Profil Sistem Kelistrikan Bali

I Made Mataram

PROFIL SISTEM KELISTRIKAN BALI PASCA GI PEMECUTAN KELOD

DAN PLTU 780 MW CELUKAN BAWANG BEROPERASI

I Made Mataram

Staff Pengajar Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

Kampus Bukit Jimbaran, Bali, 80361, Tel. 0361 703315

Email: [email protected]

Abstrak

Peningkatan kebutuhan energi listrik di Bali bukan saja akan mengakibatkan penambahan pembangkit listrik tetapi juga berakibat pada penambahan GI baru seperti GI Pemecutan Kelod dan PLTU Celukan Bawang, Pengoperasian pembangkit dan GI ini akan memberikan perubahan pada profil sistem kelistrikan Bali.

Profil sistem kelistrikan 150 kV (tegangan, arus, daya aktif dan reaktif) di Bali setelah beroperasi pembangkit listrik PLTU Celukan Bawang dan GI Pemecutan Kelod akan dibahas pada penelitian ini. Analisis mencakup perhitungan aliran daya untuk sistem yang baru dan dibandingkan dengan sistem yang lama.

Hasil analisis menunjukkan bahwa profil sistem kelistrikan Bali menjadi lebih baik, tegangan masih dalam batas-batas toleransi ± 5%, terjadi penurunan arus dan aliran daya pada seluruh saluran transmisi serta pada tahun 2011 Bali masih mampu mensuplai pertumbuhan beban.

Kata Kunci : Profil sistem kelistrikan, GI Pemecutan Kelod dan PLTU Celukan Bawang.

  • 1    PENDAHULUAN

Energi listrik sangat dibutuhkan dalam era sekarang ini dan sudah merupakan kebutuhan primer. Kebutuhan akan energi listrik berkembang seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat.

Peningkatan kebutuhan energi listrik pada konsumen perlu diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan energi pada produsen yaitu dengan cara penambahan kapasitas pembangkit atau pembangunan pembangkit baru. Selain cara pemenuhan dengan penambahan kapasitas juga dapat dilakukan dengan perluasan atau penambahan GI yang baru.

Kebutuhan listrik pada sistem Bali mengalami peningkatan yang cukup tajam, diperkirakan pertumbuhan sekitar 8-12 % pertahun. Untuk mengantisipasi kenaikan tersebut, maka pengoperasian PLTU Celukan Bawang mutlak dilakukan. Pengoperasian pembangkait baru tidaklah cukup tanpa dibarengi dengan perluasan sistem seperti penambahan GI baru. Pada akhirnya diharapkan mampu mensuplai kenaikan beban listrik yang terjadi di Bali untuk beberapa tahun ke depan.

Penambahan PLTU Celukan Bawang dan GI baru diharapkan akan terjadi perubahan pada profil kelistrikan Bali. Kondisi ini akan membuat perbaikan tegangan pada tiap-tiap gardu induk dan penurunan aliran daya yang mengalir pada saluran transmisi.

  • 2    STUDI PUSTAKA

    • 2.1    Analisa aliran daya

Tujuan analisis aliran daya adalah:

  • a.    Untuk mengetahui tegangan pada tiap-tiap bus yang ada pada sistem. Variasi tegangan yang diperbolehkan adalah ± 5 %.

  • b.    Untuk mengetahui apakah semua peralatan memenuhi batas-batas yang ditentukan untuk menyalurkan daya yang diinginkan.

  • c.    Untuk memperoleh kondisi awal untuk studi-studi seperti studi analisis hubung singkat stabilitas dan pembebanan ekonomis.

  • 2.2    Kuantitas Per-Unit

Dalam sebuah perhitungan tenaga listrik yang mana permasalahan yang sangat kompleks, maka diperlukan kuantitas per-unit dalam mempermudah didalam perhitungan. Dimana untuk perhitungan nantinya disini menggunakan dasar (base) yaitu KV dasar dan daya (MVA) dasar.

Dasar impedansi ditentukan dengan menggunakan persamaan

(Tegangan dasar, KVLL ) ² MVA3φ dasar

(1)


Dengan menggunakan dasar di atas maka perhitungan perunit untuk masing-masing impedansi dapat dilakukan dengan persamaan , impedansi perunit yaitu:

Impedansi sebenarnya, Ω

Impedansi dasar, Ω

………..………(2)


Dengan memasukkan data masing-masing impedansi yang ada pada saluran 150 KV di Bali dalam

besaran ohm (Ω), maka akan didapat impedansi dalam besaran per-unit.

