Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus 2017

13

Studi Analisis Kapasitas Pengaman Kopel dalam Mensuplai Daya di Bandara Internasional Ngurah Rai Saat Hilangnya Suplai Daya Dari Penyulang Gayatri atau Penyulang Bandara

  • I .G.A.Yoga Armika1 , I.G. Dyana Arjana2 , I.W. Rinas3

Abstrak- Loss of electrical power supply can be caused by a disruption or work network, to maintain the continuity of power at Ngurah Rai International Airport when a loss of power supply maneuver the load. Maneuver the load carried by the connecting bus service burden I and II using the service load bus coupling aid. Kopel include safety relays overcurrent works by comparing a large input current by setting relay. The results obtained after the analysis by manual calculation is the nominal value of the burden of service I and load Airports II of 300 A, obtained the current setting is the coupling of Iset = 180 A, the working time rele 0.025 seconds with Tms = 0.052 SI and for setting GFR obtained setting a current of ISET = 28 028 A with Tms = 0.008 SI. Simulations done by giving disturbance on the bus load of service I, where the relay will work with a time of 0.025 seconds to instruct PMT on the coupling loose, so it does not interfere with the network on the side feeder Ngurah Rai I and feeder Ngurah Rai II, so that the continuity of load power Airports II to stay awake.

Keywords: Over Current Protection Relay (OCR), ETAP program Powerstation.

Abstrak— Hilangnya suplai daya listrik dapat diakibatkan oleh gangguan atau pekerjaan jaringan, untuk menjaga kontinuitas daya listrik di bandara Internasional Ngurah Rai saat hilangnya suplai daya dilakukan manuver beban. Manuver beban dilakukan dengan menghubungkan bus beban Bandara I dan bus beban Bandara II menggunakan bantuan kopel . Kopel dilengkapi pengaman rele arus lebih yang bekerja dengan membandingkan besar input arus dengan setting rele. Hasil yang diperoleh setelah analisa dengan perhitungan manual yaitu nilai nominal beban Bandara I dan beban Bandara II sebesar 300 A, didapat setting arus lebih pada kopel sebesar Iset = 180 A, waktu kerja rele 0.025 detik dengan Tms = 0.052 SI dan untuk setting GFR didapat setting arus sebesar Iset = 28.028 A dengan Tms = 0,008 SI. Simulasi dilakukan dengan memberi gangguan di bus beban Bandara I, dimana rele akan bekerja dengan waktu 0.025 detik untuk memerintahkan PMT pada kopel lepas, sehingga tidak mengganggu jaringan di sisi Penyulang Ngurah Rai I dan Penyulang Ngurah Rai II, sehingga kontinuitas daya beban Bandara II tetap terjaga.

Kata Kunci : Proteksi Over Current Relay (OCR), Program ETAP Powerstation.

1Mahasiswa, Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Udayana, Jln. Kampus Bukit Jimbaran 80361 INDONESIA (telp: 0361-703315; fax: 0361-4321;

e-mail:[email protected]

  • 2,3Dosen, Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Udayana, Jln. Kampus Bukit Jimbaran 80361 INDONESIA (telp: 0361-703315; fax: 0361-4321;

e-mail:1[email protected] , 2[email protected],

  • I.    Pendahuluan

Beban Bandara Internasional Ngurang Rai terbagi menjadi 2, yakni beban Bandara I dan beban Bandara II. Apabila terjadi hilangnya daya listrik pada Penyulang Gayatri, dan Penyulang Bandara tidak berfungsi untuk menggantikan mensuplai daya maka beban Bandara I akan padam sehingga dapat mengakibatkan dampak buruk pada sistem operasi penerbangan. Pengalihan suplai daya listrik dari penyulang Ngurah Rai I dan penyulang Ngurang Rai II dapat dilakukan dengan menghubungkan kopel yang menghubungkan bus beban Bandara I dan beban Bandara II.

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan judul “Analisa Koordinat Setting Rele Pengaman Akibat Uprating di Gardu Induk Gianyar” membahas tentang setting rele di setiap zona pengaman. Pada kopel yang menghubungkan bus beban penyulang I dan penyulang II di zona IV, dilakukan setting rele kembali akibat uprating transformator sehingga didapat setting rele yang akurat di setiap zona [1]. Untuk menghindari terjadi arus lebih yang dapat mengakibatkan padam total (blackout) saat melakukan pengalihan suplai daya maka salah satu cara untuk menghilangkan gangguan tersebut adalah memutus aliran daya yang berasal dari Penyulang Ngurah Rai I dan II[2].

