Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 1, Januari-April 2017

131

Analisis Produksi Energi dari Inverter pada Grid-connected PLTS 1 MWp di Desa Kayubihi Kabupaten Bangli

A. A. Ngurah Bagus Budi Nathawibawa1, I Nyoman Satya Kumara2, Wayan Gede Ariastina3

Abstract—Inverter is a very important component of a grid-connected PV plant due to its function to convert DC power output of the PV module to AC power. Inverter is built from many components to support its operation so it is the most complex component in a PV systems. The 1 MWp grid-connected Kayubihi PV Plant uses 50 units of 20 kW inverter. This research is aimed to obtain inverters performance also the effect of string array position to energy production of the plant. Energy production analysis of the plant is conducted by mapping the energy production percentage of each inverter, then inverter with the highest energy production percentage is nominated as the reference to measure the performance of other inverters. The analysis considers string array location which connected to the inverter too and also based on the site condition of PV location. It is found that that the highest energy production is shown by inverter 44-E5 with energy output of 17.827 kWh and the lowest is inverter 8-D3 at 8.898 kWh. The highest average energy production is inverter 44-E5 at 72,47 kWh/day, and the lowest is inverter 11-C5 at 39,26 kWh/day. Based on the analysis, it can be concluded that all inverter in Kayubihi PV Plant has its energy production greater than or equal to 75% of the optimum energy output of string array and the inverter 29-B9 has the highest energy production percentage.

IntisariInverter merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah PLTS yang terhubung dengan jaringan listrik karena fungsinya untuk mengubah daya keluaran DC modul surya menjadi daya AC. Inverter dibangun dari berbagai macam komponen untuk menunjang operasinya, sehingga inverter adalah komponen paling kompleks di dalam sistem PLTS. Grid-connected PLTS 1 MWp Kayubihi menggunakan 50 unit inverter dengan kapasitas masing-masing 20 kW. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja inverter serta pengaruh posisi string array terhadap produksi energi PLTS. Analisis produksi energi di PLTS Kayubihi dilakukan dengan memetakan persentase produksi energi dari setiap inverter, kemudian inverter dengan persentase produksi energi tertinggi dipilih sebagai acuan untuk menilai unjuk kerja dari 49 inverter yang lain. Analisis juga memperhatikan letak string array yang terhubung dengan inverter serta berdasarkan kondisi di lokasi PLTS terpasang. Diperoleh bahwa produksi energi tertinggi dihasilkan oleh inverter 44-E5 sebesar 17.827 kWh dan terendah adalah inverter 8-D3 sebesar 8.898 kWh. Inverter dengan produksi energi rata-rata tertinggi adalah inverter 44-E5 sebesar 72,47 kWh/hari dan terendah adalah inverter 11-C5 sebesar 39,26 kWh/hari. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa seluruh inverter di PLTS Kayubihi, produksi energinya sudah lebih besar atau sama dengan 75 % sesuai keluaran energi optimum string array masing-masing, dengan inverter 29-B9 memiliki persentase produksi energi tertinggi.

Kata KunciEnergi Terbarukan, PLTS On-grid, Unjuk Kerja Inverter, Produksi Energi

  • I.    Pendahuluan

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan suatu sistem yang mampu mengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik. Inverter adalah salah satu subsistem penting yang diperlukan untuk mencatu beban AC atau jika PLTS tersebut terhubung dengan jaringan PLN karena inverter mampu mengubah daya DC menjadi daya AC.

Tahun 2025 PLTS diharapkan dapat menyumbang 0,87 GW, dimana beserta energi biomassa, nuklir, air dan angin dapat mencapai target sebesar 5 % dari keseluruhan EBT sebesar 17 % dari kapasitas pembangkitan listrik nasional [1]. Bahwa untuk mencapai hal tersebut diperlukan berbagai upaya antara lain memperluas penggunaan PLTS di masyarakat khususnya masyarakat urban atau di wilayah-wilayah yang sudah terkangkau jaringan distribusi PLN dan tetap menjalankan program-program kelistrikan pada wilayah-wilayah terpencil dengan pemasangan solar home system (SHS) [2].

Secara umum bagian utama sebuah inverter adalah semikonduktor daya sebagai sakelar, DC link bus, kontroler dan sistem pengaman. Inverter juga dilengkapi rangkaian kontrol PWM, algoritma phase locked loop (PLL) serta phase detector. Dewasa ini inverter juga sudah dilengkapi fitur untuk merekam data (data logging) untuk memantau unjuk kerja operasinya dalam kurun waktu tertentu serta dilengkapi juga fasilitas antarmuka pengguna untuk menampilkan data tegangan, arus, frekuensi serta arus dan tegangan beban. Banyaknya komponen dan fitur tersebut membuat inverter menjadi sebuah sistem yang kompleks namun harus beroperasi pada keadaan lingkungan yang berubah-ubah. Inilah yang menyebabkan inverter harus memiliki tingkat keandalan tinggi. Komponen dengan keandalan yang tinggi dibutuhkan untuk meminimalisir downtime inverter dan secara tidak langsung juga meminimalisir biaya pemeliharaan [3], [4]. Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai unjuk kerja inverter seperti yang ditunjukkan [5], [6], [7], [8], [9].

Salah satu PLTS grid-connected terbesar di Bali adalah PLTS yang terletak di Desa Kayubihi Kabupaten Bangli atau yang disebut PLTS Kayubihi. Total daya pembangkitan maksimum PLTS Kayubihi adalah 1 MWp. PLTS Kayubihi menggunakan string inverter dengan kapasitas 20 kW

A. A. Ngurah Bagus Budi Nathawibawa: Analisis Produksi Energi dari …


p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



sebanyak 50 unit. PLTS tersebut berada pada ketinggian ±870 meter diatas permukaan laut, dengan curah hujan di Kabupaten Bangli 1.947 mm/bulan serta kelembaban 68% dengan suhu 15 oC-30 oC. Jenis tanah di Bangli adalah tanah regosal, sehingga tanaman apa saja bisa tumbuh di daerah ini. Faktor pendukung secara alami ini menopang Bangli memiliki lahan subur yang sangat potensial di sektor pertanian [10].

Secara teoritis suhu di PLTS Kayubihi mendekati standard test conditions (STC), dengan suhu harian 23,8 oC. Namun curah hujan dan hari hujan di sekitar PLTS juga cukup tinggi sehingga dapat berdampak pada produksi energi PLTS. Berdasarkan observasi di lapangan, faktor lain yang dapat berdampak terhadap sistem PLTS adalah bayangan dari rumput dan pepohonan yang tinggi [11].

