EVALUASI KEANDALAN PENYULANG DENGAN METODE RELIABILITY NETWORK EQUIVALENT APPROACH
on
Evaluasi Keandalan Penyulang …
Sukerayasa, Musthopa
EVALUASI KEANDALAN PENYULANG DENGAN METODE RELIABILITY NETWORK EQUIVALENT APPROACH
-
I Wayan Sukerayasa*, Musthopa**
*Staff Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
** Alumni Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Kampus Bukit Jimbaran, Bali, 80361 E-mail : sukerayasa@ee.unud.ac.id
Abstrak
Kualitas keandalan pelayanan energi listrik dapat dilihat dari lamanya pemadaman dan seberapa sering pemadaman terjadi dalam kurun waktu tertentu. Indeks keandalan merupakan ukuran keandalan yang dinyatakan dalam besaran probabilitas. Konfigurasi penyulang radial biasanya lebih komplek dan panjang bila dibandingkan dengan konfigurasi spindel. Evaluasi keandalan penyulang radial memerlukan perhitungan indeks keandalan yang cukup rumit dan sangat banyak.
Metode Reliability-Network-Equivalent Approach (RNEA) digunakan untuk menganalisis keandalan sistem distribusi yang besar dan kompleks, dengan pendekatan elemen ekuivalen. Rangkaian ekuivalen digunakan untuk mengganti bagian jaringan distribusi dan menyusun kembali sistem distribusi kedalam bentuk seri dan sederhana. Metode RNEA menggunakan proses berulang dan berurutan untuk mengevaluasi indeks keandalan per titik beban (load point).
Sebagai sampel dalam penelitian ini diambil Penyulang Penebel, yang merupakan penyulang radial, panjang dan kompleks. Dari studi keandalan ini didapatkan indeks titik beban (load point) dan indeks sistem, yang berguna untuk perencanaan sistem di masa yang akan datang. Untuk mencari nilai indeks titik beban (load point), SAIFI dan SAIDI, telah dibangun program dengan memakai pendekatan metode RNEA. Hasil studi menunjukkan, nilai SAIFI Penyulang Penebel adalah sebesar 1,7594 (Pemadaman/Pelanggan.Tahun), dan untuk nilai SAIDI adalah sebesar 4,248 (Jam/Pelanggan.Tahun). .
Kata Kunci : Keandalan, Sistem distribusi, Reliability-Network-Equivalent Approach
Keandalan sistem distribusi adalah peluang suatu komponen atau sistem distribusi dalam memenuhi fungsi yang dibutuhkan dalam periode tertentu. Peningkatan kebutuhan tenaga listrik menuntut sistem distribusi tenaga listrik yang mempunyai tingkat keandalan yang baik. Pada sistem distribusi, kualitas keandalan dapat dilihat dari lamanya pemadaman dan seberapa sering pemadaman terjadi dalam satu satuan waktu, misalkan dalam satu tahun Dengan tingkat keandalan yang sesuai dengan standar, masyarakat pengguna dapat menikmati energi listrik secara kontinyu. Untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu Induk ke pusat-pusat beban diperlukan sistem distribusi. Sebuah sistem distribusi tentunya mempunyai nilai keandalan tertentu, yang tergantung dari keandalan sistem distribusi, yang diperoleh dengan menghitung tingkat indeks keandalannya. Indeks keandalan merupakan ukuran keandalan dari sistem distribusi yang dinyatakan dalam besaran probabilitas.
Salah satu Penyulang di Gardu Induk Kapal adalah Penyulang Penebel. Penyulang ini masuk dalam kawasan Area Jaringan Bali Selatan (AJ Batan) PT. PLN (Persero) Distribusi Bali. Penyulang Penebel bertipe radial dan konfigurasi jaringan yang
kompleks. Dari pemetaan yang telah dilakukan, terdapat 20 lateral dan jumlah Gardu Distribusi sebanyak 89 unit, dengan jumlah pelanggan sebanyak 14989 pelanggan, dan panjang Penyulang 131,792 km. PT. PLN mempunyai target untuk mencapai pelayanan pelanggan kelas dunia, yang selanjutnya disebut WCS (World Class Service). Salah satu indikator WCS adalah memenuhi standar SAIFI sebesar 3 (Pemadaman/Pelanggan.Tahun) dan SAIDI sebesar 100 (Menit/Pelanggan. Tahun). Dalam penelitian ini dihitung indeks keandalan Penyulang Penebel.
Teknik analisis yang digunakan untuk mengevaluasi keandalan sistem distribusi telah berkembang dengan pesat. Salah satu metode konvensional untuk mengevaluasi keandalan sistem distribusi umumnya berdasarkan analisis pengaruh kegagalan (Failure-Mode-and-Effect-Analysys) yang selanjutnya disingkat metode FMEA. Pada metode FMEA, kemungkinan terjadinya kegagalan atau tidak berfungsinya tiap komponen pada sistem distribusi diidentifikasi dan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap titik beban (load point). Pada akhirnya kejadian kegagalan dibentuk untuk mengevaluasi indeks titik beban. Metode FMEA menggunakan perhitungan yang sangat banyak, sehingga membutuhkan waktu perhitungan yang
lama. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang lebih sederhana dan yang lebih cepat untuk menghitung indeks keandalan titik beban dan indeks keandalan sistem.
