Evaluasi Keandalan Penyulang …

Sukerayasa, Musthopa

EVALUASI KEANDALAN PENYULANG DENGAN METODE RELIABILITY NETWORK EQUIVALENT APPROACH

  • I    Wayan Sukerayasa*, Musthopa**

*Staff Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

** Alumni Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

Kampus Bukit Jimbaran, Bali, 80361 E-mail : sukerayasa@ee.unud.ac.id

Abstrak

Kualitas keandalan pelayanan energi listrik dapat dilihat dari lamanya pemadaman dan seberapa sering pemadaman terjadi dalam kurun waktu tertentu. Indeks keandalan merupakan ukuran keandalan yang dinyatakan dalam besaran probabilitas. Konfigurasi penyulang radial biasanya lebih komplek dan panjang bila dibandingkan dengan konfigurasi spindel. Evaluasi keandalan penyulang radial memerlukan perhitungan indeks keandalan yang cukup rumit dan sangat banyak.

Metode Reliability-Network-Equivalent Approach (RNEA) digunakan untuk menganalisis keandalan sistem distribusi yang besar dan kompleks, dengan pendekatan elemen ekuivalen. Rangkaian ekuivalen digunakan untuk mengganti bagian jaringan distribusi dan menyusun kembali sistem distribusi kedalam bentuk seri dan sederhana. Metode RNEA menggunakan proses berulang dan berurutan untuk mengevaluasi indeks keandalan per titik beban (load point).

Sebagai sampel dalam penelitian ini diambil Penyulang Penebel, yang merupakan penyulang radial, panjang dan kompleks. Dari studi keandalan ini didapatkan indeks titik beban (load point) dan indeks sistem, yang berguna untuk perencanaan sistem di masa yang akan datang. Untuk mencari nilai indeks titik beban (load point), SAIFI dan SAIDI, telah dibangun program dengan memakai pendekatan metode RNEA. Hasil studi menunjukkan, nilai SAIFI Penyulang Penebel adalah sebesar 1,7594 (Pemadaman/Pelanggan.Tahun), dan untuk nilai SAIDI adalah sebesar 4,248 (Jam/Pelanggan.Tahun). .

Kata Kunci : Keandalan, Sistem distribusi, Reliability-Network-Equivalent Approach

  • 1.    Pendahuluan

Keandalan sistem distribusi adalah peluang suatu komponen atau sistem distribusi dalam memenuhi fungsi yang dibutuhkan dalam periode tertentu. Peningkatan kebutuhan tenaga listrik menuntut sistem distribusi tenaga listrik yang mempunyai tingkat keandalan yang baik. Pada sistem distribusi, kualitas keandalan dapat dilihat dari lamanya pemadaman dan seberapa sering pemadaman terjadi dalam satu satuan waktu, misalkan dalam satu tahun Dengan tingkat keandalan yang sesuai dengan standar, masyarakat pengguna dapat menikmati energi listrik secara kontinyu. Untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu Induk ke pusat-pusat beban diperlukan sistem distribusi. Sebuah sistem distribusi tentunya mempunyai nilai keandalan tertentu, yang tergantung dari keandalan sistem distribusi, yang diperoleh dengan menghitung tingkat indeks keandalannya. Indeks keandalan merupakan ukuran keandalan dari sistem distribusi yang dinyatakan dalam besaran probabilitas.

Salah satu Penyulang di Gardu Induk Kapal adalah Penyulang Penebel. Penyulang ini masuk dalam kawasan Area Jaringan Bali Selatan (AJ Batan) PT. PLN (Persero) Distribusi Bali. Penyulang Penebel bertipe radial dan konfigurasi jaringan yang

kompleks. Dari pemetaan yang telah dilakukan, terdapat 20 lateral dan jumlah Gardu Distribusi sebanyak 89 unit, dengan jumlah pelanggan sebanyak 14989 pelanggan, dan panjang Penyulang 131,792 km. PT. PLN mempunyai target untuk mencapai pelayanan pelanggan kelas dunia, yang selanjutnya disebut WCS (World Class Service). Salah satu indikator WCS adalah memenuhi standar SAIFI sebesar 3 (Pemadaman/Pelanggan.Tahun) dan SAIDI sebesar 100 (Menit/Pelanggan. Tahun). Dalam penelitian ini dihitung indeks keandalan Penyulang Penebel.

Teknik analisis yang digunakan untuk mengevaluasi keandalan sistem distribusi telah berkembang dengan pesat. Salah satu metode konvensional untuk mengevaluasi keandalan sistem distribusi umumnya berdasarkan analisis pengaruh kegagalan (Failure-Mode-and-Effect-Analysys) yang selanjutnya disingkat metode FMEA. Pada metode FMEA, kemungkinan terjadinya kegagalan atau tidak berfungsinya tiap komponen pada sistem distribusi diidentifikasi dan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap titik beban (load point). Pada akhirnya kejadian kegagalan dibentuk untuk mengevaluasi indeks titik beban. Metode FMEA menggunakan perhitungan yang sangat banyak, sehingga membutuhkan waktu perhitungan yang

lama. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang lebih sederhana dan yang lebih cepat untuk menghitung indeks keandalan titik beban dan indeks keandalan sistem.