Arus beban puncak Bandara I dari penyulang Gayatri sebesar 143A. sedangkan pada Bandara II arus beban puncak dari penyulang Ngurah Rai I dan II sebesar 166 A [3]. Berdasarkan kondisi yang telah dijabarkan di atas, memungkinkan dilakukan pengalihan suplai daya dari Penyulang Ngurah Rai I dan Penyulang Ngurah Rai II. Sebelum melakukan pengalihan suplai daya perlu diketahui kemampuan kapasitas pengaman kopel yang menghubungkan bus beban Bandara I dan beban Bandara II.

  • II.    Sistem Distribusi dan Pengaman Tenaga Listrik

  • A.    Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Saluran distribusi merupakan suplai tenaga listrik ke beban atau konsumen melalui tahapan-tahapan seperti pembangkitan, transmisi, dan saluran distribusi itu sendiri. Saluran distribusi yang umum digunakan antara lain[4]: 1. Sistem jaringan distribusi primer

Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban, sistem ini dapat menggunakan kabel udara ataupun kabel tanam sesuai tingkat keandalan dan kondisi lingkungan

I Gede Agus Yoga Armika : Studi Analisis Kapasitas Pengaman....


p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



  • 2.    Sistem jaringan distribusi sekunder.

Sistem jaringan distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi sampai ke sambungan rumah dengan tegangan rendah 220 Volt. Adapun alur pendistribusian listrik sebagai berikut:

Gambar 1: Alur Pendistribusian Tenaga Listrik[10]

  • B.    Sistem Pengaman Tenaga Listrik

Pada umumnya sistem pengaman tenaga listrik dirancang untuk mengidentifikasi informasi yang diproleh dari sistem tersebut seperti arus, tegangan, atau sudut fasa antara keduanya. Informasi yang didapat akan digunakan untuk melakukan perbandingan besarannya dengan besaran ambang batas (threshold setting) pada peralatan proteksi[5]. Apabila melebihi ambang batas maka sistem proteksi akan bekerja untuk mengamankan kondisi tersebut. Kondisi abnormal yang terjadi akibat gangguan antara lain:

  • 1.    Hubung singkat

  • 2.    Tegangan lebih/kurang

  • 3.    Beban lebih

  • 4.    Frekuensi sistem turun/naik

Apabila proteksi distribusi tenaga listrik baik, maka nilai ekonomis dapat diproleh karena jika dalam suatu distribusi dan transmisi terjadi gangguan, maka kerusakan peralatan tidak menyebar ke peralatan yang lain.

  • C.    Rele Arus Lebih (Over Current Relay)

Rele arus lebih merupakan rele yang bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi nilai tertentu yang melewatinya, rele ini akan bekerja pada jangka waktu yang telah ditentukan[5]. Rele arus lebih dapat dibagi sebagai berikut[6] :

  • 1.    Rele arus lebih seketika (Instantaneous)

Rele ini bekerja dengan sanggat singkat berkisar 20100 mili second tanpa waktu tunda.

  • 2.    Rele Arus Lebih Waktu tertentu (Definite Time)

Rele ini bekerja dengan jangka waktu tertentu dan tidak hanya tergantung dari besarnya arus yang menggerakan.

  • 3.    Rele arus lebih waktu terbalik (Inverse Time)

Rele ini mempunyai sifat waktu terbalik untuk nilai arus yang kecil dan mempunyai sifat waktu tertentu untuk nila arus yang lebih besar.

  • D.    Perhitungan Impedansi Eqivalen

Impedansi eqivalen untuk menghitung arus hubung singkat terdiri dari impedansi eqivalen urutan positif (Z1eq), impedansi eqivalen urutan negatif (Z1eq) dan impedansi

eqivalen urutan nol (Z0eq), untuk nilai Z1eq = Z2eq perhitungan[5] :

sehingga


Z1eq = Zs2 + Zt1 + Z1penyulang dan

Z0eq = Zt0 + 3Rn + Z0penyulang

Keterangan

Z1eq= Impedansi eqivalen urutan positif

Z2eq= Impedansi eqivalen urutan negatif

Z0eq= Impedansi eqivalen urutan nol

Zs2 = Impedansi sumber

Zt1 = Impedansi transformator tenaga

Zt0 = Impedansi transformator tenaga urutan nol

3Rn= NGR (nilai tahanan pembumian)