R. Billinton dan P. Wang memperkenalkan metode pendekatan ekuivalen keandalan jaringan (Reliability-Network-Equivalent Approach) pada tahun 1998. Metode pendekatan ekuivalen keandalan jaringan digunakan untuk menganalis sistem distribusi radial yang besar dan kompleks secara sederhana. Prinsip utama metode ini adalah elemen ekuivalen dapat digunakan untuk mengganti bagian jaringan distribusi dan menyusun kembali sistem distribusi yang besar kedalam bentuk seri dan sederhana. Metode ini merupakan metode pendekatan yang menggunakan proses berulang dan berurutan untuk mengevaluasi indeks keandalan per titik beban (individual load point). Metode pendekatan ekuivalen keandalan jaringan ini merupakan penyederhanaan dari metode FMEA, dan merupakan solusi dari masalah yang dihadapi metode FMEA. [2]
Indeks keandalan merupakan suatu indikator keandalan yang dinyatakan dalam suatu besaran probabilitas. Sejumlah indeks sudah dikembangkan untuk menyediakan suatu kerangka untuk mengevaluasi keandalan sistem tenaga. Evaluasi keandalan sistem distribusi terdiri dari indeks titik beban dan indeks sistem. Indeks kegagalan titik beban yang biasanya digunakan meliputi tingkat kegagalan λ (Kegagalan/Tahun), rata-rata waktu keluar (outage) r (Jam/Kegagalan) dan rata-rata ketaktersediaan tahunan U (Jam/Tahun). [1]
Pada sistem distribusi tipe radial umumnya mengunakan kombinasi seri. Misalkan sebuah Penyulang tersusun secara seri antara Circuit Breaker, Disconnecting Switch, Saluran, Fuse, dan Gardu Distribusi. Secara sederhana susunan seri antar komponen dapat dilihat pada gambar 1.
λA
λB
Gambar 1. Sistem Seri
Sistem yang ditunjukkan pada gambar 1 adalah sebuah sistem yang terdiri dari komponen A dan komponen B. Dua komponen tersebut terhubung secara seri, Jika λA adalah laju kegagalan komponen A dan λB laju kegagalan komponen B. [1], maka :
λSYS = λA + λB
(1)
(2)
rSYS =
λArA + λBrB λA + λB
USYS λSYSrSYS (3)
Untuk n komponen maka persamaan menjadi:
n
λSYS = Σ λi (4)
i=1 n
∑λr
ii
rsγs = n (5)
∑ λi i =1
U SiYS = λSYSrSYS (6)
Keterangan:
λA : Laju kegagalan komponen A (fault/year)
λB : Laju kegagalan komponen B fault/year)
rA : Waktu keluar(Outage time) komponen A
(hours/fault)
rB : Waktu keluar (Outage time) komponen B
(hours/fault)
λsγs : Laju kegagalan sistem (fault/year)
rSYS : Rata-rata waktu keluar(outage time) sistem
(hours/fault)
USYS : Rata-rata ketaktersediaan (Unavailability) sistem (hours/year)
Dalam penelitian ini, indeks sistem yang dicari adalah SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) dan SAIDI (System Average Interruption Duration Index).
Berikut ini adalah formula matematis-nya :
-
a. SAIFI
Indeks ini didefinisikan sebagai jumlah rata-rata kegagalan yang terjadi per pelanggan yang dilayani oleh sistem per satuan waktu (umumnya per tahun). [1]
λ M,
SAIFI = k k (7)
∑ Mk
-
b. SAIDI
Indeks ini didefinisikan sebagai nilai rata-rata dari lamanya kegagalan untuk setiap konsumen selama satu tahun.[1]
UM
SAIDI = k k (8)
∑ Mk
Kegunaan dari informasi indeks keandalan sistem adalah sangat luas, kegunaan-kegunaan yang paling umum meliputi:.
-
1. Melengkapi manajemen dengan data capaian mengenai mutu layanan pelanggan pada sistem listrik secara keseluruhan.
-
2. Untuk mengidentifikasi subsistem dan sirkit dengan capaian di bawah standar dan untuk memastikan penyebabnya.
-
3. Melengkapi manajemen dengan data capaian mengenai mutu layanan pelanggan untuk masing-masing area operasi.
-
4. Menyediakan sejarah keandalan dari sirkit individu untuk diskusi dengan pelanggan sekarang atau calon pelanggan.
-
5. Memenuhi syarat pelaporan pengaturan.
-
6. Menyediakan suatu basis untuk menetapkan ukuran-ukuran kesinambungan layanan.
-
7. Menyediakan data capaian yang penting bagi suatu pendekatan probabilistik untuk studi keandalan sistem distribusi.[3]
Sistem distribusi yang terlihat pada gambar 2 dapat dimodelkan dengan Penyulang umum, seperti yang terlihat pada gambar 2. Penyulang umum terdiri dari n seksi utama (main section), n seksi cabang (lateral section) dan komponen seri. Secara berurutan Si, Li, Mi dan Lpi menggambarkan komponen seri i, Li dapat disebut sebagai saluran dengan Fuse atau saluran dengan Fuse dan Transformator pada seksi cabang i, Mi dapat disebut sebagai saluran dengan Disconnecting Switch atau saluran dengan dua Disconnecting Switch di kedua ujungnya pada seksi utama i, dan Lpi adalah load point i.
