Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember 2015

1

ANALISA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PENYULANG KAMPUS DENGAN MENGGUNAKAN PENGGABUNGAN METODE SECTION TECKNIQUE DAN RIA

Gusti Putu Budi Arigandi 1, Rukmi Sari Hartati2, Antonius Ibi Weking3

Abstract — There was many reliability system research with several research method. Each method have their adventages and disadventages, such as section technique method and RIA method. Section Technique method have adventage in its easy calculation, while RIA method use momentary failure rate parameter in its calculation so its final result almost similar to research place. Based on calculation result with Section Technique method found that SAIFI value of Kampus feeder network is 0,085 times / customer / years and SAIDI value of Kampus feeder network is 0,107 minutes / customer / years. After add momentary failure rate parameter to the calculatio, found that SAIFI value of Kampus feeder network is increase to 0,094 times / customer / years and SAIDI value of Kampus feeder network is increase to 0,162 minutes / customer / years.

IntisariSaat ini sudah banyak penelitian untuk menganalisis keandalan suatu sistem. Tiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Beberapa contoh diantaranya adalah metode Section Technique dan RIA. Metode Section Technique memiliki kelebihan di dalam perhitungannya yang mudah, sedangkan metode RIA menggunakan parameter momentary failure rate di dalam perhitungannya sehingga hasil akhir lebih sesuai dengan nilai di lapangan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Section Technique didapatkan nilai SAIFI penyulang sebesar 0,085 kali / pelanggan / tahun dan nilai SAIDI penyulang sebesar 0,107 menit / pelanggan / tahun. Setelah adanya penambahan parameter momentary failure rate ke dalam perhitungan sistem, didapatkan nilai SAIFI penyulang meningkat menjadi 0,094 kali / pelanggan / tahun dan nilai SAIDI penyulang meningkat menjadi 0,162 menit / pelanggan / tahun.

Kata Kunci ̶ ̶ Section Technique, RIA, Indeks Keandalan

  • I.    PENDAHULUAN

Keandalan sistem adalah kemampuan suatu sistem untuk bekerja sesuai dengan fungsinya dalam kurung waktu tertentu. Nilai suatu keandalan sistem dapat dilihat dari berapa banyak sistem mengalami gangguan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki gangguan tersebut [1].

Saat ini sudah banyak penelitian keandalan sistem dengan menggunakan berbagai macam metode penelitian, seperti Reliability Indeks Assessment (RIA) dan Section Technique. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kekurangan. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wicaksono [2], didapatkan bahwa metode Section Technique membagi struktur jaringan menjadi beberapa bagian guna mempermudah di dalam menganalisis sistem, dan tiap seksi memiliki perhitungan masing-masing. Hasil dari tiap seksi akan dijumlahkan menjadi hasil akhir dari indeks keandalan sistem. Namun di dalam perhitungannya, metode section technique ini hanya menggunakan failure rate yang umum digunakan untuk tiap komponen sistemnya, yakni sustained failure rate.

Oleh karena itu, di dalam penelitian ini akan digunakan metode lain yang menggunakan momentary failure rate di dalam perhitungannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Disyon [3], perhitungan momentary failure rate ini dapat diaplikasikan ke dalam perhitungan indeks keandalan dengan menggunakan metode RIA. Metode RIA ini memperhatikan laju kegagalan yang diakibatkan oleh gangguan sementara (momentary failure rate), sehingga hasil akhir dari metode ini lebih mendekati hasil sebenarnya di lapangan.

Di dalam penelitian ini akan menggabungkan metode Section Technique yang membagi wilayah penyulang menjadi beberapa bagian dengan LBS maupun Recloser sebagai pembatasnya, yang kemudian di dalam perhitungan indeks keandalannya akan dimasukkan metode RIA sehingga hasil akhir dari penelitian ini lebih mendekati hasil sebenarnya di lapangan.

Penyulang Kampus memiliki tipe jaringan radial, dengan panjang saluran 21,377 km. Selain itu, penyulang ini memiliki trafo distribusi sebanyak 57 buah dengan total jumlah pelanggan mencapai 7099 pelanggan. Penyulang Kampus memiliki beberapa peralatan sectionalizer di dalamnya, dimana peralatan ini merupakan syarat untuk menganalisis keandalan sistem dengan metode section technique.