Dengan menggunakan dasar MVA nilai perunit masing-masing beban dan pembangkitan didapat dengan menggunakan persamaan MVA per-unit yaitu:

MVA sebenarnya

MVA dasar ………………………..

Arus per-unit ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:

KVA dasar

-------φ............  (4)

  • 3    x tegangan dasar, KVLL

  • 2.3 Klasifikasi Bus

Setiap bus terdapat 4 (empat) besaran penting yang digunakan di dalam analisis aliran daya, yaitu:

  • 1.    Injeksi netto daya nyata (net real power injected), mempunyai simbul “ P “ dengan satuan Megawatt ( MW ).

  • 2.    Injeksi netto daya semu (net reactive power injected) mempunyai simbol “ Q “ dengan satuan Megavolt Ampere Reactive ( MVAR ).

  • 3.    Magnitude tegangan, mempunyai simbol “ V “ dengan satuan Kilovolt ( KV ).

  • 4.    Sudut phasa tegangan, mempunyai simbol δ dengan satuan radian.

Nomor 1 dan 2 adalah daya yang dibangkitkan oleh generator yang mengalir ke bus, bila bus sendiri mempunyai beban, daya ini adalah selisih daya yang dibangkitkan generator dengan daya pada beban. Bila bus tidak punya generator, maka beban pada bus tersebut dianggap sebagai generator yang membangkitkan daya negatif yang mengalir ke bus tersebut.

Dari 4(empat) parameter, untuk memperoleh penyelesaian aliran daya, pada setiap bus perlu diketahui 2 buah parameter, sehingga tergantung pada parameter yang diketahui. Pada bus-bus yang demikian daya kompleks diberikan oleh :

Si = P+ jQi = (PGi PDi) + j(QGi QDi) ...(5)

dengan,

PGi = Daya aktif yang disuplai oleh generator pada bus i

QGi = Daya reaktif yang disuplai oleh generator pada bus i

PDi = Daya aktif beban pada bus i

QDi = Daya reaktif beban pada bus i

Untuk analisis aliran daya, bus-bus yang digunakan dapat diklasifikasikan dalam 3(tiga) kategori :

  • 1.    Load Bus atau Bus Beban

Biasa disebut bus P.Q, parameter-parameter yang diketahui adalah P dan Q, parameterparameter yang tidak diketahui adalah V dan δ .

  • 2.    Bus Kontrol ( Generator Bus )

Pada bus ini, parameter-parameter yang diketahui adalah P dan V, parameter-parameter yang dihitung adalah Q dan δ .

  • 3.    Bus Referensi ( Slack Bus )

Pada bus ini parameter yang diketahui adalah V dan δ dan (δ biasanya = 0 ). Sedangkan besaran P dan Q ditentukan setelah iterasi selesai. Biasanya slack bus yang digunakan dalam analisa ini jumlahnya hanya satu dan dipilih bus pertama atau terakhir, yang terhubung dengan generator yang berkapasitas paling besar. Konsep slack bus ini diperlukan, karena aliran daya ke dalan sistem pada setiap bus tidak dapat ditentukan sampai seluruh iterasi terselesaikan. Karena bus ini berfungsi sebagai bus refrence, maka sudut fasa tegangan adalah sama dengan 0.

Persamaan umum dari arus yang menuju bus adalah:

n

Ii =Y1V1(6)

j=1

atau dalam bentuk polar dapat dituliskan: n

Ii = (YjV )∠θ,+ δ1 (7)

  • 1    =1

Daya komplek pada bus tersebut adalah,

Pi - Qi = Vi * Ii (8)

Akhirnya diperoleh,

n

Pi - Qi= V∠-δi(YjVj )Θ1 + s,

J=1

...........................................(9)

Dengan memisahkan bagian real dan imajiner didapatkan :

n

P=VVιγjCos(θj+ δj- δl) ...........(10)

J=1

Dan

n

Qi=-VVΛ-sιn(θj+ δj- δ,) .........(11)

j=1

Nilai-nilai P dan Q dapat ditetapkan untuk semua bus kecuali slack bus dan memperkirakan besar dan sudut tegangan pada setiap bus kecuali slack bus yang mana besar dan sudut tegangan telah ditentukan. Nilai perkiraan ini akan digunakan untuk menghitung nilai P dan Q, sehingga didapatkan,

Pi = Pipc - Picalc ........................(12)

^Q   Qspec  Qcalc


(13)


dimana superskrip”spec” berarti yang ditetapkan sedangkan “calc” berarti yang dihitung.