Penelitian mengenai unjuk kerja inverter PLTS Kayubihi dilakukan menggunakan data record sistem monitoring tahun 2014. Data record sistem monitoring diolah untuk memperoleh produksi energi inverter. Kemudian dilakukan analisis dengan memetakan persentase produksi energi sesuai dengan letak string array yang terhubung dengan inverter, menggunakan inverter dengan persentase produksi tertinggi sebagai acuan untuk menilai unjuk kerja inverter lainnya, serta melakukan observasi lapangan. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui bagaimana unjuk kerja inverter PLTS Kayubihi dari segi produksi energi serta penyebabnya.

  • II.    Kajian Pustaka

  • A.    PLTS Grid-connected

Sistem PLTS on-grid atau grid-connected PV system pada dasarnya menggabungkan PLTS dengan jaringan listrik (PLN). Komponen utama sisten ini adalah Power Conditioning Unit (PCU) atau inverter yang berfungsi untuk mengubah daya DC yang dihasilkan PLTS menjadi daya AC yang disesuaikan dengan persyaratan jaringan listrik yang terhubung (utility grid). Selain itu juga menghentikan secara otomatis suplai daya ke jaringan listrik ketika utility grid tidak mengalirkan daya [12].

Gambar 1: Diagram sistem PLTS grid-connected [13]

  • B.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Energi Modul Surya

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi produksi energi listrik modul surya adalah sebagai berikut [14]:

  • 1)    Iradiasi: Pada saat iradiasi menurun, arus yang dihasilkan modul surya akan menurun secara proporsional, sedangkan perubahan tegangan tanpa beban sangat kecil. Kurva karakteristik V-I ditunjukkan pada Gambar 2 yaitu fungsi iradiasi terhadap sel surya yang mempengaruhi arus dan tegangan.

Gambar 2: Iradiasi matahari terhadap arus dan tegangan modul surya [14]

  • 2)    Suhu Modul: Berkebalikan dengan pengaruh iradiasi, ketika suhu modul meningkat, arus yang dihasilkan praktis tidak berubah, sedangkan tegangan menurun dan dengan demikian kemampuan panel dalam menghasilkan energi listrik juga menurun. Penurunan efisiensi adalah berkisar 0,4 hingga 0,6 untuk setiap peningkatan 1 oC.

  • 3)    Bayangan: Ketika tertutup oleh bayangan, sambungan P-N di dalam sel surya berhenti memproduksi energi dan menjadi beban pasif. Sel ini berperilaku seperti sebuah diode yang memblok arus yang diproduksi oleh sel-sel lainnya yang terhubung seri, sehingga membahayakan produksi modul. Selain itu juga dapat menyebabkan panas berlebih dan kerusakan pada modul.

  • 4)    Inklinasi dan Orientasi Panel Surya: Efisiensi terbesar panel surya tercapai jika sudut datang sinar matahari selalu 90o. Sesungguhnya datangnya sinar matahari bervariasi menurut garis lintang serta deklinasi matahari sepanjang tahun. Karena kemiringan sumbu rotasi bumi sekitar 23,45o terhadap bidang orbit bumi terhadap matahari, tempat terbit dan terbenamnya mathari selalu bervariasi setiap harinya. Matahari berada di posisi sudut 90o terhadap permukan bumi yaitu pada garis khatulistiwa.

  • C.    PLTS Kayubihi

PLTS Kayubihi berdiri diatas lahan total seluas kurang lebih 18.450 m2, dimana sekitar 8.700 m2 bidang lahannya digunakan untuk modul surya/array sebagai penghasil tenaga listrik. Secara astronomis PLTS Kayubihi terletak pada koordinat -8,35o lintang selatan (latitude) dan 115,36o bujur timur (longitude) dan pada ketinggian ±872 m dpl [15].

Gambar 3: Tampak atas PLTS Kayubihi [11] [15]

PLTS Kayubihi dengan daya nominal 1 MWp termasuk ke dalam PLTS skala besar [16]. Berdasarkan sistem pemasangannya, PLTS Kayubihi merupakan sistem PLTS terpusat (centralized PV system) yang terhubung ke jaringan listrik (grid) tanpa menggunakan baterai/sistem penyimpanan. PLTS Kayubihi menggunakan inverter dengan konfigurasi string. Inverter yang digunakan adalah inverter grid-connected SUNGROW SG20KTL dengan kapasitas 20 kW sebanyak 50 unit.

Gambar 4: Grid-connected inverter SG20KTL 20 kW

PLTS Kayubihi memiliki sistem monitoring yang berfungsi untuk menampilkan data dan informasi dari operasi sistem PLTS, yang sangat diperlukan untuk menganalisis unjuk kerja (performance ratio) dan jumlah energi yang diproduksi (harian, bulanan dan tahunan). Peralatan ini dipasang pada rumah monitoring dan digunakan untuk memantau operasi PLTS oleh operator.

Data yang diperoleh dari sistem monitoring berasal dari hubungan komunikasi komputer terhadap inverter dan peralatan stasiun cuaca atau disebut environmental monitoring device yang dipasang pada lokasi PLTS. Peralatan ini dilengkapi dengan sensor kecepatan angin, sensor arah angin, sensor radiasi matahari, sensor suhu lingkungan, sensor suhu modul surya dan kotak kontrol utama.

  • III.    Metode Penelitian

Observasi awal PLTS Kayubihi untuk mengetahui sistem, konfigurasi, spesifikasi dan geografis lokasi penelitian. Mengumpulkan data record dari sistem monitoring PLTS

Kayubihi berupa laporan harian unjuk kerja PLTS, kondisi lingkungan dan energi listrik yang dihasilkan selama satu tahun dengan interval waktu 15 menit. Mengolah data record produksi energi dari sistem monitoring PLTS Kayubihi untuk menghitung produksi energi harian dan bulanan seluruh inverter serta total dan rata-rata produksi energi masing-masing inverter. Data produksi energi juga diolah untuk mendapatkan produksi energi berdasarkan 75 % energi optimum masing-masing string array. Kemudian, melakukan analisis terhadap hasil pengolahan data produksi energi dengan memetakan letak inverter beserta persentase ≥ 75 % energi optimum string array serta membandingkan persentase produksi energi ≥ 75 % yang tertinggi dengan yang lain disertai observasi lapangan untuk memperkuat hasil analisis.

