JNATIA Volume 2, Nomor 2, Februari 2024                             p-ISSN: 2986-3929

Jurnal Nasional Teknologi Informasi dan Aplikasinya

Image Restoration Menggunakan Metode Lucy Richardson pada Citra Digital

Sammaditthi Gotamaa1, I Wayan Santiyasaa2,

aProgram Studi Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Udayana, Bali

Jln. Raya Kampus UNUD, Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, 08261, Bali, Indonesia 1sammaditthigotama@yahool.com

2 santiyasa@unud.ac.id (Corresponding Author)

Abstract

This journal discusses the use of the Lucy-Richardson method for image restoration on digital images. Digital images are often affected by noise or blur, which can cause the image to be too contrasted, out of focus, less sharp, and so on. Therefore, digital image processing technology is very important to improve image quality. Image restoration is one of the digital image processing techniques used to improve images that are affected by noise or blur. The Lucy-Richardson method is one of the methods that can be used to perform image restoration on digital images. In this journal, we will discuss the basic theory of the Lucy-Richardson method, the implementation of the Lucy-Richardson method on digital images, and the evaluation of the results of using the Lucy-Richardson method on digital images. The purpose of this journal is to provide a better understanding of the use of the Lucy-Richardson method for image restoration on digital images.

Keywords: Image restoration, Lucy-Richardson method, Digital Imaga, Noise

  • 1.    Pendahuluan

Restorasi Citra adalah suatu operasi pengondisian supaya gambar yang akan digunakan benar-benar memberikan informasi yang akurat secara geometris dan radiometris. Ini dilakukan untuk merekonstruksi atau mengembalikan gambar yang telah terdegradasi dengan menggunakan pemahaman tentang fenomena degradasi. Seperti yang diketahui, alat optik digital seperti kamera terkadang memiliki keterbatasan dalam menangkap gambar, yang menyebabkan gambar yang dihasilkan kabur atau suara, yang dalam dunia pemrosesan sinyal disebut sebagai suara. Keterbatasan ini dapat disebabkan oleh perangkat atau manusia. Oleh karena itu, restorasi citra sangat penting.[1].

Restoration Image bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kerusakan gambar. Tujuannya hampir sama dengan operasi perbaikan gambar, tetapi penyebab kerusakan gambar sudah diketahui. Metode Lucy-Richardson untuk restorasi gambar digunakan untuk memperbaiki gambar tersebut, dan metode ini dapat menyelesaikan masalah di atas.

Pengolahan citra digital adalah proses pengolahan gambar atau citra yang dilakukan secara digital. Citra digital tersusun dari titik-titik yang disebut dengan piksel. Dalam citra digital, kita juga mengenal istilah resolusi citra yang berarti jumlah piksel yang terdapat pada citra. Pengolahan citra digital sangat penting dalam berbagai bidang, seperti bidang medis, fotografi, dan industri. Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam pengolahan citra digital adalah adanya noise atau derau pada citra. Noise dapat menyebabkan citra menjadi terlalu kontras, objek gambar tidak fokus, kurang tajam, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, teknik image restoration sangat penting untuk memperbaiki citra yang terkena noise atau blur.[3]

Metode Lucy-Richardson telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam bidang medis, fotografi, dan industri. Metode ini didasarkan pada konsep dekonvolusi, yaitu proses memperbaiki gambar yang terkena blur atau noise dengan menghilangkan efek blur.

atau noise tersebut. Metode ini juga f Fll-I1SF     dapat digunakan untuk melakukan restorasi

gambar pada gambar digital.

Dalam jurnal ini, kami akan membahas penggunaan metode Lucy-Richardson pada citra digital untuk melakukan image restoration. Kami akan membahas teori dasar dari metode Lucy-Richardson, implementasi metode Lucy-Richardson pada citra digital, dan evaluasi hasil dari penggunaan metode Lucy-Richardson pada citra digital. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan metode Lucy-Richardson untuk image restoration pada citra digital, sehingga dapat membantu dalam pengolahan citra digital yang lebih baik dan akurat.