Z1penyulang = Impedansi jaringan distribusi

Z0penyulang = Impedansi urutan nol penyulang

(1)


(2)


  • E.    Prinsip Dasar Perhitungan Arus Hubung Singkat

Gangguan hubung singkat dapat menimbulkan arus yang jauh lebih besar dari pada arus normal, dan dapat menimbulkan kerusakan peralatan jaringan serta mengganggu batas-batas kestabilan sistem daya[7]. Gangguan hubung singkat yang sering terjadi dalam pendistribusian tenaga listrik yaitu[5] :

  • 1.    Gangguan Hubung Singkat 1 fasa (ys1rf) J ■

T— _______3

Ihs1Ø (20 kV) =

lz iιeqJ+ ^oeq

  • 2.    Gangguan Hubung singkat 2 fasa

τ            _ Vs ■ IO3

Ihs2Ø (20 kV) =

^■^leq

  • 3.    Gangguan Hubung Singkat 3 fasa

    (3)

    (4)


Vs■IO3 / √3

Ihs3Ø (20 kV) =                                               (5)

^ieq

Keterangan :

Ihs1Ø = Arus hubung singkat 1fasa

Ihs2Ø = Arus hubung singkat 2 fasa

Ihs3Ø = Arus hubung singkat 3fasa

Vs = Tegangan sisi sekunder

Z1eq = Impedansi eqivalen urutan positif

Z0eq = Impedansi eqivalen ururtan nol

  • F.    Perhitungan Setting Arus dan Waktu Rele Arus Lebih

Rele arus lebih tidak boleh bekerja pada keadaan beban maksimum, sehingga nominal tranformator arus (CT) merupakan arus maksimumnya[5]. Berikut merupakan perhitungan setting arus :

Iset = ^                                (6)

^1P

Keterangan :

Iset = Setelan arus

Ip = Arus nominal pada sisi primer

CTp = Rasio transformator arus pada sisi primer

Alur analisis yang digunakan dalam penulisan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Untuk setting waktu pada rele dibuat secara bertingkat agar medapatkan pengaman yang selektif. Pada jaringan

distribusi Time Multiple Setting (TMS) dan setelan waktu

menggunakan Standard Inverse yang dihitung menggunakan

rumus kurva waktu terhadap arus. Berikut perhitungan nilai TMS dan waktu aktual[5]:

  • t Ofault )a 1

  • t.          -1

  • 1set p

Tms = —β—

dan

t = β .tms

(^fault )a 1

-1

1set

Keterangan :

Tms  = Time Multiple Setting

t     = waktu kerja

Ifault  = Arus gangguan hubung singkat

Iset p   = Arus setting sisi primer

α, β  = Konstanta

Tabel 1

Konstanta α dan β [6]

merupakan

(7)

(8)


Nama Kurva

α

β

Standard Inverse

0.02

0.14

Very Inverse

1

13.2

Extremely Inverse

2

80


Gambar 2: Alur Analisis Penelitian


  • III.    Metode Penelitian

  • A.    Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dan analisis dilakukan di PT.PLN (Persero) Distribusi Bali Area Bali Selatan, dengan waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Pebruari 2016.

  • B.    Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam pembahasan penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari PT.PLN (Persero) Distribusi Bali Area Bali Selatan dan studi literatur serta sumber-sumber lainnya. Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa angka- angka yang terkait dengan data historis beban pada Penyulang Gayatri dan Penyulang Bandara yang terdapat dalam sistem distribusi Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. C. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut :

  • 1.    Pengumpulan dan analisis data beban dan spesifikasi penghantar penyulang Gayatri dan penyulang Bandara.

  • 2.    Melakukan perhitungan manual penggunaan daya listrik beban Bandara I dan beban Bandara II.

  • 3.    Menganalisa kapasitas pengaman kopel dengan melakukan setting rele.

  • D. Diagram Alur analisis

  • IV. Pembahasan Dan Analisis

Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan pelanggan ber-daya besar yang membutuhkan suplai daya khusus. Berikut ini gambar single line diagram dan data pengantar di penyulang yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan dan simulasi di Bandara Internasional Ngurah Rai[8].

