan Udara Untuk menjaga agar tingkat efisiensi penggunaan energi listrik tetap dapat dipertahankan tanpa mengurangi kenyamanan dari pasien dan pengunjung rumah sakit maka perlu direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

  •    Agar segera dilakukan perbaikan pada sistem pengelolaan penataan udara karena dapat menghasilkan perubahan tingkat konsumsi energi listrik yang cukup signifikan

  •    Agar diupayakan untuk penggantian AC yang masih memakai teknologi standart dengan yang telah berteknologi inverter terutama untuk unit AC yang umurnya sudah lebih dari 5 tahun untuk perbaikan indeks IKE

  •    Agar dipastikan bahwa daya listrik (PK) AC sudah cukup sesuai dengan luas area (m²) ruangan yang akan didinginkan

  •    Agar pastikan bahwa pada saat pemasangan AC baru, cara pemasangan, lokasi penempatan dan jarak antaranya sudah mengacu pada petunjuk pemasangan AC yang biasanya sudah disertakan dalam pembelian unit baru

  •    Pastikan terdapat korden atau penutup kaca (sun block) yang cukup pada ruangan yang selubung bangunannya dominan terbuat dari bahan

p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372

  •    Agar segera disusun dan dilaksanakan program pemeliharaan untuk peralatan terutama AC

  •    Agar disusun panduan pemakaian AC khususnya di ruangan rawat

  •    Agar dilakukan pengawasan rutin penggunaan AC diruangan-ruangan perawatan biasa

  •    Perlu dibudayakan perilaku hemat energi segala disektor yang ada dalam linkungan rumah sakit

  •    Peningkatan kualitas serta kuantitas teknisi internal sangat diperlukan.

  • IV. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

  • 1.    Lakukan upaya hemat energi maka potensi penghematan yang bisa didapat bisa mencapai 26,70% dan dapat menurunkan tingkat konsumsi energi (IKE) awal dari sebesar 344,23 kWh/m²/Tahun dan berada dalam katagori ‘Energy Intensive’ yang berarti boros menjadi 252,33 kWh/m²/Tahun yang berarti masuk dalam katagori ‘Energy Standart’ yang menunjukan tingkat konsumsi energi yang efisien.

  • 2.    Dari hasil Studi terhadap pengelolaan energi di RS Prima Medika menunjukan bahwa dari kelima kelompok peralatan penyerap energi listrik diketahu bahwa peralatan sistem penataan udara merupakan kelompok penyerap energi terbesar yaitu 56,12% dikuti oleh peralatan sistem penerangan sebesar 20,08%, peralatan utiliti 9,57%, Peralatan medis 8,92% dan peralatan kantor 5,30%

  • 3.    Model pengelolaan energi yang lebih efektif dan efisien di RS Prima Medika adalah dengan mengganti sebagian dari AC yang sudah berumur diatas 5 tahun dengan AC yang telah menggunakan teknologi inverter, menambah selubung berupa korden atau filter sun block guna mengurangi penetrasi suhu panas matahari yang dapat menyebabkan meningkatnya suhu ruangan, membuat dan melaksanakan program pemeliharaan untuk AC guna mengurangi tingkat kerusakan pada peralatan sistem penataan udara, menempatkan AC pada posisi yang sesuai dengan panduan pemasangan AC yang baik dan benar terutama pada instoll awal AC serta diperlukan keseriusan dari pihak Managemen untuk lebih memperhatikan pengelolaan energi dilingkungan RS Prima Medika

Referensi

  • [1]    HN Pratama,2016, Studi Pengelolaan Energi Listrik di Perusahaan Pengolahan Daging PT. Soejasch Bali

  • [2]    Weda setyawan, I Putu Gede, 2012, Manajemen Energi di Rumah Sakit Surya Husadha Denpasar

  • [3]    Affan Bachri2015, Analisis Efisiensi Pemakaian Daya Listrik di Universitas Islam Lamongan

  • [4]    Widya Artati, 2016, Studi Terhadap Manajemen Energi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

  • [5]    Muhammad Rigadho Suprayogi, 2014, Analisis Audit Energi pada Beban HVAC (Heat, Ventilation and Air Conditioner) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Syaiful Anwar Malang

  • [6]    PT. Surya Prima Cipta, Company Profile RSU Prima Medika,2016

  • [7]    Journal Report, Prima Medika Hospital, Pembayaran listrik periode 0101-2016 s/d 31-12-2016

  • [8]    Journal Report, Prima Medika Hospital, Pembayaran listrik periode 0101-2017 s/d 31-12-2017

  • [9]    Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No.14 tahun 2012 tentang Manajemen Energi.

  • [10]    Direktorat Instalasi Medik, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI, 2010,Pedoman Pencahayaan di Rumah Sakit

  • [11]    Direktorat Instalasi Medik, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI, 2012,Pedoman sistem tata udara Rumah Sakit

  • [12]    Presiden Republik Indonesia, no: 10/2005, Instruksi Presiden tentang Penghematan Energi

  • [13]    Instruksi Presiden no 10 tahun2005 Tentang penghematan energi

  • [14]    Peraturan Presiden no 70 tahun 2009 tentang konservasi energi

  • [15]    https://www.nationalelektronik.com/wp-content/uploads /2015/03/AC-Inverter-lebih-stabil-menjaga-temperatur -ruangan.png

  • [16]    http://www.sempurna.net/2016/08/daftar-harga-ac-hemat-listrik-2017.html

ISSN 1693 – 2951

Cecep Yudhie Rachmat: Studi Manajemen Energi di Rumah ...