  • II.    KOMPONEN PERHITUNGAN KEANDALAN

  • 2.1    Failure Rate (λ)

Laju kegagalan didefinisikan sebagai nilai atau jumlah dari gangguan dalam suatu interval waktu tertentu. Laju kegagalan dapat dihitung dengan persamaan berikut [4] :

λ =


jumlah kegagalan total waktu operasi unit

......................(1)


Berdasarkan penyebab terjadinya kegagalan, laju kegagalan dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni :

  • a.    Sustained failure rate yang merupakan nilai laju kegagalan yang diakibatkan oleh gangguan yang memiliki interval waktu yang cukup lama di dalam periode perbaikannya. Jenis laju kegagalan ini yang umum digunakan untuk perhitungan indeks keandalan suatu sistem distribusi.

  • b.    Momentary failure rate merupakan nilai laju kegagalan yang disebabkan oleh gangguan sesaat yang dialami oleh suatu komponen.

  • 2.1    Unavailability (U)

Ketidaktersediaan adalah waktu dimana sistem tidak dapat menyuplay daya ke pelanggan. Ketidaktersediaan juga berarti durasi gangguan dan disimbolkan huruf U besar.

Berikut ini tabel data kegagalan untuk Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) sesuai Standar PLN No. 59 Tahun 1985 mengenai "Keandalan pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6 kV" yang meliputi nilai failure rate, repair time, dan switching time [2] :

Tabel 1: Data indeks kegagalan SUTM

Saluran Udara

Sustained failure rate (λ/km/tahun)

0,2

Momentary failure rate (λ/km/tahun)

0,003

Repair time (r) (jam)

3

Switching time (rs) (jam)

0,15

Nilai failure rate, repair time, dan switching time komponen yang terdapat di dalam sistem distribusi dapat dilihat pada tabel di bawah ini [2] :

Tabel 2: Data indeks kegagalan peralatan

Komponen

λ (unit/thn)

r (jam)

rs (jam)

Trafo

0,005

10

0,15

CB

0,004

10

0,15

Sectionalizer

0,003

10

0,15

Parameter-parameter yang umum dihitung untuk mengetahui keandalan suatu sistem, antara lain failure rate (λ) dan unavailability (U). Parameter yang dihitung untuk sistem distribusi adalah parameter λ dan U pada setiap titik beban

(load point) pada jaringan sistem distribusi tersebut. Berikut ini merupakan perhitungan parameter untuk setiap titik beban : 1. Failure Rate titik beban (λLP) merupakan hasil

penjumlahan tiap peralatan tenaga listrik seperti transformator, CB, maupun sectionalizer yang mempengaruhi titik beban yang sedang dihitung, berikut ini adalah persamaannya :

  • λsys=∑iλi.................................................................... (2)

  • 2.    Unavailability titik beban (ULP) merupakan total hasil perkalian antara failure rate (λ) dengan repair time (r) masing-masing peralatan yang mempengaruhi titik beban yang dihitung, berikut ini adalah persamaannya :

Usys=∑iλi.ri ....................................................... (3)

Dimana :

λi= failure rate untuk peralatan i ri= repair time untuk peralatan i

Indeks keandalan yang dicari di dalam penelitian ini adalah SAIFI dan SAIDI :

  • a.    SAIFI (System Average Interruption Frequency Index). Merupakan ukuran jumlah rata-rata dari gangguan yang terjadi dalam satu tahun dan ditetapkan ke dalam bentuk persamaan [4] :

SAIFl = .   ......................................... (4)

  • b.    SAIDI (System Average Interruption Duration Index Merupakan waktu kegagalan rata-rata dalam satu tahun untuk tiap pelanggan dan ditetapkan ke dalam bentuk persamaan [4] :

SAlDl = . - ...................................... (5)

Dimana :

∑ Λj . Ni = jumlah perkalian antara failure rate dengan jumlah pelanggan komponen i

Ui . Ni = jumlah perkalian antara durasi kegagalan / unavailability dengan jumlah pelanggan komponen i.