  • 2.    Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah sebagai berikut:

  • 2.1   Pengolahan Citra

Pengolahan citra digital (Digital Image Processing) merupakan disiplin ilmu yang mengkaji teknik pengolahan citra. Gambar yang dimaksud disini adalah gambar diam (photo) atau gambar bergerak (dihasilkan dari webcam). Sedangkan digital disini menunjukkan bahwa pengolahan gambar dilakukan secara digital dengan menggunakan komputer. Secara matematis, gambar adalah fungsi kontinu dengan intensitas cahaya dalam bidang dua dimensi. Agar dapat diproses oleh komputer digital, sebuah citra harus diberikan secara numerik dengan bilangan diskrit. Representasi fungsi kontinu menjadi nilai diskrit disebut digitasi gambar. Citra digital dapat direpresentasikan sebagai matriks dua dimensi f(x,y) yang terdiri dari M kolom dan N baris, di mana perpotongan antara kolom dan baris disebut pikse[1]l.

  • 2.2    Image Restoration

Restorasi citra merupakan langkah untuk mendapatkan citra yang lebih jelas dari citra yang rusak dengan hanya mengetahui beberapa elemen degradasi dari citra tersebut. pemulihan gambar berbeda dengan peningkatan gambar, tetapi keduanya berusaha untuk meningkatkan kualitas gambar. Peningkatan citra lebih berkaitan dengan ketajaman aspek-aspek tertentu pada citra, sedangkan restorasi citra memanfaatkan pengetahuan tentang proses degradasi untuk memulihkan citra aslinya[2]

  • 2.3    Metode Lucy-Rihardson

Metode Lucy-Richardson (L-R), umumnya dikenal sebagai dekonvolusi Lucy-Richardson, ditemukan secara terpisah oleh Richardson (1972) dan Lucy (1974). Pendekatan ini efektif jika kita mengetahui PSF tetapi tidak tahu apa-apa tentang noise tambahan pada gambar. Pendekatan ini awalnya digunakan untuk memperbaiki foto astronomi, sebelum akhirnya digunakan secara luas untuk mengembalikan gambar yang buram. Pendekatan ini memaksimalkan kemungkinan (kemungkinan tertinggi) bahwa sebuah gambar ketika dipelintir dengan hasil PSF adalah sebuah contoh dari gambar yang buram, asalkan noise tersebar dengan distribusi Poison.


(1)

Dengan x adalah peubah acak dan a adalah konstanta. Esensi dari iterasi adalah sebagaiberikut: estimasi ke-(n +1) dari citra restorasi adalah estimasi ke-n citra restorasi dikali dengan citra koreksi. Persamaan iterasinya adalah:

(2)


/n+1 = /n (----^---) . reflect (PSF)

yang dalam hal ini, operator menyatakan konvolusi, f ̂ = f ̂ (x,y) menyatakan estimasi citra restorasi, g = g(x, y) menyatakan citra masukan (yang mengalami degradasi), reflect(PSF) menyatakan pencerminan PSF, yaitu Reflect ((PSF(x, y)) = PSF (–x, –y), dan(x, y)) = PSF (–x, – y), dan ( ⅛.FSF ) reflect (PSF) menyatakan citra koreksi. Dengan menggunakan metodologi penelitian ini, diharapkan dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan tentang penggunaan metode Lucy-Richardson untuk image restoration pada citra digital.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

Sebagai jenis informasi visual, citra (gambar) adalah komponen multimedia yang sangat penting. Gambar yang penuh dengan informasi memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh data teks. Sebuah gambar dapat memberikan lebih banyak informasi daripada seribu kata, menurut sebuah peribahasa, "Sebuah gambar bermakna lebih dari seribu kata." Namun, informasi yang ada di gambar seringkali berbeda dari yang ada di gambar. Dalam situasi seperti ini, gambar mengalami penurunan kualitas, seperti mengandung cacat atau derau, warna yang terlalu kontras, tajam atau kabur, dan sebagainya. Gambar yang rusak harus diubah menjadi gambar baru dengan kualitas yang lebih baik untuk membuatnya lebih mudah dipahami. Ini dilakukan melalui proses yang dikenal sebagai pengolahan gambar.

Perbaikan kualitas gambar digunakan dalam pengolahan gambar untuk meningkatkan cara penglihatan manusia memahami dan memahami gambar. Dikarenakan gambar menjadi sulit diinterpretasikan dan mengandung lebih sedikit informasi, gambar yang memiliki warna yang tidak tajam, kabur (blurring), atau noise (seperti bintik-bintik putih) akan dikurangi.

Apabila gambar yang mengandung suara langsung diproses dan diekstrak, fitur pentingnya dapat mengganggu akurasi. Oleh karena itu, lebih baik jika gambar dibersihkan dari suara sebelum diproses untuk mengekstrak fitur pentingnya.

