Efisiensi Energi Jaringan …

Linawati, dkk

EFISIENSI ENERGI JARINGAN HOMOGENEOUS WCDMA/3G PADA LINGKUNGAN OUTDOOR

Linawati, Ngurah Indra ER., I G. P. Agus Aries Pratama

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

Kampus Bukit Jimbaran, Bali, 80361

Email: lina1wati@gmail.com

Abstract

Telecommunication technology and applications have developed fast recently. Hence this development will take energy consumption significantly. Many studies have been done on energy efficiency on cellular network. The studies are more focused on energy usage of the base station, as the base station is the component of cellular station which takes the most energy consumption. Therefore this study analyzes energy efficiency on homogeneous network of WCDMA/3G for outdoor environment. Energy consumption of three macro base stations is compared with energy consumption of 12 micro base stations. This comparison analysis has been conducted on the same Area Spectral Efficiency (ASE). The results show that the macro base stations are more efficient for energy usage than the micro base stations. However based on ASE requirements, the micro base stations are more efficient than the macro base stations on both busy hours and non-busy hour.

Keywords : WCDMA, base station, energy efficiency, area spectral efficiency

Abstrak

Sektor telekomunikasi yang terus mengalami peningkatan, turut pula meningkatkan konsumsi energi. Banyak penelitian tentang efisiensi energi pada jaringan seluler lebih terfokus pada sisi base station (BS) karena merupakan penyumbang konsumsi energi terbesar pada jaringan seluler.Dalam penelitianini, analisis efisiensi energi dilakukan dengan membandingkan konsumsi energi 3 macro BS dan 12 microBS pada jaringan homogeneous WCDMA/3G pada lingkungan outdoor. Perbandingan konsumsi energi macro BS dan micro BS dilakukan pada luas area pelayanan yang sama dan sesuai dengan kebutuhan Area Spectral Efficiency (ASE). Analisis menunjukkan penggunaan 3 macro BS lebih efisien dalam konsumsi energi pada luas area pelayanan yang sama dibandingkan dengan 12 micro BS. Sedangkan pada analisis konsumsi energi sesuai dengan kebutuhan ASE, penggunaan 12 micro BS lebih efisien dibandingkan dengan 3 macro BS baik kondisi busy hour maupun non busy hour.

Kata Kunci : WCDMA, base station, efisiensienergi, area spectral efficiency

  • 1.    PENDAHULUAN

Sektor telekomunikasi terutama jaringan seluler akan terus berkembang, apalagi dengan adanya teknologi baru seperti 3G dan LTE yang muncul ke pasar. Saat ini, sektor telekomunikasi mengonsumsi sekitar 1% sampai dengan 2% dari total konsumsi energi dunia dan menyumbang sekitar 1% dari emisi Carbon Dioxide (CO2) dunia dan akan terus meningkat dimasa depan [1]. Pada jaringan seluler mobile, BS merupakan penyumbang konsumsi energi terbesar dari total konsumsi energi yang diperlukan yaitu sekitar 57% [2].

Efisiensi energi pada BS menjadi pertimbangan utama dalam merancang jaringan seluler. Sebagian usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi konsumsi energi / power consumption difokuskan pada sisi hardware (perangkat keras), manufacture (pembuatan), deployment (peletakan), dan juga pada proses pengoperasian BS. BS generasi selanjutnya bahkan telah melangkah hingga menggunakan power amplifier (penguat daya) yang lebih efisien dan sumber daya alam yang lebih ramah lingkungan

(Green Energy) seperti solar panel pada bagian cooling (pendingin) [3].

Analisis tentang efisiensi energi untuk WCDMA/3G pada jaringan homogeneous dan heterogeneous di lingkungan indoor telah dilakukan dimana penggunaan microBS pada kasus homogeneous dan penambahan picoBS untuk macro BS pada kasus heterogeneous lebih efisien dalam penggunaan energi pada kondisi tertentu [4].