  • III.    Metodologi

Penelitian ini mengambil contoh sistem distribusi pada wilayah Kuta, tepatnya di Penyulang Kampus, dimana penyulang ini merupakan salah satu penyulang tipe radial dalam area PT. PLN (Persero) Distribusi Area Bali Selatan Rayon Kuta. Penelitian dimulai pada bulan Maret hingga Mei 2015. Data yang dikumpulkan bersifat data sekunder. Data yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah :

  • a.    Single line diagram Penyulang Kampus

  • b.    Data jumlah pelanggan untuk tiap titik beban

  • c.    Data panjang saluran penyulang

  • d.    Parameter tiap komponen sesuai SPLN No. 59 Tahun 1985, seperti : failure rate (λ), repair time (r)

Alur analisis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • 1.    Menghitung keandalan penyulang dengan metode Section Technique, yaitu : membagi struktur sistem, menghitung nilai λ dan U sistem, serta menghitung indeks keandalan Penyulang Kampus.

  • 2.    Menghitung keandalan penyulang dengan metode gabungan Section Technique dan RIA, dimana pada metode ini terdapat proses pembagian struktur jaringan sistem (seperti metode Section Technique) dan adanya penambahan parameter momentary failure rate ke dalam perhitungan (seperti metode RIA).

  • 3.    Menganalisis hasil akhir dari indeks keandalan SAIFI dan SAIDI Penyulang Kampus sebelum dan sesudah adanya parameter momentary failure rate.

  • IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

    • 4.1    Perhitungan Keandalan Metode Section Technique

Langkah pertama di dalam menganalisis dengan metode ini adalah membagi struktur penyulang menjadi 3 bagian. Pembagian ini didasari atas penempatan sectionalizer di dalam jaringan penyulang. Langkah berikutnya adalah menghitung nilai λ dan U dari tiap peralatan yang termasuk ke dalam perhitungan dari tiap section. Berikut ini merupakan salah satu perhitungan penentuan nilai λ dan U tiap peralatan pada section 1 :

Tabel 3: Penentuan nilai λ dan U peralatan

Alat

λ peralatan (SPLN)

Panjang Saluran

λ (fault/ year)

r (hour) SPLN

U (hour/ year)

S1

0,003

-

0,003

10

0,03

S2

0,003

-

0,003

10

0,03

L1

0,2

0,556

0,1112

3

0,3336

L2

0,2

0,063

0,0126

3

0,0378

L3

0,2

0,114

0,0228

3

0,0684

L4

0,2

0,108

0,0216

3

0,0648

L5

0,2

0,165

0,033

3

0,099

L6

0,2

0,481

0,0962

3

0,2886

L7

0,2

0,631

0,1262

3

0,3786

L8

0,2

0,036

0,0072

3

0,0216

L9

0,2

0,266

0,0532

3

0,1596

L10

0,2

0,041

0,0082

3

0,0246

L11

0,2

0,25

0,05

3

0,15

L12

0,2

0,362

0,0724

3

0,2172

L13

0,2

0,07

0,014

3

0,042

L14

0,2

0,113

0,0226

3

0,0678

L15

0,2

0,268

0,0536

3

0,1608

L16

0,2

0,211

0,0422

3

0,1266

L17

0,2

0,03

0,006

3

0,018

L18

0,2

0,459

0,0918

3

0,2754

L19

0,2

0,328

0,0656

3

0,1968

L20

0,2

0,15

0,03

3

0,09

Total

0,9514

2,9312

Nilai λ pada kolom 4 pada tabel di atas, didapatkan dari perkalian nilai λ peralatan (SPLN) dengan panjang saluran. Nilai U didapatkan dari perkalian nilai λ dengan r tiap peralatan. Berdasarkan hasil tabel di atas, didapatkan bahwa nilai λ pada section 1 adalah 0,9514 kegagalan/tahun dan nilai U pada section 1 adalah 2,9312 jam/tahun. Langkah selanjutnya adalah mengalikan nilai λ section 1 dengan

pelanggan serta nilai U section 1 dengan pelanggan dari tiap titik beban. Berikut ini adalah data jumlah pelanggan pada section 1 :

Tabel 4: Data jumlah pelanggan section 1

Titik Beban

Trafo Distribusi

Jumlah Pelanggan

LP01

KA0072

377

LP02

KA1366

9

LP03

KA2614

12

LP04

KA1857

5

LP05

KA0328

452

LP06

KA1487

6

LP07

KA1842

2

LP08

KA0867

336

LP09

KA1445

2

LP10

KA0196

353

LP11

KA0149

419

LP12

KA0199

202

LP13

KA0869

78

LP14

KA0908

113

LP15

KA1624

3

LP16

KA1991

235

LP17

KA2525

8

Nilai jumlah pelanggan di atas akan dikalikan dengan nilai λ dan U pada tabel 3. Sebagai contoh diambil pada titik beban 1, nilai λ x pelanggan adalah sebesar 0,9514 x 377 = 358,678 dan nilai U x pelanggan adalah sebesar 2,9312 x 377 = 1105,063. Proses perhitungan yang sama juga dilakukan pada titik beban yang lain. Berikut ini merupakan hasil λ x pelanggan dan U x pelanggan dari tiap titik beban :