I Gede Agus Yoga Armika : Studi Analisis Kapasitas Pengaman....


p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



Gambar 3: single line diagram GH.Metering[8]

Tabel 2

Data Pengantar Penyulang Di Bandara

Internasional Ngurah Rai[9]

Penyulang

Jenis Pengantar

Panjang Pengantar

Z1R /km

Z1X

Ω

/km

Z0R

Ω /km

Z0X

Ω /km

P. Ngurah Rai

I dan II

NA2XSE YBY 3x300 mm2

4.531 Km

0.130

0.289

0.250

0.282

P. Gayatri

MVTIC 150 mm2

7.2 Km

0.265

0.106

0.363

1.618

  • A.    Perhitungan Arus Hubung Singkat

Untuk menghitung arus hubung singkat di penyulang terlebih dahulu menghitung nilai impedansi eqivalen penyulang dengan menggunakan persamaan (1) dan (2), sehingga didapat hasil perhitungan untuk nilai impedansi eqivalen penyulang Ngurah Rai I dan II pada table 3:

Tabel 3

Hasil Perhitungan Nilai Impedansi Eqivalen Penyulang Ngurah Rai I Dan II

% Penyulang

Penyulang Ngurah Rai I dan II

Impedansi positif dan negative Z1eq = Z2eq

Impedansi nol Z0eq

1 %

0.005 + j0.981

120.011+ j2.511

100 %

0.589 + j2.278

121.133+ j3.777

Perhitungan nilai eqivalen penyulang Gayatri juga menggunakan persamaan (1) dan (2), sehingga didapat hasil perhitungan pada tabel 4:

Tabel 4

Hasil Perhitungan Nilai Impedansi Eqivalen

Penyulang Gayatri

% Penyulang

Penyulang Gayatri

Impedansi positif dan negative Z1eq = Z2eq

Impedansi nol Z0eq

1 %

0.019 + j0.940

120.026+ j j8.446

100 %

1.908 + j1.695

122.613+ 19.979


Perhitungan arus hubung singkat penyulang ngurah rai I dan II dengan menggunakan persamaan (3), (4), dan (5) di dapatkan hasil perhitungan pada tabel 5:

Tabel 5

Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat

Penyulang Ngurah Rai I dan II

%

Penyulang

Penyulang Ngurah Rai I dan II

Ihs 3 Ø 20 kV

Ihs 2 Ø 20 kV

Ihs 1 Ø 20 kV

1 %

11770.49

10193.55

288.424

100 %

4907.534

4250.049

280.284

Perhitungan arus hubung singkat penyulang Gayatri menggunakan persamaan (3),(4) dan (5), sehingga didapat hasil perhitungan pada tabel 6:

Tabel 6

Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Penyulang Gayatri

% Penyulang

Penyulang Gayatri

Ihs 3 Ø 20 kV

Ihs 2 Ø 20 kV

Ihs 1 Ø 20 kV

1 %

12281.54

10.636.13

287.460

100 %

4524.416

3918.259

269.431

  • B.    Setting Rele Penyulang Ngurah Rai I dan II

Data existing yang di dapat dari PT.PLN (Persero) APD Bali tidak ditemukan setting rele pada kopel 3 yang menghubungkan bus beban Bandara I dan beban Bandara II, dikarenakan belum dilakukannya setting rele pada kopel 3.

Tabel 6

Data Existing Setting Rele

Penyulang NGurah Rai I dan II[10]

Setting

Setting phase - phase

Setting Phase – tanah

CT

Iset

Waktu

Curva

Iset

waktu

Curva

P. Ngurah Rai I

600/1

336

0.2

SI

50

0.200

SI

P. Ngurah Rai II

600/1

336

0.2

SI

50

0.200

SI

GH1

600/5

328

0.12

SI

36

0.12

SI

GH2

600/5

328

0.12

SI

36

0.12

SI

Kopel 3

-

-

-

-

-

-

-

Sebelum menghitung setting arus rele di Penyulang, maka

harus diketahui arus beban (Ib) terlebih dahulu. Diketahui

daya pelanggan di Penyulang Ngurah Rai I dan II untuk

Beban Bandara II sebesar 10.380 kVA, sehingga perhitungan

dilakukan untuk mendapat nilai Ib sebagai berikut :

Ib =

Ib =


S

  • V.√3

10380 kVA

V.√3


Ib = 300 A


Jadi arus beban untuk perhitungan setting rele adalah 300 A.