R. Billinton dan P. Wang memperkenalkan metode pendekatan ekuivalen keandalan jaringan (Reliability-Network-Equivalent Approach) pada tahun 1998. Metode pendekatan ekuivalen keandalan jaringan digunakan untuk menganalis sistem distribusi radial yang besar dan kompleks secara sederhana. Prinsip utama metode ini adalah elemen ekuivalen dapat digunakan untuk mengganti bagian jaringan distribusi dan menyusun kembali sistem distribusi yang besar kedalam bentuk seri dan sederhana. Metode ini merupakan metode pendekatan yang menggunakan proses berulang dan berurutan untuk mengevaluasi indeks keandalan per titik beban (individual load point). Metode pendekatan ekuivalen keandalan jaringan ini merupakan penyederhanaan dari metode FMEA, dan merupakan solusi dari masalah yang dihadapi metode FMEA. [2]

  • 2.    Indeks Keandalan

Indeks keandalan merupakan suatu indikator keandalan yang dinyatakan dalam suatu besaran probabilitas. Sejumlah indeks sudah dikembangkan untuk menyediakan suatu kerangka untuk mengevaluasi keandalan sistem tenaga. Evaluasi keandalan sistem distribusi terdiri dari indeks titik beban dan indeks sistem. Indeks kegagalan titik beban yang biasanya digunakan meliputi tingkat kegagalan λ (Kegagalan/Tahun), rata-rata waktu keluar (outage) r (Jam/Kegagalan) dan rata-rata ketaktersediaan tahunan U (Jam/Tahun). [1]

Pada sistem distribusi tipe radial umumnya mengunakan kombinasi seri. Misalkan sebuah Penyulang tersusun secara seri antara Circuit Breaker, Disconnecting Switch, Saluran, Fuse, dan Gardu Distribusi. Secara sederhana susunan seri antar komponen dapat dilihat pada gambar 1.

λA

λB


Gambar 1. Sistem Seri

Sistem yang ditunjukkan pada gambar 1 adalah sebuah sistem yang terdiri dari komponen A dan komponen B. Dua komponen tersebut terhubung secara seri, Jika λA adalah laju kegagalan komponen A dan λB laju kegagalan komponen B. [1], maka :

λSYS = λA + λB

(1)


(2)


rSYS =


λArA + λBrB λA + λB


USYS   λSYSrSYS                           (3)

Untuk n komponen maka persamaan menjadi:

n

λSYS = Σ λi                         (4)

i=1 n

∑λr

ii

rsγs = n                                   (5)

λi i =1

U SiYS = λSYSrSYS                          (6)

Keterangan:

λA     : Laju kegagalan komponen A (fault/year)

λB     : Laju kegagalan komponen B fault/year)

rA     : Waktu keluar(Outage time) komponen A

(hours/fault)

rB     : Waktu keluar (Outage time) komponen B

(hours/fault)

λsγs    : Laju kegagalan sistem (fault/year)

rSYS    : Rata-rata waktu keluar(outage time) sistem

(hours/fault)

USYS : Rata-rata ketaktersediaan (Unavailability) sistem (hours/year)

Dalam penelitian ini, indeks sistem yang dicari adalah SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) dan SAIDI (System Average Interruption Duration Index).

Berikut ini adalah formula matematis-nya :

  • a.    SAIFI

Indeks ini didefinisikan sebagai jumlah rata-rata kegagalan yang terjadi per pelanggan yang dilayani oleh sistem per satuan waktu (umumnya per tahun). [1]

λ M,

SAIFI = k k                (7)

Mk

  • b.    SAIDI

Indeks ini didefinisikan sebagai nilai rata-rata dari lamanya kegagalan untuk setiap konsumen selama satu tahun.[1]

UM

SAIDI = k k               (8)

Mk

Kegunaan dari informasi indeks keandalan sistem adalah sangat luas, kegunaan-kegunaan yang paling umum meliputi:.

  • 1.    Melengkapi manajemen dengan data capaian mengenai mutu layanan pelanggan pada sistem listrik secara keseluruhan.

  • 2.    Untuk mengidentifikasi subsistem dan sirkit dengan capaian di bawah standar dan untuk memastikan penyebabnya.

  • 3.    Melengkapi manajemen dengan data capaian mengenai mutu layanan pelanggan untuk masing-masing area operasi.

  • 4.    Menyediakan sejarah keandalan dari sirkit individu untuk diskusi dengan pelanggan sekarang atau calon pelanggan.