Tabel 5: (λ x pelanggan) & (U x pelanggan) section 1

Titik Beban

λ x pelanggan

U x pelanggan

LP01

358.6778

1105.0624

LP02

8.5626

26.3808

LP03

11.4168

35.1744

LP04

4.757

14.656

LP05

430.0328

1324.9024

LP06

5.7084

17.5872

LP07

1.9028

5.8624

LP08

319.6704

984.8832

LP09

1.9028

5.8624

LP10

335.8442

1034.7136

LP11

398.6366

1228.1728

LP12

192.1828

592.1024

LP13

74.2092

228.6336

LP14

107.5082

331.2256

LP15

2.8542

8.7936

LP16

223.579

688.832

LP17

7.6112

23.4496

TOTAL

2485.0568

7656.2944

Nilai dari masing-masing titik beban kemudian dijumlahkan dan didapatkan nilai ∑ ⅛ . Ni dan nilai ∑ U[ . Ni untuk digunakan mencari indeks keandalan penyulang dengan metode Section Technique. Proses yang sama juga dilakukan

untuk section yang lain. Berikut ini merupakan hasil perhitungan indeks keandalan :

Tabel 6: Perhitungan Indeks Keandalan Section Tech.

Section

Perhitungan Indeks Keandalan

Jumlah Pelanggan

λ x pelanggan

U x pelanggan

1

2485,0568

7656,2944

2612

2

6457,9464

19639,9232

2924

3

1349,8068

4191,6534

1563

Total

10292,81

31487,871

7099

a. Perhitungan SAIFI Section Technique :


SAIFI =


∑^


∑AΛ


(∙.'V          +(∙Λ√          +

+            +


_ 2485,06 + 6457,95 + 1349,81 kali∕taftun

2h12 + 2924 + 563 pe Iiiiiijipjii

9> J,6. -J-l/

—------------= 1,450 kali/pelanggan/tahun TOWpelanggan              r ββ

b. Perhitungan SAIDI Section Technique :

SAIDI =


∑<<.Aλ


∑A7


r.'-l + ^V).     +(''.'V).


‘'^section l + '-SfCf >r;;■ 2 + '"

7656,3 + 19639,92 + 4191,65 ∕6j?;/'60!9i

2612 + 2924 + 1563 pdura]iμm

- 16.,J. I 66J7

_ —z-------------_ 4,436 jam/pelanggan/tahun

TOWpelanggan > j r do

  • 4.2    Perhitungan Keandalan Metode Gabungan

Proses perhitungan dengan metode gabungan adalah mirip dengan metode Section Technique. Namun bedanya adalah pada saat penentuan nilai λ dan U peralatan. Pada metode section technique, nilai λ yang digunakan hanya sustained failure rate yakni sebesar 0,2 untuk nilai Line atau salurannya. Sedangkan untuk metode gabungan ini akan menambahkan parameter momentary failure rate ke dalam perhitunganya dimana parameter ini digunakan pada metode Reliability Index Assessment (RIA), sesuai SPLN No. 59 Tahun 1985 nilai parameter ini adalah sebesar 0,003 untuk SUTM. Berikut ini adalah proses penentuan nilai λ dan U peralatan untuk section 1 dengan metode gabungan.