-
3. Metode RELIABILITY-NETWORK-EQUIVALENT
Metode Reliability-Network-Equivalent Approach (RNEA) merupakan penyederhanaan dari metode Failure-Mode-and-Effect Analysis (FMEA). Metode RNEA digunakan untuk menganalis sistem distribusi radial yang kompleks secara sederhana. Prinsip utama pada metode ini adalah elemen ekuivalen dapat digunakan untuk mengganti bagian jaringan distribusi dan menyusun kembali sistem distribusi yang besar kedalam bentuk seri dan sederhana. Metode ini merupakan metode pendekatan untuk mengevaluasi sistem distribusi yang menggunakan proses berulang dan berurutan untuk mengevaluasi indeks keandalan per titik beban (load point).
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa sistem distribusi radial yang terdiri dari Transformator, Saluran, Breaker, Fuse, dan Disconnecting Switch. S1, L1 disebut sebagai seksi utama (main section) yang menyalurkan energi ke lokasi beban. Beban (load point) pada kondisi normal terhubung langsung dengan Transformator. Fuse F1 dan saluran cabang T1 dan L5 disebut sebagai seksi cabang (lateral section).
Keterangan:
B : Breaker
T : Transformator
L : Line
S : Disconnecting Switch
F :Fuse
Gambar 2. Sistem Distribusi
Keterangan :
S : Komponen Seri
M: Saluran dengan Disconnecting Switch
L : Saluran dengan Fuse dan Transformator
Lp: Load point
Gambar 3. Penyulang Umum
Berdasarkan data elemen dan konfigurasi pada Penyulang umum, didapatkan formula untuk menghitung tiga indeks titik beban (load point indexes) Sesuai dengan persamaan :
nn
λj — λsj + |
∑ λj + i — 1 n |
∑ Pλ k — 1 n |
(9) |
U — λsjrs j + |
∑ j+ |
■ ∑ PkJj |
(10) |
Uj λ Keterangan: |
i — 1 |
k — 1 |
(11) |
λj : laju kegagalan pada titik beban j
Uj : rata-rata ketaktersediaan tahunan pada titik
beban j
rj : rata-rata lama padam pada titik beban j
λsj : laju kegagalan komponen seri terhadap titik
beban j
λij : laju kegagalan seksi utama i terhadap titik
beban j
λkj : laju kegagalan seksi cabang k terhadap titik
beban j
Pkj : parameter kontrol seksi cabang k terhadap
titik beban j
rij : waktu switching (switching time) atau waktu
perbaikan (repair time) titik beban j pada main section i
rsj : waktu perbaikan (repair time) untuk elemen
seri s terhadap titik beban j
rkj : waktu switching (switching time) atau waktu
perbaikan (repair time) titik beban j pada lateral section k
Pkj adalah parameter kontrol dari seksi cabang k yang tergantung pada model operasi Fuse. Pkj bernilai 1 jika tidak ada Fuse atau 0 jika keandalan Fuse 100 prosen, dan bernilai antara 0 dan 1 untuk Fuse yang mempunyai probabilitas operasi ketidaksuksesan tertentu. Parameter λij, λkj, dan λsj adalah laju kegagalan dari seksi utama i, seksi cabang k dan elemen seri s. rij. rsj, dan rkj adalah durasi pemadaman (waktu switching atau waktu perbaikan).
Sistem distribusi biasanya mempunyai konfigurasi yang kompleks, dimana terdiri dari Penyulang utama dan Penyulang cabang, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Penyulang utama merupakan konfigurasi yang terdiri dari satu pemisah, dua pemisah atau tidak mempunyai pemisah pada seksi utama (main section) dan model operasi Fuse yang berbeda pada seksi cabang (lateral section). Penyulang cabang adalah Penyulang yang terhubung dengan Penyulang utama seperti terlihat pada gambar 4. Penyulang cabang 2 dan Penyulang cabang 3 disebut sebagai Penyulang cabang. Persamaan (9-11) tidak bisa digunakan secara langsung untuk mengevaluasi indeks keandalan pada sistem ini. Metode pendekatan ekuivalen keandalan jaringan memberikan teknik praktis untuk mengatasi masalah ini. Konsep dasar pada metode pendekatan ini dapat diilustrasikan pada gambar 4, konfigurasi asli dilustrasikan oleh gambar 4.a, kemudian Penyulang cabang 3 dan Penyulang cabang 2 direduksi, sehingga menghasilkan jaringan ekuivalen seperti terlihat pada gambar 4.b. dan gambar 4.c.
Kegagalan elemen pada Penyulang cabang 3 akan mempengaruhi titik beban (load point) pada Penyulang cabang 3, Penyulang 1 dan Penyulang cabang 2. Pengaruh Penyulang cabang 3 terhadap Penyulang 1 dan 2 adalah sama dengan pengaruh seksi cabang pada Penyulang cabang 2. Penyulang cabang 3 dapat diganti dengan ekuivalen seksi cabang (El 3). Ekuivalen seksi cabang harus memasukkan pengaruh kegagalan terhadap semua komponen pada Penyulang cabang 3. Ekuivalen seksi cabang (El 2) Penyulang cabang 2 dapat dikembangkan seperti terlihat pada gambar 4.c.