Gambar 5: Flowchart penelitian

  • IV.    Hasil dan Pembahasan

  • A.    Spesifikasi Teknis PLTS Kayubihi

Berdasarkan observasi yang dilakukan [11], [15], PLTS Kayubihi memiliki 278 string array, dimana setiap array terdiri dari 18 buah modul surya yang dirangkai secara seri dengan susunan 3 baris dan 6 kolom. Inverter berjumlah 50 unit dimana sebanyak 22 inverter terhubung dengan 5 string array (Pm STC = 17.839,8 W) dan 28 inverter terhubung dengan 6 string array (Pm STC = 21.407,76 W). Seluruh daya listrik yang dibangkitkan PLTS Kayubihi disalurkan ke Jaringan Tegangan Menengah (JTM) PLN 20 kV melalui 5 blok panel distribusi grup inverter dan 5 unit transformator step-up. Setiap transformator dihubungkan dengan satu grup inverter yang terdiri dari 10 unit string inverter. Sistem

A. A. Ngurah Bagus Budi Nathawibawa: Analisis Produksi Energi dari …

p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



Gambar 6: Konfigurasi PLTS Kayubihi [11]


tegangan PLTS Kayubihi dibagi menjadi 3 sisi yaitu pada sisi pembangkitan/array tegangan nominal adalah 650 Vdc hingga maksimum 1.000 Vdc, kemudian dikonversikan menjadi tegangan bolak-balik oleh string inverter dengan nominal tegangan 230/400 Vac, selanjutnya tegangan ini dinaikkan melalui transformator step up menjadi tegangan nominal 20 kV, sesuai dengan tegangan nominal JTM PLN. Orientasi modul surya PLTS Kayubihi menghadap ke utara azimuth 0o, dengan kemiringan panel 15o dan menggunakan penyangga tipe tetap.

  • B.    Produksi Energi Inverter PLTS Kayubihi

Analisis produksi energi inverter PLTS Kayubihi dilakukan dengan mengolah data record produksi energi seluruh inverter dari sistem monitoring PLTS Kayubihi. Hasil pengolahan data ditampilkan pada Tabel I (Lampiran) yaitu mengenai total produksi energi seluruh inverter selama satu tahun. Identitas inverter yang tercetak miring pada Tabel I menandakan inverter tersebut terhubung dengan 6 string array, sedangkan yang tercetak tegak terhubung dengan 5 string array.

Tabel I menunjukkan produksi energi inverter selama satu tahun. Total produksi energi tertinggi adalah inverter 44-E5 sebesar 17.827 kWh dan produksi energi terendah adalah inverter 8-D3 sebesar 8.898 kWh. Produksi energi inverter 44-E5 tertinggi, disebabkan oleh jumlah array yang terhubung sebanyak 6 string array sehingga produksi energi secara ideal lebih besar dibandingkan 5 string array serta didukung pula oleh letak modul atau string array yang cukup mendapat paparan sinar matahari. Inverter 1-D5 hingga 10-D1 (grup D) diketahui empty record sejak tanggal 13 Agustus 2014, sehingga bulan September hingga Desember tidak ada produksi energi.

Data record sistem monitoring juga diolah untuk mendapatkan rata-rata produksi energi harian seluruh inverter selama setahun dan ditampilkan pada Tabel II (Lampiran). Identitas inverter yang tercetak miring pada Tabel II menandakan inverter tersebut terhubung dengan 6 string array,

sedangkan yang tercetak tegak terhubung dengan 5 string array.

Jika dilihat berdasarkan rata-rata produksi energi harian seperti yang ditunjukkan pada Tabel II, selama satu tahun rata-rata produksi energi inverter 44-E5 adalah yang tertinggi yaitu sebesar 72,47 kWh/hari, sedangkan rata-rata produksi energi inverter terendah adalah inverter 11-C5 sebesar 39,26 kWh/hari. Data tersebut menunjukkan bahwa string array yang terhubung dengan inverter 44-E5 konsisten mendapat paparan sinar matahari lebih tinggi dibanding yang lain serta didukung pula oleh jumlah string array yang lebih banyak (6 string array), sehingga produksi energi tahunan inverter 44-E5 juga menjadi yang tertinggi seperti ditunjukkan pada Tabel I.

Tabel I dan II menunjukkan bahwa total dan rata-rata produksi energi inverter 11-C5 adalah yang terendah diluar inverter grup D (inverter 1-D5 hingga 10-D1) yang empty record. Setelah dilakukan analisis berdasarkan data record produksi energi dari sistem monitoring, diketahui bahwa produksi energi inverter 11-C5 menurun sejak tanggal 22 Februari 2014 seperti yang ditunjukkan pada Tabel III.

Tabel III

Penurunan Produksi Energi Inverter 11-C5

Rata-rata Produksi Energi INV 11-C5

< 22 Februari 2014

61,11 kWh/hari

≥ 22 Februari 2014

34,50 kWh/hari

Analisis lebih lanjut dilakukan terhadap inverter 11-C5 dari segi daya puncak. Diketahui bahwa berdasarkan data record daya puncak sistem monitoring, penurunan produksi energi disebabkan penurunan daya puncak DC seperti yang ditunjukkan pada Tabel IV, sehingga penurunan produksi energi disebabkan karena daya masukan yang menurun, bukan gangguan pada inverter. Penurunan daya masukan ini dapat disebabkan oleh kerusakan pada modul surya atau instalasi yang kurang baik.

Tabel IV

Penurunan Daya Puncak DC Inverter 11-C5

Tanggal

Daya Puncak DC (kW)

Rata-rata (kW)

15-Feb-14

21,78

24,49

16-Feb-14

22,43

17-Feb-14

25,62

18-Feb-14

23,99

19-Feb-14

20,50

20-Feb-14

28,18

21-Feb-14

28,96

22-Feb-14

11,20

11,18

23-Feb-14

17,14

24-Feb-14

13,22

25-Feb-14

13,67

26-Feb-14

7,96

27-Feb-14

11,19

28-Feb-14

3,87

Kemudian dilakukan juga analisis dari segi efisiensi inverter 11-C5. Data yang diambil untuk mendapatkan efisiensi diperoleh dari “running information records” yang tersimpan dalam jangka waktu 30 hari di data logger inverter. Pengambilan data dilakukan 3 kali sehari selama 7 hari dan kemudian dihitung efisiensinya. Analisis ini dilakukan untuk melihat apakah inverter mengalami penurunan dari segi efisiensi sehingga jumlah energi yang dikonversi juga menurun. Setelah dilakukan analisis diketahui bahwa rata-rata efisiensi inverter 11-C5 adalah 97,98 % dan mendekati efisiensi spesifikasi teknis inverter SG20KTL sebesar 98 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan inverter 11-C5 dalam mengkonversi daya DC menjadi AC masih mendekati standard yang ditentukan produsen.