Tabel 7: Nilai λ dan U peralatan metode gabungan

Alat

Sustained λ (SPLN)

Momentary λ (SPLN)

Saluran (meter)

λ (fault/ year)

U (hour/ year)

S1

0,003

-

-

0,003

0,03

S2

0,003

-

-

0,003

0,03

L1

0,2

0.003

0.556

0.113

0.339

L2

0,2

0.003

0.063

0.013

0.038

L3

0,2

0.003

0.114

0.023

0.069

L4

0,2

0.003

0.108

0.022

0.066

L5

0,2

0.003

0.165

0.034

0.100

L6

0,2

0.003

0.481

0.098

0.293

L7

0,2

0.003

0.631

0.128

0.384

L8

0,2

0.003

0.036

0.007

0.022

L9

0,2

0.003

0.266

0.054

0.162

L10

0,2

0.003

0.041

0.008

0.025

L11

0,2

0.003

0.25

0.051

0.152

L12

0,2

0.003

0.362

0.074

0.220

L13

0,2

0.003

0.07

0.014

0.043

L14

0,2

0.003

0.113

0.023

0.069

L15

0,2

0.003

0.268

0.054

0.163

L16

0,2

0.003

0.211

0.043

0.128

L17

0,2

0.003

0.03

0.006

0.018

L18

0,2

0.003

0.459

0.093

0.280

L19

0,2

0.003

0.328

0.067

0.200

L20

0,2

0.003

0.15

0.031

0.091

Total

0,9605

Total

2,924


Berdasarkan hasil tabel di atas, didapatkan bahwa nilai λ pada section 1 adalah 0,9605 kegagalan/tahun dan nilai U pada section 1 adalah 2,924 jam/tahun. Sama dengan metode sebelumnya, langkah selanjutnya adalah mengalikan nilai λ section 1 dengan pelanggan serta nilai U section 1 dengan pelanggan dari tiap titik beban :

Tabel 8: Hasil λ x pelanggan & U x pelanggan

Titik Beban

λ x pelanggan

U x pelanggan

LP01

362.111

1102.166

LP02

8.645

26.312

LP03

11.526

35.082

LP04

4.803

14.618

LP05

434.149

1321.430

LP06

5.763

17.541

LP07

1.921

5.847

LP08

322.730

982.302

LP09

1.921

5.847

LP10

339.059

1032.002

LP11

402.452

1224.954

LP12

194.022

590.551

LP13

74.919

228.034

LP14

108.537

330.358

LP15

2.882

8.771

LP16

225.719

687.027

LP17

7.684

23.388

TOTAL

2508.842

7636.229


Nilai dari masing-masing titik beban kemudian dijumlahkan dan didapatkan nilai ∑z.. Λ,. dan nilai ∑( r.. .V. untuk digunakan mencari indeks keandalan penyulang dengan metode gabungan section technique dan RIA. Proses yang sama juga dilakukan untuk section yang lain. Berikut ini merupakan hasil perhitungan indeks keandalan :

Tabel 9: Perhitungan Indeks Keandalan

Section

Perhitungan Indeks Keandalan

Jumlah Pelanggan

λ x pelanggan

U x pelanggan

1

2508.842

7636.229

2612

2

6539.625

19782.620

2924

3

1369.749

4251.480

1563

Total

10418.216

31670.330

7099

  • a.    Perhitungan SAIFI Metode Gabungan :

    SAIFI =


    ∑^Vλ


    ∑AΛ


    Vz 2')       + Cz4j +


■V, .- . ■ : + V, .- ■ _: + '⅛,-⅛κ3

2508,84+ 6539,63 + 1369,75 l<<lH∕!<^uιι

2612 + 2924 + 563 pelaiippan

  • 6.    6. ,-...∙6∙√

= —z--------------= 1,468 kali/pelanggan/tahun

TOWpelanggan               r ββ

  • b. Perhitungan SAIDI Metode Gabungan :

. , .      ∑(6VV

'^'^^ = ∑V

r m +rv)      +Γ'-3

'⅛z⅛;; 1 + '⅛,-ji,∙ji2 + section'i

7636,229 + 19782,62 + 4251,48 ∕6J?;/'60!9i

2612 + 2924 + 1563 pelaιιιιuιι

,-..:

—z------------= 4,461 jam/pelanggan/tahun

TOWpelanggan ’ j r ∞

  • 4.3 Analisis Keandalan Penyulang Kampus

Berdasarkan hasil perhitungan keandalan Penyulang Kampus dengan metode Section Technique, didapatkan bahwa nilai SAIFI sebesar 1,450 kali/pelanggan/tahun (dalam 8 bulan terjadi 1 kali gangguan). Setelah adanya penambahan parameter momentary failure rate ke dalam proses perhitungan yang sama (dengan metode gabungan Section Technique - RIA), didapatkan adanya peningkatan nilai SAIFI sebesar 0,018 point yang dari awalnya 1,450 menjadi 1,468 kali / pelanggan / tahun (dalam 8 bulan 2 minggu terjadi 1 kali gangguan.