Jika jumlah seluruh bus diberi notasi n, jumlah bus beban diberi notasi nl, jumlah generator bus di beri notasi ng, dan 1 slack bus diberi notasi ns, maka :

n = n, + n + n

lgs

(14)


Pada slack bus nilai magnitude tegangan (V) dan sudut tegangan (δ) adalah tetap, sehingga tidak dilakukan perhitungan pada setiap iterasi. Sedangkan pada generator bus, daya aktif (P) dan magnitude tegangan (V) bernilai tetap. Sehingga hanya daya reaktif yang dihitung. Jumlah persamaan yang diselesaikan pada setiap iterasi adalah:

  • 2    n + n.

g

Matrik Jacobian terdiri dari turunan parsial P dan Q terhadap masing-masing variabel dalam persamaan (10) dan (11). Yang dapat dituliskan sebagai berikut.

' ∆P 1 Γ J1 J 2 Taj

.∆ Q H J 3 J 4 1∆ V.

…………..(15)


Submatrik J1, J2, J3, J4 menunjukkan turunan parsial persamaan (10) dan (11) terhadap δ dan V yang bersesuaian, secara matematis dituliskan sebagai berikut.

iterasi berikutnya. Proses berula(n2g.9) terus sampai diperoleh nilai konvergen yang telah ditentukan.

Perhitungan besar arus saluran transmisi, dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Y'

Ij _ (V - V Y + V ~γ ..............(18)

dengan :

Yij     = admitansi kawat i ke j

  • Y'ij              (2.10)

V = kontribusi arus

i2

Y'ij    = admitansi shunt kawat i ke j

Y'ij

V = kontribusi arus

i2

  • Y'ij    = admitansi shunt kawat i ke j

(2.11)

  • 3. METODOLOGI

Gardu Induk Pesanggaran digunakan sebagai bus generator dan Gardu induk Gilimanuk digunakan sebagai slack, sedangkan dasar yang digunakan untuk daya 100 MVA dan tegangan 150 KV.

Analisis data skunder atau(2.d1a2t)a yang telah dikoreksi dengan perhitungan per unit diolah dengan menggunakan program simulasi EDSA Technical 2000 Service Pack 3.5.

Secara lengkap langkah-langkah perhitungan dapat dilihat pada diagram alir metode Newton-Raphson diberikan dalam gambar 1.

atau,


P

Q.


J1 J2

j3 j4 JLa v


4. HASIL DAN PEMBAHASA(N2.13)


P _ J1δ _


P

∂δ


∆δ


P _ J1V _


Q _ J3δ _


Q _ J4V _


P v


V


…………………(16)


Q ∂δ


∆δ


Q

V


V


Setelah seluruh persamaan diselesaikan, maka nilai koreksi magnitude dan sudut tegangan ditambahkan ke nilai sebelumnya.


Sistem Bali mempunyai jaringan transimisi yang terbentang sepanjang 574.04 Km yang terdiri dari 17 saluran dan 13 gardu induk. Untuk menanggung beban, sistem Bali mempunyai empat buah sumber yaitu Pembangkit di Pesanggaran yang mempunyai kapasitas sebesar 196,3 MW(daya mampu sebesar 154,3 MW), PLTGU Gilimanuk dengan kapasitas pembangkitan 133,8 MW (daya mampu sebesar 130 MW) dan pembangkitan PLTGU Pemaron dengan kapasitas sebesar 97,6 MW (daya mampu sebesar 84 MW). Sumber berupa interkoneksi kabel laut dari Jawa dengan kapasitas sebesar 220 MW (daya mampu sebesar 200 MW).


Beban puncak masing-masing GI setelah dihitung


dengan menggunakan satuan per unit, terlihat pada


Vi (k+1) _ Vf + ∆ Vf δik+1)_ δi +∆δk ...................(17)


tabel 1. Hasil analisis tegangan dan arus kondisi


eksisting terlihat pada tabel 2.


(2.21)


Diagram segaris sistem Bali dapat dilihat pada


Dengan demikian diperoleh nilai magnitude dan sudut tegangan yang baru untuk digunakan pada


gambar 2.