Parameter ekuivalen seksi cabang. akan tergantung dari lokasi pemisah (Disconnecting Switch).
PcnvTiUuia 2
FcnjuhiMy 1
(UUiLTial
Penyrilang 2
! cu⅛□ιy!
ll<ι∣u ι.hιri∣ι I
(Llama)
Ptnyula-Iiy I
(IJLamH)
Gambar 4. Jaringan Ekuivalen Keandalan
Parameter keandalan ekuivalen seksi cabang dapat dibagi kedalam dua bagian dengan menggunakan persamaan matematis sebagai berikut
m
λe 1 =∑ λi |
(12) |
i=1 m | |
Ue 1 =∑ λiri i =1 |
(13) |
Ue1 | |
re 1 = |
(14) |
λe 1 | |
n λe 2 = ∑ λ i=1 |
(15) |
n Ue 2 = ∑ λr i=1 |
(16) |
Ue2 | |
re 2 = λe 2 |
(17) |
Keterangan :
λe 1 : laju kegagalan ekuivalen komponen seri
yang tidak diisolasi pemisah
λi : laju kegagalan komponen i
λe2 : laju kegagalan ekuivalen komponen seri yang diisolasi pemisah
re1 : total waktu perbaikan (repair time)
ri : waktu perbaikan komponen i
Ue1 : total ketaktersediaan tahunan ekuivalen
komponen seri yang tidak diisolasi pemisah
Ue2 : total ketaktersediaan tahunan ekuivalen
komponen seri yang diisolasi pemisah
Dengan menggunakan jaringan ekuivalen, sistem dapat direduksi ke dalam bentuk sistem distribusi umum seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.c. sehingga hanya Penyulang 1 saja yang ada.Untuk kondisi tersebut persamaan dasar (9-11) dapat digunakan untuk mengevaluasi indeks titik beban (load point) Penyulang 1. Disatu sisi, kegagalan komponen pada pada Penyulang 1 juga berpengaruh terhadap titik beban (load point) pada Penyulang 2 dan Penyulang 3. Pengaruh tersebut, ekuivalen terhadap komponen seri S2 pada Penyulang 2. Penyulang 2 menjadi sistem distribusi umum setelah ekuivalen komponen seri S2 dihitung. Indeks titik beban (load point) pada Penyulang 2 dan parameter ekuivalen komponen seri S3 kemudian dihitung dengan cara yang sama seperti pada Penyulang 1. Pada akhirnya indeks titik beban (load point) Penyulang 3 dapat dievaluasi. Parameter keandalan dari ekuivalen kompoonen seri dapat dihitung menggunakan metode yang dipakai untuk menghitung indeks titik beban (load point).
Proses yang digunakan untuk mengevaluasi indeks keandalan sistem distribusi yang menggunakan RNEA terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
-
1. Proses bottom-up, digunakan untuk mencari semua Penyulang cabang (sub Feeder) kemudian diganti dengan jaringan ekuivalen seksi cabang (lateral section) sehingga sistem dapat direduksi menjadi sistem distribusi umum.
-
2. Prosedur top-down, proses ini digunakan untuk mengevaluasi indeks titik beban (load point) tiap Penyulang (Feeder) dan ekuivalen komponen seri untuk Penyulang cabang (sub Feeder), sampai semua indeks titik beban (load point) baik pada Penyulang utama (Feeder) maupun Penyulang cabang (sub Feeder) dievaluasi.
-
3. Setelah masing-masing indeks titik beban (load point) dihitung, kemudian menghitung indeks Penyulang dan sistem.[2]
-
4. Model yang dianalisis
Data Standar PLN yang digunakan dalam penelitian ini adalah Standar PLN 59 : “Keandalan pada Sistem Distribusi 20 kv dan 6 kV”, yaitu: [7] - λ SUTM = 0.02466 Kggln./Tahun. km - λSKBT = 0.07 Kggln./Tahun. km - λ trafo = 0.005 Kggln./tahun - Repair Time SUTM = 3 jam - Repair time SKBT = 10 jam - Switching Time = 0.003 Jam - Waktu Penggantian Trafo = 10 jam
Data jumlah pelanggan dan kapasitas masing-masing load point dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Pelanggan Penyulang Penebel
Load Point |
Kapasitas (kVA) |
Jumlah Pelanggan |
PB4 |
50 |
121 |