Dalam penelitian ini, dilakukan analisis mengenai konsumsi daya pada lingkungan outdoor WCDMA/ 3G celluler network dengan meninjau luas area dan kebutuhan ASE pada kasus infrastruktur homogeneous.

  • 2.    KAJIAN PUSTAKA

    • 2.1    Jaringan Homogeneous Seluler

Jaringan homogeneous seluler merupakan jaringan seluler dengan menggunakan satu jenis akses node saja yaitu semuanya macrocell atau

semuanya microcell seperti diperlihatkan pada gambar 1.

Gambar 1. Contoh Jaringan Homogeneous

  • 2.2    Model Jaringan Seluler

Dalam melakukan simulasi, model jaringan seluler dengan bentuk heksagonal digunakan, dimana panjang sisi adalah R, Intersite Distance (ISD) adalah ZJ = √ 3 Λ, dan luas area heksagonal adalah Ac = 3√3∕2K2. ISD adalah jarak antara base station terdekat seperti ditampilkan pada gambar 2.

Gambar 2. Intersite Distance (D), panjang sisi (R), dan luas area heksagonal (Ac)

  • 2.3    Model Propagasi

Model propagasi atau pathloss modelmerupakan cara untuk memprediksi daya sinyal rata-rata. Pada penelitian ini menggunakan pathloss model NLOS 3GPP sebagaiberikut.

  • 2.4    Total Pathloss

Total pathloss diperlukan untuk menentukan loss propagasi maksimum yang terjadi, dengan memperhitungkan link budget pada BS dan Mobile Station (MS), dilihat dari arah downlink dan arah uplink. Total pathloss arah downlink dinyatakan sebagai:

BLul = Lul-Tfi — Pm - Bodya - Buildinga ..(2) dengan

L∙dl = 1xbs + ^bs + ^ms ~ ⅛5 ~ (V Lbs +JLbs +

T            )

XFilrar lx>ss BS∙,

……………………………………(3)

Sedangkan total pathloss arah uplink dinyatakan sebagai:

BLul = Lul-Tf1 — Pm-B °dyA —Buildmgji .(4) dengan

Lul- ^xMS + (,MS + ^bs + VGbs — Sbs(DLus + I lbs)

…..……………………………………….. (5)

Dengan:

B Lul    = Total Pathloss Downlink

B Lul    = Total Pathloss Uplink

Lol     = Product PathlossDownlink

L UL     = Product PathlossUplink

lxMS    = Transmited Power MS

lxBS     = Transmited Power BS

gMS    = Gain Antena MS

gBS     = Gain Antena BS

VGbs = Diversity Gain BS iiBS      = Receiver Sensitivity BS

iiMS      = Receiver sensitivity MS

VLbs    = Duplexer Loss BS

IlBS    = Jumper Loss BS

ZFl      = Total Feeder Loss

^m      = Fade Margin

β°dyA   = Body Attenuation

BuildingA= Building Attenuation

= Transmitted Filter Loss BS

PL = 161.04 - 7.1 * IoglO(IV) + 7.5 * IoglO(Jl) (14.37 - 3.7 « (^ * 2) * lθβlO⅛BS) +

143.42 - 3.1 * !ogiu(ΛSΛ) * (JogUXd) - 3) + 20 * '.oglO(fc) - (3.2 » (fofilO(ll,75.WD)2 -4.97;


………..………….................................................... (1)


Dengan:

PL =pathloss(dB)

d =jarak dalam meter (10-5000m)

W =lebar jalan (5-50m)

h =tinggi rata-rata bangunan (5-50m)

hBS =tinggi BS (10-150m)

hUT =tinggi User Terminal (1-10m)

fc =Frekuensi (2-6GHz)


2.5 Area Power Consumption (APC)

APC didefinisikan sebagai konsumsi daya rata -rata per sel dibagi dengan luas sel dan diukur dalam satuan watts per kilometer persegi (W/Km2). APC dapat dinyatakan secara matematis sebagai:

APG = PCell/ACell  ……………..….………. (6)

dengan

Pcell adalah konsumsi daya rata-rata (Watt)

Acell adalah area cell (Km2)

Nilai Pcell didapat dari perumusan power model, baik power model untuk macro maupun micro BS.