  • 5.    Memenuhi syarat pelaporan pengaturan.

  • 6.    Menyediakan suatu basis untuk menetapkan ukuran-ukuran kesinambungan layanan.

  • 7.    Menyediakan data capaian yang penting bagi suatu pendekatan probabilistik untuk studi keandalan sistem distribusi.[3]

Sistem distribusi yang terlihat pada gambar 2 dapat dimodelkan dengan Penyulang umum, seperti yang terlihat pada gambar 2. Penyulang umum terdiri dari n seksi utama (main section), n seksi cabang (lateral section) dan komponen seri. Secara berurutan Si, Li, Mi dan Lpi menggambarkan komponen seri i, Li dapat disebut sebagai saluran dengan Fuse atau saluran dengan Fuse dan Transformator pada seksi cabang i, Mi dapat disebut sebagai saluran dengan Disconnecting Switch atau saluran dengan dua Disconnecting Switch di kedua ujungnya pada seksi utama i, dan Lpi adalah load point i.

  • 3.    Metode RELIABILITY-NETWORK-EQUIVALENT

Metode Reliability-Network-Equivalent Approach (RNEA) merupakan penyederhanaan dari metode Failure-Mode-and-Effect Analysis (FMEA). Metode RNEA digunakan untuk menganalis sistem distribusi radial yang kompleks secara sederhana. Prinsip utama pada metode ini adalah elemen ekuivalen dapat digunakan untuk mengganti bagian jaringan distribusi dan menyusun kembali sistem distribusi yang besar kedalam bentuk seri dan sederhana. Metode ini merupakan metode pendekatan untuk mengevaluasi sistem distribusi yang menggunakan proses berulang dan berurutan untuk mengevaluasi indeks keandalan per titik beban (load point).

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa sistem distribusi radial yang terdiri dari Transformator, Saluran, Breaker, Fuse, dan Disconnecting Switch. S1, L1 disebut sebagai seksi utama (main section) yang menyalurkan energi ke lokasi beban. Beban (load point) pada kondisi normal terhubung langsung dengan Transformator. Fuse F1 dan saluran cabang T1 dan L5 disebut sebagai seksi cabang (lateral section).

Keterangan:

B : Breaker

T : Transformator

L : Line

S : Disconnecting Switch

F :Fuse

Gambar 2. Sistem Distribusi

Keterangan :

S : Komponen Seri

M: Saluran dengan Disconnecting Switch

L : Saluran dengan Fuse dan Transformator

Lp: Load point

Gambar 3. Penyulang Umum

Berdasarkan data elemen dan konfigurasi pada Penyulang umum, didapatkan formula untuk menghitung tiga indeks titik beban (load point indexes) Sesuai dengan persamaan :

nn

λj — λsj +

λj +

i1

n

Pλ

k1

n

(9)

U — λsjrs j +

j+

■ ∑ PkJj

(10)

Uj λ

Keterangan:

i — 1

k — 1

(11)

λj   : laju kegagalan pada titik beban j

Uj    : rata-rata ketaktersediaan tahunan pada titik

beban j

rj     : rata-rata lama padam pada titik beban j

λsj   : laju kegagalan komponen seri terhadap titik

beban j

λij   : laju kegagalan seksi utama i terhadap titik

beban j

λkj   : laju kegagalan seksi cabang k terhadap titik

beban j

Pkj   : parameter kontrol seksi cabang k terhadap

titik beban j

rij    : waktu switching (switching time) atau waktu

perbaikan (repair time) titik beban j pada main section i

rsj    : waktu perbaikan (repair time) untuk elemen

seri s terhadap titik beban j

rkj    : waktu switching (switching time) atau waktu

perbaikan (repair time) titik beban j pada lateral section k

Pkj adalah parameter kontrol dari seksi cabang k yang tergantung pada model operasi Fuse. Pkj bernilai 1 jika tidak ada Fuse atau 0 jika keandalan Fuse 100 prosen, dan bernilai antara 0 dan 1 untuk Fuse yang mempunyai probabilitas operasi ketidaksuksesan tertentu. Parameter λij, λkj, dan λsj adalah laju kegagalan dari seksi utama i, seksi cabang k dan elemen seri s. rij. rsj, dan rkj adalah durasi pemadaman (waktu switching atau waktu perbaikan).