Teknik Image Enhancement diperlukan untuk mempermudah memperbaiki kualitas gambar. Peningkatan gambar secara keseluruhan berarti meningkatkan atau meningkatkan kualitas gambar dengan algoritma tertentu. Proses image Enhancement terdiri dari sekumpulan teknik yang digunakan untuk meningkatkan tampilan visual sebuah gambar atau untuk mengubah gambar menjadi bentuk yang lebih sesuai untuk analisis mata manusia atau analisis mesin. Aplikasi yang dirancang akan menggunakan algoritma Lucy-Richardson, salah satu algoritma image enhancement yang paling dikenal.

  • 3.1.    Penerapan Metode Lucy-Richardson

Pertama, hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas gambar adalah memasukkan gambar. Saya akan memasukkan gambar grayscale dalam format jpg, dan kami akan mencoba menghitung resolusi gambar 5 x 5. Gambar grayscale yang dimasukkan dapat dilihat di bawah ini.

r221

216

199

179

171

181

180

172

159

156

139

144

142

135

135

120

129

131

124

121

-255

255

255

250

242-

Selanjutnya nilai tersebut akan kita kalikan dengan kernel (PSF)

0.1096 0.1118 0.1096

0.1118 0.1141 0.1118

0.1096 0.1118 0.1096

Kernel diatas merupakan nilai yang didapat dari PSF blur gaussian, dengan menggunakan tools matlab R2103a. Dengan perintah coding PSF=fspecial(‘gaussian’,3,5);.Setelah memperolehnilai blur, langkah berikutnya adalah memperbaiki kembali nilai blur menggunakan algoritma Lucy-Richardson. Dalam algoritma ini, kita hanya menggunakan tiga kali iterasi (perulangan).

π÷1 = ∕π (j^) ^reflect(PSF) =                                            (3)

Nilai fn dikonvolusikan dengan nilai PSF sebagai langkah pertama dalam iterasi pertama operasi algoritma ini. Kemudian, nilai g dibagi dengan hasil konvolusi nilai fn dengan PSF, seperti yang ditunjukkan oleh rumus yang terlihat , Iterasi pertama algoritma ini digambarkan sebagai berikut:

221

216

199

179

171

181

ISO

172

159

156

0.1096 0.1118 0.1096

139

144

142

135

135

. 0.1118 0.1141 0.1118

120

129

131

124

121

0.1096 0.1118 0.1096

255

255

255

250

242

/(1J) = O.IO96.199] + 01118∙ 179] + [0.1096 • 171] + [0.1118 « 172| + |0.1141 159] + [0L1118 • 156] + 0.1D96 • 142+ [0.1118« 135] + |0.1096 * 135| = 1605287 = Ibl

221

216

199

179

171

181

ISO

172

159

156

0.1096

0.1118

0.1096

139

144

142

135

135

U

0.1118

0.1141

0.1118

120

129

131

124

121

0.1096

0.1118

0.1096

255

255

255

250

242

/(2.1) = [0.1096. 181] + (0.1 IlB - 18 0] + [0.1096 - 172] + [O.111B ∙ 13 9 + [0L1141 « 144 + 0.1118 * M2| + 0.1D96 • 120+ O.Π1B* 129] + [0L1096< 131| = 1485908= 148

221

216

199

179

171

181

ISO

172

159

156

0.1096 0.1118 0.1096

139

144

142

135

135

• 0.1118 0.1141 0.1118

120

129

131

124

121

0.1096 0.1118 0.1096

1-255

255

255

250

242

/(Z2) = [0.1096 > 180+[01118> 172] + [0.1096 • 159] + [0.1118 « 144| + |0.1141 * 142| + |0.1118 • 135]

+ 0.1096> 129+ 0.111B' 131 +10.1096 . 124| = 146.153 = 146

221

216

199

179

171

181

180

172

159

156

0.1096 0.1118 0.1096

139

144

142

135

135

* 0.1118 0.1141 0.1118

120

129

131

124

121

0.1096 0.1118 0.1096

255

255

255

250

242

/(23) = [0.1096. 1721+|0.1118> 159]+[0.1096* 156]+ [0.1118* 142] +[0L1141 * 135] +[OLl 118 • 135)

+ [0.1096* 131+ 0.111B. 124 +10.1096. 121) = 1415795 = 141

221

216

199

179

171

181

ISO

172

159

156

0.1096 0.1118 0.1096

139

144

142

135

135

• 0.1118 0.1141 0.1118

120

129

131

124

121

0.1096 0.1118 0.1096.