Tabel V

Efisiensi Inverter 11-C5

Tanggal

Waktu

Pdc1 (W)

Pdc2 (W)

Pac (W)

Effisiensi (%)

16-Apr-16

09.00

2233

2171

4315

97,98

12.00

5116

5115

10026

98,00

15.00

216

216

423

97,92

17-Apr-16

09.00

2065

2003

3986

97,98

12.00

4687

4684

9183

97,99

15.00

753

754

1476

97,94

18-Apr-16

09.00

2269

2208

4387

97,99

12.00

5220

5218

10229

98,00

15.00

2044

1983

3946

97,99

19-Apr-16

09.00

2396

2334

4635

97,99

12.00

4563

4560

8940

97,99

15.00

1733

1736

3399

97,98

20-Apr-16

09.00

2351

2288

4546

98,00

12.00

417

417

817

97,96

15.00

355

355

695

97,89

21-Apr-16

09.00

1207

1208

2366

97,97

12.00

2744

2742

5376

97,99

15.00

3488

3486

6834

97,99

22-Apr-16

09.00

2280

2220

4409

97,98

12.00

5080

5080

9956

97,99

15.00

1472

1413

2827

97,99

Rata-rata (%)

97,98

Inverter tidak terhubung dengan string array yang sama (5 atau 6 string array), sehingga energi yang dihasilkan juga tidak sama. Maka dari itu dilakukan perhitungan untuk melihat bagaimana produksi energi masing-masing inverter berdasarkan jumlah string array. Perhitungan produksi energi dilakukan berdasarkan 75 % daya puncak dari 5 dan 6 string

array dikali dengan peak sun hours PLTS Kayubihi. Referensi [15] menunjukkan bahwa peak sun hours di PLTS Kayubihi rata-rata sebesar 3,202 jam/hari. Sehingga perhitungan produksi energi berdasarkan 75 % energi optimum string array adalah sebagai berikut:

Pm STC 5 string array = 17,8398 kW

Sehingga 75 % dari 17,8398 kW = 13,37985 kW

Maka, produksi energi dari 75 % daya puncak 5 string array:

13,37985 kW x 3,202 jam = 42,84 kWh

Pm STC 6 string array = 21,40776 kW

Sehingga 75 % dari 21,40776 kW = 16,05582 kW

Maka, produksi energi dari 75 % daya puncak 6 string array :

16,05582 kW x 3,202 jam = 51,41 kWh

Hasil perhitungan diatas kemudian diaplikasikan ke dalam seluruh data record produksi energi inverter, sehingga diketahui apakah produksi energi ≥ 75 % dari energi optimum masing-masing string array atau tidak. Kemudian, untuk mengetahui berapa banyak produksi energi yang sudah ≥ 75 % dari energi optimum masing-masing string array, hasil tersebut dirata-ratakan selama satu tahun, sehingga dapat disusun Tabel VI dan VII.

Tabel VI

Persentase Produksi Energi Inverter Tahun 2014 Berdasarkan 75 % Energi Optimum 6 STRING ARRAY

Inverter

Persentase Produksi Energi < 51,41 kWh

Persentase Produksi Energi ≥ 51,41 kWh

INV 1-D5

40,46

59,54

INV 2-D6

23,92

76,08

INV 3-D7

23,08

76,92

INV 4-D8

29,32

70,68

INV 5-D9

30,32

69,68

INV 6-D10

31,99

68,01

INV 7-D4

30,32

69,68

INV 8-D3

57,10

42,90

INV 9-D2

30,75

69,25

INV 10-D1

19,37

80,63

INV 11-C5

82,12

17,88

INV 12-C4

23,07

76,93

INV 13-C2

22,66

77,34

INV 14-C1

20,07

79,93

INV 15-A10

23,27

76,73

INV 21-A4

24,65

75,35

INV 22-A3

20,76

79,24

INV 23-A2

27,19

72,81

INV 24-A1

27,71

72,29

INV 25-C7

34,42

65,58

INV 26-C6

21,92

78,08

INV 27-C3

28,81

71,19

INV 38-C8

31,25

68,75

INV 39-C9

21,69

78,31

INV 40-E1

23,72

76,28

INV 41-C10

21,01

78,99

INV 42-E4

20,49

79,51

INV 44-E5

20,34

79,66

Berdasarkan Tabel VI dapat dilihat bahwa inverter dengan 6 string array dalam satu tahun mampu menghasilkan energi ≥ 75 % dari energi optimum 6 string array atau ≥ 51,41 kWh. Produksi energi tertinggi adalah inverter 10-D1 yang

A. A. Ngurah Bagus Budi Nathawibawa: Analisis Produksi Energi dari …

p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



menghasilkan energi ≥ 51,41 kWh rata-rata sebesar 80,63 % sedangkan yang terendah adalah inverter 11-C5 dengan rata-rata sebesar 17,88 % selama tahun 2014. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa inverter 11-C5 sudah mengalami penurunan daya puncak dan produksi energi sejak 22 Februari 2014.


Tabel VII

Persentase Produksi Energi Inverter Tahun 2014 Berdasarkan 75 % Energi Optimum 5 STRING ARRAY

Inverter

Persentase Produksi Energi < 42,84 kWh

Persentase Produksi Energi ≥ 42,84 kWh

INV 16-A9

20,22

79,78

INV 17-A8

24,61

75,39

INV 18-A7

26,10

73,90

INV 19-A6

18,27

81,73

INV 20-A5

20,29

79,71

INV 28-B10

19,80

80,20

INV 29-B9

16,79

83,21

INV 30-B8

18,25

81,75

INV 31-B7

17,92

82,08

INV 32-B6

29,09

70,91

INV 33-B5

21,03

78,97

INV 34-B4

19,80

80,20

INV 35-B3

24,65

75,35

INV 36-B2

20,49

79,51

INV 37-B1

29,64

70,36

INV 43-E2

18,72

81,28

INV 45-E6

20,73

79,27

INV 46-E3

31,59

68,41

INV 47-E7

22,56

77,44

INV 48-E8

28,82

71,18

INV 49-E9

21,54

78,46

INV 50-E10

20,19

79,81


PLTS Kayubihi bagian utara, persentase produksi energi tertinggi adalah inverter 29-B9 dimana sebanyak 83,21 % energinya berada ≥ 75 % dari energi optimum string array. Hal ini menarik karena string array inverter 29-B9 lebih sedikit dibandingkan inverter 1-D5 yang terhubung dengan 6 string array. Ini menunjukkan bahwa posisi string array yang terhubung dengan inverter 29-B9 lebih baik sehingga mendapat paparan sinar matahari yang lebih banyak dibandingkan dengan string array yang terhubung inverter 1-D5.