Sistem distribusi biasanya mempunyai konfigurasi yang kompleks, dimana terdiri dari Penyulang utama dan Penyulang cabang, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Penyulang utama merupakan konfigurasi yang terdiri dari satu pemisah, dua pemisah atau tidak mempunyai pemisah pada seksi utama (main section) dan model operasi Fuse yang berbeda pada seksi cabang (lateral section). Penyulang cabang adalah Penyulang yang terhubung dengan Penyulang utama seperti terlihat pada gambar 4. Penyulang cabang 2 dan Penyulang cabang 3 disebut sebagai Penyulang cabang. Persamaan (9-11) tidak bisa digunakan secara langsung untuk mengevaluasi indeks keandalan pada sistem ini. Metode pendekatan ekuivalen keandalan jaringan memberikan teknik praktis untuk mengatasi masalah ini. Konsep dasar pada metode pendekatan ini dapat diilustrasikan pada gambar 4, konfigurasi asli dilustrasikan oleh gambar 4.a, kemudian Penyulang cabang 3 dan Penyulang cabang 2 direduksi, sehingga menghasilkan jaringan ekuivalen seperti terlihat pada gambar 4.b. dan gambar 4.c.

Kegagalan elemen pada Penyulang cabang 3 akan mempengaruhi titik beban (load point) pada Penyulang cabang 3, Penyulang 1 dan Penyulang cabang 2. Pengaruh Penyulang cabang 3 terhadap Penyulang 1 dan 2 adalah sama dengan pengaruh seksi cabang pada Penyulang cabang 2. Penyulang cabang 3 dapat diganti dengan ekuivalen seksi cabang (El 3). Ekuivalen seksi cabang harus memasukkan pengaruh kegagalan terhadap semua komponen pada Penyulang cabang 3. Ekuivalen seksi cabang (El 2) Penyulang cabang 2 dapat dikembangkan seperti terlihat pada gambar 4.c.

Parameter ekuivalen seksi cabang. akan tergantung dari lokasi pemisah (Disconnecting Switch).

PcnvTiUuia 2

FcnjuhiMy 1

(UUiLTial

Penyrilang 2

! cu⅛□ιy!

llu ι.hιriι I

(Llama)

Ptnyula-Iiy I

(IJLamH)

Gambar 4. Jaringan Ekuivalen Keandalan

Parameter keandalan ekuivalen seksi cabang dapat dibagi kedalam dua bagian dengan menggunakan persamaan matematis sebagai berikut

m

λe 1 =λi

(12)

i=1

m

Ue 1 =λiri

i =1

(13)

Ue1

re 1 =

(14)

λe 1

n

λe 2 = λ

i=1

(15)

n

Ue 2 = λr

i=1

(16)

Ue2

re 2 =

λe 2

(17)

Keterangan :

λe 1   : laju kegagalan ekuivalen komponen seri

yang tidak diisolasi pemisah

λi   : laju kegagalan komponen i

λe2 : laju kegagalan ekuivalen komponen seri yang diisolasi pemisah

re1   : total waktu perbaikan (repair time)

ri    : waktu perbaikan komponen i

Ue1   : total ketaktersediaan tahunan ekuivalen

komponen seri yang tidak diisolasi pemisah

Ue2   : total ketaktersediaan tahunan ekuivalen

komponen seri yang diisolasi pemisah

Dengan menggunakan jaringan ekuivalen, sistem dapat direduksi ke dalam bentuk sistem distribusi umum seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.c. sehingga hanya Penyulang 1 saja yang ada.Untuk kondisi tersebut persamaan dasar (9-11) dapat digunakan untuk mengevaluasi indeks titik beban (load point) Penyulang 1. Disatu sisi, kegagalan komponen pada pada Penyulang 1 juga berpengaruh terhadap titik beban (load point) pada Penyulang 2 dan Penyulang 3. Pengaruh tersebut, ekuivalen terhadap komponen seri S2 pada Penyulang 2. Penyulang 2 menjadi sistem distribusi umum setelah ekuivalen komponen seri S2 dihitung. Indeks titik beban (load point) pada Penyulang 2 dan parameter ekuivalen komponen seri S3 kemudian dihitung dengan cara yang sama seperti pada Penyulang 1. Pada akhirnya indeks titik beban (load point) Penyulang 3 dapat dievaluasi. Parameter keandalan dari ekuivalen kompoonen seri dapat dihitung menggunakan metode yang dipakai untuk menghitung indeks titik beban (load point).

Proses yang digunakan untuk mengevaluasi indeks keandalan sistem distribusi yang menggunakan RNEA terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

  • 1.    Proses bottom-up, digunakan untuk mencari semua Penyulang cabang (sub Feeder) kemudian diganti dengan jaringan ekuivalen seksi cabang (lateral section) sehingga sistem dapat direduksi menjadi sistem distribusi umum.

  • 2.    Prosedur top-down, proses ini digunakan untuk mengevaluasi indeks titik beban (load point) tiap Penyulang (Feeder) dan ekuivalen komponen seri untuk Penyulang cabang (sub Feeder), sampai semua indeks titik beban (load point) baik pada Penyulang utama (Feeder) maupun Penyulang cabang (sub Feeder) dievaluasi.