(2.22)



Gambar-1. diagram alir metode Newton-Raphson

Tabel-1. Data per-unit beban puncak (pukul 19.00 Wita) GI pada sistem tenaga listrik Bali

Tabel-2. Hasil Simulasi Tegangan dan Daya Tiap Bus Pada Kondisi Eksisting Tahun 2007

No .

Bus Beban

Beban

P (MW)

Q (MVAR )

Aktif (p.u)

Reakti f (p.u)

1

Gilimanuk

3,6

1,1

0.036

0.011

2

Pemaron

30,2

8,5

0.302

0.085

3

Baturiti

5,1

1,1

0.051

0.011

4

Payangan

15,2

3,1

0.152

0.031

5

Negara

15,1

5,3

0.151

0.053

6

Antosari

7,0

3,3

0.070

0.033

7

Kapal

67,3

19,6

0.673

0.196

8

Gianyar

39,0

12,8

0.390

0.128

9

Amlapura

15,3

3,2

0.153

0.032

10

Sanur

66,5

18,9

0.665

0.189

11

PadangSambian

42,9

15,6

0.429

0.156

12

Pesanggaran

85,5

32,3

0.855

0.323

13

Nusa Dua

51,4

15,6

0.514

0.156

No.

BUS

V (VOLTS)

ANG (DEG)

P (KW)

Q (KVAR)

1

BANYUWNG

150000

0.0

88810

-50968

2

GILIMANU

150000

-0.9

126400

13745

3

PEMARON

150000

-4.2

53800

23763

4

PESANGGR

144513

-8.9

68800

18465

5

BTURTI

148106

-5.6

-5100

-1100

6

AMLAPURA

143745

-9.3

-15300

-3200

7

ANTOSARI

145481

-6.8

-7000

-3300

8

GIANYAR

144089

-9.0

-39000

-12800

9

KAPAL

144772

-8.3

-67300

17660

10

NEGARA

147330

-4.0

-15100

-5300

11

NUSA DUA

144102

-9.3

-51400

7473

12

PAD.SAMB

144264

-8.8

-42900

-15600

13

PAYANGAN

145883

-7.3

-15200

-3100

14

SANUR

144225

-9.1

-66500

4212

Tabel-3. Total Pembangkitan dan Beban pada Kondisi Eksisting (2007)

Uraian

P (MW)

Q (MVAR)

S (MVA)

PF (%)

Slack Bus

88.810

-50.968

102.396

86.73

Generator

368.300

97.873

381.083

96.65

Total Beban

444.100

56.955

447.737

99.19

Total Rugi-rugi

13.012

-10.046

Gambar-2. Diagram segaris sistem Bali


Pada tabel 3 terlihat bahwa di tahun 2007 total pembangkitan sebesar 368,3 MW dan supply daya pada slack bus Banyuwangi sebesar 88,810 MW dan rugi-rugi daya total sebesar 13,012 MW.

Hasil Perhitungan aliran daya pada kondisi eksisting tahun 2007 terlihat pada tabel 4.

Dengan mengetahui besar arus yang mengalir pada saluran transmisi, maka dapat dibandingkan dengan kemampuan hantar arus saluran yang digunakan saat ini. Berdasarkan perhitungan arus pada table 7 dapat diketahui bahwa kemampuan hantar arus (KHA) tiap-tiap saluran masih di atas arus yang mengalir, artinya sistem Bali masih aman jika GI Pamecutan Kelod dan PLTU Celukan bawang beroperasi. Berdasarkan analisis di atas, profil sistem kelistrikan Bali dengan beroperasi GI Pamecutan Kelod dan PLTU Celukan bawang yang diiringi pertumbuhan beban 11 % per tahun akan

menjadi lebih baik dan akan mampu melayani beban yang ada saat itu.

Tabel-4. Hasil perhitungan aliran daya pada kondisi eksisting 2007

No

To

From

P (KW)

Q (KVAR)

1

Kapal

Baturiti

-63050

3019

2

Payangan

Baturiti

-56662

514

3

Gianyar

Amplapura

15327

1050

4

Negara

Antosari

120362

-8870

5

Kapal

Gianyar

68746

1978

6

Sanur

Gianyar

-14105

11030

7

Banyuwangi

Gilimanuk

88810

-50968

8

Negara

Gilimanuk

-135462

3570

9

Antosari

Kapal

111334

-15116

10

Nusa Dua

Kapal

-26886

5791

11

Pesanggaran

Nusa dua

24597

-2303

12

Kapal

P Sambian

51360

653

13

Pesanggaran

P.Sambian

-8273

14232

14

Kapal

Payangan

-41089

2798

15

Baturiti

Pemaron

-127242

516

16

Giliomanuk

Pemaron

76513

-28356

17

Ppesanggaran

Sanur

52476

6540

Tabel-5. Hasil Perhitungan Tegangan dan Daya Tiap Bus pada Tahun 2011 Pasca Beroperasinya PLTU Celukan Bawang.