255

255

255

250

242

r-" = A {;

l-pjJ-,c^m

=

f221

216

199

179

L 71

181

IBO

172

L59

L 56

0.1096

IJlllB

D 1096

139

144

142

L35

L35

Oiim

0.1141

D I I Kl

120

129

131

L24

L2.L

0.1096

o.iiin

0 1096

-255

255

255

250

242

/(Ll) = Q.1D96∙221 +[0.1118* 216+O.1D96> 199] + [0.1118 * 181 + 0.1141 • 180] + [OLlllB * I72| + 0.1D96 • 139+ 0.111B* 144] + [0L1096∙ 142 = 177.0B1 = 177

'221

216

199

179

L 71

IBl

IBO

172

159

L 56

'O. 1096 O.llin 0 1096

139

144

142

135

L35

I O.llin 0.1141 DLJJiI

120

129

131

124

121

.0.1096 O.llin 0 1096

⅛55

255

255

250

242

f(12) =[0.1096*216]+ [0.1118« 199] + [0.1096« 179 + 0.1118 * 1BO +                  [0.1141 *

  • 172]    +0.il 18- 159 + 0.1096> 144] + [0.1118* 142] + [0.1096 • 135]= 169.5196 =169

/(3.i) = |0JD96> 139]+ [ftlllβ" 144] HQlLIHf' 1*2] + ∏ 11 Lfi ESQ]+[0.11*1 LM] + 0 IJ IB * I3L ÷ Π.JD⅛6- 2 5Ξ + II IlLI?' 2 5Ξ + DL1096 2 55l = I71.OB25 = 17

221

IBI

216 IfiD

159

172

179

159

L7L 1156

IQlUHf

OJliS

D 1096

Ififi

144

142

135

IlSS

> Q.ιιιn

QJ 1*1

Dlll-I

120

129

LIl

124

121

QHN6

OJllS

D 1096

⅛55

255

255

2 50

242

/(3.2) = 0JD9⅛ - J44 + ft.]mh 1*2] -O.1DM- L35 - ∏ I IJG - 129] + [ILl L *1 13 L + [ILlLlB LMj HQllfififi* 25Ξ + Ir: IJLI?'- 25Ξ + DL109b- 250]= 173^435 = 173

221

ISll

216

JlfiQ

199

172

179

159

171

156

IQllOH

OJllS

O 1096

139

L44

L42

139

JlS

i OlILlfi

OJ141

D I I Kl

120

129

LJl

124

131

IjOJDM

OJllS

D 1096

⅛55

255

255

2 50

2 12

/(3J) = 0JD9⅛ - J42] + Q.]l∏b IfitfHQHJHf- L35 - ∏ I I IB∏ 131J-DL1J4I 12*]+[0.1113' L21 Mθ.lD9fi- 25Ξ + [Qltllfi- 25O - ∣∣) 1096 ^ 2l2 = 170r19M = 170

Pengkonvolusiannya sama dengan yang disebutkan di atas, jadi dari pengkonvolusi ini dapat diperoleh nilai hasil berikut:

221

216

199

179

171I

IBl

177

L 1:9

IGI

156

IW

1*0

146

14 L

135

120

174

173

170

I2L

255

255

255

25 ∏

242-

Nilai g dibagi dengan nilai hasil konvolusi sebelumnya       , di langkah berikutnya.

Prosedurnya adalah sebagai berikut:

r221

216

199

179

171-1

181

180

172

159

156

139

144

142

135

135

120

129

131

124

121

1-255

255

255

250

242-1

r221

216

199

179

1711

181

177

169

161

156

139

148

146

141

135

120

174

173

170

121

-255

255

255

250

242-

Dari pembagian diatas maka didapat nilai hasil sebagai berikut:

Illll Illll Illll Illll Illll

Setelah itu, hasil output pertama kali dikalikan dengan nilai fn. Nilai yang dihasilkan dari perkalian

r221

216

199

179

171I

■i

1

L

1

1

181

180

172

159

156

1

1

1

1

1

139

144

142

135

135

X

1

1

1

L

1

120

129

131

124

121

1

1

1

1

1

⅛5

255

255

250

242-

■1

1

1

1

1

di atas adalah sebagai berikut:

r221

216

199

179

171I

181

180

172

159

156

139

144

142

135

135

120

129

131

124

121

255

255

255

250

242j

Setelah menghitung nilai output, langkah selanjutnya adalah mengubah nilai hasil tersebut dengan nilai reflect(PSF), yang dilakukan dengan cara berikut:

221

181

216

180

199

172

179

159

171

156

10.1096

0.1118

0.1096

139

144

142

135

135

* 0.1118

0.1141

0.1118

120

129

131

124

121

10.1096

0.1118

0.1096

255

255

255

250

242J

/(1.1) = [0.1096» 221]+ [0.1110>216] + [0.1096» 1991 + [01118* 181] + [0.1141 « 180] + [0.1 IlH » 172] + [0.1096 « 139] + [0.1118 « 144] + [0.1096 * 142] = 177.0H1 = 177

221 IHl

216

180

199

172

179

159

171

156

10.1096

0.1118

0.1096

139

144

142

135

135

> 0.1118

0.1141

0.1118

120

129

131

124

121

10.1096

0.1118

0.1096

255

255

255

250

242J

/(12) = [0.1096*216]+ [0.1118* 199] + [0.1096 » 179[ + [0.1118 » 180]+ [0.1141 * 172] + [0.1 IlH * 159] + [0.1096 * 144] + [0.1118 * 142] + [0.1096 * 135] = 169.5196 = 169

221

IHl

216

180

199

172

179

159

171

156

[0.1096

0.1118

0.1096

139

144

142

135

135

> 0.1118

0.1141

0.1118

120

129

131

124

121

03096

0.1118

0.1096

255

255

255

250

242-

/(13) = [0.1096* 199]+ [0.1118* 179] + [0.1096* 171) + [0.1118* 172] + [0.1141 * 159] + [0.1 IlH * 156] + [0.1096 * 142] + [0.1118 « 135] + [0.1096 » 135] = 160.8287 = 161

221

181

216

180

199

172

179

159

171

156

[0.1096

0.11 IH

0.1096

139

144

142

135

135

> 0.1118

0.1141

0.1118

120

129

131

124

121

10.1096

0.11 IH

0.1096

255

255

255

250

242

/(2.1) = [0.1096* 1H1] + [0.1118* 180] + [0.1096 * 172] + [0.1118 * 139]+ [0.1141 * 144] + [0.111H • 142] + [0.1096 * 120] + [0.1118 » 129] + [0.1096 * 131] = 148.5908 = 148

221 IHl

216

180

199

172

179

159

171

156

[0.1096

0.1118

0.1096

139

144

142

135

135

> 0.1118

0.1141

0.1118

120

129

131

124

121

lθ,!O96

0.11 IH

0.1096

255

25 5

255

250

242

/(22) = [0.1096* 180] + [0.1118* 172] + [0.1096 * 159] + [0.1118 * 144] + [0.1141 * 142] + [0.111H * 135] + [0.1096 * 129] + [0.1118 « 131] + [0.1096 * 124] = 146.153 = 146

221 IHl

216

180

199 172

179

159

171

156

[0.1096

0.11 IH

0.1096

139

144

142

135

135

> IoillH

0.1141

0.1118

120

129

131

124

121

10-1096

0.111H

0.1096

255

255

255

250

242-

/(23) = [0.1096 * 172] + [0.1118 * 159] + [0.1096 * 156] + [0.1118 * 142] + [0.1141 * 135] + [0.111H * 135] + [0.1096 » 131] + [0.1118 » 124] + [0.1096 » 121] = 141.5795 = 141

221

181

216

180

199

172

179

159

171

156

[0.1096

0.11 IH

0.1096

139

144

142

135

135

* 0.1118

0.1141

0.1118

120

129

131

124

121

∣0l1096

0.11 IH

0.1096

255

255

255

250

242j

/(3.1) = (0.1096* 139] + [0.1118* 144] + [0.1096 • 142] + [0.1118 • 120]+ [0.1141 « 129] + [0.1 IlH - 131] + [0.1096 * 255] + [0.1118 » 255] + [0.1096 * 255] = 174,0825 = 174

221 IHl

216

180

199

172

179

159

171

156

[0.1096

0.11 IH

0.1096

139

144

142

135

135

* 0.1118

0.1141

0.1118

120

129

131

124

121

∣0l1096

O-IllH

0.1096

255

255

255

250

242

/(3^) = [OJD⅜∙ 144] + [0.1118* 142] + 10.1096 * 135] + [0.1118 » 129] + [0.1141 * 131]+ [0.1118 ∙ 124] + [0.1096 » 255] + [0.1118 ∙ 255) + [Ol1O96 * 250] = 1735435 = 173