Perhitungan setting arus primer dan sekunder rele arus lebih dihitung dengan menggunakan nilai arus beban yaitu 300 A dan untuk perhitungan nilai Tms dengan karakteristik standard inverse menggunakan gangguan hubung singkat penyulang Ngurah Rai I dan II terbesar yaitu 11770.49 A, perhitungan sebagai berikut:

  • 1.    Perhitungan Setting Over Current Relay di sisi GI dengan menggunakan persamaan (6)

Iset (p)   = 1.2 x Ib

= 1.2 x 300

= 360 A

Iset (s)   = (1.2 x Ib)/CT

= 360/(600/1)

= 0.6 A


t


Perhitungan Time Multiple Setting dan waktu actual dengan menggunakan persamaan (7),(8)

('fault )n

t .1


_   0.14 .tms

('fault )α

'set 1

=    0.14 .0.015

(11770.49 λ0'02-1

( 180   

= 0.025 detik


Tms


t


0.14

= 0.3 I (^Γ-1]

0.14

= 0.154 SI

_   0.14 .tms

(!fault )a i

1

1set

=    0.14 .0.154

(11770.49\0.02 _1

(  360  7

= 0.3 detik


Untuk memperoleh setting Ground Fault Relay digunakan nilai arus hubung singkat 1 fasa terkecil Penyulang Ngurah Rai I dan II sebesar 280.284 A, perhitungan sebagai berikut:


1.


Perhitungan Setting Ground Fault Relay di sisi GI


Iset (p)


Iset (s)


2. Perhitungan Setting Over Current Relay di sisi GH dengan menggunakan persamaan (6)


= 12% x Ifault 1 fasa ketanah

= 0,12 x 280.284

= 33. 634 A

= Iset (p) /CT

= 33.634 / (600/1)

= 0.056 A


Iset (p)


Iset (s)


= 1.1 x Ib

= 1.1 x 300

= 330 A

= (1.1 x Ib)/CT

= 330/(600/5)

= 2.75 A


Perhitungan Time Multiple Setting dan waktu actual dengan menggunakan persamaan (7),(8)

('fault )n

t .1


Tms


Perhitungan Time Multiple Setting dan dengan menggunakan persamaan (7),(8) t (⅛aultj^-1

Tms =--—---


waktu


actual


t


t


0.14

=0.1 .[            

0.14

= 0.052 SI

_   0.14 .tms

(!fault )a i

1

1set

=    0.14 .0.052

(11770.490.02 _1

( 330 7

= 0.1 detik


0.14

0.3 . [(28^)0'02-1]

= l∖ 33.634 )_______J

0.14

= 0.092 SI

_   0.14 .tms

('fault )a

^set   1

=    0.14 .0.092

(280.284 7^02-1

( 33.634 7

= 0.3 detik


2.


Perhitungan Setting Ground Fault Relay di sisi GH


Iset (p)


Iset (s)


= 11% x Ifault 1 fasa ketanah

= 0,11 x 280.284

= 30.83 A

= Iset (p) /CT

= 30.83 /(600/5)

= 0.256 A


3. Perhitungsn setting Over Current Relay dengan menggunakan persamaan (6)


di sisi


Kopel


Iset (p)


Iset (s)


= 0.6 x Ibeban

= 0.6 x 300

= 180 A

= (0.6 x Ib)/CT

= 180/(400/5)

= 2.25 A


Perhitungan Time Multiple Setting dan waktu actual dengan menggunakan persamaan (7),(8)

t ('fault )n -1

Tms =--—---


Perhitungan Time Multiple Setting dan dengan menggunakan persamaan (7),(8)


waktu


actual


t


Tms


t ('fault )n -1

= 'kplset____

0.14

0.025 . (≡°02-1

= _______∖ 180 )______

0.14

= 0.015 SI


0.14

0.1 .√2^70.02-1]

=     l∖ 30.831 √_______J

0.14

= 0.032 SI

_   0.14 .tms

('fault )a

^set   1

=    0.14 .0.032

(280.284 70'02-1

( 30.831 7

= 0.1 detik


3.


Perhitungan Setting Ground Fault Relay di sisi Kopel


I Gede Agus Yoga Armika : Studi Analisis Kapasitas Pengaman....


p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



Iset (p)   = 10% x Ifault 1 fasa ketanah

= 0,1 x 280.284

= 28.028 A

Iset (s)     = Iset (pri) /CT

= 28.028 /(400/5)

= 0.35 A

Perhitungan Time Multiple Setting dan waktu actual dengan menggunakan persamaan (7),(8)

t ('fault )a 1

Tms =--—---

0.14

0.025. [(≡^f°2-1]