Bagian Utara


Jalan Lingkungan


Jalan Lingkungan




INV 24-A1

INV 23-A2

INV 22-A3

INV 21-A4

INV 20-A5

INV 19-A6

INV 18-A7

INV 17-A8

INV 16-A9

INV 15-A10

INV 14-C1

INV 13-C2

INV 12-C4

INV 11-C5

INV 10-D1

INV 9-D2

INV 8-D3

INV 7-D4


72,29

72,81

79,24

75,35

79,71


73,9 75,39 79,78 76,73 79,93 77,34 76,93 17,88 80,63 69,25 42,90 69,68


INV 37-B1

INV 36-B2

INV 35-B3

INV 34-B4

INV 33-B5

INV 32-B6

INV 31-B7

INV 30-B8

INV 29-B9

INV 28-B10


70,36 79,51

75,35 80,2

78,97 70,91 82,08 81,75

83,21 80,2




INV 38-C8

INV 39-C9

INV 41-C10

INV 42-E4

INV 44-E5

INV 45-E6

INV 47-E7

INV 48-E8

INV 49-E9

INV 50-E10


68,75

78,31

78,99

79,51

79,66

79,27

77,44

71,18

78,46

79,81


INV 40-E1 76,28


INV 43-E2 81,28


INV 46-E3 68,41


INV 27-C3   71,19


INV 26-C6   78,08


INV 25-C7Zl 65,58 i


Kemudian, untuk Tabel VII menunjukkan inverter dengan 5 string array juga sudah mampu memproduksi energi ≥ 75 % dari energi optimum 5 string array atau ≥ 42,84 kWh. Persentase tertinggi adalah inverter 29-B9 sebesar 83,21 % sedangkan persentase terendah adalah inverter 46-E3 sebesar 68,41 %. Selisih produksi energi dapat diakibatkan oleh luasnya area modul surya di PLTS Kayubihi terutama di bagian utara karena inverter dengan 5 string array hanya terdapat di PLTS bagian utara. Untuk lebih jelasnya, dilakukan analisis dengan cara pemetaan inverter sesuai dengan jumlah string array yang terhubung serta letaknya di lapangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7 menunjukkan dengan jelas bagaimana letak string array yang terhubung dengan inverter, sangat mempengaruhi produksi energi. Nilai yang ditunjukkan pada Gambar 7 sesuai dengan nilai pada Tabel VI dan VII. Nilai tersebut secara adil menunjukkan persentase produksi energi sesuai dengan 75 % energi optimum masing-masing string array, bukan berdasarkan jumlah produksi energi yang tentunya dapat berbeda karena string array yang terhubung juga tidak sama.

Dapat dilihat pada Gambar 7 bahwa PLTS Kayubihi bagian selatan, persentase produksi energi tertinggi adalah sebesar 76,92 % (persentase produksi energi yang berada ≥ 75 % energi optimum string array) yaitu inverter 3-D7, dan terus menurun hingga inverter 6-D10 yang terletak paling selatan. Inverter dengan persentase produksi energi paling rendah adalah inverter 1-D5 sebesar 59,54 %. Sedangkan pada


Bagian Selatan

INV 1-D5

59,54

INV 2-D6

76,08

INV 3-D7

76,92

INV 4-D8

70,68

INV 5-D9

69,68

INV 6-D10

68,01


Keterangan:

Cetak miring = inverter dengan 6 string array Cetak tegak = inverter dengan 5 string array

Persentase produksi energi ≥ 80 %

≥ 75 % Persentase produksi energi < 80 % ≥ 70 % Persentase produksi energi < 75 %

Persentase produksi energi 70 %


Gambar 7: Letak inverter beserta persentase produksi energi

Analisis kemudian dilakukan untuk melihat bagaimana daya harian inverter 29-B9 dan 1-D5 sehingga produksi energinya menjadi berbeda. Analisis dilakukan dengan melihat daya harian inverter 29-B9 sebagai inverter dengan persentase produksi energi ≥ 75 % tertinggi di bagian utara dan inverter 1-D5 sebagai inverter dengan persentase produksi energi ≥ 75 % terendah di bagian selatan. Daya harian yang ditampilkan dalam bentuk grafik pada Gambar 8 diperoleh dari rata-rata daya harian selama satu tahun dengan interval 15 menit sesuai data awal yang sudah diperoleh.

Gambar 8 menunjukkan bahwa daya harian inverter 29-B9 sebelum jam 12.00 lebih baik dibanding inverter 1-D5. Ini berarti bahwa di pagi hari posisi string array inverter 29-B9 lebih awal terpapar sinar matahari, ini juga berdampak pada produksi energi yang lebih besar. Walaupun pada pukul 12.00 hingga 14.00 dan pukul 14.15 hingga pukul 15.00 daya harian inverter 1-D5 diatas inverter 29-B9, namun tidak cukup mengurangi selisih yang terjadi pada pagi hari. Setelah pukul 15.00, daya harian kedua inverter cukup berhimpit atau hampir sama. Dengan demikian string array inverter 29-B9


lebih banyak mendapat paparan sinar matahari dibandingkan dengan string array di inverter 1-D5 terutama di pagi hari.

^^^ Daya INV 29-B9 (Watt) ^^— DayaINVl-DS(Watt)

^^“ ∙ Iradiasi (Watt∕m2)

Gambar 8: Grafik daya harian inverter 29-B9 dan 1-D5

Kemudian dilakukan observasi di lapangan terkait dengan hasil analisis sebelumnya. Berdasarkan kondisi di lapangan pada saat penelitian dilakukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9 dan 10, PLTS Kayubihi bagian selatan areanya sempit, kemudian disebelah timur terdapat semak belukar serta pepohonan yang tinggi dan disebelah barat terdapat pohon perindang jalan sehingga dapat menyebabkan iradiasi kurang optimal karena tertutupi oleh bayangan pepohonan, dibandingkan dengan PLTS Kayubihi bagian utara. Mengingat bahwa Kabupaten Bangli memiliki iklim yang sejuk serta tanah yang subur sehingga tumbuhan dengan mudah tumbuh subur begitu pula di dalam area PLTS Kayubihi. Hal ini sesuai dengan hasil analisis pada Gambar 8, dimana daya harian inverter 1-D5 pada pagi hari lebih lambat terpapar sinar matahari karena di sebelah timur string array terdapat semak belukar dan pepohonan yang cukup tinggi sehingga menghalangi sinar matahari.