PB78 |
50 |
13 |
PB83 |
160 |
55 |
PB13 |
100 |
424 |
PB63 |
160 |
67 |
PB14 |
50 |
168 |
PB59 |
25 |
96 |
PB74 |
50 |
11 |
PB62 |
25 |
13 |
PB75 |
50 |
23 |
PB64 |
160 |
74 |
PB67 |
50 |
104 |
PB73 |
50 |
33 |
PB61 |
50 |
83 |
PB68 |
50 |
56 |
PB72 |
50 |
77 |
PB16 |
100 |
196 |
PB53 |
50 |
30 |
PB54 |
50 |
137 |
PB55 |
160 |
123 |
PB15 |
50 |
206 |
PB23 |
100 |
586 |
PB84 |
100 |
55 |
PB66 |
50 |
10 |
MI93 |
250 |
2 |
KD17 |
100 |
1 |
KD4 |
100 |
341 |
KD51 |
50 |
177 |
KD36 |
100 |
295 |
KD61 |
100 |
164 |
KD11 |
160 |
223 |
MA44 |
160 |
223 |
KD81 |
100 |
61 |
KD58 |
50 |
199 |
TB12 |
100 |
308 |
TB52 |
50 |
49 |

FKPLPNB0104
FKPLPNB0910002003 FKPLPNB0809003005

FKPLPNB0102
FKPLPNB0103
FKPLPNB0105
FKPLPNB011
FKPLPNB1214
FKPLPNB0119
-HM H4j,h∏r
FKPLPNB0120
FKPLPNB151 7
FKPLPNB0108
FKPLPNB0106
FKPLPNB0101011012
FKPLPNB0107

FKPLPNB0910
FKPLPNB1213
Gambar 5. Penyulang Penebel
Gambar 6. Pemodelan Penyulang Penebel
(Lanjutan) Tabel 1. Jumlah Pelanggan Penyulang Penebel
Load Point |
Kapasitas (kVA) |
Jumlah Pelanggan |
MI49 |
100 |
222 |
MI161 |
100 |
222 |
MI51 |
160 |
355 |
MI195 |
100 |
222 |
MI52 |
64 |
222 |
KD52 |
50 |
127 |
KD53 |
100 |
176 |
KD12 |
160 |
236 |
MA26 |
100 |
206 |
MA25 |
100 |
139 |
TB8 |
100 |
328 |
TB7 |
160 |
507 |
TB81 |
100 |
111 |
TB43 |
200 |
204 |
TB76 |
160 |
22 |
TB11 |
160 |
217 |
TB35 |
100 |
331 |
TB36 |
50 |
226 |
TB37 |
100 |
181 |
TB47 |
50 |
1 |
TB38 |
200 |
360 |
TB39 |
100 |
272 |
TB14 |
160 |
330 |
TB62 |
160 |
55 |
TB13 |
100 |
412 |
TB56 |
160 |
59 |
TB15 |
100 |
86 |
PB22 |
100 |
313 |
PB46 |
50 |
225 |
KR32 |
100 |
272 |
KR33 |
100 |
164 |
KR34 |
50 |
123 |
PB38 |
50 |
45 |
PB8 |
100 |
313 |
PB9 |
100 |
320 |
PB56 |
50 |
44 |
PB39 |
50 |
176 |
PB24 |
50 |
71 |
PB57 |
25 |
49 |
PB11 |
50 |
211 |
PB12 |
100 |
257 |
PB48 |
50 |
89 |
PB49 |
50 |
90 |
PB77 |
50 |
55 |
PB51 |
50 |
40 |
PB76 |
50 |
32 |
PB52 |
50 |
77 |
PB58 |
100 |
60 |
Load Point |
Kapasitas (kVA) |
Jumlah Pelanggan |
TB28 |
160 |
399 |
TB29 |
160 |
414 |
TB31 |
100 |
102 |
PB5 |
160 |
448 |
PB81 |
50 |
8 |
Parameter utama yang digunakan adalah panjang saluran per segmennya. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Data pada tabel tersebut adalah sudah dalam bentuk pemodelan program.
Tabel 2. Panjang Saluran (Line) per segmen
Line |
Panjang (km) |
FKPLPNB0101001002 |
0.085 |
FKPLPNB0101002003 |
2.174 |
FKPLPNB0101003004 |
3.176 |
FKPLPNB0101004005 |
1.962 |
FKPLPNB0101005006 |
0.786 |
FKPLPNB0101005007 |
1.336 |
FKPLPNB0101007008 |
0.506 |
FKPLPNB0101008009 |
0.453 |
FKPLPNB0101009010 |
0.821 |
FKPLPNB0101009011 |
1.253 |
FKPLPNB0101011012 |
0.39 |
FKPLPNB0101011013 |
0.577 |
FKPLPNB0101013014 |
0.251 |
FKPLPNB0101013015 |
4.074 |
FKPLPNB0101015016 |
0.253 |
FKPLPNB0101016017 |
1.378 |
FKPLPNB0101016018 |
0.251 |
FKPLPNB0101018019 |
0.257 |
FKPLPNB0101018020 |
0.251 |
FKPLPNB0101020021 |
0.53 |
FKPLPNB0101021022 |
0.391 |
FKPLPNB0101021023 |
0.862 |
FKPLPNB0101023024 |
1.268 |
FKPLPNB0101024025 |
1.456 |
FKPLPNB0101025026 |
0.896 |
FKPLPNB0101025027 |
0.292 |
FKPLPNB0101027028 |
1.492 |
FKPLPNB0101028029 |
0.399 |
FKPLPNB0101028030 |
0.827 |
FKPLPNB0101030031 |
0.407 |
FKPLPNB0101030032 |
1.939 |
FKPLPNB0101032034 |
0.985 |
FKPLPNB0101032035 |
4.897 |
(Lanjutan) Tabel 2. Panjang Saluran (Line) per segmen
Line |
Panjang (km) |
FKPLPNB0101035036 |
0.958 |
FKPLPNB0101036037 |
0.987 |
FKPLPNB0101036038 |
2.885 |