  • 2.6    Spectral Efficiency

Spectral efficiency adalah penggunaan spektrum yang dioptimalkan sehingga jumlah maksimum informasi dapat ditransmisikan dalam bandwidth yang diberikan sebagai fungsi dari signal to noise ratio yang tersedia.Spectral efficiency didapatkan berdasarkan teori kapasitas Shannon, yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Spectral Ef f iciency = log2 (1 + ^)…………. (7)

Dimana S/N merupakan signal to noise ratio dalam Watt.

  • 2.7    Area Spectral Efficiency (ASE)

ASE dapat didefinisikan sebagai mean dari rate yang didapat dalam sebuah jaringan per satuan bandwidth per satuan area. ase diukur dalam satuan bits per second per hertz per kilometer persegi (bits/s/hz/km2). Secara matematis, ASE dapat dinyatakan sebagai berikut.

  • 5 = G⅛) *i'ls^j = ^iA s θf = x)'dx .. (8)

Dimana S (X = x) adalah ASE dari user x dan Acell adalah Area atau luas dari sel. E[S(X)] menunjukkan bahwa rata-rata dari Spectral Efficiency yang digunakan.

  • 2.8    Macro Base Station Power Model

Power model untuk macro BS adalah sebagai berikut.

Emacro= Amacro* Etx +Emacrc…………. (9)

Koefisien Amacro didapat dengan memperhitungkan efisiensi dari amplifier dan loss yang disebabkan oleh feeders dan cooling dari BS. Koefisien Bmacro didapat berdasarkan average power yang ditransmisikan dan model power yang dikonsumsi dalam signal processing, battery backup dan juga cooling pada BS. kedua koefisien ini bernilai konstan pada macro BS. Nilai Ptx didapatkan melalui perhitungan total path loss.

  • 2.9    Micro Base Station Power Model

Power model untuk micro BS adalah sebagai berikut.

EMicro = L* (Amicro * Etx + Bmicra)...….. (10)

Koefisien Amicro, dan Bmicro memiliki persamaan dengan Amacro dan Bmacropada macro BS. Sedangkan parameter L merupakan tingkat aktivitas dari BS. Dalam kondisi dengan trafik yang tinggi, L akan mendekati 1 sedangkan pada kondisi trafik rendah, L akan mendekati 0. L adalah Load atau beban yang dilayani oleh perangkat.

  • 3.    METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini akan dibandingkan konsumsi daya antara dua sistem yaitu sistem dengan macro BS dan sistem dengan microBS pada teknologi WCDMA/3G. Konsumsi daya yang diamati adalah konsumsi daya dari sisi BS. Gambar 3 memperlihatkan langkah – langkap penelitian ini.

Analisis

Konsumsi Energi pada Luas Area yang Sama

Analisis Konsumsi Energi Berdasarkan Kebutuhan Area

Spectral Efficiency

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian

  • 3.1    Konsumsi Energi BS pada Luas Area Pelayanan yang Sama

Pada bagian ini, melalui langkah penelitian seperti pada gambar 4, akan diamati konsumsi daya sistem dengan 3 macro BS dan sistem dengan 12 micro BS pada luas area pelayanan yang sama.

Gambar 4. Diagram Analisis Konsumsi Energi pada Luas Area Pelayanan yang Sama

Luas area yang digunakan merupakan luas area heksagonal dari macro BS berdasarkan jangkauan terjauh atau maksimal. Jangkauan sel maksimal yang digunakan adalah jangkauan yang dapat diterima dari kedua sisi uplink dan downlink macroBS. Mencari luas area macroBS akan dilakukan dengan perhitungan total pathloss dan perhitungan jari-jari sel melalui perumusan model propagasi. Setelah itu, akan dicari pula luas area setiap microBS berdasarkan luas area macroBS.