  • 3.    Setelah masing-masing indeks titik beban (load point) dihitung, kemudian menghitung indeks Penyulang dan sistem.[2]

  • 4.    Model yang dianalisis

Data Standar PLN yang digunakan dalam penelitian ini adalah Standar PLN 59 : “Keandalan pada Sistem Distribusi 20 kv dan 6 kV”, yaitu: [7] - λ SUTM = 0.02466 Kggln./Tahun. km - λSKBT = 0.07 Kggln./Tahun. km - λ trafo = 0.005 Kggln./tahun - Repair Time SUTM = 3 jam - Repair time SKBT = 10 jam - Switching Time = 0.003 Jam - Waktu Penggantian Trafo = 10 jam

Data jumlah pelanggan dan kapasitas masing-masing load point dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Pelanggan Penyulang Penebel

Load Point

Kapasitas (kVA)

Jumlah Pelanggan

PB4

50

121

PB78

50

13

PB83

160

55

PB13

100

424

PB63

160

67

PB14

50

168

PB59

25

96

PB74

50

11

PB62

25

13

PB75

50

23

PB64

160

74

PB67

50

104

PB73

50

33

PB61

50

83

PB68

50

56

PB72

50

77

PB16

100

196

PB53

50

30

PB54

50

137

PB55

160

123

PB15

50

206

PB23

100

586

PB84

100

55

PB66

50

10

MI93

250

2

KD17

100

1

KD4

100

341

KD51

50

177

KD36

100

295

KD61

100

164

KD11

160

223

MA44

160

223

KD81

100

61

KD58

50

199

TB12

100

308

TB52

50

49


FKPLPNB0104

FKPLPNB0910002003 FKPLPNB0809003005

FKPLPNB0102

FKPLPNB0103

FKPLPNB0105

FKPLPNB011

FKPLPNB1214

FKPLPNB0119

-HM H4j,h∏r

FKPLPNB0120

FKPLPNB151 7

FKPLPNB0108


FKPLPNB0106


FKPLPNB0101011012




FKPLPNB0107



FKPLPNB0910


FKPLPNB1213


Gambar 5. Penyulang Penebel

Gambar 6. Pemodelan Penyulang Penebel

(Lanjutan) Tabel 1. Jumlah Pelanggan Penyulang Penebel

Load Point

Kapasitas (kVA)

Jumlah Pelanggan

MI49

100

222

MI161

100

222

MI51

160

355

MI195

100

222

MI52

64

222

KD52

50

127

KD53

100

176

KD12

160

236

MA26

100

206

MA25

100

139

TB8

100

328

TB7

160

507

TB81

100

111

TB43

200

204

TB76

160

22

TB11

160

217

TB35

100

331

TB36

50

226

TB37

100

181

TB47

50

1

TB38

200

360

TB39

100

272

TB14

160

330

TB62

160

55

TB13

100

412

TB56

160

59

TB15

100

86

PB22

100

313

PB46

50

225

KR32

100

272

KR33

100

164

KR34

50

123

PB38

50

45

PB8

100

313

PB9

100

320

PB56

50

44

PB39

50

176

PB24

50

71

PB57

25

49

PB11

50

211

PB12

100

257

PB48

50

89

PB49

50

90

PB77

50

55

PB51

50

40

PB76

50

32

PB52

50

77

PB58

100

60

Load Point

Kapasitas (kVA)

Jumlah Pelanggan

TB28

160

399

TB29

160

414

TB31

100

102

PB5

160

448

PB81

50

8

Parameter utama yang digunakan adalah panjang saluran per segmennya. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Data pada tabel tersebut adalah sudah dalam bentuk pemodelan program.

Tabel 2. Panjang Saluran (Line) per segmen

Line

Panjang (km)

FKPLPNB0101001002

0.085

FKPLPNB0101002003

2.174

FKPLPNB0101003004

3.176

FKPLPNB0101004005

1.962

FKPLPNB0101005006

0.786

FKPLPNB0101005007

1.336

FKPLPNB0101007008

0.506

FKPLPNB0101008009

0.453

FKPLPNB0101009010

0.821

FKPLPNB0101009011

1.253

FKPLPNB0101011012

0.39

FKPLPNB0101011013

0.577

FKPLPNB0101013014

0.251

FKPLPNB0101013015

4.074

FKPLPNB0101015016

0.253

FKPLPNB0101016017

1.378

FKPLPNB0101016018

0.251

FKPLPNB0101018019

0.257

FKPLPNB0101018020

0.251

FKPLPNB0101020021

0.53

FKPLPNB0101021022

0.391

FKPLPNB0101021023

0.862

FKPLPNB0101023024

1.268

FKPLPNB0101024025

1.456

FKPLPNB0101025026

0.896

FKPLPNB0101025027

0.292

FKPLPNB0101027028

1.492

FKPLPNB0101028029

0.399

FKPLPNB0101028030

0.827

FKPLPNB0101030031

0.407

FKPLPNB0101030032

1.939

FKPLPNB0101032034

0.985

FKPLPNB0101032035

4.897

(Lanjutan) Tabel 2. Panjang Saluran (Line) per segmen

Line

Panjang (km)