FKPLPNB0101038039 |
1.715 |
FKPLPNB0101039040 |
0.289 |
FKPLPNB0101039041 |
0.537 |
FKPLPNB0101032033 |
0.987 |
FKPLPNB0101041042 |
0.677 |
FKPLPNB0101042043 |
0.63 |
FKPLPNB0101043044 |
0.689 |
FKPLPNB0101044045 |
1.149 |
FKPLPNB0101044046 |
1.355 |
FKPLPNB0101046047 |
1.369 |
FKPLPNB0101047048 |
1.107 |
FKPLPNB0102003001 |
0.064 |
FKPLPNB0102001002 |
0.468 |
FKPLPNB0102002003 |
0.665 |
FKPLPNB0102003004 |
0.855 |
FKPLPNB0102004005 |
0.657 |
FKPLPNB0103008001 |
0.306 |
FKPLPNB0103001002 |
0.583 |
FKPLPNB0104020001 |
0.694 |
FKPLPNB0104001002 |
0.1 |
FKPLPNB0104002003 |
2.348 |
FKPLPNB0105023001 |
0.49 |
FKPLPNB0105001002 |
9.256 |
FKPLPNB0105002003 |
1.378 |
FKPLPNB0105003004 |
0.359 |
FKPLPNB0105004005 |
0.764 |
FKPLPNB0106023001 |
0.449 |
FKPLPNB0106001002 |
0.998 |
FKPLPNB0106002003 |
1.675 |
FKPLPNB0106003004 |
1.825 |
FKPLPNB0106004005 |
0.759 |
FKPLPNB0106005006 |
0.507 |
FKPLPNB0106005007 |
0.751 |
FKPLPNB0106007008 |
1.235 |
FKPLPNB0107024001 |
1.562 |
FKPLPNB0107001002 |
1.503 |
FKPLPNB0107001003 |
1.161 |
FKPLPNB0107003004 |
1.376 |
FKPLPNB0108027001 |
0.125 |
FKPLPNB0108001002 |
0.125 |
FKPLPNB0108001003 |
0.892 |
FKPLPNB0809003001 |
0.431 |
FKPLPNB0809001002 |
1.453 |
(Lanjutan) Tabel 2. Panjang Saluran (Line) per segmen
Line |
Panjang (km) |
FKPLPNB0809002003 |
1.834 |
FKPLPNB0910001001 |
0.745 |
FKPLPNB0910001002 |
0.607 |
FKPLPNB0910002003 |
0.374 |
FKPLPNB0910003004 |
1.266 |
FKPLPNB0910003005 |
1.927 |
FKPLPNB0111038001 |
1.856 |
FKPLPNB0111001002 |
1.228 |
FKPLPNB0111002003 |
0.346 |
FKPLPNB0111003004 |
0.902 |
FKPLPNB0111004005 |
0.879 |
FKPLPNB0111004006 |
1.745 |
FKPLPNB1112003001 |
0.168 |
FKPLPNB1112001002 |
0.335 |
FKPLPNB1112002003 |
0.441 |
FKPLPNB1112003004 |
0.887 |
FKPLPNB1213003001 |
0.545 |
FKPLPNB1214004001 |
1.687 |
FKPLPNB1214001002 |
1.667 |
FKPLPNB1214002003 |
1.806 |
FKPLPNB1214003004 |
0.956 |
FKPLPNB1214003005 |
0.773 |
FKPLPNB1214005006 |
0.64 |
FKPLPNB1214006007 |
1.328 |
FKPLPNB1214006008 |
0.346 |
FKPLPNB1315001001 |
0.156 |
FKPLPNB1315001002 |
0.259 |
FKPLPNB1315001003 |
1.453 |
FKPLPNB1315003004 |
0.529 |
FKPLPNB1315004005 |
0.686 |
FKPLPNB1315005006 |
0.229 |
FKPLPNB1315006007 |
0.346 |
FKPLPNB1315006008 |
0.908 |
FKPLPNB1315008009 |
0.656 |
FKPLPNB1315008010 |
0.604 |
FKPLPNB1315010011 |
0.648 |
FKPLPNB1315010012 |
1.325 |
FKPLPNB1516004001 |
0.536 |
FKPLPNB1516001002 |
0.455 |
FKPLPNB1517005001 |
0.311 |
FKPLPNB1517001002 |
0.426 |
FKPLPNB1718002001 |
0.669 |
FKPLPNB1718001002 |
1.171 |
FKPLPNB0119046001 |
0.125 |
FKPLPNB0119001002 |
1.016 |
FKPLPNB0119002003 |
0.273 |
FKPLPNB0119002004 |
0.602 |
(Lanjutan) Tabel 2. Panjang Saluran (Line) per segmen
Line |
Panjang (km) |
FKPLPNB0119004005 |
0.807 |
FKPLPNB0120048001 |
0.37 |
FKPLPNB0120001002 |
1.656 |
FKPLPNB0120002003 |
1.249 |
FKPLPNB0120003004 |
1.016 |
load point yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0105 (TB8, TB7, TB81, TB43) . Sementara untuk U (Jam/Tahun) terkecil yaitu sebesar 2,8506 (Jam/Tahun) dimiliki oleh load point yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0101 (KD11, KD17, KD4, KD53, KD61), load point yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0102 (KD52, KD53), dan load point yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0105 (TB8, TB7, TB81, TB43). Hal itu karena load point tersebut terletak sebelum ke-3 pemisah seksi dan tidak terletak pada lateral section.