Konsumsi daya diketahui melalui perumusan power model dimana diperlukan nilai transmitted power yang didapat dari perhitungan link budget dan model propagasi. Konsumsi daya dilihat dari sisi BS sehingga dilakukan analisis berdasarkan link budget arah downlink. Dalam skenario ini, load yang terjadi pada BS sama dengan 1.

  • 3.2    Konsumsi Energi BS Berdasarkan

    Kebutuhan ASE

Pada bagian ini seperti ditampilkan pada gambar 5, konsumsi energi dilihat dari jarak ISD optimal peletakan BS berdasarkan kebutuhan ASE melalui simulasi.

Mulai

Analisis teoritis Spectral Efficiency dan Kapasitas WCDMA terhadap jumlah user

Instalasi Matlab dan penambahan RUNE Toolbox

I                  ----

Memasukan Parameter WCDMA, Non Busy Hour dan Busy Hour pada RUNE Toolbox

Setting parameter 3 Macro BS: Pathloss dan Power Model untuk Macrocell

Setting parameter 12 Micro BS1 Pathloss dan Power Model untuk Microcell

___________i___________

______________I______________

Simulasi ASE pada

Simulasi ASE pada

Kondisi Non Busy Hour

Kondisi Non Busy Hour

_________t_________

__________t__________

Simulasi ASE pada

Simulasi ASE pada

Kondisi Busy^ Hour

Kondisi Busy Hour

i

___________t___________

Simulasi Area Power

Simulasi Area Power

Consumption

Consumption

Analisis Konsumsi Energi sesuai dengan Kebutuhan Area Spectral Efficiency (ASE)

♦    ~

Selesai

Gambar 5. Diagram Analisis Konsumsi Energi Berdasarkan Kebutuhan ASE

Jarak ISD optimal adalah jarak ISD dimana target kebutuhan ASE terpenuhi dan tidak melebihi jarak ISD dimana APC bernilai minimal. Konsumsi

daya penggunaansistem 3 macroBS dan 12 micro BS akan dibandingkan pada 2 kondisi user, yaitu non busy hour dan busy hour. Pada kondisi non busy hour jumlah active user adalah 50 user, sedangkan pada busy hour adalah 150 user. Load penggunaan BS pada non busy hour adalah 0,25 dan busy hour adalah 0,5. Target ASE akan menyesuaikan dengan hasil simulasi.

  • 4.    HASIL DAN PEMBAHASAN

    • 4.1    Konsumsi Energi BS Pada Luas Area yang Sama

Pada skenario ini, jangkauan terjauh ditentukan oleh parameter macro BS yang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Parameter Macro BS [4][5]

Parameter

Unit

Uplink

Downlink

Frequency

Mhz

1980

2100

Ms Tx Power

dBm

30

-

Ms Rx sensitivity

dBm

-

-102

Ms Antenna Gain

dBi

2

2

Ms Height

m

1,5

1,5

Bs Tx Power

dBm

-

38

Bs Rx Sensitivity

dBm

-104

-

Bs Antenna Gain

dBi

15

15

Bs Antenna Height

m

30

30

Bs diversity Gain

dB

2,4

-

Bs duplexer loss

dB

0,7

0,7

Bs jumper loss

dB

0,8

0,8

Bs Tx Filter Loss

dB

-

2

Product path loss

dB

151,9

153,5

Feeder loss per m

dB/m

0,0636

0,0636

Total feeder loss

dB

1,908

1,908

Fade Margin

dB

5,5

5,5

Body attenuation

dB

2

2

Building attenuation

dB

10

10

Sehingga didapatkan total pathloss uplink sebesar132,492 dB dan downlink sebesar 134,092 dB. Sedangkan jari-jari macro BS arah uplink adalah 1030,9m dan downlink adalah 1102,4m.