Nilai SAIDI yang didapatkan dari metode Section Technique sebesar 4,436 jam/pelanggan/tahun, namun setelah adanya penambahan parameter momentary failure rate didapatkan bahwa nilai SAIDI menjadi 4,461 jam / pelanggan / tahun atau meningkat 0,025 point dari nilai sebelumnya. Dengan kata lain, adanya parameter tambahan ini membawa pengaruh yang cukup signifikan terhadap nilai keandalan suatu sistem. Peningkatan nilai ini tentunya akan semakin besar apabila konfigurasi jaringan sistem yang diteliti memiliki panjang saluran yang lebih panjang dibandingkan Penyulang Kampus.

  • 1.    Nilai SAIFI untuk Penyulang adalah sebesar 0,085 kali/pelanggan/tahun dan nilai SAIDI Penyulang adalah sebesar 0,107 jam/ pelanggan/tahun untuk metode Section Technique. Sedangkan, untuk metode gabungan Section -RIA, didapatkan bahwa nilai SAIFI sebesar 0,094 kali/pelanggan /tahun dan nilai SAIDI sebesar 0,162 jam/pelanggan/tahun.

  • 2.    Adanya parameter momentary failure rate ke dalam perhitungan keandalan berdampak signifikan pada hasil akhir dari indeks keandalan sistem. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan adanya peningkatan nilai hasil indeks keandalan, baik SAIFI maupun SAIDI. Nilai SAIFI meningkat 0,018 point, sedangkan nilai SAIDI meningkat sebesar 0,025 point.

  • 3.    Berdasarkan hasil akhir dari tiap metode yang digunakan, dapat diketahui bahwa nilai keandalan Penyulang Kampus masih memenuhi standar PLN untuk mencapai World Class Service (WCS), yaitu nilai SAIFI sebesar 3 kali / pelanggan / tahun dan nilai SAIDI sebesar 100 menit / pelanggan / tahun (1,67 jam / pelanggan / tahun).

Referensi

  • [1]    Chowdhury, A. dan Koval, D. 2009. Power Distribution System Reliability Practical Methods and Applications. New Jersey : IEEE Press.

  • [2]    Wicaksono, H.P., Hernanda, S., dan Penangsang, O. 2012. Analisis Keandalan Sistem Distribusi di PT. PLN (Persero) APJ Kudus Menggunakan Software ETAP dan Metode Section Technique. Jurnal Teknik ITS Vol. 1, No. 1 ISSN : 2301-9271.

  • [3]    Disyon. 2008. "Analisa Keandalan Sistem Distribusi dengan Metode RIA (Reliability Index Assessment) Studi Kasus Sistem Distribusi Jawa Timur Penyulang GI Waru" (tugas akhir). Surabaya : Universitas Kristen Petra.

  • [4]    Brown, R. 2009. Electric Power Distribution Reliability. Second Edition. New York : CRC Press Tylor & Francis Group.

  • [5]    PLN (Persero), PT. 1985. SPLN No. 59 : Keandalan pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6 kV. Jakarta : Departemen Pertambangan dan Energi Perusahaan Umun Listrik Negara.

  • [6]    Billinton, R. dan Allan, R. 1996. Reliability Evaluation of Power Systems. Second Edition. New York : Plenum Press.

  • [7]    Partawan, Nyoman. 2014. "Studi Perbandingan Keandalan Sistem Distribusi 20 kV Menggunakan Metode Section Technique dan RNEA pada Penyulang Renon" (tugas akhir). E-Journal SPEKTRUM Vol. 1, No. 1. Denpasar : Universitas Udayana.

  • [8]    Sukerayasa, I Wayan dan Musthopa. 2008. Evaluasi Keandalan Penyulang dengan Metode Reliability Network Equivalent Approach. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro Vol. 7, No. 1. Bali : Universitas Udayana.

  • [9]    Suhadi, dkk. 2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

  • [10]    Doloksaribu, P. 2010. Analisa Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Jurnal Teknik Elektro Univ. Cendrawasih Vol. 1, No. 1 ISSN : 2086-9487.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan pada bagian sebelumnya pada Tugas Akhir ini dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut :

Gusti P. Budi Ari Gandi: Analisa Keandalan Sistem Distribusi…

ISSN 1693 - 2951