Perancangan program di buat agar dapat digunakan untuk menghitung indeks keandalan pada sistem distribusi yang bertipe radial. Sebagai objek penelitian dipilih Penyulang Penebel pada Gardu Induk Kapal. Penyulang Penebel adalah salah satu Penyulang yang terpanjang di GI Kapal, dengan pangjangnya yang mencapai 131,792 km.
Program dirancang dengan pemrograman Database MySQL dan interface Visual Basic. Algoritma program disusun sebagai beriikut:
-
1. Masukkan data kedalam sistem basis data
-
2. Menghitung lamda (λe) dan ketaktersediaan tahunan Feeder anak (Ue)
-
3. Menghitung lamda (λ) dan ketaktersediaan tahunan Feeder induk (U)
-
4. Menghitung indeks titik beban yang terdapat pada Feeder induk
-
5. Mengulang proses 2, 3 secara berurutan sampai titik beban yang terakhir di evaluasi
-
6. Menghitung SAIFI dan SAIDI Penyulang.
Dari hasil ekskusi program didapat indeks load point, dimana λ (Kegagalan/Tahun) terbesar dimiliki oleh gardu PB72, yaitu 2,0905 (Kegagalan/Tahun). Hal ini terjadi karena letak load point di Bentangan Feeder FKPLPNB1718, yang merupakan Bentangan Feeder paling ujung. Sementara itu U (Jam/Tahun) terbesar, yaitu sebesar 6,76 (Jam/Tahun) dimiliki oleh load point PB15, PB23, PB84, PB66, yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0120. Hal ini karena load point pada Bentangan Feeder FKPLPNB0120 terletak setelah ke-3 pemisah seksi.
Untuk kategori λ (Kegagalan/Tahun) terkecil sebesar 1,6508 (Kegagalan/Tahun) dimiliki oleh load point MI93, KD17, KD4, KD51, KD53, KD61, MA44, PB13, PB14, PB4, PB5, PB78, PB81, PB83, TB52, TB29, TB28, yang terletak pada Bentangan Feeder FKPLPNB0101, karena load point terletak pada Feeder Utama. λ (Kegagalan/Tahun) terkecil juga dimiliki oleh load point pada Bentangan Feeder FKPLPNB0103 (KD52, KD 53), begitu juga untuk
Tabel 3. Indeks Load Point Penyulang Penebel
Load Point |
λ (Keggln./Th.) |
r (Jam) |
U (Jam/Th) |
KD11 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD12 |
1.7282 |
1.783937012 |
3.083 |
KD17 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD36 |
1.6604 |
1.734160452 |
2.8794 |
KD4 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD51 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD52 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD53 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD58 |
1.6604 |
1.734220617 |
2.8795 |
KD61 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD81 |
1.6571 |
1.731699993 |
2.8696 |
KR32 |
1.8919 |
1.847666359 |
3.4956 |
KR33 |
1.8919 |
1.847666359 |
3.4956 |
KR34 |
1.8919 |
1.847666359 |
3.4956 |
MA25 |
1.7282 |
1.783937012 |
3.083 |
MA26 |
1.7282 |
1.783937012 |
3.083 |
MA44 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
MI161 |
1.7176 |
1.776315858 |
3.051 |
MI195 |
1.7176 |
1.776315858 |
3.051 |
MI49 |
1.7176 |
1.776315858 |
3.051 |
MI51 |
1.7176 |
1.776315858 |
3.051 |
MI52 |
1.7176 |
1.776315858 |
3.051 |
MI93 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
PB11 |
1.8458 |
3.101473602 |
5.7247 |
PB12 |
1.8592 |
3.100849829 |
5.7651 |
PB13 |
1.6508 |
3.700145428 |
6.1082 |
PB14 |
1.6508 |
3.902713698 |
6.4426 |
PB15 |
1.7566 |
3.848343521 |
6.76 |
PB16 |
1.7204 |
3.86619396 |
6.6514 |
PB22 |
1.7706 |
1.768722489 |
3.1317 |
PB23 |
1.7566 |
3.848343521 |
6.76 |
PB24 |
1.8458 |
3.101473602 |
5.7247 |
PB38 |
1.8919 |
1.847666359 |
3.4956 |
PB39 |
1.8006 |
3.104132042 |
5.5893 |
PB4 |
1.6508 |
3.700145428 |
6.1082 |
PB46 |
1.7706 |
1.768722489 |
3.1317 |
PB66 |
1.7566 |
3.848343521 |
6.76 |
PB67 |
1.6752 |
3.111867133 |
5.213 |
PB68 |
2.0617 |
3.090895835 |
6.3725 |
PB72 |
2.0906 |
3.089591395 |
6.4591 |
(Lanjutan) Tabel 3. Indeks Load Point Penyulang Penebel
Load Point |
λ (Keggln./Th.) |
r (Jam) |
U (Jam/Th) |
PB73 |
1.6752 |
3.111867133 |
5.213 |
PB74 |
2.0355 |
3.092163993 |
6.2941 |
PB75 |
2.043 |
3.091727876 |
6.3164 |