221

216

199

179

171

IHl

180

172

159

156

10.1096

0.1118

0.1096

139

144

142

135

135

« 0.1118

0.1141

0.1118

120

129

131

124

121

10.1096

0.1118

0.1096

255

255

255

250

242

/(33) = [0.1096» 142] + [0.1118» 135] + [0.1D96 » 135] + [0.1118 » 131] + [0.1141 « 124] + [O.IllH » 121] + [0.1096 » 255] + [0.1118 » 250] + [0.1096 * 242] = 170,1954 = 170

Nilai output /1 yang dihasilkan dari perhitungan konvolusi nilai fn dengan nilai pencerminan (PSF) adalah sebagai berikut:

221  216  199  179171

181  177  169  161

139  148  146  141

120  174  173  170

255  255  255  250242-

Iterasi kedua:


(4)

Langkah iterasi kedua dan pertama sama saja, kecuali nilai f1 diambil dari nilai hasil langkah iterasi sebelumnya.

221

181

216

177

199

169

179

161

171

156

10.1096

0.1118

0.1096

139

148

146

141

135

• 0.1118

0.1141

0.1118

120

174

173

170

121

10.1096

0.1118

0.1096

255

255

255

250

242

Hasil dari konvolusi di atas adalah sebagai berikut:

221

216

199

179

171

221

216

199

179

171

181

177,2889

170,6087

161,8307

156

181

177

170

162

156

139

158,4644

161,9516

152,3521

135

=

139

159

162

153

135

120

184,7982

184,5745

181,2488

121

120

185

185

182

121

255

255

255

250

242-

255

255

255

250

242

Nilai g dibagi dengan nilai hasil output konvolusi sebelumnya dalam langkah berikutnya. Prosedurnya adalah sebagai berikut:

221

216

199

179

171

ISl

180

172

159

156

139

144

142

135

135

120

129

131

124

121

hss

255

255

250

242-

221

216

199

179

171

ISl

177

170

162

156

139

159

162

153

135

120

185

185

182

121

l255

255

255

250

242j

Dari pembagian diatas maka didapat nilai hasil sebagai berikut:

Illll

Illll

Illll

Illll

Illll

Setelah itu, hasil output pertama kali dikalikan dengan nilai /1.

r221

216

199

179

171I

■i

1

L

1

1

181

180

172

159

156

1

1

1

1

1

139

144

142

135

135

X

1

1

1

1

1

120

129

131

124

121

1

1

1

1

1

⅛5

255

255

250

242^

■1

1

1

1

1

Nilai yang dihasilkan dari perkalian di atas adalah sebagai berikut:

221  216  199  179171

181  180  172  159156

139  144  142  135135

120  129  131  124121

255  255  255 250242

Setelah menghitung nilai output, langkah selanjutnya adalah mengubah nilai hasil tersebut dengan nilai reflect(PSF), yang dilakukan dengan cara berikut:

Nilai output f2 dihasilkan dari perhitungan konvolusi nilai f1 dengan nilai pencerminan (PSF)

221

216

199

179

171

181

177

169

161

156

0.1096 0.1118 0.109 6

139

L 4 R

146

141

135

4 DLlllS 0.1141 0.1 UR

120

174

173

170

121

0.1096 0.1118 0.1096

■255

255

255

250

242

sebagai berikut:


221

216

199

179

171

221

216

199

179

171

181

177,2889

17D,60H7

161,8307

156

181

177

170

162

156

139

158,4644

161,9516

152,3521

135

=

139

159

162

153

135

120

181,7982

190,0527

181,2488

121

120

182

191

182

121

255

255

255

250

242-

255

255

255

250

242

Iterasi ketiga:

Langkah iterasi ketiga identik dengan langkah pertama dan kedua. untuk alasan bahwa algoritma Lucy-Richardson adalah algoritma perulangan. Oleh karena itu, kita hanya dapat mengulangi algoritma ini sebanyak yang kita inginkan. Namun, saya hanya akan mencoba tiga kali di sini.