=          28.°28

t


0.14

= 0.008 SI

_   0.14 .tms

('fault )α 1

= 0.14 .0.008

28°.284 °.°2_

  • ( 28.°28

= 0.025 detik

Tabel 7

Data Hasil Perhitungan Setting OCR dan GFR Penyulang NGurah Rai I dan II

Keterangan

Setting OCR

Setting GFR

GI

GH

Kopel

GI

GH

Kopel

Iset

360

330

180

33.63

30.83

28.02

Tms

0.154

0.052

0.015

0.092

0.032

0.008

Curva

SI

SI

SI

SI

SI

SI

T Actual (detik)

0.3

0.1

0.025

0.3

0.1

0.025

C. Simulasi dengan menggunakan Program Etap

Berikut ini simulasi yang akan dilakukan dengan menggambar Single Line diagram dengan menggunakan Program Etap, dan menginput data hasil perhitungan setting OCR dan GFR.

Gambar 4 : Single Line Diagram GH Metering dengan Program Etap

Gambar 5 : PMT bekerja saat diberi gangguan


Bus beban Bandara Ngurah Rai I diberi gangguan dengan menggunakan Star-Protective Device Coordination pada Program ETAP. Pada gambar 5 terlihat saat diberi gangguan pada bus beban Bandara 1, PMT pada kopel 3 terlepas sehingga tidak mengganggu kontinuitas daya listrik di beban bandara II. Rele pengaman pada kopel 3 dapat dikatakan selektif karena memenuhi syarat bekerja pada daerah yang terganggu saja, sehingga sistem yang tidak terganggu dapat beroperasi dengan normal.

  • V. Simpulan dan Saran

Dari hasil perhitungan arus hubung singkat diperoleh nilai setting arus lebih di kopel 3 sebesar 180 A, setting arus primer ditentukan dari rata-rata penggunaan beban. setting arus sekunder didapat sebesar 2,25 A dengan menggunakan rasio transformator 400/5. Setting arus lebih GFR didapatkan 28.028 A untuk arus primer dan arus sekunder 0.35 A. Pada perhitungan setting arus OCR di sisi kopel 3 didapat nilai Tms sebesar 0.015 SI dengan waktu aktual 0.025 detik, dan nilai Tms setting arus GFR didapat 0.008 SI. Saat terjadi gangguan pada bus beban Bandara I, rele akan bekerja dengan waktu 0.025 detik untuk memerintahkan PMT pada kopel 3 lepas, sehingga tidak mengganggu jaringan di sisi Penyulang Ngurah Rai I dan Penyulang Ngurah Rai II sehingga kontinuitas daya beban Bandara II tetap terjaga. Saran yang dapat dimunculkan dalam penulisan penelitian ini ialah agar dilakukan analisis lebih lanjut pada kopel 3 yang menghubungkan bus beban Bandara I dan bus beban Bandara II dengan menggunakan program atau metode lain untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Hasil perhitungan dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan setting arus lebih pada sisi kopel agar di dapat sistem distribusi jaringan yang lebih handal.

Referensi

  • [1]    Eko Putra (2015) ."Analisa Koordinat Setting Rele Pengaman Akibat Uprating di Gardu Induk Gianyar," Teknik Elektro, Universitas Udayana

  • [2]    I. M. Dian Purnawan ."Studi Pengaman Busbar Pada Gardu Induk Amplapura,"Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 15 No. 1, Januari – juni, 2016

  • [3]    PT PLN (PERSERO) AJ Bali Selatan. 2013 “Data Harian Beban Puncak Pebruari 2016”

  • [4]    Daman, Suswanto. 2009. “Sistem Distribusi Tenaga Listrik”. Padang: Universitas Negeri padang

  • [5]    PT PLN 1995. “Pengantar Rele Proteksi”. Semarang : PT. PLN Pusdiklat.

  • [6]    Ramadon, Moh., dkk. 2000. “Perhitungan Arus Hubung Singkat, koordinasi Setting Waktu Relay OCR dan GFR Pada Konfigurasi Jaringan Ring 3 Bus dan Zona Pengaman”. Semarang: PT Polysindo Eka Perkasa.

  • [7]    Indra Baskara."Studi Koordinat Peralatan Proteksi OCR dan GFR pada Penyulang Tibubeneng," Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 14 No. 2, Juli – Desember, 2015.

  • [8]   PT PLN (PERSERO) APD Bali. 2013 “Single Line GH. Metering”

  • [9]   PT PLN (PERSERO) AJ Bali Selatan. 2013 “Data Panjang Penyulang

di GH Metering”