FKPLPNB0101035036

0.958

FKPLPNB0101036037

0.987

FKPLPNB0101036038

2.885

FKPLPNB0101038039

1.715

FKPLPNB0101039040

0.289

FKPLPNB0101039041

0.537

FKPLPNB0101032033

0.987

FKPLPNB0101041042

0.677

FKPLPNB0101042043

0.63

FKPLPNB0101043044

0.689

FKPLPNB0101044045

1.149

FKPLPNB0101044046

1.355

FKPLPNB0101046047

1.369

FKPLPNB0101047048

1.107

FKPLPNB0102003001

0.064

FKPLPNB0102001002

0.468

FKPLPNB0102002003

0.665

FKPLPNB0102003004

0.855

FKPLPNB0102004005

0.657

FKPLPNB0103008001

0.306

FKPLPNB0103001002

0.583

FKPLPNB0104020001

0.694

FKPLPNB0104001002

0.1

FKPLPNB0104002003

2.348

FKPLPNB0105023001

0.49

FKPLPNB0105001002

9.256

FKPLPNB0105002003

1.378

FKPLPNB0105003004

0.359

FKPLPNB0105004005

0.764

FKPLPNB0106023001

0.449

FKPLPNB0106001002

0.998

FKPLPNB0106002003

1.675

FKPLPNB0106003004

1.825

FKPLPNB0106004005

0.759

FKPLPNB0106005006

0.507

FKPLPNB0106005007

0.751

FKPLPNB0106007008

1.235

FKPLPNB0107024001

1.562

FKPLPNB0107001002

1.503

FKPLPNB0107001003

1.161

FKPLPNB0107003004

1.376

FKPLPNB0108027001

0.125

FKPLPNB0108001002

0.125

FKPLPNB0108001003

0.892

FKPLPNB0809003001

0.431

FKPLPNB0809001002

1.453

(Lanjutan) Tabel 2. Panjang Saluran (Line) per segmen

Line

Panjang (km)

FKPLPNB0809002003

1.834

FKPLPNB0910001001

0.745

FKPLPNB0910001002

0.607

FKPLPNB0910002003

0.374

FKPLPNB0910003004

1.266

FKPLPNB0910003005

1.927

FKPLPNB0111038001

1.856

FKPLPNB0111001002

1.228

FKPLPNB0111002003

0.346

FKPLPNB0111003004

0.902

FKPLPNB0111004005

0.879

FKPLPNB0111004006

1.745

FKPLPNB1112003001

0.168

FKPLPNB1112001002

0.335

FKPLPNB1112002003

0.441

FKPLPNB1112003004

0.887

FKPLPNB1213003001

0.545

FKPLPNB1214004001

1.687

FKPLPNB1214001002

1.667

FKPLPNB1214002003

1.806

FKPLPNB1214003004

0.956

FKPLPNB1214003005

0.773

FKPLPNB1214005006

0.64

FKPLPNB1214006007

1.328

FKPLPNB1214006008

0.346

FKPLPNB1315001001

0.156

FKPLPNB1315001002

0.259

FKPLPNB1315001003

1.453

FKPLPNB1315003004

0.529

FKPLPNB1315004005

0.686

FKPLPNB1315005006

0.229

FKPLPNB1315006007

0.346

FKPLPNB1315006008

0.908

FKPLPNB1315008009

0.656

FKPLPNB1315008010

0.604

FKPLPNB1315010011

0.648

FKPLPNB1315010012

1.325

FKPLPNB1516004001

0.536

FKPLPNB1516001002

0.455

FKPLPNB1517005001

0.311

FKPLPNB1517001002

0.426

FKPLPNB1718002001

0.669

FKPLPNB1718001002

1.171

FKPLPNB0119046001

0.125

FKPLPNB0119001002

1.016

FKPLPNB0119002003

0.273

FKPLPNB0119002004

0.602

(Lanjutan) Tabel 2. Panjang Saluran (Line) per segmen

Line

Panjang (km)

FKPLPNB0119004005

0.807

FKPLPNB0120048001

0.37

FKPLPNB0120001002

1.656

FKPLPNB0120002003

1.249

FKPLPNB0120003004

1.016

load point yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0105 (TB8, TB7, TB81, TB43) . Sementara untuk U (Jam/Tahun) terkecil yaitu sebesar 2,8506 (Jam/Tahun) dimiliki oleh load point yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0101 (KD11, KD17, KD4, KD53, KD61), load point yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0102 (KD52, KD53), dan load point yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0105 (TB8, TB7, TB81, TB43). Hal itu karena load point tersebut terletak sebelum ke-3 pemisah seksi dan tidak terletak pada lateral section.