Gambar 9: Semak belukar dan pepohonan di sekitar PLTS Kayubihi bagian selatan

Gambar 10: Pohon perindang jalan di sisi barat bagian selatan

Pada PLTS Kayubihi bagian utara, persentase produksi energi lebih baik, disebabkan oleh area yang lebih luas dan lebih terbuka, sehingga iradiasi matahari lebih optimal terutama pada bagian tengah yang ditempati inverter 29-B9 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7 serta hasil analisis pada Gambar 8. Namun, produksi energi inverter di bagian utara PLTS juga bervariasi, karena luasnya area sehingga suatu waktu beberapa bagian PLTS dapat tertutupi oleh awan.

Secara keseluruhan, produksi energi inverter di PLTS Kayubihi sudah ≥ 75 % dari energi optimum string array masing-masing. Ini menunjukkan bahwa modul surya di PLTS Kayubihi sudah mendapat paparan iradiasi matahari yang cukup untuk menghasilkan energi ≥ 75 % dari energi optimum string array masing-masing. Hanya saja PLTS Kayubihi bagian selatan perlu mendapat perhatian lebih karena string array tertutup oleh bayangan semak belukar dan pepohonan pada saat penelitian dilakukan.

  • V. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data record sistem monitoring dari segi produksi energi, serta observasi di lapangan, maka diperoleh hasil bahwa produksi energi tertinggi selama satu tahun adalah inverter 44-E5 sebesar 17.827 kWh dan terendah adalah inverter 8-D3 sebesar 8.898 kWh. Produksi energi rata-rata inveter tertinggi adalah inverter 44-E5 sebesar 72,47 kWh/hari dan terendah adalah inverter 11-C5 sebesar 39,26 kWh/hari.

Setelah dilakukan analisis berdasarkan daya puncak masing-masing string array serta peak sun hours di PLTS Kayubihi, seluruh inverter di PLTS Kayubihi menghasilkan rata-rata energi ≥ 75 % dari energi optimum masing-masing string array, yaitu ≥ 42,84 kWh untuk 5 string array dan ≥ 51,41 kWh untuk 6 string array. Inverter 29-B9 adalah inverter dengan persentase produksi energi ≥ 75 % energi optimum string array yang tertinggi sebesar 83,21 %.

Analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa produksi energi inverter di PLTS Kayubihi dipengaruhi oleh letak modul surya yang terhubung dengan tiap-tiap inverter. Modul surya di bagian selatan PLTS persentase produksi

  • A. A. Ngurah Bagus Budi Nathawibawa: Analisis Produksi Energi dari …

    p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



energi tertingginya lebih rendah dibandingkan dengan persentase produksi energi tertinggi di bagian utara. Observasi di lapangan menunjukkan keadaan di sekitar modul surya yang berada di PLTS Kayubihi bagian selatan, terdapat semak belukar serta pepohonan di sisi sebelah timur dan terdapat pohon perindang jalan di sisi sebelah barat, sehingga modul surya dapat tertutupi oleh bayangan pepohonan disekitarnya.

Referensi

  • [1]    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025. Jakarta: Kementerian ESDM. 2006.

  • [2]    N. S. Kumara “Pembangkit listrik tenaga surya skala rumah tangga urban dan ketersediaannya di Indonesia”. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro. Vol. 9 No. 1. 2010.

  • [3]    L. M. Moore, and H. N. Post. “Five years of operating experience at a large, utility-scale photovoltaic generating plant”. Journal of Prog. Photovoltaic. Volume 16 No. 3: 249-259. 2008.

  • [4]    S. Yang, D. Xiang, A. Briant, P. Mawby, L. Ran and P. Tavner. “Condition monitoring for device reliability in power electronic converters: a review”. IEEE Transactions on Power Electronics. Volume 25: 2734-2752. 2010.

  • [5]    Z. J. Ma and S. Thomas. “Reliability and maintainability in photovoltaic inverter design”. IEEE Reliability and Maintainability Symposium (RAMS). 10.1109/RAMS.2011.5754523. 2011.

  • [6]    K. Chumpolrat, V. Sangsuwan, N. Udomdachanut, S. Kittisontirak, S. Songtrai, P. Chinnavornrungsee, A. Limmanee, J. Sritharathikhun, and K. Sriprapha. “Effect of ambient temperature on performance of grid-connected inverter installed in Thailand”. International Journal of Photoenergy. Vol 2014. 2014.

  • [7]    R. Kaplar, R. Brock, S. DasGupta, M. Marinella, A. Starbuck, A. Fresquez, S. Gonzalez, J. Granata, M. Quintana, M. Smith and S. Atcitty. “PV inverter performance and reliability: What is the role of

the IGBT?”. IEEE Photovoltaic Specialists Conference (PVSC) 37th. 1842 - 1847. 2011.

  • [8]    J. D. Flicker, R. Kaplar, M. Marinella, and J. Granata. “PV inverter performance and reliability: What is the role of the bus capacitor?”. IEEE Photovoltaic Specialists Conference (PVSC). Volume 2: 1-3. 2012.

  • [9]    I N. S. Kumara, M. Ashari, A. S. Sampeallo, A. A. G. A Pawitra, (In Press). “Simulated Energy Production and Performance Ratio of 5 MW Grid-connected Photovoltaic under Tropical Savannah Climate in Kupang Timor Island of Indonesia”. International Journal of Engineering and Technology Innovation.

  • [10]    BPS Bangli. Statistik Daerah Kabupaten Bangli 2015. Bangli: BPS Bangli. 2015.

  • [11]    I N. S. Kumara, W.G. Ariastina, I W. Sukerayasa and I. A. D. Giriantari. “1 MWp grid connected PV systems in the Village of Kayubihi Bali; review on location’s characteristics and its technical specifications”. International Conference on Information Technology and Electrical Engineering (ICITEE) 2013. 10.1109/ICITEED.2013.6676258. 2013.

  • [12]    (2011) Florida Solar Energy Center website. [Online] Available: http://www.fsec.ucf.edu/en/consumer/solar_electricity/basics/types_of_ pv.htm.

  • [13]    A. Miller and B. Lumby. Utility Scale Solar Power Plants A Guide For Developers and Investors. India: International Finance Corporation (IFC). 2012.

  • [14]    ABB. Technical Application Papers No. 10 Photovoltaic Plants. Bergamo, Italy: ABB SACE. 2010.

  • [15]    I K. A. Setiawan, I N. S. Kumara, and I W. Sukerayasa. “Analisa unjuk kerja pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 1 MWp terinterkoneksi jaringan di Kayubihi Bangli”. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro. Vol 13 No. 1. 2014.