Jarak terjauh yang digunakan adalah jarak yang dapat dijangkau oleh kedua sisi, uplink dan downlink. Maka jarak atau jangkauan terjauh yang digunakan adalah 1030,9m. Dari jangkauan terjauh yang digunakan maka dapat diketahui ISD dan luas (Ac) dari 3 macro BS adalah sebagai berikut.

ISD = √3 * d = 1785,5 m = 1,785 km

* dJ * 3 = 8,2/8 km2

Dengan mengetahui luas area 3 macro BS maka didapatkan luas area per BS(Ac), radius (d) dan ISD masing-masing untuk penggunaan 12 micro BS adalah sebagai berikut.

Luas'3MacroceU 8,2/8 Jcm2          ,

Ac = -----—-----= --—--= 0,690 km2

0,515 km = 515 m

ISU =∖3*d= 892 m = 0,892 km

Dengan mengetahui jangkauan terjauh dari BS, maka konsumsi daya BS dapat ditemukan dengan menggunakan perumusan power model.

Parameter Amacro, Bmacro, Amicro dan Bmicro yang digunakan pada power model dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Parameter Power Model [4]

BS type

A

B

Macro BS

22,6

412,4

Micro BS

7,84

71,5

Sehingga dari parameter tersebut dapat diketahui konsumsi daya 3 macro BS adalah sebagai berikut

Pathloss = 161,04 – 7,1* log10 (10) + 7,5 * log10 (10) – (24,37 -3,7 * ^30^ 2) log10 (30) + (43,42 -3,1 * log10 (30)) (log10 (1030,9) -3) + 20 * log10 (2,1) – (3,2 *(log10 (11,75*1.5))2 – 4,97)

= 161,04 – 7,1 + 7,5 – 35,39 + (38,8 *(log10 (1030,9) -3)) + 6,4 - 0,0009

= 161,04 – 7,1 + 7,5 – 35,39 + 0,513 + 6,4 – 0,0009 = 132,962 dB

PL =132,962 + 1,908 + 5,5 + 2 + 10 = 152,37 dB

1xBS =152,37 – (15+2) + (-102) +(0,7+ 0,8+ 2) = 36,87 dBm= 4,864 W

Pmacra = 22,6 * 4,864 + 412,4 = 522,3264 Watt

Ptotal = 522,3264 * 3 = 1.566,97 W

Konsumsi daya untuk 3 macro BS adalah sebesar 1,567 KW dengan konsumsi daya per-BSadalah sebesar 522,3264 Watt.

Sedangkan untuk mencari konsumsi daya microBS, menggunakan parameter pada tabel 3.

Tabel 3. Parameter untuk Mencari Konsumsi Daya Micro BS[4][5]

Parameter

Unit

Micro BS

Frequency

GHz

2,1

Ms Rx sensitivity

dBm

-102

Ms Antenna Gain

dBi

2

Ms Height

m

1,5

Bs Antenna Gain

dBi

6

Bs Antenna Height

m

15

Bs duplexer loss

dB

0,7

Bs jumper loss

dB

0,8

Bs Tx Filter Loss

dB

2

feeder loss per m

dB/m

0,0636

Total feeder loss

dB

0,954

Fade Margin

dB

5,5

Body attenuation

dB

2

Building attenuation

dB

10

Average Building Height

m

10

Street Width

m

10

Sehingga dari parameter tersebut dapat diketahui konsumsi daya 12micro BS adalah sebagai berikut

Pathloss =161,04 – 7,1* log10 (10) + 7,5 * log10 (10) – (24,37 -3,7 * § 2) log10 (15) + (43,42 -3,1 * log10 (15)) (log10 (515) -3) + 20 * log10 (2,1) – (3,2 *(log10 (11,75 1,5))2– 4,97)

= 161,04 – 7,1 + 7,5 – 26,7273 + (39,77 *(log10 (515) -3)) + 6,4 – 0,0009

= 161,04 – 7,1 + 7,5 – 26,7273 – 11,3372 + 6,4 – 0,0009

= 129,77 dB

PL = 129,77 + 0,954 + 5,5 + 2 + 10

= 148,224 dB

,xBS = 148,224 – (6 + 2) + (-102) +(0,7 + 0,8 + 2) = 41,724 dBm = 14,873 Watt

Pmicro = 1* (7,84 * 14,873 + 71,5) = 188,1 Watt

Ptotal = 188,1 * 12 = 2257,2 W = 2,257 KWatt

Konsumsi daya untuk 12 micro BSadalah sebesar 2,257 KWatt dengan konsumsi daya per-BSadalah sebesar 188,1 Watt.