(5)


Jurnal Nasional Teknologi Informasi dan Aplikasinya

r221

216

199

179

171I

181

177

170

162

156

0.1096

0.1118

0.1096

139

159

162

153

135

*

0.1118

0.1141

0.1118

120

182

191

182

121

0.1096

0.1118

0.1096

-255

255

255

250

242^

Hasil dari konvolusi di atas adalah sebagai berikut:

221

216

199

179

171

221

216

199

179

171"

181

180,3841

175,1442

165,1518

156

181

180

175

166

156

139

164,4851

170,7744

159,0459

135

=

139

165

171

160

135

120

190,7068

198,6521

187,7256

121

120

191

199

188

121

-255

255

255

250

242

255

255

255

250

242-

Nilai g dibagi dengan nilai hasil output konvolusi sebelumnya dalam langkah berikutnya, yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

221

216

199

179

171

181

180

172

159

156

139

144

142

135

135

120

129

131

124

121

-255

255

255

250

242

221

216

199

179

171

181

180

175

166

156

139

165

171

160

135

120

191

199

188

121

255

255

255

250

242

Dari pembagian diatas maka didapat nilai hasil sebagai berikut:

Illl 1 Illll Illll

Illll Illl 1

Setelah itu, hasil output pertama kali dikalikan dengan nilai f2.

Nilai yang dihasilkan dari perkalian di atas adalah sebagai berikut:

r221

216 199

179

171I

rl 1

1

1

1

181

180 172

159

156

1 1

1

1

1

139

144 142

135

135

xll

1

1

l

120

129 131

124

121

1 1

1

1

1

⅛5

255 255

250

242^

h i

1

1

1

r221

216

199

179 171-

181

180

172

159 156

139

144

142

135 135

120

129

131

124 121

-255

255

255

250 242j

Setelah menghitung nilai output, langkah selanjutnya adalah mengubah nilai hasil tersebut dengan nilai reflect(PSF), yang dilakukan dengan cara berikut:

221

216

199

179

171'

181

180

175

166

156

0.1096

0.1118

0.1096

139

165

171

160

135

*

0.1118

0.1141

0.1118

120

191

199

188

121

.0.1096

0.1118

0.1096.

-255

255

255

250

242-

Nilai output f3 dihasilkan dari perhitungan konvolusi nilai f2 dengan nilai pencerminan (PSF) sebagai berikut:

•221

181

216

182,9426

199

178,9283

179

167,9362

171'

156

'221

181

216

182

199

178

179

168

171’

156

= 139

168,9423

177,1193

162,7228

135

=

139

169

178

163

135

120

194,2853

203,6729

191,0736

121

120

195

204

192

121

255

255

255

250

242^

255

255

255

250

242-

221

216

199

179

171

181

182

178

168

156

139

169

178

163

135

120

195

204

192

121

255

255

255

250

242

  • 4.     Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan dan analisis bab-bab sebelumnya. Kesimpulannya adalah bahwa proses perbaikan kualitas gambar dapat bekerja dengan baik untuk mengurangi noise gaussian blur. Restoration Image bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kerusakan gambar. Tujuannya hampir sama dengan operasi perbaikan gambar, tetapi penyebab kerusakan gambar sudah diketahui. Untuk merestorasi image, Metode Lucy-Richardson salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan image restoration pada citra digital. Metode ini didasarkan pada konsep dekonvolusi, yaitu proses untuk memperbaiki citra yang terkena blur atau noise dengan menghilangkan efek blur atau noise tersebut. Metode Lucy-Richardson dapat digunakan untuk membuat aplikasi perbaikan kualitas gambar.

Daftar Pustaka

  • [1]    P. Danoedoro, Pengantar Penginderaan Jauh Digital, 1st Ed. Yogyakarta: Andi, 2012.

  • [2]    R. Munir, “Restorasi Citra Kabur Dengan Algoritma,” Semin. Nas. Apl. Teknol. Inf., Vol. 2006, No. Snati, 2006

  • [3]    Dwisa Elma Yuni. (2019) “Aplikasi Pengenalan Tajwid Menggunakan Pengelolahan Citra Digital Berbasis Multimedia,” Skripsi Sarjana,Universitas Islam Riau, 2019.

  • [4]    Kasman Rukun, Asrul Huda, Dan Yeka Hendriyani. “Rancang Bangun Cd Interaktif Pembelajaran Pengolahan Citra Digital Berbasis Multimedia Dengan Model Classic Tutorial,” In Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (Janapati), 2016, Vol. 2016-Juli

366