  • 5.    Perancangan Program

Perancangan program di buat agar dapat digunakan untuk menghitung indeks keandalan pada sistem distribusi yang bertipe radial. Sebagai objek penelitian dipilih Penyulang Penebel pada Gardu Induk Kapal. Penyulang Penebel adalah salah satu Penyulang yang terpanjang di GI Kapal, dengan pangjangnya yang mencapai 131,792 km.

Program dirancang dengan pemrograman Database MySQL dan interface Visual Basic. Algoritma program disusun sebagai beriikut:

  • 1.    Masukkan data kedalam sistem basis data

  • 2.    Menghitung lamda (λe) dan ketaktersediaan tahunan Feeder anak (Ue)

  • 3.    Menghitung lamda (λ) dan ketaktersediaan tahunan Feeder induk (U)

  • 4.    Menghitung indeks titik beban yang terdapat pada Feeder induk

  • 5.    Mengulang proses 2, 3 secara berurutan sampai titik beban yang terakhir di evaluasi

  • 6.    Menghitung SAIFI dan SAIDI Penyulang.

  • 6.    Hasil dan pembahasan

Dari hasil ekskusi program didapat indeks load point, dimana λ (Kegagalan/Tahun) terbesar dimiliki oleh gardu PB72, yaitu 2,0905 (Kegagalan/Tahun). Hal ini terjadi karena letak load point di Bentangan Feeder FKPLPNB1718, yang merupakan Bentangan Feeder paling ujung. Sementara itu U (Jam/Tahun) terbesar, yaitu sebesar 6,76 (Jam/Tahun) dimiliki oleh load point PB15, PB23, PB84, PB66, yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0120. Hal ini karena load point pada Bentangan Feeder FKPLPNB0120 terletak setelah ke-3 pemisah seksi.

Untuk kategori λ (Kegagalan/Tahun) terkecil sebesar 1,6508 (Kegagalan/Tahun) dimiliki oleh load point MI93, KD17, KD4, KD51, KD53, KD61, MA44, PB13, PB14, PB4, PB5, PB78, PB81, PB83, TB52, TB29, TB28, yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0101, karena load point terletak pada Feeder Utama. λ (Kegagalan/Tahun) terkecil juga dimiliki oleh load point pada Bentangan Feeder FKPLPNB0103 (KD52, KD 53), begitu juga untuk

Tabel 3. Indeks Load Point Penyulang Penebel

Load Point

λ (Keggln./Th.)

r (Jam)

U (Jam/Th)

KD11

1.6508

1.72679913

2.8506

KD12

1.7282

1.783937012

3.083

KD17

1.6508

1.72679913

2.8506

KD36

1.6604

1.734160452

2.8794

KD4

1.6508

1.72679913

2.8506

KD51

1.6508

1.72679913

2.8506

KD52

1.6508

1.72679913

2.8506

KD53

1.6508

1.72679913

2.8506

KD58

1.6604

1.734220617

2.8795

KD61

1.6508

1.72679913

2.8506

KD81

1.6571

1.731699993

2.8696

KR32

1.8919

1.847666359

3.4956

KR33

1.8919

1.847666359

3.4956

KR34

1.8919

1.847666359

3.4956

MA25

1.7282

1.783937012

3.083

MA26

1.7282

1.783937012

3.083

MA44

1.6508

1.72679913

2.8506

MI161

1.7176

1.776315858

3.051

MI195

1.7176

1.776315858

3.051

MI49

1.7176

1.776315858

3.051

MI51

1.7176

1.776315858

3.051

MI52

1.7176

1.776315858

3.051

MI93

1.6508

1.72679913

2.8506

PB11

1.8458

3.101473602

5.7247

PB12

1.8592

3.100849829

5.7651

PB13

1.6508

3.700145428

6.1082

PB14

1.6508

3.902713698

6.4426

PB15

1.7566

3.848343521

6.76

PB16

1.7204

3.86619396

6.6514

PB22

1.7706

1.768722489

3.1317

PB23

1.7566

3.848343521

6.76

PB24

1.8458

3.101473602

5.7247

PB38

1.8919

1.847666359

3.4956

PB39

1.8006

3.104132042

5.5893

PB4

1.6508

3.700145428

6.1082

PB46

1.7706

1.768722489

3.1317

PB66

1.7566

3.848343521

6.76

PB67

1.6752

3.111867133

5.213

PB68

2.0617

3.090895835

6.3725

PB72

2.0906

3.089591395

6.4591

(Lanjutan) Tabel 3. Indeks Load Point Penyulang Penebel

Load Point

λ (Keggln./Th.)

r (Jam)

U (Jam/Th)