Dari seluruh hasil, dapat dijabarkan ada tabel 4.

Tabel 4. Konsumsi Energi pada Luas Area yang Sama

Base Station

Jangkauan maksimal per-BS (m)

Transmitted

Power per-BS

Konsu msi Daya per-BS (Watt)

Total Konsum si Daya (KWatt)

dBm

Watt

3 Macro

1030,9

36,87

4,864

522,32

1,567

12 Micro

515

41,72 4

14,873

188,1

2,257

Dapat diketahui bahwa konsumsi daya per-BSpada micro BS lebih rendah dibandingkan konsumsi daya per-BSpada macro BS. Namun konsumsi daya total untuk penggunaan 3 macro BSuntuk menjangkau luas area yang sama lebih efisien dengan persentase sebesar 30,57%, dibandingkan penggunaan 12 micro BSpada kondisi beban atau penggunaan energy maksimal (load=1).

  • 4.2    Konsumsi Energi BS Berdasarkan

    Kebutuhan Area Spectral Efficiency

Konsumsi energi penggunaan 3 macro BS dan 12 micro BS didapatkan melalui simulasi dimana ISD maksimal untk macro BS adalah 1785m dan micro BS adalah 892m sesuai dengan hasil pada perhitungan konsumsi energi pada luas area yang sama. Sehingga didapatkan hasil simulasi ASE yang dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Area Spectral Efficiency vs Intersite Distance berbagai kondisi

Dapat diketahui bahwa, ISD mempengaruhi ASE. Semakin dekat ISD, semakin tinggi pula ASE yang diperoleh. Sedangkan hasil simulasi APC dapat dilihat pada gambar 7.

Dapat dilihat bahwa, ISD mempengaruhi APC dari BS. Semakin jauh ISD, semakin baik pula APC. APC pada load 0,25 lebih baik dibandingkan dengan APC pada load 0,5.

Gambar 7. Area Power Consumption vs Intersite Distance

Dari hasil simulasi dapat diketahui target ASE yang memungkinkan adalah 3-12 bits/s/Hz/Km2. Sehingga dapat diketahui konsumsi daya pada kondisi non busy houryang dijabarkan pada tabel 5.

Dari hasil tersebut, dapat diketahui penggunaan micro BS lebih baik dibandingkan dengan macro BS di setiap kebutuhan ASE. Dengan % efisiensi micro BS terhadap macro BS dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 5. Konsumsi daya pada target ASE3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12bits/s/Hz/km2non busy hour

TargetASE (bits/s/Hz/k m2)

Tipe Deploy ment

ISD Optimal dimana ASE Tercapai (m)

APC pada jarak optimal ISD (KWatts/Km2)

3

Macro

800

2,259

Micro

755

0,6741

4

Macro

703

2,912

Micro

663

0,7488

5

Macro

636

3,549

Micro

592

0,8549

6

Macro

572

4,380

Micro

530

1,001

7

Macro

536

4,985

Micro

492

1,126

8

Macro

501

5,703

Micro

463

1,247

9

Macro

469

6,504

Micro

435

1,389

10

Macro

449

7,095

Micro

411

1,538

11

Macro

430

7,735

Micro

389

1,701

12

Macro

410

8,506

Micro

368

1,887

Tabel 6. Efisiensi energi micro BS terhadap macro BS pada non busy hour

ASE (bits/s/Hz/km2)