PB76 |
2.0491 |
3.091552341 |
6.3349 |
PB77 |
2.04 |
3.09181377 |
6.3073 |
PB78 |
1.6508 |
3.700145428 |
6.1082 |
PB8 |
1.8006 |
3.104132042 |
5.5893 |
PB81 |
1.6508 |
3.700145428 |
6.1082 |
PB83 |
1.6508 |
3.700145428 |
6.1082 |
PB84 |
1.7566 |
3.848343521 |
6.76 |
PB9 |
1.8006 |
3.104132042 |
5.5893 |
TB11 |
1.9289 |
2.33589098 |
4.5057 |
TB12 |
1.6728 |
2.27773791 |
3.8102 |
TB13 |
1.7889 |
1.825144002 |
3.265 |
TB14 |
1.7889 |
1.825144002 |
3.265 |
TB15 |
1.6789 |
1.701471229 |
2.8566 |
TB28 |
1.6508 |
2.267930737 |
3.7439 |
TB29 |
1.6508 |
2.267930737 |
3.7439 |
TB31 |
1.675 |
2.278686637 |
3.8168 |
TB35 |
1.9289 |
2.33589098 |
4.5057 |
TB36 |
1.9289 |
2.33589098 |
4.5057 |
TB37 |
1.9289 |
2.33589098 |
4.5057 |
TB38 |
1.9289 |
2.33589098 |
4.5057 |
TB39 |
1.9289 |
2.33589098 |
4.5057 |
TB43 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
TB47 |
1.9289 |
2.33589098 |
4.5057 |
TB52 |
1.6508 |
2.267930737 |
3.7439 |
TB56 |
1.6789 |
1.701471229 |
2.8566 |
TB62 |
1.7889 |
1.825144002 |
3.265 |
TB7 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
TB76 |
1.9289 |
2.33589098 |
4.5057 |
TB8 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
TB81 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
PB56 |
1.8223 |
3.102837191 |
5.6543 |
PB57 |
1.8458 |
3.101473602 |
5.7247 |
PB58 |
2.027 |
3.09250116 |
6.2685 |
PB61 |
2.0452 |
3.091629158 |
6.323 |
PB62 |
2.027 |
3.09250116 |
6.2685 |
PB63 |
1.6791 |
3.887558699 |
6.5276 |
PB55 |
1.7204 |
3.86619396 |
6.6514 |
PB59 |
2.027 |
3.09250116 |
6.2685 |
PB48 |
2.0164 |
3.092937871 |
6.2366 |
PB49 |
2.0164 |
3.092937871 |
6.2366 |
PB5 |
1.6508 |
2.267930737 |
3.7439 |
PB51 |
2.0164 |
3.092937871 |
6.2366 |
PB52 |
2.0164 |
3.092937871 |
6.2366 |
(Lanjutan) Tabel 3. Indeks Load Point Penyulang Penebel
Load Point |
Λ (Keggln./Th.) |
r (Jam) |
U (Jam/Th) |
PB5 |
1.6508 |
2.267930737 |
3.7439 |
PB51 |
2.0164 |
3.092937871 |
6.2366 |
PB52 |
2.0164 |
3.092937871 |
6.2366 |
PB53 |
1.7204 |
3.86619396 |
6.6514 |
PB54 |
1.7204 |
3.86619396 |
6.6514 |
KD11 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD12 |
1.7282 |
1.783937012 |
3.083 |
KD17 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD36 |
1.6604 |
1.734160452 |
2.8794 |
KD4 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD51 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD52 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD53 |
1.6508 |
1.72679913 |
2.8506 |
KD58 |
1.6604 |
1.734220617 |
2.8795 |
PB64 |
2.027 |
3.09250116 |
6.2685 |
Hasil ekskusi program menunjukkan nilai SAIFI adalah sebesar 1.7594 (Pemadaman /Pelanggan. Tahun), hal ini mengisyaratkan bahwa rata-rata pemadaman adalah 1.7594 kali pemadaman perpelanggan pertahunnya. Sementara harga SAIDI sebesar 4.248 (Jam/Pelanggan.Tahun), hal ini mengisyaratkan bahwa rata-rata lama pemadaman adalah 4.248 jam perpelanggan pertahunnya
Berdasarkan hasil perhitungan program dapat diperoleh SAIFI dan SAIDI dari Penyulang sebesar 1.76 (Pemadaman/Pelanggan.Tahun) dan SAIDI sebesar 4.25 (Jam/Pelanggan. Tahun).
-
8. DAFTAR PUSTAKA
-
[1] Billinton, R., Allan, Ronald N. 1996. Reliability Evaluation of Power Systems. 2nd ed. New York: Plenum Press.
-
[2] Billinton. R, Wang. P, 1998. Reliability Network Equivalent Approach to Distribution System Reliability Evaluation. IEEE Proc-Gener. Distrib, vol.145, no.2.
-
[3] Ebeling, Charles E. 1996. An Introduction To
Reliability and Maintainability
Engineering. Singapura : The McGraw-Hill Companies,Inc
-
[4] Williams. R. H, 2003. Probability, Statistic, and Random Processes for Engineers. USA: Thomson Brook
-
[5] PT. PLN (Persero). 1985. SPLN 59: Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6 kV.
Jakarta : Departemen Pertambangan dan Energi Perusahaan Umum Listrik Negara.
Teknologi Elektro
39
Vol. 7 No. 1 Januari - Juni 2008
Discussion and feedback