PB73

1.6752

3.111867133

5.213

PB74

2.0355

3.092163993

6.2941

PB75

2.043

3.091727876

6.3164

PB76

2.0491

3.091552341

6.3349

PB77

2.04

3.09181377

6.3073

PB78

1.6508

3.700145428

6.1082

PB8

1.8006

3.104132042

5.5893

PB81

1.6508

3.700145428

6.1082

PB83

1.6508

3.700145428

6.1082

PB84

1.7566

3.848343521

6.76

PB9

1.8006

3.104132042

5.5893

TB11

1.9289

2.33589098

4.5057

TB12

1.6728

2.27773791

3.8102

TB13

1.7889

1.825144002

3.265

TB14

1.7889

1.825144002

3.265

TB15

1.6789

1.701471229

2.8566

TB28

1.6508

2.267930737

3.7439

TB29

1.6508

2.267930737

3.7439

TB31

1.675

2.278686637

3.8168

TB35

1.9289

2.33589098

4.5057

TB36

1.9289

2.33589098

4.5057

TB37

1.9289

2.33589098

4.5057

TB38

1.9289

2.33589098

4.5057

TB39

1.9289

2.33589098

4.5057

TB43

1.6508

1.72679913

2.8506

TB47

1.9289

2.33589098

4.5057

TB52

1.6508

2.267930737

3.7439

TB56

1.6789

1.701471229

2.8566

TB62

1.7889

1.825144002

3.265

TB7

1.6508

1.72679913

2.8506

TB76

1.9289

2.33589098

4.5057

TB8

1.6508

1.72679913

2.8506

TB81

1.6508

1.72679913

2.8506

PB56

1.8223

3.102837191

5.6543

PB57

1.8458

3.101473602

5.7247

PB58

2.027

3.09250116

6.2685

PB61

2.0452

3.091629158

6.323

PB62

2.027

3.09250116

6.2685

PB63

1.6791

3.887558699

6.5276

PB55

1.7204

3.86619396

6.6514

PB59

2.027

3.09250116

6.2685

PB48

2.0164

3.092937871

6.2366

PB49

2.0164

3.092937871

6.2366

PB5

1.6508

2.267930737

3.7439

PB51

2.0164

3.092937871

6.2366

PB52

2.0164

3.092937871

6.2366

(Lanjutan) Tabel 3. Indeks Load Point Penyulang Penebel

Load Point

Λ (Keggln./Th.)

r (Jam)

U (Jam/Th)

PB5

1.6508

2.267930737

3.7439

PB51

2.0164

3.092937871

6.2366

PB52

2.0164

3.092937871

6.2366

PB53

1.7204

3.86619396

6.6514

PB54

1.7204

3.86619396

6.6514

KD11

1.6508

1.72679913

2.8506

KD12

1.7282

1.783937012

3.083

KD17

1.6508

1.72679913

2.8506

KD36

1.6604

1.734160452

2.8794

KD4

1.6508

1.72679913

2.8506

KD51

1.6508

1.72679913

2.8506

KD52

1.6508

1.72679913

2.8506

KD53

1.6508

1.72679913

2.8506

KD58

1.6604

1.734220617

2.8795

PB64

2.027

3.09250116

6.2685

Hasil ekskusi program menunjukkan nilai SAIFI adalah sebesar 1.7594 (Pemadaman /Pelanggan. Tahun), hal ini mengisyaratkan bahwa rata-rata pemadaman adalah 1.7594 kali pemadaman perpelanggan pertahunnya. Sementara harga SAIDI sebesar 4.248 (Jam/Pelanggan.Tahun), hal ini mengisyaratkan bahwa rata-rata lama pemadaman adalah 4.248 jam perpelanggan pertahunnya

  • 7.    Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan program dapat diperoleh SAIFI dan SAIDI dari Penyulang sebesar 1.76 (Pemadaman/Pelanggan.Tahun) dan SAIDI sebesar 4.25 (Jam/Pelanggan. Tahun).

  • 8.    DAFTAR PUSTAKA

  • [1]    Billinton, R., Allan, Ronald N. 1996. Reliability Evaluation of Power Systems. 2nd ed. New York: Plenum Press.

  • [2]    Billinton. R, Wang. P, 1998. Reliability Network Equivalent Approach to Distribution System Reliability Evaluation. IEEE Proc-Gener. Distrib, vol.145, no.2.

  • [3]    Ebeling, Charles E. 1996. An Introduction To

Reliability and Maintainability

Engineering. Singapura : The McGraw-Hill Companies,Inc

  • [4]    Williams. R. H, 2003. Probability, Statistic, and Random Processes for Engineers. USA: Thomson Brook

  • [5]    PT. PLN (Persero). 1985. SPLN 59: Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6 kV.

Jakarta : Departemen Pertambangan dan Energi Perusahaan Umum Listrik Negara.

Teknologi Elektro

39

Vol. 7 No. 1 Januari - Juni 2008