Persentase Efisiensi (%)

3

70,15

4

74,28

5

75,91

6

77,15

7

77,41

8

78,13

9

78,64

10

78,32

11

78

12

78,81

Dari hasil persentase, dapat diketahui secara umum bahwa semakin tinggi kebutuhan ASE semakin efisien penggunaan micro BS dibandingkan penggunaan macro BS. Konsumsi daya pada kondisi busy hour dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Konsumsi energi pada target ASE3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12bits/s/Hz/km2busy hour

TargetASE (bits/s/Hz/k m2)

Tipe Deploym ent

ISD Optimal dimana ASE Tercapai (m)

APC pada jarak optimal ISD (KWatts/Km2)

3

Macro

800

2,259

Micro

721

1,390

4

Macro

692

3,004

Micro

623

1,604

5

Macro

619

3,745

Micro

560

1,845

6

Macro

578

4,291

Micro

511

2,119

7

Macro

532

5,060

Micro

474

2,396

8

Macro

491

5,936

Micro

440

2,801

9

Macro

469

6,504

Micro

410

3,090

10

Macro

448

7,127

Micro

391

3,371

11

Macro

429

7,771

Micro

372

3,698

12

Macro

410

8,506

Micro

359

3,954

Dari hasil tersebut, dapat diketahui penggunaan micro BS lebih baik dibandingkan dengan macro BS di setiap kebutuhan ASE. Persentase efisiensi micro BS terhadap macro BSdapat dijabarkan dalam tabel 8.

Tabel 8. Efisiensi energi micro BSterhadap macro BS pada busy hour

ASE (bits/s/Hz/km2)

Persentase Efisiensi (%)

3

38,47

4

46,6

5

50,73

6

50,61

7

52,64

8

52,81

9

52,49

10

52,7

11

52,41

12

53,51

Tersedia:                         http://kth.diva-

portal.org/smash/get/diva2:506601/FULLTEXT

01.pdf. Diaksespada8 Agustus 2013.

  • [5]    Sukrama, I Made. Perencanaan Coverage Sistem GSM dan UMTS Telkomsel Wilayah Kuta Selatan. TugasAkhir. Teknik Elektro Universitas Udayana. 2012

Dari hasil persentase, dapat diketahui secara umum bahwa semakin tinggi kebutuhan ASE semakin efisien penggunaan micro BS dibandingkan penggunaan macro BS.

  • 4.    SIMPULAN

Dari hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

  • 1.    Konsumsi energi 3 macro BS lebih baik dibandingkan dengan penggunaan 12 micro BS untuk menjangkau luas area yang sama tanpa melihat kondisi user dengan tingkat efisiensi sebesar 30,57%

  • 2.    Konsumsi energi pada 12 micro BS lebih efisien dibandingkan dengan konsumsi energi 3 macro BS untuk kondisi busy hour maupun non busy hour sesuai dengan kebutuhan ASE. Semakin besar target kebutuhan ASE semakin baik konsumsi energi untuk penggunaan 12 micro BS.

  • 5.    DAFTAR PUSTAKA

  • [1]    Paul Misar.Wireless LTE Development: How It is Changing Cell Site Energy and Infrastructure Design.White Paper dari Experts in Business Critical Continuity.2011.

  • [2]    Han, C., T. Harrold, S. Armour, I. Krikidis and S. Videv.. Green radio: Radio techniques to enable energy-efficient wireless networks. IEEE Commun. Magazine, 49: 46-54. 2011.

  • [3]    Oh, E., B. Krishnamachari, X. Liu and Z. Niu. Toward Dynamic Energy-Efficient Operation of Cellular Network Infrastructure.IEEE Commun. Magazine, 49: 56-61. 2011.

  • [4]    Aslam. Energy Efficient Analysis for WCDMA/3G Homogeneous and Heterogeneous Deployments in Indoor Environment. 2012

Teknologi Elektro

7

Vol. 12 No. 1 Januari – Juni 2013