  • [16]    Recommended Practice for Utility Interface of Photovoltaic (PV) Systems, IEEE Std. 929-2000.

Lampiran

TABEL I

Total Produksi Energi Masing-masing Inverter

Inverter

SUM Energi (kWh)

Total Energi (kWh)

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

INV 1-D5

1757

1080

1440

848

1743

1613

1261

663

10405

INV 2-D6

1934

1226

1662

943

1896

1848

1607

833

11949

INV 3-D7

1900

1203

1670

992

1887

1865

1618

881

12016

INV 4-D8

1796

1140

1612

947

1778

1731

1501

813

11318

INV 5-D9

1771

1123

1614

948

1726

1695

1468

781

11126

INV 6-D10

1761

1130

1596

921

1683

1654

1454

758

10957

INV 7-D4

1822

1181

1685

970

1785

1715

1477

814

11449

INV 8-D3

1418

1008

1257

922

1477

1342

1071

403

8898

INV 9-D2

1758

1147

1651

947

1754

1702

1472

811

11242

INV 10-D1

1970

1277

1794

1039

1926

1914

1691

908

12519

INV 11-C5

1886

993

854

493

918

906

792

545

876

821

77

498

9659

INV 12-C4

1926

1245

1774

1018

1890

1867

1634

1122

1814

1715

160

1004

17169

INV 13-C2

1933

1250

1767

1025

1894

1877

1654

1127

1796

1711

162

1012

17208

INV 14-C1

1963

1264

1787

1032

1914

1897

1675

1143

1839

1683

166

1059

17422

INV 15-A10

1917

1234

1763

1019

1889

1882

1655

1123

1791

1642

161

1018

17094

INV 16-A9

1599

1034

1465

848

1582

1584

1393

937

1487

1369

135

854

14287

INV 17-A8

1540

998

1426

826

1552

1540

1356

917

1474

1412

132

833

14006

INV 18-A7

1538

998

1427

820

1536

1521

1334

904

1460

1395

132

836

13901

INV 19-A6

1639

1065

1503

874

1616

1617

1432

971

1549

1477

139

890

14772

INV 20-A5

1592

1034

1480

855

1574

1546

1350

930

1522

1447

135

860

14325

INV 21-A4

1897

1224

1758

1013

1898

1870

1630

1111

1782

1631

160

1015

16989

INV 22-A3

1922

1241

1772

1024

1886

1862

1638

1122

1801

1644

162

1039

17113

INV 23-A2

1885

1215

1738

1000

1865

1841

1605

1088

1719

1562

156

992

16666

INV 24-A1

1865

1207

1730

999

1843

1828

1599

1081

1718

1554

153

984

16561

INV 25-C7

1962

1256

1754

1009

1866

1758

1445

961

1701

1590

144

821

16267

INV 26-C6

1994

1283

1813

1048

1956

1892

1568

1020

1865

1727

168

1014

17348

INV 27-C3

1867

1210

1741

1003

1876

1831

1598

1095

1775

1662

158

968

16784

INV 28-B10

1643

1065

1505

867

1614

1605

1405

957

1561

1429

140

868

14659

INV 29-B9

1675

1083

1517

875

1641

1643

1440

965

1570

1483

142

913

14947

INV 30-B8

1655

1071

1515

876

1625

1633

1440

956

1586

1516

140

851

14864

INV 31-B7

1673

1084

1526

885

1654

1646

1447

989

1602

1462

141

887

14996

INV 32-B6

1500

979

1408

812

1519

1487

1282

884

1477

1347

126

779

13600

INV 33-B5

1606

1042

1490

857

1557

1518

1346

933

1570

1433

136

861

14349

INV 34-B4

1645

1068

1510

875

1632

1587

1401

959

1566

1420

140

887

14690

INV 35-B3

1562

1018

1461

843

1570

1547

1360

933

1517

1374

132

836

14153

INV 36-B2

1608

1046

1486

856

1588

1571

1367

920

1533

1394

135

855

14359

INV 37-B1

1516

991

1433

820

1500

1461

1258

857

1450

1320

126

778

13510

INV 38-C8

1865

1222

1775

1010

1755

1665

1430

977

1843

1672

156

963

16333

INV 39-C9

1933

1269

1807

1041

1912

1815

1561

1078

1882

1714

165

1036

17213

INV 40-E1

1969

1263

1753

1005

1814

1743

1547

1086

1850

1690

162

1035

16917

INV 41-C10

1932

1250

1792

1031

1942

1910

1624

1088

1880

1717

163

1034

17363

INV 42-E4

1943

1261

1793

1031

1940

1902

1680

1143

1895

1724

166

1038

17516

INV 43-E2

1644

1079

1504

876

1613

1611

1431

980

1604

1452

139

881

14814

INV 44-E5

2009

1301

1834

1055

1978

1904

1636

1129

1943

1778

172

1088

17827

INV 45-E6

1663

1080

1528

881

1619

1593

1332

901

1617

1483

134

858

14689

INV 46-E3

1555

1011

1350

754

1397

1469

1293

882

1507

1373

126

801

13518

INV 47-E7

1642

1062

1498

881

1630

1585

1412

964

1590

1423

131

839

14657

INV 48-E8

1587

1010

1336

775

1466

1479

1265

854

1486

1380

133

836

13607

INV 49-E9

1696

1097

1502

849

1494

1462

1281

862

1603

1480

145

914

14385

INV 50-E10

1641

1063

1480

855

1578

1564

1362

932

1559

1417

136

846

14433

A. A. Ngurah Bagus Budi Nathawibawa: Analisis Produksi Energi dari …

p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



Tabel II

Rata-rata Produksi Energi Masing-masing Inverter

Inverter

Rata-rata Produksi Energi Harian (kWh)