No.

BUS

V (VOLTS)

ANG (DEG)

P (KW)

Q (KVAR)

1

Celukan B

150000

0.0

352899

-85625

2

Banyuwangi

150000

-4.9

-200000

6179

3

Gilimanuk

150290

-4.6

127406

-44378

4

Pemaron

150250

-4.3

50605

-29137

5

Pesanggaran

149703

-5.3

94941

38962

6

Baturiti

150031

-4.6

-6215

-3853

7

Amlapura

149450

-5.4

-17808

-11041

8

Antosari

149817

-5.1

-7331

-4545

9

Gianyar

149551

-5.3

-41999

-26039

10

Kapal

149671

-5.2

-66681

38483

11

Negara

150045

-4.9

-17667

-10954

12

Nusa Dua

149641

-5.3

-56645

14760

13

P. Sambian

149556

-5.3

-62975

-39044

14

Payangan

149691

-5.0

-25296

-15684

15

Pemecutan

149602

-5.3

-40293

-24982

16

Sanur

149623

-5.3

-73502

4303

5. SIMPULAN

Dari pembahasan pasca GI Pamecutan Kelod dan PLTU Celukan Bawang beroperasi, maka sistem bali yang dibahas dapat disimpulkan antara lain:

  • 1.    Pada kondisi eksisting tahun 2007, kondisi tegangan tidak ada yang melebihi batas ± 5%

dari batas tegangan nominalnya dan arus di setiap saluran tidak ada yang melebihi KHA penghantar.

  • 2.    Pasca beroperasi GI Pemecutan Kelod, kondisi tegangan semakin baik, arus yang mengalir di saluran tidak ada yang melebihi KHA penghantarnya, dan rugi-rugi daya menurun 3,1% dari kondisi sebelum GI Pemecutan Kelod beroperasi.

  • 3.    Pasca PLTU Celukan Bawang beroperasi tahun 2011, tegangan di setiap bus masih dalam batas-batas yang diijinkan, yaitu ± 5% dari tegangan nominalnya. Arus yang mengalir di saluran tidak ada yang melebihi KHA penghantarnya, dan total rugi-rugi daya sebesar 9,441 MW. Pada kondisi ini, sistem kelistrikan Bali akan mampu menyuplai beban secara mandiri.

  • 6.    SARAN
  • 1.    Guna mengantisipasi peningkatan beban di Gardu Induk Pemecutan Kelod, perlu dilakukan up rating penghantar pada saluran transmisi Kapal-Nusa Dua, sehingga penghantar tidak mengalami beban lebih.

  • 2.    Perlu dilakukan analisa aliran daya jika kapasitas saluran transmisi yang menuju PLTU Celukan Bawang dilakukan up-rating, sehingga diketahui besar tegangan, daya aktif dan reaktif serta rugi-rugi daya akan dapat ditekan.

  • 7.    DAFTAR PUSTAKA
  • [1]    Grainger, John J. and Stevenson, William D, Jr .1994, Power System Analysis, Singapore : McGraw-Hill.inc.

  • [2]    Glover, J.Duncan, Sarma, Malukutla S., 2002, Power System Analysis and Design, Brooks/cole Thomson Learning.

  • [3]    G. W. Stagg and A.H. El-Abiad, 1986, Computer Method in Power Systems Analysis, McGraw Hill Publications,

  • [4]    Hadi Saadat, 1999, Power System Analysis, Milwaukee School of Engineering.

  • [5]    Hutauruk, T.S., 1990, Transmisi Daya Listrik, Jakarta : PT Erlangga.

  • [6]    Hutauruk, T.S., 1983, Analisa Sistem Tenaga Listrik, Jurusan Elektroteknik Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung.

  • [7]    Saadat, Hadi, 1999. Power System Analysis. Singapore : McGraw-Hill.inc.

  • [8]    Stevenson, William D, Jr., 1994, Analisa Sistem Tenaga, Jakarta : PT Erlangga.

Teknologi Elektro

3 6

Vol. 9 No.1 Januari – Juni 2010