Rata-rata Setahun (kWh)*

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

INV 1-D5

56,68

54,00

72,00

56,53

75,78

53,77

40,68

55,25

57,17

INV 2-D6

62,39

61,30

83,10

62,87

82,43

61,60

51,84

69,42

65,65

INV 3-D7

61,29

60,15

83,50

66,13

82,04

62,17

52,19

73,42

66,02

INV 4-D8

57,94

57,00

80,60

63,13

77,30

57,70

48,42

67,75

62,19

INV 5-D9

57,13

56,15

80,70

63,20

75,04

56,50

47,35

65,08

61,13

INV 6-D10

56,81

56,50

79,80

61,40

73,17

55,13

46,90

63,17

60,20

INV 7-D4

58,77

59,05

84,25

64,67

77,61

57,17

47,65

67,83

62,91

INV 8-D3

45,74

50,40

62,85

61,47

64,22

44,73

34,55

33,58

48,89

INV 9-D2

56,71

57,35

82,55

63,13

76,26

56,73

47,48

67,58

61,77

INV 10-D1

63,55

63,85

89,70

69,27

83,74

63,80

54,55

75,67

68,79

INV 11-C5

60,84

49,65

42,70

32,87

39,91

30,20

25,55

34,06

48,67

45,61

25,67

23,71

39,26

INV 12-C4

62,13

62,25

88,70

67,87

82,17

62,23

52,71

70,13

100,78

95,28

53,33

47,81

69,79

INV 13-C2

62,35

62,50

88,35

68,33

82,35

62,57

53,35

70,44

99,78

95,06

54,00

48,19

69,95

INV 14-C1

63,32

63,20

89,35

68,80

83,22

63,23

54,03

71,44

102,17

93,50

55,33

50,43

70,82

INV 15-A10

61,84

61,70

88,15

67,93

82,13

62,73

53,39

70,19

99,50

91,22

53,67

48,48

69,49

INV 16-A9

51,58

51,70

73,25

56,53

68,78

52,80

44,94

58,56

82,61

76,06

45,00

40,67

58,08

INV 17-A8

49,68

49,90

71,30

55,07

67,48

51,33

43,74

57,31

81,89

78,44

44,00

39,67

56,93

INV 18-A7

49,61

49,90

71,35

54,67

66,78

50,70

43,03

56,50

81,11

77,50

44,00

39,81

56,51

INV 19-A6

52,87

53,25

75,15

58,27

70,26

53,90

46,19

60,69

86,06

82,06

46,33

42,38

60,05

INV 20-A5

51,35

51,70

74,00

57,00

68,43

51,53

43,55

58,13

84,56

80,39

45,00

40,95

58,23

INV 21-A4

61,19

61,20

87,90

67,53

82,52

62,33

52,58

69,44

99,00

90,61

53,33

48,33

69,06

INV 22-A3

62,00

62,05

88,60

68,27

82,00

62,07

52,84

70,13

100,06

91,33

54,00

49,48

69,57

INV 23-A2

60,81

60,75

86,90

66,67

81,09

61,37

51,77

68,00

95,50

86,78

52,00

47,24

67,75

INV 24-A1

60,16

60,35

86,50

66,60

80,13

60,93

51,58

67,56

95,44

86,33

51,00

46,86

67,32

INV 25-C7

63,29

62,80

87,70

67,27

81,13

58,60

46,61

60,06

94,50

88,33

48,00

39,10

66,13

INV 26-C6

64,32

64,15

90,65

69,87

85,04

63,07

50,58

63,75

103,61

95,94

56,00

48,29

70,52

INV 27-C3

60,23

60,50

87,05

66,87

81,57

61,03

51,55

68,44

98,61

92,33

52,67

46,10

68,23

INV 28-B10

53,00

53,25

75,25

57,80

70,17

53,50

45,32

59,81

86,72

79,39

46,67

41,33

59,59

INV 29-B9

54,03

54,15

75,85

58,33

71,35

54,77

46,45

60,31

87,22

82,39

47,33

43,48

60,76

INV 30-B8

53,39

53,55

75,75

58,40

70,65

54,43

46,45

59,75

88,11

84,22

46,67

40,52

60,42

INV 31-B7

53,97

54,20

76,30

59,00

71,91

54,87

46,68

61,81

89,00

81,22

47,00

42,24

60,96

INV 32-B6

48,39

48,95

70,40

54,13

66,04

49,57

41,35

55,25

82,06

74,83

42,00

37,10

55,28

INV 33-B5

51,81

52,10

74,50

57,13

67,70

50,60

43,42

58,31

87,22

79,61

45,33

41,00

58,33

INV 34-B4

53,06

53,40

75,50

58,33

70,96

52,90

45,19

59,94

87,00

78,89

46,67

42,24

59,72

INV 35-B3

50,39

50,90

73,05

56,20

68,26

51,57

43,87

58,31

84,28

76,33

44,00

39,81

57,53

INV 36-B2

51,87

52,30

74,30

57,07

69,04

52,37

44,10

57,50

85,17

77,44

45,00

40,71

58,37

INV 37-B1

48,90

49,55

71,65

54,67

65,22

48,70

40,58

53,56

80,56

73,33

42,00

37,05

54,92

INV 38-C8

60,16

61,10

88,75

67,33

76,30

55,50

46,13

61,06

102,39

92,89

52,00

45,86

66,39

INV 39-C9

62,35

63,45

90,35

69,40

83,13

60,50

50,35

67,38

104,56

95,22

55,00

49,33

69,97

INV 40-E1

63,52

63,15

87,65

67,00

78,87

58,10

49,90

67,88

102,78

93,89

54,00

49,29

68,77

INV 41-C10

62,32

62,50

89,60

68,73

84,43

63,67

52,39

68,00

104,44

95,39

54,33

49,24

70,58

INV 42-E4

62,68

63,05

89,65

68,73

84,35

63,40

54,19

71,44

105,28

95,78

55,33

49,43

71,20

INV 43-E2

53,03

53,95

75,20

58,40

70,13

53,70

46,16

61,25

89,11

80,67

46,33

41,95

60,22

INV 44-E5

64,81

65,05

91,70

70,33

86,00

63,47

52,77

70,56

107,94

98,78

57,33

51,81

72,47

INV 45-E6

53,65

54,00

76,40

58,73

70,39

53,10

42,97

56,31

89,83

82,39

44,67

40,86

59,71

INV 46-E3

50,16

50,55

67,50

50,27

60,74

48,97

41,71

55,13

83,72

76,28

42,00

38,14

54,95

INV 47-E7

52,97

53,10

74,90

58,73

70,87

52,83

45,55

60,25

88,33

79,06

43,67

39,95

59,58

INV 48-E8

51,19

50,50

66,80

51,67

63,74

49,30

40,81

53,38

82,56

76,67

44,33

39,81

55,31

INV 49-E9

54,71

54,85

75,10

56,60

64,96

48,73

41,32

53,88

89,06

82,22

48,33

43,52

58,48

INV 50-E10

52,94

53,15

74,00

57,00

68,61

52,13

43,94

58,25

86,61

78,72

45,33

40,29

58,67

* Rata-rata produksi energi harian selama setahun, diperoleh dengan merata-ratakan produksi energi inverter bersangkutan setiap hari selama satu tahun

ISSN 1693 – 2951

A. A. Ngurah Bagus Budi Nathawibawa: Analisis Produksi Energi dari …